Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kalian puas, aku juga puas (Dito Beranjak Gede)

PART 13
Tamu


…..

“aku tau kok mbak Devi belom klimaks.” Ucapku berbisik

“iyahhh…. Genjott memekku maassshhh…..” ucapnya dengan lirih



Perlahan aku mulai menggenjot kontolku yang berada di dalam memek mbak Devi. Botol minuman dingin yang tadinya hendak ia ambil kini ia taruh Kembali dan tangannya ia gunakan sebagai tumpuan dengan memegang kulkasnya tersebut.



“ohhh…. Mmmphhhhh….” Mbak Devi berusaha menahan desahannya karena takut terdengar oleh suaminya yang sedang mandi.

“ohhhh….. serreettt mbakk memekmu…” ucapku

“iyahhh…. Terus….”

“aukhhh….” Pekiknya agak keras ketika kontolku aku hujamkan seluruhnya ke dalam memeknya tersebut.

“ma? Mama kenapa?” tanya suami mbak devi dari balik dinding kamar mandi.

“mmmmhh…. Ini pa, kaki mama kesandung…” ucap mbak devi sembari masih aku genjot memeknya.



Tak ingin mengambil resiko, karena sudah tak terdengar gemericik air, maka aku cabut kontolku dari memek mbak devi dan aku Tarik mbak devi menuju ke meja makan di dapur miliknya. Aku bersembunyi di balik meja dan mengobel memeknya, sementara ia duduk diam mematung di dekat meja tersebut seperti ingin menyambut suaminya. Dan ternyata firasatku benar, tak berselang lama tedengar bunyi pintu kamar mandi di buka. Sementara aku masih memainkan memek mbak devi dari bawah meja.



“mama ngapain bengong disitu?” tanya suami mbak devi sesaat setelah ia keluar dari kamar mandi dan mendapati istrinya sedang berdiri mematung di dekat meja.

“mmmm…. Ini pa, mama mau bikin mie instant.” Ucap mbak devi mengeles, sementara memeknya masih aku mainkan dari balik daster yang masih ia kenakan.

“oh, yaudah deh, papa tidur dulu ya ma, capek…. Cup….” Ucap suami mbak devi sembari mengecup kening mbak devi dan berlalu masuk ke dalam kamar.



Aku yang telah mendapatkan lampu hijau karena suami mbak Devi telah beranjak untuk tidur pun segera keluar dari tempat persembunyianku. Dan meminta mbak devi untuk berdiri. Sejurus kemudian aku juga meminta kaki kanan mbak devi untuk berpijak di kursi sehingga aku bisa mengentotnya dari depan.



“ayo masukin masss…. Aku udah nggak tahan….” Ucapnya manja.

“iya mbak, sama.”



Perlahan kontolku aku arahkan ke memeknya. Dan dengan sekali hentakan separuh kontolku berhasil masuk ke dalam sarangnya.



“heghhh…. Pelan mashhh….” Ucapnya

“ohhhh…. Genjott teruss mashhh…. Ahhhhhh…..”

“lebih dalemmm…..”

“ahhhh…. Terusss…. Hisappp pentilkuuhh…..” rintihnya ketika bibirku mulai menjamah toketnya yang kenyal itu.



Tak ingin membiarkannya terus merancau tak karuan yangmana mungkin bisa terdengar oleh suaminya, segera aku lumat bibirnya agar suaranya tidak terdengar. Sementara kontolku masih terus menghujami memeknya tersebut.



“mmmm……”

“akhhh……” desahannya kini tertahan oleh sumpalan bibirku.



Sejurus kemudian bibirku berpindah menuju lehernya. Ia pun tak kuasa untuk membendung orgasmenya.

“oughhhh….. akuu keluargghhh….” Ucapnya, sementara memeknya berkedut mengeluarkan maninya.



Setelah mbak devi mencapai orgasmenya, segera aku cabut kontolku yang masih tegang itu dari memeknya.

“jepit pake tetemu dong mbak, masih tegang nih.” Ucapku



Sejurus kemudian ia mengabulkan permintaanku. Dengan sedikit berjongkok, ia menjempit kontolku. Sementara aku mulai memaju mundurkan kontolku yang kini telah tenggelam batangnya diantara bongkahan toket gedhe milik mbak Devi tersebut.



“empukk mbakk…. Ohhh…..”

“enakkk mbakkk… ahhhhh…..”



Mbak devi pun membuka mulutnya, sehingga kepala kontolku pun yang semula menyodok-nyodok mulutnya kini dapat masuk ke dalam mulutnya.

“iyahhh…. Begituu…..” aku terus merancau merasakan jepitan dari toket besarnya itu.



Tak berselang lama, ia melepas kontolku dari jepitan toketnya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Kali ini ia yang aktif dengan memaju-mundurkan kepalanya sendiri.

“oughhhh…. Terus mbakkk….”

“akuhhh keluar mbakkk…. Ahhhhh……”

*crottt…crottt….crottt*



Aku menumpahkan seluruh maniku ke dalam mulut mbak devi yang langsung ditelan olehnya. Setelahnya ia tersenyum manis kepadaku.



“udah dulu ya mas, takut suamiku nyariin.” Ucapnya sembari berdiri dan merapihkan daster terusannya itu.

“oh iya, ngomong-ngomong kamu lewat mana, kok bisa masuk?” lanjutnya.

“tuhh…” jawabku sembari menunjuk pintu belakang yang tadi aku gunakan untuk masuk ke dalam rumahnya.

“oh iya astaga, aku tadi lupa ngunci.” Ucapnya sambil menepok jidat.

“tapi dapet enakkan.” Jawabku. Mbak Devi tak menjawab dan hanya mencubit perutku sembari senyum manis.

“dah, yuk aku antar keluar.” Lanjutnya.

“dihhh…. Ngusir nih…” gerutuku.



Aku pun bergegas untuk keluar rumah mbak Devi melalui pintu belakang dengan ditemaninya. Sesaat sebelum aku pulang, aku sempat Kembali memagut bibirnya.

“dah, dah, dah…. Pulang sana.” Ucapnya sembari melepaskan ciumanku ketika tanganku mulai menggerayangi selangkangan dan toketnya.

“gajadi pulang entar kalo diterusin.” Lanjutnya.



Aku pun hanya tersenyum dan bergegas untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku langsung membersihkan diri dan Kembali meratapi portofolioku yang memerah. Lama aku berfikir tentang itu, apakah aku harus melepaskan semuanya atau tetap menahannya dengan resiko jika terus menahannya akan mendatangkan malapetaka.

Semalaman aku terus memandangi layar komputerku itu. Dari grafik yang tersaji, Nampak sulit bagiku untuk Kembali mencapai titik untuk atau setidaknya impas, hal tersebut karena grafiknya terus mengalami kemerosotan dari hari ke hari. Aku berupanya untuk melakukan open position Kembali untuk menebus segala yang telah hilang itu, namun apa daya. Aku terlalu mengikuti nafsuku sehingga bukannya menjadi pemecah masalah, tetapi justru menimbulkan masalah baru.



……



Beberapa hari kebelakang aku hanya tidur kurang lebih 3 jam, karena terus berkutat dengan portofolioku yang memerah. Tak hanya itu, aku juga hanya makan sekali sehari, itu pun dengan lauk seadanya, seperti sarden dan mie instant. Hingga puncaknya pada hari ini aku tumbang dengan kondisi kepala pusing, berputar-putar dan badan yang lemes.



*tutttt…..tuuuttttttt….tutttt….” bunyi nada sambung ketika aku berusaha menghubungi mamaku.

“halo nak, kenapa?” tanya mamaku dari balik telepon saat telah tersambung.

“Dito sakit, Ma. Badan dito lemes, kepala pusing muter-muter.” Ucapku

“astaga nakk, yaudah… mama segera kesana. Tahan sebentar ya, nak.” Ucap mamaku panik



Satu jam kemudian, mamaku telah sampai di rumah ku dan langsung membawaku ke rumah sakit. Setelah melewati segala pemeriksaan dokter akhirnya aku didiagnosa terserang penyakit tipes yang mengharuskanku melakukan bedrest. Selanjutnya aku digiring menuju ke ruang rawat inap yang terdapat di rumah sakit tersebut.



“Nak, besok tante wulan sampe sini, dan dia bersedia buat jagain kamu. Mama harus nemenin papamu dinas di luar kota soalnya, jadi mama nggak bisa nungguin kamu.” Ucap mamaku.



Aku pun hanya mengangguk lemah, karena memang kondisi badanku yang masih lemas. Aku memang dapat memaklumi jika mamaku ini merupakan orang sibuk. Selain sibuk mengurus toko rotinya, ia juga selalu ikut ketika papaku melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Sementara tadi, mama terlihat sibuk berbincang dengan seseorang yang ternyata adalah tante Wulan. Kedatangannya terpaksa dipercepat lantaran kondisiku yang tengah sakit ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd