Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT kasih terlarang keluarga

SUKA ATAU NDAK SUKA?


  • Total voters
    687
  • Poll closed .
[HIDE]

pov ibu

###



matahari masih belum menampakkan dirinya secara sempurna, namun seisi rumah sudah dipenuhi suara gaduh dari ruang tengah. aku yang tengah sibuk memasak di dapur terpaksa menengok karena di dorong rasa penasaran. kulihat ternyata tidak lain adalah anakku bersama buliknya yang tengah asyik bersenggama di sana.

saking asyiknya dengan kegiataan mereka sampai sampai mereka tidak memperhatikan keberadaanku yang sejak tadi berdiri diam memperhatikan mereka berdua. adikku dengan posisi menungging tangan bertumpu pada sandaran kursi sedangkan anakku dari belakang menggenjot vaginanya dengan penuh semangat.

mereka seakan tidak peduli dengan tubuh telanjang mereka yang tidak tertutup sehelai benangpun. buah dada adikku yang semakin hari semakin bengkak karena berisi susu menggantung seperti buah pepaya ranum yang siap di petik. sementara tangan anakku yang nakal meraih buah dadanya yang berguncang guncang sambil memainkan puting payudaranya.

aku yang sejak tadi menonton lama kelamaan mulai ikut terangsang melihat tontonan yang dipertunjukkan anakku dan adikku itu. sejak kejadian aku memergoki mereka seminggu yang lalu mereka terus saja asyik saling memadu kasih. namun yang jadi masalahnya sejak itu pula, anakku tidak pernah menyentuhku lagi.

entah kenapa mereka seakan membiarkan aku begitu saja, setelah mereka membuatku terjebak dalam kubangan dosa ini bersama mereka. mereka yang seakan tidak memperdulikanku seakan mempertontonkan persetubuhan mereka yang terlarang itu kepadaku di setiap sudut rumah.

'akh terus entot bulik akhhhhhh'

'ehhmmmm akhhhh ehhh aghhhhh'

'iya terus mainin tetek bulik juga akhhh'

'ehmmmmm iya tetek bulik besar sekali'

'akh iya kan isinya susu buat anak kita'

'aghhh aghh aghh'

aku sudah tidak tahan terus menerus didiamkan seperti ini, terlebih nafsuku yang sudah tidak tertahan minta penyaluran. akhirnya aku beranikan untuk menghentikan kegiatan persetubuhan mereka.

'sudah sudah apa kalian ndak capek' kataku sembari mendekat ke arah mereka.

'kenapa bu?' jawab anakku tanpa menghentikan genjotannya di vagina buliknya itu.

'mbak cuma kesel kan, karena mbak ndak dientotin anak mbak sendiri lagi kan?' tambah adikku.

aku terhenyak mendengangar kata kata adikku yang ternyata menyadari kegusaranku selama beberapa terakhir ini. aku tidak tahu harus menjawab apa karena apa yang dikatakannya memang benar adanya.

'iya bu, bulik bilang ibu jangan dikasih ngentot' kata anakku lagi.

'tapi ini ndak adil, aku ibunya, seharusnya aku yang lebih berhak' aku mencoba membalas argumen mereka.

'tapi mbak sendiri kan yang awalnya menolak, sehingga kami harus repot repot memaksa mbak' jawab adikku yang masih terus digenjot dari belakang.

'aku juga harus ngentot, tolong entotin bu nak' aku mencoba memelas memohon pada mereka.

'maaf mbak, kalo mbak benar benar pengen ngentot, mbak harus membuktikannya'

'iya bu'

'apa maksudnya membuktikan, aku ibunya, kamu tidak berhak ngomong seperti itu'

'terserah mbak, tapi saat ini diperutku ini ada calon bayi dari anak mbak'

aku yang sudah tidak tahan lagi memaksa mendorong tubuh mereka. aku mencoba memisahkan mereka agar anakku berganti menyetubuhiku.

'ayo nak, kamu jangan dengarkan bulikmu' kataku sambil menghadap anakku yang telanjang bulat.

'ibu jangan ganggu dong' namun yang kudapat justru penolakan.

'tapi kamu pengen ngentotin ibu kan, ayo nak, ibu pengen dientot kamu'

aku yang sudah tidak tahan meraih penis anakku yang tegang dan berlumuran cairan kewanitaan adikku.

'aku pengen dientot kontol ini, akh besarnya' aku terus mengocok penis anakku.

namun anakku terus diam saja tidak bereaksi, aku hampir putus asa.

'mbak sudah kubilang, mbak harus membuktikannya' kata adikku 'mbak kan yang sebelumnya menolak bahkan marah marah dengan kami'

'ta...tapi...'

'iya, bener bu, ibu harus membuktikannya dulu'

'ba..baiklah kalo begitu,ibu akan melakukan apapun asal kamu mau ngentotin ibu lagi, apapun'

'yakin mbak?'

aku menelan ludah, tidak yakin dengan konsekuensi dari keputusanku ini.

'i..iya yakin'

###

malam harinya waktu yang telah ditentukan tiba, aku harus membuktikan bahwa aku benar benar pantas untuk mendapatkan penis anakku kembali. adikku menyuruh bersiap siap karena kami harus segera berangkat. aku bertanya tanya kemana mereka akan membawaku, namun tidak ada jawaban sama sekali.

akhirnya aku menurut saja kuturuti perintah mereka, karena inilah jalan satu satunya aku dapat mendapatkan kenikmatan yang kuingin inginkan itu lagi. namun sebelum beragngkat mereka kembali mengajukan syarat.

'mbak, nanti mbak pakai baju ini aja ya, tidak boleh dilapisi baju apa apa lagi'

adikku menyerahkan sebuah tanktop berwarna putih yang dia ambil dari dalam tasnya. aku melihat lihat tanktop itu dan menyadari betapa kecilnya ukurannya, pasti akan ketat sekali di tubuhku.

'tapi ini kecil sekali'

'yang memang itu kan punyaku sebelum aku hamil mbak'

'pasti nanti ketat sekali'

'yaa memang, dan itu belum semuanya, nanti mbak juga tidak boleh pakai pakaian dalam'

'apa?'

'mbak dengar kan. tidak boleh pakai celana dalam dan bh, untuk bawahannya terserah mbak mau pakai celana atau rok'

'tapi...'

'tidak ada tapi tapi mbak, semuanya terserah mbak'

aku sudah tidak punya pilihan lagi.

'tapi nanti tolong ijinkan mbak pakai jaket, setidaknya sampai jauh dari daerah sini'

'baik kami ijinkan, tapi setelah itu jaket juga harus dilepas'

aku pun bersiap dan mengganti bajuku dengan tanktop kecil yang dipadu dengan rok selutut bermotif bunga bunga yang kuambil dari lemari. dan benar saja setelah kupakai tanktop itu ketat sekali menempel tubuhku menunjukkan setiap lekuk tubuhku. saking ketatnnya seakan aku tidak memakai baju yang menutupi tubuh bagian atasku.

sedangkan adikku memkai legging ketat warna hitam yang dipadu dengan jaket jumper milik anakku, sedangkan dibaliknya dia tidak memakai apa apa lagi. namun itu jauh lebih baik jika dibandingkan denganku nanti. setelah semua siap, kami segera berangkat dengan menggunakan dua kendaraan sepeda motor. aku sendirian sedangkan anakku berboncengan dengan buliknya.

ketika mulai meninggalkan rumah aku mulai deg degan, namun itu belum seberapa ketika akhirnya kami sampai ditempat yang cukup sepi kami berhenti.

'sudah sekarang lepas jaket mbak'

'tolong mbak jangan'

'ingat mbak tadi aturannya'

aku sudah tidak mencoba menawar lagi, dengan was was kulepas jaket yang kupakai. kini tubuhku hanya di balut tanktop putih ketat dan rokok span model ngeban yang ternyata mudah tersibak oleh angin ketika naik motor. aku semakin mengutuki kebodohanku sendiri malam itu, namun karena sudah terlanjur aku tidak bisa mundur lagi.

kami segera melanjutkan perjalanan kembali, menyusuri jalanan di daerah ku yang sepi malam itu. hanya satu dua kendaraan yang kami temui berpapasan dari arah berlawanan. jika sepintas memang pakaianku cukup terbuka namun ditengah udara panas seperti ini menjadi sedikit masuk akal, meski masih kurang pantas untuk dipakai oleh wanita seumuranku.

namun jika dilihat dari dekat, maka terlihatlah betapa nakalnya pakaian yang kupakai. cukup lama kami berputar putar, sambil sesekali beberapa orang di pinggir jalan mencoba menggoda atau menyoraki ku. setelah hampir satu jam berputar putar, adikku mengajak pulang. aku menghela nafas lega karena berakhir sudah rasa malu yang kurasakan sejak tadi.

namun ketika perjalanan pulang, aku yang berada di belakang tiba tiba diberhentikan oleh mobil patroli polisi, adik dan anakku yang berada di depan sepertinya tidak menyadarinya dan terus saja melaju.

###

'selamat malam ibu, bisa turun dari kendaraan sebentar'

'ba...baik pak'

akupun menuruti perintah polisi berseragam itu. kumatikan mesin motor dan aku turun dari motor lalu menyetandarankannya. aku sadar pakaian yang kupakai pasti menarik perhatian polisi yang sedang patroli ini. akupun menyadari tatapan mata mereka yang seakan akan menelanku bulat bulat.

'bisa ditunjukkan surat surat bu' kata polisi berkumis dengan tubuh gempal yang kukira adalah yang paling tinggi pangkatnya.

'eh iya eh'

aku baru menyadari bahwa aku tidak membawa surat surat kendaraan karena dompet ku ada di dalam jaket yang tadi kupakai dan kini terbawa oleh adikku.

'eh maaf pak tidak bawa'

'ooh tidak bawa..kalo identitas pengenal?'

'maaf pak itu juga tidak bawa, saya lupa bawa dompet semua surat surat ada di sana'

'wah wah wah bagaimana ini, yasudah ibu ikut kami dulu'

'mau dibawa kemana pak'

'sudah ikut saja dulu, soalnya kami takut kalo kendaraan yang ibu pakai ini hasil dari tindakan kriminal'

'tapi ini motor milik saya sendiri pak...'

'sudah nanti dijelaskan di sana'

akupun terpaksa menurut ketika aku digelandang masuk ke dalam mobil. aku duduk di belakang bersama polisi bertubuh gemuk tadi dan dua orang duduk di depan, sementara satu orang mengikuti dari belakang dengan menaiki motorku.

###

[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Waaahhh... Alamat mau di GB nih si ibu. Di DP sekalian aja hu.. biar ibu menjelma menjadi budak sex, yg mau disuruh apa aja sama adiknya demi mendapatkan kontol anaknya.

Saluuttt buat Mr. SUHU @haryhidayat99 bener" spesialist penulis cerita bumil :thumbup
 
Gw setuju tuh suhu klo bisa biar anak nya ja yg menikmati ibunya dan klo bisa ibunya di buat binal oleh anaknya sendiri sayang masa ibu nya dinikmati orang lain sedangkan anak nya cuman dapat sisa orang lain
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd