Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Joni Kroco™ | Chapter III: Parabellum

Dalam remake kali ini, Joni tetap cowok apa dikasih plot terjebak dalam tubuh cewek?

  • A. JONI TETAP COWOK, (biar macho, cyin)

    Votes: 191 84,1%
  • B. JONI TERJEBAK DALAM TUBUH CEWEK , (macam film Kimi no Nawa)

    Votes: 36 15,9%

  • Total voters
    227
Bimabet
26. Joni Kroco
dan Parade Malam para Hantu Lapar

“Tadaaa.... rejoice... your savior is here....”

Hades membuka mata dan mendapati Sanca di hadapannya.

What took you so long?"

Sanca menyeringai.

"Mencari bulu jembod. Dan mempersiapkan Grand Finale bagi mahakarya gua...."

And what it is?” Hades meneleng.

“Fufufufufu...” Sanca tersenyum penuh misteri. “Mau tahu aja... atau mau tahu banget...?”

Telanjang bulat, wanita itu disalib di atas sebuah tiang granit. Kalung Prana Obstruktor melingkar di lehernya dan keempat pergelangannya dikunci dengan giok keramat yang mampu meredam Prana. Bodypaint emasnya terkelupas dan menampakkan tubuh matang dengan buah dada yang menggelantung indah di usianya yang di akhir 30. Rambut-rambut di tubuhnya dicukur halus menyisakan sebentuk bagian intim yang menggelambir pertanda satu atau dua anak pernah keluar dari dalam rahimnya.

Wajahnya yang tirus khas Persia terlihat lebam-lebam akibat pertempuran siang tadi, sama seperti luka segar yang masih mengucurkan darah di antara tubuh yang penuh scar dan bekas luka bakar. Sanca tersenyum kecil, bekas luka bakar itu didapat jauh lebih lama dari seharusnya.

“Vasavi Shakti. Gua sama sekali tidak menyangka bahwa Red Queen bisa memanggil salah satu Astra (Senjata Dewa). Terima kasih kepada armor nannites buatan Hayabusha Corporation, elu masih bisa lolos dari marabahaya. Kalau tidak, tuan besar Jafar pasti akan membunuh gua karena kehilangan Jenderal kesayangannya, fufufufu....”

Sanca melepas belenggu, Hades segera tersenyum bahagia melihat mayat Pendekar 9 Benua dan Dukun Vampir Xiaomi yang sudah dihisap habis darahnya. Pendekar-pendekar wanita jelita dari Partai Istana Bunga Persik telah tumpas pula, tubuh telanjang mereka dibelit oleh ribuan ular yang kini memenuhi seluruh penjara bawah tanah.

“Semua berjalan sesuai rencana,” Sanca membuka suara. “Mandala Kegelapan, Macan, Tara, dan petarung-petarung inti Zodiarc terpancing oleh tipuan gua Tiger Gate. Gua sudah menyiapkan beberapa jebakan sehingga mereka tidak bisa sampai di tempat ini dengan segera. Sepeninggal Jade Empress, Siluman Tengkorak Putih, dan Dewi Pedang, yang tersisa hanyalah pendekar-pendekar semenjana yang cukup diurus oleh pasukan homunculus. Thus for us,─

“─Sang Ratu Merah.”

That’s a chery on a top. Kita akan menggunakan orang itu sebagai sandera. Kita akan menyelesaikan misi, memenggal Mandala Kegelapan... dan...,─” Sanca tersenyum licik, bibirnya setengah berbisik.

“Tentu, Tuan. Tentu...,” Hades menyeringai keji. “Sama seperti yang mereka lakukan kepada kota Alamut, We will burn this place into ashes....”



|XII|



Red Queen a.k.a Liliana
Maknya Joni dan Sheila

Ratu Kejahatan yang sudah mengundurkan diri dari dunia Hitam

“Anda kini adalah seorang Bikkuni. Hampir 1000 hari anda menyepi, bermeditasi menjauhkan diri dari keduniawian. Karma buruk perbuatan Red Queen di masa lalu terkikis sudah, dan tinggal satu tahap lagi anda Moksa dan mencapai Nirvana seperti Tuan Besar Hartawan, tapi kenapa anda menghunus lagi Mustika Cakrabhairava...? Pusaka Hitam itu tak akan mendatangkan apapun selain kesedihan...─”

Kalimat Madame Epona tiba-tiba terdiam.

“Ada apa...?” tanya Red Queen.

“Ganti paragraf, Yang Mulia.... Ehem-ehem. If i’m not mistaken, dahulu Mpu Grinding dari Nidavelir menempa senjata itu atas permintaan Raja Alengka guna dipersembahkan kepada Dewi Durga. Ribuan tahun Mustika Cakrabhairava menghilang ditelan zaman hingga akhirnya Sang Betari menganugerahkan kembali mustika itu kepada penyihir hitam dari Dirah, Ratu Calonarang. Sama seperti Celurit of Chaos milik Tuan Muda, atau Golok Harimau Pantura milik Wagimin, Mustika itu memerlukan tumbal ketika dihunus, kalau tidak roh penggunanya sendiri yang akan dimangsa.”

Adalah Taman Bunga Persik, tempat di mana aliran Prana paling murni di Benteng Shangri-La berasal. Pembuluh Nadi Bumi itu bermuara menjadi sebuah kolam yang memancarkan cahaya warna-warni. Red Queen berada di situ, telanjang dan bermeditasi dalam pose Bumiphrasta Mudra. Urat-urat kehitaman masih memenuhi kulitnya yang langsat, seolah meninggalkan efek samping yang permanen. Madame Epona yang berada dalam tubuh astral melayang di hadapannya, merestorasi kerusakan yang ditimbulkan dari penggunaan Vasavi Shakti.

“Nyonya Besar... anda tak harus melakukan ini. Anda bukan Animus User, menggunakan Cursed Weapon secara berkepanjangan seperti ini, tubuh anda akan,─”

Red Queen tersenyum. “Apa bedanya? Aku telah membuat banyak kesalahan... dan kali ini aku tidak akan lagi melarikan diri....”

Ledakan besar terdengar dari arah gerbang ketika seorang utusan menghambur dengan wajah panik. 5000 pasukan musuh melakukan serangan malam. Hades melarikan dari kurungan. Sanca menebarkan gas beracun yang membunuh seluruh penghuni penjara bawah tanah, dan pendekar dari Sekte Bhairava. This is the time.

Red Queen keluar dari dalam kolam hanya dengan berbalut lapisan air di atas kulitnya yang tak berhalang. Takzim, ia mengenakan berbagai mustika yang berisi khodam. Gelang Kana menekap pada bisep dan trisep. Kalung giok Ginsamyong yang melingkar-lingkar hingga menutupi sepasang buah dada, serta rantai pinggul yang dijalin dari batu ruby dan mutu manikam untuk menutupi bagian intim. Ia telah siap.

Mustika Cakrabhairava telah disandang. Dan gelang-gelang di kakinya bergemerincing ketika ia melangkah menuju medan perang.

Red Queen tersenyum. “To The Glorious End.”

|XII|




Madame Epona
Dalam Wujud Tubuh Astral

Ratusan pendekar dari Sekte Bhairava yang bertugas menjaga halaman dalam bergerak mengepung Sanca dan Hades yang melangkah dari dalam Dungeon. Awan beracun yang menghambur keluar dari gerbang membuat tak ada satupun yang berani memasuki jarak serang. Red Queen berdiri di atas salah satu pagoda, bersama Madame Epona yang sudah masuk ke dalam tubuh astral berupa tante-tante telanjang yang menunggang my little pony.

“OI, CUKIMAI!!!!! KO SU TERKEPUNG!!!” hardik Madame Epona dalam bahasa Rumania.

Korban Operasi Plastik abal-abal itu kini tampak sebagai MILF bule berambut pirang yang seksi, telanjang bulat sambil menunggang kuda kematian. Cambuk Segoro Geni di tangannya berkelebat diselimuti api, memojokkan Hades dalam pertarungan arwah (siat wengi), ratusan pendekar Sekte Bhairava menyerang pula, menembakkan bola api santet dan teluh yang berlesatan seperti panah cahaya.

Bagai sehelai daun, tubuh ramping Sang Dewi Kematian meliuk lembut di antara serangan. Sabit Raksasa di tangannya memendar indah dalam sapuan cahaya malam, berkelebat ke sembilan penjuru, memandikan tubuh telanjangnya dengan darah korban yang tumpas di ujung tajam schyte yang dimaterialisasi dari alam gaib itu.

Hades menjilat darah di bibir, matanya membeliak bahagia, karena sama seperti Celurit of Chaos gw, sabit raksasanya di tangannya juga memangsa arwah. Semakin banyak tumbal yang dibunuh, semakin cepat pula regenerasi luka-luka yang didapatnya dari pertempuran siang tadi.

|XII|


Sanca
Pengendali Elemen Racun

Sementara Red Queen, yang terjadi justru yang sebaliknya. Prana Kegelapan yang mengalir dari dalam Mustika Cakra Bhairava terlihat sebagai urat-urat kehitaman yang mulai meracuni pembuluh nadi. Lengan Sang Ratu yang gemetar pertanda otot-otot tubuhnya sudah mencapai batas.

Sanca tak bisa menahan senyum mendapati kondisi mantan majikannya yang bertarung tidak dalam kondisi prima.

My... My... Yang Mulia Ratu Merah... bekas majikan kami yang paling perkasa... look at you... did’nt you realize... betapa jelas terlihat Death Flag yang berkibar di belakang anda?”

Red Queen mendecih geram, menembakkan bola api Banaspati Raja yang bisa dihindari dengan mudah oleh mantan shinobi dari Klan Naga Hitam itu.

See? Your end is inevitable. Anda bisa saja menghindari satu nasib buruk, tapi itu hanya akan membawa anda kepada nasib buruk lain. Ketahuilah, Nyonya... Setiap usaha untuk menghindari ketetapan The Maker hanya akan membawa anda ke masa depan yang lebih pedih, Kematian Koh Patkay, Kematian Elin... dan segala percabangan yang seharusnya tak terjadi dalam garis waktu sakral... and all leads here... to your demise....”

Mustika Cakra Bhairava di tangan Red Queen hanya membara redup.

Mata Sanca seketika berbinar. Merasa di atas angin, Sanca yang kini berwujud Siluman Ular mengerahkan 100% kekuatan Prana Kegelapan. Mulutnya segera menyemburkan awan hitam beracun yang mewujudkan diri menjadi jutaan makhluk melata: kalajengking, keluwing, dan ular hitam yang tak terhitung banyaknya, bergulung-gulung, berdenyut, membentuk gelombang tidal zat toksik yang membunuh siapapun yang tersentuh.

Sanca merangkak dengan tubuhnya yang telanjang, buah dadanya bergantung biru bersama sepasang lidahnya yang menjulur-julur seolah memancing Red Queen untuk menyerang terlebih dahulu.

Come,” Sanca mengerling. “Apalagi yang anda tunggu...? Bakar saya dengan Vasavi Shakti atau Cakti Mahakali.”

“Kau mencoba memprovokasiku, Sanca? That’s a bold move.

|XII|

Sanca bahkan tak memiliki waktu untuk terkejut, karena kepalan tinju yang dialiri Brajamusti tahu-tahu menghantam telak pada wajah.

N-NANI?!!!” Sisik-sisik demonik Sanca berusaha meredam kerusakan, dan gumpalan awan beracun seketika berpusar mencoba menelan tubuh telanjang Red Queen pula, tapi kekuatan yang dilepaskan oleh Sang Ratu Merah tak membawa apapun kecuali amarah, dan hanya amarah. Membakar jutaan makhluk melata dalam kobaran api hitam yang bergemulung datang.

“INI UNTUK ELIN!!!!” pekik Red Queen murka, sembari melayangkan sepakan yang mendarat tepat pada tenggorokan.

Tubuh Siluman Sanca seketika terpelanting dan menghantam hancur tembok-tembok benteng ketika hantaman tinju berikutnya sudah ikut bersarang dan merontokkan sisik-sisik siluman, lalu hantaman siku, dan dikuti tendangan lutut yang mendarat tepat di ulu hati, lagi, dan lagi, dan semua combo itu dilakukan seolah kulit telanjangnya sama sekali tak terpengaruh racun Sanca yang tak berpenawar.

“Kau tak tahu kisah Siwa yang menelan racun Halahala? Dan ini adalah Cakti Sang Mahadewa, Durga dalam wujudnya yang Krura (murka)!” Red Queen menginjak kepala Sanca yang mengejang sekarat. “DAN AKU AKAN MENGHANCURKAN SEMUA ORANG YANG MENYAKITI ANAK-ANAKKU!!!!”

Sanca membeliak ngeri, karena tubuh telanjang Red Queen kini berubah hitam legam, matanya melotot gahar, dan lidahnya menjulur panjang seolah menuntut tumbal arwah, dan citra serangan itu, demi Tuhan, Sanca hanya bisa melihat kesepuluh lengan Sang Btari yang membawa berbagai macam senjata Dewa, dan siap menjemput dirinya.

Sang Mahakali.



|XII|



Codename: Hades
God of Underworld

“Tsk. That fool,” decih Hades melihat rekannya godek dihajar oleh One Punch Mom.

Mengacuhkan Madame Epona, Hades menerjang diikuti dengan citra serangan berwujud tengkorak raksasa setinggi empat puluh tombak. Jubah hitamnya yang berkibar ditenun dari jutaan arwah penasaran yang mengubah apapun yang disentuh menua dan menjadi abu.

CUKIMAI! HENTIKAN DORANG!!!” jerit Madame Epona dalam bahasa Rumania.

Seratus pendekar Sekte Bhairava berlompatan merapal mantera kekkai (perisai energi), berusaha mengurung tengkorak raksasa yang menerjang ke arah Red Queen, tapi sia-sia, karena kehancuran adalah sifat yang melekat pada setiap materi tanpa terkecuali. Dan sosok hitam itu adalah personifikasi dari seuatu yang kau sebut dengan maut. Perisai energi seketika hancur menjadi butiran prana. Lapisan cat gerbang kuil yang langsung menua. Kayu yang seketika melapuk. Bahkan batu-batu seketika berubah menjadi lapukan lumut begitu bersentuhan dengan jubah hitam Sang Animus. Seperti semua zat tunduk pada ketetapan The Maker, bahwa segala sesuatu akan mengalami akhir, tanpa terkecuali. Merenggut apa yang bisa direnggut. Seperti datangnya maut.

Sang Ratu Merah berdiri tenang menyambut. Bibirnya berbisik, “menarilah...

|XII|

Tarian Halilintar Hitam....

|XII|

Ajian Rogoh Sukmo gw yang tak terikat oleh ruang dan waktu hanya bisa menangkap awan hitam yang terlihat melambat di hadapan kecepatan absolut serangan Red Queen, prana kegelapan yang dipusatkan di telapak kakinya membawa tubuhnya melesat di antara gulungan jubah arwah Sang God of Underworld. Cakram di tangannya berpusar dipenuhi energi penghancur Brajamusti, dan telapak kakinya meninggalkan jejak petir hitam ketika Sang Ratu Kejahatan muncul di belakang Hades.

Hades menyeringai girang, menyambut dengan ayunan sabit raksasa. Awan Penghancur The God of Underworld segera bergemulung dan mengubah tebing granit menjadi debu, tapi jurus Tarian Halilintar Hitam Red Queen jauh lebih cepat. Gelang kaki dan rantai pinggul yang melingkar-lingkar di atas tubuhnya bergemerincing saat wanita itu mendaratkan telapak kakinya yang telanjang di atas kepala musuhnya, mementalkan Hades menghantam tebing-tebing tinggi sebelum terpelanting ke dasar jurang.

Batuan keras itu seketika berubah menjadi lava cair, meleleh oleh energi kinetik yang bahkan mampu memutuskan ikatan antar atom. Otot-otot tubuhnya tercabik oleh kerusakan akibat jurusnya sendiri, tapi Red Queen tetap menerjang dengan jurus berikutnya. Cakram di tangannya berpijar terang dipenuhi dengan energi penghancur murni, dan di belakangnya mewujud citra berbentuk teratai berdarah yang melingkungi kepalan tinju seolah matahari berada di kepalan tangan.

Hades memusatkan kekuatan Dewata pada bilah-bilah sabit raksasa yang kini memancarkan cahaya hitam.

Ledakan Prana seketika menghamburkan pijaran lava ke udara. Pertemuan antara dua kekuatan dewata berkekuatan setara itu segara menimbulkan disrupsi temporal. Hanya kekuatan Ilmu Rogoh Sukmo sejati yang bisa mempersepsikan kejadian yang sejatinya terjadi hanya dalam 0,01 detik ini. Hades dan Mahakali. Sepasang siluet Dewi Kematian yang menarikan balet kematian di tengah lautan lava pijar yang menggelegak.

“KAU SEHARUSNYA MATI!” jerit Hades sambil membacokkan sabit, lelehan lava menyembur bersamanya. “SEGALA TABU YANG MENCURANGI GARIS WAKTU SAKRAL HANYA MEMBAWA PENDERITAAN!!!!”

“DIAM!!! KALIAN BIGOT FASIS TAK PERNAH BERHAK MENENTUKAN HIDUP ATAU MATI!!!” Red Queen membentak garang. Menyambut dengan ayunan cakram yang diikuti lidah api. Semburan darah segar mewarnai udara ketika kedua ujung tajam senjata itu sama-sama mengoyak daging lawannya. Cakram di tangannya berkelebat dan memotong paha Hades. Sebagaimana ujung tajam sabit raksasa yang menyobek kulit punggung Sang Ratu Merah.

“KATAKAN ITU KEPADA ORANG-ORANG YANG TELAH MENGHANCURKAN KAMPUNG HALAMANKU!!!” Hades menjerit murka sambil membacokkan sabitnya dan mencabik daging lawannya.

Red Queen bahkan tak merasakan lagi pundak yang terkoyak. Karena bacokan cakram juga bersarang di tubuh musuhnya. Semburan darah. Bacokan demi bacokan dipertukarkan atas nama kemarahan. Hingga akhirnya tubuh telanjang kedua wanita itu bergulingan di atas karang sambil berusaha membacokkan ujung tajam senjata masing-masing.

Sama-sama kehabisan Prana, senjata pusaka di tangan mereka kini tak lebih dari senjata tajam biasa, bahkan Animus God of Underworld tak bisa dimaterialisasikan lagi. Dua orang wanita yang sama-sama telanjang itu kini saling gelut dengan kekuatan fisik semata.

Hades melawan dengan sisa-sisa kekuatan, tapi otot-otot tubuh Sang Ratu Kejahatan yang jauh lebih terlatih dalam pertarungan, beberapa belas tahun lebih unggul.

“AKU... PASTI... AKAN MELINDUNGI ANAK-ANAKKU!!!!” pekik Red Queen sambil membenamkan ujung senjatanya ke jantung Hades.

─“JLEBH!”

“DENGERKAN INI… DEWA ATAU IBLIS, AKU AKAN MENGHANCURKAN SEMUA YANG MENYAKITI ORANG-ORANG YANG KUSAYANGII!!!!”

Insting seorang induk itu hadir seperti api yang membakar. Mendorong tangan Sang Ratu Merah untuk bergerak membacok lebih dalam. Dan lebih dalam. Mengiris pelan jantung Hades dengan ujung tajam Mustika Cakra Bhairava.

|XII|

Hades termegap, lalu ketika jiwanya berada sejengkal dari ajal, sebuah mulai merembes memasuki kesadaran semesta…

Ingatan Hades? Karena gw melihat seorang anak yang berlari pulang dan menghambur ke dalam pelukan ibunya….

Seorang lagi bergelung dalam buaian.

Rumah kecil yang ditinggali bertiga...

Dan gw bisa melihatnya…

Semua… tanpa terkecuali…


Gw melihat si sulung yang belajar mengaji…

Gw melihat si bungsu yang bergelung nyaman dalam buaian ibunya

Aroma kari….

Sajadah yang digelar dan doa yang melantun tanpa putus-putus.…

Lalu terjadilah....

|XII|

Gw melihat nyala api…

Gw melihat neraka yang dilepaskan di bumi

Lalu pawai kebencian yang digelar di atas puing-puing kota Alamut…

Dan raungan seorang ibu... yang merangkak dan mendapati jenazah dua anaknya yang saling memeluk….


|XII|

“Kau yang membuang putramu sendiri... Apa yang kau tahu tentang mencintai anak-anakmu, Nyonya...?” Hades tersengal ketika ujung tajam cakram Mustika Cakrabhairava membelah jantungnya. “Kalian... para Animus User... seharusnya kalian menggunakan kekuatan kalian untuk melindungi orang-orang lemah... tapi...” wajah Hades berubah jijik. “KALIAN BUKAN JURU SELAMAT!!! KALIAN TAK MEMBAWA APAPUN SELAIN DUKA DAN KEHANCURAN!!!!”

Tubuh Hades diselimuti urat-urat nadi kehitaman, dan matanya berubah putih ketika ia menggunakan rohnya sendiri untuk merapal mantera terakhir.

“YANG MULIA, MENJAUHLAH DARI TUBUHNYA!!!” pekik Madame Epona, tapi terlambat, sebuah portal hitam tiba-tiba terbuka di bawah tubuh Hades dan Red Queen, diikuti ratusan tangan-tangan pucat yang bermunculan dan menarik tubuh telanjang keduanya ke dalam kegelapan tak terbatas, yang perlahan meluas dan menelan apapun yang berada di dalam jurang. Dari dalamnya terdengar raungan orang mati, dan jutaan tangan pucat yang perlahan merangkak... keluar dari dunia arwah....

Perut God of Underworld terbelah, dan menunjukkan wujud asli Sang Animus penguasa Dunia Arwah....

|XII|

“Domain Expansion.”

“Night Parade of 100 Demon.”



|XII|



Dewa Tabib Tong Fang
Ketua Perguruan Ginseng Keramat
Pemilik Ilmu Ramuan Tertinggi

Getaran besar itu terasa hingga di bangsal pengobatan. Botol ramuan berisi pil berkelotak jatuh. Dewa Tabib Tong Fang gemetaran memunguti butiran pil yang kini berserakan di lantai. Wajahnya pucat pasi, badannya menggigil pula, karena bagaimanapun juga, beliau tidak menguasai Ilmu Silat. Mata ketiganya awam, namun entah kenapa ia seolah bisa merasakan marabahaya datang seperti awan hitam yang bergulung-gulung di atas Shangri-La.

Getaran kedua terasa, dan kali ini lebih keras dari sebelumnya.

“Kau bisa merasakannya, Pak Tua...?” desau Baphomet. “Something hideous is awaken... sesuatu yang keji... sesuatu yang terkutuk sedang bangkit dari perut bumi....”

Kakek berjenggot putih belum tergopoh mencegah ketika Baphomet mencoba bangkit dari pembaringan.

“T-tuan! A-apa y-yang a-anda l-lakukan?! A-anda sedang terluka!!!”

What? Jadi gua harus berbaring di sini seperti orang sekarat?”

“T-tapi...?”

“Berikan penawar racunnya!” (Baca bab 25)

“A-apa?”

Dewa Tabib Tong Fang memekik kecil. Tangan kekar mencengkeram janggutnya.

“GUA KAGAK BAKAL MINTA BUAT YANG KEDUA KALI, PAK TUA.... BERIKAN GUA RAMUAN KEPARAT ITU ATAU SEISI BENTENG INI AKAN TERBUNUH!!!!”

“T-tapi, t-tuan... o-obat itu, saripati naga langit... tidak akan berefek apapun selain menunda ajal!”

Lord Baphomet menyeringai, darah segar mengalir dari mulut dan hidungnya. "'Kullu nafsin zaiqatul maut. Every soul shall have a taste of death'... elu ngerti artinya, Pak Tua...? SOPO-SOPO SING URIP MESTI BAKAL MATEK!!!” ia mengumpat dalam bahasa Jepang.

Dewa Tabib Tong Fang gemetar ketika mantan begal itu menepuk-nepuk pipinya.

“Jadi, Pak Tua... gua bakal minta baik-baik... Kalaupun gua harus mati... gua harus mati di garis depan... GUA BAKAL BERTARUNG SAMPAI AKHIR BERSAMA TEMAN-TEMAN GUA!!!”

Tiba-tiba benteng berguncang kencang dan pelita minyak yang menerangi mendadak padam. Lord Baphomet tersenyum ngeri.

Pray... pray... pray for a blackest night and anything comes from beyond it....

|XII|


Tara
Penyihir Hitam

Putri Sulung Julian Dasaatmadja

See? Seharusnya kalian mendengarkan perkataan gua!” pekik Tara. “kalian seharusnya membunuh orang itu begitu memiliki kesempatan!!!”

Macan, gw, Pulu dan seratus pendekar dari Sekte Ming Jiao bergerak membuka jalan dalam formasi menyerang. Karena Sanca, bajingan tengik itu ternyata menyiapkan homunculus yang berbentuk manusia setengah ular yang menyerang dari kegelapan.

P’ilo tiba-tiba menempel di lengan gw. Wajah ras terkuat itu mendadak berubah kecut. Intuisi Orang Pulu yang lebih tajam dari manusia seolah memberi tahu akan datangnya marabahaya.

Gw merasakan sesuatu yang bangkit dari dasar jurang yang mengelilingi Shangri-La. Sesuatu yang keji. Sesuatu yang berasal bukan dari dunia material. Mungkin mata gw yang siwer atau kebanyakan makan jamur tahi sapi ketika tiba-tiba langit malam berubah menjadi merah darah.

Tanah yang kami pijak mendadak bergelombang, lanskap yang tadinya padang salju tiba-tiba berubah menjadi jutaan tubuh telanjang yang menggeliat di bawah telapak kaki kami. “Jurus Ilusi?!!” pekik Macan panik sambil menghunus golok hitam raksasa, karena tebing, jurang, dan gunung-gunung tinggi, tiba-tiba berubah menjadi tubuh-tubuh telanjang yang merangkak di sana-sini. Jutaan arwah penasaan yang saling menempel, menggumpal, mengumpul, dan meneteskan eksudat lendir yang mengeluarkan campuran antara bau nanah dan isi perut.

“B-bukan! Ini bukan Genjutsu! (Jurus Ilusi).” Sheila menggeleng panik, karena Manusya, Animus Psikis miliknya pun tidak bisa berbuat-apa-apa.

“SEMUANYA, MENJAUH DARI BIARA!!!” jerit Tara sembari menghunus Trisula. “INI ADALAH KUTUKAN RYOIKI TENKAI (DOMAIN EXPANSION)!!!

Bersamaan dengan itu, Seribu Hantu Lapar berkumpul membentuk sesosok kuntilanak raksasa setinggi 20 tombak, yang merangkak kayang ke arah kami. Matanya membeliak liar. Lidahnya menjulur-julur. Tubuhnya yang telanjang berwarna pucat dipenuhi dendam kesumat semasa hidup. Meraung kesakitan akibat dendam dan sakit hati.

Pulu dan Suku Ming Jiao yang tak mengenal takut menerjang dengan kekuatan Kegelapan, tapi apa yang ada di hadapan mereka itu adalah tubuh astral yang dimaterialisasi oleh dendam dan penyesalan, serangan yang seharusnya mampu membelah gunung itu seolah-olah hanya menembus kabut, sebaliknya ribuan hantu lapar itu balas merenggut. Menenggelamkan Pulu dan pasukan pendekar Sekte Ming Jiao dalam kolam nanah berisi arwah yang segera menikmati tubuh telanjang mereka.

Gw langsung ngumpet di belakangnya Macan, “Bang! Tolongin gua bang! Hajar mereka pake bulu idung lu, Bang!”

Gw menatap penuh harap bagai Chibi Maruko Chan.

Macan ikutan noleh.

Mukanya mewek.

“Jon... hiks... gua takut hantu....”

Bulu idungnya goyang-goyang manja



Wagimin alias Macan
Pendekar Paling Greget di Alam Semesta
Kelemahan: Takut Hantu


|XII|

Kemunculan jutaan hantu lapar menghentikan pertempuran dengan segera. Pendekar Shaolin, Partai Wu Tang, bahkan pasukan Homunculus menjerit horor menyaksikan tangan-tangan beku dengan kuku menghitam yang merangkak naik di biara paling suci itu. Wajah-wajah pucat, mulut yang menghamburkan bau mayat, ribuan telanjang itu merayap lapar mengelilingi para pendekar, satu persatu mereka berjatuhan ketika rohnya tercerabut dari badan, ditarik bergabung ke dalam gulungan masif badai arwah yang berkumpul membentuk gumpalan nanah.

Though i walk through the valle of the shadow of the death, I will fear no evil; for thou art with me; thy rod and thy staff they comfort me!

Beatrix berlutut menderas doa, dan di belakangnya mewujud Animus raksasa berwujud Malaikat bertubuh mecha. Keenam sayapnya menangkup, melindungi balairung yang dipenuhi oleh korban-korban luka dengan kubah cahaya berukuran masif. Ratusan ribu aksara latin bercahaya keemasan saling menjalin membentuk pola-pola hexagonal yang mencegah para Hantu Lapar untuk memasuki ruangan berisi para non kombatan itu.

Para Hantu Lapar merangkak-rangkak murka di koridor-koridor Shangri-La, memenuhi biara paling suci itu dengan aroma mayat dan lelehan darah. Tubuh-tubuh mereka yang membiru mencoba menggedor-gedor perisai doa sang biarawati. Menggetarkan dinding-dinding bangunan sakral dengan dendam dan kutukan.

Patung-patung Dewa yang memenuhi biara bergetaran, tapi tidak imannya, Beatrix bahkan tidak kehilangan secuilpun keyakinan. Inkantasi eksorsisme dibacanya tanpa keraguan.

Excorsim thee, every unclean spirit, every satanica power!!! All the invasions infernal adversaries!!! all the legion!!! all the congregation and diabolical sect!!! and power in the name of Our Lord!!!

|XII|

Sementara itu di langit yang kini berwarna merah darah, Animus God of Underworld akhirnya menampakkan wujud asli sebagai sebuah bola mata raksasa yang terbuat dari jutaan arwah. Jauh lebih besar, lebih gigantis dari benteng terbang Tiryag. Jutaan jiwa-jiwa tersesat itu saling menempel, menggumpal, membentuk gumpalan lendir amorfis dan segala perwujudan rasa takut yang menyatu dalam ribuan tentakel-tentakel raksasa dan dipenuhi jutaan wajah dan mata arwah-arwah penasaran yang menggeliat, merintih, menjerit kesakitan dalam siksa kubur yang abadi….

Gw sudah menghadapi macam-macam makhluk… tapi baru kali ini gw merasakan itu.… ribuan mata yang menatap balik itu… kegelapan tak berwujud itu…. gw bahkan nggak memiliki definisi untuk menggambarkannya.…

Six Primordial Gods. The Maker menciptakan enam Animus terkuat bersama dengan enam hari penciptaan semesta. Ashura (Penguasa Realm of Demon), Deva (Realm of Gods), Naraka (Realm of Hell), Tiryag (Realm of Animal), Manusya (Realm of Human)…. The Six Paths... Enam Jalan Samsara…. Dan berani-beraninya kalian melupakan Jalan Keenam?” suara itu terdengar langsung ke dalam benak, dari roh Hades yang telah bergabung (manunggal) dengan Animus-nya....

The strongest and oldest fear…

The fear of the unknown…

Rasa takut yang primal….

Preta....





Preta
Penguasa Realm of Hungry Ghost

|XII|

This is Bad, gua sama sekali nggak menyangka bahwa wujud asli God of Underworld adalah Preta!!!” desis Tara sambil membaca Sutra Hati (Heart Sutra) untuk menghalau para arwah.

Doa itu bermanifestasi menjadi ribuan aksara Dewanegari berwarna emas yang melayang di udara dan membentuk kubah cahaya yang menghalangi para hantu lapar untuk menembus masuk.

“Hantu lapar hanya bisa dikalahkan dengan Elemen Holy dan Cursed Weapon. FOR FUCK SAKE, SOMEONE GET ME BEATRIX, BAPHOMET, OR MADAME EPONA!!!!” pekik anak tertua keluarga Dasaatmadja itu tepat sebelum dari atas benteng Shangri-La terlempar jatuh sesosok kepala.

“Kyaaaaah!” gw menjerit manja, karena kepala Madame Epona yang korban oplas terjatuh tepat di depan gw. Matanya melotot, dan darah segar masih mengucur dari mulut dan hidungnya. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Di atas tembok benteng, terlihat tubuh astralnya yang sedang digilir oleh hantu-hantu lapar. Mendesah keenakan, arwah MILF seksi berwajah judes itu sedang disodok sama sekumpulan pocong yang mati penasaran karena penyakit jomblo akut, sementara jutaan lain berterbangan membentuk awan hitam parade malam para hantu lapar.

Di antara pemandangan mengerikan itu terlihat sosok pemuda berambut ikal yang tertawa penuh kemenangan. Tubuhnya telah beregenerasi. Telanjang bulat, ia kembali dalam wujud laki-laki, dengan tubuh yang dipenuhi sisik yang mampu meredam senjata tajam. Jari-jarinya yang lentik memutar-mutar tongkat kayu dengan ujung gagang berbentuk ular cobra. Bibirnya yang merah muda tersenyum melihat kemunculan kami bertiga.

“SANCA!!!! KON KOK NGGAK MATEK-MATEK!!! NGGATHELI TENAN KON IKI, COK!!!” jerit gw kesel pake bahasa Jepang. (Sanca lu kok gak mati-mati? Ngeselin bat lu, cok!)

“Fufufufu... Emang kenapa kalau gueh nggak mati-mati, Cinta? Salah gueh? Salah temen-temen gueh? xixixixi....”

Dih, si Sanca mendadak berubah ngondek, mungkin karena habis minum ramuan Polyjuice yang dicampur jembutnya Lucinta Luna.

“Tapi elu... Elu seharusnya udah mati, Jon... Sampai Penyihir Hitam itu membangkitkan lu lagi dengan ilmu sihir terlarang,” ia melirik penuh arti ke arah Tara. “Two Worlds, Two Tomorrows. Inikah rencana Jade Empress? Mengirim Sisi Gelap lu ke Neraka untuk menghindarkan ‘masa depan yang satunya’...?”

What is this? The trickery of yours? Gua sudah muak dengan tipuan lu, Sanca.”

Sanca tersenyum.

You should asked her.” Matanya mengerling ke arah Tara. “Elu pikir apa yang elu kira dengan ‘diri lu’ adalah benar-benar diri lu, Jon? Dari mana lu tahu kalau ‘elu’ adalah ‘elu’, dan bukan salah satu manusia buatan? Dari mana lu tahu kalau apa yang lu kira dengan ‘ingatan lu’ adalah ‘ingatan asli’, dan bukan jati diri fiksi yang disuntikkan secara semena-mena?”

Senyumnya melebar. “Dan... dari mana lu tahu, kalau elu... adalah Joni Kroco yang asli...?”

“DIAM KAU, SANCA!!!” pekik Tara geram.

Sanca melirik ke arah Tara. “Jade Empress mengira bisa mengendalikan Sisi Gelap Joni untuk mencegah ‘masa depan yang satunya’ terjadi. But can she? Kegelapan hati manusia tak bisa semudah itu ditundukkan. I will show you why....”

Iris emerald-nya bercahaya di dalam gelap. Sudut-sudut bibir Sanca tertarik keji, tongkat ular di tangannya melambai lentik, memerintahkan ratusan arwah yang bergumpal membuka diri bagai sebuah tirai.

Di baliknya sudah bertumpuk ribuan tengkorak yang membentuk anggung hukuman mati.

“Bangs,─”

|XII|

"Ayo, sayang... sini mėrȧngkak ke gua!" perintahnya, otoritatif. “Sekarang memohonlah... agar gua mengampuni nyawa anak-anak lu!”

Red Queen dirantai di leher, merangkak telanjang bulat layaknya seekor anjing. Tubuhnya luka parah akibat pertarungan melawan Hades. Prana yang habis tak bersisa membuat Ratu Kejahatan itu tak lebih dari manusia biasa yang tunduk pada kekang keramat yang melingkar di lehernya.

Sanca tersenyum penuh kemenangan, menginjak Red Queen yang bersujud di bawah kakinya.

Come on, say it louder! Memohonlah bagi nyawa anak-anakmu!” tawanya terdengar berderai. Ujung kakinya bergerak lancang membelai kepala ibu kandung gw.

YOU WILL REGRET THIS!!!!” pekik Sheila murka.

“Ow... ow... ow... santuy, Cinta... one wrong move... atau kepala mama kalian akan terguling jatuh... fufufufu....” Sanca manarik rantai dan memeluk Mama Liliana, lelaki tampat itu lalu menciumi leher telanjang ibu kandung gw, cakar-cakarnya yang tajam menggores tepat pada buah dada, matanya membelalak keji, menyeringai penuh kemenangan ke arah kami berdua.

Sanca menggedikkan tongkat berkepala ular, dan seketika itu, dari dalam kegelapan bermunculan arwah-arwah telanjang yang memandang penuh dendam kepada Sang Ratu Kejahatan.

Pupil mata Tara seketika membesar. Karena wajah-wajah itu sangat dikenalnya. Julian Dasaatmadja, Elizabeth Dasaatmadja, dan semua kakak-kakak Sang Ratu Merah yang tumpas dalam perebutan tahta. Dari kolam yang berisi dendam itu merangkak satu persatu semua jiwa yang pernah tumpas di tangan Sang Ratu Merah, para preman pasar, begundal, bandar narkoba, dan semua jiwa yang mati atas perintahnya.

Dipegangi beramai-ramai, ibu kandung gw dilecehkan. Mama Liliana memekik pelan, berusaha menutupi bagian-bagian ïntïm tubuhnya dengan telapak tangan. Tapi dengan sigap, para hantu itu menarik kasar dan memegangi tangan dan kaki beramai-ramai, mengekspos kehormatan yang mati-matian dipertahankan. Lubang memek dan anus yang kini dijilati beramai-ramai.

Arwah para begundal, preman pasar, dan bromocorah yang ratusan banyaknya mengocok kontol, bersiap bersiap menuntaskan dendam mereka semasa hidup.

“BANGSAT GUA MATIIN LU SEKARANG!!!!” gw dan Sheila menerjang murka.

“JONI!!! SHEILA!!! JANGAN!!!!”

|XII|


Sheila
Adiknya Joni

Badannya Montoq

Innate Dommain dibentuk dengan mematerialisasikan alam bawah sadar ke dalam dimensional plane. Dalam dunia tanpa ruang waktu ini, segala hukum alam tunduk di bawah keinginan caster-nya: Hades yang kini telah bersatu dengan salah satu dari 6 Primordial Gods. Di dalam Alam Hantu Lapar (Realm of Hungry Ghost) nyaris tak ada satupun yang mengalahkannya. Naraka, Manusya, bahkan Ashura, Animus terkuat milik Sang Mandala 12 Rasi Bintang tak memiliki daya dan upaya di tempat ini.

Ribuan arwah telanjang segera menggulung tubuh Sheila, membelitnya dengan tentakel gurita yang terbuat dari otot dan usus. Puluhan tangan beku itu menggerayangi tubuh montok Sheila, menelanjanginya sebelum mencabuli putri bangsawan itu beramai-ramai.

“SHEL!!!” Gw melesat menghindar dengan jurus Tarian Walet Emas yang membawa tubuh gw melambung di antara arwah yang menggulung. Sepasang Celurit of Chaos membara lapar, menerjang dalam citra serangan berbentuk gulungan api neraka yang menghanguskan tubuh astral para hantu lapar menjadi butiran bara dan jelaga.

Gw merasakannya, kebencian para Hantu Lapar yang ikut meresap ke dalam pembuluh nadi bersama dengan arwah mereka yang gw mangsa. “MINGGIR KALIAN SEMUA!!!!” suara gw menggelegar, tubuh gw diselubungi api hitam ketika gw mengamuk di tengah-tengah jutaan hantu lapar, membakar apapun yang mencoba menghalangi jalan gw.

Kekuatan gw bertambah beberapa kali lipat, tapi begitu juga kebencian gw. Gw meraung murka, menebas lagi, dan lagi, tapi itu hanya membuat nadi gw semakin terkontaminasi.

Sanca tersenyum kecil. “Fear leads to anger... anger leads to hate...and hate... leads to... suffering....

|XII|

Lelaki beriris emerald itu memutar-mutar tongkat berkepala ular di tangannya.

See? this is your true nature. Humanity…,” Sanca tersenyum dingin. “Mereka memulainya dengan batu dan kayu, lalu pedang dan tombak… an eye for an eye ,a tooth for a tooth... a debt of blood, must be paid in full... dendam Tara pada keluarga Dasaatmadja yang berujung pada kematian orang-orang tak berdosa di kota Alamut... lalu kebencian, melahirkan dendam baru... lingkaran kebencian yang tak habis-habis...You can not erase the hatred, darling….” jari-jarinya membelai bulir-bulir peluh di wajah Red Queen yang bersemu menahan nikmat.

Arwah Julian Dasaatmajda segera menyumpal mulutnya dengan batang kontol, sementara Elizabeth, istrinya menyusu pada puting. Arwah seorang bandar narkoba berbadan kekar segera memangku Mama Liliana dan melesakkan kontol ke dalam vȧgïnȧ, sementara seorang arwah preman pasar mempenetrasi dari lübȧng ȧnȧl. Sementara puluhan lain mengocok batang kontol dan memandikan tubuh sang Bikkuni dengan cairan kental yang berbau mayat.

“SANCA! SUDAH! INI UDAH KELEWATAN!” jerit Tara.

“Kenapa? Bukankah elu yang dari dulu ingin orang ini menderita?”

Sheila cuma bisa menangis melihat ibu kandung kami dinistai seperti itu. Tara, yang gw kira benci banget sama Mama Liliana juga menjeritkan tangisan yang sama....

"Sanca.... udah... please.... " pinta Tara menghiba.

See...? apapun rute yang kalian ambil... semua akan berakhir pada adegan ini... you... can... not... redo....”

Sanca tersenyum dingin, mencengkeram leher Mama Liliana yang sudah tergolek lemas entah oleh ȯrgȧsmenya yang keberapa.

"Ayolah, Sanca.... Elu udah menang....," tangis Sheila "Buat apa lagi lu melakukan ini?"

"Seharusnya elu tahu jawabannya... Nyawa ibu kalian hanyalah batu lompatan, karena yang gua perlukan...” Sanca terkekeh kecil. “Hanyalah 'satu dorongan kecil’...."

Sanca menghunus pedang yang tersembunyi di balik tongkatnya.

“SANCAAAAAAAA!!!” Gw membeliak murka, masih berusaha menerobos ribuan arwah yang memegangi tangan gw, ketika Mama Liliana tersenyum ke arah gw dengan mata berkaca.

"Maafkan Mama, Nak... mama tidak bisa,─"

|XII|

Wrath. Kemarahan membawa kesadaran gw tiba di sebuah ruangan serba merah. Ada sebuah singasana di dalamnya yang dibangun dari belulang dan potongan tubuh manusia. Ribuan nyawa yang tumpas di ujung pedang. Ribuan nyawa yang sudah gw cabut selama ini. Di atasnya bertahta diri gw sendiri, yang terbahak penuh kemenangan melihat kehadiran gw di tempat itu.

I am you, you are me....” dia bersabda. “And that will bring back you... to me....

"You can not save everyone, Jon.... Koh Patkay, Elin... dan para pendekar yang gugur membelamu... you can not redo... termasuk kematian Mama yang sudah ditetapkan dalam garis waktu sakral.”

Dunia berjalan dalam satu aturan baku. Takdir. Karma. Atau dengan sebutan apapun dari agama manapun menyebutnya. Rahasia Agung yang disimpan dalam bilik-bilik langit yang dilindungi panas bintang bersuhu jutaan Angstorm sehingga Para Iblis tidak bisa mendekatinya. Satu. Ketetapan. Tunggal.

But me... i am different....” Ia berdiri menuruni singgasananya yang terbuat dari potongan daging.Gua adalah satu-satunya makhluk yang tidak terikat oleh cetak biru The Maker.”

Gw dirambati perasaan merinding, teringat dengan apa yang dikatakan Tara waktu itu. Makhluk paling berbahaya di alam semesta. Sang Peretas Takdir.

Come on, Jon...” Tangannya bergerak mengulur. “Let us... defy fate together.”

Ruangan merah darah itu bergetar hebat, sesaat, sebelum kekuatan lain menyedot gw keluar dari bawah sadar gw sendiri.

|XII|

“Cukup gua yang bersekutu dengan Iblis, Jon. Elu jangan.”

Tepukan pada bahu menyadarkan gw dari jurang kegelapan. Telapak tangannya yang menempel di pundak gw seolah mampu menjinakkan Prana Kegelapan dan amarah yang menguasai. Mengembalikan kesadaran gw ke alam material.

Mata Sanca membesar tak percaya, mendapati siapa yang berdiri di samping gw. Siluet hitam besar di bawah bulan merah darah. Tanduk Iblis. Muka bengis dan sepasang kaki kambing yang menjejak pada atap pagoda. Tubuh kekar yang dipenuhi lambang tato penyembah setan. Kehadiran sang mantan partner, menghentikan gerakan tangan Sanca untuk memenggal Mama Liliana.

Gw mengambil kesempatan ini untuk melesat dan mengamankan Mama Liliana menjauh dari radius pertempuran.

“BAPHOMET!!! BAGAIMANA ELU MASIH BISA HIDUP SETELAH TERKENA RACUN GUA!!!”

Lord Baphomet menyeringai, menunjukkan sebuah kaleng berwarna putih yang berisi saripati naga langit.

Tulisannya: Susu Bear Brand.

Relax, Partner... elu adalah maestro, tak ada yang bisa menyangkalnya... racun lu tetap tak berpenangkal... susu beruang ini tak memiliki syafaat apapun selain menunda ajal...” Lord Baphomet terkekeh. “Tapi elu juga harus tahu... kalaupun gua harus mati... GUA BAKAL AJAK ELU KE DALAM NERAKA!!!!”



Lord Baphomet a.k.a Akhmat Zainal
Necromancer keluarga Dasaatmadja
Brand ambasador susu beruang


|XII|

Para hantu lapar mendesis menyadari kehadiran sosok berbahaya. Jutaan arwah itu seketika berkumpul bagaikan wabah locust, yang siap menelan Baphomet hidup-hidup.

Karena sama seperti manusia yang berubah ke dalam wujud Demonic oleh Prana Kegelapan. Hantu Lapar adalah arwah yang terikat oleh penyesalan sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju Alam Sunya. Tersesat di antara dua alam, mereka terkontaminasi oleh emosi negatif sehingga berubah menjadi Hantu Lapar yang memangsa apapun.

“Penyesalan... kebencian... keserakahan manusia semasa hidup akan terus membelenggu jiwa-jiwa malang mereka pada bumi...” Lord Baphomet menyongsongnya tenang. Bibirnya berbisik, “Sucikan mereka...─”

|XII|

Sudamala....

|XII|

Sesosok Animus berukuran raksasa mewujud di belakang Baphomet. Menjulang dengan kerudung hitam lusuh yang melambai bagai jubah. Tubuhnya kerontang, hanya tulang dibalut kulit kering layaknya mumi. Tiga pasang sayap hitam membentang bagai bayang-bayang, wajahnya yang ditutupi cadar tak menyisakan apapun selain sebuah rongga mulut besar yang menggantikan hidung dan mata. Sebagai gantinya ribuan bola mata terlihat berkedip angker di atas enam buah sayap yang telah mengering.

Tangannya mengatup bak Malaikat. Animus itu mengerang kesakitan ketika bibirnya terbuka lebar dan menelan bibit-bibit kebencian yang bersemayam dalam tubuh jutaan arwah penasaran. Prana Kegelapan itu mewujud sebagai aliran darah hitam yang bersemburan di udara, berpusar dalam badai hitam awan kegelapan yang menenggelamkan puncak-puncak Himalaya, yang diserap, dihisap, oleh kekuatan Dewata yang mampu menyapulenyapkan segala gelap dan bayang-bayang.

Kau bisa melihat sosoknya yang menghitam akibat dosa-dosa umat manusia. Dia yang memangsa kejahatan. Dia yang menjadi tumbal bagi kegelapannya sendiri. The Sin Eater.

Sanca merinding ngeri, mendapati sesosok raksasa bersayap enam yang menyandang tongkat kayu. Ia hanya bisa melihat sisa-sisa siluetnya di antara jutaan roh-roh yang telah disucikan dan melayang ke langit bagai lautan bintang. Sebuah Halo berukuran raksasa terlihat melayang di atas kepala, yang kini retak dan berkarat, dari malaikat yang dulunya mungkin pernah bercahaya.

|XII|

“Memanggil mayat? Gua pelajari itu dari Kitab Naturom Demonto yang gua dapet dari FJB Kaskus. Berubah menjadi Satyr? Itu cuma Demon Mode biasa. Ini, partner... ADALAH KEMAMPUAN ANIMUS GUA!!!!”

Prana Kegelapan yang diserap oleh Malaikat Hitam melesatkan tubuh raksasa Baphomet ke hadapan Sanca tanpa menghiraukan semburan racun yang melelehkan kulit. Halilintar hitam terlihat ketika Iblis Satyr itu mencekeram leher Sang Siluman Ular ke dalam cakar-cakarnya.

“Tiga tahun... tiga tahun kejadian itu selalu menghantui gua... gua sudah melakukan banyak kejahatan... tapi kebiadaban yang gua lakukan waktu ngebegal malam itu... gua bahkan kagak bisa memaafkan diri gua sendiri....” suara itu terdengar bergetar. “Dan kini... Iblis macam apa gua kalau membiarkan kejadian itu terjadi lagi pada teman gua...?”

Sanca gemetar mendapati wajah Iblis Satyr yang melotot di hadapannya.

“I-INI... I-INI... SEHARUSNYA TIDAK TERJADI DALAM GARIS WAKTU SAKRAL!!!!” pekik Sanca sambil menyemburkan racun asam yang seketika melelehkan wajah Baphomet.

Lord Baphomet hanya menyeringai di atas wajahnya yang bersisa belulang. “Kau, iblis... tahu apa kau tentang isi Lauh Al-Mahfuz...?

NO!!! NOOOO!!!! GUA... GUA... SANCA... THE OUROBOROS... THE AGENT OF CHAOS... GUA SEHARUSNYA TETAP HIDUP SAMPAI AKHIR CERIT,─”

CROTTZ!!! Kepala Sanca remuk dalam cengkeraman cakar-cakar hitam. Tubuhnya terlempar jatuh bersamaan dengan tubuh Bapho yang juga ambruk di atas kedua lutut. Dia, Akmat Zainal, menoleh ke arah gw, dan tersenyum untuk terakhir kalinya.

Animus Malaikat Hitam menangkupkan keenam sayap bak menutup tabir perjalanan.

Menjemput atma yang kini telah disucikan.

Sudamala.

|XII|

Jurus Domain Expansion Hades berakhir bersamaan dengan lenyapnya jutaan arwah penasaran, tapi di atas Biara Shangri-La bola mata raksasa itu masih bersemayam, kali ini melindungi dirinya dengan perisai energi yang membentuk sisik-sisik baja laksana seekor trenggiling yang terancam.

Ini belum berakhir. Gw memeriksa nadi para pendekar yang bergeletakan. Masih hidup, meski gw tidak merasakan adanya reiatsu (pancaran tenaga). Arwah mereka disandera di dalam perut makhluk apapun yang berada di atas sana.

Beatrix. Gw baru teringat kalau gw belum melihat anak itu sejak tadi. Gw menoleh ke arah Pulu memerintahkan dia dan pendekar dari Sekte Ming Jiao untuk melakukan pencarian. Macan masih trauma. Parade Malam Sejuta Hantu Lapar benar-benar meruntuhkan gengsinya sebagai pendekar paling greget di seluruh alam semesta.

“Mama!” jerit Sheila menghambur memeluk ibunya yang kehabisan tenaga, tapi wanita itu hanya merespon lemah. Luka luarnya terlampai parah, dan ia sudah kehilangan banyak darah.

Tara yang memeriksa keadaan Mama Liliana menggeleng putus asa. Penggunaan Cursed Weapon yang melampaui batas membawa impact katastrofis. Sama seperti yang terjadi pada Elin, Prana kehidupan yang dikonsumsi hingga tingkat seluler membuat sel-sel tubuhnya kehilangan daya hidup. Tubuhnya gemetar lemah, sesaat, sebelum otot-ototnya berubah menjadi arang dan kulitnya dipenuhi retakan.

“Mama... Please.... jangan seperti ini....” Sheila mulai mengusapi kekaca yang jatuh di matanya. “Jangan tinggalin Sheila... please....”

Mama Liliana tersenyum lembut, tangannya merentang, memeluk kami berdua, ada barangkali kenangan dari masa yang tidak bisa gw mengingatnya, di mana gw dan Sheila terlahir dari keluarga biasa yang tinggal di sebuah rumah petak sederhana. Dunia tanpa Animus. Dunia tanpa kebencian.

Dunia di mana gw mendapatkan akhir bahagia.

Tentang sebuah rumah mungil yang ditempati bersama…

Tentang angan keluarga kecil yang dirajut sederhana…

Tentang mimpi-mimpi yang pergi… dan mungkin tak bisa lagi…

Tapi sampai kami menua barangkali

Tempat itu akan senantiasa menjadi selimut hangat tempatmu pulang…

Sebuah tempat yang selalu ingin kau sebut rumah….

|XII|


Ada yang basah dalam mata gw ketika kesadaran gw kembali mengutuh.

Mama Liliana terbaring tak bergerak…

Bibirnya tersenyum.

Terima kasih sudah menjadi anak-anakku.

.

.

Why does my heart go on beating?


Why do these eyes of mine cry?

Don’t they know this is end of the world?

It’s ended when you said....


goodbye....
.
.
.



To Be Contijon

 
Terakhir diubah:
Varian loki emang bangsat, ditambah varian loki yg wujud cewe yg namanya silvy dia tambah kacau lg apalagi varian loki yg nyasar di universe ini yg menjadi sanca sangat sangat bangsat bgt
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd