Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Joni Kroco™ | Chapter III: Parabellum

Dalam remake kali ini, Joni tetap cowok apa dikasih plot terjebak dalam tubuh cewek?

  • A. JONI TETAP COWOK, (biar macho, cyin)

    Votes: 191 84,1%
  • B. JONI TERJEBAK DALAM TUBUH CEWEK , (macam film Kimi no Nawa)

    Votes: 36 15,9%

  • Total voters
    227
22. Joni Kroco
Mirage of Deceit


Gw kira Prana Kegelapan yang jadi alasan, bayang-bayang dari Nurani, Prana Kegelapan bisa mengamplifikasi sisi gelap manusia, dalam kasus Tara, dendam.

“Kalau bukan dia siapa lagi? Oom Sahal sayang banget sama Tante Liliana, dan cuma orang ini yang bisa keluar masuk ruang kerjanya Eyang Bi Hun!” geram Tara dengan cakar menggenggam urat nadi Mama Liliana.

Di ujung ajal. Mama Liliana menjawab tenang. Tak menyisakan rasa gentar sedikitpun.

“Sahal adalah pembunuh. Dia hanya menuai apa yang ditanamnya. Sahal sudah tahu itu sejak awal, dan saya yakin dia pun tak akan menyesali apa yang terjadi pada dirinya. Seorang yang berjalan di jalan Pedang akan mati di ujung pedang pula”

“Ah. Now you said it,” hardik Tara. Bersiap mematahkan leher Mama Liliana dengan cakar-cakarnya.

“Saya memang bukan orang suci. Saya pun sudah menghilangkan begitu banyak nyawa. Tapi bukan saya yang membunuh Sahal. Apa yang terjadi pada Sahal. Apa yang terjadi pada saya hanyalah büȧh dari Karma belaka. Apa yang harus dirisaukan jika semua yang terjadi semata-mata adalah eksekusi kontrak yang sudah kita tandatangani sebelumnya? Jika ini adalah Karma saya, so be it. Bunuh saya, kalau itu membuatmu merasa lebih baik,” Mama Liliana tersenyum, menantang tatapan Tara tanpa rasa takut.

Gemetar, tangan Tara yang mencengkeram leher Mama Liliana bisa saja mengakhiri dendam kesumatnya dalam satu gerakan cepat. Tapi menghadapi sepasang mata Mama Liliana yang menyongsong kematian tanpa penyesalan, Tara tahu dia adalah pihak yang kalah jika membiarkan musuh bebuyutannya mati semudah itu

“Apalagi yang kamu tunggu? Saya yang membunuh Julian dan keluarganya. Saya juga yang memerintahkan Assasin membunuhmu waktu itu.”

Tara membeliak geram. Cengkraman cakarnya semakin kuat mencekik.

“Tapi jangan lupa. Julian yang mengundang Jafar masuk ke dalam keluarga Dasaatmadja. Julian yang memiliki ide menikahkan saya dengan Jafar padahal saya sudah bersama Sahal…. Julian yang menghancurkan keluarga saya…. Julian yang merenggut anak kesayangan saya!!!” Mama Liliana yang tadinya tanpa ekspresi mulai menunjukkan air muka.

Gemetar, Mama Liliana termegap di antara napasnya yang tinggal sepenggal.

“Julian yang lebih dulu membunuh semua saudara-saudaranya… Saya hanya membunuh… untuk melindungi… putera kesayangan saya….”

“DIEM! NGGAK ADA GUNANYA MENCARI SIMPATI GUA!!!”

“Kak Tara, Cukuuuuuuph Kak!!! Hati kakak dikuasai Jin Ifrit!!!!”

─gw serius! Prana Dimensi Kegelapan membuat Tara buta hati buta jiwa, persis seperti mata hati tukang report cerita yang sudah tertutupi oleh rasa dengki.

“Istighfar! Nyebut kak! Eling!” jerit gw panik soalnya Tara udah kalap gitu mau matahin leher Mamanya Sheila!

─Terdengar suara tulang patah.

Disusul darah yang menyembur waktu kepala Mama Liliana dicopot dari badan.

“CROTT!!!!”

“Kyaaaaaaaaah!!!!” gw ngejerit imut.

Mampoooos sodara-sodara!!!! Mamanya Sheila kepalanya buntung!!!

Sekte Jade Lotus adalah satu-satunya aliansi kami di tempat ini!!! Membunuh Mamanya Sheila cuma akan menjadikan Sekte Jade Lotus sebagai musuh!!!”

Sama seperti suami yang habis menang Carok dan berhasil menghabisi nyawa mas-mas warung yang ngeue sama istrinya. Tara terduduk lemas.. Adrenalinnya yang menyurut membuat otot-otot tubuhnya kehilangan tenaga. Kepala Mama Liliana menggelinding di lantai dengan mata melotot dan mulut yang mengeluarkan darah. Dendam Tara tuntas bersama dengan perubahan wujudnya yang lenyap ketika Prana Kegelapannya habis terpakai. Akal sehat kembali menjangkiti pikiran Tara. Gemetar, tangannya berlumuran darah korbannya, seperti juga wajah dan tubuhnya yang tėlȧnjȧng bulat, menyadari bahwa dirinya telah melakukan blunder.

“Hayo lu… hayo lu… emak orang lu matiin… hayo lho…. kena pasal 340 KUHP, lu… masuk buser, lu..”

“INI EMAK LU JUGA, KONTOL!!!”

─gw lupa.

Tydaaaaaa….

|XII|

Suara tepuk tangan sinis terdengar dari arah pintu. Diikuti suara langkah kaki yang terasa mengintimidasi.

“Kami membukakan pintu rumah kami. Dan ini balasan yang kalian berikan?” suara Sheila terdengar bermusuhan.

Ratusan pendekar Sekte Jade Lotus mengepung Tara dengan senjata terhunus. Sementara Beatrix dan P’ilo sudah tertawan, membeliak kosong, terperangkap dalam jurus ilusi Sheila.

“Jangan kira gua nggak berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan, Kak,” Sheila mengatupkan tangan.

Seketika itu realitas di sekeliling Tara runtuh. Termasuk mayat Mama Liliana yang ternyata hanyalah ilusi belaka, dan Mama Liliana sendiri ternyata sudah berdiri di belakang Macan yang datang bersama Sheila.

─Tyda mungkin!!!! Ini adalah genjutsu!!!! (jurus ilusi)

“Tiga tahun kita tidak bertemu, jangan kira gua masih Sheila yang sama. Selama elu membusuk di Penjara, gua sudah mempelajari semua jurus ilusi Eyang Bi Hun.”

“DIEM!!! CUMA SATU MURID TERBAIKNYA GRAND ILLUSIONIST!!!” Tubuh Tara kembali diselimuti Prana Kegelapan. “GUA!!!!”

Not anymore, Sis,” Sheila tersenyum dingin. “You’re second best.”

Bėrȧng. Tara menerjang dalam wujud demon dan menyarangkan cakarnya yang diliputi elemen petir dan menembus dȧdȧ Sheila dalam satu kejapan mata.

Semburan darah segar.

Sheila bahkan tak mencoba menghindar.

“Elu kira kenapa gua yang dipilih menjadi Red Queen yang baru? Kenapa bukan elu? Kenapa bukan Joni?” Sheila tersenyum meski dȧdȧnya berlübȧng.

Tangan Sheila balik mencengkeram leher Tara.

Because I-AM-SIMPLY-STRONGEST….”

|XII|

Ilushyi di atas ilushyi… bagaikan cewek yang empat tahun dipacari lalu ditikung teman sendiri, Realitas di sekeliling Tara memudar menjadi serpihan-serpihan debu… Dan lagi-lagi Tara kena tipu barang palsu….

Hanya tubuh tėlȧnjȧng Tara yang berlutut lemas dengan mata yang menatap kosong.

─Sejak awal kesadarannya sudah terjebak dalam genjutsu terkuat.

|XII|


Sheila
The Grand Illusionist
Tokoh utama dalam episode ini
(gw cuma jadi narator, bangsad)


__________________________________________

Komtol. Gini neh gara-gara gampang kemakan hoaks. Cuma gara-gara Tara yang emosian habis lihat berita di fb dan langsung bikin konpers, gw dan anggota tim gw yang lain jadi korban! Tara langsung dibekuk oleh para pendekar Sekte Jade Lotus, sebagaimana badan gw yang masih kena genjutsu.

P’ilo dan Beatrix tak bernasib lebih baik, berhasil memojokkan Pendeta Hitam Mi To dan Dukun Vampir Xiaomi, dua harim gw itu akhirnya ikut takluk oleh jurus Sheila yang membelenggu kesadaran.

Berempat, kami diarak ke tengah lapangan oleh warga. “BAKAR!!!!” jerit seorang provokator.

“COLIIN PAKE REMASON!”

“Lihatlah sendiri, Kisanak. Setelah membunuh Jade Empress, mereka mencoba membunuh Red Queen terdahulu! Mereka bahkan melukai pendekar Sekte Jade Lotus!!!” Dewi Pedang Mi Fang membeliak garang.

You juga terlibat, Jon?” dengus Koh Patkay kecewa.

“Enggak, Koh! Kami dijebak!”

“Kawan-kawan. Ini pasti kesalahpahaman!” Macan mencoba menengahi.

“Jangan bilang you juga ikut bersekongkol, Macan?”

“Kau buta?! Ini semua jebakan! Ada aktor intelektual yang ingin memecah belah kita!!!”

“─DIAM!” hardik Sheila yang muncul bersama Lord Baphomet.

Menyeruak kerumunan, El Comandante terlihat mengintimidasi pendekar-pendekar Jade Lotus yang sudah bernafsu menghabisi gw.

“Bah, apalagi yang elu buat, Jon?” Lord Baphomet tersenyum lebar. “Lain kali, kalau ingin melakukan kudeta, setidaknya lakukanlah dengan rapi.”

Mata Sheila melirik dingin.

Lord Baphomet mengekeh pelan, “Whoa... whoa... gua cuma bercanda. You always know my loyality, Miss.” Si Brewok tersenyum dan melangkah ke samping Sheila.

“GUA NGGAK SETUJU INI!” hardik Macan. otot-otot wajahnya mengeras. Gw dan harim-harim gw yang tertangkap basah hendak melakukan asasinasi terhadap Ratu Merah terdahulu tak menyisakan banyak pilihan.

Macan menghunus golok raksasanya. Aura Harimau Hitam yang membayang di belakang Sang Pendekar Harimau Pantura, membuat para Pendekar Sekte Jade Lotus membuka jalan.

“Macan! Dinginkan kepalamu!” hardik Koh Patkay. “Jangan membuat ini bertambah buruk!!!!”

“MINGGIR! GUA MAU NGOPI SAMA PAK UTUT!!!”

“Biarkan dia!” titah Sheila. “Masukkan para pengkhianat ke dalam Dungeon!”

|XII|

Sepeninggal Macan, gw dan harim-harim gw ditelanjangi beramai-ramai hingga telanjang bulat dan diikat di palang kayu berbentuk X.

Gw langsung berontak. “LEPASIN GUA!!! LEPASIN GUA!!! GUA DIKRIMINALISASI!!!! GUA DIKRIMINALISASI!!!!! INI ADALAH KRIMINALISASI TERHADAP ORANG-ORANG YANG VOKAL TERHADAP PEMERINTAH!!!!! INI ADALAH KONSPIRASI REZIM!!! HIDUP AKAL SEHAT!!!!!”

Tapi Sheila nggak peduli. Nggak pakai proses pra-pengadilan apalagi pakai aksi demo bela Joni Kroco di tanggal-tanggal cantik. Kami berempat dijebloskan dalam penjara.

Tanpa sempat kabur ke luar negeri.

|XII|

Sorry. Harus berakhir seperti ini,” Sheila berkata berwibawa di atas singgasananya.

Kami berempat dirantai dalam keadaan tėlȧnjȧng bulat, berlutut di tingkat terbawah tangga dari batu giok di bawah singgasana Sheila. Tikus dan Elin udah duluan.

Di sekeliling kami adalah balairung gigantis dengan tiang-tiang tinggi yang terbuat dari batu giok berwarna hijau membentuk arsitektur dengan atap-atap melengkung. Sementara di sekeliling kami terdapat ratusan siluman, manusia berkepala binatang bertubuh humanoid yang tėlȧnjȧng bulat dan menggilir para korban dalam sebuah pesta ȯrgy beda spesies. Ratusan manusia, laki-laki dan perempuan, tak menyadari dirinya telah menjadi korban jurus ilusi Warisan Eyang cuma bisa mendėsȧh-dėsȧh menïkmȧti dicabuli oleh beragam siluman, termasuk Tikus dan Elin yang sudah lebih dulu dikuriung di tempat ini.

Bertahta di singgasana, Sheila yang hanya mengenakan lingerie tipis yang menerawangkan bagian ïntïm tubuhnya, menatap püȧs ke arah kami yang dirantai tėlȧnjȧng bulat bak hewan peliharaan.

“PENGECUT!!!!” jerit Tara emosi. “KALAU BERANI JANGAN PAKAI JURUS ILUSI!!!! BY ONE SINI! GUA JABANIN!!!”

Sheila tersenyum keji. “It can’t be helped. Elu yang mulai pertama dengan menyėrȧng Mama gua....”

“BANGSAT LU, SHEL! LEPASIN GUA!!! LEPASIN GUAAAAAAH!!!!!”

“Fufufu... scream as you like, Sis. Tak akan ada yang bisa mendengarkan kalian di alam Tiryag.”

Tangan Sheila mengibas angkuh, memerintahkan siluman-siluman memindahkan tubuh Tara, Beatrix, dan P’ilo ke atas altar untuk digilir.

Tikus dan Elin sudah lebih dulu digilir oleh para Siluman. Dua sejoli itu sudah larut sepenuhnya oleh jurus Ilusi Sheila. Menungging, sepasang kekasih itu saling berciuman, jemari mereka saling menjalin, sementara di belakang mereka, Siluman Kuda Nil dan Siluman Onta Mesir menyodokkan batang kejantanan mereka dalam posisi doggy ke tubuh Tikus dan Elin.

Beatrix dan P’ilo tak bernasib lebih baik, rendah di status Mental, dengan mudah dua orang petarung terkuat itu masuk dalam jurus ilusi Sheila, tubuh telanjang keduanya dipermainkan oleh sekawanan Centaur bagaikan sebuah boneka.

Tara mencoba memberontak, ditelentangkan di atas altar keempat tungkainya dipegangi beramai-ramai oleh Siluman Domba Garut. Sementara para siluman-siluman lesbian berebutan menggerayangi tubuh remaja penyihir itu. Tara masih bisa mengeluarkan umpatan-umpatan, tapi ketika lidah Siluman Ular Putih membelah bagian intimnya yang tak berbulu, juga sepasang Siluman Rase menyusu pada susunya yang mungil, kata-kata makian yang berlompatan dari bibirnya perlahan berganti dengan desahan gelisah.

“Bangsat lu, Shel.... bangsat, lu....,” Tara termegap-megap menahan nikmat ketika ketika sebelah jari Sheila menjajah masuk ke dalam kewanitaannya yang membanjir.

Sheila tersenyum lucu, dan membelai wajah Tara yang bersemu dan terangsang hebat. “Elu, tahu Kak? Dari dulu gua pengen sekali melakukan ini sama elu, humiliate this shit out of you..... Your pride... your ambition... semua nggak akan ada artinya di bawah kekuatan Ilusi gua yang absolut.”

Sheila membisik di telinga Tara, mengusapkan jarinya yang diliputi lendir bening kedalam bibir Tara yang terbuka, sebelum ikut memilin puting mungil sepupunya. Di altar seberang P’ilo dan Beatrix udah muncrat-muncrat digilir belasan siluman.

“Gua nggak punya banyak pilihan, kalian berempat terlalu kuat. Gua terpaksa mengurung kesadaran kalian di tempat ini. Tenang. Gua kagak sejahat itu membiarkan kalian dïgïlïr siluman teletabis. Sementara gua menyelesaikan negosiasi dengan utusan Papa. Enjoy our hospitallity.”

And what’s next? Menyerahkan gua dan Tara pada The Patriot, seperti kesepakatan lu dengan Sanca?”

Gw berontak karena coba dicabuli oleh Siluman Laba-laba bertangan 8.

“Shel, dengerin gua! Elu boleh menyingkirkan kami berdua!!! Tapi elu salah kalau mengira bisa mempercayai Sanca! Elu biarin dia masuk, seluruh penghuni benteng ini bakal dibantai!"

I know,” Sheila berkata pelan sembari ikut mengangkangi tubuh gw.

Gw merasakan bagian intim Sheila yang lembut dan hangat bergerak memijat batangan gw yang mengeras, halus, basah, dan menggerus tepat pada urat-uratnya. Buah dadanya yang montok menggantung indah di balik lingeri sutera tipis yang membayang, menampakan sepasang tajuknya yang merah muda ketika Sheila berbisik di telinga gw.

“A-apa yang elu mau lagi sekarang? Kesucian gueh? Hiks-hiks-hiks....”

“Tenang, my dear brother, gua cuma mau menawarkan sesuatu buat elu,” desah Sheila, sembari mengarahkan milik gw memasuki tubuhnya.

“A-apa?”

Sheila mendesah pelan, memasukkan jarinya ke dalam rongga mulut gw.

An offer you can’t refuse.

|XII|


Dungeon Shangri-La
Tempat Penyiksaan devotee yang berdosa


_________________________________

Dungeon itu terlihat basah dan lembab, dan gw nggak tahu kenapa gw bisa mempersepsikan situasi di dunia material, sementara ‘gw’ dibelenggu di dalam alam Tiryag.

Tubuh gw, Tara, Beatrix, dan P’ilo terikat telanjang pada sebuah palang kayu, berkeringat, dan mengejang orgasme berkali-kali sehingga menyemprotkan cairan kenikmatan yang melelehi paha dan betis kami. Di ujung satunya, Tikus dan Elin yang bernasib lebih buruk terbujur koma dalam tabung kaca berisi cairan kental amnion sintetis, selang-selang penyokong kehidupan tertancap di tenggorokan bersama selang pembuangan yang terpasang di lubang dubur.

Sheila tersenyum penuh kemenangan, merapal manteral sihir Tiryag yang berwarna hijau jade di tengah ruangan yang berbentuk sirkular. Di belakangnya Animus Psikis Manusya, melayang dalam pendaran cahaya merah darah yang menghiasi tubuh Sheila yang kini hanya tertutup jubah sutera tipis yang menerawangkan lekuk tubuhnya.

“Sampai kapan elu bakal sembunyi di situ, Macan? Predikat sebagai assasin paling mematikan di dunia bukan hanya bualan, gua bahkan tidak tahu kalau elu ada di sana, kalau bukan karena Animus gua.”

Sepasang mata menyala dari balik kegelapan.

Dua puluh tahun lalu, Liliana membunuh saudara-saudaranya untuk naik ke atas tahta, lalu Tara melakukan hal yang sama untuk membalaskan dendam ayahnya. Endless circle of hatred. Duapuluh tahun yang lalu gua menyelamatkan seorang bayi tak berdosa agar tidak menjadi korban kekejian orang-orang yang diperbudak nafsu. Menurut anda, saya akan berdiam diri membiarkan Joni dikorbankan?!

Sheila mengangkat muka dan mendapati wajah Macan yang menatap kejam ke arahnya

You saw this coming, Miss? Anda tahu apa yang bakal dilakukan Tara waktu tahu pembunuh Eyang Bi Hun adalah ‘seorang yang sangat dekat’!”

“Untuk apa saya melakukan itu, Macan?”

Terdengar tawa sinis. “Anda yang paling diuntungkan dengan ditangkapnya Tara dan Joni.”

Langkah Sheila terhenti.

“Tara adalah duri dalam daging yang dahulu pernah mengkhianati keluarga Dasaatmadja, dan Joni adalah penghalang terakhir menuju tahta Ratu Merah. Tapi anda tidak bisa terang-terangan mengkhianati mereka berdua, ada citra yang harus anda jaga sebagai pemimpin yang welas asih. Ini kah yang anda inginkan, Nona? Mengikuti jejak berdarah ibu anda?!!”

Mata Sheila melirik dingin. “Kalaupun itu benar, apa yang akan kau lakukan? Menerobos kepungan demi menyelamatkan Joni? Membunuh saya di tempat ini? Jika memang itu yang ada di pikiranmu, lakukan apa yang kau anggap benar, tapi ingat ini: Perang tidak bisa dimenangkan dengan rasa sentimentil!”

Macan tersenyum sinis. “Kenapa masih bertanya? Anda tahu apa yang ada di pikiran saya saat ini.”

“Untuk apa? Tanpa harus membaca pikiranpun saya sudah tahu, bahwa di antara semua pengikut Mama, kau adalah yang paling setia. You have undying fidelity, there is nothing to question. Sepeninggal Sahal, kau bahkan masih melindungi Mama dari kekejian ayah saya, meskipun itu artinya kau harus ikut melangkah di jalan Iblis... Am i correct, no?”

“Dan kewajiban saya untuk memberi saran kepada Ratu Merah yang baru! Saya tidak akan ikut campur mengenai permasalahan suksesi, tapi Sanca tidak bisa dipercaya, anda sendiri tahu itu!”

What choice do we have? Menyerahkan Joni dan Tara kepada The Patriot, atau melawan hingga titik darah penghabisan. Dua-duanya berujung kepada kematian.”

“Anda tahu Sanca tidak bisa dipercaya, tapi anda tetap memilih menjual saudara-saudara anda kepada Siluman Ular itu?!!” geramnya.

Kau lihat sendiri, malapetaka besar akan terjadi, malapetaka besar yang akan merenggut nyawa penduduk separuh bumi, dan saya harus mencegah itu, dengan cara apapun, tapi saya tidak bisa melakukan itu seorang diri!” tandas Sheila, menegas.

“Dan katakan kenapa saya harus percaya kata-kata anda!”

Macan menggeram.

Sheila bergeming tanpa gentar.

You don’t have to,” Sheila mengerling dingin, menepis pelan bilah pedang yang menempel di lehernya. “Lakukan apapun yang kau anggap benar, termasuk jika kau harus membunuh saya di tempat ini. Saya tak akan menghalangi.”

What do you want?” dengus Macan.

“Tergantung,” Sheila mengerling dingin. “Sejauh mana kau berani bertaruh?”

I’m listening.”

|XII|


Balairung Benteng Shangri-La
beberapa saat kemudian

“LAPOR, NONA BESAR!!! MACAN DAN PASUKAN DARI SEKTE MING JIAO MEMBERONTAK DAN DESERSI, MEREKA SAAT INI MELARIKAN DIRI MELALUI SERPENT PASS!” Madame Epona menghambur panik begitu Sheila memasuki ruang strategi dikawal Lord Baphomet.

“Haiya... ini amsiong... ini benar-benar amsiong...” Koh Patkay menggeleng-geleng panik. “Kalau dia sampai bergabung dengan The Patriot, habislah sudah... Macan adalah petarung fisik yang terkuat, dan Prana Kegelapan Sekte Ming Jiao sama sekali bisa diremehkan.... bahkan petarung-petarung Sekte Jade Lotus bukan tandingannya! Haiya! Tanpa Tara, kita akan benar-benar bojay!!!

Sheila mengangguk pelan, dan berkata, “it is what it is. Kita sudah tidak memiliki banyak waktu untuk meragu. Koh Patkay dan Madam Epona adalah anggota Zodiarc yang paling senior, permasalahan strategi perang dengan koalisi Sekte Jade Lotus saya percayakan kepada Koh Patkay.”

“SIAP!” Koh Patkay dan Madame Epona memberi hormat tabik.

“Baphomet, besok tengah hari pertempuran akan pecah dalam Tibetan Plateau, evakuasi warga sipil yang masih berada di antara Tiger Gate dan Benteng Shangri-La menuju Dragon Gate di Utara.”

Bapomet menyeringai sinis. “Gua nggak suka ini.”

“Kenapa? Kau tak suka ditugaskan di garis belakang?”

“Kau merencanakan ini sejak awal, Nona?”

“Merencanakan apa? Satu-satunya rencana saya adalah menyelamatkan nyawa semua orang yang percaya kepada saya.”

“Tsk,” air muka Bapho mengeras.

Senyum tipis terangkat di sudut bibir Sheila.

Sheila menggamit lembut lengan besinya.

“Nyawa mereka semua, Bapho, berada di tanganmu....”

|XII|

Iring-iringan pengungsi mengular menuju Dragon Gate di Timur Laut yang mengarah menuju Gurun Gobi di Mongolia. Sinar matahari pertama tampak di cakrawala bersama moncong-moncong senjata. Puluhan ribu pasukan koalisi + The Patriot bergerak mengepung posisi Tibetan Plateau dari segala penjuru.

Di posisi Sheila. Ribuan Pendekar Sekte Jade Lotus membentuk formasi pertahanan di atas benteng Shangri-La. Tubuh besar Pendeta Hitam Mi To dan Penkar 9 Benua mengapit Sheila yang dibalut armor warna merah darah. Sementara petinggi-petinggi Sekte Jade Lotus lain menunggu dalam wajah tegang.

Dari arah cakrawala terlihat tiga helikopter melayang rendah di antara pegunungan. Cahaya matahari pagi memaksa gw harus sedikit memicing. Udara yang tipis membuat mesin tempur itu bergoyang sedikit sebelum mendarat di atas padang salju. Angin baling-balingnya menerbangkan partikel-partikel salju ke udara.

Dari dalam helikopter muncul seorang cewek cantik setengah tėlȧnjȧng yang tubuhnya hanya ditutupi jubah, boots, dan bodypaint emas, yang gw kenali sebagai Codename: Hades, Homunculus Level-S yang gw lawan tempo hari.

Sosok negosiator yang muncul membuat Tara membeliak geram. Sanca, yang berjalan dalam balutan jas mahal dan jubah dari bulu beruang kutub warna putih. Berjalan jijik di atas salju yang masuk-masuk ke dalam sepatunya. Cowok metrosėksual itu tersenyum licik diikuti oleh belasan Super Soldier kloningan gw yang mengenakan topeng tengkorak dan menyandang senapan serbu.

__________________________________


Sanca
Negosiator The Patriot

Special Power: Pengendali Elemen Racun

__________________________________



Hades
God of Underworld, Animus User Level-S yang tubuhnya

Special Power: Touch of Death,

__________________________________

"Salam. Nona Sheila... ah, atau haruskah saya memanggil anda... Yang Mulia, Red Queen...." Sanca tersenyum licik. "Saya ikut berduka atas kematian Xiang Bi Hun, Jade Empress terdahulu...."

Sheila mengabaikan rasa geram dan menyambut utusan dari pihak lawan sesuai tata krama. "Selamat datang di Benteng kami yang sederhana... silahkan kisanak dan rombongan beristirahat dan menghangatkan diri...."

"Ah. Tidak perlu repot-repot Yang Mulia," Sanca memberi hormat tabik. "Kedatangan kami di tempat ini hanyalah membawa pesan dari Yang Mulia Mandala 12 Rasi Bintang...."

Sanca duduk di bangku kayu dan melepas coat-nya. Menaikkan kaki dan mengambil camilan tanpa dipersilahkan.

"Seperti yang anda ketahui, pepėrȧngan di antara kita terlalu berlarut-larut dan memakan banyak korban. Adalah kerugian besar bagi kita berdua jikalau anda tetap bersikeras melakukan perlawanan terhadap kekuasaan mutlak Mandala 12 Rasi Bintang."

"Gencatan senjata...," Sheila mengangguk paham.

"Ah. Lebih dari itu. Aliansi permanen. Nyaris tanpa syarat. Hanya dua orang itu...," Sanca melirik ke arah gw dan Tara. “Tara akan dikembalikan ke Impel Down, untuk menjalani sisa tahanannya. Sementara Joni.... well... ─ you should know... he is too dangerous to exist.”

|XII|

Sanca dan Sheila meratifikasi perjanjian. Gw dan Tara diseret dalam keadaan hina, telanjang bulat dengan rantai di leher dan tangan.

"LEPASIN GUA!!!! SEBELUM ORANG YANG NGEBUNUH EYANG BI HUN KEPALANYA GUA TARUH DI ALTAR SESAJI, GUA NGGAK AKAL BERHENTI BERJUANG!!!" berontak Tara. "PENGECUT LU, SHEL!!! ELU MAU NGEBIARIN ORANG YANG NGEBUNUH OOM SAHAL DAN EYANG BIHUN LEPAS BEGITU AJA!!!! LEPASIN GUA!! LEPASIN GUA!!!"

“INI KONSPIRASI ELIT GLOBAL!” jerit gw ngercokin. (sedih gan, di episode ini gw cuma jadi figuran).

"Well. Berarti, urusan gua di sini selesai." Sanca tertawa lebar. Bangkit dan memainkan tongkatnya. “Terima kasih, atas kerjasamanya.”

Sanca berbalik menuju helikopter, bersamaan dengan itu kendaraan lapis baja bergerak memasuki Tibetan Plateau bersama lima resimen pasukan infantri, memenuhi dataran tinggi Tibet dengan roda-road besi dan moncong senjata. Satu batalion pasukan tank berbaris di depan perisai pertahanan terakhir Shangri-La, dan pasukan Homunculus berderak bergerak mengepung biara dengan laras teracung.

“Maafkan saya tuan, tapi aneksasi Tibetan Plateau sama sekali tidak ada dalam perjanjian yang kita ratifikasi,” Sheila berusaha tetap tenang.

Hades tersenyum, “The Patriot, Nona, memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan dunia, tak terkecuali tempat ini, rest assured, kemanan anda sekalian dijamin oleh Elit Global.”

Derap sepatu bots yang bergerak memenuhi biara Shangri-La dan menyandera semua orang yang ada di dalamnya.

THIS IS OUTRAGEOUS!!! THE PATRIOT SAMA SEKALI TIDAK MEMILIKI KEHORMATAN!!!!” dengus Pendeta Hitam Mi To murka, tapi laras senjata api yang mengacung tak menyisakan banyak pilihan, selain mereka ulang adegan penangkapan Panglima Diponogoro oleh Letjen de Kock.

“KALIAN MENODAI KESUCIAN BIARA SHANGRI-LA!” jerit Dukun Vampir Xiao Mi emosi, mayat hidupnya mencoba menerjang, tapi sabit raksasa Hades mengembalikan mereka menjadi abu jenazah dalam satu tebasan.

“Letakkan senjata kalian, dan tak akan ada yang terluka,” hardik Hades tenang, Animus God of The Underworld yang mewujud raksasa di atas kepala, menggetarkan udara, dan memaksa para pendekar untuk menjatuhkan senjata.

Congratulation, Red Queen, you brought your people to their demise....” Sanca tersenyum penuh kemenangan, “sepertinya Red Queen terdahulu terlalu menilai tinggi kemampuan anda. You can never be as strong your mother.

Sheila tetap duduk tenang, menghirup tehnya.

It never was.” Sheila menggedikkan bahu, tersenyum tipis. “Gua tahu, sejak awal gua tidak pernah sehebat Mama.”

Tanah di sekeliling mereka tiba-tiba bergetar.

Sheila tersenyum dingin. “─I’m stronger.

|XII|

Ledakan kedua terdengar, berasal dari kaki gunung. Lagi, dan lagi, berkali-kali sehingga menggetarkan lereng-lereng yang dipenuhi salju.

Seorang utusan The Patriot menghadap Sanca dengan wajah panik,

What have you done?!” Sanca membeliak dengan wajah pucat pasi.

“JAWAB GUA!”

Sheila tersenyum tipis,─

Cahaya terang keemasan terlihat dari arah selatan, membelah langit pertanda pertempuran besar meledak di garis belakang musuh.

“Saya rasa perundingan kita gagal. Pakta perjanjian ini tak ada gunanya lagi diratifikasi,” Sheila merobek gulungan kertas yang telah disegel. “Silahkan kisanak angkat kaki dari Biara ini. Persiapkan laskar kalian sesuai rule of engagement. Perbedaan pendapat ini akan kita selesaikan di medan pertempuran!

Pasukan Homunculus mengokang senjata ke arah Sheila, tapi anak itu hanya tersenyum tenang. Realitas di sekelilingnya perlahan runtuh berganti tangan-tangan siluman yang menarik masuk pada korbannya ke Alam Tiryag.

SIR, IT’S A TRAP! KITA HARUS SEGERA KELUAR DARI SINI!” decih Hades sambil menggamit tangan Sanca.

Hades menghunus sabit raksasanya. Animus The God of Underworld yang berwujud tengkorak raksasa mewujudkan diri dalam jubah hitam yang terbuat dari jutaan arwah. Jurus Touch of Death milik Hades segera merubah seisi benteng Shangri-La menjadi abu jenazah, dan merobek realitas buatan menjadi kepingan cermin yang pecah berhamburan.

Subarashi!

Ternyata adegan tadi cuma ilmu gendam!

|XII|

“Kyaaaaah!!!” Sanca menjerit manja ketika kembali ke dunia nyata. “Aku tertipuh... aku terjebakh... aku terperangkaph muslihatmuuuh.....”

Sanca, Hades, dan pasukannya terkepung di dataran luas di antara Tiger Gate dan Shanri-La. Panji-panji Perguruan persilatan berkibar memenuhi lereng-lereng pegunungan Himalaya bersama laras-laras kanon pasukan pembebasan dipimpin oleh Koh Patkay.

Beatrix, P’ilo, Tikus, dan Elin berdiri pada formasi sayap. Gw, Tara, dan Sheila berdiri di atas benteng Shangri-la, menatap keji ke arah Sang Judas yang terpojok.

Splendid. Seharusnya elu cerita ini ke gua,” Tara tertawa keras sebelum berubah ke dalam wujud Demon Lolita.

Like i said before. I have a plan.

“JANGAN TAKABUR HANYA KARENA MENANG SATU LANGKAH DARI GUA!!! YOU ARE OUTNUMBERED!!! HANYA MASALAH WAKTU HINGGA KAMI BISA MEMBANTAI KALIAN SEMUA!!!!”

Not this time, partner... not this time,” Lord Baphomet menyeringai. Bersamaan dengan itu dari arah cakrawala terlihat partikel salju yang membumbung tinggi diikuti permukaan tanah yang bergetar, menggelegar, menggeramkan kemarahan ketika ratusan ribu mayat hidup berkepala kambing mewujud bagai gelombang hitam yang mewarnai permukaan putih pegunungan Himalaya.

|XII|

Kau merencanakan ini sejak awal, Nona?

Kau bicara apa, Bapho sayang?

Gua kira Tara dan Sanca sudah cukup licik,” ia terkekeh pelan, “...gua bahkan kehilangan kata-kata....

Sheila meneleng lucu, “kau mabuk, sayang, ehehehehe... besok sahabat lamamu, Sanca akan datang, kau tak ingin membuat pesta penyambutan? It will be a hell of a party...”

“Buahahahaha... as you wish, Miss... as you wish.... GUA BAKAL MEMPERSIAPKAN PESTA PENYAMBUTAN YANG PALING MERIAH BUAT SANCA!!!”


To Be Contijon!!!
 
Terakhir diubah:
Makasih updatenya
Wuih beda sama yg kemarin, dialog macan + sheila ini bagian favorit gw.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd