Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kakakku Ternyata... (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Mantap bro.. mudah"an bisa ampe tamat ke mandek... bagis ceritanya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ga sabar nunggu update.nya...
Pas malem minggu pula...
Semangat om...
:kuat:

Tawuran ya om...amanin kak fara dulu ah
:polisi:
 
Chapter 4

Sore tepat jam 5 aku sampai di rumah Selly. Aku dipaksa mbak Fara pakai Honda jazz miliknya yang ternyata sudah keluar dari bengkel. Selly sudah menungguku di teras. Wow cantik sekali dia. Dengan gaun soft pink selutut dipadukan dengan sepatu Kets pink. Rambutnya yang sepunggung dibiarkan digerai. Ada-ada saja, masak gaun sama sepatu Kets sih. Dasar tomboy. Tapi yakin,cantik banget. Beda sama pas dikelas. Kali ini tumben dia lepas jilbab. Ah bodo amat. Urusan dia.
"Udah lama Sel nunggunya?" Tanyaku basa-basi.
"Enggak Den, belum ada 5 menit kok." Jawab Selly ramah.
"Yuk berangkat. Btw udah pamit sama ortu belum?" Ucapku mengingatkan.
"Udah tadi, Mama sama papa kondangan kekota sebelah. Untung kamu ajak jalan, bisa bete nih sendirian. Kita mau kemana nih?" Kata Selly.
"Kata mbakku ada kafe bagus dekat kampusnya dia, dijamin nggak kecewa katanya." Jawabku. Setelah Selly mengunci pintunya,kami otw ketempat yang disarankan mbakku. Selama perjalanan Selly nyerocos terus dan membuat aku gak konsen nyetir. Aku kan belum terlalu lincah mengemudi. Kalau aku cuma diam dia cubiti pahaku. Males banget kan, sampai mau nabrak penjual batagor di persimpangan jalan tadi. Cewek itu ngeri kalau keinginannya ndak dituruti.
Sesampainya di kafe itu aku memarkir mobilnya mbakku di belakang kafe. Depan penuh katanya. Kulihat plang nama "Soul Silver" gede terpampang besar didepan bangunan. Jadi ingat game Pokemon nih. Namanya pas gitu. Tempatnya cukup oke lah, ndak salah tempat pilihan mbakku.
"Wah tempatnya bagus juga Den,nyaman. Rekomendasi mbak kamu oke juga." Ucap Selly.
"Wah iya dong, yuk masuk." Ajakku.
Kamipun masuk kedalam dan memilih kursi didekat jendela kaca depan. Lalu pelayan pun datang. Seorang wanita kira-kira berusi antara 20 tahun hingga 25 tahun.
"Mau pesan apa kakak?" Ucap pelayan itu yang tertulis bernama Amelia.
"Kamu apa Sel? Pilih tu di menu." Kataku.
"Emmmmm... Apa ya? Ini deh spaghetti saus tiram, minumnya jus mangga aja. Kamu apa Den?" Tanya Selly.
"Aku sama aja deh, itu spaghetti saus tiram. Tapi minumnya es jeruk nipis aja. Sama porsi sedang kentang goreng." Ucapku menentukan pilihan menu.
"Ok, dua spaghetti saus tiram, satu jus mangga, satu es jeruk nipis, dan satu porsi sedang kentang goreng. Ditunggu ya kakak." Ucap si pelayan.
"Iya." Jawab kami serempak.
"Oh iya Den, itu mobilnya mbakku ya? Emang boleh kamu makainya? Belum ada SIM juga kan?" Tanya Selly.
"He'eh mobilnya mbak Fara. Itu dia yang nyuruh makai kok ya, katanya mau jemput cewek itu harus terlihat beda. Motorku dipakai dia soalnya. Aku emang nggak punya SIM ." Jawabku menjelaskan.
"Emang nggak takut kena tilang Den?" Tanya Selly agak khawatir.
"Ya takut sih. Tapi kan cuma sore ini aja pakainya." Ucapku enteng. Tak lama ketika asyik ngobrol pesanan kami akhirnya datang juga. Yummi...
"Silakan kakak, dua spaghetti saus tiram,jus mangga, es jeruk nipis, dan satu porsi sedang kentang goreng." Ujar si pelayan.
"Trims ya mbak." Ucapku.
"Sama-sama kakak." Jawab pelayan itu lalu permisi.
"Selamat makan. Jangan lupa do'a ya Sel." ujarku mengingatkan.
"Iya Den." Ucap Selly. Kamipun mulai menyantap hidangan sambil sesekali ngobrol ngalor ngidul. Dari pembicaraan ini kudapatkan informasi kalau papanya Selly itu jarang dirumah, seminggu belum tentu dirumah. Masih mending daripada ayahku yang sebulan sekali belum tentu tengok kami. Sibuk dengan urusan nya mungkin. Bodo amat lah.
Selly ini anak kedua dari empat bersaudara,kakaknya cowok dan adeknya cewek semua. Kakaknya mungkin sedikit diatas usia mbakku, katanya kerja jadi staff Kedubes di Aussie sono, enak donk bisa liburan kesana. Sedangkan dua adiknya Nabila dan Sarah masing-masing masih SMP dan SD. Aku jadi berpikir,papanya jarang dirumah tapi anaknya 4, kerja keras kali ya? Ampun deh,jadi mikir yang kagak-kagak.
Setelah menyantap menu utama, kami lanjut ngobrol sambil ngemil kentang goreng tadi.
"Den,habis ini jalan-jalan kemana yuk. Jenuh banget dirumah terus, ya ya ya, pliss Den." Mohon Selly padaku.
"Iya iya. Emang ada ide tempat bagus dimana? Aku ndak begitu paham kota ini." Jawabku.
"Masak sih Den? Makanya jalan-jalan donk sekali-kali. Biar ndak kudet." Kata Selly.
"Emang sih aku kudet. Males aja keluar, mending belajar aja." Ucapku.
"Ya ampun ni anak, belajar melulu. Kamu tu udah pinter Den. Gini aja, ke Bukit Bintang gimana? Asyik lho tempatnya." Ujar Selly memberi saran.
"Tunggu tunggu, Bukit Bintang itu luar kota ya? Wah nggak ah, ntar mbakku ngomel kalau pulang malem." Ujarku menolak. Berabe kalau mbak Fara marah.
"Yaudah deh, padahal pengin banget kesana. Hufttt. Plis deh Den, males pulang nih." Ucap Selly. Wah manjanya keluar deh ni anak. Lagian kalau dia ndak pulang bisa disangka aku bawa kabur anak orang dong. Ogah banget...
"Yaudah deh, tapi kesana nya ndak malam ini ya. Malam Minggu atau Minggu pagi aja, soalnya sekarang belum ijin mbak Fara juga." Ujar ku memberi solusi. Dasar ni anak.
"Janji lho ya Den, jangan kayak tadi kelupaan." Ucapnya girang, seperti dijanjiin mau dinikahi aja. Beneran kegirangan dia. Bodo amat lah, yang penting ndak cerewet lagi. Ada moment ketika Selly membersihkan pipiku yang kena saus tomat. Ada perasaan aneh yang menjala di hati ini. Tapi bodo amat lah. Aku nggak terlalu memusingkan hal itu.
Ketika aku akan beranjak dari kursi, aku berniat ambil uang didompet sebelum membayar bill di kasir. Waduh, kok ndak ada ya? Mampus nih, dimana ya? Melihat aku panik Selly bertanya padaku.
"Kenapa emang Den? Nggak bawa duit?" Ucapnya sedikit berbisik.
"Kayaknya sih iya, tapi bentar aku cari dulu. Luoa naruhnya kayaknya." Ujarku sambil meraba kantong. Ah,aku menemukan tonjolan disaku belakang, ternyata uangnya aku taruh disitu katrna tadi terburu-buru. Malahan lupa ndak dihitung berapa. Uangnya didalam amplop coklat. Tumben pakai amplop segala. Setelah kubuka isinya aku terkejut.
"Kenapa lagi Den? Kok kayaknya terkejut gitu? Ndak ada uangnya?" Tanya Selly melihat keterkejutan ku.
"Gapapa kok. Uangnya ada kok." Ucapku agak gugup. Gila nih mbakku, ngasih sangu kok banyak banget, setengah juta men. Uang saku ku sebulan itu, malah udah termasuk bensin harian. Lalu aku bergegas menuju kasir dan segera membayar bill nya.
"Yuk Sel, kemana nih habis ini?" Tanyaku.
"Kita muter-muter aja dulu. Ntar kalau sreg berhenti disitu deh." Ucap Selly sambil menggenggam tanganku. Wih baru kusadari tangannya halus dan lembut. Perasaan selama ini ndak sehalus ini deh.
Kami muter-muter sekitaran kota ini sampai area pinggiran kota, sampai akhirnya Selly meminta berhenti di area persawahan didekat sebuah sungai. Setelah kuamati, suasananya mengingatkan akan kampung halaman dulu. Gimana kabar nenek ya? Jadi kangen.
"Sel, yakin nih mampir disini? Ini udah habis Maghrib lho, mana gelap lagi." Ucapku agak panik. Bukan kenapa-kenapa, sekarang kan musimnya begal. Kan ngeri aku. Aneh ni cewek. Minta berhenti kok ditempat gelap. Apa jangan-jangan dia..... Ah sudahlah. Mana mungkin.
"Iya, bentar aja." Ucap Selly singkat. Lalu dia mulai bersenandung kecil. Bagus juga suara nya. Merdu sekali.
"Yu Sel pulang. Banyak nyamuk nih." Ucapku berasalan. Padahal sih takut.
"Yaudah,yuk pulang." Ujarnya.
Kemudian aku mulai mengemudi kan mobilnya mbakku menjauh dari area itu. Didalam mobil kunyalakan musik di panel dasboard. Lagunya mbakku nih isinya. Kami banyak diam daripada bicara.
Tak terasa mobil yang kukendarai memasuki area komplek perumahan kami. Kuantar Selly sampai depan rumah. Tampak sangat sepi rumahnya.
"Mampir Den, yuk!" Ujarnya menawarkan aku mampir.
"Lain kali aja deh Sel, udah agak malam ini. Ndaj enak sama tetangga." Jawabku menolak halus.
"Ah Deni, rumahku sepi. Adek-adekku dirumah nenek nih. Aku ndak ada temennya. Bentar aja kok Den." Ucapnya memohon padaku. Mendengar kata rumahnya sepi kok aku jadi gugup gini ya? Aku pun mengiyakan saja. Toh aku masih berfikir positif. Lagian dia kan best friend ku. Hadeh, masak sih Deni kotor pikirannya? Benar-benar kubuang jauh-jauh pikiran kotor itu.

Segini dulu aja.
Masih bingung mau lanjut yg gimana dahulu.
Lanjutannya ntar malam.
Selamat malam minggu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd