Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

karma

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Makasih responnya.
1. Coba cek wikipedia deh, beda kepala desa dan lurah.
Mungkin yang dimaksud, DUSUN, bukan desa.

2. Kalo emang Ningsih cuek, sebaiknya juga digambarkan/dijelaskan ketika dia masuk rumah.

1. Coba om gamin aja yang ngecek ke wikipedicrot tentang masalah ini. Kalau kepala desa seorang yang memimpin desa tapi tidak bertanggung jawab pada camat, sedangkan lurah seorang yang memimpin desa yang berada di intansi pemerintahan dan bertanggung jawab pada lurag.

2. Maaf2 kalau soal masalah yang ke-2 ane gak mikir sampek segitu.
 
Dan wabah :kentang: pun melanda...

Alur nya ane rasa kecepetan, masih banyak yang bisa di explore (pdahal cerita ane juga sama :sendirian:)

Deskripsinya tambahin dikit suhu... (padalah cerita ane sama)

Ngomong apa ne :bata:

:ngacir::ngacir::ngacir:

Siap om silverpost :beer:
Makasih masukannya :jempol:
 
Selain misteri "Hutan Terlarang" masih ada misteri lainnya:
1. Suprapto adalah kepala desa tapi masih ada Lurah. Setau saya sih kepala desa dan lurah berada di level yang sama

Khusus no 1 ane bantu jawab, permisi om TS...

Level kepala Desa dan lurah itu sama, dibawah kepala desa ada RW, RT, RK, DW, begitu pula dengan lurah. Keduanya dibawah Camat namun bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota.

Kalau menurut TS bahwa Kepala Desa dan Lurah berbeda, perbedaannya hanya pada status, kepala Desa umumnya bukan PNS, sedangkan Lurah umumnya PNS.

Mohon maaf jika ane sok tahu...

:ampun: maafkan nubi yang hina ini om TS :ampun:
 
Khusus no 1 ane bantu jawab, permisi om TS...

Level kepala Desa dan lurah itu sama, dibawah kepala desa ada RW, RT, RK, DW, begitu pula dengan lurah. Keduanya dibawah Camat namun bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota.

Kalau menurut TS bahwa Kepala Desa dan Lurah berbeda, perbedaannya hanya pada status, kepala Desa umumnya bukan PNS, sedangkan Lurah umumnya PNS.

Mohon maaf jika ane sok tahu...

:ampun: maafkan nubi yang hina ini om TS :ampun:

Betul siip ini yang ane maksud
 
[size=+1]VIII. DOSA DI MASA LALU[/size]

30 tahun lalu sebuah kisah yang mengawali cerita ini terjadi. Ningsih seoarang kembang desa sedang mencuci bajunya di sebuah sungai. Di sisi lain terdapat segerombolan pria sedang mengawasi apa yang di lakukan oleh Ningsih. Gerombolan pria itu kira-kira ada 5 orang.

Ningsih tetap saja asik dengan pekerjaannya tanpa menyadari ada 5 orang pria yang sedang mengawasinya. Setelah selesai mencuci semua bajunya Ningsi beranjak dari sungai itu untuk kembali pulang menuju rumahnya. Sebuah gubuk dimana ningsih dan ayahnya tinggal. Pak Munir begitulah orang-orang memanggil ayah Ningsih, seorang pria berpawakan tinggi besar dan berkulit hitam legam. Beda sekali dengan Ningsih yang kulitnya kuning langsat khas orang indonesia.

Pak Munir bekerja sebagai buruh pada Pak Minarto. Pak Minarto adalah orang terkaya di kampung tempat mereka tinggal. Pak Minarto yang sedari dulu menginginkan Ningsih untuk menjadi istri ke empatnya, Ningsih selalu menolak bila ditawari ayahnya untuk menikah dengan Pak Minarto.

Sampai suatu saat Pak Minarto benar-benar geram dengan sikap Ningsih. Dia merencanakan sesuatu dengan beberapa temannya. Dari beberapa orang pria itu salah satunya adalah suami bu lasmi Joko. Joko kala itu masih berusia sangat muda sekali. Joko adalah pria yang paling bersungut-sungut atas rencana ini. Lain dengan joko seorang pria lainnya yang bernama Dodit sebenarnya tidak setuju dengan rencana ini, tapi apa daya dia hanya seorang anak buah dari Pak Minarto dan tidak bisa menolak perintah Pak Minarto.

Malam harinya setelah Pak Minarto menyusun rencana, Pak Minarto menyuruh lima orang pria anak buahnya untuk melaksanakan rencananya. Sedangkan Pak Minarto sendiri tetap berada disini untuk mengalihkan perhatian dari Pak Munir.

Malam itu Ningsih sedang terlelap dengan tidurnya sampai kelima pria itu datang dan langsung mendobrak gubuk kecil milik Pak Munir. Ningsih sangat kaget dengan kejadian itu, dia sangat ketakutan melihat lima orang pria yang semuanya memakai cadar masuk kedalam gubuk miliknya.

"Siapa kalian? Kalian mau apa?" Tanya ningsih yang begitu takut dengan kedatangan kelima pria bercadar itu.

"Sudah kamu gak usah banyak bicara malam ini, dasar perempuan sombong" ujar salah satu pria yang langsung menyergap tubuh ningsih.

"Tolong............ Tolong......." Teriak wanita malang itu.

Tapi sayang teriakan wanita malang itu sia-sia, tak mungkin ada seseorang yang mampu mendengar teriakannya karena gubuk Ningsih berada di tengah-tengah hutan jauh dari perkampungan. Pria-pria bejat itu langsung mengikat tubuh Ningsih dan langsung menyobek baju yang di pakainya. Ningsih kini tak mampu berbuat apa-apa selain hanya menangis meratapi nasib buruknya malam itu.

Di sisi lain Pak Munir sedang sibuk memasrah kayu tugas yang diberikan Pak Minarto kepadanya. Perasaan Pak Munir sebenarnya tidak enak malam itu, dia sedikit curiga dengan gelagat aneh yang di tunjukan oleh Pak Minarto. Awalnya Pak Munir mengabaikan perasaan tak enaknya dan terus sibuk dengan pekerjaannya. Tak lama berselang Pak Minarto pergi meninggalkan Pak Munir sendirian dengan alasan mau menengok kebunnya malam itu.

Di dalam gubuk kelima pria itu sedang asik memainkan tubuh ningsih, ada yang meremas-remas payudaranya, ada yang memaksa Ningsih untuk mengulum penisnya, ada juga yang asik mengulum puting susu Ningsih. Mereka berlima terus mengerjai tubuh indah Ningsih tanpa ada yang menyetubuhinya. Akhirnya Pak Minarto datang ke gubuk itu dan langsung menyuruh pria-pria itu untuk pergi meninggalkan tubuh ningsih yang tak berdaya saat itu.

"Hahahahaha rasakan ini wanita yang tak tau untung. Bila saja kamu menerima pinanganku, kamu gak akan mengalami hal seperti ini" Pak Minarto memegangi wajah ningsih agar tetap memandangnya "ini semua memang pantas kamu dapatkan hahahaha"

Pak Minarto lalu melepaskan celana yang dipakainya dan langsung mengarahkan penisnya ke vagina Ningsih. Ningsih tak mampu berbuat apa-apa karena tangan dan kakinya terikat di ranjang kayu miliknya. Pak Minarto dengan kasar terus mengenjot vagina Ningsih, tangannya sibuk meremas-remas payudara Ningsih. Tak selang beberapa lama penis Pak Minarto menyemburkan spermanya di dalam vagina Ningsih. Pak Minarto lalu memakai kembali celananya dan menyuruh kelima orang itu untuk menikmati tubuh wanita itu. Kelima pria itu dengan senang hati langsung berebutan untuk mengagahi wanita malang itu.

Di sisi lain Pak Munir yang sedang memasrah kayu menghentikan pekerjaannya. Perasaannya semakin tidak enak. Dia beranjak meninggalkan pekerjaannya untuk kembali ke gubuknya. Langkahnya semakin cepat untuk menuju gubuknya. Perasaan tidak enak terus menyelimutinya. Alangkah terkejutnya Pak Munir ketika masuk kedalam gubuknya, dia melihat anak semata wayangnya sedang di gagahi oleh lima orang pria sekaligus. Jantungnya terpacuh dengan cepat, matanya berkaca-kaca seakan tak tega melihat anak kesayangannya di perlakukan seperti itu.

Pak Munir semakin terpukul kala melihat Pak Minarto ada di situ. Pak Munir sempat tak percaya melihat orang yang dihormatinya selama ini tega melakukan hal seperti ini kepada anaknya. Pak Munir berusaha menolong anaknya tapi dia di cegah oleh salah seorang pria bercadar itu. Terjadilah keributan besar di gubuk itu kala Pak Munir berusaha melawan pria yang mehalangi langkahnya. Tubuh tuanya masih mampu mengimbangi perlawanan yang diberikan pria bejat itu. Sampai-sampai pria yang mehalanginya tak kuasa dan mengambil sebuah bilah pisau yang di simpan di punggungnya lalu menusukan pisau itu ke perut pak munir. Tubuh pak munir langsung terkapar, matanya terbelalak kala sebilah pisau tertancap di perutnya.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu membunuhnya!" Kata seorang pria lain kepada pria yang menancapkan pisau ke perut Pak Munir.

"Aku tak sadar tadi, tiba-tiba saja tanganku mengambil pisau itu dan menancapkan di perut pria ini" kata pria yang telah menusuk perut Pak Munir.

"Dasar bodoh! Cepat kau bereskan pria tua ini" kata Pak Minarto berteriak dan memukul kepala pria yang telah menusuk pak munir.

"Iya bos" kata pria itu terpatah-patah.

Pria itu lalu memingirkan tubuh pria tua itu dan kembali ikut untuk menggagahi Ningsih. Semalam penuh tubuh Ningsih digagahi tanpa henti oleh pria-pria bejat secara bergantian. Puas dengan tubuh Ningsih, pria-pria itu kemudian keluar dari gubuk itu dan tetap membiarkan tubuh Ningsih terikat di ranjang kayunya. Salah seorang dari pria itu kemudian mengambil curigen-curigen yang sudah di isi bensin untuk membakar gubuk Pak Munir. Ketika gubuk itu sudah terbakar hebat kelima pria bejat itu dan Pak Minarto tanpa rasa bersalah pergi meninggalkan gubuk itu.

Tubuh Ningsih dan Pak Munir juga ikut terbakar ludes bersama gubuknya. Lebih parahnya lagi Pak Minarto mengarang cerita tentang kejadian ini seolah Pak Munir yang telah membakar gubuknya dengan alasan malu pada Pak Minarto karena anaknya Ningsih tak mau menerima pinangan Pak Minarto. Begitulah kisah yang mengawali cerita ini.
 
Woa.......
:baca: dulu




Wah updat nya buru2 amat om,
Udah berasa naek kereta expres aja,
Woles om woles....
:cup:
 
[size=+1]VIII. DOSA DI MASA LALU[/size]

30 tahun lalu sebuah kisah yang mengawali cerita ini terjadi. Ningsih seoarang kembang desa sedang mencuci bajunya di sebuah sungai. Di sisi lain terdapat segerombolan pria sedang mengawasi apa yang di lakukan oleh Ningsih. Gerombolan pria itu kira-kira ada 5 orang.

Ningsih tetap saja asik dengan pekerjaannya tanpa menyadari ada 5 orang pria yang sedang mengawasinya. Setelah selesai mencuci semua bajunya Ningsi beranjak dari sungai itu untuk kembali pulang menuju rumahnya. Sebuah gubuk dimana ningsih dan ayahnya tinggal. Pak Munir begitulah orang-orang memanggil ayah Ningsih, seorang pria berpawakan tinggi besar dan berkulit hitam legam. Beda sekali dengan Ningsih yang kulitnya kuning langsat khas orang indonesia.

Pak Munir bekerja sebagai buruh pada Pak Minarto. Pak Minarto adalah orang terkaya di kampung tempat mereka tinggal. Pak Minarto yang sedari dulu menginginkan Ningsih untuk menjadi istri ke empatnya, Ningsih selalu menolak bila ditawari ayahnya untuk menikah dengan Pak Minarto.

Sampai suatu saat Pak Minarto benar-benar geram dengan sikap Ningsih. Dia merencanakan sesuatu dengan beberapa temannya. Dari beberapa orang pria itu salah satunya adalah suami bu lasmi Joko. Joko kala itu masih berusia sangat muda sekali. Joko adalah pria yang paling bersungut-sungut atas rencana ini. Lain dengan joko seorang pria lainnya yang bernama Dodit sebenarnya tidak setuju dengan rencana ini, tapi apa daya dia hanya seorang anak buah dari Pak Minarto dan tidak bisa menolak perintah Pak Minarto.

Malam harinya setelah Pak Minarto menyusun rencana, Pak Minarto menyuruh lima orang pria anak buahnya untuk melaksanakan rencananya. Sedangkan Pak Minarto sendiri tetap berada disini untuk mengalihkan perhatian dari Pak Munir.

Malam itu Ningsih sedang terlelap dengan tidurnya sampai kelima pria itu datang dan langsung mendobrak gubuk kecil milik Pak Munir. Ningsih sangat kaget dengan kejadian itu, dia sangat ketakutan melihat lima orang pria yang semuanya memakai cadar masuk kedalam gubuk miliknya.

"Siapa kalian? Kalian mau apa?" Tanya ningsih yang begitu takut dengan kedatangan kelima pria bercadar itu.

"Sudah kamu gak usah banyak bicara malam ini, dasar perempuan sombong" ujar salah satu pria yang langsung menyergap tubuh ningsih.

"Tolong............ Tolong......." Teriak wanita malang itu.

Tapi sayang teriakan wanita malang itu sia-sia, tak mungkin ada seseorang yang mampu mendengar teriakannya karena gubuk Ningsih berada di tengah-tengah hutan jauh dari perkampungan. Pria-pria bejat itu langsung mengikat tubuh Ningsih dan langsung menyobek baju yang di pakainya. Ningsih kini tak mampu berbuat apa-apa selain hanya menangis meratapi nasib buruknya malam itu.

Di sisi lain Pak Munir sedang sibuk memasrah kayu tugas yang diberikan Pak Minarto kepadanya. Perasaan Pak Munir sebenarnya tidak enak malam itu, dia sedikit curiga dengan gelagat aneh yang di tunjukan oleh Pak Minarto. Awalnya Pak Munir mengabaikan perasaan tak enaknya dan terus sibuk dengan pekerjaannya. Tak lama berselang Pak Minarto pergi meninggalkan Pak Munir sendirian dengan alasan mau menengok kebunnya malam itu.

Di dalam gubuk kelima pria itu sedang asik memainkan tubuh ningsih, ada yang meremas-remas payudaranya, ada yang memaksa Ningsih untuk mengulum penisnya, ada juga yang asik mengulum puting susu Ningsih. Mereka berlima terus mengerjai tubuh indah Ningsih tanpa ada yang menyetubuhinya. Akhirnya Pak Minarto datang ke gubuk itu dan langsung menyuruh pria-pria itu untuk pergi meninggalkan tubuh ningsih yang tak berdaya saat itu.

"Hahahahaha rasakan ini wanita yang tak tau untung. Bila saja kamu menerima pinanganku, kamu gak akan mengalami hal seperti ini" Pak Minarto memegangi wajah ningsih agar tetap memandangnya "ini semua memang pantas kamu dapatkan hahahaha"

Pak Minarto lalu melepaskan celana yang dipakainya dan langsung mengarahkan penisnya ke vagina Ningsih. Ningsih tak mampu berbuat apa-apa karena tangan dan kakinya terikat di ranjang kayu miliknya. Pak Minarto dengan kasar terus mengenjot vagina Ningsih, tangannya sibuk meremas-remas payudara Ningsih. Tak selang beberapa lama penis Pak Minarto menyemburkan spermanya di dalam vagina Ningsih. Pak Minarto lalu memakai kembali celananya dan menyuruh kelima orang itu untuk menikmati tubuh wanita itu. Kelima pria itu dengan senang hati langsung berebutan untuk mengagahi wanita malang itu.

Di sisi lain Pak Munir yang sedang memasrah kayu menghentikan pekerjaannya. Perasaannya semakin tidak enak. Dia beranjak meninggalkan pekerjaannya untuk kembali ke gubuknya. Langkahnya semakin cepat untuk menuju gubuknya. Perasaan tidak enak terus menyelimutinya. Alangkah terkejutnya Pak Munir ketika masuk kedalam gubuknya, dia melihat anak semata wayangnya sedang di gagahi oleh lima orang pria sekaligus. Jantungnya terpacuh dengan cepat, matanya berkaca-kaca seakan tak tega melihat anak kesayangannya di perlakukan seperti itu.

Pak Munir semakin terpukul kala melihat Pak Minarto ada di situ. Pak Munir sempat tak percaya melihat orang yang dihormatinya selama ini tega melakukan hal seperti ini kepada anaknya. Pak Munir berusaha menolong anaknya tapi dia di cegah oleh salah seorang pria bercadar itu. Terjadilah keributan besar di gubuk itu kala Pak Munir berusaha melawan pria yang mehalangi langkahnya. Tubuh tuanya masih mampu mengimbangi perlawanan yang diberikan pria bejat itu. Sampai-sampai pria yang mehalanginya tak kuasa dan mengambil sebuah bilah pisau yang di simpan di punggungnya lalu menusukan pisau itu ke perut pak munir. Tubuh pak munir langsung terkapar, matanya terbelalak kala sebilah pisau tertancap di perutnya.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu membunuhnya!" Kata seorang pria lain kepada pria yang menancapkan pisau ke perut Pak Munir.

"Aku tak sadar tadi, tiba-tiba saja tanganku mengambil pisau itu dan menancapkan di perut pria ini" kata pria yang telah menusuk perut Pak Munir.

"Dasar bodoh! Cepat kau bereskan pria tua ini" kata Pak Minarto berteriak dan memukul kepala pria yang telah menusuk pak munir.

"Iya bos" kata pria itu terpatah-patah.

Pria itu lalu memingirkan tubuh pria tua itu dan kembali ikut untuk menggagahi Ningsih. Semalam penuh tubuh Ningsih digagahi tanpa henti oleh pria-pria bejat secara bergantian. Puas dengan tubuh Ningsih, pria-pria itu kemudian keluar dari gubuk itu dan tetap membiarkan tubuh Ningsih terikat di ranjang kayunya. Salah seorang dari pria itu kemudian mengambil curigen-curigen yang sudah di isi bensin untuk membakar gubuk Pak Munir. Ketika gubuk itu sudah terbakar hebat kelima pria bejat itu dan Pak Minarto tanpa rasa bersalah pergi meninggalkan gubuk itu.

Tubuh Ningsih dan Pak Munir juga ikut terbakar ludes bersama gubuknya. Lebih parahnya lagi Pak Minarto mengarang cerita tentang kejadian ini seolah Pak Munir yang telah membakar gubuknya dengan alasan malu pada Pak Minarto karena anaknya Ningsih tak mau menerima pinangan Pak Minarto. Begitulah kisah yang mengawali cerita ini.

jd ini toh awalnya hingga jd misteri
 
Wow begitu toh ceritannya....
Terus om hari itu salah satu dari 5 orang itu?
Makin penasaran aja nih :D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd