Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kakakku Ternyata... (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Kirain ada update ternyata belum :|
Balik kanan grak bubar barisan jalan
:ngacir::ngacir:
 
Walopun berapa chapter pertama kentang. Chalter yang terakhir akhirnya ga kentang (masih penasaran nih apa yg diliat qaktu ngintip kamar mbak Fara ama Selly).

Ditunggu hu updatenya!
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terakhir diubah:
Update update update. Maaf sodara sodara. Ane benar-benar sibuk.
Semoga Chapter ini bagus. Ane masih amatiran. Happy reading.


Chapter 7 part 2

Gila. Itulah yang aku pikirkan saat ini. Entah bagaimana penjelasannya aku bisa dengan mudah mesum dengan cewek disekolah. Padahal berpikiran kotor saja hampir mustahil. Satu hal yang aku simpulkan. Bahwa cewek itu nikmat. Sayang sekali untuk dilewatkan. Tapi dilain sisi hati kecilku berkata itu sesuatu yang tidak bisa dibenarkan. Setelah semalam aku menjumpai kejadian yang membuatku terkejut. Ya sangat terkejut. Mbakku melakukan hal-hal yang diluar pemikiran ku. Aku harus mencari tahu lebih banyak. Lalu pagi tadi aku entah mengapa merasa Selly kelihatan menarik. Padahal selama ini aku hanya melihat nya sebagai teman cewekku. Tak lebih dari itu. Dan puncaknya barusan aku mesum dengan dua teman sekolahku. Edan... benar-benar edan.
Siang itu mentari begitu menyengat, angin yang berhembus seakan menjadi penyejuk yang ditunggu. Aku berniat meminta izin kepada guru untuk pulang, tapi kuurungkan karena ndak mungkin aku meninggalkan Selly disekolah. Serba salah. Aku lalu nekat saja ke UKS. Setidaknya kalau ditanya guru aku ndak bohong kalau sedang sakit.

Pintu UKS terbuka sedikit. Kutengok kedalam kulihat seorang siswi sedang merapikan seprai di ranjang UKS. Yes seperti nya udah diganti. Ogah aja tiduran di bekas orang indehoy.
"Permisi." Ucapku memberi salam.
"I iya, ada perlu apa ya?" Tanya siswi itu setengah terkejut. Oalah ternyata si Claudia, salah seorang pengurus OSIS.
"A anu, aku mau numpang istirahat di UKS." Jawabku.
"Eh kamu Den, sakit apa?" Tanya Claudia.
"Tadi pagi apes aja, jatuh. Nih memar semua badanku." Ucapku.
"Ndak pulang aja Den? Daripada cuma istirahat disini." Ujar Claudia.
"Maunya sih gitu. Aku nungguin temen buat bareng aja biar lebih aman aja." Ucapku beralasan.
"Yaudah sana gih rebahan. Habis ini aku coba cek lukamu." Ujar Claudia. Claudia ini ikut PMR, jadi dia kadang standby di UKS kalau lagi senggang.
Akupun rebahan di ranjang. Ah akhirnya rebahan juga ditempat yang tepat. Kunikmati moment ini. Rasanya nikmat sekali aku bisa rebahan disini. Lebay dikit lah.
"Yang sakit mana Den?" Tanya Claudia lirih.
"Ini kayaknya siku, lutut sama punggung." Jawab ku. Dan Claudia melihat luka-luka yang ada di tubuh ku. Saat ia memegang tanganku tepat di siku aku mengaduh.
"Aduh duh, disitu yang sakit. Pelan-pelan dong Cla." Ucapku. Oh iya hampir lupa, Claudia itu setauku keturunan campuran Tionghoa-Jepang sama Sunda. Itu yang kudengar dari si playboy Joni. Tingginya sekitar 170 cm ideal gitu.
"Bentar ya tak ambil obat dulu." Ucapnya yang kubalas dengan anggukan. Beneran sakit padahal baru dipegang dikit.
Lalu dengan telaten ia mengobati luka-luka ku yg ada disiku sama di lutut. Duh sakit nya. Dia beda dengan kebanyakan anak keturunan Tionghoa yang aku kenal selama ini. Karena dahulu di kampung aku selalu dibully oleh anak majikan kakekku yang seorang Tionghoa. Baahkan teman-teman nya juga berlaku sama terhadap ku. Didepan orang lain mereka baik kepadaku, tapi dibelakang mereka menghina dan melecehkan ku habis-habisan. Bukannya mau SARA, tapi itulah yang aku alami. Yang membuat aku agak kurang suka dengan orang-orang pendatang itu. Maklum lah waktu itu aku masih terlalu polos. Sudahlah itu masa lalu. Ndak perlu dibahas lagi. Disekolah ku ini juga walau sekolah negeri banyak juga anak-anak keturunan Tionghoa. Dan banyak dari mereka yang aku amati bisa membaur dengan yang lain. Semua pandanganku yang buruk soal mereka seolah lenyap seketika ketika pindah ke kota ini.
"Den, maaf nih. Bisa buka bajunya? Aku mau lihat luka dipunggung mu." Tanya Claudia membuyarkan lamunan ku.
"E eh, ndak usah Cla, kayaknya udah ndak sakit lagi." Jawabku mencoba untuk tersenyum. Padahal sih masih sakit banget. Brengsek bener.
"Udah jangan alasan. Ntar kalau kamu kenapa-kenapa pas pulang gimana?" Jawabnya penuh perhatian. Duh apa hubungannya coba? Agak ge er sih, tapi masak iya? Bodo amat lah. Yup itulah kalimat yang selalu aku ucapkan maupun aku pikirkan ketika ndak tau mau gimana lagi.
"Gapapa kok Cla, beneran deh." Ujarku meyakinkan.
"Beneran gapapa? Yakin?" Tanya Claudia malu-malu kali ini. Manis juga dia kalau lagi malu-malu. Wah kok semua dibilang manis? Selly dibilang manis, mbakku juga, tadi Syifa pun begitu. Dan sekarang Claudia. OMG jangan deh punya pikiran playboy. Cukup si bedebah busuk Joni somplak aja.
"Iya tenang aja Cla. Btw kamu kok jaga di UKS? Ndak pelajaran?" Tanyaku.
"A anu i itu. Ta tadi gurunya ijin te terus dikasih tugas." Jawab Claudia agak terbata-bata. Wah apa ini? Kayaknya ada yang janggal sama Claudia ini. Sekilas tadi sewaktu dia ambil obat roknya bagian belakang ada bercak basah gitu. Apa ya itu? Bodo amat lah. Bukan urusan ku.
"Lha terus habis ini mau kemana kamu? Ndak ada pelajaran lagi kah?" Tanyaku kepo, daripada ndak ada obrolan.
"A anu, kayaknya habis ini mau ijin aja. Kan kamu lagi sakit. Masak iya aku tinggalin." Ucapnya, kali ini ia tampak sekali tersipu-sipu. Wah makin manis aja nih cewek.
"Udah gak usah ditungguin. Kayak aku sakit apa aja. Ntar kamu ketinggalan pelajaran lho." Ujarku mengingatkan.
"Ja jadi kamu nggak suka aku tungguin?" Kali ini raut wajahnya berubah agak sedih. Ayolah Den, sejak kapan kamu tega membuat cewek nangis?
"Bu bukan begitu. Yaudah tungguin aku aja gapapa. Daripada aku sendirian." Ucapku menghibur dia. Wajahnya kembali cerah. Aduh gampangnya aku luluh oleh wanita. Setelahnya aku dan dia ngobrol panjang lebar sampai tak terasa aku terlelap tidur. Nyaman sekali. Emang aku ini tukang tidur. Hehehehe.

Aku dikagetkan dengan cubitan di pipiku. Adih lagi enak-enak tidur lagi.
"Kutu kupret kecoak bunting brontosaurus. Paan sih?" Teriakku panik.
"Ihhh Deni, dicariin ternyata bobog disini. Huftttttt." Teriak seseorang yang kukenal. Yup, Selly. Dia mah emang gitu. C E R E W E T.
"Aduh maaf Sel, aku bisa jelasin. Lepas dong l, sakit nih pipi aku." Ucapku memohon.
"Hufttt... Nyebelin nyebelin nyebelin. Tadi berduaan sama Claudia kan? Ngapain aja?" Tanyanya penuh selidik. Kujelaskan semuanya, tapi skip bagian yang "itu" nya. Ndak mungkin lah aku ceritakan.
"Bener kan cuma diobati sama Claudia? Ndak macem-macem?" Kali ini ia lebih slow. Padahal juga bukan pacar, tapi melebihi orang pacaran. Tapi buat aku ya itu tadi, BODO AMAT.
"Udah jam berapa nih Sel?" Tanyaku agak panik. Entah berapa lama aku tidur.

"Jam setengah lima sore." Ucapnya.
"Wad de fak? Udah sore ya? Waduh bisa-bisa diomelin mbak Fara nih." Aku benar-benar panik.
"Hahhahaahh..... Sumpah, muka mu lucu banget pas panik barusan." Sialan, aku dikerjain. Kulihat jam di dinding UKS ternyata masih jam setengah dua siang. Yah jam pulang nih. Asekkk.
"Dasar kamu ya, pulang yuk. Tapi kayaknya aku laper, kekantin dulu ya." Ucapku. Sumpah ternyata perut ku udah lapar sekali.
"Iya deh, tapi traktir ya Den?" Ucap Selly. Dasar nih anak. Tapi boleh lah. Uang "sangu" dari mbak Fara masih cukup lah. Dan kami pun otewe ke kantin. Entah bagaimana tangan kami berdua bergandengan. Wihhh halus nih tangan Selly, ndak beda sama mbakku.
"Kenapa mukamu merah gitu Sel?" Tanyaku iseng. Beneran merah muka dia. Seperti dugaan ku, hampir pasti Selly naksir sama aku. Tapi aku ndak mau ge er lah. Lagian aku menganggapnya sahabat terbaikku, aku ndak mau persahabatan kami koyak oleh gigitan-gigitan nafsu kami berdua. Hahahaha.
"A anu, ndak papa kok." Ucapnya malu-malu. Tumben nih cewek bengal tersipu-sipu malu begitu. Kesambet setan Lawang Sewu kali ni anak. Kami bergandengan tangan sampai kantin. Benar-benar seperti sepasang kekasih.
"Bu, biasa ya. Sama nasi soto. Kamu apa Sel?" Tanyaku pada Selly.
"Aku soto juga, tapi minumnya jeruk hangat." Ucap Selly.
"Eh mas Deni, pesan apa tadi? Maaf saya lagi nyuci piring dibelakang tadi. Jadi kurang dengar." Ucap Bu Nur.
"Iya gapapa bu. Nasi soto dua, sama saya biasa kopi hitam. Terus sama jeruk hangat." Ujarku. Nasi soto Bu Nur memang enak sekali untuk ukuran kantin sekolah.
"Siap mas Den. Duh makin mesra aja kayaknya sma mbak Selly." Ucap Bu Nur meledek kami.
"Ihhh Bu Nur, paan sih." Kali ini Selly yang menjawabnya. Tuh kan makin merah aja muka Selly.
"Ndak usah malu-malu mbak. Mas Deni tu ganteng lho. Ndak rugi kalau kalian jadian. Ibu dukung deh. Masak iya cuma TTM terus." Ucap Bu Nur.
"Eh sudah sudah. Kapan saya kentangnya Bu kalau ngobrol terus." Cacing cacing diperut ku mulai berdemo. Jangan sampai mereka makin anarki. Hahahahaha.
"Maaf mas, bentar ya ibu siapin." Ujar Bu Nur yang kami jawab dengan anggukan saja. Udah benar-benar lapar. Setelah pesanan kami tiba aku langsung melahapnya dengan sangat cepat. Makin nikmat saja nasi soto buatan Bu Nur ini tatkala perut sedang lapar. Setelah itu kami memutuskan untuk pulang. Ya, malam ini ternyata orang tuanya Selly pulang lebih cepat dari perkiraan. Ndak menginap lagi deh. Tapi aku juga bersyukur aku bisa berduaan sama mbak Fara. Jadi aku bisa ngobrol dengannya lebih leluasa. Banyak sekali pertanyaan yang ada di kepala ku.
Kami berjalan menuju parkiran, dan yang paling penting kami lagi-lagi bergandengan tangan. Nikmati aja lah tangan mulus nya. Dan entah kenapa aku ingat kejadian tadi di gudang. Brengsek bener. Masak iya aku konak gara-gara gandengan tangan sama Selly. Padahal tadi enggak lho. Mungkin emang lagi pengen aja. Pengen gundulmu.

Aku mempercepat langkahku untuk sampai di parkiran. Panas sekali cuaca siang ini. Sesampainya di lokasi aku inisiatif membukakan pintu untuknya, eh tangan kamu bertemu di handle pintu. Yaelah kayak adegan FTV aja, gegara ginian jadi jatuh cintrong. Enggak lah, cuma dia kayaknya malu gitu. Diperjalanan kami banyak diam. Hadeh, momen begini yang paling aku benci. Jadi salting aja tiap melihat kearah doi. Tapi bodo amat lah.
"Sel, mau langsung pulang atau jalan kemana gitu?" Tanyaku mencoba mencairkan suasana.

"Langsung pulang aja." Ucapnya lirih. Waduh makin kaku aja nih. Tapi emang bener sih, mending pulang aja. Badanku masih terasa remuk semua. Tapi untung juga tadi ndak ada yg tau aku bawa mobil. Bisa berabe ntar, Lagian aku ngomong ke guru jatuh dari motor. Bisa hancur semua alibi ku. Ku injak pedal gas untuk segera melesat kerumah Selly.

"Makasih lho Den." Ucapnya
"Sip deh." Jawabku.
"Mampir bentar yuk. Mumpung ortu belum sampe rumah." Ucapnya menawarkan mampir.
"E eh, gimana ya? Udah kesiangan nih buat pulang." Jawabku beralasan. Padahal sih lagi males aja. Pengen segera pulang dan tidur sepuasnya.
"Yaudah. Bye." Ucapnya singkat dan mukanya menandakan ketidaksukaan atas penolakan ku. Wadaw.
"Lain kali aja Sel, nginep deh." Ucapku spontan.
"Janji lho." Balasnya. Wah kok nginep segala? Mikirin nginep dirumah cewek jadi parno. Tapi sudahlah dia kan temen ku. Ndak boleh macem-macem.
"Iya janji. Tapi ndak dalam waktu dekat ya." Ucapku. Aku lalu pamit pulang.
"Hati-hati nyetir nya. Ndak usah ngebut." Ucapnya mengingatkan ku.
"Siap komandan." Aku segera melesat pulang. Mbak Fara I'm coming.



Maaf kalau ceritanya terkesan monoton.
Alurnya juga terkesan dipaksakan.
Ane terlalu sesumbar dulu kalau bikin cerita beginian itu mudah. Ternyata "mumet" sekali.
Semoga terhibur.
 
Wah lanjut lagi


Bagus kok hu.. Selingan buat ngimbangin bacaan berat di dunia persilatan ini.. Ringan2 yang penting asooooyy

Ahhsudahlah.. Aku sendiri dengan angka posting segitu belum pernah jadi thread starter
Semangit
:beer:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd