Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Btw hu org malang juga ?
Saya punya kosan di daerag mt haryono jg btw wkwk
 
Chapter 3
Martabak



“wilujeng enjing bu” sapa Tono ketika akan pergi ke kampus

“eh Tono, tumben kamu pake bahasa Jawa” jawab bu Tati sambil membersihkan rumput rumput di halaman depan kosan

“iya dong bu, belajar belajar sedikit, biar gaul” jawab Tono sambil tertawa

“biar bisa godain cewe cewe yah pasti ! hahaha, gimana kaki kamu Ton sudah enakan ?”

“sudah dong bu, kan sudah dipijit ibu”

“baguslah kalau sudah enakan” jawab bu Tati sambil menyeka keringat dari dahinya

“ngomong ngomong bu, saya mau minta maaf kejadian kemarin, saya jadi malu bu” kata Tono sambil menunduk malu

“ya ampunn Tono, gapapa atuh, malah ibu yang malu, kamu masih ngeliat ibu padahal ibu udah tua gini”

“tua gimana bu, orang ibu badannya masih bagus sama masih ayu gini buu” jawab Tono sambil nyengir

“dasar kamu yaahh !!” jawab Tati dengan wajah merah

“nanti Tono beliin martabak ya bu tanda minta maaf nya pulang dari kampus hehe”

“eh ngapaiinnn, ga usah kali Ton”

“gapapa bu, ya udah ya bu Tono pergi dulu, ga usah rapi rapi banget bu bersiinnya, halamannya kan besar banget tuh”

“iyaa iyaaa, sudah sana pergi kamu” jawab bu Tati kembali membersihkan halaman rumah depan.

Tono pun segera pergi menaiki sepeda motornya ke kampus. Dia sangat lega karena ternyata bu Tati tidak marah atas kejadian kemarin. Selama kuliah Tono tidak konsentrasi, dia pingin cepat cepat pulang dan bertemu dengan bu Tati.

“anak anak, jangan lupa nanti ada kuliah tambahan dan praktek tambahan sore yah!, semua wajib datang” suara dosen mengaburkan lamunan Tono

‘apa ? aduh, aku jadi pulang malam ini’ Tono menggerutu dalam hati

Ternyata sore itu ada kuliah tambahan dan praktek yang berpindah hari. Tono harus pulang dari kampus sekitar pukul setengah sembilan malam. Tono segera pergi mencari tempat martabak yang masih buka, setelah itu Tono langsung ngebut pulang ke kosan.

Tiba di kosan ternyata sudah pukul sebelas malam. Tono pun segera memakirkan motor, menaruh helmnya di belakang motor, dan segera masuk kedalam untuk bertemu dengan bu Tati. Di ruang tamu Tono mencium bau wangi bunga lavender. Tono segera berjalan menuju kamar bu Tati yang letaknya di sebelah kamar Tono mengikuti bau tersebut. Ternyata wanginya berasal dari kamar bu Tati.

Di depan pintu kamar Tono ragu apakah ia harus mengganggu bu Tati semalam ini, ataukah ia harus menepati janjinya tadi pagi. Tono pun memutuskan untuk mengetok kamar bu tati untuk memastikan apakah Tati sudah tertidur atau belum.

‘tok, tok’ Tono mengetuk kamar bu Tati

Tiba tiba pintu kamar terbuka lebar. Ternyata pintu tersebut tidak tertutup rapat. Tono langsung melihat ke dalam kamar. Di dalam ada bu Tati sedang duduk di atas tempat tidur, mengangkang, bersandar pada dinding tempat tidur. Daster Tati tersingkap ke atas, tangannya kanannnya menggesek gesek mulut vagina keatas dan kebawah dan tagan kirinya memegang dildo berwana hitam.

“ah.. ahh.. ahh.. enak mas” desah bu tati sambil meraba clitorisnya

Tono terkejut melihat pemandangan di depannya. Tono terdiam melihat bu Tati, ibu kos kesayangannya, sedang memasukkan dildo ke dalam vaginanya ke dalam dan keluar. Mata bu tati terpejam, sedikit meringis, dan medesah sambil memasukkan penis itu kedalam vaginannya. Penis Tono pun menegang, mengeras, memenuhi celana dalamnya.

“bb.. bbb.. Bu Tati?” suara Tono terbata bata

Bu Tati terkejut melihat Tono di depannya. Tangannya berhenti memainkan dildo di vaginannya dan lansung menutup dasternya ke bawah. Tono hanya terdiam, kakinya sedikit bergetar melihat kejadian barusan.

“ttt… tono, k.. ka. Kamu sudah pulang ? kok masuk tidak ketuk dulu ?” jawab bu Tati bingung

“mmaaf bu, Tono tadi ketuk ti ti tiba tiba pintunya terbuka sendiri bu” Tono menjawab gugup

“duh !, ayo cepat masuk dulu kamu nanti ada yang lewat lagi” bu Tati langsung merangkak dari tempat tidur, berdiri, menarik Tono masuk dengan kencang, dan langsung mengunci pintu kamar. Tidak lupa ia memeriksa ulang apakah pintu tersebut sudah terkunci.

Tono pun terlempar masuk dan terjatuh ke tempat tidur bu Tati. Martabak yang dia bawa terlempar ke lantai kamar. Bu Tati menarik nafas sejenak di balik pintu kamar, sementara Tono duduk dengan gugup di tempat tidur. Tati berjalan perlahan menuju kasur dan duduk di samping Tono.

“mmaaf bu, s saya tidak tahu kamarnya tidak di kunci” Tono menunduk

“ibu yang minta maaf Ton, ibu yang lupa mengunci pintu, padahal kamu kan mau bawa martabak yah” jawab bu Tati sambil melihat ke celana Tono yang sudah menegang ke atas

“ah maaf bu” kata Tono sambil menutup celananya dengan tangan, sadar kalau penisnya sudah mengeras

“tidak apa apa Ton, tidak usah di tutup, menurut Tono ibu gimana ?” tanya Tati sambil memegang tangan Tono, menariknya kesamping dengan perlahan.

“ibu itu cantik, badan ibu juga bagus” jawab Tono menoleh ke samping melihat bu Tati.

Bu tati tersenyum. Ia terkejut melihat benjolan di celana Tono yang sangat keras. Ia menjadi gelisah dan penasaran. Bu Tati sungguh terbawa suasana.

“kamu belum punya pacar memang Ton ?” tanya bu Tati sambil memegang tangan Tono dengan lembut

“be.. belum punya Bu” jawab Tono sambil menatap wajah Tati

“kasian burung kamu Ton, pasti kesempitan, nanti sakit burung kamu” Jawab Tati mendekatkan wajahnya ke Tono

“ii.. iya bu”

“Ibu bantu yah ton, biar kamu gak sakit nanti” wajah bu Tati mendekat ke Tono

Mereka pun beciuman di atas tempat tidur. Tati mencium Tono dari samping sementara tangannya masih menggenggam tangan Tono. Bibir mereka saling bertemu. Tati mencium dengan lembut bibir Tono, sesekali dia menjilat bibir Tono dengan lidahnya dengan lembut. Tono pun membalas ciuman Tati dengan nafas yang memburu.

Tangan Tati pun berpindah ke paha Tono, mengusap perlahan paha Tono menuju ke penis Tono yang sudah menegang di dalam celana. Ujung ujung jari Tati mengelus Penis Tono secara perlahan dari atas ke bawah dari atas celana sambil mencium dan melumat bibir Tono.

‘ahh’ desah Tono ketika tangan bu tati menggenggam penisnya

Tati pun menghentikan ciumannya, matanya terpaku pada tonjolan penis Tono yang keas. Tangannya mengelus penis Tono sambil sesekali menggenggamnya dengan agak kuat.

“ibu buka yah Ton” bisik Tati ke telinga Tono

‘Tono hanya mengangguk menikmati permainan jari bu Tati’

Bu Tati membuka kancing celana tono, dan menarik resletingnya ke bawah. Tati pun beranjak perlahan turun ke bawah lantai, kemudian Tati jongkok dan menarik celana sekaligus celana dalam Tono ke bawah dengan perlahan.

Keluarlah penis berwarna hitam tegang dari balik celana Tono. Bentuknya sedikit melengkung ke atas. Tegak berdiri di atara paha Tono. Mata Tati terbelalak melihat penis tersebut dan langsung melihat ke wajah Tono. Tati bingung bagaimana mungkin penis sebesar ini dimiliki bocah ini.

Tati gelisah bercampur takut melihat penis ini. Tangannya perlahan bergerak menuju penis Tono mencoba untuk menggengamnya. Tangan kanannya mencoba menggengam dari pangkal dan tangan kirinya menggenggam di atasnya. Tangan Tati kesulitan menggenggam penus penis tersebut. Masih ada sisa penis yang tidak tergenggam kedua tangan Tati. Mulut Tati membuka, ingin rasanya dia kulum kepala penis di depannya. Namun vaginanya sudah sangat basah, resah ingin segera mencoba penis ini.

Tati segera berdiri dan menimpa tubuh Tono hingga jatuh ke tempat tidur

‘burung kamu besar ton’ bisik bu Tati ke telinga tono sambil kemudian menjilatnya

Tono menutup matanya, Tono menikmati gerakan tangan bu tati pada penisnya. Kocokan kocongan perlahan. Bu tati kemudian menjilat pipinya dan kembali mencium Tono sambil tangannya mengocok penis Tono.

Bu Tati pun kemudian jongkok di atas selangkangan Tono. Tangannya ia jilat, kemudian ia lumuri di penis Tono sambil menggesekkannya di mulut vagina dengan perlahan.

‘mphh, ah.. mhh..’ kata bu Tati sambil menggesekkan penis Tono di mulut vaginanya

“nikmati yah ton” desah bu Tati sambil mecoba memasukkan kepala penis Tono ke dalam

Bu Tati Nampak sedikit kesulitan memasukkan penis Tono. Tati pun sedikit menduduk ke depan dan memasukkan penis Tono secara perlahan.

‘aa. Ahhhh.. ah’ desah bu Tati ketika kepala penis Tono masuk

Bu Tati pun menggerakkan bokongnya ke bawah mencoba untuk memasukkan seluruh penis Tono, namun hanya setegahnya yang masuk.

“ahh, besar banget” kata bu Tati ketika penis Tono memenuhi seluruh isi vaginanya

Bu Tati pun bergerak naik turun menikmati penis Tono dengan cepat. Tangannya menumpu ke belakang. Wajahnya memejam, mendesah, ke atas. Sesekali tangan nya meremas payudaranya sendiri. Kakinya bergetar dan tubuhnya terjatuh di atas tubuh Tono. Vaginanya basah. Bu Tati lemas menikmat penis tersebut.

Tono pun langsung menggerakkan pinggangnya baik turun mengimbangi bu tati sambil memeluknya dengan erat

‘ah ahh.. hh..ah, bu enak bu’ kata Tono sambil menyetubuhi bu Tati

‘terus ton terus, ah mpphh’ kata bu Tati menikmati genjotan Tono

“bu … bu … ,Tono mau keluar bu”

“hah, cabut Ton jangan di dalam !” kata bu Tati berusaha mencabut penis Tono

Tono mencabut penisnya dan mengeluarkan spermanya di bokong bu Tati

‘ahh, hah hah’ nafas mereka berderu keras ketika Tono menyemburkan spermanya

Bu Tati kemudian mencium bibi Tono dengan lembut dan mereka pun tertidur di atas ranjang menikmati malam itu berdua.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd