Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karena Bus Mogok Aku Jadi Mengenalnya [True Story]

PART 4

Malam itu setelah memastikan diri rapih dan ganteng wkwk gue berangkat ke kosan Laras dengan bermodalkan mobil pinjeman dari temen gue. Jarak ke kosan Laras cuma sekitar 10km dari hotel tempat gue menginap di daerah La*****. Kondisi jalan malam itu lumayan lancar, jadi cukup waktu sekitar 20 menit gue udah sampe di depan kosan Laras.

✉: "Ras, aku udah di depan kosan". Gue chat ke Laras.
✉: "Iya, tunggu sebentar ya mas"

Namanya juga cewek, bilangnya sebentar tapi kenyataannya gue nunggu mungkin sekitar 10 menit. Laras ke luar kosannya dan langsung menghampiri gue di mobil. Laras terlihat cantik malam ini, bergaya casual tapi rambut panjangnya dia gerai bikin penampilannya cantik banget.

"Maaf ya lama" ucap Laras saat udah masuk ke mobil.
"Iya dimaafin kalo yang dateng cantik gini" jawab gue sekalian memuji Laras.
"Apa sih, mas. Bisa aja kalo ngegombal" dibilang gombal, tapi nyatanya dia sanyam-senyum juga.
"Beneran cantik deh. Ini enaknya makan di mana ras?"
"Emang mau makan apa mas?" Ditanya malah balik nanya.
"Aku ngikut kamu aja, aku kan nggak terlalu paham daerah sini"
"Yaudah ke G***** aja mas"
Laras mengajak gue ke pusat kuliner malam di kota S.
"Oke kamu arahin jalannya ya" pinta gue ke Laras karena gue nggak paham jalannya.

Setelah sekitar 10 menit diarahin Laras, kita sampai di tempat itu. Cukup banyak pilihan di sini, gue nurut sama Laras aja dia yang milih. Dan bener pilihan Laras nggak mengecewakan, enak.
Setelah selesai makan gue ajak Laras cari tempat yang asik buat ngobrol. Karena di sini terlalu ramai.

"Ras, tempat yang asik buat ngobrol dan santai di mana?" Tanya gue ke Laras. "Ada sih coffee shop yang enak, tapi agak jauh dari sini"
"Daerah mana? Kamu gapapa kan balik malem?"
"Hmm ya gapapa sih"
"Yaudah yuk ke sana" gue ajak Laras dan dia juga nggak nolak ajakan gue.

Lagi-lagi gue minta arahan Laras, ternyata tempatnya nggak jauh dari hotel tempat gue nginep. Pikiran gue mulai nakal, kayaknya sabi juga kalo ngajak Laras nginep bareng di hotel malem ini. Tinggal mikirin aja gimana caranya supaya dia mau. Kita masuk ke coffee shop itu, tempatnya memang lumayan asik, nggak terlalu ramai dan berisik jadi enak buat ngobrol. Pilihan kopinya juga lumayan lengkap.
Gue banyak ngobrol sama Laras malam itu, gue berusaha buat mengenal Laras lebih jauh. Sampai akhirnya gue nanya tentang pacar ke Laras.

"Pacar belum balik ras?"
"Hah? Pacar? Balik maksudnya?" Jawab Laras agak kaget.
"Pacar kamu maksudnya, belum balik ke sini?" Gue perjelas pertanyaan gue sebelumnya.
"Hehehe aku nggak punya pacar. Males pacaran"
"Oh, mau fokus kuliah ya" tebak gue asal.
"Hehe iya" jawab Laras singkat dan dingin.
"Bagus deh, semoga cepet selesai kuliahnya ras"
"Sebenernya males aja harus kenalan-pdkt-pacaran-putus-kenalan lagi. Capek hehe" dari nada bicaranya, gue tau Laras mungkin pernah dikecewain sampai membekas banget.
"Hmm udah lama sendiri?" tanya gue berhati-hati, takut salah nanya.
"Udah 1,5 tahun hehe" Laras masih berusaha menyembunyikan lukanya dengan senyumnya yang dingin.
"Kamu boleh kecewa, tapi kamu gak boleh berhenti di tempat" gue coba buat kasih masukan ke Laras, walaupun gue tau sebenernya dia gak butuh.
"Hehe iya, cuma aku belum siap"
"Sampai kapan?"
"Nggak tau"
"Kecewa banget ya?"
"Ya... Begitulah hehe" Laras kayanya udah susah buat nahan rasa itu, gue liat matanya mulai memerah.
"Aku boleh tau?" Gue mancing Laras buat cerita, mungkin dengen cerita dia bisa lebih lega.
"Hmmmmm" Laras menarik napas panjang lalu mulai cerita
"Mungkin akunya aja yang bodoh, terlalu percaya janji manis hehe".
"Gak boleh beranggapan kayak gitu. Pacaran udah lama?
"Hampir 3 tahun. Ya apalagi kata yang pantas selain bodoh?"

Sekarang gue tau gimana kecewanya Laras, waktu 3 tahun itu bukan waktu yang singkat, pasti sangat membekas.

"Putus karena?"
"Alasan yang gak jelas"
"Gak jelas gimana?" Gue masih gak paham maksud cerita Laras.
"Ya awalnya aku LDR sama dia, dia udah kuliah di kota M. Aku masih kelas 2 SMA waktu itu. Janji-janjinya manis, mungkin waktu itu aku masih terlalu bodoh sampai akhirnya aku kasih semua yang aku punya tanpa mikir bagaimana risikonya"
"Maksud semua?" Gue sebenernya tau apa yang dimaksud Laras, cuma ingin memastikan aja.
"I give my virginity for him. Aku masih kelas 3 waktu itu. Tanpa mikir gimana nanti kalo sampai putus, karena aku percaya janji-janjinya saat itu. Aku kan waktu itu udah kelas 3, aku bilang ke dia mau kuliah di sana biar satu kota gak LDR lagi. Tapi namanya keinginan, 2x aku ikut tes tapi gak keterima. Akhirnya aku ikut ujian mandiri di sini, tapi aku gak bilang ke dia. Hal itu yang bikin dia marah banget karena ngerasa gak dianggap dan dia bilang mana janji aku yang katanya mau kuliah di sana. Mulai dari situ hubungan aku sama dia mulai gak baik, bertahan sampai aku semester 3 dia mutusin aku karena bilang aku cuek lah, aku berubah. Semua akses komunikasi diblokir sama dia, selang sebulan aku stalking gak taunya dia udah punya yang baru. Kalo aja dulu aku bisa mikir panjang mungkin sekarang gak akan kayak gini hehehe" Laras senyum sambil mengusap air mata di pipinya.

Gue gak banyak ngomong, karena gue tau dia gak butuh masukan. Seenggaknya mungkin sekarang Laras lebih lega karena udah cerita.

"Yang udah ya udah ras, jangan salahin diri sendiri terus. Yang penting sekarang harus move on dan berusaha lupain yang lalu" gue cuma ngomong gitu sambil terus pegang tangannya.
"Hehe iya"
"Udah ah jangan nangis, jelek kalo gutu" gue usap air mata Laras yang masih terus keluar dari matanya.

Laras cuma diam sambil terus menyeka air matanya. Tapi tiba-tiba gue keinget sama keiningan nakal gue di awal tadi, gimana caranya ngajak Laras nginep bareng gue.

"Udah ah ras, malu tuh kalo diliat orang lain. Pulang aja yuk, biar puas nangisnya. Atau mau ke hotel aku aja, deket dari sini"
"Emang kamu nginep di mana?"
"A**** deket sini"
"Terus nanti aku tidur dimana?"
"Di kasur lah sama aku" gue coba mulai buat pancing Laras.
"Woo maunya. Dasar cowo sama aja"
"Hehe becanda ras. Gampang lah aku nanti tidur di mana aja. Kejauhan kan kalo balik ke kosan"
"Hmm yaudah deh"

Berhasil, Laras nurut sama gue. Kerena jaraknya emang deket banget, sekitar 5 menit kita udah sampai di hotel. Gue ajak Laras untuk masuk ke kamar. Gue langsung bersih-bersih badan dan ganti baju, Laras masih anteng duduk di sofa sambil ganti-ganti channel tv.

"Ras kamu mau tidur pake celana jeans gitu"
"Iya, pake apa lagi kan aku gak bawa ganti"
"Pake boxer aku aja kalo kamu mau. Tapi mungkin agak kebesaran kalo kamu pake" gue tawarin Laras buat ganti.
"Hm emang ada?"
"Ada masih bersih belum aku pake"
"Boleh deh, engap juga aku tidur pake celana jeans"

Setelah gue kasih Laras langsung ke bathroom buat ganti. Sengaja gue kasih boxer yang pendek banget. Dan bener aja walapun agak kebesaran tapi boxer itu bikin paha Laras yang mulus jadi terlihat jelas. Laras nyusul duduk di samping gue ikut nonton tv.

"Kamu gak tidur" tanya gue ke Laras.
"Belum ngantuk"
"Makanya jangan nangis terus, jadi gak ngantuk kan"
"Apa hubungannya coba?"
"Ada, buktinya kamu jadi gak ngantuk hehe" sambil gue rangkul Laras dan dia gak nolak.
"Terus mas kenapa gak tidur?"
"Aku nunggu kamu tidur dulu. Sini nyender aku usap-usap lagi kepalanya biar kamu ngantuk"

Laras nurut, dia udah nyender ke bahu gue. Gue usap-usap kepalanya, sesekali ke punggungnya. Ketika gue usap-usap punggungnya gak terasa ada sesuatu yang menghalangi, mungkin Laras udah melepas branya. Karena penasaran gue coba rangkul dia, tapi sengaja tangan gue senggolin ke dadanya. Terasa kenyal, bener aja Laras udah gak pake bra. Masih gue rangkul dia dan sengaja tangan gue diemin di atas payudaranya, dia gak menyingkirkan tangan gue. Masih mikir gimana caranya biar bisa nidurin Laras sedangkan dari balik celana gue si joni udah mulai berontak. Laras kayanya terlalu fokus liat ke tv, dia gak sadar ada yang berontak di dekat dia. Gue makin gemes dan penasaran akhirnya gue beraniin buat ngeremas payudara Laras. Dia kaget, dia langsung liat ke gue. Tanpa pikir panjang langsung gue hajar bibirnya, gue kecup lembut

"Muach" Laras gak nolak. Gue kecup berkali-kali lalu gue lumat bibir itu. Laras masih diam dan gak mau membuka bibirnya.

Gue gak nyerah, gue kecup terus bibirnya sambil gue remas payudaranya

"Mhhh" desah Laras

Denger Laras mulai mendesah gue masukin tangan ke balik bajunya, gue remas payudara Laras lalu pilin-pilin putingnya yang udah mengeras.

"Aaahh mas"

Ciuman gue turun ke lehernya yang jenjang, gue ciumin sesekali gue jilat lehernya dari bawah sampai ke belakang telinga.

"Aw geli mas aah" Laras merintih dan tanganya menahan kepala gue.

Karena Laras gak kuat geli kini gue pindah ke bagian dada, gue singkap baju yang dipakai Laras. Wow, akhirnya gue bisa liat gimana bentuk payudara yang dari kemarin malam gue mainkan. Payudara yang gak terlalu besar tapi kencang, bentuknya macung, dan putingnya yang berwarna kecoklatan. Gue jilat payudara sebelah kanannya, gue mainkan lidah gue di sekitar putingnya, terlihat puting itu makin mengeras. Gue jilat-jilat terus putingnya sambil payudara yang sebelah lagi gue remas-remas.

"Ahhh emut mas" Laras makin terangsang dan mulai minta sendiri.

Gue abaikan permintaan Laras, sekarang giliran payudara yang sebelah kiri gue ciumin lali gue jilat bagian sekitar putingnya. Gue mainin puting itu pake lidah gue, putingnya makin mengeras baru gue emut puting itu.

"Ughhhhh" Laras terus mendesah sambil tangannya terus menekan kepala gue ke dadanya.

Gue emut-emut terus puting itu, kali ini tangan gue mulai mencari gundukan di bawah perut Laras. Gue masukan tangan gue ke dalam boxer, ahh dengan mudahnya gue mendapatkan vagina Laras karena tanpa terhalang celana dalam lagi. Gue usap lembut vaginanya, terasa sangat halus tanpa banyak bulu. Gue arahkan jari ke bibir vaginanya, wow vagina Laras sudah sangat basah. Pelan-pelan gue mencari lubang vaginanya lalu gue masukan satu jari gue ke dalam vagina Laras.

"Ahhh mas, sakit uhh"

Vagina Laras memang masih terasa sangat rapat ketika gue masukan jari. Gue diamkan jari gue di dalam vagina Laras dan gue arahkan jari gue ke G-spotnya, gue mainin jari gue di gitu.

"Ssshhh ahhh" Laras cuma bisa desah-desah sambil meremas-remas sendiri payudaranya.
"Aaahhh mas udah ahh udah aku kerasa mau pipis ughhh"

Denger Laras mendesah seperti itu gue makin percepat sentuhan ke g-spotnya.

"Aaaaahhhhhhhh" Laras mendesah kuat dan mengangkat pinggulnya.

Terasa ada yang mengalir dan hangat di dalam vagina Laras.

"Enak?" Tanya gue ke Laras
"He eh" Laras masih lemas, dia cuma jawab seperti itu

Gue kecup kening Laras, lalu gue peluk dia.

"Mau lagi?" Bisik gue ke telinga Laras.
"Lagi" jawab Laras dengan ekspresinya setelah orgasme.

Dapat jawaban seperti itu gue langsung angkat Laras dan gue rebahkan dia di kasur. Gue buka bajunya dia, lalu gue tarik boxer yang dia pakai. Wow, kali ini gue bisa lihat jelas tubuh indah Laras tanpa pakaian satupun. Gue langsung ambil posisi dia atas tubuh Laras, gue ciumin lagi mulai dari bibirnya, turun ke dada lalu gue cium dan mainkan lidah gue di atas perutnya

"Aaahhh geli" Laras mendesah, tubuhnya mengulet gak bisa diem.

Setelah itu gue membuka kaki Laras, terlihat jelas vaginanya yang bersih tanpa ada bulu lebat sangat menggoda untuk dioral. Gue mulai menjilati paha bagian dalamnya yang sangat mulus lalu ke bagian pangkal pahanya.

"Sshhhh jilatin memeknya mas" pinta Laras yang sudah semakin terangsang.

Seolah gak dengar permintaan Laras, gue masih asik menjilati pangkal paha dan bagian atas vagina Laras.

"Aah mas memeknya yang dijilatin"

Laras udah gak tahan, dan semakin nakal.

Melihat dan mendengar Laras seperti itu gue langsung pindah ke vagina Laras. Mulai dengan menjilati bagian luar vaginanya, dari bawah sampai ke bagian atas. Gue buka bibir vaginanya, gue masukan lidah gue ke dalam vaginanya lalu gue tekan sampai ke klitorisnya.

"Ughhhhh mas ssshhhh"

Setelah gue jilatin, klitorisnya terlihat semaki membesar. Gak puas hanya memainkan lidah, gue langsung emut klitoris itu.

"Sssshhhh ahhh" Laras sepertinya sangat menikmati permainan ini.

Puas setelah mengoral vagina Laras, sekarang gantian gue minta Laras untuk mengoral penis gue. Gue buka boxer yang gue pakai, dan gue arahkan penis gue ke atas muka Laras. Dia langsung memegang penis yang gue arakan ke dia, tanpa disuruh Laras udah tau apa yang harus dia lakukan. Dia mulai menjilati kepala penis gue, lalu dia cium dan dia masukan ke mulutnya.

"Ahhhhh ras" desah gue keenakan.

Karena gue di atas, gue memaju mundurkan pinggul gue sambil Laras terus menghisap penis gue. Setelah penis gue cukup basah gue tarik dan siap-siap untuk menerobos vagina Laras. Gue buka lagi lebar-lebar kaki Laras, lalu gue arahkan penis gue ke vaginanya. Gue mulai menggesekan kepala penis gue ke klitorisnya, lalu menggesekannya pada bibir vagina Laras.

"Massss masukin kontolnya"
"Masukin ke mana sayang?" Tanya gue memancing Laras sambil terus menggesekan kepala penis ke klitorisnya.
"Masukin kontolnya ke memek aku" permintaan Laras semakin nakal.
"Begini?" Gue coba buat memasukan kepala penis gue ke bibir vaginanya.
"Ahhhh iya terus masukin kontolnya"

Dengar Laras yang semakin nakal bikin gue gak tahan untuk menyodok vagina Laras dengan penis gue. Mulai gue dorong agar penis gue bisa masuk semua ke dalam vaginanya.

"Ahh ras, memek lo masih rapet banget" vagina Laras memang terasa sangat sempit, padahal ukuran penis gue standart. Bisa gue pastikan Laras udah lama gak ngelakuin kayak gini.

"Aaahh iya sakit mas uhhh"
"Tahan ya sayang"

Setalah penis gue berhasil masuk sepenuhnya ke vagina Laras sekarang gue coba mulai menggoyangkan pelan-pelan.

"Anjing ini memek masih rapet banget, gesekannya bener-bener kerasa" gumam gue dalam hati.

Masih terus gue goyangin penis gue keluar masuk di vagina Laras, kayanya sekarang dia udah bisa merakasakan nikmatnya sekarang gue coba percepat ritme goyangannya.

"Aaahhh teruss ughhh"
"Iya sayang. Memek kamu enak banget uhh"

Terus gue percepat ritme goyangan gue sambil gue meremas kedua payudara Laras. Bosan dengan posisi seperti ini, gue meminta Laras untuk ganti posisi.

"Sayang nungging dong" pinta gue ke Laras.

Laras langsung membalikan badannya dan mengangkat bokongnya.

Gak tahan liat bokong sexy Laras gue langsung memasukan lagi penis gue ke vaginanya.

"Aaaaaahhhh pelan-pelan mas"

Karena nafsu yang udah gak ketahan gue main agak kasar. Goyangan gue percepat agar semakin terasa gesekan dinding vagina Laras di penis gue.

"Aaaahhh masss ssshhhh ughh"
"Plakkk" gemas dengan bokong Laras yang besar, gue spank bokongnya.
"Awww ahhhhh"

Gue pegang bokong itu dengan kedua tangan gue, dan gue percepat lagi ritme goyangan gue. Dengan posisi doggy seperti ini jepitan vagina Laras semakin terasa dan membuat gue gak kuat. Akhirnya gue balikan lagi badan Laras, kini posisi gue udah ada di atasnya. Gue tarik penis gue dan gue masukan lagi pelan-pelan, gue lakuin itu berulang-ulang.

"Ahhh mas ayo goyangin lagi"

Pelan-pelan gue dorong sampai penis gue mentok di dalam vagina Laras.

"Aaaahhhhh" desah Laras.

Gue percepat lagi ritme goyangannya sambil gue remas-remas payudara Laras.

"Ssshhh ahhh"

Makin gue percepat ritmenya Laras semakin mendesah gak kontrol

"Ahhh mas aku mau keluar mmhhh"

Denger Laras mendesah seperti itu gue sodok terus vagina Laras dengan cepat. Gesekan anatara dinging vagina dan penis gue semakin terasa nikmat memembuat gue merasa udah mendekati klimaks, gue kocok terus penis gue di dalam vaginanya dengan sekuat tenaga. Ketika udah terasa di ujung langsung gue tarik penis dari vagina Laras

"Ahhhh Crot... Crot... Crot..." gue tumpahkan sperma gue di atas perut Laras. Gue jatuhkan badan gue dia atas badan Laras.
"Makasih ya sayang" gue bisikan di telinga Laras lalu gue cium lembut bibirnya.

Laras hanya tersenyum, manis.
Setelah itu kita saling membersihkan badan di bathroom. Lalu tidur tanpa mengenakan pakaian lagi. Gue tidur meluk Laras malam itu.

***​

"Mas, mas... Bangun" Laras membangunkan gue.

Gue coba buka mata, gue liat Laras udah memakai pakaiannya lagi dan rambutnya juga masih basah kayanya udah mandi.

"Hmm jam berapa?" Tanya gue ke Laras.
"Jam setengah 8"
"Mampus gue kesiangan" kata gue dalam hati.

Mungkin karena kelelahan setelah semalam main sama Laras, gue tidur terlalu nyenyak malam tadi. Padahal gue udah ada janji jam 9 pagi itu.

"Duh aku kesiangan ras" gue bangun dari kasur dan langsung mandi.

Gue mandi secepat kilat, takut telat karena gue harus mengantarkan Laras balik ke kosan. Setelah beres-beres dan rapi, gue mengajak Laras untuk sarapan di hotel terlebih dahulu sebelum gue antar dia balik. Sikap Laras pagi itu biasa aja, kaya gak ada sesuatu yang terjadi tadi malam. Cuma dia lebih banyak senyum pagi ini, mood booster banget buat gue. Setelah sarapan cukup gue langsung ajak Laras balik ke kosan.

"Aku anterin sekarang ya. Nanti jam 9 aku udah ada janji masalah kerjaan" ajak gue ke Laras.

"Yaudah ayo, masih keburu kok".

Untungnya jalanan pagi itu sangat lancar, cukup sekitar 15 menit gue udah sampai di kosan Laras.

"Makasih mas. Have a good day ya. Muach" ucap Laras sebelum turun lalu mencium pipi kiri gue.
"Ok sayang".

Setelah Laras turun dari mobil gue langsung pergi ke tempat klien kerja gue. Jalanan cukup bersahabat, bersyukur gue gak telat kali ini.

***​

Urusan kerjaan udah beres dan gue harus balik ke hotel untuk siap-siap check out. Gue diantar oleh teman gue balik ke hotel, ketika di jalan gue cek handphone ternyata ada chat dari Laras yang dari tadi belum sempat gue buka.

✉: "Makasih ya, untuk yang semalam :)"

Yang semalam? Apa yang dimaksud Laras? Atas ajakan dinner atau?

✉: "Makasih untuk apa ras?"

Gue kirim pesan itu ke Laras, gue cuma mau memastikan apa yang dimaksud oleh Laras. Tapi sampai gue tiba di hotel, chat gue masih belum terbalas. Gue juga belum ngabarin Laras kalo gue harus kembali ke kota X siang ini.

-BERSAMBUNG-
 
Nice update hu...
Mangatttt buat lanjut terus, kalo bisa ampe tamat hu...
 
Larasnya jangan ditinggalin suhu kasihan dia :( atau dititipin ke saya saja :p
 
Keren nih ceritanya, kerasa bapernya. Hahaha.. keep update hu!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd