Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kalian puas, aku juga puas (Dito Beranjak Gede)

Mantap hu, kami tunggu updatenya, kalau bisa ada mulustrasi pemerannya sedikit biar lebih yahut hu ✌️
 
Part 18

Akhir Sebuah Penantian


Tak hanya kontolku yang terus-terusan mengeras, nafsuku juga seiring berjalannya waktu meningkat. Apakah jangan-jangan tante wulan mencampur obat perangsang pada minuman yang tadi diberikan untukku? Tapi kenapa juga dia melakukan itu? Ah entahlah, rasa-rasanya nafsu dan ereksi telah menguasai diriku. Ditambah lagi hawa gerah dan jantung berdetak lebih kencang dari biasanya.

Aku pun memutuskan untuk menuju ke kamar mandi dan mengguyur tubuhku dengan air dingin. Begitu juga dengan kontolku yang aku rendam beberapa saat dengan air dingin. Namun, tampaknya semua itu tak berarti lagi, karena setelah beberapa saat rasa-rasa itu Kembali lagi menjalari tubuhku. Aku pun memutuskan untuk minum air dingin yang berada di kulkas dan meneguknya habis. Dan lagi-lagi tak ada reaksi apapun terhadap tubuhku, masih sama seperti semula.

Setelah itu, aku memutuskan untuk Kembali ke kamarku dan berusaha melampiaskan nafsuku dengan melakukan coli, namun hal tersebut justru menjadi boomerang bagiku, karena bukannya cepat keluar, malahan batangku terasa panas dan semakin menegang.



“mbak, kosong ngaak? Pengen banget nih.” isi pesan yang aku kirimkan ke mbak Devi akibat dari gejolak nafsuku yang semakin menjadi-jadi.



5 menit, 10 menit, hingga saju jam tak ada balasan dari mbak Devi. Sementara itu, nafsuku semakin di ubun-ubun. Aku pun menengok jam di dinding dan waktu telah menunjukkan pukul 10 malam. Aku memiliki niat untuk Kembali memasuki kamar tante Wulan dan melampiaskan nafsuku yang semakin membara dengan ber-coli ria di hadapannya yang pastinya sudah tertidur pulas, karena sedarai tadi aku keluar masuk kamar, aku tak mendapatinya berada di luar kamar.

Dengan langkah perlahan, aku berjalan keluar kamarku dan menuju ke kamar tante Wulan. Setelah dengan perlahan membuka pintu, aku melihat tubuh tante wulan kini terbalut dengan selimut yang menutup seluruh tubuhnya. Agak sedikit aneh aku melihat pemandangan yang seperti itu, lantaran sangat jarang sekali aku melihat tante wulan meringkup di dalam selimut seperti itu.

Dengan tenang aku mendekati tubuhnya yang tertutup selimut sepenuhnya itu, perlahan aku mendekati, namun aku merasa ada keanehan dari balik selimut tersebut. Karena rasa sangeku yang udah mencapai ubun-ubun, aku tak mampu lagi untuk memikirkan hal-hal yang positif dan mengabaikan segala keganjalan yang aku rasakan. Segera aku lorotkan celanaku hingga terpampang kontolku yang sedari tadi tak berhenti berdiri itu dan dengan perlahan pula aku menyingkap selimut yang menutupi tubuh tante Wulan tersebut.

“oh jadi gini kelakuan mesum mu ke tantemu sendiri.” Suara tante wulan yang berasal dari pintu kamarnya.



Sementara aku masih termenung setelah kudapati ternyata yang ada di balik selimut adalah bantal dan guling. Aku pun berbalik badan menghadap tante Wulan dengan kondisi kontol yang tegak menantang tanpa terhalang penutup dengan perasaan kaget dan takut.



“kamu kira tante nggak tau apa yang kamu lakuin semalem di kamar ini, ha?” ucapnya dengan nada tinggi.

“kancing atas dasterku tiba-tiba kebuka semua, trus ada tetesan yang aku prediksi itu spermamu di meja deket tisu.” Lanjutnya.

“lebih parahnya lagi, kamu bikin mbak Devi hamil! Itu perbuatanmu kan? Ha?” ucapnya menhardikku.



Jujur, aku kaget dengan ucapan tante wulan yang terakhir. Apa benar mbak Devi hamil anakku? Lalu kenapa dia tidak cerita kalau hamil? Lantas, bagaimana bisa tante Wulan menuduhku menghamili mbak Devi? Apakah mbak Devi menceritakan semua perbuatan kami kepada tante Wulan? Tiba-tiba otakku ngeblank mendengar seluruh ucapan dari tante Wulan itu.



“ayo sekarang giliran tante yang kamu bikin hamil” ucapnya setelah tanpa aku sadari telah berbaring di ranjang.

“tt…tante nggak marah?” ucapku dengan terbata-bata karena kaget atas apa yang diucapkan dan kini dilakukan oleh tante Wulan.



Tante Wulan hanya menggelengkan kepala dan tersenyum manis. Sejurus kemudian, nafsuku naik Kembali ke ubun-ubun dan bertambah berkali-kali lipat menyaksikan apa yang ada di hadapanku kini. Tak ingin membuang-buang waktu, segera aku menindihnya dan memberikan ciuman menuju mulutnya. Sementara tante Wulan Nampak berusaha mengimbangi serbuan bibirku pada bibirnya dan mulai memainkan lidahnya. Sementara itu, tangannya mulai bergerak menuju kontolku yang sedari tadi telah tegak berdiri dan menyundul-nyundul perutnya.



“ohhssss…. Enakk tann…” ucapku ditengah-tengah percumbuan kami.



Cumbuanku pun segera turun menuju ke toketnya. Tante wulan masih berpakaian lengkap, namun dari balik dasternya ia tak mengenakan pakain dalam. Mulai aku remasi kedua bukit kembar yang berukuran sedang dan masih kencang itu. Setelahnya, aku hisap toket kirinya dengan masih terbungkus dasternya, namun putingnya menyembul dari balik daster yang ia pakai.



“hmmm…. Bukaa ajaa too…” ucap tante Wulan.



Sejurus kemudian, aku merobek daster bagian atas miliknya, hingga kini terpampang toket mulus miliknya. Segera aku lumat dan aku remasi dua gundukan kenyal miliknya itu. Sungguh sangat menggemaskan dan menggiurkan toket dari tante wulan itu, putingnya masih berwarna coklat terang berpadu dengan kulitnya yang putih. Bahkan, aku meninggalkan cupang pada area toketnya.



“ohhh… kenyott terusss…..” tante wulan mulai merancau.

“hiyahh… remess satunyaa..”



Setelah puas dengan aksiku pada toketnya, kini aku berpindah ke bawah. Karena masih terhalang oleh dasternya, aku Tarik daster tersebut ke bawah dan aku lempar entah kemana. Kini terpampang jelas memek rapet miliknya yang telah basah, dengan warna merah muda yang sangat menggairahkan, dan memek paling indah diantara milik mbak Devi dan bi Nana. Segera aku jilati memek tersebut dengan rakusnya yang membuat tante Wulan mencengkram erat sprei kasurnya.



“ssss…. Ahhhhh….. terussss……”

“ohhh…. Geliiiii…. Enakkk…..”

“ahhhhh… mmmmmm….”



Setelah itu, aku mainkan klitorisnya tersebut. Dan tak berselang lama, memeknya berkedut, tanda ia akan mengalami orgasme pertamanya.



“akhhhh…. Keluarrr……..”

*srrrr…. Creetttt….creettt….creettt* Nampak semburan cairan miliknya, ternyata ia mengalami squirting setelah aku memainkan klitoris miliknya, yang ternyata adalah titik g-spot nya.

“emang nggak salah mbak Devi ketagihan servismu.” Ucap tante Wulan setelah squirting dan orgasmenya.



Aku hanya tersenyum simpul sebagai bentuk responku atas perkataan tante Wulan tersebut. Setelah itu, aku posisikan kepala kontolku pada bibir vaginanya yang telah basah tersebut dengan posisinya yang masih tidur terlentang di atas Kasur. Aku yakin, kontolku akan sedikit kesusahan menembus memek sempit milik tante Wulan ini. Mulanya, aku menggesek-gesekkan kontolku pada area memeknya, setelahnya aku memasukkan kepala kontolku ke memeknya dan mengeluarkannya Kembali, begitu terus secara berulang hingga berulang kali dan sukses membuat Tante Wulan geregetan.



“ihhh… cepat masukinnn….” Pintanya

“ohhhh…… mmmmmm…. Pelannn….” Ucapnya sembari memejamkan mata setelah kontolku mulai menerobos masuk ke dalam memeknya.



Kini, kontolku telah setengahnya masuk ke dalam memek tante wulan dengan lumayan susah payah, karena rapetnya memek miliknya itu. Aku mulai memompa batangku tersebut dengan tempo pelan dan disambut dengan rintihan serta desahan tante Wulan. Sementara itu, tanganku tak tinggal diam, kini tanganku sudah mendarat di atas toketnya dan meremas-remasnya.



“ohhh…. Terusss toooo…. Mantebbb….. ahhh…”

“apanya yang manteb tan?”

“aahhhh… kontolmuhhh…. Gedeehhh….”

“ayo cepetinnn….” Pintanya lagi.



Aku mulai mempercepat tempo genjotanku, dan belum sepenuhnya kontolku masuk, aku merasa telah sampai pada dinding rahimnya. Bersama dengan itu, remasan demi remasan selalu aku lakukan pada toketnya.



“ohhh… mentokk tannn…” ucapku.

“iyahhh… enaakkkkhhh….”

“akhhh…. Keluarrrgghhh….” Ucap tante Wulan.



Setelah itu, memeknya menjepit kontolku dengan sangat manja dan mantab sementara itu, tante Wulan mencapai orgasmenya untuk yang kedua kalinya. Sementara aku, karena pengaruh dari minuman yang diberikan oleh tante Wulan tadi membuat staminaku semakin liar. Bahkan, hingga saat ini belum terasa mau keluar sama sekali. Hal tersebut tentu membuatku menjadi semakin semangat untuk terus menggenjot tante Wulan.



“ganti posisi tan, tante di atas ya.” Pintaku kepada tante Wulan.



Setelah itu, giliran aku yang merebahkan diri di Kasur. Sementara tante Wulan memposisikan dirinya mengangkang di atas selangkanganku. Dengan perlahan dipegang serta dibimbingnya kontolku untuk Kembali masuk ke dalam memek sempitnya itu. Perlahan namun pasti kontolku mulai menyeruak masuk Kembali ke dalam memeknya.



“oughhhhh….” Rintih tante wulan sembari menegadahkan kepalanya ke atas.

“akhhh….. enak tannn….”

“ayo goyangin tann…” pintaku.



Sejurus kemudian, tante wulan mulai menari-nari dengan liarnya di atas kontolku. Diputar-putar kan pinggulnya, lalu dilanjutkan dengan menaik turunkan pinggulnya membuat sensasi nikmat yang tiada tara bagiku. Sementara itu, toketnya juga ikut bergoyang-goyang ria mengikuti irama yang kami mainkan.



“ahhh… goyanganmu tannn….”

“teruss tannn….. “



Dengan gaya seperti ini membuat memek tante Wulan terasa semakin legit. Aku dapat menyimpulkan bahwa ia tak sia-sia selama ini melakukan yoga hingga ia kini bisa dengan lincahnya menari-nari di atas selangkanganku.



“ohhh… tantee capekk too…” ucapnya di tengah goyangan liarnya.

“ambrukin sini tan.” Ucapku memintanya untuk merebahkan badannya ke arahku.

“bokongnya diangkat dikit yah, biar aku yang lanjutin.” Lanjutku.



Setelah itu, tante Wulan menuruti apa yang aku katakan. Dengan bokongnya yang sedikit terangkat, kini aku menggenjotnya dari bawah. Sementara itu, tante Wulan yang menindihku langsung melumat bibirku. Aku dengan tempo cepat menggenjotnya dari bawah. Hingga entah karena terlalu merasa keenakan atau bagaimana ia menggigit bibirku hingga berdarah.



“auuu…” pekikku ketika bibirku digigitnya.

“akhhh… sorry, To…” ucap tante Wulan lalu Kembali melumat bibirku dan menghisap bibirku yang berdara tersebut.

“aaaa….” Teriak tante Wulan ketika aku semakin mempercepat tempo genjotanku.

“tan, ganti posisi lagi ya. Tante nungging aja di Kasur.” Pintaku setelalh beberapa saat.



Tanpa menunggu jawaban dari tante Wulan, aku pun beranjak dari posisiku dan memposisikan diriku di belakang tante Wulan. Aku Kembali mengarahkan batang kontolku di depan bibir mekinya. Pertama-tama aku gosok-gosokkan kontolku pada bibir memeknya tersebut. Yang lalu disambut dengan rintihan-rintihan manja dari tante Wulan.



“ayo cepett akhh… masukinnn….” Pinta tante Wulan.

“oughhhh…” ucapnya setelah dengan sedikit kasar aku menyodokkan kontolku dan menggenjotnya.

“ayo lebih cepathh….”



Aku pun terus menggenjotnya dengan mempercepat tempo genjotanku. Sementara tante wulan, Nampak membenamkan wajahnya ke bantal dan mencengkram erat sprei Kasur hingga kini sprei tersebut menjadi tak beraturan akibat dari ulah kami berdua. Bunyi yang dihasilkan dari benturan persenggamaan kami pun menggema mengisi seluruh ruangan seiring dengan hentakkanku yang kuat. Bokong dari tante wulan pun Nampak sangat eksotis ketika itu, seperti memantul ketika menerima hentakan dari sodokanku tersebut.



“akhhh tante keluar lagi toooo…”

“sama tannn…. Barengg yahhh…” ucapku.

“akhhhh ga tahann too… keluarghhhh….”

“iniihhh tann…. Untuk anak kitaahhh…” ucapku saat maniku telah berada di ujung dan menembakkanya kea rah dinding Rahim miliknya.



Aku tak langsung mencabut kontolku dari memeknya, beberapa saat aku masih membenamkannya di dalam memek tante Wulan. Setelah itu, aku mencabutnya dan melihat hasil dari perpaduan cairan kenikmatan yang kami hasilkan meleleh keluar dari dalam memek tante Wulan. Setelahnya, tante wulan pun membalikkan badannya dan tidur telentang di Kasur.



“makasih ya, to.” Ucap tante Wulan sembari memberikan senyuman termanis miliknya.

“sama-sama tan, aku juga suka memek tante.” Ucapku menggoda.

“lagi yuk tan.” Lanjutku.

“hah… salah tante tadi kasih kamu obat kuat sama perangsang. Jadi liar gin ikan.” Jawab tante Wulan.

“tante udah capek to, udah tiga kali keluar lo.” Lanjutnya.

“yah tan, masih tegang banget ini.” Bujukku.

“yaudah.”



Sejurus kemudian tante Wulan tidur menyamping dan aku tetap dalam posisiku. Setelahnya, aku mengangkat kaki kanannya ke atas. Aku memposisikan kontolku untuk masuk dari bawah tubuhnya. Dengan perlahan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke dalam memek sempitnya yang telah sangat becek tersebut yang disambut dengan rintihan pelan nan manja nya. Terus aku memompanya dengan tempo pelan. Sementara tante Wulan sudah Nampak tak seliar permainan di awal kami tadi. Ia hanya merintih dan menrancau pelan, sementara matanya terpejam.

Selang lebih kurang 15 menit, rintihan serta rancauan dari Tante Wulan Nampak semakin samar dan perlahan menghilang, nampaknya tante Wulan benar-benar capek dan sangat menikmati persetubuhan kami, hingga dalam kenikmatan ia tertidur. Ini merupakan fenomena baru bagiku melihat lawan mainku hingga ketiduran karena kelelahan, maklum saja karena ia tadi juga cukup lama melakukan olahraga yoga-nya. Sementara kesalahannya adalah ia berikan obat perangsang dan obat kuat untukku. Mungkin ia merasa tak ingin mengecewakanku hingga ia tetap melayaniku meski telah sangat Lelah.

Setelah ia tertidur pulas, aku memutuskan untuk menghentikan genjotanku dan mencabut kontolku dari memeknya. Aku menghargainya dan membiarkannya untuk menikmati tidur lelapnya. Namun, kontolku masih sangat tegang dan masih sangat ingin di puaskan. Aku pun berpikir sejenak, untuk menimang apa yang aku lakukan selanjutnya.



“apa aku ke rumah mbak Devi aja ya? Atau ke bi Nana aja” ucapku dalam hati di tengah kebimbangan ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd