Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kau jual, Aku beli. TAMAT [No Quote]

Status
Please reply by conversation.
Ilustrasi dari beberapa karakter dicerita ini.

Foto tidak saya edit dan sensor (hanya saya crop) dikarenakan saya percaya diunggah sendiri oleh pemilik, dan saya dapat dari berbagai sumber yang sangat penuh dengan perlendiran.


Sinta Nur Anggaini (Nur)















.












.


Bila anda mengenal dan atau menginginkan penghapusan gambar, silahkan hubungi saya pribandi, akan saya hapus dengan senang hati.



credit pada masing-masing pemilik gambar.


.
 
Episode14


keesokan harinya, akhirnya aku antar wati menemui rudi, protokol jenguk sama seperti kemarin, dan seperti kemarin juga rudi membawa wati kekamar mandi sekaligus kamar bersama. selesainya rudi selalu tersenyum kepadaku, dan berterimakasih karena telah membantu kebutuhan wati. aku malah tidak enak jadinya.


sorenya kita langsung pulang kerumah. sebelum pulang kita dapat info kalo rudi akan dipindah minggu kedua bulan depan, tanggal tetap dirahasiakan, dan wati masih diberi kesempatan bertemu sekali lagi dengan rudi diminggu pertama bulan depan, hanya untuk wati dan anaknya, tidak denganku.


malam dini hari, aku sampai rumah, capek, langsung tidur memeluk nur yang setengah telanjang, tanpa bercocok tanam sebelumnya.


=


paginya, aku bangun sendiri, nur sudah menghilang dari ranjangku, badan pegal bukan kepalang, kuambil hp ku, kulihat agendaku, rupanya agenda tidak mengizinkanku izin tidak masuk, pagi ini ada rapat bersama pejabat eselon 2 dan dibawahnya.

dengan setengah sempoyongan kukeluar kamar, nur masih masak untuk sarapan, caca belum bangun, sedang cici sedang berada dirumah budenya.


nur sedang membersihkan sayuran di tempat cuci piring, ia mengenakan baju kaos kebesaran, kutebak ia tidak memakai celana, hanya cd saja.


kuhampiri nur, kupeluk dari belakang, nur sedikit terkaget, namun membiarkan ku meremas dadanya yang kecil dan keras, nur juga membiarkanku memasukkan tanganku kedalam bajunya, menerobos bh nya, memelintir putingnya. nur seakan tidak terjadi apa apa, namun desahannya tidak dapat disembunyikan. kupindahkan satu tanganku, menuju vagina nur, langsung mengelus lembah kenikmatan nur, hangat dan sudah basah.


"ahh.. mas… aku lagi masak…."

"masak aja nur… "

"nanti kan bisa mas…."

"lanjutin aja masaknya"


nur mencoba melanjutkan masaknya, aku melanjutkan meremas dada nur dan mengocok vaginanya. desahan nur semakin manjadi, vaginanya semakin basah membanjiri tanganku.


nur menyerah, dimatikannya kompor disebelahnya, disandarkannya tubuhnya ke badanku, dibusungkannya dadanya yang sedang aku jamah. nur meremas rambutku, desahannya semakin menjadi, vaginanya semakin banjir, begitu pula dengan susunya, juga mulai banjir.


kuturunkan cd nur, kumundurkan badannya, nur berpegangan pada pinggiran cuci piring, badannya membungkuk. kusibakkan bajunya yang kebesaran, pantat indah nur terlihat, dihiasi vagina indah diantara selangkangannya.

dengan kakiku kurenggangkan kaki nur, nur menurut saja. segera kubuka celanaku beserta cd ku. kontolku sudah tegak keras, meminta untuk dimanjakan.


tak perlu pemanasan lagi, kuarahkan kontolku ke vagina nur, sedikir kugesek kebagian yang banyak airnya. nur mendesah kembali, kepalanya merunduk, pandangannya fokus ke vaginanya sendiri yang sedang dinakali kontolku.

begitu dirasa cukup, aku arahkan langsung ke lubang kewanitaan nur, pelan namun pasti aku dorong kedalam, nur mendesah panjang, sepanjang kewanitannya dimasuki kejantananku. sekali dorong, masuk hingga kepangkalnya.


"ahhhhhh… mas………"

"enak nur memekmu……."

"iya…. mas….. punyamu mas…… pake aja"


kumulai memompa vagina nur, dengan tempo pelan, vagina nur mengikuti setiap gerakan kontolku. nur menikmati setiap gesekan kelamin kami, diperhatikannya kontolku keluar masuk vaginanya, tangannya semakin kuat meremas pinggiran cucian piring. kuremas pantat kecil nur, pantat mulus tanpa belang.


" mas….. ahhh…. ahhh….. " desah nur seirama pangkal paha kami bertemu.


kusibakkan kembali baju nur hingga keleher, nur membantu melepasnya, nur lempar kebelakang entah sampai mana bajunya. kulepas kaitan bh nur, nur pun membantu melepas bh nya. kini nur telanjang bulat, hanya cd nya yang masih nyangkut di salah satu kakinya. kuremas susu kecil nur, walau kecil namun keras, karena penuh dengan susu yang tidak diminum caca. sedikit merembes keluar susunya ketika aku remas dengan agak kuat.


"mas.. enak.. aku… mau…. sampai mas…."

"tunggu nur….."


kupercepat sodokan divagina nur, nur makin mendesah tak karuan, tangannya meremas pinggiran cucian piring, pantatnya ikut bergoyang menyambut kontolku yang keluar masuk didalam lubang kenikmatannya.


"mas… aku keluar……." jerit nur ketika mandapat kenikmatan puncak.


nur mendapat orgasme duluan, aku hampir saja bersamaan. nur langsung melepas kontolku dari vaginanya, nur terjatuh tersimpuh diantara kakiku, menyandarkan badannya dikakiku. kepalanya tepat berada dibawah kontolku yang masih tegak.


"maaf mas.. aku duluan.. enak banget"

"gak papa"


tiba-tiba, dari arah pintu

"massss…… " desah wati


"wati…." teriak nur dan aku


nur langsung menyilangkan tangan dan kakinya, menutupi organ intim dan susu kecilnya.


wati dengan baju tidurnya berdiri bersandar pada pinggiran pintu, dengan perlahan ia mendekatiku.

selangkah demi selangkah wati mendekat, dibukanya bajunya, sekali tarik langsung terlepas melewati kepalanya. wati tidak memakai bh, badannya langsung setengah telanjang. langkah berikutnya wati menurunkan celana tidurnya, hingga wati telanjang bulat tepat didepanku.

wati seperti tak melihat nur yang tersimpuh dibawahku. wati memelukku dengan kuat, tubuhku sampai sedikit terpental kebelakang beberapa langkah.


"massss… aku mau juga…. " bisik wati

"ada nur ti…." jawabku

"aku mau masssss "


wati melumat bibirku, aku balas lumatan wati, kami berciuman cukup panas, nur memperhatikan kami dengan perasaan tidak percaya. wati meraih kontolku, dikocoknya pelan, hingga cairan bekas nur mengering ditangan wati.

wati melepas ciumannya, ia langsung jongkok dan melahap kontolku. tangannya ikut mengocok dan memainkan telurku. oral wati sungguh enak, dia pun menikmati kontolku tanpa ragu, seperti sesuatu yang sangat mengasyikkan.


"enak ti…. ahhh…."


kuangkat tubuh wati, aku tak mau keluar sebelum masuk kedalam kewanitaannya. wati berdiri tegap, memelukku, kudorong wati hingga tersandar didaun pintu, kuremas susunya, susu yang lebih besar dari milik nur. nur hanya menyaksikan dengan penuh tanda tanya. wati meraih kontolku kembali, digesekkannya di vaginanya.

wati menolah kearah nur, tersenyum sedikit.


"boleh kan mbak nur, mas anto ikut masuk kepunyaku" pinta wati. nur hanya mengangguk tanpa kehilangan kebingungannya.


wati berjinjit, mengarahkan kontolku ke vaginanya. sekali wati menurunkan badannya, masuklah kontolku kedalamnya.


"ahhhhhh…" teriak wati ketika kemasukan kontol.


kuremas kembali susu wati, wati hanya merangkulkan tangannya keleherku, memberiku ruang agar bisa menikmati tubuhnya secara utuh.

kugoyang wati perlahan, ia pun mengimbangi tusukanku dengan goyangan pinggul. wati mendesah lebih kencang dari nur.


"ahh..ahh.. mas… enak… mas… terus… mass.."


kupercepat sodokanku, semakin cepat pula desahan wati. kumainkan kedua puting wati, membuat goyangan wati semakin liar.


"aku mau keluar ti…."

"didalam mas… "


wati memelukku, kulepas susunya, bergantian aku memeluk wati. kudorong penisku sedalam mungkin, kulepaskan semua beban ini, kutembakkan semua maniku kedalam rahim wati.


"mas…. hangat….." bisik wati.


setelah selesai, kucabut kontolku, kulepas pelukanku, wati terjatuh kelantai, ikut tersimpuh dibawah kontolku. wati meraih kontolku dengan tangannya, dikocoknya sebentar, lalu dikulumnya, dibersihkannya kontolku hingga bersih seperti sebelum dipakai.


kukecup kening wati, lalu kukecup kening nur yang masih bingung.


"terima kasih ya kalian."

"iya mas" jawab nur

"makasih juga mas, makasih mbak nur" jawab wati.


kutinggal mereka berdua terduduk didapur, entah apa yang mereka obrolkan, aku mandi junub lalu berangkat kekantor, tanpa sarapan karbohidrat.


=


dikantor, semua berjalan membosankan, rapat dengan para petinggi membuat darah mendidih. sebodoh apapun kalau pangkat nya tinggi maka ide terbodohpun harus di iya kan. dan sepintar apapun gagasanmu, kalo pangkatmu rendah, hak bicarapun tak punya. itu lah bobroknya birokrasi di negeri ini. monyet jadi bupati pun harus disanjung di iyakan setiap hembusan nafasnya.


tengah hari rapat berakhir. selepas makan siang semua berencana bersiap untuk acara dirumah bu ana, acara pelepasan ranti. acara akan diadakan malam minggu besok, sehingga persiapan seperti belanja dan sebagainya dimulai dari sekarang. ranti sendiri dilarang membantu.


risa berencana nginap dirumahku malam ini. tadi pagi aku sudah briefing nur dan wati, agar tidak merusak rencana hidupku bersama risa. nur sudah tau, dan wati asal dia dapat jatah, mau diumpetin di lemari pun bersedia.


sekitar pukul dua siang, kepalaku sakit, paracetamol sekeping sudah aku telan. tapi tak kunjung reda. mau pulang tanggung, karena nanti harus jemput risa. akhirnya, kupacu mobilku ke kos ranti, aku punya kunci keduanya. dikos ranti aku berbaring sendiri, ranti bilang akan menyusul setelah pekerjaannya selesai, tidak lama katanya.


bosen sendiri dikamar, iseng aku buka lemari ranti, bh ukuran besar bertumpuk cukup tinggi, aku mengamati satu persatu, beberapa ingatanku mengingat kapan ia memakai bh tersebut, dan seperti apa cara dia melepasnya didepanku.

cd beraneka warna juga menghiasi lemari ranti, mengingatkanku pada organ yang selalu ditutupi cd ini, organ enak kalo dimasuki pasangannya. yang sebentar lagi akan menjadi kenangan.


beberapa saat agak lama, ranti datang dengan motor matik nya, langsung masuk kekosan dan dengan senyum aku sambut kedatangannya. ranti langsung melepas tas dan jilbabnya, lalu membuka bajunya, digantung di gantungan baju dekat pintu. ranti dengan hanya memakai bh diatasnya, namun rok panjang masih dibawahnya mendatangiku, memelukku, dan aku pun memeluknya.


"mas kenapa" tanya ranti

"pusing ran" jawabku

"gak dikasih jatah mbak nur ya" tanyanya lagi sambil meremas kontolku dari luar

"sudah tadi pagi"

"kangen sama punyaku ya"

"mungkin"


kami melepas pelukan, aku duduk di kasur tanpa ranjang ranti, duduk bersandar tembok. ranti dengan cekatan membuka celanaku, diturunkannya celana panjang beserta cd nya sampai terlepas. ranti mengocok pelan kontolku, dan langsung melahapnya.


"ah…. ran, aku bakal kangen emutanmu"

"kan banyak yang bisa ngemut punya mas"

"tak ada yang sehebat kamu kalo masalah ngemut"

"mosok si"

"iya"

"nanti kalo mas ke ibukota, kasih tau aja, aku siap ngemut kapanpun mas butuh"

"pasti aku cari kamu ranti"

"aku tunggu mas"


ranti mengoral cukup lama, aku tak bosan dengan permainan lidah ranti yang sangat memanjakan. memang, tak ada wanita yang pernah mengoralku seenak ranti, apalagi yang lebih enak dari ranti. sayang, mungkin ini pertemuan berlendir terakhir kami.


capek mengoral, ranti melepas rok panjangnya, melepas juga celana pendek didalam rok nya, kini ia hanya memakai cd dan bh dengan warna dan motif yang sama. ranti dengan telaten membuka bajuku, dan kaos dalamku, sekarang aku yang telanjang duluan.

ranti bangkit, melepas cd nya dan duduk dipangkuanku, diarahkannya kontolku ke memeknya, sekali tekan bersamaan dengan duduk dipangkuanku, masuklah montolku ke memeknya.


ranti mendiamkan kontolku di memeknya, terasa hangat dan berkedut. ranti memelukku, aku balas pelukannya. ranti membuka kaitan bh nya dengan satu tangan, melepaskannya dan melemparkan bh nya entah kemana. ranti kembali memelukku, dadanya yang besar terasa terhimpit di dadaku.


"makasih ya mas, sudah jagain aku selama ini, aku beneran sayang sama mas, mungkin juga cinta, tak ada keterpaksaan aku layani mas selama ini, semua aku lakukan dengan senang, aku bahagia bisa puasin mas"

"makasih juga ranti, aku juga sayang kamu, aku selalu puas sama layanan kamu, tapi maaf, aku tidak bisa miliki kamu"

"aku tau kok mas, aku punya jalan sendiri, mas juga punya jalan sendiri, aku cuma sedih kita harus berpisah."


ranti mulai menangis, ini tangisan pertamanya denganku. bahkan ia tidak menangis sewaktu pertama kali aku tiduri. semakin lama tangisan ranti semakin menjadi, pelukannya semakin rapat, dadanya semakin menghimpit, kontolku semakin tegang.


selesai dengan tangisnya, ranti melepas pelukannya, dadanya yang besar dan lonjong terlihat seluruhnya. ranti sudah tidak malu lagi dengan ketelanjangannya didepanku. kuusap air matanya, ranti tersenyum. ranti menciumku, kubalas dengan ciuman yang tak kalah panas, kami saling melumat bibir, bersilat lidah, dan kuremas kedua susu ranti sekaligus.


ranti mulai menggoyangkan badannya, mulai memanjakan kontolku didalam tubuhnya. ranti memang hebat dalam hal memuaskan lelaki. aku tak pernah kecewa dengan pelayanannya. kulepas ciuman kami, ranti membusungkan dadanya, kusambut dengan kecupan di putingnya, kusedot dan kususu bergantian dada besarnya.


"mas… katanya pusing, kok malah nyusu…"

"ini obatnya ran"

"ah… mas… terus mas, minum obatnya"


ranti mendesah sambil bergoyang diatas kontolku, segala macam goyangan ia lakukan, ranti benar-benar memanjakan kontolku di memeknya.


susu ranti lepas dari mulutku, ranti bangkit dan melepas kontolku. ranti telungkup, memamerkan pantat besarnya dihadapanku, aku juga bangkit dari dudukku, kuarahkan kontolku ke vaginanya yang terlihat mengkilap dan berair.


"ah.. mas…" keluh ranti ketika mulai aku dogi.


kuhujamkan kontolku sedalam mungkin, kutarik hingga hampir lepas, dan kuhujam lagi sama dalamnya, ranti hanya mendesah tak karuan, diremasnya sendiri susunya, dimainkan putingnya dengan tangannya sendiri. aku melemas pantat ranti, empuk dan besar. tusukanku semakin cepat, semakin enak rasa yang aku terima dari vagina ranti.


"ranti… aku boleh anal kamu?" tanyaku ke ranti. ranti diam tak menjawab, aku tak mau bertanya lagi.

"boleh mas, pelan ya, masih perawan yang itu."

"iya, "

"tapi cuma kali ini ya mas, ini tanda cintaku padamu….."

"makasih ran"


kulepas kontolku dari vagina ranti, kuganti sasaran kontolku ke lubang anus ranti. lubang berkerut dan terlihat sangat sempit.

aku mulai penetrasi di lubang belakang perawan ranti, beberapa kali ranti meringis, aku yakin itu menyakitkan, tapi ranti selalu menyemangatiku agar bisa mengambil perawan anusnya.


cukup lama hingga aku berhasil memasukkan kepalaku, begitu kepala bisa masuk, berikutnya lebih mudah. cengkraman anus ranti sangat kuat, lebih kuat dari cengkraman wita.


"enak ran, makasih sudah ngasih ke aku"

"iya mas, nikmatilah mas,... ah….. "

"kuremas susu ranti sambil menikmati lubang kedua ranti, sangat nikmat, sangat sempit.


"aku mau keluar ran…."

"iya mas, keluarin disitu aja, jangan masukin lagi ke memek"

"iya sayang, ahhhhhhhhh aku sampai….."


kubuang semua sisa maniku kelubang ranti. aku ingat wita, setelah keluar jangan langsung dicabut, biarkan mengecil dulu.


aku rebahkan badanku disamping ranti, tanpa melepas kontolku.


"makasih ran"

"iya mas, puas?"

"tentu"

"mas kok nakal sekarang, siapa yang ngajari anal?"

"gak ada ran, cuma mau tau aja"

"hayo jujur, siapa yang sudah mas analin, mbak nur ya, atau mbak wati….."

"tidak ranti sayang"

"hah, atau risa gak mau mas perawani, jadi ngasih lubang satunya"

"tidak," jawabku sambil mencubit putingnya

"ah… nakal mas"


"aku doakan semoga mas langgeng sama risa,"

"makasih"

"nangis gak waktu mas perawani?"

"nangis, lama malah"

"HAH..., risa sudah mas perawani" teriak ranti sambil terbangun, kontolku yang telah mengecil jadi terlepas dari lubang ranti yang telah hampir kembali menutup.

"heheheh"

"nakal ya, anak gadis di perawani juga"

"ya gimana ya, sama sama mau"

"tanggung jawab lho, jangan bikin risa nangis lagi"

"iya"


ranti bangkit dari kasur, menuju kamar mandi, suara air gemericik terdengar. ranti keluar dengan membawa lap basah, dibersihkannya kontolku dari sisa sisa dosa siang ini. dengan telaten ranti mengelapnya, diakhiri kuluman cukup lama hingga kontolku tegak kembali. ranti kembali duduk dipangkuanku, diarahkannya kontolku ke memeknya, sekali tekan langsung amblas kembali.


"jangan minta anal lagi ya mas, sakit, gak nyaman"

"iya ranti"

"enakan pake yang depan mas"


ranti mulai menggoyang pinggulnya kembali, dilingkarkannya tangannya ke leherku, segala liukan ranti lakukan demi memuaskanku.


"iya, enak ini ran"

"kalo ini mas minta kapanpun aku kasih mas… ah… "

"iya ran"


ranti kehabisan tenaga, dilepaskannya kontolku dari jerat memeknya, ranti berbaring didepanku, terlentang dengan kaki mengangkang, memamerkan vaginanya yang ingin disambangi.

kudatangi tubuh ranti, kumasukkan kontolku ke vagina basah ranti, tak ada kesulitan sedikitpun. ranti mulai mendesah ketika memeknya aku serbu dengan kecepatan penuh. susunya yang ikut bergoyang tak luput dari sedotan. ranti meracau hebat, badannya bergoyang mengimbangi serbuanku.


"beruntung suamimu nanti ran, kamu pintar puaskan aku"

"ahhh.. mas … ni, suamiku dapat bekasmu mas…"

"tapi kualitas tetap terjamin ran…"

"harus dong…."


"aku mau keluar ran…. "

"didalam mas… "

"iya.. ah…… ran….. enak……" kutumpahkan maniku ke rahim ranti, semuanya tanpa sisa.


ranti yang masih terlentang mengatur nafasnya, dadanya ikut bergerak seirama nafasnya yang memburu. kucabut kontolku, berbaring di samping ranti. ranti memiringkan badannya, memelukku berbantal dadaku, senyum manis terbit dari bibirnya yang manis.


"makasih mas, mas selalu perlakukan aku dengan baik"

"sama-sama ranti, kamu juga selalu puaskan aku"

"itu sudah seharusnya mas."


kukecup kening ranti.


"nyaman mas, semoga suamiku kelak sebaik mas"

"yang lebih baik banyak kok"

"iya, yang gak punya banyak simpanan"

"ih…." kucubit hidung ranti

"mas ni.. tapi mas baik beneran, cuma banyak wanitanya aja"

"biarin"


ranti bangkit, dibersihkannya kontolku dengan tisu, lalu mengoralnya sebentar. aku mandi junub bersama ranti, kami memang sering mandi berdua setelah melakukan kegiatan dewasa.


sore menjelang, kujemput tuan putriku di rumah tantenya, lalu mengajaknya menjemput risa dikosannya. risa membawa tas sedikit besar, langsung menyambut cici bukan aku. risa sama sekali tidak bertanya aku dari mana kok masih memakai seragam kerja.


=


sampai rumah disambut azan magrib, kuajak cici menunaikan kewajibannya, risa pun turut serta. dua makmum dibelakangku, dua wanita tercintaku.


selesai sembahyang risa membantu nur masak, aku nonton bersama cici dan caca, cici duduk bersandar dikananku, caca dikiriku, dua anak gadis beda emak beda bapak, namun akur seperti tak ada bedanya, kita nonton film tentang bus kecil yang bisa loncat dan bergoyang tanpa menumpahkan penumpangnya.

setelah isya kita makan bersama, nur menyuapi caca, risa menyuapi cici, manja betul cici sama risa, risa juga menurutinya. risa seperti suka sekali, bukan sekedar pencitraan untuk mengambil hati anaknya agar lancar dikawini bapaknya. namun memang dari hati.


selesai makan, cici belajar dikamarnya, caca ditidurkan nur dikamar belakang, risa menemani cici, entah apa yang mereka pelajari. aku hanya menyeruput kopi buatan risa diteras atas, tempat kesukaanku menghabiskan malam.


"mass…." risa memanggilku, mendatangiku,

"iya, cici sudah tidur?"

"sudah"

"sini"

risa berjalan mendekatiku, duduk di pangkuanku dengan posisi menyamping, dirangkulkan tangannya ke perutku, disandarkan kepalanya di dadaku.


banyak pembicaraan kita ungkapkan, dari menghayal masa depan hingga hal aneh diantara kita.


malam semakin larut, angin malam semakin dingin. risa mengajakku kembali keperaduan, ditariknya tanganku hingga kekamar. sampai dikamar, risa tutup pintu dan menguncinya, lalu berbaring diatas ranjang, aku mengikutinya, berbaring disebelahnya.


"mass…"

"iya sayang"

"aku mau…."

"mau apa"

"mau digituin...sayang...."

"gituin gimana sayang"

"ah… mas ni…." rengek risa manja


risa tidak berkata lagi, langsung bangkit dan menindihku, duduk dibawah perut sebelum kontolku. risa membuka bajunya, meninggalkan bh warna coklat ditubuh atasnya. risa membiarkan aku menikmati pemandangan indah ini, lalu dia berbaring diatasku. memelukku.


"jangan lama-lama lihatnya, aku malu sayang" bisik risa

"kok malu, kan indah banget badanmu"

"tetap aja malu sayang"


risa lalu mencium keningku, mencium pipiku dan bibirku. dikecup kembali mukaku dan berakhir di bibirku. kini kecupan di bibir cukup lama, risa memulai melumat bibir bawahku, aku imbangi dengan melumat bibir atas risa. kupeluk tubuh risa, kuelus punggungnya. ciuman kami semakin liar, semakin rakus. kulepas kaitan bh risa, kuelus kembali punggung risa yang halus dan lembut. risa sendiri mengelus wajahku, hingga mengacak-acak rambutku.


risa menghentikan ciuman kami, dia bangkit dari tubuhku, kembali duduk diposisi semula, bh coklatnya terjatuh hingga perut, kedua tangannya dengan sigap menutupi kedua dada besarnya, dengan senyum mengejek nya risa menutup susunya sedikit meremasnya.


"ah. sayang, kok ditutup"

"biarin, biar mas gak lihat… aku malu mas…."

"kan dah sering aku lihat, kok masih malu"

"malu ya malu masku sayang"


lalu risa memundurkan duduknya hingga duduk dilututku, dilepasnya susunya, risa menurunkan celanaku, kubantu dengan mengangkat pantatku.

risa merebahkan badannya dikakiku, kepalanya tepat disamping kontolku. risa dengan pelan meraih batang kebahagian kami, dengan tangan lembutnya risa mulai mengocoknya pelan.


"keras mas… "

"iya, biar kamu puas sayang.. "

"iya, aku suka mas.. sekarang ini punyaku"

"iya sayang"


lalu risa sedikit bergeser, dibukanya mulutnya lebar, dimasukkannya kontolku kedalamnya, dan ditutupnya kembali.


"ahhh… enak sayang" risa mulai mengoralku, hanya senyuman manis yang ia berikan sebagai jawaban.


risa mulai mahir mengoral, walau masih kaku namun sudah tidak mengenai giginya. perlahan risa mengocok kontolku dengan mulutnya. tangannya memainkan kedua buah dibawah batangku. sesekali risa mencoba memasukkan semua batang kontolku, namun masih kesulitan. batangku tidaklah besar dan juga tidak panjang, namun risa masih butuh pengalaman dan jam terbang.


risa menyudahi oralnya, dengan cepat aku balikkan tubuh risa, kini ia terlentang dibawahku, wajah malu namun mau sangat tergambar, risa ragu apakah mambiarkan aku menikmati pemandangan tubuhnya atau menutupinya. risa yang telah telanjang dada begitu manis dibawahku, dada besarnya terlihat bulat dan menggunung, dengan puting kecil menambah indah dada kesukaanku ini.


sembari menikmati tubuh risa yang sempurna itu, kubuka baju kaosku, kulepaskan celanaku yang sedari tadi nyangkut di kaki. aku telanjang duluan. kucium risa, sisa-sisa kontolku terasa diciuman kami. risa membalas ciumanku sambil mengelus wajah dan pundakku. kuturunkan badanku, menindih risa pelan, tangan kiriku menyangga berat tubuhku, sedang tangan kananku meremas susu kiri risa. satu tanganku tidak sanggup menutupi setengah dadanya.


risa mulai mendesah dalam lumatan cumbuan kami, seirama putingnya aku mainkan. lama kami bercumbu, kusudahi, dan berpindah menciumi leher risa, risa memiliki aroma keringat yang segar, seperti aroma buah kelapa muda dengan sedikit dun nipis diatasnya. kukecup leher risa, kujilat tanpa keraguan. kuturunkan lagi badanku, kecupanku dileher berpindah ke dadanya, dari pinggiran kaki dada hingga naik ke puncaknya. kukecup kedua puting risa, dan mulai ku desot kecil.


"ah...mas…. enak…. geli… mas…. ah… sayang…" rancau risa sambil tak kuasa menahan badannya bergejolak.


kubuat sebuah tanda cupang di dada kirinya, tepat disebelah puting risa. warna merah sangat kontras dengan dada putih risa. kuamati kedua susu risa, putih bersih tanpa cacat, hanya sebuah cupang disana. urat darah biru kehijauan menjalar dari pinggiran atas dada risa menyebar kesana kemari. dada risa memang dada terbaik yang pernah aku temui.


kembali kukecup puting kirinya, kusedot, dan kususu semakin dalam. risa memeluk kepalaku, mengelus rambutku penuh kasih sayang.

kuberpindah ke dada kananya, kusedot seperti sebelumnya, lidahku berputar diputing kecilnya, sedikit gigitan kuberikan membuat nafas risa semakin memburu.


aku turun kembali dari pegunungan risa, menciumi perut datar tanpa lemak. tak ada lipatan atau kerutan. perut abg muda memang lain. risa selain berperawakan kecil juga pandai merawat tubuh. perutnya tak kalah putih dan tak kalah halus dari dadanya. kujilat pusar risa, kusedot kecil. risa mendesah keenakan sekaligus kegelian.


cuma sebentar aku memainkan pusar risa. risa selalu protes geli. kuturun lagi, hingga duduk diantara kedua pahanya. kuturunkan celana risa pelan, celana pendek sekaligus celana dalamnya sekali tarikan. risa menutupi vaginanya dengan kedua telapak tangannya. kulepas celana risa dan kulempar ketumpukan baju kami. risa telanjang bulat, begitu juga aku.


kurenggangkan kaki risa, risa pasrah namun tetap menutup vaginanya. kurenggangkan hingga risa mengangkang didepanku. kukecup paha risa, paha putih bersih tanpa noda dan bekas luka. risa memang pintar menjaga tubuh. kecupanku menjalar hingga pangkal paha risa. kukecup pinggiran vagina yang tidak terturup tangan. kuambil tengan risa, perlahan tanpa perlawanan vagina risa terlihat. vagina sedikit tembem dengan rambut sedikit menghiasi diatasnya. vagina yang sedikit terbuka karena paha risa mengangkang sempurna.


kuturunkan wajahku, kukecup vagina risa, kukecup kacang risa yang mulai membengkak.


"mas… sayang…. ahhhhhh…" desah risa manja


vagina risa mulai banjir, air merembes keluar memberikan pelumasan alami. kujilat vagina indah ini, dari lubang kewanitaannya hingga kacang kesayangan risa. kujilat dengan pelan namun sedikit menekan. sesekali kumainkan kacang risa dengan lidahku. juga sesekali aku tekan lidahku memasuki lubang surga risa. risa meracau sekencangnya, badannya bergelinjang, dijambaknya rambutku.


"enak saya...ng…. tee…***s….. mas….. ahhhh"


risa susah berkata lagi, hanya desahan yang keluar, hanya nafas yang memburu yang terdengar.

vagina risa rasanya segar, dengan sedikit bau keringat, sedikit asin namun gurih, dengan sedikit bau vagina. aku menyukainya. tidak amis, juga tidak bikin neg. vagina risa sungguh enak untuk di oral.


risa meracau selama aku oral, diremasnya sendiri kedua dadanya, aku sendiri meremas pantat risa. risa memiliki pantat yang lumayan, tidak terlalu tepos, pantat empuk dan kenyal. aku suka meremasnya sebelum meremas susunya ketika sedang berduaan.


tiba-tiba risa menjambakku kencang, menjepit kepalaku dengan kedua pahanya, risa benamkan kepalaku, diangkatnya vaginanya hingga mengangkat kepalaku. risa menjerit tertahan.


"mas…. aku…… enak…. mas…. ahhhhhhhh" orgasme pertama risa.


risa mendapat puncaknya, risa menengadah, matanya tertutup, mulutnya terbuka menganga, badannya bergelinjang tidak tentu, jepitannya tidak kunjung lepas, namun bergoncang kesana kemari. risa seperti orang kejang. awalnya aku takut ketika risa perama kali orgasme didepanku. namun kini aku tau, memang seperti ini reaksinya. kata risa itu saat-saat paling enak dari hidupnya.


selesai risa kejang, seluruh tubuhnya lemas, kepalaku lepas, kakinya tak bertenaga lagi.


aku bangun, keluar kamar telanjang, mengambil sebotol minum, kulihat kamar nur sedikit terbuka, namun gelap didalamnya. aku kembali kekamar dengan sebotol air. kuturup lagi kamarku, kukunci kembali. aku duduk disamping risa, dia tersenyum melihatku. kuminum air beberapa teguk. aku tawarkan risa, dia tidak mau.


"mau minum ris?"

"eggak mas"


lalu aku letakkan botolku disamping ranjang, aku berdiri disamping kepala risa.


"kalo ini mau sayang? " aku todongkan kontol tegakku kemulut risa

"mau sayang" jawab risa langsung menyambar kontolku dengan mulutnya.


risa kembali mengoralku, pelan namun penuh penghayatan. kutarik kontolku hingga lepas. aku merangkak keatas tubuh risa. risa tau apa yang aku inginkan, dilebarkannya kedua pahanya, dikangkangkannya vaginanya.


vagina risa basah banjir, kuarahkan kontol basahku ke vagina risa. kugesek sedikit ke kacangnya, dan kuarahkan kembali ke lubang kewanitaannya.

sekali dorong kontolku melesak masuk ke dalam tubuh risa.


"ah.. mas…. masukk… ah… hangat"

"enak sayang… punyamu"

"punyamu juga enak sayang… penuh rasanya"


vagina risa sangat sempit, ini bukan perkawinan kedua kami. setelah aku perawani risa dikamar ini, aku sudah empat kali mengawininya lagi, jadi ini adalah yang keenam kalinya. namun masih sangat sempit, risa tidak mau setelah masuk langsung digenjot, vaginanya butuh waktu katanya.


sambil menunggu waktu tersebut, aku cium bibir risa, risa membalas ciumanku, terasa vagina risa berkedut. setelah berciuman, aku susu kedua dada risa, risa mulai mendesah kembali. itu adalah tanda risa siap digempur.


aku naikkan badanku, bertumpu pada kedua tanganku yang aku luruskan. aku bisa melihat wajah cantik risa dengan aura sange nya. terlihat juga dada risa yang menjadi kesukaanku, lengkap dengan sebuah cupang di sisi kirinya, sebelah kanannya puting, kananya risa maksudku.


risa memegang kedua lenganku, ia selalu begitu semenjak beberapa perkawinan terakhir kami. senyum manisnya keluar dari bibir mungilnya. kutarik kontolku hingga akan keluar, risa mendesah panjang, mulutnya terbuka seiring desahannya, matanya sedikit mendelik. begitu hampir keluar, aku masukkan kembali kontolku pelan, risa kembali mendesah panjang, tapi kini mulutnya tertutup.


"kenapa sayang" tanyaku menggoda

"enak.. sayang…" jawab risa terengah

"suka ya"

"suka banget. cepet nikahin aku mas, biar bisa tiap malam kita begini"

"iya, aku mau juga sayang"


mengawini risa memang perkawinan yang terbaik, aku rela melepas semua wanitaku demi tubuh nikmat risa. nur, wati, ranti, dan beberapa wanita sekali pakai ku, akan kulupakan semua bersama ijab kabulku menikahimu, kataku dalam hati.


perlahan aku percepat kontolku, semakin cepat juga desahan risa, akupun ikut mendesah nikmat, keringat mulai menghiasi tubuh kami, beberapa sebesar air hujan, dan menetes ke badan risa.


risa tak kunjung berhenti mendesah, begitu juga aku. nikmat sekali tubuhmu sayang, batinku.


kuhentikan sodokanku di vagina risa. risa seakan tau maksudku. dilepaskannya kontolku dari vaginanya, risa membalikkan badan, dia tengkurap didepanku, namun pantatnya ditunggingkan, menggodaku untuk di nikmati. aku buka celah pantatnya. lubang anus yang indah, memang lain dibanding yang sudah tidak perawan. kuarahkan kontolku ke vagina risa, sekali hujam masuk semua.


"mas.. sayang… cepetan.." rengek risa


kugenjot lagi memek risa, aku bisa melihat kontolku keluar masuk vaginanya. susu risa juga bergoyang cukup kuat. risa kembali mendesah kuat, aku takut nur mendengarnya, atau cici ikut terbangun dan mendengarnya.


dari posisiku tubuh risa sungguh menggoda, punggung putih bersih halus, dengan lekukan tulang belakang yang terlihat jelas. pinggang ramping dan pinggul membesar. dari ujung leher hingga pangkal ekor memiliki kulit yang sewarna, tidak ada gradasi. pantat yang membesar, memek yang sempit dan enak. aku ingin menikmatimu setiap hari.


"sayang, aku mau seperti ini setiap hari.." ucapku

"aku juga mau sayang,... enak… tau…"

"tau sayang.. enak banget…."

"iya sayang.. aku milikmu.. ahh…. mas… sayang…"


risa ambruk kedepan, kontolku terlepas. risa kembali menggelinjang seperti kejang. tak kusangka dia mendapat kenikmatan keduanya. orgasme yang aneh dari wanita secantik dirimu.

setelah selesai kejang, risa membalikkan badannya, dia terlentang tak berdaya.


"mas… lemas…" katanya lirih

aku hanya tersenyum menanggapinya.


kutindih lagi risa, dengan mudah aku masukkan kontolku kedalam memek risa.


"ah…. mas…. masuk lagi…." lengkuh risa


kali ini aku langsung genjot risa dengan cepat, risa mencengkram pundakku, kakinya terkangkang lebar diantara kakiku. memeknya berkedut menyambut kontolku memainkan tempo.


"mas…. ah…. ah….ah… mas…" hanya itu yang risa keluarkan.


susu risa ikut berguncang, aku suka pemandnagan ini.


"aku mau keluar sayang" ucapku memberi tanda

"didalam saja sayang, kalo lancar aku harusnya dapet besok atau lusa.

"iya sayang"

"kalo aku hamil.. tanggung jawab lho.."

"enggak hamil pun aku mau sayang.."


ini memang perkawinan ku dengan risa yang ke sekian kali, namun aku baru pernah sekali membasahi rahim risa, sekali ketika membuka perawannya, setelah itu selalu keluar diluar vagina, pernah sekali dimulut, tapi risa muntah setelahnya.


"terus sayang… ah… aku mau dapat lagi.."

"aku juga sayang…"


risa menutup pahanya, membuat memeknya semakin sempit dan enak. tangannya menarik kepalaku, ia ingin berciuman. kukecup bibirnya, kucium dalam-dalam, kulumat lidahnya ketika ai keluarkan.


"sayang aku keluar….. ahhhh" aku sampai batasku


beberapa semburan mani aku keluarkan langsung ke rahim risa, entah apakah ada telur yang kan dibuahi atau tidak, atau malah sudah terbuahi duluan.


"sedot susuku mas…. " pinta risa cepat

kusedot susu kanannya, kuremas susu kirinya, kumainkan kedua putingnya. risa menggoyangkan pinggulnya, meremas kontolku yang sedang menikmati orgasmenya.


"ahhh. mas…. aku juga enak….. "

risa kembali menggelinjang kuat, seluruh anggota badannya mengeras dan bergerak tidak karuan. orgasme ketiga risa.


setelah risa reda, aku lepas kontolku, aku berbaring disamping risa. risa memiringkan badannya, memelukku erat, berbantalkan pundakku.


"mas… "

"iya sayang"

"boleh aku tanya…"

"boleh"

"maaf mas, aku bukan mau bikin mas mengingat masalalu, tapi aku mau tau. mbak dulu kalo orgasme seperti apa?"

"mbak siapa"

"istri mas, kan mbak ku jadinya"

"oh, biasa aja"

"enggak seperti aku ya"

"enggak, cuma sedikit mengeras kaki sama tangannya, itupun cuma sebentar"

"oh.. kalo mbak nur"

"sama, seperti mbakmu"

"oh… kalo aku kok bisa kayak orang kesurupan ya mas, apa gak normal"

"entah lah, awalnya dulu aku takut, aku kira kamu kenapa-napa, sekarang sudah tau"

"tapi normal gak si mas"

"gak tau juga, tapi kalo itu enak, terus gak bikin sakit, nikmati aja. anggap aja normal."

"iya mas, enak banget malah, gak sakit juga, cuma agak pegal sama lemas habis itu."

"nikmati saja"


"eh mas"

"iya.."

"mbak ku tu, namanya siapa si mas?"

"heeeee……"[/SPOILER]
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd