Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Keterusan

Bimabet
KETERUSAN
Part 06 - Sebuah Pengakuan


Pagi itu, aku terbangun karena merasa kedinginan. AC kamar tidurku terasa begitu menusuk kulit. Terlebih, aku tidur bertelanjang bulat sehingga membuat kulit tubuhku dingin dan menggigil. Namun, berbeda Mela. Meskipun juga juga terlelap tanpa pakaian yang menutup tubuh indahnya sama sekali, ia tak merasakan kedinginan itu. Bahkan, ketika kusentuh tubuhnya, terasa hangat dan nyaman.

Kutatap wajah teduh Mela yang masih terpejam disampingku. Dengkur lirihnya, membuatku dadanya naik turun. Dan tak sengaja, aku melihat sisa-sisa bercak yang mulai samar menghilang disekitaran leher dan sebagian payudaranya.

“Cupang si Fadil Anjinmmm…” Geramku saat menyadari jika wanita yang masih tidur disandingku, beberapa hari lalu, baru saja melakukan perselingkuhan dengan lelaki lain. “Ssshhh…. Sialan…” Kesalku menatap geram kearah bidadari cantik itu.

“Tolol sekali kau Dimaass… Bisa-bisanya dirimu masih menerima wanita yang kemarin ditiduri oleh mantan kekasihnya…” Hina hati kecilku, kepada diriku. “Istrimu ini… Sudah tidak suci lagi Dim…”

“Selama lebih dari lima hari. Wanita tercintamu itu mengkhianati cintamu…”
“Wanita cantikmu itu… Baru saja menerima lelaki lain loh… “
“Ia membiarkan lelaki itu masuk ke hidupnya… Masuk ke hatinya… Masuk ke tubuhnya… ”
“Melalui kontol besarnya… Selingkuhan istrimu itu masuk ke memeknya…”

ANJIM…
Lagi-lagi, aku membayangkan perselingkuhan istriku. Dan seketika itu, batang penisku menggeliat tegang. Seolah ikut terbangun dari tidur singkatnya. Kuraih penisku yang semakin sepertinya tak sejalan dengan emosi hatiku. Semakin aku cemburu, semakin keras pula fisiknya.

“Kontol Sialan…!” Ucapku, yang dengan perlahan, mulai mengurutnya pelan. “Uhhhh. Melaaa..”

Iya, sepulang dari cafe kemarin, aku dan Mela bercinta habis-habisan. Aku tak memungkiri, jika persetubuhan semalam, adalah persetubuhan yang terheboh, yang baru saja kurasakan sensasinya, selama pernikahanku dan istriku.

Meskipun aku hanya keluar sekali, akan tetapi tidak dengan Mela.
Karena jika aku tak salah hitung, Mela orgasme lebih dari 4x.

Dan lagi, setelah hubungan badanku beberapa waktu lalu, aku seperti baru mengenal Mela. Karena semalam, sosok Mela berbeda dengan Mela sebelumnya. Entah, aku juga tak paham, mengapa ini bisa terjadi. Yang jelas, aku baru tahu, kalau semalam, Mela bisa squirt.

Betul.
SQUIRT. Level orgasme tertinggi wanita, yang tak bisa dirasakan oleh banyak wanita.

“Kenapa aku baru tahu kalo Mela bisa squirt ya…?” Ulangku sambil mengingat-ingat, kapan terkahir kalinya aku dan Mela melakukan seks yang hebohnya seperti semalam. Karena selama pernikahanku dengannya, aku tak pernah tahu jika istriku bisa ‘orgasme kencing’ seperti itu.

Apakah karena Fadil? Ataukah karena seks semalam terlalu nikmat buatnya.

AHHHH. KONTOL
Raungku sembari mulai mengurut batang penisku yang semakin tegang

TEK TEK TEK TEK.
Suara kulit kulupku terbetot-betot karena lagi-lagi, aku membayangkan persetubuhan Mela dengan selingkuhannya. “Ssshhhh… Kamu kok nakal banget sih Meeelll….” Erangku sambil terus mengocok kemaluanku.

Gila. Baru kali ini, aku merasakan nafsu yang begitu besar seperti ini terhadap istriku.

“Apakah aku sakit…?” Tanyaku heran kepada diri sendiri. Karena meskipun aku marah, emosi, dan merasa sakit yang luar biasa di hati, akan tetapi, entah kenapa aku bisa terangsang sehebat ini.
“Benar-benar CEMEN kau Dim… Masa baru denger cerita segitu aja udah nafsu…? Padahal Mela baru cerita sedikit aja loh…” Rutukku dalam hati, “Gimana kalo besok-besok kamu ngelihat persetubuhan mereka yang sesungguhnya…” Sambungku yang masih terus mengocok kemaluanku.

Segera saja, kulirik Mela yang masih tertidur pulas. Kuraih pantat bulatnya yang menungging kearahku. Kuputar sedikit tubuhnya hingga tengkurep, kuludahi lubang kemaluannya, lalu kuarahkan kepala penisku tepat kelubang kenikmatannya. Dan setelah kurasa tepat,

CLEEEEEPPPP
Kulesakkan ujung kepala penisku, dalam-dalam ke liang vagina Mela.

“Ehhh…? Mas…?” Kaget istriku ketika menerima sodokan batang penisku.
“Aku sange lagi Dek…” Ucapku lirih sembari langsung menghentakkan pinggulku maju dengan cepat. Menjejalkan batang kemaluanku yang sudah begitu keras itu ke vagina kering istriku.

“Aku belum basah Mas…” Elak Mela sedikit memajukan tubuhnya. Sedikit menolak untuk meminta waktu, supaya bisa meladeni nafsuku yang sudah di ubun-ubun.
“Diem…” Ucapku singkat dengan nada berat. Kutahan tubuh Mela di posisi semula, kucengkram bulatan pantatnya yang lembut. Kuremas, lalu kubelah pipi pantatnya kekanan dan kekiri, sebelum kembali menusukkan sisa batang penisku dalam-dalam.

“Aaahhhh.. Massss… Sakit…” Erang Mela sedikit menggigit bibir bawahnya.

ANJIMMM.
Seksi banget wajah kesakitan istriku. Erangannya, desahannya, dan gerak-geriknya, benar-benar membuatku semakin nafsu dibuatnya. Menjadikan rasa semena-menaku, semakin membabi buta.

CLEEEEEPP
Hentak pinggangku maju. Melesakkan hampir seluruh batang penisku ke vagina istriku yang mulai melembab. Lagi-lagi kutarik paksa pinggang Mela kearahku. Lalu tanpa menunggu lama, kuhajar lubang ‘kegatelan’ itu dengan emosi serta cemburu yang membara.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Ooohhhh. Maaas Diimmmaaassssss…”

“Istri sialan…!! Bilangnya jadi pendamping pengantin… Eh ternyata malah selingkuh…!!!” Erangku sambil terus memompa kencang-kencang batang penisku ke vagina Mela yang mulai becek.
“Pergi ga bisa dihubungi… Ternyata enak-enakan ngentot ama mantannya…” Geramku sambil menghujam-hujamkan seluruh batang kemaluanku ke liang kewanitaan istriku.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Aaawwwww… Ssshhh.. Maaassss.. Pelan-pelaaann….” Lenguh Mela mulai membalas sodokan penisku. Busyet, baru juga sadar dari tidurnya, vagina Mela langsung membasah. Dan baru saja kugerakkan batang penisku maju mundur beberapa kali, kemaluan istriku mulai membanjir.

Benar-benar beda kamu Sayang.
Benar-benar BINAL.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Tepukan suara penisku, menghajar vagina istriku tanpa henti.

“Ooohhh. Sayaaangg.. Ampuuunnn…” Erang Mela meminta belas kasih sambil meninggikan posisi pantatnya. Seolah menyodorkan lubang kenikmatannya padaku, supaya bisa kuhajar lebih keras lagi.

ANJIMMMM
“Seksi sekali istri baruku ini…”


***​


# DEAR DIARY
144. Meriam Kecil


Ada pepatah bilang “Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga…”
Mungkin, itu yang kali ini kurasakan dari pepatah itu. Karena sehebat apapun aku menyembunyikan hubungan perselingkuhanku bersama Aldo, Luki pun tahu juga.

Waktu itu, sepulang sekolah, secara tak sengaja, Luki berkunjung kerumah untuk memberiku kado kenaikan kelas. Niatnya baik sih, hanya saja, ia datang di waktu yang kurang tepat.

Luki datang kerumahku tanpa memberi kabar. Dan ia langsung masuk kerumah, ketika aku sedang memberikan seks oral untuk Aldo. Dan parahnya, ketika Luki melihat perselingkuhanku dengan Aldo, pejuhnya muncrat tepat ke wajah, mata dan rambutku.

Dengan wajah yang masih belepotan pejuh, kucoba menjelaskan perselingkuhanku ini sebisa mungkin, akan tetapi Luki tak mau tahu. Ia langsung pulang dan membanting pintu rumahku kencang-kencang. Setelah itu, pacarku melempar kaca jendela rumah, dengan kado yang ia bawa untukku.


- - - - - - -


Semenjak ketahuan selingkuh, Aldo pun ikutan menjauh. Ia merasa kecewa dengan sikap dan ketulusan hatiku. Ia menganggapku tak jujur karena menjalin hubungan dengannya, dikala aku sudah memiliki pacar. Ah kecewa tai kucing. Udah dapet sepongan gratis, megang-megang tetek dan memek gratis, masih bilang kecewa. Dasar lelaki tak tahu diuntung.

Setelah kepergian Aldo, selama kurang lebih 2 bulan, aku menjomblo. Dan selama itu pula, aku tak mendapat asupan pejuh.

Entah, aku tak pernah berpikir, kenapa aku suka sekali dengan sperma laki-laki. Memang sih, jika dibilang, aku penggemar berat telur ayam. Semua olahan telur, aku suka. Hanya saja, tak ada korelasi, antara pecinta telur ayam dengan cairan sekresi telur pria, alias pejuh.

Semenjak tak memiliki pacar sama sekali, aku seringkali membayangkan hal-hal porno dipagi hari. Terutama ketika aku sedang mandi pagi.
Sesaat setelah masuk ke kamar mandi, segera saja kubuka keran air bak mandi. Kecil saja. Biar tak cepat penuh.

Kududuk diatas toilet. Memjamkan mata, sambil membayangkan hal-hal mesum bersama mantan-mantanku dulu. Perlahan, aku mulai menikmati diri sendiri. Aku suka meremas-remas tetekku sendiri, menggelitik putting sendiri, hingga menjilat dan menyedot-nyedot tetekku sendiri.

“Uuhhhhh….” Bulu kudukku merinding karena sensasi geli yang tak tertahankan.
Dan ujung-ujungnya adalah, aku jadi gemar memuaskan nafsu sendiri.
“Sssshhh… Oooouuugghhh…” Erangku tidak tahan sambil mulai menggosok-gosok itilku sendiri.

Pelan tapi pasti, daging sebesar kacang tanah yang menempel erat di ujung memekku pun membesar. Disertai oleh melelehnya cairan licin pelumas memekku. Membuat rasa gatal yang ada didalam rongga kewanitaanku, semakin menjadi-jadi. Ingin rasanya kutusukkan satu jari tanganku kedalam, namun, aku tak berani mengambil resiko kehilangan selaput daraku.

Walhasil, satu-satunya cara untuk memuaskan dahaga birahi memekku adalah dengan cara mempermainkan kacang itilku. Dengan menggunakan jari tengah, kugelitik, kusentil, kugosok dan kujepit klitoris mungilku, sembari terus meremas tetek dan menarik-narik putingku.

“Ooohhh. Nikmatnyaaaa… “ Erangku dengan tubuh menggelijang kebingungan.
Kugosok pula, belahan memekku yang makin membanjir sambil menggoyang-goyangkan pinggul serta pantatku, seolah ingin menyambut orgasmeku yang perlahan mendekat.

“Kontoooollll… Aku pengen konttooooollll…” Lenguhku makin tak tahan. Saking gatalnya, terkadang, aku sedikit menyerempet-nyerempet selaput daraku. Sekedar ingin tahu rasanya, gimana semisal jariku merobek segel keperawananku. “Anjiiiimmmm.. Aku pengen keluaaarrr….”

Mataku terpejam, mulutku terkatup, dan gigiku gemeretak. Sebentar lagi, aku sampai. Sebentar lagi aku keluar.

“Oooohhhh… Ngentoooottt… Aku penge….. Koonttoooollllll….” Geramku sambil terus menggosok liang kewanitaanku. Tubuhku melengkung-lengkung, membentangkan kedua pahaku lebar-lebar guna bisa mengurangi rasa gatal di memekku. Pantatku juga terkadang ikut naik turun seiring gosokan jemariku. Hingga akhirnya, ketika tubuhku hendak mengejang,


DOK DOK DOK DOK
“Kaaakkk.. “ Suara ibu mengetuk pintu kamarku, “Ayo buruan.. Ibu udah kebelet nih…”

AAAAHHH… SIAAALLL.


***

Sepanjang jam pelajaran di sekolah, aku merasa tak bersemangat. Begitu malas dan bosan. Moodku seharian hampir tak dapat kumengerti. Membuatku jadi sering tiba-tiba kesal tanpa sebab. Yang jelas hari itu, aku benar-benar tak semangat.

Hingga siang hari, aku teringat-ingat terus mengenai kegagalanku meraih ‘nikmat orgasmeku’ karena ketukan ibu di pintu kamar mandi. Membuatku memekku selalu gatal sepanjang hari. Dan begitu bel akhir pelajaran berbunyi, aku buru-buru menghambur keluar kelas, supaya bisa pulang lebih cepat.

“Meeeell… Tunggu…” Ucap seorang lelaki dari arah belakangku, “Meeelatiiii…Melati Putri Anggaeni…” Ulang suara itu memanggil nama panjangku.

Karena penasaran, akupun langsung menengok. Mencari arah suara tersebut.
“Meelll…” Panggil cowok itu sekali lagi sambil setengah berlari menghampiriku.

Oh, ternyata si Ganteng Dody. Teman seangkatan beda kelas, yang banyak dikejar-kejar oleh cewe di sekolahanku.

“Ada apa, Dod” Tanyaku saat Dody sudah berada disampingku sambil terus melanjutkan berjalan.
“Mau pulang bareng gak? Gue anter deh. Kan gue emang selalu lewatin gang rumahmu…” Kata Dody mengikuti ritme berjalanku yang cepat.

Kuhentikan langkahku, kutatap kesosok rupawan yang ada disampingku. Setelah itu, kuperhatikan kearah sekelilingku. Khawatir ini adalah sebuah permainan belaka.
“Tumben-tumbenan kamu nawarin hal itu…?” Kataku penuh selidik, “Emang kemana tuh Vita? Riana? Dan semua fans-fans beratmu…?” Sambungku sedikit mencibir.

“Mereka sedang pada sibuk…”
“Ohh. Berarti aku cuman cadangan ya..?”

“Ehh maap. Bukan, aku ga bermaksud seperti itu… “ Jelasnya gugup. Wajahnya memerah. Lucu. “Aku cuman mau nawarin kamu pulang bareng. Karena belakangan ini, aku melihat kamu pulang selalu pake angkutan umum…” Balasnya dengan senyum yang dihiasi oleh deretan gigi putih yang rapi.

“Ohhh…”
“Iya.. Aku khawatir aja Mel… Ga tega gitu.. Ngebiarin cewe secakep kamu… Pulang sendirian mulu pake angkot..” Jelasnya, “Apalagi, tujuan kita searah. Jadi ya kalo boleh… Aku mau anterin kamu…”

Pintar juga Dody mencari-cari alasan. Kupikir, betul juga sih kalimatnya barusan. Dan lagi, memang beberapa waktu belakangan, aku jadi sering keluar ongkos lebih karena tak ada yang mengantar. Jadi apa salahnya kalo kuterima tawaran Dody. Karena tentunya, akan lebih enak naik mobil dari pada naik angkot.

Melihat senyumanku, segera saja Dody mengamit tanganku. Menuju mobil dimana dirinya parkir. Dibukakannya pintu mobil itu, layaknya aku adalah seorang putri. Sekilas, dari gerak-gerik dan perlakuannya, Dody memang terlihat lebih gentlement ketimbang Luki. Cara becandanya, cara tertawanya, dan cara menatapku, memang terasa lebih matang. Yang pada akhirnya, mampu membuatku merasa begitu nyaman ketika bersamana.

Di perjalanan, perlakuan Dody pun masih sopan. Meski kaca mobilnya begitu gelap, akan tetapi, ia tak memulai percakapan yang menurutku vulgar. Hanya saja, ada beberapa gerakan tangan Dody yang menurutku sedikit mengambil kesempatan, meskipun itu tak benar-benar terlihat.

Beberapa kali, tangan Dody seperti tidak sengaja menyentuh lututku saat memindahkan persneling mobilnya. Semula aku tak merasa terganggu. Tapi, setelah itu, tangannya mulai bertindak berani. Ia mulai menyentuh paha, dan lenganku. Tentunya sambil bercanda.

Sentuhan, demi sentuhan aku rasakan dari setiap gerakannya. Yang awalnya aku risih, sekarang justru makin penasaran. Aku jadi ingin tahu, sejauh mana Dody akan membawa percakapan ini. Karena jujur, rasa ‘tanggung’ akan orgasmeku yang tertunda tadi pagi, membuatku merasakan sensasi tersendiri.

Walhasil, bukannya aku bergeser menjauh dari sentuhan tangan jahil Dody. Aku justru mendekat. Seolah tertarik dengan aura nakal Dody yang semakin menyelubungi diriku.

“Kamu ternyata… Kalo diliat-liat cantik banget ya… Anaknya asyik… Cuman sayang… Udah ada cowoknya… ” Ucap gombal Dody mulai mengena kediriku.

Sesampai di depan gang rumahku, aku langsung turun dari mobil sambil mengucapkan terima kasih. Tapi, lelaki menawan itu bukannya langsung pergi dan bergegas pulang. Ia malah memarkirkan mobilnya dan ikut turun mengikutiku hingga kerumah.

“Loh..? Kok kamu ikutan parkir…?” Tanyaku heran, “Emang kamu mau kemana?
“Aku beli cemilan dulu…Mau kasih calon cewek aku.. ” Jawabnya sambil tersenyum, “Rumahnya di gang ini juga kok… Ntar aku kenalin… Dia lebih cantik daripada kamu loh…” Sambungnya lagi sembari membetulkan rambutku yang sedikit berantakan.

“Idiihhh…” Ucapku sedikit tersanjung dengan senyum yang tak dapat kutahan-tahan.
“Sini, aku bawain tas sekolahmu…” Tambah Dody yang buru-buru mengamit tanganku dan merebut benda berat di pundakku.

Aku akui, memang Dody memiliki kharisma yang menawan. Ditunjang dengan wajah yang tampan dan senyum yang teduh, sehingga bisa membuatku luluh dalam waktu singkat. Perlakuannya padaku pun benar-benar membuatku terpesona, sehingga dapat menaklukan hatiku.

Tak mampu menahan pesonanya, kubiarkan saja Dody masuk ke rumah.

“Rumahmu, nyaman juga ya Mel…? Adem…” Ucap Dody sopan.
“Ya gini deh…”
“Iya, Adem… Seadem senyumanmu…” Sambung Dody lagi dengan kalimat singkat yang mampu membuat wajahku bersemu malu.

“Mo minum apaan…?” Tanyaku.
“Liat wajahmu aja, hausku aku udah langsung hilang, Mel…”

Bersama Dody, aku baru sadar, jika ternyata ngobrol dengan buaya darat tuh seru. Mereka tuh penuh basa-basi dan tak langsung to the point. Yang jelas, Dody bisa membuatku nyaman. Seperti sudah kenal lama dengannya. Dan yang tak pernah berhenti ia ucapkan, adalah puji-pujiannya padaku. Seolah aku adalah wanita satu-satunya yang bisa menarik perhatiannya.

Lama kelamaan, obrolanku dan Dody pun mulai serius. Mulai menjurus dan menyerempet ke hal-hal yang berbau porno. Meskipun aku tahu jika nantinya percakapanku dengan Dody bakalan semakin mesum, namun aku sama sekali tak mempermasalahkannya. Bahkan, lama-kelamaan aku juga meladeni semua percakapan joroknya.

Dan entah bagaimana mulanya, tau-tau kami sudah berciuman. Awalnya aku dan Dody hanya berciuman ringan, hingga akhirnya ketika lidah kami mulai saling melilit, ciuman itu menjadi lumatan yang ganas dan penuh birahi.

Tanpa menunggu lama, tangan Dody menyelinap masuk kedalam seragam sekolah dan beha yang kukenakan. Lalu, dengan mahirnya, ia mulai meremasi payudaraku.

“Sssshhhhh….” Lenguhku yang kaget akan manuver mesumnya. Terlebih, sudah 3 bulan lamanya tubuhku tak tersentuh oleh tangan lelaki.
“Besar sekali tetekmu, Mel… Jauh lebih besar daripada tetek cewek-cewek lainnya….” Puji Dody terus meremas payudara dan memilin puttingku.

“Ooohhh. Dody…” Erangku, karena aku mulai menikmati tingkah dan kalimat mesumnya. Apalagi, hari ini aku belom mendapatkan orgasmeku sama sekali. Aku ingin lebih. Aku ingin dicabuli lebih jauh.

Seperti mengerti keinginanku, tangan Dody mulai melucuti kancing baju seragam dan behaku. Melepas, dan melempar kedua penutup tubuhku ke sudut ruang tamu.

“Astaga Mell. Kamu memang bidadari…” Puji Dody kepadaku, “Ini tetek juara…” Sambungnya memuji payudaraku dan menggoyang-goyangkannya dengan gemas. Tanpa menunggu lama, bibir Dody langsung nyosor menciumi tetekku. Lidahnya pun langsung menari-nari dikedua payudaraku. Beberapa kali, mulut Dody menghisap-hisap, sembari memberi cupangan di sekitaran putingku.

Tak sabar karena perlakuan mesumnya, aku mulai melepas baju seragam Dody. Setelah itu, kubuka ikat pinggang celana Dody. Kupelorot memerosotkan celana panjang beserta kancutnya. Tak mau merasa telanjang sendirian, Dody pun membuka kancing serta resleting rok sekolahku. Setelah itu ia menarik celana dalamku turun, terlepas dari kedua kakiku.

Tak lama kemudian, kami berdua sudah saling bertelanjang badan.

Lagi-lagi, Dody loncat dan menerkamku. Ia menciumi sekujur tubuhku. Dari wajah, leher, terus turun lagi ke payudaraku. Secara bergantian, kedua puting tetekku, di isapnya dengan penuh nafsu. Tubuh Dody pun perlahan mulai merosot sambil terus menjilati tubuhku. Hingga akhirnya Dody berjongkok, sambil menatap langsung kearah memekku yang sudah membanjir basah.

“Memek bidadari…” Ucap Dody yang menatap tanpa berkedip kearah vagina tanpa bulu-ku.

Dody mengangkat kaki kananku dan ditumpangkan dibahunya. Membuat celah vaginaku langsung merekah, lebar menganga di depan matanya. Dan dengan satu sapuan pelan, lidah Dody mengais belahan memekku dari bawah ke atas.

“Aaaahhhhh… Sshhh.. Dodddyy… Eenaaaaaak bangeeetttt…” Erangku sambil meremas kepalanya.

Seperti mendapat pelajaran baru, kugoyang-goyangkan pantatku maju mundur seiring gerakan lidah Dody yang terus menari-nari di memekku. Terkadang lidahnya terasa menerobos masuk, menjilati sepanjang bibir memekku. Membuatku mengelinjang tak karuan. Membuatku mendesah lebih lantang. Sumpah, belum pernah aku merasakan kenikmatan vagina seperti ini.

“Ddoodddyy… Ooohhh... Eenak bangeeeet…. Gilaaa… Kok kamu pinter banget sih ngejilatin aku seperti ini… “ Raungku karena merasakan kenikmatan yang sungguh luar biasa

“Memekmu… Benar-benar menggairahkan, Mel…” Ucap Dody yang makin bernafsu untuk mencium dan menjilat lubang kencingku dengan lidahnya. Makin lama, jilatannya makin menggila. Lidahnya makin bergerak cepat, menjilat, mengais, dan menusuk lubang kelaminku. Hingga tak lama kemudian, tubuhku mulai bergetar hebat.

Aku tidak tahan lagi. Jilatan lidah Dody, benar-benar membuatku menggelijang keenakan.
“Ooohh. Dodddddyyyyy.. Aku keluar Dooodd. Aku keluaar…” Teriakku spontan tanpa mampu menahan dorongan orgasmeku.

CREEET CREETT CRREECEETTT CRREEEETTT CRREEETTTTT.
Tubuhku mengejang. Tersentak-sentak bersama dengan kedutan-kedutan yang menyembur di memekku. Mataku terpejam, tak mampu menahan rasa nikmat yang datang bertubi-tubi.

Namun, ketika melihatku kelojotan seperti itu, Dody malah semakin ganas menjilati memekku. Tanpa ampun, lidah basah Dody terus menusuk-nusuk vaginaku. Semakin membuat tubuhku menggelijang keenakan.

“Ooohhhh.. Doddddyyy…. Lidah dan mulutmu benar-benar juaraaa…” Raungku dengan tubuh yang terus kelojotan, tak sadar dengan apa yang direncanakan oleh lelaki yang baru saja memberikanku orgasme ternikmat sepanjang hidupku.

Tanpa memberi aba-aba, Dody merangsek naik. Mensejajarkan batang kemaluannya dengan lubang kemaluanku. Ia arahkannya kepala kontol itu kearah liang vaginaku. Lalu, menggesek-gesekkan ujung kemaluannya yang sudah begitu mengeras itu kebelahan memekku dengan tergesa-gesa.


“Doodd… Jangan tusukin kontolmu ke memekku ya… Aku masih perawan...” Erangku masih cukup sadar, meskipun sedang dilanda kenikmatan yang menderu-deru.
“Serius…?” Kaget Dody sedikit menahan tusukan kontolnya.
“Sssshhh.. Iyaaa…” Rintihku, karena merasakan setengah kepala kontol Dody, sudah membelah liang peranakanku.

“Hmmmm.. Iya deh…. “ Ucap Dody sedikit kecewa. Dengan berat hati, iapun mencabut tusukan kontolnya dari memekku, lalu duduk ditepi sofa. “Kalo gitu.. Bantu keluarin pejuh aku ya…”

Aku mengangguk, lalu ikut bangkit dan berpindah kedepan selangkangannya.

“Mpppffff…” Tawa spontan-ku karena melihat ukuran kontol kontol Dody, namun buru-buru kutahan. Seumur hidupku, aku baru melihat penis lelaki dewasa yang ukurannya tak melebihi panjang ibu jariku. Meskipun sudah begitu tegang, ukuran kemaluan Dody begitu mungil, begitu kecil.

Namun, supaya ia tak sakit hati, segera saja kukulum kontol kebanggaan Dody itu.

HAP. Dengan satu lahapan mulut, seluruh kemaluannya bisa masuk kemulutku dengan mudah. Bahkan, saking mudahnya, aku bisa memasukkan kedua biji pelernyam, bersama-sama kedalam mulutku. Hihihi. Kontol Dody, benar-benar imut.

Untuk tidak mengecewakan Dody, aku segera mengocok-kocok saja batang penis itu dengan jariku. Iya, cukup dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah saja, kupuaskan nafsu birahi Dody. Aku malas memainkan kontol kecil itu ke mulutku. Bikin capek bibir dan lidah saja. Terlalu mini. Tak ada kebanggaan sama sekali.

“Ooohh…Ssshhh…. Meeeellaaaatiiii…. Ooohhh... Meeeellll….. Aku mau keluaar…” Erang Dody yang tak lama kemudian tubuhnya mulai kelojotan.
“Gih….” Ucapku singkat sambil terus mengucut batang mininya.

CROOOT CROOOCOOOT CROOOTTTT
Empat semburan kecil sperma, menyembur ketanganku

“Ooohh. Enak banget kocokan tanganmu Meeell…” Erang Dody yang langsung ambruk kebelakang. Tergolek lemah ke sandaran sofa ruang tamuku.

“Hhhhfff…” Tiba-tiba, tercium aroma menyengat di hidungku. Ternyata, aroma itu adalah aroma dari pejuh Dody. “Udah kontolnya kecil…. Pejuhnya dikit… Amis pulaaa…” Sebalku dalam hati sambil buru-buru pergi meninggalkan Dody yang masih terengah-engah di atas sofa.



***​

PLAK PLAK PLAK PLAK
Suara tamparan seksi pinggulku dan pantat Mela, makin terdengar nyaring di telinga.

“AAahhhh.. Maass.. Enak banget kontolmuuu… Sssshhh…” Lenguh manja istriku yang terus terdengar seiring sodokan tajamku di vaginanya.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Trus Maaasss.. Oohhh. Teruuussss….” Raung Melati yang makin menunggingkan pantatnya. Menyerahkan seluruh kendali tubuh dan lubang kemaluannya kepadaku secara mutlak. Bahkan, ia juga membentangkan pipi pantatnya kekanan dan kekiri, seolah menawarkan lubang anusnya yang berwarna coklat muda itu kepadaku.

GILA
Melati Putri Anggaeni.
Aku benar-benar tak mengenalmu.
Sejak kapan kamu bisa seseksi dan sebinal ini.

Menyebut kata binal, mendadak pikiranku kembali ke beberapa hari lalu. Ke saat dimana Mela sedang berselingkuh dengan mantannya.

“Apakah Mela juga berbuat seperti ini ketika bersetubuh dengan Fadil ya…?”
“Kira-kira, anus Mela ini… Sudah diperawani oleh kontol Fadil nggak ya…?”
“Ataukah… Apa kira-kira Mela mau nggak ya…? Kalo bermain threesome…?”

“Fadil nyodok memek Mela… Sementara aku nyodok anusnya…”
“Ooohh. Anus Melaaaa…”

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Membayangkan hal-hal mesum itu, membuatku makin tersiksa oleh nafsuku.

“Oohh….. Melatiii… Kamu nakaaalll sekali Sayangkuuuu…” Erangku diujung pelampiasan orgasmeku.

AAAANJJIIIMMMMM…
“Apa sih… Yang dilihat Mela dari mantannya…?”
“Kok bisa-bisanya ia memutuskan untuk selingkuh…?”

AAARRGGGGGGHHHHHHH

“Sebenarnya, apa sih yang kurang pada diriku…?” Tanyaku dalam hati, “Banyak teman yang bilang, aku tampan, tegap, kekar dan sukses. Aku bisa mendapatkan apa yang kumau dengan harta hasil jerih payahku. Yah, bisa dibilang, aku adalah idaman banyak wanita… Terlebih, penisku yang 18 cm, juga tak pernah mengecewakanku… Bahkan, ukuran segitu, itu lebih dari cukup”

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Semakin aku membayangkan kecabulan Mela bersama selingkuhannya, membuatku tak sadar, jika gerakan senggamaku semakin kasar. Namun anehnya, Melati justru semakin bersemangat untuk meladeniku. Bahkan, vaginanya semakin licin, sampai-sampai muncul busa putih yang melumuri batang penisku ketika keluar masuk di liang senggamanya.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Aaahhh…. Aaahhh…. Aaahhh…. Iya Mas... Iyaaahh… Sodok memek aku lebih kenceng lagi Mas… Iyaaahh..” Raung Mela keenakan. “Lebih kenceng lagi Mas.. Sodok yang kenceng… “ Pintanya untuk lebih dikasari lagi oleh penisku. Ia benar-benar tak mempedulikan sama sekali sodokan brutal batang penisku. Karena sejauh kumelihat wajah istriku, tak terlihat rasa sakit diwajahnya. Malahan, yang ada adalah senyum manja sambil sesekali menggigit bibir bawahnya yang begitu seksi.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Oooouugghh….. Meelllaatiikuuu… Istriiikuuu… WANITA MURAHANKU…. PEREEKK CANTIKKUkuu… ”

CROOT CROOOT CRRROOOOOCOOOOOT CROOOTTTT CRROOOOTTTTTTT


Bersambung,
By Tolrat
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd