Serigala_Hitam
Tukang Semprot
Chapter 2 part 1
Pagi itu aku langsung ngeprint tugas di warnet dekat sekolah. Aku buru-buru masuk ke kelas karena sudah kesiangan. Aku berlari melewati lorong sekolah karena aku baru ingat jam pertama pelajaran Bahasa Inggrisnya Bu Pri,guru killer di sekolah. Oh tidak,aku juga baru ingat kalau aku lupa bawa modul. Haduh kenapa aku bisa lupa begini ya? Sialan.
Ketika aku sampai di kelas untungnya pelajaran belum dimulai. Dan anak-anak masih pada keluyuran kemana-mana. Untung deh belum telat. Lalu tak lama si Angga ketua kelas datang.
"Woy guys,jam pertama kosong nih. Katanya sih guru killer kita mendadak ada urusan penting. Ini ada sedikit tugas." ucapnya dengan girang.
Wajar saja girang. Kelasku terkenal tidak disukai si guru killer itu karena tingkat kebandelannya. Bukannya sombong,dikelas cuma aku yang jago bahasa Inggris,yang lain cuma yang penting absen. Lalu tak lama Dina si sekretaris menulis tugas yang diberikan di whiteboard. Aku bisa bernafas lega. Karena kalau tidak bawa modul saat pelajaran ibarat kena kartu kuning. Aku mengerjakan tugas yang diberikan dengan antusias sampai ada yang menegurku.
"Den,udah selesai belum? Liat gih punyamu." ternyata si Joni yang menegurku. Biasa mau nyontek dia. Dia adalah teman dekatku dikelas. Anaknya asyik diajak ngobrol. Tapi mulai males kalau mulai bahas masalah bokep. Maniak banget tuh anak. Dari bintang barat sampai bintang Jepang dia hafal. Hadehhhhh
"Udah nih. Huuu... kebiasaanmu Ndak ilang dari dulu. Tapi ntar traktir es cendol ya." ujarku.
"Iya iya,duh yang pinter bahasa Inggris sekarang perhitungan. Hufttt." ujar Joni nampak kesal.
"Ha-ha-ha. Bercanda kali Jon. Mukamu jangan dilipet gitu. Ntar kusut." jawabku sambil meledeknya.
"Iya iya. By the way udah ngerjain belum tugas print-print.an Den?" tanya si Joni.
"Udah donk. Aku kan anak rajin. Emang kamu belum?" jawabku.
"Udah,cuma lupa ngeprint. Gimana ya Den? Bingung nih." kata Joni.
"Yaelah. Tinggal print aja di warnet depan. Beres kan." ujarku.
"Maunya sih gitu,cuma tadi kelupaan. Lagipula pas ngaso ntar nggak boleh keluar juga kan? Gimana nih Den?" Joni tampak sangat panik.
"Dari tadi cuma gimana gimana terus kamu Jon. Coba aja kamu minta tolong print di kesiswaan atau perpus. Mungkin bisa." ucapku memberi solusi.
"Oh iya aku lupa. Makasih sob. Aku nyontek garapanmu dulu ya. Bye bye Den." ujar Joni lebay. Bikin ill feel aja. Memang Joni selalu nyontek aku. Dan yang membuat kesal itu hampir semua anak nyontek pekerjaanku pagi ini. Bukannya pelit,cuma nggak suka aja mereka tak ada usaha mengerjakan sendiri. Ah sudahlah,memang nasibku menjadi murid pintar memang harus jadi sandaran teman-teman. Pelajaran berikutnya kulalui dengan antusias pula.
Waktu istirahat tiba. Seperti biasa aku enggan keluar kelas,aku lebih suka berdiam dikelas. Apalagi semalem aku kurang tidur,lebih baik waktu istirahat aku gunakan buat tidur. "Molor mode on". Hahahaha.
Saat hendak terlelap tiba-tiba ada yang menggoyang tubuhku. Sontak aku kaget.
"Kutu kupret kecoak bunting,nenek sihir. Siapa sih? Joni ya?" ucapku ngawur karena kaget sambil mengucek mata.
"Ma...maaf kalau mengganggu." ucap seorang cewek yang terdengar familiar.
"Eh, i...iya gapapa kok. Maaf aku kaget barusan. Ada perlu apa Sel?" tanyaku.
"Aduh Deni, masak lupa sama janjinya sih?" ucap Selly.
"Bentar,janji apa sih? Aku lupa deh." ujarku.
"Aduh Deni. Masak beneran lupa sih? Dasar cowok pikun." ucap Selly cemberut.
"Memang aku lupa kok. Mau gimana lagi?" ucapku tanpa dosa.
"Ih sebel deh sama Deni. Katanya mau nraktir di kantin. Aku tungguin lama kok nggak datang. Sebelllll....." ujar Selly makin cemberut.
"Wah... Maaf Sell. Aku beneran lupa. Sebagai permintaan maaf ntar sore aku traktir makan diluar deh. Siang ini aku males keluar kelas." jawabku memberi solusi.
"Awas lho kalau lupa lagi. Jemput aku jam 5 sore tepat." ucap Selly.
"Oke deh. Udah sana kembali ke kelas mu. Aku mau tidur lagi. Ngantuk." kuusir Selly agar tak mengganggu tidurku.
Pagi itu aku langsung ngeprint tugas di warnet dekat sekolah. Aku buru-buru masuk ke kelas karena sudah kesiangan. Aku berlari melewati lorong sekolah karena aku baru ingat jam pertama pelajaran Bahasa Inggrisnya Bu Pri,guru killer di sekolah. Oh tidak,aku juga baru ingat kalau aku lupa bawa modul. Haduh kenapa aku bisa lupa begini ya? Sialan.
Ketika aku sampai di kelas untungnya pelajaran belum dimulai. Dan anak-anak masih pada keluyuran kemana-mana. Untung deh belum telat. Lalu tak lama si Angga ketua kelas datang.
"Woy guys,jam pertama kosong nih. Katanya sih guru killer kita mendadak ada urusan penting. Ini ada sedikit tugas." ucapnya dengan girang.
Wajar saja girang. Kelasku terkenal tidak disukai si guru killer itu karena tingkat kebandelannya. Bukannya sombong,dikelas cuma aku yang jago bahasa Inggris,yang lain cuma yang penting absen. Lalu tak lama Dina si sekretaris menulis tugas yang diberikan di whiteboard. Aku bisa bernafas lega. Karena kalau tidak bawa modul saat pelajaran ibarat kena kartu kuning. Aku mengerjakan tugas yang diberikan dengan antusias sampai ada yang menegurku.
"Den,udah selesai belum? Liat gih punyamu." ternyata si Joni yang menegurku. Biasa mau nyontek dia. Dia adalah teman dekatku dikelas. Anaknya asyik diajak ngobrol. Tapi mulai males kalau mulai bahas masalah bokep. Maniak banget tuh anak. Dari bintang barat sampai bintang Jepang dia hafal. Hadehhhhh
"Udah nih. Huuu... kebiasaanmu Ndak ilang dari dulu. Tapi ntar traktir es cendol ya." ujarku.
"Iya iya,duh yang pinter bahasa Inggris sekarang perhitungan. Hufttt." ujar Joni nampak kesal.
"Ha-ha-ha. Bercanda kali Jon. Mukamu jangan dilipet gitu. Ntar kusut." jawabku sambil meledeknya.
"Iya iya. By the way udah ngerjain belum tugas print-print.an Den?" tanya si Joni.
"Udah donk. Aku kan anak rajin. Emang kamu belum?" jawabku.
"Udah,cuma lupa ngeprint. Gimana ya Den? Bingung nih." kata Joni.
"Yaelah. Tinggal print aja di warnet depan. Beres kan." ujarku.
"Maunya sih gitu,cuma tadi kelupaan. Lagipula pas ngaso ntar nggak boleh keluar juga kan? Gimana nih Den?" Joni tampak sangat panik.
"Dari tadi cuma gimana gimana terus kamu Jon. Coba aja kamu minta tolong print di kesiswaan atau perpus. Mungkin bisa." ucapku memberi solusi.
"Oh iya aku lupa. Makasih sob. Aku nyontek garapanmu dulu ya. Bye bye Den." ujar Joni lebay. Bikin ill feel aja. Memang Joni selalu nyontek aku. Dan yang membuat kesal itu hampir semua anak nyontek pekerjaanku pagi ini. Bukannya pelit,cuma nggak suka aja mereka tak ada usaha mengerjakan sendiri. Ah sudahlah,memang nasibku menjadi murid pintar memang harus jadi sandaran teman-teman. Pelajaran berikutnya kulalui dengan antusias pula.
Waktu istirahat tiba. Seperti biasa aku enggan keluar kelas,aku lebih suka berdiam dikelas. Apalagi semalem aku kurang tidur,lebih baik waktu istirahat aku gunakan buat tidur. "Molor mode on". Hahahaha.
Saat hendak terlelap tiba-tiba ada yang menggoyang tubuhku. Sontak aku kaget.
"Kutu kupret kecoak bunting,nenek sihir. Siapa sih? Joni ya?" ucapku ngawur karena kaget sambil mengucek mata.
"Ma...maaf kalau mengganggu." ucap seorang cewek yang terdengar familiar.
"Eh, i...iya gapapa kok. Maaf aku kaget barusan. Ada perlu apa Sel?" tanyaku.
"Aduh Deni, masak lupa sama janjinya sih?" ucap Selly.
"Bentar,janji apa sih? Aku lupa deh." ujarku.
"Aduh Deni. Masak beneran lupa sih? Dasar cowok pikun." ucap Selly cemberut.
"Memang aku lupa kok. Mau gimana lagi?" ucapku tanpa dosa.
"Ih sebel deh sama Deni. Katanya mau nraktir di kantin. Aku tungguin lama kok nggak datang. Sebelllll....." ujar Selly makin cemberut.
"Wah... Maaf Sell. Aku beneran lupa. Sebagai permintaan maaf ntar sore aku traktir makan diluar deh. Siang ini aku males keluar kelas." jawabku memberi solusi.
"Awas lho kalau lupa lagi. Jemput aku jam 5 sore tepat." ucap Selly.
"Oke deh. Udah sana kembali ke kelas mu. Aku mau tidur lagi. Ngantuk." kuusir Selly agar tak mengganggu tidurku.