Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kesetiaan Istri

CHAPTER 2

Tyas


“Ayo bu, mengedannya pakai perut, jangan pake muka, tu mukanya merah semua” Bidan menuntun Manda di dalam ruangan bersalin

“MMMHHH!” Manda mengedan dengan kencang

“Tuh masih pake muka, ayo, masih sakit gak perutnya, kalo udah enggak istrirahat dulu”

“Minum dulu ma . .” Arman menyodorkan air putih dengan sedotan ke arah Manda

“Duh du duh” Manda merasakan kontraksi dalam perutnya

“Nah ayo bu, yok bisa”

“MMHHHHHH!!”

“Nah bergitu bu, bagus!, ini kepalanya udah keliatan, ayo lagi kaya tadi”

“AHHH!” Manda berteriak di ruangan tersebut
“Oeekk, oeekk” suara tangisan memecah kesunyian ruang bersalin malam rumah sakit Kasih Mulia malam itu

“Selamat ya pak, bu, anaknya perempuan” dokter yang bertugas malam itu memberikan selamat kepada Arman yang sedang menggenggam tangan Manda

Ucapan yang terkesan sederhana namun mampu meneteskan air mata dari balik wajah Arman yang tersenyum bahagia. Ia pun mencium kening Manda, dan beranjak perlahan menuju ke sebelah bidan dan dokter yang sedang memeriksa bayinya.

“Bagaimana kondisinya dokter ?” Tanya Arman sambil mencuri pandang ke arah anak pertamanya

“Kondisinya sehat pak, anaknya gemuk yah, beratnya 3100 gram”

“Puji Tuhan dokter”

“Sekarang kita suntik vitamin K ya pak, untuk mencegah pendarahan”

“Baik dokter”

Arman berdiri di samping anaknya kemudian mencium nya dan mengelus-elus rambutnya.

“Halo cantik, selamat datang yah” bisik Arman di telinga anaknya

Anak tersebut kemudian diberikan kepada Manda untuk insiasi menyusui dini, Arman kemudian keluar untuk memberi kabar kepada orang tua mereka yang sejak tadi menunggu dengan cemas di depan ruangan bersalin.

“Bagaimana Man? semua sehat sehat?” Tanya Wari, ibu Arman ketika melihat anaknya keluar dari kamar bersalin dengan nada cemas

“Sehat sehat semua ma, persalinannya lancar, anaknya sehat ma, perempuan, gendut, rambutnya juga sudah gondrong”

“Puji Tuhan” serentak mereka mengucapkan syukur atas kelahiran anak pertamanya

“Manda gimana Man? Tidak terjadi apa apa kan” Tanya bu Wari kembali.

“Manda masi di dalam ma, hampir ketiduran mau coba nyusu anak tapi belum keluar kayanya”

“Syukurlah semua aman aman saja, di coba saja dulu nanti juga keluar, iya kan jeng”

“Iya Man, sabar aja, jangan buru buru pake susu formula” jawab bu Sita ibu dari Manda

“Puji Tuhan yah, selamat untuk anak pertama kalian Man!” pak Badi, ayah dari Manda memberi selamat kepada Arman

“Makasi ya pa, makasi ma, semua sudah mau menemani sampai malam malam begini, jadi ngerepotin”

“Kita yang malah seneng toh, apalagi setelah tau semuanya sehat sehat haha” pak Arga ayah dari Arman menimpali

“Ya iya lah toh Man, enggak terasa kita kita ini sudah jadi kakek nenek” bu Wari menimpali perkataan suaminya

Tawa terbahak bahak sontak terdengar di ruangan tersebut. Hati kecil Arman merasa sangat bahagia melihat keluar besar mereka dapat berkumpul rukun seperti ini, mengingat bagaimana orang tua Arman menentang pernikahan mereka dua tahun lalu, namun sekarang baik orang tua Arman dan orang tua Manda dapat berukumpul bersama tanpa adanya perdebatan.

“Oh ya bagaimana kalau kita makan dulu, sudah lapar juga nih” saran pak Arga mengajak mereka untuk makan

“Wah boleh boleh tuh”

Mereka pun beranjak menuju ke kantin rumah sakit untuk menikmati percakapan kecil dan kebersamaan pada malam itu

“Man, kami kayanya pulang duluan yah” orang tua Manda berpamitan

“Loh gak mau lihat dulu ma, Manda sama si kecil ?” tanya Arman

“Besok saja nanti kami kembali ke sini, sudah terlalu larut, kasian udah pada ngantuk”

“Kami juga deh Man, kasian papa juga kayanya udah ngantuk, bingung tidur di mana kan” orang tua Arman menyambung

“ya udah deh, besok datang lagi ya pa ma”

“Pastinya”

Setelah menemani pergi kedua orang tuanya, Arman kembali ke kamar untuk melihat keadaan Manda. Ia sedang tertidur pulas dengan sisa sisa keringat yang masih menetes di dahinya. Arman pun mengambil tissue disampingnya dan mulai melap dahi dan leher dari istrinya.

“Loh pah belum tidur” Manda tiba tiba membuka matanya

“Belum, tadi abis nemenin orang papa sama mama, mereka katanya mau pulang dulu”

“Oh, gak mau liat dedek bayi nya dulu ?”

“Besok ke sini lagi katanya, mau kasi kamu istirahat dulu”

“Baiklah, kamu tidur gih udah mau subuh ini”

“Iyah, kamu gimana sekarang, apa rasanya?”

“Masih capek aja pah”

“Mau minum? Apa makan?”

“Enggak pah, nanti aja” Manda menjawab sambil tersenyum, walau wajahnya nampak sedikit pucat dah lesu

“Oekk, oeekk” terdengar suara tangisan dari box bayi

“Oalah si kecil nangis lagi, mau mimic cucu kah” Arman beranjak untuk menggendok anak pertamanya tersebut

“Sini mas, coba aku neteki” Manda membuka kancing baju bagian atasnya

“uwu uwu uwu, nih minum cucu dulu yah” Arman menyerahkan anak tersebut di pangkuan ibu nya

“cup cup cup” Manda menggoyang goyang anak sambil mengarahkan ke payudaranya, sementara Arman memperhatikan mereka

“Kenapa kamu mas ngeliatin gitu” tanya Manda

“Kan mau lihat anak nyusu, emang gak boleh toh?”

“Ohh, kirain papanya mau juga ..”

“Mau sih ..” Arman menjawab sambil menelan ludahnya melihat payudara Manda yang semakin membesar semenjak kehamilan ini

“Ihh apa sih paaa” Manda tertawa terbahak bahak, sementara Arman datang kesebelahnya mencoba untuk mencium pipi Manda.
 
CHAPTER 3
Lima Tahun Bersama




“Happy birthday Tyas, happy birthday Tyas, happy birthday to you”

Suara nyanyian selamat ulang tahun terdengar dari ruang tamu rumah Arman siang hari itu. Tidak terasa umur anak mereka Tyas Kiran Tanaya sudah beranjak lima tahun. Tyas Cahyani Tanaya, anak perempuan dengan hati yang bercahaya, nama itulah yang dipilih oleh Arman dan Manda sebagai bentuk harapan kepada anaknya.

Lagu potong kue dinyanyikan menyambung lagu tiup lilin dan selamat ulang tahun. Tyas dibantu oleh papa dan mamanya memotong kue tart coklat dengan hiasan figure tokoh kartun doraemon di atasnya. Setelah kue dipotong, Tyas pun memberikan suapan kue tersebut kepada Manda dan Arman.

“Ih kok mama duluan nak, papa dulu lah”

“mmm, papa iri yah haha” Manda tertawa melihat tingkah Arman

“Ini buat papa” Tyas kemudian memotong kecil kue tersebut dan memasukkannya ke mulut Arman

“mm, gitu dong anak papa” Arman mengelus elus rambut Tyas

“Tyas mau main dulu ya pa” Tyas pun berlari ke arah teman temannya yang sudah berkumpul di halaman belakang rumah

“Iya hati hati yah, jangan bandel”

“Iya papa” seru Tyas dari kejauhan

Sehabis pembagian kue Arman berjalan menuju ke arah ruang makan untuk mengambil makan siang sembari bercengkrama dengan orang tua dan teman teman kerjanya yang bisa hadir di hari itu, sementara Manda asik merapikan kado kado ulang tahun yang nampak berserakan di ruang tamu

“Mandaaa . .” tiba tiba terdengar suara wanita memanggilnya dari belakang

“Eh mba Sandra, kapan sampai mba?” Manda menoleh ke belakang sedikit terkejut

“Baru aja sampe kok”

“Sama siapa mba?”

“Aku datang sama suami aku”

“Halo saya Bagas, suami nya Sandra” sapa pria yang berdiri di samping Sandra berdiri

“Eh iya mas, silahkan duduk, boleh juga ada makanan di sana” jawab Manda dengan ramah

“Ini kadonya aku taro di sini aja ya Man”

“Boleh boleh, taro sini aja mba”

“Oke deh aku ambil makanan dulu yah” Bagas beranjak menuju ruang makan

“Ngomong ngomong si Laras mana ya mba kok belum datang”

“Tau tuh, katanya mungkin agak sorean datang, lagi ada urusan di rumah”

“oohh”

“Gak terasa yah si Tyas udah ulang tahun lagi aja”

“Iya mba, tahun depan sudah bisa masuk SD”

“Lucu deh kalo punya anak, apalagi perempuan”

“Hayo, mba kapan nih nyusul”

“Hihi, doain aja yah Manda”

Sandra adalah senior Manda di tempat ia bekerja. Meskipun senior namun Sandra sudah menganggap Manda sebagai adiknya sendiri, begitu juga Manda terhadap Sandra yang menganggapnya sebagai kakak. Mereka bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang property. Sudah hampir dua tahun lebih mereka bekerja bersama. Sedangkan Laras termasuk karyawan baru masuk di tempat mereka bekerja, namun sudah terbilang memiliki hubungan yang dekat dengan mereka berdua.

“Suami mu mana toh Man?”

“Itu dia mba, yang berdiri pake kemeja putih”

“Wih handsome tenan yoh” Sandra mencubit lengan Manda

“Ihh apa sih mba”

“Udah putih, ganteng, ekskutip muda lagi” ujar Sandra iseng

“Ah mba bisa aja ih” Manda tersipu malu

“Beda sama suami aku, item dekil, yang menang tingginya aja kali hahahaha” Sandra tertawa terbahak-bahak. Memang Bagas memiliki tinggi badan yang jauh di atas rata rata.

“Kalian ketemu dimana dulu Man?”

“Udah dari kuliah mba”

“Oh sudah lama juga yah, ngomong-ngomong gimana persiapannya?”

“Persiapan apa mba?”

“Katanya minggu depan ulang tahun perkawinan kalian toh, kamu mau ngasih surprise kan?”

“Ohh itu mba, aku juga masih bingung mau kasih apa”

“Haduh kan aku udah kasih saran Manda, hadiahnya ya kamu aja”

“Gimana maksudnya mba?” Manda bertanya sambil mengajak Sandra untuk duduk di sofa ruang tamu

“Kamu kan pernah cerita waktu itu, udah mulai jarang berhubungan ehem sama Arman kan?”

“Hmm .. iya mba . . akhir akhir ini memang mas Arman lagi sibuk sama kerjaan dia, permintaan shipping lagi tinggi-tingginya mba, dia kadang harus mantau pekerjaan di lapangan”

“Nah, itu dia Manda, di hari ulang tahun pernikahan kamu, nanti kamu atur supaya menjadi malam yang the best” Sandra menepuk nepuk punggung Manda

“The best gimana maksudnya mba?”

“Haduh polos polos minta dijitak kamu nih yah! Nanti mba kasih rekomendasi hotel dan restoran yang bagus di Jakarta buat kalian menghabiskan itu malam”

“Hmm . . kalau itu kayanya aku udah adad eh mba” jawab Manda sambil mengingat ingat hotel malam pertama mereka

“Nah, baju dinas jangan lupa di siapin”

“Baju dinas opo sih mba”

“DUH! udah nanti mba kasi link nya kamu beli di sana aja!”

“Oke deh mba” jawab Manda yang sebenarnya masih bingung apa yang dimaksud oleh Sandra

“Ya udah, aku mau ambil makan dulu capek ngomong” Sandra bergerak menyusul Bagas ke ruang makan

“Iyaa mba”

Manda pun melihat-lihat aplikasi pemesanan kamar hotel di handphonenya sembari tersenyum sendiri. Ia mencari tempat hotel dimana mereka merayakan malam pertama mereka. Setelah yakin dengan harga tersebut, Manda pun memesan ruangan untuk satu malam lengkap dengan reservasi dinner di restoran tersebut.

“Kamu kenapa ma, senyum senyum sendiri” suara Arman mengejutkan Manda dari belakang nya

“Ya ampun papa! Ngagetin aja”

“Liat apa sih senyum senyum sendiri” Arman melirik ke arah handphone Manda

“Ada deh nanti juga tahu” Manda menutup handphonenya

“Bandel yah main rahasia rahasiaan”

“Ihh nanti papa juga tahuuuu”

“Awas ya kamuu! Arman menggelitik istrinya”

Keceriaan kala itu berlanjut hingga larut malam, dimana seluruh keluarga besar Arman dan Manda berkumpul berserta dengan sahabat dekat mereka. Di dalam hati kecil Manda tidak sabar untuk segera minggu depan dan memberikan kejutan kecil kepada suaminya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd