Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG JONI KUMBANG DAN RINAI HUJAN #2

ceritakumbang

Suka Semprot
Daftar
15 May 2018
Post
13
Like diterima
25
Bimabet
https://1.bp.********.com/-nyxCQV9sKlg/WuCBzUuK8sI/AAAAAAAAACE/AHePYyaljXsydODDANQLTgXq5fOisdlsQCLcBGAs/s640/siska_sr.jpg
Cerita Joni dan Rinai

Aku bisa merasakan kesepian yang dialaminya. Bukan karena ketiadaan pasangan untuk menyalurkan naluri purbanya. Bukan pula ketiadaan perhatian dari teman-temannya. Kesepian yang sedemikian murni! Bahkan bisa dikatakan sebagai “kesepian yang merasa sepi”. Kosong yang paling kosong…Ah, seandainya engkau ada di dekatku, akan aku kenalkan pada kesepianku. Mungkin kesepian kita bisa berteman dan bisa jadi sahabat. Kedua kesepian itu akan menyebarkan energi kesepian kepada semua orang yang membutuhkan, dan orang-orang jaman sekarang akan sangat berterima kasih karena sudah dialiri energi kesepian. Mereka tak lagi mengutuk kesepian di lantai diskotik, ataupun temaram ruang cafe. Mereka tak lagi jengah dengan hambarnya pasangan masing-masing; pasangan yang kelaminnya telah lembam oleh teknologi. Penis dan vagina pun bersorak dengan riang ketika mereka menemukan kesepian yang paling hakiki.

Debar jantung pun bisa menemukan iramanya yang paling indah jika ia bisa memahami kesepian rongga dada, ketika tangan pasangan menyentuh ujung penis ataupun ujung klitoris. Pangkal kenikmatan organ kelamin yang menemukan ruang hampa namun masih mendengar merambatnya gelombang suara dari detak jantung. Bidang gelap dari perasaan itu seperti candu yang mengikat penat rambut-rambut kelamin untuk tumbuh namun tetap harus menghadapi ganasnya pisau cukur.

Joni Kumbang (JK): Ini bukan cerita tentang aku kan? (ge-er..hahahaha)
Rinai Hujan: Kasih tau gak ya? xixixixixixi
JK: Rumit…
RH: Oh ya?
JK: Ho-oh
RH: Umur berapa sih?
JK: 40 tahun ini
RH: Pantes
JK: Sana coli!
RH:Males
JK:Ok

Catatanku sebagai editor:
Pertemuan antara Joni Kumbang dengan Rinai Hujan benar-benar murni kebetulan. Jika sedang sulit tidur, Joni Kumbang sering pergi ke warnet; kadang sekedar untuk nyampah di blognya, kadang memang ada janji bertemu dengan beberapa perempuan yang mengajaknya bercinta. Yang jelas, dia menolak jika disebut sebagai gigolo. Hingga pada suatu waktu saat iseng berselancar di dunia maya, Joni Kumbang melihat tulisan dari Rinai Hujan. Beberapa baris puisi pendek.

Jika aku reda, belum tentu ada pelangi
Meski lembab, janjimu tak akan abadi


Puisi Rinai Hujan sulit dipahami oleh Joni Kumbang. Joni Kumbang tetap menuliskan pengalaman seksnya saja dan tidak tertarik menuliskan puisi. Hingga pada hari itu, Rinai Hujan mengomentari tulisan Joni tentang Siska. Dan mereka pun berkenalan.
Suatu kebetulan yang aneh. Rinai Hujan masih selalu menunggu up-date tulisan-tulisan Joni. Dan semenjak perkenalan itu, mereka memang masih belum bertemu.

Cerita no.2 dari Joni Kumbang

Siska semakin nekat saja. Hampir tiap hari dia mengontakku untuk mengajakku bercinta. Aku merasa malas sebenarnya, apalagi pekerjaan mendirikan bangunan perumahan sedang gencar-gencarnya. Kelelahan karena pekerjaan, membuat kualitas seksku menurun. Namun Siska nampaknya sudah tidak perduli. Baginya, penisku mungkin semacam vitamin bagi hidupnya. Hahahahaha. Hal itu jadi keuntungan bagiku buat minta tambahan ‘vitamin’ juga. Siska sudah paham dengan kondisiku. Berapapun uang “vitamin” yang kuminta, dia berikan cash. Tapi aku tegaskan lagi; aku bukan gigolo, karena uang vitamin itu benar-benar kubelikan obat-obatan, aneka minyak pembesar penis dan makanan-makanan yang banyak mengandung protein, yang pada akhirnya, Siska juga yang merasakan manfaatnya.

Hingga pada akhirnya aku berterus terang aku berterus terang pada Siska jika aku sudah malas bercinta dengan alat-alat untuk sado-masokhis. Pada awalnya Siska memang kecewa. Tapi, mungkin karena sudah benar-benar ketagihan seks, dia bisa menerima. Menurutku, bercinta dengan Siska memang unik. Dia selalu melakukan semacam ritual sebelum bercinta. Hal yang selalu dia lakukan adalah membakar beberapa batang dupa. Katanya, kamar untuk bercinta haruslah ada suasana yang magis. Selain itu, dia juga akan menaburkan beberapa bunga warna-warni. Setelah bakar dupa, tabur bunga, Siska biasanya akan bersila untuk meditasi beberapa saat. Dia tidak menyuruhku untuk melakukan apa-apa. Paling-paling cuma disuruh untuk duduk di ranjang dan melepas semua pakaianku.

Setelah meditasi, Siska mendekatiku di ranjang. Semua pakaiannya lepas teronggok di kursi sudut ruang kamar. Bagi perempuan seumuran Siska, bentuk tubuhnya adalah anomali. Tubuhnya seperti perempuan umur dua puluhan. Ramping namun padat. Kulitnya pun sedemikian putih mulus, jelas karena suaminya pengusaha kaya maka tidak sulit bagi Siska untuk melakukan perawatan di salon ternama. Dadanya standar, tidak sebesar seperti artis bokep, namun padat dan menggairahkan. Meski rambut kelamin di sekitar vaginanya tidak dicukur, namun kelihatan bersih dan terawat. Siska kemudian merebahkan tubuhnya secara perlahan di ranjang. Begitu tenang. Perlahan, Siska membuka dua kakinya. Itu pun juga sedemikian perlahan dan tenang. Hal itulah yang membuatku bergairah. Namun seperti terkena sihir, aku pun juga ikut arus ketenangan yang ditebarkan oleh Siska. Begitu perlahan kudekati vaginanya. Aroma bunga menguar dari dari vagina itu. Bau harum dan menggoda. Kuciumi vagina Siska dengan khidmat. Siska pun menggelinjang karenanya. Gerak pinggulnya yang awalnya pelan, bertambah semakin garang manakala lidahku mengenai klitorisnya.

https://3.bp.********.com/-6Q6myU0WwqI/WuCCG_wNCFI/AAAAAAAAACM/3-OZfOkZB_ErDheEcCkHz5Rx5k_OzY6rgCLcBGAs/s640/joni_sr.jpg​
Nafas Siska memburu. Tangannya menjambak rambut kepalaku, seolah ingin ditenggelamkan semuanya di dalam vaginanya. Beberapa saat kemudian, Siska mengejan dengan rintihan panjang. Aku sudah hafal dengan gerakan Siska yang seperti ini. Ganti payudaranya yang sebelah kanan yang kujilati, namun tanganku berpindah ke vaginanya. Gerakan tanganku yang makin cepat dan gigitan pelan di putting payudaranya membuat Siska mengejang dengan dahsyat. Tanganku pun akhirnya terasa hangat karena cairan yang keluar dari vagina Siska. Belum sempat aku menarik nafas, ganti Siska dengan sigap meraih penisku. Aku harus bisa mengontrol penisku, supaya sperma tidak segera keluar. Ganti aku yang merebahkan diri di ranjang dan mengatur nafas. Sementara itu, lidah Siska dengan gerakan tak terduga akan menjilati kepala penisku. Hisapan mulut Siska di penisku benar-benar membuatku merasakan detak jantung yang makin memburu. Siska pun cepat tanggap. Posisiku yang rebahan, membuat dia pada posisi Woman On Top. Penisku segera menancap di vaginanya. Siska kemudian mengoptimalkan posisinya untuk meraih orgasme berikutnya. Gerakannya naik turun, memungkinkan klitorisnya tergesek maksimal oleh penisku. Gerakan pinggul Siska makin cepat ditimpa oleh desahan-desahannya membuatku makin terhanyut pada irama permainannya. Kuraih dan kumainkan dadanya seirama gerakan pinggulnya. Ternyata itu membuat Siska bertambah kenikmatannya, hingga akhirnya Siska mengejang kembali karena orgasme.

Siska terkulai lemas di sampingku. Kami ambil jeda sejenak, tapi tangan Siska tetap meraih penisku, seolah dia tidak mau kehilangan momen tegangnya. Masa jeda seperti ini memang bisa menguntungkan bagi kami. Mundur sejenak demi kepuasan yang lebih dahsyat. Kujilati belakang telinganya dan area sekitar leher. Itu membuat Siska rileks sekaligus terangsang kembali. Dengan gerakan seperti macan betina lagi lapar, Siska bangkit dari berbaringnya dan nungging di depanku. Ah, permainan yang menyenangkan! Doggy Style! Segera saja penisku kugesek-gesekkan terlebih dulu di mulut vaginanya. Siska meremas sprei ranjang dengan gemas, pertanda dia sudah tidak sabar untuk segera merasakan sensasi tusukan penisku. Hahahaha…Kadang dia memang harus menjadi diktator. Menjadi dirigen yang memimpin irama permainan.

Baiklah…Penisku yang sudah dalam poisisi voltase tinggi pun menghajar liang senggama Siska dengan dahsyat. Siska pun tampak terpuaskan dengan posisi seperti ini. Tiba-tiba dia meraih tanganku yang awalnya ada di pingggangnya. Posisi tanganku dipindah ke kepalanya. Bahasa kode dia minta dijambak. Dia menginginkan ada sedikit rasa sakit, meski di awal permainan ini aku menolak melakukan sado-masokhis. Sempat ada dilema di pikiranku, apakah aku akan sedikit kasar kepada Siska?. Naluriku kemudian yang bekerja. Dengan kehati-hatian tingkat tinggi, rambut Siska tetap kujambak juga. Dia mengerang kenikmatan. Akhirnya tetap kuteruskan menjambak rambutnya. Siska pun menggerakkan tubuhnya maju-mundur dengan cepat. Aku pun merasakan bahwa ejakulasiku akan sampai beberapa detik lagi. Kulepas jambakan tanganku dari kepala Siska. Dengan pukulan terkontrol di pantatnya, Siska makin bergairah. Suara erangan Siska pun akhirnya memicu proses awal ejakulasiku yang masih bisa kukontrol. Penis kulepas dari vagina Siska dan Siska pun sudah siap menampung spermaku di mulutnya. Saat spermaku muncrat ke dalam mulut Siska, proses ruang kosong terjadi beberapa detik di otakku.

Aku hanya bisa memejamkan mata dan melenguh pelan karena kenikmatan luar biasa tidak hanya di wilayah penis saja. Semua otot dan uratku pun merasakan kenikmatan itu. Lututku pun terasa lemas dan aku jatuh terbaring di ranjang. Siska agresif menghisap penisku dan sepertinya tidak ingin kehilangan setetes spermaku di mulutnya. Aku benar-benar merasakan sensasi kehilangan kesadaranku untuk beberapa detik. Dan itu memang benar-benar hal misterius yang sulit untuk diceritakan. Siska pun rebahan di sampingku dan membisikkan bahwa dia terpuaskan dan ingin mengulang lagi. Ah, sulit menolak ajakan Siska seperti ini. Hahahaha. Tak masalah, toh pekerjaanku lagi tidak banyak. Aku bisa ada waktu beristirahat.

Siska tertidur dengan senyuman tersungging di bibirnya. Ada yang aneh kurasakan saat melihat Siska tertidur. Tiba-tiba aku seperti masuk ke dalam dunia pikirannya. Aku melihat yang berbeda antara tubuh Siska yang tampak oleh mata dengan tubuh Siska yang kulihat melalui dunia pikirannya. Tubuh Siska sebenarnya adalah tubuh yang rapuh dan mengalami kesedihan tak terperi. Kupeluk Siska dengan pelukan terbaik yang bisa kulakukan dan Siska pun balas memeluk dengan segenap perasaannya. Saat kukecup keningnya, aku melihat bulir air matanya menetes. Aku tidak salah. Ada kepedihan di ruang batin Siska yang tidak segera terlihat jika pertama kali bertemu dengannya.

Komentar Rinai Hujan: Kok seperti tulisan cerita-cerita panas nih Oom?
Balasan Joni Kumbang: Hahahaha…Baca baik-baik!
RH: Lha emang kayak gitu kan?
JK: Besok tunggu tulisanku yang lain…
RH: Bukan janji parpol kan Oom?
JK: Hahahahaha…Kamu coli aja kalau terangsang baca ceritaku…
RH: Udah keluar dari tadi…hahahahaha
JK: Sendirian?
RH: Gak…Ada partner yang bantuin…Hahahaha

bersambung...

Catatan editor:

Menyimak Joni Kumbang dan Rinai Hujan berbalas komentar, sangatlah menarik. Mereka mempunyai keakraban yang ganjil. Perbedaan usia bisa terjembatani oleh media internet. Dunia maya. Dunia di mana setiap orang bisa memakai topeng apa saja. Kejujuran tentulah menjadi hal mewah di mana setiap lapisan-lapisan keaslian wajah bisa membawa ke dunia yang lain ataupun ke wilayah-wilayah yang antah-berantah dan bisa menyesatkan siapa saja yang tidak waspada.
 
Kok buat judul yang sama dalam 2 thread yang berbeda???
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd