Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kehidupanku Yang Baru

Sabar ya suhu-suhu semprot sekalian, untuk update ada kemungkinan besok pagi baru meluncur dan kalaupun lancar bisa malam ini kalau tidak ada halangan karena harus direvisi dulu biar gak banyak typo biar suhu- suhu sekalian nyaman membaca😁😁
 
Terakhir diubah:
Menang Taruhan

POV HANA

Hari berikutnya kini kulalui kembali dengan aktivitas seperti bisanya mulai dari pagi seperti menyiapkan segala keperluan mas Angga hingga aktivitas sehari-hari seperti mengecek orderan di toko onlineku dan juga kegiatan merawat bunga dan juga kegitan yang lain yang bisanya ditemani oleh abah, tak banyak perubahan dengan hari sebelumnya. Setelah selesainya hari ini maka kami semua akan beristirhat seperti biasa dan sebagai rutinitasku dengan mas Angga kembali kami bersetubuh beraduh kelamin malam ini di kamar kami dan seperti biasa yang terjadi selalu perasaan gantunng setiap selesai mas Angga mendapat pelepasan kedalam rahimku. Aku tidak tau mengapa aku merasakan perasaan itu karena selama ini aku hanya melakukan persetubuhan dengan mas Angga saja. Sempat aku mencari-cari jawaban lewat internet kiranya aku bisa mendapatkan jawaban mengenai kegundahan yang aku alami setiap selesai bercinta dengan mas Angga. Dan ternyata jawaban yang kira-kira aku bisa simpulkan setelah berselancar di dunia maya tersebut dan satu kata yang terbesit di pikiranku

“Orgasme”

Ya kata itulah yang sedang saat ini menjadi beban di dalam otak kecil, menurut penjelasan dari salah satu web yang aku temukan rasa tergantung saat melakukan hubungan sex adalah karena pasangan tidak mengalami orgasme atau titik puncak. Tetapi aku mencoba untuk merenungkan saja dalam pikiranku dan aku tidak mau melibatkan mas Angga dalam hal ini aku takut jika hal ini dibahas akan jadi sebuah masalah nantinya. Malam ini aku hanya bisa memikirkan hal tersebut seperti apa rasanya yang namanya orgasme itu, dan bagaimana supaya aku bisa merasakannya. Sampai kira-kira satu jam kemudian akupun terlelap disamping mas Angga denga membawa pikiran itu ke alam mimpi bersamaku. Mungkin sedikit yang perlu kalian ketahui bahwa aku merupakann orang yang sedikit kalem dan tertutup jika ada masalah kadang aku sulit untuk mengutarakan hal tersebut terhadap orang lain, bahkan waktu aku masih kuliah aku hanya memiliki segelintir teman saja yang mungkin bisa dihitung dengan jari saja dan walaupun aku sudah memiliki teman tetapi aku masih saja memiliki sifat yang kurang terbuka terhadap teman-teman kecuali jika itu berhubungan dengan pelajaran atau tugas akan tetapi yang namanya curhat atau mengeluh aku tidak pernah mecurahkannya kepada teman-temanku, mungkin karena itu jugalah tidak banyak yang berteman dengan aku karena aku katanya orangnya kaku dan kadang teman-temanku juga mengelukan hal itu walaupun mereka teman-teman yang baik buat aku. Entah kenapa aku memiliki sifat seperti itu dan bahkan kepada kedua orang tuaku aku jarang untuk mengutarahkan isi hatiku. Dan anehnya malahan hal itu tak terjadi buat abah, ya.. abah mungkin bisa aku kategorikan sebagai orang istimewah dalam hidup karena mungkin bisa dikatakan abah ini hampir mirip dengan aku makanya aku nyaman dengan dia bahkan cerita yang tidak aku katakan ke orang lain aku ungkapkan untuk abah. Dari dulu aku sudah tau kalau abah itu sangatlah bisa dipercaya terbukti kalau selama aku bercerita kepada dia tidak pernah dia ceritakan untuk orang lain dan bukan hanya itu setelah menceritakannya abah akan memberi nasehat yang sering membuat aku semangat lagi.

Malam harinya lagi kembali kami beraktivitas seperti biasa, seperti menunggu mas Angga pulang dari kantor, karena hari ini tidak terlalu padat kegiatan jadi sore hari aku sudah bersama abah di dapur memasak mempersiapakan makan malam untuk kami bertiga.

Sesaat kemudian mas Angga pun pulang dan seperti biasa aku hampiri dan membereskan beberapah perlengkapan kantornya hari ini dan tampak hari ini mas Angga terlihat sangat kelelahan, dan seperti biasa setelah membereskan barang-barang mas Angga aku masuk kamar mandi untuk mempersiapkan air hangat di bathup agar suamiku tercinta bisa segera mandi.

Hari yang cukup melehlahkan untuk mas Angga hari ini, setelah menanggalkan pakaiannya dan memakai handuk di pinggangnnya sesaat kemudian mas Angga memasuki kamar mandi dan seperti biasa moment romantis kembali terjadi akan tetapi kejadian tersebut hanya sesaat dan mas Angga hanya sebatas berpelukan denganku saja sambil berciuman sesaat.

“sepertinya mas hari ini capet banget ya?”

“iya mah, mas hari ini jadwal padat banget dan dua kali ketemu cliet di kantor mereka”

“yaudah kalau begitu mas langsung mandi aja setelah itu istirahat”

“maaf ya mama sayang hari ini mas gak entotin mama”

“gak apa-apa mas, kan mas juga lagi capek, kebetulan aku juga mau bantu abah lagi di dapur”

“makasih ya mamaku sayang”

“sama-sama masku sayang”

Sambil bersciuman sebentar aku kemudian meninggalkan mas Angga yang memasuki buthup untuk berendam, aku mahklumi saja keadaan mas Angga saat ini. Dan aku sebenarnya tidak kecewa dengan hal itu malahan dalam pikiranku masih sama saja memikirkan tentang setiap persetubuhan kami yang endingnya membuatku tergantung.

Sebelum keluar aku sempat berbalik ke arah mas Angga yang sedang merebahkan diri di dalam air hangat sambil memejamkan mata sepeti menikmati waktu yang sedang dia miliki.

“mas… nanti malam mama pengen ngomong sesuatu ya!”

Sesaat kemudian mas Angga terjaga dari waktu santainya seakan seperti orang yang kaget kemudian pandangannya tearah kepadaku dengan raut wajah yang heran.

“ada apa mah bilang aja langsung”.

“ah… gak mas, nanti aja setelah selesai makan malam ya, mas malam ini gak sibuk kan”

“ gak kok mah, yaudah kalau gitu”

“makasih mas”

Setelah itu aku keluar kamar mandi dan menutup pintu membiarkan mas Angga menikmati waktu santainya, aku kemudian keluar dari kamarku menuju dapur untuk kembali pada abah membantunya mempersiapkan makan malam kami. Tinggal sedikit maka semuanya beres dan aku mempersiapkan alat-alat makan di meja kemudian abah membantu mengangkat setiap masakan dari dapur ke meja makan.

Setelah makan malam kami betiga pun menuju kamar tidur masing-masing dan seperti apa yang sudah aku rencanakan tadi bahwa ada satu hal yang ingin kubahas dengan mas Angga, aku kemudian mengikuti mas Angga sambil menggandeng tangannya menaiki tangga ke arah kamar kami sambil sedikit bercanda gurau dengan mas Angga.

Setelah sampai di kamar aku dan mas Angga menganti pakaian kami menjadi pakaian tidur dan kami kemudian berbaring di atas tempat tidur. Aku mendekat ke arah mas Angga yang sepertinya kelihatan lelah hari ini dan itu bisa aku tangkap dari raut wajahnya yang lesuh dan sesekali dia menguap tanda dia mulai mengantuk.

Akupun menggeser posisi mendekat ke samping mas Angga kemudian dengan agak manja aku memeluk pingganganya dan dia membalas dengan melingkarkan tangan kanannya di pinggangku juga kemudian mendekatkan wajahnya dan mencium keningku dengan mesrah walau sesaat.

“ mas hari ini capek banget ya?”

“iya mah, di kantor cabang ada sesikit masalah tadi dan bos suruh mas ke sana untuk selesaikan, belum lagi harus ketemu client dulu sebelum kesana”

Sambil mengecup pipinya sebentar aku hanya menyimak penjelasan yang mas Angga utarakan.

“sabar ya mas”

Mas Angga kemudian menoleh kearah dan kami saling menatap dengan seksama, bola mata memancarkan kelelahan dan mungkin ada sedikit kekesalan dengan hari berat yang dia lalui hari ini.

“padahal mas pengen ngewe mah hari ini, tapi mas capek banget” jawab mas Angga sambil tersenyum menatapku

“iya mas gak apa-apa kok, mama juga ngerti dengan keadaan mas” sambil membalas senyumannya.

Kemudian kami pun berciuman dengan mempertemukan bibir kami namun tidak begitu panas dan hanya ciuman kerinduan saja setelah itu bibir kami berpisah.

“mas, mama boleh ngomong sesuatu gak?”

“iya mah?” jawab mas Angga dengan wajah yang agak heran namun juga seperti antusias menunggu apa yang ingin aku sampaikan kepadanya.

“ini lebih ke permintaan sih mas, tapi kalau mas ingat ulang tahun aku kan baru satu minggu lewat”

“iya mama emang apa yang mama mau minta, apa mama mau beli sesuatu”

“tidak kok mas, mungkin ini sebagai hadiah mas untuk aku tapi aku bukan minta barang”

“trus mama mau minta apa tumben mama minta sesuatu ke mas?”

“hehehehe iya mas, mama memang jarang minta sesuatu sama mas ya?”

“tuh mama tau, makanya mas heran dengan mama”

“mama cuma mau minta ijin mas”

Sesaat kemudian wajah mas Angga tambah heran dengan apa yang keluar dari mulutku tetapi aku hanya membalas dengan senyuman sambil tanganku mengelus-elus dadanya yang bidang. Namun sesaaat raut wajanya seakan sedang berpikir mengenai potensi perkataan sealnjutnya.

Kemudian dengan membulatkan tekat dan mengumpukan keberanian aku menatap dalam-dalam mata mas Angga sambil tersenyum penuh arti namun senyumanku hanya mendapat balasan dari mas Angga dengan tatapan heran tapi aku sudah menutuskan untuk menyampaikannya.

Seperti yang kalian tahu bahwa aku memiliki taruhan dengan abah mengenai ijin dari mas Angga agar aku boleh liburan ke kampung halaman abah Sarto, dan malam ini akan jadi penentu apakah taruhan itu akan dimenangkan oleh abah atau aku. Memang abah tidak memnita apa-apa saat memang tapi mungkin kalau aku kalah maka aku hanya akan malu pada abah karena pada saat itu dengan sangat yakin aku sudah menantang dia dalam hal ini.

“mama pengen minta ijin untuk liburan mas”

Sesaat raut wajah mas Angga tambah heran dengan pernyataan yang aku sampaikan kepadanya.

“liburan…?”

“iya mas” jawabku dengan begitu antusias dan penuh harap mas Angga mau mengabulkan permintaanku.

“ya ampun mah… kirain ijin buat apa, emang mama mau liburan kemana?”

“tapi mas kasih ijin dulu dong”

“mas pengen tau dulu emang mama mau liburan kemana?”

“hmm…. Ke… kampung abah Sarto mas”

“ha…… kok bisa mah?”

Wajah mas Angga dengat raut terkejut mendengar penuturan yang keluar dari mulutku tapi aku hanya tersenyum dan sedikit tertawa melihat ekspresi wajahnya.

“jangan kaget gitu dong mas, kayak kesamber petir aja hihihihihihi…”

“kamu yakin mah?” tanya mas Angga masih dengan wajah masih terkejut.

“iya mas, dan sebenarnya ini impian mama sejak SMA dulu”

“trus kenapa gak pernah kesana kalau dari dulu sudah jadi impian mama?”

“hmm… dulu sibuk mas trus abah juga jarang pulang kesana dan kata abah juga dia baru 3 kali pulang kesana semenjak datang ke jakarta”

“trus kenapa mama gak ikut pas abah pulang”

“mama Cuma ingat satu kali lihat abah pulang mas selama abah tinggal di rumah ayah, trus waktu itu pas mama lagi ujian semester jadi gak bisa”

Aku berusaha mencari cara agar aku bisa menyaring apa yang bisa aku sampaikan kepada mas Angga seperti aku tidak mengatakan kalau sebenarnya abah Sarto sering kali melarang aku dengan niat ke kampung. Tapi namanya juga aku ini ngotot dan bisa dibilang aku ini orangnya juga jiwa penasaraanya tinggi.

“mas boleh kan?”

“apa mama yakin, trus kalau boleh tahu kampung abah dimana mah?”

“di Jawa Timur mas, dan mama gak tau pasti itu diamana dan katanya itu di sebuah desa”

“trus abah injin mama kesana gak”

Sejenak aku diam dan berpikir dengan cepat jawaban apa yang harus aku katakan kepada mas Angga agar permintaanku segera dia setujui, kemudian dengan tekat bulat aku sedikit berbohong tetapi karena mengingat mengenai taruhan kami maka aku pun yakin kalau abah kali ini akan menyetujui permintaanku ke kampungnya.

“abah pasti maula mas, kan abah sendiri sudah aku anggap ayahku juga”

“hmmm…. Ya udah deh kalau begitu”

“hore………..” teriakku dengan begitu senang dan kemudian tanpa basa-basi aku pun memeluk mas Angga dengan erat sambil mencium semua permukaan wajahnya dengan bertubi-tubi.

“ya ampun mah, sebegitu senang ya sampai wajah mas belepotan gini”

“hihihihihihih… maaf mas, habisnya mama senang banget mas ijinin pergi, tapi mas pengen ikut gak kesana sekalian kita liburan juga”

“hmm… emang rencana mama kapan mau kesana sama abah?”

“belum tau juga mas tapi rencana dalam bulan ini karena kalau bulan depan orderan mama akan banyak mengingat sudah dekat hari raya”

“trus mau berapah lama mama mau ke sana?”

“mungkin ada seminggu kali mas, dan mama rasa itu udah cukup kok gak bisa lama-lama juga buat ninggalin suamiku tercinta” sambil aku cubit lebut pipi mas Angga dengan manja.

“yaudah deh mah tapi mas kayaknya gak bisa ikut karena beberapah bulan kedepan banyak proyek dikantor sama kantor cabang masalahnya belum selesai”

“yaudah deh mas kalau gak bisa ikut gak apa-apa kan ada abah yang bisa temani mama?”

“kalau begitu jangan lupa sampaikan juga rencana kamu ini sama ayah dan bunda ya”

“oke mas tersayang hihihihih…. Ini adalah hadiah ulang tahun paling berkesan yang aku terima”

“hahahahaha kamu ini kayak dapat durian runtuh saja”

“ yaudah mas, karena udah dapat hadiah dari mas aku juga akan kasih hadiah kecil-kecilan deh”

“hadiah apaan mah” jawab mas Angga dengan wajah bertanya. Tapi aku Cuma tertawa kecil melihat ekspresi mas Angga yang lucu seperti itu.

Kemudian tanpa abah-abah akupun mengarahkan tanganku merabah-rabah selangkangannya dan mengelus-elus kontolnya dari balik celana tidur yang dia kenakan, wajahnya menatap aku dengan raut heran tapi aku hanya tersenyum padanya. Tanganku kemudian menelusup masuk kedalam celananya dan mendapatkan apa yang kucari, ya… penis suamiku yang masih setengah tegang akibat elusanku dari luar celana.

“tapi mas?, mas kelelahan hari ini dan mungkin mas gak akan bisa bikin kamu puas nantinya”

“tenang aja mas, pokoknya mas diam aja dan usah gerak, tinggal nikmatin aja ya”

Napas mas Angga sudah kelihatan memburuh akibat rangsangan yang kuberikan, sesaat kemudian dia hanya bisa diam menikmati aksi yang kuberikan. Tak lama aku berusaha menurunkan sedikit celananya dan dengan inisiatif mas Angga sedikit membantu mengangkat pantatnya agar mempermudah aku membuka celananya, memang mas Angga tidak memakai celana dalam kalau sudah mau tidur.

Sekarang bagian bawah mas Angga sudah terbuka dengan celana turun sampai lututnya, dengan terus merangsang kelaminnya aku mainkan dengan mengurut dan mengocok dengan pelan dan menaik turunkan tanganku di kontolnya dengan intensitas sedang yang membuat dia keenakan sambil matanya tertutup meresapi sensasi nikmat dan dengan sedikit suara desahan kecil dari mulutnya.

“gimana mas? Enak gak?”

“Ahhh….. enak….. mah…..” jawabnya sambil mendesah kenikmatan.

Aku terus melanjutkan aksiku memijat, mengocok lembut kontolnya yang sepetinya di bagian kepala sudah mengeluarakan lendir precumnya yang meleleh dan otomatir aku pelintir bagian kepala kontol itu dengan lendir tersebut sehingga kepala kontol mas Angga sudah licin akibat lendirnya tersebut yang membuat mas Angga makin keenakan dari raut wajahnya.

Sepertinya servis yang kuberikan padanya sangat dia sukai, aku kemudian menaikkan salah satu kakiku ke atas pahanya dan kemudian satu tanganku yg menganggur kugunakan membelai wajahnya yang bersih tanpa bulu seperti pria dewasa pada umumnya. Secara tiba-tiba aku arahkan wajahku ke wajahnya dan aku kemudian mendaratkan bibirku di bibirnya otomatis membuat kami berciuman dengan panas sambil bertukar air liur dari mulut kami masing-masing.

Kegiatan itu terus aku lakukan dengan intens dan mas Angga terus mendesah di balik ciuman yang kami lakukan, tak tinggal diam aku juga sudah terbawah suasana dan ikut terangsang akibat percumbuhan yang kami lakukan disertai elusan dan remasan mas Angga di pinggang dan buah dadaku. Karena sudah terbawah suasana aku menghentikan aksiku di kontolnya dan dengan cepat menurunkan celana tidur yang aku pakai dan tanpa basa-basi aku menaikkan badanku ke atas pangkuan mas Angga dengan kembali menggenggam kontolnya yang telah tengang.

Dengan memposisikan kontol mas Angga di pintu masuk vaginaku, secara perlahan aku turunkan badanku dengan otomatis penis itupun perlahan masuk dan aku berusaha meresapi setiap gesekan penis itu saat membuka jalan masuk ke lobang senggamaku. Mas Angga mengerang denga suara agak tertahan mengekspresikan kenikmatan kontolnya terjepit mememku.

“arghhhhhh….. enak sekali mah”

“iya mas…… aahhhhh…….. “

Sesaat kemudian penis itupun terbenam seutuhnya dalam liang cintaku, untung aku tadi sdh teranggsang jadi liang senggamaku sudah memiliki lendir agar penis suamiku masuk dengan lancar dibantu dengan kontol mas Angga yang licin karena lendir precumnya tadi. Kami terdiam sejenak meresapi kenikmatan yang ada.

Tanpa berlama-lama akupun memulai kembali aksiku dengan menaik-turunkan pantaku dengan otomatis kontol mas Angga keluar masuk bergesekan dengan dinding memekku dan rasanya sangat luar biasa nikmat, sekarang aku yang aktif menyetubuhi suamiku yang terdiam di bawah diriku menerima perlakuan dariku. Dia hanya menahan pinggangku yang sedang naik turun di pahanya sambil matanya tertutup menikmati perlakuanku pada kontolnya.

Dengan gerakan konstan kami bersetubuh dalam sepihnya malam, mengejar kenikmatan yang sudah merasuk ke otak kami berdua. Tumbukan kelamin kami bersuara menghasilkan irama khas yang akan membuat iri siapa saja yang meyaksikannya. Suara decitan lendir antara kedua kelamin betina dan jantan saling beradu dan tidak terasa lelehan lendir kelamin kami telah meleleh ke selangkangan mas Angga membasahi kantong testisnya seiring desahan mas Angga makin memburuh dan keras menandahkan sebentar lagi dia akan mendapatkan pelepasan.

“ahhhh….. ahhhhh… mama pintar sekali”pujiannya membuatku semakin semangat menaik-turunkan tubuhku di pangkuannya.

“ahhhhh….. ahhhhh…. Iya…. mas…..” balasku kepada mas Angga dengan desahan karena terbawa suasana.

Beselang 3 menit kemudian kurasakan batang kontol mas Angga sudah mulai berkedut menandakan dia sudah mulai melakukan pelepasan cairan spermanya kedalam liang kenikmatanku. Dan benar saja berselang beberapah detik kontol mas Angga berkedut-kedut di dalam memekku sambil menembakkan cairan cinta yang mengandung jutaan benih yang kuharapkan bisa membuatku hamil agar kami bisa memiliki anak yang selama ini kami dambahkan.

“arghhhhhhh…….. aku…. Sampai….. mah….. ahhhhhhh……..”

Crott….. crottt… crotttt…

Walaupun sudah melakukan ejakulasi dialam vaginaku, aku tetap berpacu menaik-turunkan badanku mengejar kenikmatan untuk diri sendiri tp sanyang seribu sayang karena segera mas Angga menahan pinggulku untuk menghentikan aksiku, mengetahui isyarat dari mas Angga untuk menghentikan aksiku. Akupun mengerti dan menuruti maksudnya tapi aku sebisa mungkin menyembunyikan kekecewaan dalam hatiku karena kembali perasaan tergantung di tengah-tengah memasuki pikiranku.

Kami tetap terdiam dalam posisi saling berhadapan dan kemudian aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan kami pun melumat bibir satu sama lain selama kurang lebih satu menit kemudian menghentikannya. Tersa didalam memekku kontol mas Angga sudah mulai melemas dengan demikian kegiatan kami harus berakhir. Walaupun kecewa tapi aku berusaha menutupinya dengan tersenyum pada suamiku dan sesaat aku pun bangkit dan terlepaslah kelamin kami berdua dan mengalirlah lendir putih dari lobang memekku mengenai perut serta penis lemas mas Angga.

Setelah pesetubuhan tersebut kami berdua segerah membersikan diri masing-masing di dalam kamar mandi dan segera merapihkan baju tidur dan kembali ke tempat tidur untuk melanjutkan intirahat kami malam ini.

“makasih ya mah…” ucap mas Angga sambil mencium keningku.

“sama-sama mas, aku juga berterima kasih buat ijin yang mas berikan tadi”

Tak beselang lama, kamipun berdua tidur dengan posisi mas Angga memelukku dari belakang. Kamipun menuju alam bawah sadar kami untuk menjeput tidur tp perasaan tanggung tadi masih terbawah pikiranku samapi tertidur.

Walau kecewa setidaknya ada hal lain yang membuatku senang hari ini karena mengingat taruhanku dengan abah beberapah hari yang lalu aku nyatakan bahwa akulah pemenangnya dan besok aku akan sampaikan langsung pada abah mengenai kemenanganku ini setelah itu membuat persiapan liburan nantinya ke kampung halaman abah Sarto.

Bersambung…….



 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd