Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

karma

Bimabet
[size=+1]IX. AKHIR SEBUAH CERITA[/size]

Begitulah cerita yang disampaikan oleh Om Hari. Nafas Om Hari tiba-tiba memburu, tubuhnya bergetar hebat ketika Om Hari selesai menceritakan kejadian itu. Seperti ada sesuatu yang masih di sembunyikan oleh Om Hari.

Aku yang masih ingin tau tentang cerita ini memutuskan untuk kemabali pergi ke kampung itu. Sebenarnya ibu dan Om Hari melarangku untuk pergi tapi aku masih nekad untuk pergi. Ku pacu mobil sedan berwarna hitam milik keluargaku.

Di desa itu aku langsung menemui Pak Suprapto untuk mengetahui lebih jelas tentang masalah ini. Aku tetap saja tak mendapatkan jawabannya, Pak Suprapto hanya diam tak mau menjawab saat ku tanya masalah ini.

Aku nekad untuk masuk ke hutan itu lagi. Di pohon besar itu aku menghentikan langkahku. Tiba-tiba ada cahaya seperti bintang jatuh tapi berwarna biru menghatam tubuhku membuatku sempat tak sadarkan diri.

Aku kembali bertemu kakek dan Bu Ningsih "kamu tak akan bisa selamat anak muda"

"Apa maksud kakek?" Aku bertanya pada kakek itu.

"Kamu juga harus menanggung apa yang telah ayahmu lakukan kepada anakku Ningsih" kakek itu menatapku dengan tajam.

"Apa yang di perbuat ayahku? Kenapa kakek begitu membencinya?" Tanyaku yang semakin bingung dengan ucapan kakek yang mengancamku.

"Ayahmu Haryo Winarto yang telah membunuhku dan kamu juga pantas untuk mati" kakek itu mendekatkan tubuhnya padaku dengan membawa sebuah celurit yang digengamnya.

Melihat hal itu aku langsung lari. Kakek terus mengejarku dengan amarahnya yang membara. Aku terus berlari sampai akhirnya aku menabrak tubuh Bu Ningsih yang sedang mengendong anaknya. Aku tak tahu sejak kapan Bu Ningsih ada di depanku.

Di berkata "kamu gak akan bisa lari lagi. Lihat ini kakakmu yang sedang ku gendong, dia gak pernah merasakan indahnya hidup. Itu semua gara-gara ayahmu dan teman-temannya dan kini kamu harus menangung semua ini"

"Ampuni aku, aku tidak tau masalah ini jadi jangan libatkan aku pada masalah ini aku mohon" aku memohon kepada Bu Ningsih.

Tapi sepertinya Bu Ningsih tak menghiraukan permohonanku. Entah kapan kakek tua yang mengejarku, kini sudah ada di belakangku. Ketika aku membalikan badanku kakek itu langsung menyabetkan celuritnya ke arahku. Kini aku hanya bisa pasrah menerima sabetan celurit kakek.

Saat celurit hampir menyambarku "ceettiiiinggg" terdengar suara celurit itu seperti menghempas sebuah besi. Aku membuka mataku dan melihat ada sosok pria tua lain yang sedang menghadang serangan kakek itu. Nyawaku kini terselamatkan dari serangan kakek.

"Siapa kamu? Berani-beraninya kamu menghalangiku!" Kata kakek tua dengan mengacungkan celuritnya kepada pria yang menolongku.

"Kau lupa denganku Munir? Hahahaha" tawa pria yang menolongku.

"Siapa kau sebenarnya? Jangan bermain teka-teki denganku" kata kakek sembari menyabetkan celurit kearah pria yang menolongku.

"Jangan keburu emosi Munir" pria itu menahan serangan dari kakek itu. "Kau ingat kejadian 10 tahun lalu saat aku terjebak dalam hutan ini juga" lanjut pria itu.

"Sialan.... Bejo, sedang apa kau disini? Apa kau tak puas sudah mengalahkanku 10 tahun yang lalu?" Kata kakek yang bersungut-sungut.

"Seharusnya akulah yang harus bertanya padamu Munir, apa kau belum puas sudah mebalas dendammu dan membunuh setiap orang yang masuk kedalam hutan ini? Apa kau belum puas dengan itu Munir?" Kata pria itu tegas.

"Kau tidak tau betapa lukanya hatiku Bejo. Kalau kau yang jadi sepertiku apa yang mau kau perbuat?"

"Sampai kapan kau seperti ini Munir? Sudah lepaskan anak muda ini dia tak bersalah, biarkan dia tetap hidup"

"Aku tak bisa menuruti perintahmu kali ini bejo" kata kakek membentak pria yang telah menolongku.

"Apa kau mau mencoba kesaktianku lagi Munir? Belum sadarkah engkau atas kesalahan-kesalahanmu? Tak ada gunanya kau seperti itu"

"Pergi kau anak muda pergi....... Cepat kau pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran" kakek menyurhku untuk pergi dari hutan itu.

Aku lekas bangkit dari tempatku terjatuh dan bergegas lari meninggalkan hutan itu. Sangking cepatnya lariku hinga kakiku tersandung akar sebuah pohon dihutan itu. Tubuhku terjatuh untuk kedua kalinya dan kepalaku membentur sebuah batu yang ada disekitar pohon itu.

"Ini hanya mimpi ternyata" ternyata aku baru ingat tadi ada cahaya yang menabrak dadaku sehingga membuat pandanganku tiba-tiba menjadi gelap. Tanpa pikir panjang kulangkahkan kakiku untuk menjauh dari pohon ini dan keluar dari hutan.

Sebelum aku meninggalkan kampung kecil ini, aku sempat mampir kerumah bu Lasmu untuk bertanya tentang siapa pria yang menolongku di dalam hutan tadi. Iya hanya dari bu Lasmi aku bisa mendapat informasi tentang pria itu, tak mungkin pak Suprapto mau memberiku jawaban atas pertanyaanku.

Dirumah Bu lasmi aku memulai cerita tentang apa yang kualami barusan didalam hutan itu. Bu Lasmi tak seperti biasanya kini dia mau mendengar ceritaku. Aku menceritakan dengan detail kepada Bu Lasmi mulai dari aku masuk hutan sampai aku diselamatkan oleh seseorang pria didalam hutan tersebut.

"Ternyat bapak masih menjaga kampung ini dengan baik" guman Bu Lasmi.

"Bapak? Maksud ibu apa?" Tanyaku dengan perasaan sedikit terkejut.

"Nama lelaki yang menyelamatkanmu siapa mas?" Tanya Bu Lasmi kepadaku.

"Kalau gak salah namanya jojon" jawabku masih penasaran dengan kata-kata Bu Lasmi.

"Jojon? Jojon apa Bejo?" Bu Lasmi kembali bertanya kepadaku.

"Iya bu Bejo namanya" jawabku membenarkan.

"Bejo adalah bapakku mas, dia berjanji akan selalu menjaga kampung ini sebelum dia meninggal" terang Bu Lasmi. "Dan kini bapak benar-benar menepati janjinya untuk tetap menjaga kampung ini dengan menyelamatkan kamu mas"

"Terus kenapa bapak Bu Lasmi bisa meninggal?" Tanyaku semakin penasaran.

"Dia sebenarnya tidak meninggal tapi dia dulu berpamitan pada saya untuk pergi jauh dan tak usah mencarinya"

"Terus apa hubunganya bapak ibu dengan pohon yang ada ditengah hutan itu?"

"Saya sendiri belum tau jelasnya soal itu mas"

"Emang ada apa dengan pohon besar itu?"

"Tepat dipohon itu dulu ada sebuah rumah yang ditinggali oleh lelaki tua dan anaknya, mereka mati karena rumahnya terbakar waktu itu. Nyawa lelaki tua dan anaknya terus bergentayangan untuk membalas dendam, tapi walaupun dendam mereka sudah terbalaskan mereka tetap menghantui warga kampung yang masuk kedalam hutan" jelas Bu Lasmi.

"Terus bu?" Tanyaku semakin penasaran.

"Iya akhirnya bapak saya memutuskan untuk masuk kedalam hutan tersebut. Bapak seminggu berada dihutan itu setelah itu bapak pulang. 2 hari setelah kepulangan bapak, bapak berpamitan kepada saya bahwa dia akan pergi jauh dan saya dilarang untuk mencarinya"

"Begitu iya bu?" Tanyaku

"Dengan mas Rendi bicara kalau tadi ketemu bapak saya sekarang perasaan saya menjadi legah karena tau apa yang dilakukan bapak saat itu"

Setelah mendapat banyak penjelasan dari Bu Lasmi aku memutuskan untuk pulang. Sebenarnya masih banyak pertanyaan dalam otakku ini. Selama perjalanan pulang ke rumahku aku terus memikirkan hal-hal aneh yang kualami selama dikampung ini. Aku tak menyangka kalau ayahku ikut dalam tragedi kematian kakek munir dan anaknya ningsih. Berbagai pertanyaan terus menghantuiku sampai-sampai aku tak menyadari bahwa di depanku terdapat jurang yang lumayan terjal. Aku tak sempat membanting stir mobilku untuk menghindari jurang itu. Akhirnya mobilku terperosok jatuh ke dalam jurang itu. Pandanganku menyadi gelap, nafasku semakin lama semakin terasa sesak, dan setelah itu jantungku yang berhenti untuk berdetak.

"Brrruuuuuaaaaakkkkk" hanya itu yang terakhir kali kudengar.


[size=+5]TAMAT[/size]
 
Terakhir diubah:
Pertamax kah?

Ngebut bgt yak oum?

Tapi tetep keren kok,
congratz yaa tamatnya.

Nunggu cerpan yang selanjudnya
 
Woaaaaa...... tamat...
Selamat om 1 misi terselesaikan
Saatnya menuju misi selanjutnya
:horey:
 
Udah tamat nih om ceritannya?
Selamat deh kalau gitu atas tamatnya cerita ini :beer:
Ditunggu apdetannya "langit senja untuk dinda"
 
:kopi::cool:
dan, akhirnya
berjumpalah kembali
di lain dunia dengan
bu Ningsih ibu tirinya
:D
 
Terakhir diubah:
bingung ,,,,,, agak kurang ngerti maksud yang tersimpan dari cerita,,,,
maaf nubi sok tahu suhu ,,,,,
 
Udah om tapi gak ada respon masihan :(
Biasanya om PM kesiapa? :bingung:

Cerita ane kedua-duanya ane PM ke Momod Satpam, Momod Broetals dan Momod Reditya dengan menyertakan link cerita.
Begitu di PM langsung dikasih prefixnya kok brad.
Trus ane PM suhu Coliki untuk minta ditaruh pada Daftar cerita bersambung yang tamat, dan hasilnya cerita ane masuk di deretan daftar itu...

:beer:
 
Cerita ane kedua-duanya ane PM ke Momod Satpam, Momod Broetals dan Momod Reditya dengan menyertakan link cerita.
Begitu di PM langsung dikasih prefixnya kok brad.
Trus ane PM suhu Coliki untuk minta ditaruh pada Daftar cerita bersambung yang tamat, dan hasilnya cerita ane masuk di deretan daftar itu...

:beer:

Sudah brada tapi belum juga dikasih sama mereka bertiga.
Ini tadi sudah ada respon dari supmod elle mouille katanya besok dikasih prefix tamatnya :hore:
 
Bimabet
karma terakhirnya tetep saja kematian y.. :bingung:
ditunggu karya slnjutnya suhuu. terutama buat even celeng nyaa. :banzai:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd