Part 13
Shani dan anin berjalan keruang tamu mereka berdua aku dan gracia berpelukkan.
"kok rindunya cuma sama kak radit, kita nggak" shani tersenyum menyambut gracia
"iya nih si gre" anin ikut menyambut
"ci shani, anin" gracia berlari memelukku mereka berdua
Mereka bertiga saling berpelukan erat, aku senang akhirnya gracia datang ke Jakarta lagi. Mendengar dari luar ibuku datang dari dapur menyambut gracia.
"keponakan tante yang tersayang datang lagi" ibuku menyambut gracia
"iya tante aku datang lagi" gracia memeluk ibuku
"iya selamat datang gre, kalau gitu siapin masakan buat nanti malam" ibuku kembali kedapur menyiapkan makan malam
Gracia berjalan mendekat kearahku dia memegang kedua tanganku dan memberikanku obat.
"kak radit aku rindu nanti malam kekamar ya, obat itu diminum ya kak sebelum kekamar" gracia tersenyum manis
Aku melihat obat yang diberikan gracia tetapi aku tidak tahu obat apa itu.
"obat apa ini gre?" Aku bingung
"nanti kak radit juga tahu" gracia tersenyum nakal
Dia dengan shani dan anin berjalan kekamar saling melepas rindu mereka dan aku pun bersiap pergi bekerja. Malam hari kami makan malam bersama, hari ini ayahku pun ada dimeja makan dirumah bersama kami. Ditengah makan malam kami, ayah pun menatap kepada mereka bertiga.
"paman ingin tahu kenapa kalian keluar dari jkt?" Ayahku bertanya kepada mereka bertiga
Aku menelan makan malam tersedak mendengar pertanyaan ayahku ke shani.
"kamu kenapa radit?" Ibuku kaget memberikan segelas air
"oh gak apa-apa bu, ada yang nyangkut" aku segera minum
"kami bertiga cuma gak bisa bagi waktu lagi dengan jkt paman" shani menjawab pertanyaan ayahku
"oh gitu" ayahku menganguk
Aku bernafas lega mendengar jawaban Shani, mungkin ini saatnya aku bilang ini ke orangtuaku.
"besok ayah ada dirumah?"
"ada emang kenapa dit?" Ayah bertanya
"ada yang ingin aku omongin dengan ayah dan ibu besok" aku pun memasang muka serius
"emang kenapa dit kok tiba-tiba?" Ibuku heran
Aku memandang ke arah anin Gracia dan shani, mereka pun mengerti dengan tatapan dan mereka tersenyum tahu aku ingin membicarakan untuk mereka.
"iya bu sedikit mendadak, besok radit ceritain"
"iya besok ya" ayah menganguk
Kami selesai makan malam, aku meminum obat yang diberikan oleh Gracia dan aku menuju kamar gracia.
"gre ini kak radit" Aku mengetuk pintu kamar gracia
"ayo kak masuk" dia membuka pintu dan menarik tanganku
Gracia menuntunku duduk dikasur, dia duduk mendekat disampingku.
"anin sama ci shani udah cerita tadi siang"
"maaf ya gre sepertinya kamu nanti berbagi dengan anin ama ci shani"
"kak radit yakin besok mau bilang ini ke ayah dan ibumu kak" gracia menatapku dengan serius
"iya kak radit yakin" aku menjawab gracia sedikit lantang
Gracia tersenyum mendengar jawabanku, dia bersandar dibahuku dan memeluk lenganku.
"awalnya dari aku ya, jadi kena deh semuanya maaf ya kak"
"ya mau gimana lagi, udah terlanjur gre" aku mengelus rambut Gracia
Dia melepas pelukan lenganku dan tersenyum nakal, gracia mengeluarkan vibrator yang dipakai pertama kali aku melihat dia masturbasi.
"ini yang buat menyatu sampai sekarang" gracia tertawa kecil memberikan vibratornya
"iya gara-gara ini" aku melihat vibrator gracia
"aku rindu dengan kak radit" dia tersenyum nakal
Gracia melepas seluruh pakaiannya, dia membuka lebar pahanya.
"kak masukin itu disini" gracia menunjuk vaginanya
Aku memasukkan vibrator gracia masuk ke dalam liang vaginanya.
"Ahhh... Ahhh... Kak" gracia mendesah
"enak gre?"
"enak... kak... masukin lebih dalam..."
Aku memasukkan vibrator gracia lebih dalam, gracia mendesah vibratornya mengisi liang vaginanya.
"Ahh... Enak... Ahhh... Kak..." Gracia memegang tanganku
Aku mulai bernafsu melihat gracia mulai terangsang, kumainkan vibrator gracia masuk keluar didalam vaginanya. Dia mendesah kencang memegang tanganku semakin erat.
"Ahhhh... Kak... Terus... Ahhh... Cepatin.."
Aku memainkan vibrator lebih cepat masuk keluar divaginanya, cairan vaginanya sedikit mengalir keluar Gracia sudah terangsang.
"Ahhh... Buat... Aku... Bergetar... Ahhhh..." Gracia menunjuk tombol vibratornya
Aku menekan tombol yang ditunjuk gracia, vibrator gracia bergetar cepat dia mendesah semakin kencang.
"Ahhh... Gitu... Terus... Kak... Aaahh"
Aku melihat expresi gracia pada waktu itu dia sedang masturbasi pertama kali sungguh sangat mengodaku. Aku mengoyang vibrator gracia lebih liar, gracia memegang lenganku.
"Ahhh... Kak... Ahh... Radit..."
Gracia terangsang berat dengan vibrator yang kumainkan divaginanya, cairan vagina gracia meloncat keluar dan membasahi vibratornya.
"gre kamu seksi sekali..." Aku mengodanya sambil memainkan vibratornya didalam vaginanya
"Ahhh... Kak... Radit... Juga... Ahhhh..." Gracia mengoyang pinggulnya membalas genjotan vibrator yang kumainkan
Desahan gracia semakin kencang dan wajahnya semakin memerah, dia pun ingin segera orgasme aku kumainkan vibratornya tambah liar.
"Ahh... Ahh... Aku... Mau... Keluar... Kak... Ahhh" gracia memegangi lenganku
Cairan vaginanya mengalir deras membasahi kasur gracia, tubuhnya bergetar dan gracia memejamkan matanya menikmati sensasi orgasme yang luar biasa.
"Ahhhhhh... Nikmatnya... Kak... Radit... Hebat"
Aku ingin melihat Gracia orgasme lagi, kumasukkan kembali vibrator gracia ke dalam liang vaginanya.
"ayo gre keluarin lagi donk" aku menahan vibrator bergetar didalam vaginanya
"Ahhh... Ah... Kak... Radit... Ahhhhhh"
Dia mendesah kencang dan mengangkat pinggulnya, gracia pun tidak menahan lagi cairan vaginanya mengalir keluar. Aku mengeluarkan vibrator gracia dari vaginanya, aku membuka belahan vagina gracia kuhisap cairan vaginanya.
"Ahhh... Kak... Geli... Ahhh" gracia menahan kepalaku
"Slurrpp... Gre... Enak... Cairanmu... Slurrpp" kujilat tambah liar
"Ahhh... Stop... Kak... Ahh... Mau... Keluar... Lagi... Ahhh"
Gracia orgasme lagi membasahi wajahku, aku menghisap cairan vagina gracia yang keluar. Dia mendesah merasakan jilatanku dibelahan vaginanya gracia memelukku.
"sekarag giliran aku ya kak radit" dia tersenyum puas
Gracia melepas seluruh pakaianku, tangannya mulai mengocok penisku yang sudah tegang.
"punya kak radit pasti lebih enak dari itu" tangan gracia mulai mengocok batang penisku
"Ahh... Gre... Ahh" aku mendesah penisku dirangsang oleh tangan gracia
Dia menjilat batang penisku, gracia memainkan diseluruh batang penisku aku pun mendesah nikmat.
"Sllurrpp... Enak... Kak.." Gracia menjilat penisku semakin liar
"Ahhh... Gre... Enak... Gre... Terus... Ahhh" aku mendesah liar
Gracia tersenyum lebar melihatku terangsang dengan permainan lidahnya, dia mengulum penisku aku mendesah lebih kencang.
"Ahh... gre... Muat... Ya... Ahhhh" aku mendesah batang penisku dikulum semua
"Mmmmm... Besar... Kak... Mmm" gracia mengulum seluruh batang penisku
Aku memegang rambut Gracia menikmati kulumannya, dia semakin cepat mengulum penisku.
"Ahhh... Gre... Kak... Radit... Mau... Keluar... Ahhh" aku mendesah ingin keluar
"Mmmm... Slurrpppp... Keluarin... Kak... Mmmm" gracia mengulum penisku lebih dalam
Spermaku keluar didalam mulut gracia, dia menahan penisku didalam mulutnya.
"Ahhh... Gre..." Aku keluar didalam mulut gracia
Gracia melepas kulumannya, dia pun mengeluarkan spermaku ditangannya.
"Kak... Radit keluar banyak banget kak"
"Ahhh... Kamu enak banget gre"
Gracia menelan spermaku ditangannya dan menjilat sisa spermaku ditangannya.
"enak banget kak radit" gracia menikmati spermaku mengelus lehernya
Gracia tersenyum puas dan menarik penisku bersentuhan dengan vaginanya.
"Kak... Radit sekarang masukin..." Gracia memegang pinggulku
"Kamu mau sekarang gre" aku mengesekan batang penisku dibelahan vaginanya
"Ahhh... Kak... Masukin... Ahhh" gracia mendesah ingin aku mengenjotnya
Aku terus merangsang Gracia, wajahnya pun memerah dia sudah horny. Puas merangsang Gracia aku pun langsung memasukkan penisku kedalam liang vaginanya.
"Ahhh... Kak... Radit... Ahhhh" gracia mendesah penisku mengisi liang vaginanya
"Ahhh... Gre... Ahhh" ujung penisku disemprot oleh cairan vagina gracia saat masuk ke vaginanya
"Ahhh... Kak.. Radit... Masukin... Lebih... Dalam... Ahhhh" gracia mengunci pinggulku
"Ahhh... Sempit... Banget... Gre... Ahhh" aku mulai mengenjot vaginanya
Aku memegang pinggul gracia mendorong penisku lebih dalam lagi, kami berdua pun mendesah nikmat. Genjotanku semakin cepat karena cairan vagina gracia membuat penisku semakin licin desahan gracia semakin liar.
"Ahhh... Kak... Enak.... Ahhh... Punya... Kak... Radit... Besar... Ahhh" gracia membuka belahan vaginanya
"Ahhh... Kamu... Makin... Enak... Ahhh" aku mengenjot kuremas payudaranya menambah nikmat
Genjotan dan jepitan liang vagina gracia semakin nikmat membuatku ingin keluar.
"AHHH... GRE... KAK... RADIT... MAU... KELUAR... AHHH" aku mengenjot gracia semakin liar
"AHHH.... KELUARIN... DIDALAM... KAK... AHHH" gracia mengunci pinggulku dengan kakinya semakin erat
Spermaku keluar mengisi liang vaginanya, kami berdua mendesah nikmat gracia mengeluarkan penisku dari vaginanya.
"Ahhh... Banyak... Kak... " gracia mengelus vaginanya
Aku merasakan Tubuhku masih kuat mengenjot gracia penisku masih keras mungkin karena obat yang dikasih oleh gracia. Gracia membelakangi penisku dia mendorong pantatnya bertabrakan dengan pinggulku mendorong masuk penisku.
"Ahhh... Pengen... Lagi... Kak... Ahhhh" gracia mendesah ingin digenjot lagi
"Ahhh... Gre... Masih... Mau... Gre.. Ahhh" aku mengenjot vaginanya
"Ahhh... Iya... Kak... Lagi... Ahhh" gracia membalas genjotanku
"Ahhh... Gre... Ahhh... Kamu... Kasih... Obat... Apa...?" Aku bertanya ke gracia sambil mengenjotnya
"Aahhh... Obat... Kuat... Kak... Ahhh"
"Ahh... Pantasan... Kamu... Nakal... Gre... Ahhh" aku memukul pantatnya
"Ahhh... Kak... Radit... Ahhh" gracia memegang tanganku
Aku menarik kedua tangan Gracia kupercepat genjotanku, dia mendesah nikmat penisku menabrak dinding rahimnya.
"Ahhh... Enak... Punya... Kak.. Radit... Ahhh"
"Ahhh... Enak... Gre... Ahhh" aku mengenjot lebih cepat
"Ahhh... Kak.. Terus... Ahhhh" gracia mendesah cepat
Obat yang dikasih gracia sangat hebat aku tidak kelelahan dan penisku terus mengeras tampaknya Gracia puas malam ini. Pejuku ingin keluar lagi aku menahan penisku didinding rahimnya kukeluar spermaku didalam.
"Ahhhhh.... Gre... Kakak... Keluar" aku mengeluarkan spermaku
"Ahhhhhhh... Hangat... Kak... Aaahhhh" gracia melihat vaginanya dari bawah
Aku mengeluarkan penisku dari vaginanya, cairan spermaku mengalir keluar begitu banyak dari liang vaginanya membasahi kasur gracia. Gracia berbaring menutup matanya meresapi vaginanya hangat dengan penisku.
"gre kak radit masih kuat nih" aku mengoda gracia mengocok penisku didepan gracia
"aku... Mau... Kak... Tapi aku udah gak kuat lagi" gracia melihatku mengocok penisku
"yaudah kak radit balik kekamar aja"
"kak radit tunggu"
Gracia mendekat ke penisku, dia mengocok penisku. Aku mendesah nikmat penisku bertambah keras.
"Ahhh.... Mantap... Gre... Ahhh"
"kak radit masih keras, aku jadi mau lagi kak"
Gracia mengangkat pinggulnya mengarahkan penisku dibawah belahan vaginanya, dia menurunkan pinggulnya penisku masuk menusuk liang vagina gracia.
"Ahhh... Kak... Kok.. Enak... Kak.. Ahhh" gracia mendesah nikmat
"Ahhh... Kakak... Juga... Gre... Ahhh" aku berbaring menikmati genjotannya
Gracia menaik turunkan pinggulnya semakin liar wajahnya memerah dia sudah horny berat, sisa spermaku diliang vaginanya terus mengalir keluar saat dia mengenjot penisku.
"Ahhh... Gre... Yang... Pelan... Ahhh..." Aku menarik nafas
"Ahhh... Aku... Horny... Kak... Ahhh..." Gracia memainkan klitorisnya sambil mengenjotku
Aku tidak menahan lagi spermaku ingin keluar lagi, aku mendesah gracia menahan penisku diujung vaginanya.
"Ahhh... Kak... Keluarin... Ahhh" gracia menahan genjotannya
"Ahhhhhhh.... Gree.... Ahhhh" aku mendorong penisku dari bawah menyentuh ujung vaginanya
"Ahhhhhh... Kak... Radit... Ahhhhh" gracia memejamkan matanya dan meremas payudaranya.
spermaku meloncat keluar menyentuh dinding rahimnya, dia mendesah nikmat gracia mengeluarkan penisku dari vaginanya dia berbaring memeluk lenganku dengan senyuman puas diwajahnya.
"udah puas gre?" Aku menatapnya
"aku puas kak radit, maaf ya aku kasih kak radit obat kuat" gracia memeluk lenganku dengan
"ya udah gre, gak apa-apa kok" aku mengelus rambut gracia
"kak radit udah yakin besok mau bilang?" Gracia menatapku serius
"kak radit harus buat kalian, kita sama-sama lewati ini" aku membalas menatap gracia
"iya kak tenang aja aku ada disamping kakak" gracia tersenyum memelukku
"iya makasih ya gre, kak radit langsung tidur ya" aku memejamkan mataku
"iya kak" gracia ikut terlelap
Kami berdua tidur dikamar Gracia, keesokan harinya aku anin gracia dan shani sudah duduk diruang tamu menunggu ayah dan ibuku seperti yang kujanjikan kemarin.
Singkatnya aku menceritakan semua kepada ayah dan ibuku kalau mereka hamil karena aku. Ayah dan ibuku sangat kaget, ayahku tidak menahan emosinya dia pun pergi dari ruang tamu sementara ibuku terdiam mendengar pengakuanku bersama mereka bertiga.
Ibuku masih bersedia menjadi wali untuk melamar mereka bertiga, beruntungnya aku karena mereka bertiga mempunyai orang tua ingin melihat anaknya bahagia denganku. Ibuku yang sangat mendukung walaupun aku melakukan hal yang salah sebagai anaknya.
Ibuku memberikan rumah warisan orang tuanya dibandung, kami berempat hidup berdampingan dalam satu rumah dan ibuku juga membantuku membiayai pernikahanku.
Pernikahan kami sangat sederhana, tampak kerabat dari kami bereempat datang mengucap selamat kepada kami. Cuma ayahku yang tidak mau menjadi wali dipernikahanku, wajar saja kalau ayahku sulit menerima keadaan yang sebenarnya.
Malam pertama kami dihotel, ibuku sebelum pergi dia pun berbincang.
"mungkin ayahmu butuh waktu yang lama untuk menerima ini radit, nanti kalau ayahmu sudah siap ibu kasih kabar" ibuku memegang tanganku
"makasih ya bu, jagain ayah juga" aku memeluk ibuku
Ibuku berjalan keluar dari hotel dan naik mobil jemputan yang sudah menunggu didepan, ibuku kembali pulang kejakarta aku kembali kekamar hotel mereka bertiga menungguku untuk malam pertama. Aku meminum obat kuat yang diberikan oleh gracia dan masuk kekamar, mereka bertiga duduk dikasur hanya memakai bh dan cd saja.
"kalian ini udah gak sabar aja" aku melihat mereka tersenyum nakal
"ayo sini radit aku udah gak sabar" shani mengigit jarinya
"radit puasin kita ya" anin tersenyum lebar
"radit sayang udah siap?" Gracia tertawa kecil memandangiku
Mereka bertiga berjalan mendekat kearahku, aku didorong berbaring dikasur. Mereka bertiga melepas bh mereka, mereka bertiga menindih wajahku dengan payudara mereka.
"Ahh... Radit... Ahhhh" gracia mendesah
"Ahhhh... Wajah... Radit... Seksi... Ahhh" anin ikut mendesah
"Mmm... Kalian... Radit... Sesak... Mmm" aku sesak dengan payudara menghempit wajahku
"Ahhh... Sayang... Mainin... Lidahmu... Radit... Ahhh" shani mendesah nikmat
Aku mengeluarkan lidahku, mereka bertiga mengoyang payudara menyentuh lidahku.
"Ahhh... Radit... Enak... Ahhhh..." Gracia mengoyang payudaranya
"Ahhh... Radit... Sayang... Ahhhh... Ahhh" shani mendesah lebih kencang
"Slurrppp... Enak... Banget... Mmm" aku merasakan lembutnya payudara mereka bertiga
"Ahhhh... Pegangin... Punya... Aku.. Kak... Ahhh" anin mengoyang payudaranya dan memegang tanganku
Aku mengengam payudara mereka bertiga jadi satu dengan tanganku, kujilat puting payudara mereka bertiga.
"Ahhh.... Radit... Terus... Dit... Ahhhh" anin mengigit jarinya
"Ahhhh... Radit... Jilatin... Lagi... Ahhh" shani memejamkan matanya
"Mmmm... Slurrrpppp... Enak... Gak.. Kalian... Mmmm" aku terus menjilat puting payudaranya
"Ah... Ah... Enak... Sayang... Ahhh..." Gracia mendesah kencang
Aku melepas gengamanku dan menarik nafas sebentar, mereka bertiga tersenyum puas.
"sekarang giliran kami ya sayang" gracia tersenyum nakal
Anin membuka bajuku dan gracia dengan shani melorotkan celana dan cdku, jari anin bermain diputing dadaku.
"radit sayang enak gak" anin memainkan jarinya diputing dadaku
"Ahh... Iya nin... Enak sayang..." Aku mendesah kecil
Gracia dan shani mengelus batang penisku, aku mendesah nikmat mereka berdua menjilat batang penisku.
"Ahhh... Enak... Shan... Gre... Ahhh" aku mendesah penisku dijilat mereka berdua
"Mmm... punya radit udah keras aja" gracia menjilat penisku
"Mmm... Slurrppp... Sayang... Mmmm" shani menjilat penisku dengan liarnya
Aku mendesah nikmat mereka bertiga merangsang tubuhku, anin puas merangsangku dia melepas cdnya dan mengarahkan vaginanya mengesekkan dibibirku.
"Mmm... Nin... Slurrppp" aku membalas gesekannya
"Ahhh... Radit... Hisapin... Sayang... Ahhhh" anin mendesah nikmat
Aku mengangkat pinggulnya kujulurkan lidahku masuk kedalam vagina anin mendesah tidak karuan.
"Mmm... Kayak... Gini... Nin slurrpp" aku menjilat lebih dalam lagi
"Ahhhh... Dit... Terus... Dit... Enak... Ahhh" anin mendesah memainkan klitorisnya
Aku pun terus menjilat vagina anin, gracia dan shani puas menjilat penisku mereka berdua melepas cd mereka dan mengesekan belahan vagina mereka dipahaku.
"Ahhh... Sayang... Radit... Aku... Enak... Ahhhh" gracia mengoyang pinggulnya semakin cepat
"Mmm... Aku... Juga... Gre... Slurrpp..." Aku mendesah sambil menjilat vagina anin
"Ahhh... Ah... Radit... Gagah... Banget... Ahhhh" shani mengoyang sambil mengigit bibirnya
Goyangan pinggul anin semakin liar dan desahan semakin kencang, kumainkan lidahku lebih liar anin ingin segera orgasme.
"Ahhh... Radit... Aku... Keluar... Ahhh" anin ingin melepas tanganku
"Slluurrrpp... Keluarin... Nin.... Mmmm" aku menahan pinggul anin
"Ahhh... Radit... Aku... Keluarr... Ahhhh" anin mendesah semakin kencang
Cairan vaginanya mengalir keluar membasahi wajahku, anin duduk membuka selangkangan pahanya menikmati orgasmenya. Aku bangun melihat gracia dan shani mereka berdua mengoyang pinggulnya diatas pahaku.
"Ahhh... Radit... Aku... Sayang... Kamu... Ahhhh" shani mengoyang pinggulnya
"Ahhh... Radit... Ahhh... Enak... Banget... Ahhh" gracia mendesah nikmat
Mereka berdua terus mengoyang pinggulnya semakin cepat, mereka berdua orgasme bersamaan cairan vagina mereka membasahi pahaku.
"Ahhhh... Radit... Ahhh" gracia menikmati orgasmenya
"Ahhh... Shani... Belum... Puas... Sayang... Radit... Ahhhh" shani masih terus mengoyang pinggulnya
"gre... Nin... Kalian berdua seksi sekali" aku melihat mereka berdua orgasme bersamaan
Mereka berdua pun puas dan duduk disamping kaki dan membuka selangkangan pahanya meresapi orgasme mereka, kini giliran anin menarik penisku dia membuka selangkangan pahanya.
"Radit... Aku masukin ya..." Anin memasukkan penisku dan mendorong pinggulku dengan kakinya
Anin mendesah menikmati penisku sedikit demi sedikit memenuhi liang vaginanya.
"Ahhhh... Radit... Dalemin... Lagi... Ahhhh" anin mengunci pinggulku
"Ahh... iya... Nin... Ahhh" aku mendorong pinggulku maju mundur
"Ahhh... Sayang... Cepatin... Lagi.. Ahhhh" anin mendesah ingin digenjot lebih cepat
"Ahhh... Nin... Sempitnya... Ahhhh" aku meremas payudaranya dan mengoyang pinggulku lebih cepat
Gracia dan shani melihatku mengenjot anin mereka berdua ikut terangsang, gracia mulai memainkan vaginanya shani memelukku dari belakang.
"Radit sayang abis ini aku ya" shani memelukku punggungku
"Ahhh... Iya... Shan... Ahhhh" aku terus mengenjot vagina anin
"Ahhh... Radit... Ahh... Terusin... Aku... Ahhh" anin mendesah semakin liar
"sayang aku udah gak sabar" shani mengesekkan payudaranya dipunggungku
"Ahhh... Nin... Shan... Enaknya... Ahhh" aku mendesah menikmati anin dan shani
Aku memegang pinggul anin kupercepat genjotanku, dia menarik tanganku dan mengoyang pinggulnya. Aku pun tidak menahan spermaku ingin keluar.
"AHHH... NIN... AKU... KELUAR... NIN... AHHH" aku mengenjot lebih dalam
"AHHH... RADIT... KELUARIN... DIDALAM... SAYANG... AHHHH" anin mengunci pinggulku dengan kakinya
Spermaku keluar didalam liang vagina anin, dia mengelus bagian bawah perut anin merasakan hangat didalam sambil memejamkan matanya.
"Ahhh... Radit... Hangat... Dit... Ahhh" anin mendesah melepas kuncian kakinya.
"Ahhh... Kamu... Enak... Juga... Nin... Ahhh" aku menahan penisku didalam liang vaginanya
Aku mengeluarkan penisku dari liang vaginanya, cairan spermaku mengalir keluar dengan deras anin berbaring menikmati liang vaginanya penuh dengan pejuku.
Shani membalikkan badanku, dia menjilat ujung penisku masih tersisa spermaku dan menelannya.
"Ahhh... Shan... Enak..." Aku menikmati hisapan shani
"Ahh... Radit aku mau keluarin disini" shani menunjuk vaginanya
Aku mengangkat kaki kanan shani dan kudorong masuk penisku kedalam vaginanya.
"Ahhh... Sayang... Enak... Ahhhh" shani mendesah nikmat
"Ahhh... Shan... Kamu.... Ahhh... Juga... Ahhh" aku mulai mengenjot
Shani mendesah nikmat gracia semakin liar mengocok vaginanya melihat aku mengenjot shani.
"Ahhh.... Radit... Aku... Pengen... Ahhhh" gracia mendesah ingin kugenjot
"Ahh... Dit... Cepatin... Ahhh... Sayang... Cepatin... Ahhhh" shani mendesah menyuruhku mengenjotnya lebih cepat
"Ahhh... Shan... Punyamu... Sempit... Bangett... Ahhh" aku mendesah liang vaginanya semakin sempit
Gracia berdiri mendekatkan vaginanya kewajahku, dia membuka belahan vaginanya dan menyuruhku menjilatnya.
"radit jilatin aku" gracia mengarahkan ke mulutku
Aku menjulurkan lidahku, gracia menarik kepalaku hingga lidahku masuk keliang vaginanya.
"Mmm... Gre... Slurrrppp..." Aku memainkan lidahku
"Ahh... Radit... Jilatin... Terus... Ya... Ahhh... Enak..." Gracia mendesah nikmat
Gracia terangsang dengan permainan lidahku mulai mengoyang pinggulnya, aku terus menjilat vagina gracia sambil mengenjot shani mereka berdua saling mendesah.
"Ahhh... Radit... Sayang... Hebat... Ahhh..." Shani mendesah genjotanku
"Mmm... Slurrpp... Enak... manis... Mmmm" aku menghisap cairan gracia sedikit keluar
"Ahhh... Radit... Aku... Keluar... Ahhh" gracia mengoyang pinggulnya semakin liar
Gracia pun orgasme cairan vaginanya mengalir deras membasahi mulutku, aku dengan rakus menghisap abis cairannya.
"Mmmm... Gurih... Manis... Juga.... Mmmm.... Slurrppp..." Aku menjilat vagina gracia dengan liarnya
"Ahh... Sayang.... Stoppp... Ahhh" gracia mendorong kepalaku
Dia berbaring disamping Shani tersenyum puas meresapi orgasmenya, shani meminta mengenjotnya lebih cepat lagi. Aku mengangkat kedua kaki bertumpu dibahuku, pinggulnya pun ikut terangkat kugenjot vagina shani lebih cepat.
"Ahhh... Radit... Aku... Penuh... Terusin... Ahhh..." Shani mendesah nikmat liang vaginanya penuh dengan penisku
Jepitan liang vagina shani membuat penisku tidak menahan spermaku keluar dengan sendirinya.
"AHHH... SHAN... AKU... KELUAR... AHHH..." Aku menahan penisku didalam vaginanya
"AHHH... PENUHIN... SAYANG... DIDALAM... AHHHH..." Shani mendesah nikmat
Aku mengeluarkan penisku dari liang vagina Shani, dia membuka lebar pahanya melihat spermaku mengalir keluar.
"Ahhh... Radit... Banyak... Didalam... Ahhhh" shani menusuk masuk spermaku kevaginanya
Shani mengocok vaginanya penuh dengan spermaku, dia mendesah kencang terlarut dengan permainannya sendiri.
"Ahhh... Radit... i... love.. you... Ahhhh" shani terus memainkan vagina becek dengan spermaku
Shani terbaring dengan nafas terengah-engah menikmati kocokannya sendiri, aku berbaring menarik nafas sebentar gracia menghampiriku dan menyentil penisku.
"Radit buat ci Shani sampai begitu aku mau juga" gracia membelakangi penisku dan mengangkat pinggulnya diatas penisku
Gracia menurunkan pinggulnya membelah vaginanya oleh penisku, tangannya bertumpu dilututku gracia menaik turunkan pinggulnya lebih cepat.
"Ahhh... Radit... Ahhhh... Tambah... Enak... Ahhh" gracia mengoyang pinggulnya semakin cepat
"Ahhh.... Kamu... Juga... Gre... Ahhh" aku ikut mendesah dan memegang pantatnya
Gracia mengenjot penisku lebih cepat, aku memukul pantatnya gracia dia mendesah nikmat.
"Ahh... Gre... Enak... Gre... Ahhhh" aku memukul pantatnya lebih keras
"Ahhh... Radit... Nakal... Ahhh... Aku... Juga... Ahhhh" gracia mengenjot penisku lebih cepat
Gracia berbaring diatas tubuhku, aku membuka lebar selangkangan pahanya kugenjot vaginanya dari bawah.
"Ahhh... Radit... Terus... Sayang... Enak... Ahhh" gracia mendesah penisku mengenjotnya dari bawah
"Ahhh... Gre... Sempit... Gre... Ahhh" aku mengenjot vaginanya lebih cepat
Jepitan liang vagina gracia yang memijit penisku membuatku tidak bisa menahan lebih lama aku pun ingin keluar.
"Ahhh... Gre... Keluar... Radit... Ahhh" aku mendesah ingin keluar
"Ahhh... Radit... Didalam... Sayang... Ahhh" gracia mendorong penisku masuk lebih dalam
Tubuh gracia bergetar merasakan spermaku meloncat diliang vaginanya, aku mengeluarkan penisku dari vaginanya dan berbaring disamping gracia.
"Ahhh... Radit... Banyak... Enaknya... Ahhh" gracia memejamkan matanya merasakan spermaku mengisi penuh liang vaginanya
Aku hanya bisa berbaring setelah mengenjot tiga perempuan, tetapi reaksi obat kuat masih ada penisku masih tegang. Anin bangun dia mengarahkan penisku membelah vaginanya.
"Ahhh... Nin... Radit... Udah gak sanggup" aku melawan
"radit aku mau lagi" anin mengocok penisku
Anin mengenjot penisku dia mendesah meremas payudaranya sendiri.
"Ahhh... Udah... Nin... Ahhh"
"Ahhh... Punya... Adit... Berurat... Keras... Ahhhh" anin mengoyang pinggulnya semakin liar
Aku tidak menahan lagi spermaku keluar dengan sendirinya.
"Ahhh... Adit... Ahhhhhh" anin memejamkan matanya mendesah kencang
Anin berbaring disampingku dan memeluk lenganku dia pun sangat puas, shani memasukkan penisku membelah vaginanya aku memegang tanganya menyuruh berhenti.
"Ahh... Shan.... Udah.... Ahhhh"
"Ahhh... Adit... Sayang... Ahh... Aku.... Mau... Lagi... Ahhhh" shani mengengam tanganku pinggul bergoyang semakin liar.
Shani semakin cepat mengenjot penisku, spermaku keluar mengisi liang vaginanya.
"Ahhh... Aku... Puas... Adit... Ahhh" shani berbaring memeluk lenganku
Aku menarik nafasku, sekarang giliran Gracia dia mengocok penisku dan mengarahkan vaginanya diatas penisku.
"Ahhh... Adit... Udah... Gak... Sanggup.. Ahhh" aku menyuruhnya jangan mengenjot penisku
Gracia tersenyum melihatku dia menurunkan pinggulnya.
"Ahhh... Radit... Ahhh... Keluarin... Lagi... Ahhh" gracia mengenjot penisku sambil memainkan puting dadaku
"Ahhh.... Udah... Gre... Ahhh" aku memegang pinggulnya
Gracia mencium bibirku dan mengoyang pinggulnya semakin liar. Spermaku keluar didalam liang vaginanya gracia memelukku dan mendesah nikmat.
"Ahhhh.... Aku... Puas... Radit... Ahhh" gracia berbaring diatas tubuhku
"kalian bertiga, aku gak mau lagi deh"
"tapi adit suka kayak gini" shani mengodaku
"iya kan iya kan" gracia ikut mengodaku
"iya sih tapi gak gini juga"
"siapa yang suruh radit hamilin kita bertiga" anin ikut mengodaku
"iya nih radit nakal" gracia memukul dadaku
"radit jahat" shani mengodaku
"iya deh radit yang salah" aku mengalah
Kami bereempat terdiam dan langsung terlelap puas, setelah malam pertama kami. Kami bereempat pergi kerumah pemberian ibuku dan kami sampai dirumah sedikit sederhana berbeda jauh dengan rumahku dijakarta.
"maaf kita akan tinggal dirumah ini untuk sementara, tapi kalian bisa berbagi karena radit takut tidak bisa adil dengan kalian bertiga" aku merangkul mereka bertiga
"kami bertiga kompak kok adit" gracia tersenyum menjawabku
"kami juga terbiasa saling membantu di jkt" anin ikut tersenyum
"kami sudah seperti keluarga disana jadi jangan khawatir dengan kami radit" shani tersenyum lepas
Aku tersenyum mendengar jawaban mereka bertiga, kami bereempat masuk kerumah sederhana yang diberikan ibuku.
5 tahun berlalu dan pada malam tahun baru kami sekeluarga pergi ke Jakarta mengunjungi rumah ayah dan ibuku.
"shena hati-hati jangan lari begitu bahaya" shani merangkul anakku
"wajah kakek gimana ma?"
"sama kayak ayahmu nito" anin tersenyum menjawab anakku
"kalau nenek gimana ma?"
"Tino sama kayak ibumu ini" gracia membawa anakku
"kita sudah sampai dirumah kakek dan nenek" aku tersenyum menghadap mereka
Aku pun mengetuk pintu rumahku yang kutinggal selama 5 tahun lamanya, ayah dan ibuku menyambut kami didepan pintu dan ayahku memelukku dengan eratnya. Kami berpesta dihalaman rumah sambil menunggu pergantian tahun.
Kembang api mulai meledak dilangit menandakan pergantian tahun dan tahun baru untuk kami sebagai keluarga. Aku yang sedang melihat kembang api mereka bertiga datang membisikkan sesuatu ditelingaku.
"Sayang kami hamil" mereka serentak berbisik
"Apaaaa" aku terkejut
Tamat
Writen story by
Dodol333
Thank you for reading...