Lisa Prilianti
Adik Semprot
- Daftar
- 9 Aug 2011
- Post
- 144
- Like diterima
- 1.448
DISCLAIMER
Tulisan ini hanya untuk dibaca secara pribadi
dan tidak untuk disebar luaskan tanpa seizin
dari penulis : Chicken051.
Siska Takluk Di Tangan Kakak Iparnya
Rumah
“Makasih ya, Fredi. Gue sudah boleh tinggal di rumah lo,” ucap Setyo yang raut
wajahnya benar-benar bersyukur karena dirinya diperbolehkan tinggal di rumah adiknya itu.
“Gpp, Bang. Selama Bang Setyo lagi cari kerjaan di Jakarta, tinggal aja di sini,” balas
Fredi yang tengah duduk di samping seorang wanita dengan paras yang begitu cantik. “Istri
saya juga gak masalah kok, Bang. Iya kan, Sayang?” lanjut Fredi bertanya pada istrinya.
“Iya, Bang Setyo. Abang gpp kok tinggal di sini selama Abang masih cari kerjaan.
Saya juga gak keberatan,” timpal Siska yang mempunyai kontur wajah oriental karena
memang wanita cantik itu merupakan keturunan Tionghoa dan mempunyai perawakan
wanita-wanita Chinese pada umumnya.
Setyo adalah seorang mantan preman yang mempunyai perawakan kurang menarik.
Meskipun begitu kekurangannya itu ditutupi dengan bentuk tubuhnya yang kekar dan kulit
badannya yang terlihat eksotis hitam kecokelatan.
Setyo memang dulunya memang pria yang terkenal dengan keganasannya karena tak
segan-segan melukai orang lain ketika sedang memalak. Tetapi Fredi dan Siska hanya
mengetahui kalau pria yang berumur 35 tahun itu telah tobat dan sudah menjauhi dunia
kriminal. Padahal sebenarnya, sifat-sifat buruk dari Setyo itu masih terdapat di dalam dirinya
namun untuk saat ini dia begitu pintar menutupi semua keburukannya itu.
Fredi sendiri adalah adik Setyo yang berjarak 8 tahun dari umur kakaknya.
Mempunyai istri yang cantik dan karir yang bagus, membuat banyak pria yang iri dengan pria
yang berumur 28 tahun itu. Meskipun perawakan tubuhnya tinggi dan pendek, tetapi entah
kenapa pria itu begitu beruntung mendapatkan istri secantik dan sepintar Siska. Apalagi Siska
adalah seorang dokter muda yang dulunya banyak dikejar-kejar oleh banyak pria.
Kehidupan pernikahan Fredi dan Siska yang baru berjalan 6 bulan itu masih dalam
masa-masa lovey-dovey-nya. Sifat Siska yang lugu, supel, dan mudah bergaul itu membuat
kesetiaannya pada Fredi sama sekali tidak perlu dipertanyakan. Wanita yang masih berumur
di awal 20-an merupakan anak tunggal hingga ketika dia mendapatkan perlakuan yang begitu
caring dari Fredi, membuat hati wanita cantik itu pun luluh dan benar-benar mengeluarkan
sifat manjanya ketika berdua saja dengan suaminya itu.
“Hehehe ... makasih ya, Siska-Fredi. Semoga cepatnya Abang dapat kerjaan gak perlu
ngerepotin kalian berdua,” ucap Setyo dengan tertawa canggung dan mengelus belakang
kepalanya.
*******
Selama beberapa minggu sudah Setyo tinggal di rumah adiknya dan tak jarang
melakukan kontak komunikasi dengan Siska. Pria yang tak malu untuk melakukan tugas
rumah seperti menyapu, membersihkan piring, ataupun mencuci pakaian yang tinggal di
rumah itu benar-benar terlihat seperti pria yang berkelakuan baik. Namun di balik perilaku
Setyo itu semua, terdapat niat busuk yang sudah lama berada di hati pria mantan preman
tersebut.
Meskipun di depan Fredi dan Siska dia berkelakuan baik dan sama sekali tidak
melakukan tindakan-tindakan buruk, tetapi sebenarnya sudah sejak lama dia tertarik dengan
Siska dan begitu bernafsu untuk menyetubuhi adik istrinya tersebut.
“Aduh ... Bang Setyo, gak usah. Biarin Siska aja,” ucap Siska yang ketika baru saja
pulang ke rumah dia melihat Setyo sibuk di dapur rumahnya.
‘Ehhh ... Dek Siska sudah pulang,” ucap Setyo yang langsung menengokkan
kepalanya melihat ke arah sumber suara yang memanggil namanya. “Gpp, Dek Siska.
Sekalian Abang bantu-bantu dikit aja. Abang juga bosen kalau cuma diem-diem aja,” lanjut
pria yang mempunyai tinggi badan lebih daripada tinggi adiknya itu.
“Makasih ya, Bang. Aku jadi gak enak karena sering pulang telat terus,” ucap Siska
yang saat itu melepaskan coat putih yang sempat dipakainya lalu membantu pekerjaan Setyo
di dapur.
Kedekatan Setyo dan Siska itu berjalan begitu alami. Interaksi yang seharusnya
mempunyai kerenggangan itu malah perlahan-lahan berjalan begitu natural. Hal itu lah yang
menjadi awal mula malapetaka kehidupan pernikahan Fredi dan Siska karena ulah dari orang
terdekatnya sendiri.
“Bang Setyo, besok bisa tolong anter Siska gak ke tempat kerja aku?” tanya Siska
yang berdiri tidak jauh dari Setyo.
“Ohhh ... bisa, kok. Memangnya Fredi gak bisa nganter kamu kerja?” Setyo balik
bertanya karena biasanya memang Siska diantar-jemput oleh suaminya.
“Besok Bang Fredi mau pergi dari pagi karena harus ketemu client di Kota Surabaya.
Jadinya dia harus PP juga kayaknya dan gak bisa nganterin aku,” jawab Siska sambil
menengok sesaat ke arah Setyo.
“Yaudah, biar besok Abang yang nganterin kamu kerja. Jam 7, kan?”
“Iya, Bang. Besok jam 7 aku perginya.”
*******
Permintaan Siska yang meminta tolong pada Setyo itu untuk mengantarnya kerja
berlanjut menjadi kebiasaan pria yang tinggal di rumah adiknya itu untuk mengantar dan
menjemput Siska.
Setyo yang belum mendapatkan pekerjaan itu kemudian diminta oleh adiknya untuk
mengantar jemput Siska karena Fredi sedang disibukkan dengan bisnisnya yang sedang di
ujung tanduk karena kebangkrutan.
Usaha toko bangunan milik Fredi memang sedang terkena dampak Covid 19 dan yang
biasanya dia bisa mendapatkan omset yang cukup banyak, sekarang dia mendapatkan pukulan hingga bisnisnya itu sama sekali tidak berjalan. Menemui client di Surabaya adalah
salah satu usahanya karena dia bertemu dengan salah satu temannya yang ingin
membantunya dan ditawarkan dengan tender pemerintahan yang sedang berjalan.
“Dek, ini kayaknya bakal telat deh karena macet banget,” ucap Setyo sambil melihat
ke spion motor yang dikendarainya.
“Aduh ... gimana ya, Bang?” ucap Siska yang merespons dengan raut wajah
khawatir.
“Memangnya Adek lagi buru-buru, ya?” tanya Fredi yang masih melihat kaca
spionnya dan memandang pantulan wajah Siska yang begitu cantik hari itu.
“Iya, Bang. Aku tadi di telepon dari rumah sakit kalau ada pasien yang urgent
banget,” jawab Siska.
“Yaudah, kalau begitu Adek pegangan yang kuat, ya. Abang ngebut dikit bawa
motornya, gpp?” tanya Setyo yang ingin berpacu dengan waktu karena hal urgent Siska.
“Iya, Bang,” jawab Siska yang senatural mungkin lalu melingkarkan tangannya
sedikit ke pinggang Setyo dan memeluknya.
Saat itu adalah pertama kalinya Setyo bisa merasakan pelukan hangat dari Siska
meskipun tidak dirasakannya terlalu erat. Aroma wangi dari tubuh wanita yang mempunyai
tubuh terawat karena sering ke gym itu benar-benar membuat bulu kuduk Setyo berdiri
karena dia semakin tidak bisa menahan nafsunya untuk menikmati tubuh adik dari istrinya
itu.
Beberapa kali juga Setyo dengan modus classicnya membuat pengereman mendadak
motor yang dikendarainya hingga payudara Siska yang meskipun berukuran 32C itu namun
terasa mengkel tersentuh dengan punggung pria itu.
Setyo benar-benar merasakan betapa kenyal dan kerasnya payudara Siska. Hal itu
dilakukan oleh kakak Fredi beberapa kali hingga membuat penisnya menjadi terbangun dari
tidurnya dan dia merasakan sesak di area selangkangannya.
Tulisan ini hanya untuk dibaca secara pribadi
dan tidak untuk disebar luaskan tanpa seizin
dari penulis : Chicken051.
Siska Takluk Di Tangan Kakak Iparnya
Rumah
“Makasih ya, Fredi. Gue sudah boleh tinggal di rumah lo,” ucap Setyo yang raut
wajahnya benar-benar bersyukur karena dirinya diperbolehkan tinggal di rumah adiknya itu.
“Gpp, Bang. Selama Bang Setyo lagi cari kerjaan di Jakarta, tinggal aja di sini,” balas
Fredi yang tengah duduk di samping seorang wanita dengan paras yang begitu cantik. “Istri
saya juga gak masalah kok, Bang. Iya kan, Sayang?” lanjut Fredi bertanya pada istrinya.
“Iya, Bang Setyo. Abang gpp kok tinggal di sini selama Abang masih cari kerjaan.
Saya juga gak keberatan,” timpal Siska yang mempunyai kontur wajah oriental karena
memang wanita cantik itu merupakan keturunan Tionghoa dan mempunyai perawakan
wanita-wanita Chinese pada umumnya.
Setyo adalah seorang mantan preman yang mempunyai perawakan kurang menarik.
Meskipun begitu kekurangannya itu ditutupi dengan bentuk tubuhnya yang kekar dan kulit
badannya yang terlihat eksotis hitam kecokelatan.
Setyo memang dulunya memang pria yang terkenal dengan keganasannya karena tak
segan-segan melukai orang lain ketika sedang memalak. Tetapi Fredi dan Siska hanya
mengetahui kalau pria yang berumur 35 tahun itu telah tobat dan sudah menjauhi dunia
kriminal. Padahal sebenarnya, sifat-sifat buruk dari Setyo itu masih terdapat di dalam dirinya
namun untuk saat ini dia begitu pintar menutupi semua keburukannya itu.
Fredi sendiri adalah adik Setyo yang berjarak 8 tahun dari umur kakaknya.
Mempunyai istri yang cantik dan karir yang bagus, membuat banyak pria yang iri dengan pria
yang berumur 28 tahun itu. Meskipun perawakan tubuhnya tinggi dan pendek, tetapi entah
kenapa pria itu begitu beruntung mendapatkan istri secantik dan sepintar Siska. Apalagi Siska
adalah seorang dokter muda yang dulunya banyak dikejar-kejar oleh banyak pria.
Kehidupan pernikahan Fredi dan Siska yang baru berjalan 6 bulan itu masih dalam
masa-masa lovey-dovey-nya. Sifat Siska yang lugu, supel, dan mudah bergaul itu membuat
kesetiaannya pada Fredi sama sekali tidak perlu dipertanyakan. Wanita yang masih berumur
di awal 20-an merupakan anak tunggal hingga ketika dia mendapatkan perlakuan yang begitu
caring dari Fredi, membuat hati wanita cantik itu pun luluh dan benar-benar mengeluarkan
sifat manjanya ketika berdua saja dengan suaminya itu.
“Hehehe ... makasih ya, Siska-Fredi. Semoga cepatnya Abang dapat kerjaan gak perlu
ngerepotin kalian berdua,” ucap Setyo dengan tertawa canggung dan mengelus belakang
kepalanya.
*******
Selama beberapa minggu sudah Setyo tinggal di rumah adiknya dan tak jarang
melakukan kontak komunikasi dengan Siska. Pria yang tak malu untuk melakukan tugas
rumah seperti menyapu, membersihkan piring, ataupun mencuci pakaian yang tinggal di
rumah itu benar-benar terlihat seperti pria yang berkelakuan baik. Namun di balik perilaku
Setyo itu semua, terdapat niat busuk yang sudah lama berada di hati pria mantan preman
tersebut.
Meskipun di depan Fredi dan Siska dia berkelakuan baik dan sama sekali tidak
melakukan tindakan-tindakan buruk, tetapi sebenarnya sudah sejak lama dia tertarik dengan
Siska dan begitu bernafsu untuk menyetubuhi adik istrinya tersebut.
“Aduh ... Bang Setyo, gak usah. Biarin Siska aja,” ucap Siska yang ketika baru saja
pulang ke rumah dia melihat Setyo sibuk di dapur rumahnya.
‘Ehhh ... Dek Siska sudah pulang,” ucap Setyo yang langsung menengokkan
kepalanya melihat ke arah sumber suara yang memanggil namanya. “Gpp, Dek Siska.
Sekalian Abang bantu-bantu dikit aja. Abang juga bosen kalau cuma diem-diem aja,” lanjut
pria yang mempunyai tinggi badan lebih daripada tinggi adiknya itu.
“Makasih ya, Bang. Aku jadi gak enak karena sering pulang telat terus,” ucap Siska
yang saat itu melepaskan coat putih yang sempat dipakainya lalu membantu pekerjaan Setyo
di dapur.
Kedekatan Setyo dan Siska itu berjalan begitu alami. Interaksi yang seharusnya
mempunyai kerenggangan itu malah perlahan-lahan berjalan begitu natural. Hal itu lah yang
menjadi awal mula malapetaka kehidupan pernikahan Fredi dan Siska karena ulah dari orang
terdekatnya sendiri.
“Bang Setyo, besok bisa tolong anter Siska gak ke tempat kerja aku?” tanya Siska
yang berdiri tidak jauh dari Setyo.
“Ohhh ... bisa, kok. Memangnya Fredi gak bisa nganter kamu kerja?” Setyo balik
bertanya karena biasanya memang Siska diantar-jemput oleh suaminya.
“Besok Bang Fredi mau pergi dari pagi karena harus ketemu client di Kota Surabaya.
Jadinya dia harus PP juga kayaknya dan gak bisa nganterin aku,” jawab Siska sambil
menengok sesaat ke arah Setyo.
“Yaudah, biar besok Abang yang nganterin kamu kerja. Jam 7, kan?”
“Iya, Bang. Besok jam 7 aku perginya.”
*******
Permintaan Siska yang meminta tolong pada Setyo itu untuk mengantarnya kerja
berlanjut menjadi kebiasaan pria yang tinggal di rumah adiknya itu untuk mengantar dan
menjemput Siska.
Setyo yang belum mendapatkan pekerjaan itu kemudian diminta oleh adiknya untuk
mengantar jemput Siska karena Fredi sedang disibukkan dengan bisnisnya yang sedang di
ujung tanduk karena kebangkrutan.
Usaha toko bangunan milik Fredi memang sedang terkena dampak Covid 19 dan yang
biasanya dia bisa mendapatkan omset yang cukup banyak, sekarang dia mendapatkan pukulan hingga bisnisnya itu sama sekali tidak berjalan. Menemui client di Surabaya adalah
salah satu usahanya karena dia bertemu dengan salah satu temannya yang ingin
membantunya dan ditawarkan dengan tender pemerintahan yang sedang berjalan.
“Dek, ini kayaknya bakal telat deh karena macet banget,” ucap Setyo sambil melihat
ke spion motor yang dikendarainya.
“Aduh ... gimana ya, Bang?” ucap Siska yang merespons dengan raut wajah
khawatir.
“Memangnya Adek lagi buru-buru, ya?” tanya Fredi yang masih melihat kaca
spionnya dan memandang pantulan wajah Siska yang begitu cantik hari itu.
“Iya, Bang. Aku tadi di telepon dari rumah sakit kalau ada pasien yang urgent
banget,” jawab Siska.
“Yaudah, kalau begitu Adek pegangan yang kuat, ya. Abang ngebut dikit bawa
motornya, gpp?” tanya Setyo yang ingin berpacu dengan waktu karena hal urgent Siska.
“Iya, Bang,” jawab Siska yang senatural mungkin lalu melingkarkan tangannya
sedikit ke pinggang Setyo dan memeluknya.
Saat itu adalah pertama kalinya Setyo bisa merasakan pelukan hangat dari Siska
meskipun tidak dirasakannya terlalu erat. Aroma wangi dari tubuh wanita yang mempunyai
tubuh terawat karena sering ke gym itu benar-benar membuat bulu kuduk Setyo berdiri
karena dia semakin tidak bisa menahan nafsunya untuk menikmati tubuh adik dari istrinya
itu.
Beberapa kali juga Setyo dengan modus classicnya membuat pengereman mendadak
motor yang dikendarainya hingga payudara Siska yang meskipun berukuran 32C itu namun
terasa mengkel tersentuh dengan punggung pria itu.
Setyo benar-benar merasakan betapa kenyal dan kerasnya payudara Siska. Hal itu
dilakukan oleh kakak Fredi beberapa kali hingga membuat penisnya menjadi terbangun dari
tidurnya dan dia merasakan sesak di area selangkangannya.