Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Kembali Ke Jalan Yang Benar (?)

Siapa menurut kalian yang harus lebih dahulu di eksplore ?

  • Shinta

  • Desy

  • Tita

  • Temannya Tita


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.

no mercy

Pendekar Semprot
Daftar
12 Apr 2011
Post
1.869
Like diterima
215
Lokasi
Kastil Redmont - Kerajaan Araluen
Bimabet
Semangat Vagi suhu suhu semua, ini cerita pertama newbie nih, kalau gak salah sih. jadi mohon dimaapkeun kalau diluar ekspektasi suhu - suhu semua ya .

Caci maki dan bullyannya newbie terima dengan senang hati. dan kritik saran juga diterima.

==============================

Prologue .

"sssshhh Ahhh,,mas udah atuh mas, asupkeun, neng tos teu kuat, nanti jebol duluan ihh.." rengeknya dengan manja.
"hhabbarrss nehhng, hagi hasik nii (sabar neng, lagi asik nih)" timpalku dengan tetap sibuk menjamu vaginanya dengan kelihaian lidahku.
"ssllurrp, slup slupp,slurrppp" suara lidahku ketika beradu dengan vagina mojang sunda ini begitu ramai, ditambah dengan celotehan birahinya.

"ssshhhaaduhh, mas, atuh cepetannnhh, aahh, sshh, aah,, aaa, Masss, nenggkk, keluarrr niiichhhhh aaaaahhhhhh" Shinta menggelinjang dengan hebatnya, dan sempat mengejang selama beberapa detik, disertai dengan semburan cairan kenikmatan dari vaginanya yang merona.

"sshhh, ahh, Aa jail ihh, neng k ke ke luarr duluan tuh" erangnya sambil menahan gejolak derai kenikmatan dari "bibir bawah"nya yang seksi.

"hehehe, nggak apa - apa neng, yang penting mah si eneng enak duluan, sekarang mas masukin yah, siap siap nih" ujarku sambil menyiapkan Junior untuk menggempur vagina Shinta si mojang sunda yang kebetulan tidak bernasib baik, karena harus terpaksa bekerja sebagai penyalur hasrat para pria hidung belang.

==============================

Bab 1. Pertemuan

Hai gaes, namaku Clark, tepatnya Clark Anggoro Setiawan, saat ini aku berusia 30 tahun. Mungkin kalian heran sama namaku, ya karena memang saya dilahirkan dari seorang ibu berdarah Jawa dan ayah berdarah campuran Jawa-Inggris, dan kebetulan ayahku penyuka film Superm*n yang tokoh utamanya si cowok bertubuh atletis itu. Tapi sayangnya perawakan si pahlawan super itu tidak terjadi padaku, hehehe, yes. Walaupun tinggi ku 173cm dan berat badanku ideal 75kg, tapi tidak dengan urusan perut. Kebiasaanku yang suka ngemil membuat tampilan tubuhku tidak se atletis binaragawan, tapiiii, biar begitu aku gemar berolahraga lho, entah apa yang menyebabkan tubuhku tidak bisa atletis. Dan walau bentuk tubuhku tidak terlalu atletis, namun keperkasaanku dapat diacungi jempol (boleh dong sombong sedikit), terbukti dari mantan-mantanku yang sampai saat ini selalu terngiang dan merindukan kejantananku yang tergolong standart untuk orang Asia. Dengan ukuran kurang dari 17cm namun ketebalannya yang menurut mereka pas digenggam dan di"lumat" oleh vagina sempit (menurutku) mereka. Oh iya, selain dengan mantan pacarku, aku memang tidak pernah bergelut dengan dunia lendir sebelumnya.

Saat ini aku bekerja di sebuah perusahaan multimedia sebagai konsultan advertising di kota Jakarta, tidak ada yang aneh sih dengan keseharianku, berangkat kerja pagi hari dan pulang sore harinya, oh ya, demi membantu menjaga kestabilan udara di Jakarta, aku juga mencoba untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi saat bekerja, selain karena memang tingkat kemacetan yang terkadang bikin stress, apalagi jarak antara rumahku dengan kantor yang terbilang memiliki "jalur neraka" di Jakarta Timur, jalur yang terkenal macet kalau pagi dan sore hari, selain itu aku juga lebih senang kalau bisa berinteraksi dengan orang lain. Nah kebiasaan inilah yang menuntunku ke "lembah kenikmatan dunia" hingga saat ini.

Semua itu berawal 6 tahun lalu di sebuah bus kota berjalur khusus, saat itu aku berangkat agak siang, karena memang ada janji untuk meeting dengan salah satu klienku yang akan memasang iklan di perusahaan tempatku bekerja. Saat sedang mengantri untuk melewati gate, tampak seorang wanita muda di depanku kebingungan sambil mengacak-acak isi tas kecilnya.

"duhh, dimana ya gue taro', apa lupa lagi ketinggalan pas mau keluar apartemen tadi, ahhh shit bisa telat meeting kalo gue harus balik lagi ke apartemen" umpatnya.

Karena aku juga tidak ingin terlambat, dengan sok gentle diriku mencoba menawari pinjaman kartu untuk di tap ke gate.
"mmm maaf mbak, ini silahkan bisa pakai punya saya dulu, biar nggak terlalu antri di belakang"ujarku, sambil menyodorkan kartuku
"ohh iya, maaf ya mas, saya pinjam dulu, nanti saya ganti uang tapnya"jawab wanita cantik ini, sambil mengambil kartu dan mentap di mesin, saat sudah bisa melalui gate kartu kemudian diserahkan kembali kepadaku.

"ini mas, makasih lho ya, oiya, ini saya ganti uangnya" sambil menyodorkan uang, namun aku menolaknya, bukan karena gengsi, tapi memang menurutku kita harus saling membantu sesama manusia, betul tak ?

"nggak usah mbak, santai aja, lagian juga saya mikir kalau lagi ada di posisi mbak pasti sama bingungnya, apalagi di suasana pagi yang crowded begini. Bakal tambah salting pasti, hehehe" ujarku santai.

"hehehe kalo gitu thanks ya mas, oh ya nama gue Tita."ucapnya sambil menyodorkan tangan, dan melepaskan embel-embel "saya-kamu" yang menurutku menghilangkan keformalitasan antara kami.
"oh, iya.. Clark, tapi temen temen lebih seneng panggil Mbun," jawabku sambil menyalami tangannya, dan oh God ternyata tangannya lembut sekali, seakan tanganku menyentuh kapas, lentik jarinya kontras dengan jari-jemariku yang 'agak' tambun.

"lho, kok bisa ? jauh banget dari Clark ke Mbun" tanya Tita, heran.

"soalnya perut gue mendukung, sama postur tubuh yang agak bongsor yang bikin temen pada manggil Mbun, kependekan dari tambun, atau badan gede, yaaa bisa dibilang gendut lah, gue gak marah kok" selorohku panjang.

" ha ha ha ha ha, bisa aja loe mbun, eh, Clark, nama loe padahal keren lho" ucapnya sambil tertawa kecil, karena sadar kalau kita sedang di tempat umum.

"hehehe, dah santai aja, bebas lah manggil gue, mau nama atau panggilan sehari-hari juga gpp, yang penting gue dah seneng banget hari ini" ucapku kepada nona cantik bak bidadari yang saat ini berdiri disampingku.

"lho kok bisa ? pasti habis gajian ya, atau habis dapet lotere, atauuu, habis dapet jatah dari tante-tante" cerocos wanita cantik ini tanpa tedeng aling-aling yang mengakibatkan beberapa pasang mata tertuju kepada kami. Namun aku cuek aja, toh aku tidak mengenal mereka, dan juga aku tau kalau Tita sedang bercanda bertanya itu.

"hahaha yaa gak lah, kalo dapet jatah tante, mending gak usah kerja kali, ye gak?"timpalku,
"oh iya, anyway, mau ke arah mana Ta ? Kok daritadi gue liat lu ga beranjak naik bus,? kayaknya daritadi udah beberapa bus lewat dari dua arah berbeda deh?" tanyaku dengan penuh harap kalau jawabannya karena asik ngobrol bersamaku (PD boleh dong)
“iya nih, gue sih mau ke arah Sudi*man eSCeBeDeh, tapi lagi gak mood banget.”jawabnya lesu

“nah lho, ko bisa gak mood, padahal biasanya mah masih pagi gini pasti semangat berangkat kerja, eh iya anyway emang lu kerja disana ?”berondongku dengan pertanyaan penuh selidik

“iya Mbun, eh gue panggil Mbun gak apa apa kan?”

“Bebassss, kan gue bilang, asal jangan teriak maling apa pemerkosa aja, bisa dikeroyok orang se shuttle gue”candaku dan itu sukses membuatnya tertawa terbahak-bahak.

“Hahahahahaha, yaaa kali gue teriak disini, lagian juga klo yang merkosa elu sih gue bakalan pasrah aja deh”timpalnya, dan kata-kata terakhirnya -diucapkan setengah berbisik- barusan sukses membuat babyC –sebutanku untuk si Otong- menggeliat. Berhubung naluri kelelakianku menangkap radar mesum, langsunglah aku timpali dengan nada candaan yang tidak kalah hotnya

“ehh ati-ati lho, kalo gue perkosa nanti yang ada malah minta nambah”

“Wooww, mau doong nambah”timpalnya dengan nada canda, tapi kali ini tampak sedikit raut keingintahuan dari soro matanya.

“yakiiinn? Sini sini, dekat dekat papah”pancingku

unch unch unch, papahh, mamah tak tahan laaa”

“Hahaha, udah ah, pagi-pagi malah nggak jelas, bytheway gue juga mau ke arah sana, karena kebetulan gue ada meetup pagi ini sama klien kantor gue” aku mengakhiri flirting supaya tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Namun sempat ku akui adegan beberapa saat lalu membuat kepala bawah mulai senut-senut, tapi begitu aku cek jam di tanganku, ternyata aku harus segera bergegas.

“Eh Ta, lu masih mau lama disini? Gue harus segera naik bus berikutnya nih, biar gak telat, soalnya meetup sama klien sekitar 1 jam lagi.”tanyaku berharap Tita untuk bareng denganku, dan ternyata terkabulkan.

“Hayuk Mbun, bareng aja, gue juga mau ada meeting sama bos, katanya sih mau ada perjanjian gitu buat iklan perusahaan kita sama salah satu advertiser rekanan dia”

Mendengar itu kok seperti ada secercah harapan ya, semoga aja bosnya dan klienku itu orang yang sama. Tidak lama kemudian, bus jurusan yang kami tunggu akhirnya datang. Berhubung jam sibuk kantor, maka aku sudah menduga kalau akan penuh, apalagi di hari Senin yang notabene awal minggu ini. Dan aku mempersilahkan Tita untuk mendahului masuk, kemudian aku mengikuti tepat dibelakangnya, kita menempati area dekat pintu karena memang untuk bisa masuk lebih ke dalam tidak cukup lagi. Karena jarak yang cukup dekat, tak ayal membuatku bisa mencium aroma shampoo yang digunakan Tita, belum lagi ditambah parfum yang menurutku tidak terlalu tajam wanginya. Sehingga mengesankan elegan dan juga sensual.

Oh ya, belum kuceritakan bagaimana bentuk fisik seorang Tita, dengan tinggi 160cm taksiranku, cukup tinggi untuk seorang wanita. Bentuk badan padat berisi, bukan gemuk, tapi semok, atau malah yang membuatnya tampak semok karena bokongnya yang agak menyundul kebelakang dan bemper depannya yang agak mancung. Taksiranku ukurannya 36B, tapi entahlah, karena tertutup blazer yang dikenakannya.

Dengan wajahnya khas Indonesia, yang membulat dengan warna matanya hitam cerah (tetap ada putihnya lho) dengan alis tebal tanpa tambahan coretan pensil alis dan pipi yang sedikit chubby, hidung sedikit mancung ke dalam, dan bibirnya tipis mungil sensual, berwarna merah. Namun aku tidak melihat lipstik tebal disana, kurasa hanya menggunakan lipgloss atau semacamnya, dan kulit kuning langsat dan halus bak pualam (hiperbola banget gak sih). Dan rambutnya panjang hampir nyaris sepinggang, ditambah dengan asesoris di ujung rambutnya, memberikan kesan manis-manis lucu gemesin gimana gitu.

Dan sekarang, posisinya bisa dibilang lebih menguntungkan lagi bagiku, karena posisinya membelakangi diriku, sehingga membuat otongku secara “terpaksa” tertahan bokongnya apabila bus berhenti atau jalan. Secara naluri babyC meronta-ronta, dan sambil berbisik aku bilang sama Tita.

“Ta, sorry banget nih, otong gue berontak gara-gara “nabrak” bemper lu terus”

Dan jawabannya seakan memberi lampu hijau ditambah dengan NOS maksimal yang membuat mobil melaju cepat dan lebih cepat lagi sampai batas kecepatan maksimal sehingga membuat Don Torreto kewalahan mengejar kecepatan mobil lawannya.

Eh salah cerita.

Oke lanjut, dan jawabannya membuat darah kelelakianku berdesir kencang seperti genderang mau perang

“ehmm, sengaja juga gak apa-apa kok, apa mau disengajain aja?”

“eh, ah, eh itu, anu, aduh, ah bikin gak konsen lu Ta”jawabku gagap.

Dan Tita malah tertawa kecil, dan yang bikin kagetnya lagi tiba-tiba ada tangan menelusup di depan celanaku, yang kemudian ku tahu itu tangan Tita.

“Eh gila lu Ta, ini di fasilitas umum, nanti kalo sampe ketahuan, abis kita” ucapku berbisik kepada Tita

“Biarin aja, siapa suruh tuh otong gak bisa dikendalikan” ucapnya sambil menjulurkan lidahnya

Berhubung memang suasana agak padat, dan jalanan juga sedikit macet, sehingga membuat perjalanan agak sedikit lama. Dan kagetnya, Tita dengan santai mengelus bahkan terkadang memijat babyC walau dari luar celana bahan yang kukenakan, namun sudah cukup membuat tegang. Ternyata tidak seberuntung yang kubilang, karena posisiku tidak bisa ikut “permainan”nya untuk ikut mengeksplor tubuhnya.

Dengan tetap tampang polos, namun jari jemarinya terus bergerak lincah mengelus babyC dan memijatnya. Membuatku semakin gelisah –geligelibasah- tidak menentu. Perjalanan kurang lebih 15 menit ini betul-betul menyiksa birahiku. Terasa dengan lihainya jemari wanita cantik ini meremas, memijat, mengurut batang kelelakianku. Sampai aku berimajinasi bagaimana dengan sentuhan langsungnya di babyC apalagi dengan mulut sensualnya itu. Apa rasanya kalau dikulum oleh mulut mungil nan sensual itu ya. Dan sesekali Tita menoleh dengan wajah sendu dan tatapan penuh birahi, membuatku semakin blingsatan. Oh Titaa, andai saja bus ini kosong, langsung kugarap habis-habisan deh kamu Ta. Akan kulumat bibir mungilmu, kuremas payudaramu dan kuremas bongkahan indah bokongmu itu. Tapi apa daya sekarang ini aku hanya bisa pasrah menerima perlakuan wanita cantik ini, bahkan dengan sengaja pantatnya digesek-gesekkan ke celanaku, semakin menambah kuat desakan birahiku.

“ahhh nikmat bangettt bossss, baru dari luar aja rasanya kayak melayang nih bossss” BabyC seakan menjerit mengisyaratkan keenakannya.

damn, kalo gini caranya bisa jatuh harga diri gue sebagai penyandang lelaki perkasa, mana enak banget lagi remasannya nih cewek” Bathinku meronta, tidak terima dengan perlakuan ini. Namun akhirnya “siksaan nikmat” ini tidak berlangsung lama, karena sudah terlihat gedung yang akan kudatangi.

Begitu telah sampai lokasi, dan kebetulan juga Tita keluar bersama dari bus. Langsung saja ku cubit manja pipinya, entah kenapa aku begitu mudah akrab dengan orang lain, terutama wanita. Mungkin karena memang pembawaanku yang easygoing dan friendly sehingga membuatku mudah untuk akrab dengan orang asing sekalipun. Dan untungnya Tita demikian, karena tidak marah dengan perlakuanku barusan, malah dengan puasnya dia tertawa terbahak-bahak.

“Hahahaha, Mbunnn, mbunn, baru begitu aja udah “bangun” gimana kalo ngelakuin yang lain”

“Ah rese lu Ta, tengsin tau gue, kalo sampe ketauan tadi”ujarku

“Tapi gak apa-apa kan, enak juga kan lu”selorohnya tanpa dosa

“Ya nggak lahh, nanggung gue, kampret lu”ujarku, dan bagai mendapat durian runtuh Tita berucap

“Ya udah, yuk dilanjutin” dengan tatapan menggoda dan penuh hasrat dan bibir bawahnya digigit manja kemudian dengan sedikit lidah dikeluarkan.

Namun karena aku sudah sedikit berpengalaman dengan tatapan seperti itu, tidak serta merta aku sambut gayung, bahkan ku goda Tita kembali.

“emang yakin lu kuat ngadepin babyC gue nih” dengan tatapan nakalku ke arahnya, dan menurutku sukses membuat dia salah tingkah

“ehhmmm, itu kan belum terbukti, bisa aja lu ngomong doang” imbuh Tita

“mau bukti ? hayuk kapan” tantangku

“hayuk, anytime anywhere selama diluar jam kantor”

Merasa ditantang demikian, darah lelakiku langsung berdesir, entah mimpi apa semalam, kok tiba-tiba ada sesosok bidadari tak bersayap datang padaku, dikirim tuhan dalam wujud kamu.

anjirrr ni cewek nantangin euy, okee gue atur strategi biar bisa membuktikan keperkasaan gue” ucapku dalam hati.

“Hahaha, udah ah flirtingnya, nanti gue telat nih mau meeting. Eh kok lu turun disini juga Ta, apa emang kantor lu disini?” aku mencoba mengalihkan pembicaraan, gak lucu juga kan ketemu klien dalam kondisi birahi tinggi, yang ada malah gak fokus nanti.

“Eh iya Mbun” gak lama ada seseorang yang memanggil Tita, mungkin teman kantornya. Seorang wanita juga, yang berperawakan tidak jauh beda dengan Tita, hanya kulitnya agak putih dan wajahnya sedikit oval, dengan rambut sebahu lebih sedikit.

“Hai Ta, baru nyampe lo, mana cowok lo?” ucapnya kepada Tita’

“Eh iya Sya, baru turun dari bus gue, habis si Randy gak bisa nganter gue pagi ini, karna ada tugas keluar kota dan harus flight pagi ini”

Satu hal yang ku tahu lagi, Tita sepertinya sudah punya pasangan, mungkin pacar, karena aku tidak melihat adanya cincin di jari manis Tita.

“owh gitu, eh siapa nih cowok tampan disebelah lo, gebetan baru Ta? Gile lo baru berapa jam di tinggal Randy udah ada gebetan aja” cerocosnya panjang lebar tanpa jeda seperti macan hendak menerkam buruan.

“Apaan sih Sya, ini kenalin namanya Clark, gue juga baru kenal tadi di shuttle karna gue lupa bawa kartu buat tap dan Clark minjemin gue kartunya” jelas Tita.

“Dan kebetulan aja ternyata kita searah. Oh ya Clark, gue duluan ya, nih kartu nama gue” ucap Tita sambil menyodorkan kartu namanya. Dan setelah itu dia bersama temannya meninggalkanku, kemudian sambil berjalan menuju sebuah gedung aku membaca kartu nama yang disodorkannya tadi. Disitu tertulis sebuah nama Arshita Kumala Dewi, S. Sos. Wow wanita berpendidikan tinggi rupanya Tita. Yang tidak kalah mengagetkan disitu jabatannya sebagai General Manager, that’s amazing. Kenapa ? seorang GM masih mau berpeluh keringat di jalanan ibukota dan berdesakan di bus kota. Setau aku sih yaa, kalau sudah kelas GM biasanya minimal antar jemput supir kantor sih. Well , menarik juga nih Tita, yang lebih menarik sih ajakannya dia untuk melanjutkan dan menuntaskan apa yang terjadi di bus tadi. Oh shit, aku malah gak bisa fokus. Oke Clark fokus.

Sesaat kemudian aku sudah berada di sebuah kantor di lantai 31 dari sebuah gedung di area bisnis daerah Sudirman, menunggu klienku yang ternyata sedikit terlambat hadir karena macet. Namun walau demikian tetap kan kita harus hadir lebih dulu, untuk mengesankan ke profesionalitasan kita.

Tidak lama kemudian, masuk sesosok pria tegap dengan penampilan rapih ber jas, dan kemudian menyalamiku. Yang ku tahu beliaulah klienku, pak Gunarto namanya. Berdiri mengikuti dibelakangnya seorang wanita cantik tinggi semampai, kutaksir sekitar 165cm dengan rambut diikat dan bergaya poni di depannya, berkacamata frameless dengan blazer dan dalaman putih yang 2 kancing diatasnya terbuka, dan menonjolkan dua bukit kembarnya yang kutaksir sekitar 36D, dengan wajah oval pipi tirus dan bibir bawah agak tebal. Sepertinya asisten pribadinya.

sorry ya mas Setiawan, saya terlambat, soalnya jalanan macet banget.” Ucapnya minta maaf.

“Oh nggak apa-apa pak, saya juga belum terlalu lama menunggu kok” jawabku

“Oiya kenalkan ini Desy, asisten pribadiku, dia yang nantinya akan sering berhubungan dengan mas Setiawan perihal kerjasama kita ke depannya. Oh ya mari masuk ke ruangan saya, kita berbicara di dalam saja, nanti biar saya minta tolong pak Karjo untuk membuatkan minuman yang baru untuk mas Setiawan” undangnya panjang lebar.

Kenapa beliau memanggilku dengan nama belakangku, karena memang di kartu namaku tertulis C. A. SETIAWAN Konsultan Advertising. Jadi klienku lebih sering memanggil nama belakangku, namun rekan kerjaku lebih sering memanggil nama depan atau tengahku, yaa selama masih masuk diakal, terima saja lah.

Ternyata selain penampilan yang macho, pak Gun ini juga tipikal orang yang low-profile, padahal yang kutau dari boss ku di kantor, beliau pemilik saham terbesar di beberapa perusahaan ternama ibukota, namun beliau tetap bekerja dan memilih membangun usaha yang jauh dari perusahaan yang di investasikan olehnya. Dan sifat baiknya itu terlihat saat beliau berbicara dengan pegawai kantornya, tidak terkesan bahwa dialah bosnya disitu, tapi lebih kepada dia adalah pemimpin. Yes, perbedaan antara bos dengan pemimpin terlihat jelas.

Oke lanjut deh, ini kan cerita panas yak, bukan novel, sorry – sorry.

Selama kurang lebih 2 jam kami membahas kerjasama yang berakhir dengan kesepahaman yang akan dituangkan dalam perjanjian tertulis. Dan terakhir, beliau mengajakku makan siang, karena memang sudah masuk waktu makan siang. Namun karena aku masih ada janji dengan klien lain, maka dengan halus kutolak ajakannya.

Saat berpamitan dan bersalaman dengan asisten pribadinya, entah sadar atau tidak, jari asisten pribadinya seperti menggaruk telapak tanganku, dan saat kupandang, dia seperti mengerlingkan matanya kepadaku. Damn, kenapa aku malah berfikiran liar ya, ingin rasanya kutubruk tubuh sintal wanita ini, dan kunikmati dengan segenap jiwa dan ragaku. Pastinya akan kukerahkan seluruh kemampuanku untuk membuat wanita ini terkapar kelelahan. Namun sejenak aku teringat bahwa beliau adalah rekan kerjaku ke depan, dan juga karena demi menjaga kesopanan, aku hanya tersenyum dan kemudian berpamitan, bisa runyam urusannya padahal baru deal proyek, masa batal gara-gara kerlingan mata nakal tuh aspri.

Saat menuju lift, dan sedang menunggu, samar kulihat dari belakang seperti wanita yang baru kukenal pagi ini. Dengan hati-hati ku panggil saja namanya, “Bu Arshita” dan wanita itu menoleh, ternyata benar dia. Sejenak terpana dengan kehadiranku disitu, dan tidak lama menyambut dengan ucapan panjang lebar.

“ehhh pak Clark, kok bisa di sini, hayoo pasti kamu ngikutin aku ya sampai ke kantorku. Wah bahaya nih, bisa diculik nih saya nanti”

Kampret nih orang, bikin aku malu aja, mana lagi banyak orang juga nunggu lift, karena memang jam makan siang.

“eh anu, bukan gitu bu, kebetulan saya juga habis meeting di PT sebelah situ.”jawabku tergagap.

“ohhh kirain aku dimata-matai tadi, oke deh, kamu mau turun, yuk bareng aja, sekalian kita makan siang yuk”

Mungkin pembaca heran, di atas tadi bahasanya terkesan gaul, tapi kok tiba-tiba jadi formal. Yups, karena setelah membaca kartu nama tadi, dan juga menjaga etika di sebuah gedung, makanya saya mencoba bersikap sopan dengan memanggil Tita menggunakan titel di depannya, dan juga setelah membaca posisi beliau di perusahaan tersebut semakin berusaha menjaga image beliau kalau-kalau ada karyawan atau kolega beliau di gedung tersebut yang menyimak pembicaraan kami.

====== Bersambung ke Bab 2 ======
 
“Hahahaha, bisa aja lo Mbun” Sasya tertawa mendengar guyonanku, sambil tetap mengunyah makanannya.

Hush, kalo lagi makan tuh jangan sambil ketawa, Sya, nanti keselek lho”Tita memperingatkan teman kantornya itu.

Entah mungkin dewa keberuntungan sedang berpihak padaku, saat bertemu Tita waktu menunggu lift tadi, ternyata temannya yang tadi pagi bertemu juga sedang bersama Tita.

------------------

“Hai mas ganteng, ketemu lagi kita. Kenalin nama gue Sasya” ujarnya sambil menyodorkan tangannya mengajak bersalaman. Tangan lembutnya terasa, bahkan kulitnya terasa halus sekali seperti , mmm apa ya, ah entahlah, yang jelas cewek idaman pria pastinya.

Dengan body yang lebih bahenol dari Tita, Sasya sedikit menunjukkan “sisi nakal”nya dengan berpakaian agak “berani”. Mengenakan blazer berwarna biru gelap, dengan dalaman kemeja yang 3 buah kancingnya terbuka, entah sengaja atau memang tidak bisa menutupi “besar”nya buah dada yang kutaksir mencapai 38D. Dan baru kali ini detail keseluruhan tubuhnya dapat kulihat. Tatapan matanya yang sendu, dengan alis tebal dan hidung agak sedikit mancung. Bibir tipisnya itu seakan mengundang untuk dilumat.

------------------

Di kantin kantor tersebut, kami bertiga ngobrol layaknya teman akrab, seakan-akan aku sudah lama mengenal mereka berdua. Ternyata kedua wanita cantik ini sama-sama belum menikah, mereka mengatakan kalau mereka memang tengah mengutamakan karir terlebih dahulu. Mengetahui hal itu aku berseloroh “Terus, gimana kalo pas lo berdua lagi pada, maaf, horny? Well, karena yang gue tau wanita seumuran kalian itu lebih sering merasakan sensasi ingin disentuh.” Aku cuek saja dengan mempertanyakan hal itu, karena aku yakin mereka juga pasti fine-fine aja. Yaa paling kalau mereka gak suka, pasti aku sudah ditampar dan mungkin disiram minuman karena sejak awal di kantin aku selalu menyempatkan flirting ke Tita dan Sasya.



“yaa kalo gue sih udah punya cowok, jadi kalo lagi kepengen tinggal senggol cowok gue deh, gak tau tuh kalo Sasya. Selama ini gue gak pernah tau kalo emang dia cewek normal, soalnya jarang gue liat jalan sama cowok” ujar Tita panjang lebar, yang disertai dengan pukulan kecil dari Sasya.

“Aihh, apaan sih Ta, enak aja lu, gue cewek normal juga keleus. Lu gak liat apa dandanan sama badan gue yang lebih semlohai dari lu” kata Sasya sambil memamerkan bentuk tubuhnya di depan kami, tanpa malu-malu bahkan terlihat sekilas Sasya mengerlingkan matanya ke arahku dan sedikit meremas payudaranya saat berdiri barusan.

Hmmm, kayaknya calon-calon garapan nih”bathinku berujar, yang mengakibatkan babyC berontak. Dengan nekad kuberanikan diri bertanya

“trus balik lagi ke pertanyaan gue tadi, gimana kalo lo pada horny. Oke Tita udah jawab, klo lo Sya ?”

“kalo gue horny, gue tinggal ngajak lu ke hotel terdekat sini dan kita bagoyang bersama”jawab Sasya tanpa malu, bahkan lebih menjurus ke arah yang diinginkan. Hehehe

“eits, hati-hati klo gue kepengen nanti bakal gue culik lu dari sini”

“culik aku kaka, culik aku, aku rela kamu culik asalkan kamu juga setubuhi aku”

“Anjirr, ini cewek malah nantangin, awas aja lu nanti, kena sama gue, gue bikin lemes sekujur tubuh”batinku berteriak, dan didukung dengan babyC yang menyemangatiku untuk terus berproses dengan wanita yang ku ketahui asal salah satu kota besar di Sulawesi Utara yang terkenal dengan buburnya.

“Awas lo nanti gak kuat ngadepin gue, terkapar-kapar nanti” ucapku sambil memainkan lidah dengan bibirku dan melihat reaksinya. Ternyata reaksi gadis ini sungguh di luar dugaan, tanpa rasa malu Sasya malah meremas payudaranya dan menggigit bibir bawahnya. Dan tatapan matanya, ahh tatapan matanya itu menyiratkan birahi yang tengah bergumul untuk segera dituntaskan.

“Asshhh, shit lu bikin gue horny aja siang-siang gini, Taaaa, gue pinjem yak si baby tampan ini” ujar Sasya kepada Tita

“lahh, pinjem, emangnya dia barang, hahaha hati-hati lo Sya, kayaknya nih si baby tampan lo lagi horny juga, gara-gara yang tadi gue cerita sama lo itu, pas gue di bus, hihihi” ungkap Tita

What, Tita cerita perihal kejadian di bus tadi sama Sasya ? pantes ini anak berani banget bergaya sensual dan mengundang birahi babyC. Memang sih, Tita dan Sasya –menurut pengakuan mereka- sudah bersahabat sejak kecil. Sejak balita rumah mereka memang bersebelahan, dan terus bermain bersama sampai usia sekolah menengah, Tita terpaksa harus pindah rumah, karena mengikuti ayahnya yang dipindahtugaskan ke Jakarta. Dan selepas SMA, Sasya pun merantau ke Jakarta karena ingin melanjutkan kuliah, dan kebetulan mereka juga berkuliah di kampus yang sama. Sejak kecil keduanya sama-sama saling memiliki prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Tita, katanya, selalu juara kelas dari sejak SD sampai SMA. Dan juga gelar sabuk hitam karate disandangnya saat ini. menurut Tita cewek itu perlu belajar beladiri untuk berjaga-jaga apabila ada kejadian yang tidak diinginkan. Bener juga sih, apalagi jaman sekarang banyak orang nekat, yang bahkan tidak peduli dimana dan siapa korbannya, kalau birahi sudah memuncak.

Nah Sasya sendiri tidak kalah hebat dalam prestasi, selain juara kelas, Sasya juga pernah mengikuti olimpiade matematika mewakili sekolahnya pada tingkat kota di Sulawesi. Hebatnya, dia bisa menyabet juara kedua dalam lomba tersebut. Kalau masalah beladiri, Sasya sedikit menguasai ilmu beladiri Judo, dan juga menurut pengakuannya, dia aktif mengikuti yoga. Katanya sih biar tubuh sehat aja, tapi menurut pengetahuanku, orang yang ikut yoga biasanya termasuk yang tahan lama di ranjang. Kita akan buktikan nanti.

“Yaaa, kan elu yang pertama kenal, jadi gue ijin dulu lahh”

“yeee, ngapain pakai ijin segala. Kalo mau mah sana bawa aja, tapi awas kayaknya cowok ini ganas lho di ranjang”

“Ihhhh, Tita, jadi tambah pengen nih gue, “ rengek Sasya yang semakin gelisah.

Dan aku hanya bengong mendengar percakapan dua sahabat ini, tanpa malu mereka saling melempar kata yang kalau orang lain mungkin sudah risih atau bahkan tidak mau mengucapkan di depan umum, apalagi yang dibicarakan ada bersama mereka. Memecah obrolan mereka, aku berujar “Hei ladies, gue masih disini lho. Loe pada ngomongin gue dan gue denger nih, ya udah gak usah ribut, berdua lo maju juga gue masih sanggup kok” godaku.

“Whuuuuhuuu, dia nantangin nih”ujar Tita.

“Sya, lo maju aja duluan, gue jaga gawang, jangan lupa pakai teknik overloop terus umpan silang dan jangan lupa umpan lambung, kalo udah didepan gawang sedikit digoyang biar masuk”

“dan Goooooollllll!!” ujar Sasya setengah berteriak, yang mengakibatkan beberapa pasang mata melirik ke arah kami.

Di sini aku sempet bingung, ini orang berdua waras gak sih ya, mulai dari Tita yang baru pertama ketemu udah berani pegang-pegang babyC. Sampai Sasya yang dengan pedenya mempertontonkan aksi teatrikal birahi walau hanya sekilas di depanku. Ah tak jadi soal, yang jelas sepertinya hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan buatku dan babyC.

“eh eh eh, lo berdua kenapa sih, awas hati-hati lo Ta, tadi pagi udah bikin gue horny, dan sekarang ditambah pembicaraan ini. Nanti beneran gue culik temen lo nih”

“Hahaha, kan ada yang udah gak tahan kan Sya, eh apa lo juga sama ya?”goda Tita ke Sasya

“hihihii, iya nih, maklum gebetan gue udah lama gak “nyentuh”, gara-gara ceweknya jadi overprotek pas terakhir cowoknya ketahuan jalan sama cewek lain”

Damn, pucuk dicinta birahi tiba nih.

“Sshhtt, kalian berdua tuh ya, inget girls ini tempat umum lho. Lo berdua pada gak takut apa kalo sampe ada yang denger”

“hehehe, santai aja, kalo ada yang berani sama Tita, minimal pulang dari gedung ini kalo masih bisa selamat ke rumahnya, itu udah bagus. Soalnya bokapnya Tita kan pemilik gedung ini”

Duuuaarrrrr, untuk yang kesekian kalinya aku kaget mendengar informasi dari Sasya. Pantas saja Tita dengan pedenya ngobrol masalah begini tanpa takut di pandang sinis sama orang sekitar, berarti itu berlaku juga denganku. Macam-macam sama Tita, habislah aku.

“apa sih Sya, gak gitu juga kali ah. Jangan bikin takut Awan deh” ucap Tita mencoba meredam kekagetanku. Dan wanita ini memanggilku dengan nama berbeda lagi, karena memang saat melihat kartu nama yang ku berikan sebelumnya, tertera nama belakangku.

“tuh liat, sampe terkaget-kaget dan terheran-heran kan dia” imbuhnya.

“hahaha, santai aja Wan”ujar Sasya mengikuti memanggilku dengan nama panggilan yang dikatakan Tita barusan. “biar begitu, bokapnya baik kok. Malah sepertinya posisi lu bisa menggeser posisi cowoknya Tita nih di mata bokapnya” tambah wanita semok ini.

Wait,kok dia bilang posisiku bisa menggantikan, memangnya seperti apa pacarnya Tita?

hush, ngaco lagi kan lo Sya. Secara bokap gue tuh udah “jatuh cinta” banget sama Randy, gak bakal bisa lah ada yang “menggeser” posisi Randy di mata bokap”sanggah Tita, namun terlihat wajah sendunya saat berucap itu. Sepertinya ada yang disembunyikan dari Tita, tapi apakah itu aku tak tahu. Mungkin nanti di akhir cerita akan terkuak, jadi tetap bertahan di Thread ini ya.

Sesaat kemudian ada notif WA masuk ke hapeku.

“Selamat siang, dengan mas Setiawan ya ?”

“Saya Desy, asisten pak Gunarto yang tadi meeting bersama mas Setiawan”

“Apakah mas Setiawan ada waktu sore ini selepas pulang kerja ? untuk membahas kelanjutan kontrak kerjasama antara kantor kami dengan kantor mas ?”

“Oh bu Desy, ya bu saya masih ingat kok. Oke selepas jam kerja ya ? mau ketemu dimana bu?”

“Jangan panggil bu, dong mas, panggil aja Desy, kan kita bukan lagi ngobrol di kantor, hehehe

“Kita ketemu di cafe xxxx aja ya, di dekat kantor, tau kan ?”

“Hehe, sorry Des, habis kebiasaan sih kalau urusan kantor pasti manggil pak atau bu. Oke yang di dekat parkiran motor di depan Lot 8 yah ?”

“Iya mas, okee see ya. Aku udah sampai sana paling sekitar pukul 7 malam”

“Oke deh, see you



“Woi, Wan, sibuk bener sih sampe kita dicuekin, pasti lagi bales chattingan cewek lo ya?” ujar Sasya mengagetkanku

“Hehe gak kok, ini tadi klien yang gue temuin barusan, minta meet up di cafe xxx”

“Ow gitu, kirain lagi sibuk sama cewek lo, kan kita jadi cemburu nih, ya gak Ta?” ujar Sasya meminta persetujuan kawannya itu

“ah elu aja kali yang cemburu, kenapa gue di bawa-bawa. Ngapain gue cemburu, kan udah ada Randy”

“yaaa gue tau Ta, udah ada Randy. Tapi emang lo beneran suka sama dia?”

“emmm kalo itu sih udah jelas lah”jawab Tita, tapi ada raut keraguan dari wajahnya.

Sepertinya benar dugaanku, ada sesuatu antara hubungan Tita dengan pacarnya itu. Tapi sudahlah, toh aku bukan siapa-siapa Tita, dan lagipula kami juga baru berkenalan tidak lebih dari 12 jam. Apa kata Tita nanti kalau sampai aku kepo bertanya tentang hubungan mereka.

“Eh iya, udah mau jam 2 nih, lo gak pada masuk kantor lagi?”tanyaku kepada mereka.

“ahhh iya ya, duh sampe lupa gue, habisnya gue makan ditemenin sama cowok ganteng sih. Jadi lupa kalau udah waktunya masuk kantor lagi. Ya udah deh, yuk Ta kita balik ke atas.” Ajak Sasya kepada Tita. Namun Tita terlihat sedang melamun, sehingga untuk kedua kali Sasya mengajak Tita, kali ini dengan setengah dikagetkan.

“Woiiiii, ayoo, malah bengong. Udah nanti lo telpon aja si Awan biar lebih puas ngobrolnya, tapi jangan lupa gue dulu yang nelpon dia ya” ujar Sasya

“Eh, apaan dah lu Sya, ya udah yuk masuk yuk. Wan, gue duluan ya”ujar Tita sembari menggandeng tangan sahabatnya itu. Dan tidak lama, kedua bidadari itu sudah berlalu dari tempatku duduk. Karena memang masih ada janji dengan Desy, maka aku tetap berdiam disitu dan memesan minuman sambil membuka laptopku untuk mengirim laporan terkait dengan hasil rapat hari ini.

-------------------------------------

“Nah jadi begitu ya mas, pengennya pak Gun nanti begitu kita sudah teken kontrak langsung aja dijalanin. Nanti mas butuh apa aja bisa hubungi saya”ujar Desy.

“oke Des, gampang kalau itu sih, nanti tinggal ku kontak bagian produksi di kantor biar segera mereview keperluan periklanan perusahaan pak Gun. Oh ya btw udah malem nih, yuk kita pulang. Saya juga masih harus buat laporan mengenai hasil pertemuan hari ini nih”

“iya mas, yuk, saya juga udah lelah nih. Mau cepat sampai apartemen”

“Lho kamu tinggal di apartemen tho ? apartemen mana ?”

“Di daerah Kelapa Gading mas, yaa dekat-dekat situ lah”

“terus kamu pulang naik apa nih Des ?”

“belum tau, paling taxi online mas”

Sepertinya ini bisa kucoba untuk “mendapatkan” Desy.

“gimana kalo bareng aja, searah sih kita tapi nanti aku turun duluan. Lumayan kan ngirit ongkos juga”

“boleh juga mas, lagian saya juga takut kalo sendirian. Kalo ada mas kan minimal ada yang jagain sampe deket rumah.”

“jadi saya Cuma dijadiin bodyguard nih?”candaku

“habisnya mau ngajak mas sampe apartemenku belum tentu mau, hihii”goda Desy, sambil disertai kerlingan nakal. Asikk lampu hijau nih.

“lha, emangnya kamu udah nawarin aku? Lagian mau ngapain coba aku ke apartemen kamu ?”pancingku.

“eh iya ya, oon deh aku. Yaa maksudnya anterin sampe apartemen gitu, mau nemenin sampe dalem juga boleh. Mau ngelonin juga gak apa-apa”tanpa sensor wanita cantik ini mengirim kata tantangan untukku.

“Ehhh, nanti kamu gak kuat lho ngadepi aku. Hahahha” aku kembali memancing Desy dengan pembicaraan yang menjurus

“ah belum juga terbukti, palingan nanti mas Setiawan yang K.O. di menit ke 5”

Merasa tertantang akhirnya aku balik berujar

“hmm.... kalau nanti sampai kamu yang kalah, jangan protes ya”

“buktiin dulu doong”goda Desy

Memang sedari awal bertemu, seperti ada hasrat terpendam dari wanita ini. sepertinya dia seorang hyperseks. Ah sudahlah kita buktikan saja nanti, tidak lama taxi online yang dipesan sudah datang. Kemudian segera mengarah ke sebuah apartemen yang cukup elite di pinggiran kawasan dengan julukan “kepala naga” itu. Sejenak seperti teringat sesuatu, tapi entah apa aku tidak mampu mengingatnya. Ah Sudahlah, nanti juga ingat kembali.

Tidak lama kemudian, kami sudah tiba di sebuah ruang apartemen. Aku akui kalau wanita memang cukup apik dalam merawat rumah, terbukti semua tertata rapih di ruangan yang bisa dibilang cukup sederhana ini. Terlihat sebuah foto Desy berukuran besar yang terpajang di ruang tamu apartemen tersebut. Dan juga ada seperti mini gallery di meja dibawah televisi LCD, yang kesemuanya merupakan foto Desy yang mungkin saat tengah berlibur di tempat-tempat wisata. Terlihat juga beberapa foto yang berlatar pemandangan di luar negeri.

hmm, sosialita juga nih cewek

Tidak lama, Desy pamit untuk mandi, dan menyuruhku untuk mengambil minuman yang ada di dalam kulkas. Aku mengiyakan dan segera duduk di sofa dan menyetel televisi, melihat siaran berita yang menurutku tidak bermanfaat. Ya memang benar, karena jaman sekarang para pencari berita hanya menampilkan berita dari framming yang menurut mereka dapat menguntungkan stasiun televisi tempat mereka bekerja. Bahkan berita-berita sekaliber nasional pun aku tidak terlalu suka, kecuali kalau memang berita itu aku ketahui secara jelas awal mulanya. Daripada termakan hoax yang tidak penting, mending menikmati sebuah anggur merah dari dalam kulkas wanita cantik yang pasti tidak lama lagi akan juga “kunikmati” tubuhnya.

Tidak lama Desy keluar dari kamarnya menggunakan pakaian tidur yang menurutku sangat minim, bagaimana tidak, dengan potongan baju tidur yang agak tembus pandang memperlihatkan lekuk tubuhnya dan terlihat jelas saat terkena cahaya kalau Desy tidak mengenakan bra. Sehingga dadanya yang montok tercetak jelas dengan puting yang tidak terlalu besar. Kemudian dengan rambut digerai dan kali ini minus kacamata, terlihat aura cantik wajahnya. Tidak lama, Desy duduk disampingku sambil mengambil setoples berisi kacang yang ada disebelahnya.

Karena aku orang yang senang untuk tidak terburu-buru, maka kami selingi dengan obrolan ringan. Dan sepertinya Desy cukup up to date dengan gosip artis-artis yang tengah marak belakangan ini.

“iya mas, kasihan ya mbak itu. Aku pun gak nyangka lho, soalnya perawakan tubuhnya gak mencerminkan dia itu pengguna” ujarnya mengarah ke salah satu artis yang belum lama ini tersandung kasus narkoba.

“yaa mau bagaimana lagi, kasihan sih, tapi itu sudah jadi resikonya dia. Tapi lebih kasihan lagi sebenarnya aku lho”ujarku

“kok bisa mas Setiawan yang kasihan?” tanya Desy

“iya kasihan, daritadi diajak ngobrol tapi gak ditawarin makan, lapar nihh”candaku

“iihh kirain kenapa, ya udah bentar ya kubuatin spagheti dulu”ucapnya sambil memukulku dengan manja. Nah udah kena nih, tinggal melangkah ke tahap selanjutnya. Sambil menunggu Desy membuatkan makanan untuk kita berdua, aku membaca majalah yang tertata di rak buku di pojok ruangan. Saat tengah membaca, tiba-tiba terjatuhlah sebuah foto yang membuatku kaget. Foto apakah itu ? di bab lain akan kuceritakan ya. Hehehe

Saat tengah merapihkan foto yang terjatuh, secara tidak sengaja aku melihat ke arah Desy memasak. Dan bulatan pantatnya yang indah membuat babyC ku berontak, karena memang pada awalnya niatanku adalah memadu kasih dengan wanita cantik ini. Sehingga pelan-pelan aku mendekati Desy dan segera memeluknya dari belakang, yang membuat dia kaget.

“Ya ampunnn, mas ni ngagetin aja yach, untung aku udah kelar masaknya, kalo nggak bisa tumpah nih” sambil dia berbalik dan memukul pelan dadaku.

“hehehe habisnya pantat kamu nafsuin banget sih Des, jadinya gak sabar aku peluk deh”

“hmm, jadi tertariknya sama pantat doang nih ? gak sama yang lainnya”goda Desy dengan menggoyangkan kedua payudara indahnya. Dan juga dia sedikit menari strip di depanku, yang membuat darah kelelakianku berdesir kencang.

“emangnya kamu udah siap untuk “kalah” ? “ ujarku.

“kan belum terbukti, apa nanti malah kamu yang kalah duluan, hihi”

Tidak lama langsung kusergap, kucium bibir mungilnya yang memang sedari siang tadi selalu kubayangkan untuk kulumat.

“mmhhh, mhmmmm,, achh, mmmhhhuuaacchh, achh sabarr sayanghh, makanh dhuulluu yuukh”kata Desy disela aktifitas mesum kami, namun aku tidak menggubrisnya, terus saja ku cium dan kulumat, bahkan kini aku mulai mengarahkan tangan kananku ke payudaranya, sementara tangan kiriku memeluknya karena posisi kami berdiri

Aku terus saja melumat bibirnya, sementara aktifitas tangan kananku semakin gencar, dengan perlahan kubuka kancing bajunya dari bawah, dan kusisakan 1 kancing di bagian atas. Terlihat jelas payudaranya yang besar, sehingga aku leluasa untuk meremas, dan memilinnya.

“aaghhhh, uchhh, ssshhh, achhh masss, ehnaakkkhh mass... achhh shhhhhh. Ichh kamu pinth...er bhang...et siihhh”

Kemudian aku berhenti sebentar dari aktifitas ciuman dan berkata

“ini baru pemanasan lho say, bahkan hidangan pembukanya juga belum”

Tidak lama kusambung ciumanku dan remasanku pada payudaranya semakin intens, kupilin putingnya dan itu sukses membuatnya mengerang

“aaachhhhh, masssshhhh ,, shuudhhhaahh, aaachh”

“sshhh,, mass, plisss jhangan siksa aku, shemakin nikhmaatt aaachchhhhhh”

Kemudian bibirku turun keleher dan hinggap dipayudaranya, dan kemudian langsung kulahap payudara sebelah kanannya, sementara yang sebelahnya lagi juga tidak kalah ku kerjai dengan tangan kananku.

“aachhhh awwwww,, shhhhh massssshhh, aaaachhhh eeennaakkk bhangetttt..... aachhh theruuss,,, nenenhh terusss sayangg,,, akuu suuukaaa... aachhhhh”

Tapi kemudian aku tidak langsung menghisap putingnya, aku hanya menjlat disekitar putingnya, dan ternyata sukses membuatnya blingsatan

“aaachhh, masss kamuu ngerjain akuuuhh yaacccch, hisshhaapp masss, hisshhaappp,, aachhh eennaakk masss..”

Untung saja apartemen ini kedap suara, kalau tidak pasti akan terdengar suara erangan wanita cantik ini.

Dan kemudian aku berhenti dari aktifitas melumat payudaranya, aku beranjak turun ke pusarnya, meninggalkan Desy dalam birahi tinggi karena belum juga ku hisap payudaranya. Kemudian aku jilat payudaranya dan sambil kuturunkan celana tidurnya. Dan kemudian dihadapanku terpampang sebuah gundukan yang polos tanpa bulu, tidak lama kunaikkan kedua kakinya ke pundak dan kunaikkan pantatnya ke meja, sehingga aku leluasa menggarap vagina wanita ini.

“aaachhhhhh maassss, aawww, achhhh memiawku diapaiinnhh siichhh, aaacchhh eenkkkk baahnggeetttt aachhhh aammpuunn masss aachhh..mhassuukiin masss aku nanti khebuuruuu keeelluuaaa,,,,,rgghhhhhhh”

Desy blingsatan menerima seranganku, kujilat vaginanya, dan kutusuk dengan lidahku, tidak lupa kupilin-pilin kacang yang tersembunyi dibalik labia mayora gadis ini.

“aaachhh mass, kamuu pintherr bangethh siiiihh, aachhh akhuu keluaarrrrrhhhhhhggggg”

Kemudian badan wanita cantik ini mengejang mengeluarkan lahar kenikmatannya, dan ternyata termasuk wanita yang bisa squirt, sehingga seperti air mancur keluarnya. Sekitar kurang lebih 15 detik Desy mengejang kenikmatan, sambil tetap kutopang tubuhnya, karena memang posisi kami yang masih di dapur.

Setelah selesai didera kenikmatan, kubopong tubuhnya ke kamar, dan kemudian tidak menunggu lama, kulucuti pakaianku sendiri dan mulai kembali menjamah tubuh Desy yang saat ini masih terengah-engah kenikmatan.

“aacchhh, masss, akhuu masih capek nii, kamu nakal dechhh”kata Desy merajuk

Tapi aku tidak menggubrisnya, tetap saja kukerjai tubuh sintalnya. Dimulai dari kedua payudaranya, yang tetap tanpa kuhisap putingnya, sehingga membuat Desy setengah merajuk agar aku segera menuntaskan untuk menghisap puting gadis ini.

“aaacchhh, ssshhh, masssshh, akuuu jangan dikherjaainn doonggghh. Aachhh hisappp mass hisaappp”

Namun aku tidak menggubrisnya, terus saja aku turun ke gundukan nikmat di bawah, dan kukerjai lagi dengan lidahku yang hangat

“aachh aaww aww awww, aachhh massshh akhuu masiihh cappeekk sayaayaaannggg”

Aku tidak peduli, tetap kukerjai dan tidak lupa tanganku memilin-milin putingnya. Sehingga menambah birahinya semakin tinggi, sambil kupersiapkan babyC untuk menggempur vagina gadis manis ini.

“aaacchhhh,sssshhhh aaaaaawwww, sshhh , aachhh ,,,, massss kamu pinter bangghheeetttt ssiiiiicchhh,,,, aachh diapaiiinn siiichh memiawkuuhhh, aakuu gakkk serriiingg loochh biisaaa langsunggg birraahiii laagiihh kaaayyakk giiiinii..aachhhh”

“hhmm,, mmhh, uddahh kamuu nikmatin aajjaah yaaa, pokkookknyaa kubikiinn kammu gak nyesell udah ngundang aku ke apartemenkamu” sambil tetap kujilat bibir luar vaginanya, aku terus meremas, memutar, memilin payudaranya secara bergantian, sehingga membuatnya tidak tahan dan akhirnya kembali aku memenangkan ronde kedua ini

“aaachhhh maassssssss, aakhhuuuu keelluuaarrr laagiiiii,, aachh gilaaaa iinii sichh, aachhhhhh”

Kali ini semburan cairan kenikmatannya tidak sebanyak tadi, namun tetap menyembur dan membasahi dadaku, sekitar kurang lebih 20 – 30 detik, Desy meregang merasakan nikmat, sambil ku elus-elus senjata andalanku agar bersiap, karena memang aku berencana untuk tetap menggenjotnya walau baru saja Desy mengeluarkan cairan kenikmatannya. Dan tanpa izin, kemudian aku hujamkan perlahan babyC ke dalam liang vaginanya

“aaawwww,,,sssccchhhhh masss, akuu baruu keluarrr nichh, maasiih lemesss,, aaahhhhh geedee banget anumu mass, aachh ssshhh,aaaawwww”

“aaachh sshhh,,, vaginamu seret baaangghheettt saayaanggg, aachhh” saat sudah setengah masuk, aku langsung menekannya sehingga Desy kaget dan mengerang nikmat, dan kembali mengeluarkan cairan kenikmatan untuk kesekian kalinya.

"aaawwww,,, maasshhhhhhhh,,, aaakhuu keluuaarrrr, aaachhh gilaa kamuuu, aaachhhh eenakkkk banghetttthh aacchhhh...”

Dan kemudian setelah mereda, segera kugenjot Desy dengan posisi favoritku, aku diatas yang membuatku leluasa mengatur ritme permainan dan juga mengatur keluarnya spermaku.

“aaww,, achh ach ach ach ach,, aww sshhh, aaachh” ceracaunya tanpa berkata apa-apa.

“mass, kithaa bisaa sering-seringhh nicchhh,, kaloo bissahhh selleehpassshh proyheekk punn, akhuu jughaa teetepp maau, aacchhhhhh, pheeniiss kaamuu enk, tebeeelll,, aachh penuhhh memiawwkuh, aachhhh”

Selama kurang lebih 20 menit kugenjot, dan aku merasa akan mengeluarkan lahar panass, sehingga kupercepat genjotanku, yang membuat Desy semakin blingsatan.

“aachh,, sshh, ach ach achh, aahh, akhuu maauu keluarrr laggiii maasss,,,, aachhhh”

“ach achh achh, ayhooo bareenghhh sayaanghh, aachhhh” tidak lama kemudian sekitar 7 sampai 10 kali tembakan, ku keluarkan lahar panas itu kedalam vaginanya, yang juga membuat Desy semakin menegang karena menikmati momen itu.

“aaacchhhhhhhhhhhh, nikmaathhhh maasssss”

Kemudian aku merebahkan tubuhku ke sebelahnya, dan Desy kemudian menggeser kepalanya ke dadaku.

“mas, makaasih yaa, kamuu hebat deh, aku gak pernah lho sampai berkali-kali orgasme seperti tadi”

“aku juga makasih ya, tapi aku tembakin didalem, gak apa-apa ?”

“gak papa mas, aku udah minum pil anti hamil kok tadi pas di kamar mandi”

“hmmm kamu nakal ya, ternyata udah dipersiapkan terlebih dulu”

“hehe, aku kan emang mau buktikan “keperkasaanmu” ternyata kamu memang benar-benar pria perkasa”

Kemudian kucubit manja hidungnya, dan kucium bibirnya. Dia membalas dengan melumat bibir bawahku dan juga mencoba meraih lidahku.

“mmhh mhh,, ah,, nanti juniorku bangkit lagii lho”

“mmhhh, biarr ajahh biar nanti kuserviss kamu”

Dan kemudian tangan kirinya meraih babyC dan mengelus serta memijatnya. Entah kenapa malam ini pun aku merasa sedang dalam puncak birahi yang tinggi, karena tidak membutuhkan waktu lama, babyC ku bangkit kembali. Dan kemudian tanpa malu-malu Desy segera beranjak untuk menjilat dan mengulumnya.

Hisapan dan jilatannya sungguh sudah seperti profesional, terasa kalau tidak mengenai gigi sama sekali. Aku mulai keenakan dan tanganku mulai nakal memijat dan meremas payudaranya,

“mmhh,mhhh,mhhh achh,mmhhh, enhaakk mass juniormuuhh, tebbehhhllll bhanggetthh..”

Kemudian aku sedikit mengangkat tubuhnya dan kita dengan posisi 69 mencoba meraih birahi tertinggi kita masing-masing, aku menjilat-jilat kemaluannya yang sudah banjir dan bercampur dengan spermaku. Itu cukup membuat Desy kelabakan, sehingga tidak fokus mengulum juniorku

“aachh sshhh, achhh, achh,, enakkk mashh, aachhh, sshhhh, jadhiii kaayakknya akuu nichh yang diserviss”

Kami melakukan itu selama 10 menit, dan kemudian aku geser tubuhnya dan dengan posisi membelakangiku, mulai kumasukkan juniorku kedalam vaginanya

“aachhhh, maasss masiihh teraassa penuuhhh aajjhhaaa, aachhh”ceracaunya, aku tau bahwa saat ini Desy juga tengah dilanda api birahi yang tinggi, karena tidak sering seorang wanita bisa merengkuh kenikmatan sampai berkali-kali kalau tidak sedang dalam kondisi nafsu yang tinggi.

Kugenjot selama 5 menit dalam posisi doggy dan kemudian kulepas, dan kubalik Desy, kuangkat tubuhnya untuk menindihku. Aku ingin pindah posisi dengan posisi WOT, agar aku bisa melihat ekspresi Desy saat menggoyangku. Dengan nafsunya Desy bergoyang dan membuat payudaranya juga bergoyang seperti terkena gempa lokal. Kemudian aku remas dan aku pijat payudaranya, sehingga membuat Desy semakin tidak kontrol dan goyangannya semakin cepat. Dan tidak lama kemudian terasa cairan hangat membasahi perutku, yaaa Desy kembali merengkuh kenikmatan untuk entah keberapa kalinya.

Dan setelah 5 menit, kuganti posisi, karena babyC menuntut untuk segera mengakhiri permainan ini.

Kuganti dengan posisi favoritku, kugoyang Desy dengan gerakan lambat. Untuk menggugah birahinya agar bangkit lagi, sambil tetap kupilin payudaranya dan kulumat bibirnya. Desy membalas seranganku dengan memegang pantatku dan seakan meminta untuk lebih cepat digenjot. Sekitar kurang lebih 30 menit aku bertahan pada posisi ini, karena memang aku menyukai saat melihat ekspresi wanita yang kusetubuhi sedang keenakan dengan goyanganku.

"sssshhhhhhh....ahh..achhhh...sshhhh eeehhnnnaackkk, yaanghhh dhaleemmmhh" ceracau gadis manis ini, yang entah sudah ke berapa kalinya merasakan gelombang kenikmatan akibat "hantaman" badai babyC ku.

"ach ach.. Ssh.. Ach achh.. Enhakkkhh khann... serviskuhhh, aphhalhaagiii ghooyyanganhhkhuu" ucapku sambil tetap menggenjotnya. Dengan posisi missionaris ini, aku lebih leluasa mengendalikan permainan, dan ini akan menjadi "tembakan" ku yang kedua kalinya ke dalam vagina wanita yang saat ini tengah bergumul denganku merengkuh nikmatnya syurga dunia.

“aachhh Desss. Akuuhh keluarrrr”

“Aachhh barreeeng maasss.. aachhhhhh”


Dan untuk kesekian kalinya Desy kembali menikmati orgasme yang menurutnya jarang dialami.

Setelah itu, aku merebahkan diriku ke sebelahnya dan Desy pun terlihat terlelap setelah 10 menit.

Tidak lama aku mengambil hapeku dan kulihat ada sebuah notif WA masuk.

“Mas, sudah tidur belum”

BAB 2.5 Side Story

Pagi itu aku terbangun, menggeliatkan tubuhku yang masih bugil karena lelahnya pertempuran semalam. Sejenak aku terdiam dan bertanya-tanya, kok bisa ya aku begitu tampan dan membuat banyak gadis tergila-gila. Damn it, over PD sekali aku.

Kulihat Desy sudah tidak ada di ruangan ini, ada sepiring nasi goreng tersaji di meja dan secarik kertas ditindih piring.

Mas, ini kubuatkan nasi goreng spesial yah, anyway thanks a lot buat yang semalam ya mas, anu kamu nagih banget deh. Hehehe. Salam kecup sayang, Desy”

Aaahhh, nikmatnya hidup, beruntungnya hari ini aku tidak perlu ke kantor, karena memang rencananya hari ini aku ada jadwal meeting dengan beberapa klien di beberapa lokasi. Sebentar saja sudah habis kumakan nasi goreng buatan wanita bahenol itu.

Tidak lama setelah itu aku teringan semalam ada notif WA masuk, karena terlalu lelah aku langsung tertidur. Lalu kuambil handphone ku dan kubuka pesan tersebut, ternyata dari seorang kawan lama yang jarang kontak. Ante, kawan lama semasa aku sekolah SMA, seorang wanita cantik yang pemalu dan sempat menjadi kembang sekolah kami. Aku dengan Ante cukup akrab, karena memang setiap pulang sekolah kami pasti naik mobil angkot bareng. Jurusan tempat tinggal kami masih sejalur dan dia selalu turun lebih dahulu.

Namun walaupun pemalu, Ante dikenal sebagai siswi yang pintar, dan selalu mendapatkan juara umum selama masa sekolah, bahkan saat acara perpisahan sekolah, dia menjadi keynote speech pada saat pembukaan acara. Semasa sekolah, aku tidak pernah melihat atau tahu kalau dia berpacaran atau tidak. Karena itu banyak yang mengira kalau Ante itu seorang lesbian.

Oh iya, belum kuceritakan ya, Ante memiliki tinggi sekitar 165cm dengan tubuh yang proporsional, beratnya sekitar 50kg. Dengan kulit kuning langsat tipikal wanita asli Indonesia, Ante mendapat julukan “Pualam yang terpendam” dari guru bahasa kami di sekolah dulu. Terakhir aku bertemu dengan Ante saat satu minggu menjelang pernikahannya. Waktu itu memang kami masih tetap menjalin komunikasi, bahkan teman SMA se angkatan kami semua kompak dan tetap berkomunikasi satu sama lainnya.

“Wan, lo sibuk ga malam ini?”

“Mmm, ngga sih, emang kenapa Te?”

“Temuin gue di kafe biasa ya”

“okeee Incesss, cusss”

Setelah kupacu kuda besiku, 15 menit kemudian aku tiba di sebuah kafe yang menjadi langganan teman angkatan sekolah kami kalau mau hangout. Ternyata Ante sudah berada disitu, namun sepertinya raut wajahnya sedih sekali, padahal beberapa hari lagi adalah hari istimewanya.

“Haiiii calon manten, ada apa nih, harusnya kan lo dipingit, ini malah masih keluyuran”

“Hai Wan” jawabnya singkat, duh ada masalah apa nih, kok kusut banget mukanya.

“Hai, kenapa, kok wajah lu kusut gitu sih”

Kemudian Ante mulai cerita, ternyata selama dia berhubungan dengan calon suaminya melalui telepon, karena calon suaminya seorang pelayar, dia telah dibohongi. Calon suaminya ternyata telah beristri dan istri pertamanya sempat menemui Ante sesaat sebelum Ante mengajakku ketemuan di kafe ini.

“Padahal undangan udah disebar Wan, gue malu banget Wan, sama keluarga besar gue”

Yaa memang pantas Ante berkata demikian, karena keluarga besar Ante banyak yang orang terpandang. Bahkan beberapa menjadi pemuka agama yang cukup dikenal masyarakat. Aku bingung menghadapi situasi seperti ini, yang aku tahu saat ini aku hanya akan mendengarkan setiap keluh kesahnya.

Sambil mendengar cerita dari Ante, aku melahap sepotong roti bakar yang telah kupesan. Sampai pada titik dimana Ante menumpahkan air matanya, dia sesenggukkan.

“gue bodoh banget Wan, mana gue,,,” dia menggantung kata-kata terakhirnya yang membuatku penasaran, namun sepertinya sudah bisa kutebak kalau seorang gadis curhat masalah seperti ini dan menggantung kalimat, artinya dia udah nggak perawan lagi. Ah tapi masa iya sih, setauku Ante anaknya gak pernah neko-neko.

“Lu kenapa Te, jangan bilang kalo....”

“gue udah lepas perawan gue buat cowok bajingan itu”



DHUAARRRR, serasa disambar petir aku mendengarnya, seakan tak percaya. Tapi aku tidak menampakkan keterkejutanku itu di hadapan Ante.

“hmmm, udah – udah, gak perlu lu sesalkan, nasi udah jadi bubur, tinggal tambahin ayam suwir sama kecap, ditambah kacang. Jangan pakai sambel ya, pedes soalnya” aku mencoba berkelakar, dan ternyata bisa menghapus sedikit kesedihan Ante, dengan kulihat dia tersenyum.

“Lu paling bisa deh bikin gue berhenti nangis, terus, kerupuknya mau dipisah apa disatuin?” dia malah membalas kelakarku

“boleh – boleh, kecapnya dikit aja ya”

Setelah tangisnya berhenti, aku meraih wajahnya, mengusap air matanya dan kemudian ku kecup keningnya. Ini pertama kalinya aku mengecup kening seorang wanita selain ibuku sendiri. Setelah itu kukatakan dengan indah

“gak perlu risau Te, seenggaknya lu gak berakhir menjadi status perebut suami orang, yang udah terjadi biarlah terjadi, hadapi dengan senyuman. Gue masih setia disini mendengar setiap keluh kesah lu”

“Thanks ya Wan, lu emang sobat terbaik gue dari dulu”

Setelah itu, dengan cepatnya Ante mengecup bibirku, dan lagi-lagi, itu adalah kecupan pertamaku dengan seorang wanita.


 
Terakhir diubah:
Desy dan Tita. Baru dipagi hari dah dapet 2 target. Mantul suhu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd