Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kakakku Ternyata... (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Update update update.
Maaf menunggu lama. Banyak sekali halangan yang membuat kelanjutan dari cerita ini tidak jelas.

Mungkin ini kurang greget. Namun silakan dinikmati selagi hangat.


Chapter 8 part 2



Ampun deh, memalukan sekali. Ngecrit gara-gara dipijit mbakku. Moga aja ndak jadi bahan ledekan di kemudian hari. Kudu mandi keramas nih, bangkeee. Kuputuskan mandinya esok hari aja. Males kan malam-malam begini mandi. Tapi setelah kupikir lebih baik mandi sekarang aja. Pakai air hangat lah pokoknya. Aku pun mulai memanaskan air di kompor buat nanti mandi, sudah jadi kebiasaan lama I kampung dulu kalau mandi kemaleman ya pakai air hangat. Ada-ada saja malam ini, mana kudu nyuci celana juga.

Setelah agak lama selesai lah mandi sekalian nyuci. Aku lebih memilih mencuci secara konvensional daripada pakai mesin cuci. Karena kuakui aku agak gaptek soal mesin cuci, beneran aku ndak terlalu paham pakai mesin cuci. Lebih tepatnya malas belajar pakai.

Aku kekamar dengan berlari karena udah kedinginan gara-gara kelamaan nyuci. Ampun deh, cuma baju,celana ama daleman aja lama, hehehehe. Aku tak memperhatikan sekitar, sampai dikamar aku langsung membuka lemari dan mencari baju yang akan dikenakan. Dan sial....
"Mbakkkk..... Kok masih disini? Keluar dulu gih, aku mau ganti baju dulu." Teriakku. Mbakku masih ada di kamarku, dengan santainya tiduran di kasur empukku. Untung belom buka handuk. Ampun deh.
"Malu ya dek?" Tanya mbakku sok polos. Gila, pakai nanya lagi.
"Pakai nanya lagi, aduh. Mbak makin aneh aja deh." Ucapku cemberut. Takut konak lagi aja. Kampret dah.
"Dek, btw udah pernah pacaran belum?" Tanya mbakku santai.
"Duh, kok tiba-tiba nanya pacar?" Jawabku heran.
"Ya pengen tau aja adekku sayang." Ucap mbakku sambil menghampiri ku yang ada didepan pintu kamar. Waduh waduh waduh...

"Ehhh... Be belum pe.. pernah mbak. Kan du dulu pernah ta tanya." Jawabku gugup.
"Mbak ndak percaya deh, adekku yang ganteng ini belum pernah pacaran." Ujar mbakku membelai pipiku. Anjayyy, makin absurd aja suasananya.
"Ganteng dari mananya? Ganteng diantara Polwan sih mungkin iya." Candaku mengatasi kegugupan ku.
"Hahahaha bisa bisanya kamu ngomong gitu. Emang kamu ganteng dek. Beneran ganteng........... Beneran ganteng diantara Polwan itu." Mbakku meledek ku.
"Tuh kan, huft.... Lagian mbak Fara juga, cewek secantik mbak kelihatannya ndak punya cowok." Ucapku.
"Siapa bilang mbak ndak punya cowok?" Nikah mbakku.
"Bukti nya belum pernah tuh aku lihat mbak ngenalin pacar nya ke aku, atau mbak ndak suka cowok?" Tanyaku. Moga-moga ndak tersinggung dia.
"Ehhh.... Bukan begitu. Cuma belum ada yang cocok aja." Jawab mbakku. Makin penasaran dengan mbak Fara. Seperti apa sebenarnya dia itu. Aku hanya mengenal nya sebagai kakak perempuan, bukan wanita seutuhnya. Hadeh apaan sih...
"Emmm, udah ah mbak. Mau ganti baju nih, kalau kedinginan ntar malah masuk angin lagi." Ujarku. Sepertinya akan terjadi hal yang buruk, firasatku berkata seperti itu. Dan benar saja, ikatan handukku terlepas. Dan untungnya atau sialnya aku menggapainya disaat terakhir. Fyuhhhh.
"Hehehehe, melorot tuh handuk mu." Ledek mbakku.
"Aduh, plis deh mbak aku mau ganti baju. Aku cium baru tau rasa." Teriakku. Muak juga lama-lama digodain gini.
"Ih adek kok bentak-bentak mbak gitu? Emang berani cium mbak?" Ucap mbakku ndak kalah teriaknya. Nantangin nih ceritanya?
"Tau ah, mau ganti baju aja." Ujarku. Aku sedikit menghindar dari tubuhnya dan menuju lemari baju. Bodo amat dia liat aku ganti baju.
"Yee, udah gede ganti baju telanjang." Ledek mbakku lagi.
"Iya lah telanjang. Masak iya ganti baju gak telanjang." Ucapku.
"Gak malu tuh sama yang dibawah." Ujar mbakku cekikikan. Waduh apalagi ini? Wah jangan-jangan dia lihat otongku nih.
"Ehhhhh...." Teriakku panik. Benar kan, otongku "gondal gandul" bebas. Ampun Gusti.
"Wih gede juga dek. Kayak terong gitu." Ucap mbakku takjub. Sejenak aku merasa bangga dibilang gede otongku. Tapi tetap saja ini memalukan.
"Wah, aku ndak terima mbak. Udah lihat pusaka antik ku ini. Ndak sembarangan orang bisa melihatnya." Ujarku nakal. Lalu dengan jahilnya ku pamerkan otongku ini. Kubuang jauh-jauh pikiran positif ku. Bukannya kebalik ya?
"Ihhh..... Adek, Lama-lama ngeri juga tauk
"Salah siapa tadi disuruh keluar ndak mau. Tanggung jawab nih." Ucapku menahan nafsu. Lama-lama ngaceng juga ni otong. Yang namanya setan dimana-mana pasti banyak akalnya. Makin lama makin keras juga. Itulah peribahasa yang bisa aku sebutkan.
"Emmm, kamu juga ngapain malem-malem gini mandi hayo?" Ujar mbakku membela diri. Enak aja dia, emang gara-gara siapa coba?
"Udah ah, bodo amat. Nih lihat mbak, otong ku." Ujarku. Rasain nih, otongku.
"Dasar terong, baru segitu aja udah sok dipamerin. Kayak bagus aja." Ucap mbakku menghampiri ku. Wahhhhhhh kayaknya jadi seru nih. Gimana yaaaa.... Perlahan mbakku membelai otongku ini. Bagai tersengat listrik bertegangan sedang, aku menggelinjang nikmat.
"Mmm..mmbaakk. Diapain ii.. ini? Aakkkhhh." Racauku.
"Gimana? Enak ndak dek mbak giniin?" Tanya mbakku.
"Nnn... Ndak usah.. usah di tanya la... lagi, pasti enak lah mm... mbak!!!" Makin lama makin keras.... Kali ini dikocok nya otongku perlahan. Namun makin lama makin cepat. Seakan mendapat bisikan, kudorong tubuh mbakku ke kasur, dan kuciumi bibir indah nya.
"Kyaaaaaaaa...... Mmmppphhhhh." Hubungkan mulut mbakku dengan bibir ku yang ganas ini.
Hanya desahan dan erangan tertahan yang ada diantara kami. Sangat kontras, mbakku yang masih berpakaian kutindih dengan kondisi telanjang bulat. Kugesekkan otongku menyentuh bagian intim mbakku. Setan sudah hampir sepenuhnya menguasai ku. Salah siapa memancing birahi ku. Satu kata yang menggambarkan keadaan . EDAN. Bagaimana bisa seorang adik berusaha menggapai kenikmatan dari tubuh kakak kandungnya? Perlahan akal sehat ku mulai datang. Melihat mbakku menangis membuat aku iba juga. Bagaimanapun dia adalah kakak perempuan yang sangat aku cintai. Dengan sekuat tenaga mbak Fara mendorong ku menjauhi nya.
"Hhhosshh hoosshhhh hosshhh.... Lepasin dek, ndak gini juga." Ucap mbakku kehabisan nafas. Terang aja kehabisan nafas, dari tadi aku lumat terus-menerus bibir nya.
"Adek jahaaaaatttttttttttttttttt....." Teriak mbak Fara. Yang membuatku menghentikan kegiatanku.
Akhirnya usahanya berhasil. Aku melepaskannya. Dan dengan menangis ia berlari menuju kamar nya. Betapa jahat kah aku? Perlahan otongku yang tadi berdiri tegak kini layu seperti nafsu ku yang berkobar akhirnya padam juga. Aku hanya mematung di posisi ku saat ini, merangkak sambil berpikiran macam-macam. Misalnya, bagaimana hubungan ku dengan mbak Fara selanjutnya? Atau bagaimana esok hari? Akankah aku diadukan ke ayah? Atau mungkin yang paling parah aku diusir dari rumah ini. Arrrrgggggghhhhhhhh betapa banyak pikiran berkecamuk di dalam otakku.

Aku lantas berpakaian dan berniat meminta maaf kepada mbakku. Ternyata rasa menyesal lebih tinggi dari pada nafsu ku. Kuketuk pintu kamar mbak Fara.
"Mbakkkk..... Maafin Deni dong. Maaf banget udah kelewat batas tadi." Ucapku agak bergetar. Tak ada jawaban. Kuberanikan membuka pintunya.

"Mbakk, aku masuk ya." Ijinku padanya.
Setelah pintu terbuka aku masuk. Alangkah terkejutnya aku, mbakku tengkurap di ranjangnya hanya memakai bajunya yang tadi, namun melepas celananya dan hanya berbalut sepotong celana dalam. Dan dia masih saja menangis. Apalagi ini? Akankah menggoyahkan iman ku lagi?



Segitu dulu aja ya reader setia.
Masih akan lebih seru lagi kelanjutannya. Pantengin terus.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd