Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah kehidupan kami

Part 3



"Pah bangun udah nyampe nih"

Istriku membangunkan ku saat kereta ini sudah sampai di tujuan akhir, ternyata aku cukup lelap saat tertidur hingga tak terasa sudah sampai tujuan.

Tak kulihat orang yang semalam bermesum ria dengan istriku.
Aku lalu bergegas keluar kereta dengan istriku, kulihat lagi istriku yang sekarang berdiri disampingku, sekilas tak ada yang aneh dengannya hanya saja aku tak tau apakah istriku masih tidak mengenakan apa apa lagi di balik switernya.

Merasa sedang di perhatikan istri lalu menoleh ke arah ku

"Liatin apa sih pah?"
"Bajunya udah di pake belum?"
"Hehehee"

Istriku hanya tetsenyum mendengar pertanyaanku, dan kucubit pipinya.

"Nakal kamu mah"
"Udah di pake kok pah, tenang aja"
"Terus kemana orangnya"
"Udah duluan tadi"
"Kok bisa sih dia duduk sama kamu?"
"Udah entar aja ceritanya kalo udah di rumah, ayo buruan pulang"


Kampung halaman istriku memang masih lumayan jauh, karena dari stasiun masih harus naik kendaraan umum selama satu jam, dan setengah jam lagi naik ojek dari pinggir jalan raya menuju rumah mertuaku.


Suasana masih cukup gelap saat kami sampai karena sekarang baru pukul 5 pagi, sementara kendaraan umum baru ada nanti jam 6, yang berarti kami harus menunggu 1 jam lagi.

"Huuuh dingin pah"
Sambil memeluk tubuhnya sendiri istriku menggigil kedinginan, karena memang masih pagi jadi udara terasa lebih dingin, aku juga merasakan hal yang sama.

Lalu ku ajak istriku ke warung yang ada di sekitar stasiun untuk membeli minuman agar bisa sedikit menghangatkan badan.

Kupilih wedang jahe sebagai minumanku, istriku juga memilih minuman yang sama.

Kami duduk di kursi panjang yang ada di warung ini, dan istriku sedang memegang cangkir dengan kedua tangannya sambil meniupnya, kakinya yang tak sampai ke tanah ia gerakan maju mundur, terlihat seperti anak kecil yang sedang merasa gembira.

Aku tersenyum melihatnya dan Ku usap usap rambutnya yang masih tertutup jilbab, tak ada rasa kesal atau marah atas aksinya semalam. Dan tak sedikitpun mengurangi rasa cintaku padanya.

Waktu berlalu kini kami sudah berada di dalam kendaraan umum yang sedang berjalan menyusuri jalan, istriku tertidur menyenderkan kepalanya di pundaku.
Aku sendiri tak merasa ngantuk karena sudah tertidur cukup lelap saat di kereta.

Mobilpun telah sampai dan kita turun di pinggir jalan raya, saat kami baru saja turun sudah ada beberapa tukang ojek yang berkerumun menghampiri kami untuk menawarkan jasanya.

Lalu aku melihat lihat motor mana yang paling layak jalan, aku melakukan hal ini bukan tanpa alesan. Karena Jalan menuju kampung halaman istriku belum teraspal dengan baik, sehingga banyak lubang dimana mana, Males aja jika nanti motor yang kami tumpangi rusak tengah jalan.


Ku lihat hanya ada 1 motor satria yang menurutku layak jalan, dan motor yang lainnya terlihat memprihatinkan. Aku heran dengan mereka, seharusnya mereka bisa merawat motor mereka dengan baik mengingat motot itu adalah sumber pemasukannya.


Lalu ku suruh istriku naik ke motor yang menurutku paling layak jalan tersebut, dan aku naik dengan motor lainnya.

Ojek yang akan membawaku bernama pak sobari berumur 43 tahun, sementara ojek yang membawa istriku aku tak tau namanya karena lupa untuk bertanya, tapi ku taksir umurnya belum sampai 30 karena masih terlihat cukup muda.

Istriku jalan duluan dan aku mengikutinya dari belakang, jalanan masih cukup baik saat aku baru berjalan dari pangkalan ojek, tapi beberapa ratus meter kemudian jalanan mulai berlubang dan bergelombang, sehingga motor yang kunaiki bergerak naik turun, begitu juga dengan istriku yang herada di depan.


"Jalanannya parah ya pak"
Aku mulai membuka obrolan dengan pak sobari.
"Iya nih mas udah lama ngga di betulin, padahal udah parah gini"
"Emang selama ini belum ada peninjauan dari pihak pemerintah pak?"
"Kurang tau kalau itu mh, tapi kalaupun ada juga pasti dananya di korupsi"
"Masa sih pak tau dari mana tuh?"
"Yaaaa kaya ngga tau pemerintah kita aja mas, pas mau pemilihan mh janjinya ini itu, giliran udah jadi lupa deh sama janjinya"
"Wahh parah berarti ya pak"
"Parah banget pokoknyalah, duit dari pusat segini sampai provinsi segini sampai kedaerah segini, sampai ke proyek tinggal ampasnya doang mas"

Walaupun tukang ojek tapi sepertinya pak sobari cukup paham tentang dunia politik di negeri ini, yahh memang sudah menjadi rahasia umum bahwa pemerintah terkesan kurang bijaksana dalam menjalankan tugasnya.

Jalanan yang berlubang dan bergelombang beberapa kali membuatku harus berpegangan pada pak sobari agar tidak terlempar dari motor.


Istriku yang berada di depan juga mengalami hal yang sama denganku, tapi karena jok motor yang di tumpangi istriku sedikit nungging membuat tubuh istriku menempel dengan ojek yang membawanya.

Beberapa kali pak sobari mengerem untuk menghindari lobang yang membuatku sampai maju kedepan, ojek di depanku juga melakukan hal yang sama sehingga membuat istriku semakin menempel ke punggungnya.

Ku lihat istriku membiarkan tubuhnya menempel ke punggung tukang ojek itu dan membiarkan payudaranya tergencet oleh punggungnya.

Kesempatan dalam kesempitan, mungkin itu yang dipikirkan tukan ojek itu, dimana dia memanfaatkan jalanan yang rusak untuk menikmati empuknya payudara istriku di punggungnya.

Meski tangan istriku tidak memeluknya dan memegang pahanya sendiri, tapi kini kepala istriku sudah berada di pundak si tukang ojek dan sepertinya sedang mengobrol.

Hingga tiba tiba mesin motor yang ku tumpangi mendadak mati, istriku yang berada di depan tidak mengetahui hal ini dan terus melanjutkan perjalanannya.

Apa yang ku kawatirkan akhirnya terjadi, sehingga kini aku berdiri di pinggir jalan menunggu pak sobari yang sedang membetulkan kembali motornya.

Berkali kali pak sobari meminta maaf padaku, akupun tak terlalu mempermasahkannya. Pak sobaripun berterima kasih atas kesabaranku.

Aku memang dikenal sebagai orang yang cukup sabar, bukan hanya istriku tapi hampir semua orang yang mengenalku bilang kalau aku orang yang sabar.
Menjadi orang yang sabar memang ada plus minusnya.

Plusnya dengan kesabaran aku cenderung bisa mendapatkan apa yang aku inginkan.
Minusnya seperti saat ini, karena kesabaranku pak sobari menjadi tidak terburu buru membetulkan motornya.

Setengah jam akhirnya pak sobari selesai membetulkan motornya, dan kami jalan kembali, kupikir istriku sudah sampai rumah mertuaku sekarang sehingga aku meminta pak sobari untuk lebih berhati hati mengendarai motornya.

Beberapa meter di depan ada sebuah tikungan dan setelah kami melewati tikungan tersebut, terlihat ada sebuah gubuk yang letaknya sekitar 7 sampai 10 meter dari jalan.

Dan kulihat ada sebuah motor satria yang terparkir di sebelah gubug tersebut, gubug tersebut memiliki dinding yang terbuat dari bambu sehingga orang dari luar tak bisa melihat kedalamnya.

Aku penasaran apa mungkin itu motor yang di tumpangi oleh istriku?
"Ah mungkin aja itu motor orang lain, kan yang punya motor kaya gitu pasti ngga cuma si tukang ojek doang"
Aku mencoba berpikir positif soal motor satria tadi.

Akhirnya sampailah aku dirumah mertuaku,
"Horeee papah pulang"
Anaku langsung berlari menghampiriku dan langsung ku gendong putri kesayanganku.
"Anak papah udah sembuh?"
"Udah dong"

Ibu mertuaku keluar bersama ayah mertua, aku lalu salim mencium tangan mereka.

"Syifa kemana dul? Bukanya kalian pulang bareng?" Tanya ibu mertuaku yang tentu saja membuatku bingung karena seharusnya istriku sudah sampai lebih dulu.
"Loh emang syifa belum sampai bu?"
"Belum tuh"

Belum sempat aku menjawab istriku akhirnya sampai.

"Nah itu syifa" ucap ayah mertuaku yang membuatku melihat kebelekang saat istriku baru turun dari motor.

"Assalamualaikum ayah ibu" istriku langsung menghampiri orang tuanya dan salim seperti yang kulakukan tadi.

"Duhh anak mamah sini gendong sama mamah"
Aku menyerahkan anaku ke istriku untuk di gendongnya.

"Kok kamu baru sampe mah, bukannya tadi kamu jalan duluan"
Istriku sedikit kaget mendengar pertanyaanku dan sedikit gelagapan saat menjawabnya.
" eh anu itu pah motornya itu emmp motornya itu tadi mogok"
"Mogok? Kan yang mogok tadi kotor papah"

Mertuaku ikut menimpali omonganku.

"Lah yang mogok motor siapa sebenernya?"

"Ngga yah tadi emmp motor syifa jg mogok"

Melihat istriku yang semakin gelagapan dengan muka kebingungan, aku baru sadar pasti telah terjadi sesuatu di antara dia dan si tukang ojek, tentu saja aku juga salah karena seharusnya aku bisa lebih melihat situasi saat bertanya.

Tak mungkin istriku menjawab dengan jujur apa yang telah terjadi.
"Iya yah tadi motor syifa yang mogok hehee" aku mencoba mengalihkan rasa penasaran mertuaku dengan membenarkan pengakuan istriku.

"Ohh gitu, pantesan telat datengnya"
Syukurlah mertuaku sepertinya percaya dengan alasanku.

Kulihat istriku menatapku dengan kesal.
"Ya udah ayo masuk dulu" ajak ibu mertuaku.

Kami pun masuk kedalam rumah di ikuti istriku yang berjalan di belakang sambil menggendong anakku.

Tiba tiba istriku mencubit pinggangku cukup keras hingga membuatku sedikit berteriak.

"Aduhhhhh"
"Kenapa kamu dul?"
Ngga apa apa bu hehee"

Mungkin istriku kesal dengan pertanyaanku tadi hingga membuatnya mencubitku.
Kulihat kebelakang dia menjulurkan lidahnya seakan sedang meledekku

"Wekk sukurin"
Sementara anaku hanya tertawa melihatnya.


Ku makan dengan lahap makanan yang sudah di sediakan mertuaku, jika boleh jujur masakan mertuaku jauh lebih enak daripada masakan istriku, sehingga saat makan di rumah mertua, aku bisa menghabiskan lebih banyak makanan.

Istriku juga makan dengan lahap, apalagi beberapa waktu yang lalu dia sudah berolah raga pagi dengan si tukang ojek.
Sehingga kehilangan banyak energinya.

Setelah acara makan aku lalu mandi untuk menyegarkan badanku kemudian ngobrol bersama mertuaku, istriku ikut bergabung setelah menyelesaikan mandinya.

"Gimana kerjaan kamu di kota dul?"
Ayah mertuaku membuka obrolan.
"Lumayan sibuk sih yah"
"Berapa hari kalian di kampung?"
Kini giliran ibu mertuaku yang bertanya dan di jawab oleh istriku.
"Minggu pagi kita udah berangkat bu, soalnya kerjaan mas abdul lagi banyak"
"Ya udah yang penting kalian bisa santai dulu di kampung"
"Oh iya buk sinta sama selly sering ngasih kabar ngga?"
" alhamdulillah mereka sering kok ngasih kabar, bulan kemarin juga sinta pulang kerumah"

Sinta dan selly ini adalah adik adik istriku.

"Syukurlah buk"

Obrolan obrolan ringan pun terjadi diantara kami hingga waktu menjelang siang.

Anak kami yang sedari tadi asik bermain boneka kemudian menghampiriku.

"Pah entar ika beliin boneka lagi dong"
"Emang ika mau boneka apa sayang?"
"Boneka berbi pah tapi yang gede"
"Gedenya segimana?"
"Segini pah" sambil merentangkan tangannya.
"Ya udah entar papah beliin tapi cium dulu dong"
"Mmuach" anaku mencium pipi kananku.
"Yang ini juga dong"
Mmuach"
"Pinterr sini gantian ayah cium"
"Ngga mau" anaku segera ingin kabur saat aku hendak menciumnya, tapi aku dengan cepat menangkapnya.
"Ketangkep dede ngga bisa kabur, sini ayah cium mmuach mmuach"
Aku ciumi pipinya kanan kiri.
Anaku terus berontak karena tidak mau untuk di cium sambil memanggil mamahnya.
"Mamah tolongin ika mah"
Istriku lalu mendekat, bukanya menolong seperti yang di inginkan putriku, istriku justru ikut ikutan menciuminya.
"Sini mamah tolongin mmuach muuach"

Anaku terus berontak karena kini pipi kanan dan kirinya sedang kami ciumi, dan kini meminta pertolongan kepada neneknya.
"Nek tolongin ika nek tolongg..

"Hahahahaaa"
Mertuaku hanya tertawa melihat tingkah cucunya.

"Anaku memang sedikit susah untuk dicium, menurutnya dirinya sudah besar dan ngga mau di cium lagi, tapi tidak menolak jika ada keluarga kami yang minta untuk di ciumnya.

Kami lalu bercanda gurau hingga tetawa lepas.

Tak terasa hari sudah siang kamipun telah selesai makan siang.

Istriku kemudian mengajak anaku untuk tidur siang, sementara aku duduk di depan dan melanjutkan obrolanku dengan mertua.

Siti masitoh adalah nama ibu mertuaku yang kini sudah berumur 47 tahun, sementara ayah mertuaku benama edi purnomo yang kini berusia 54 tahun.

Hingga waktu menjelang sore aku pamit ke mertuaku untuk pulang kerumah.


Aku memang sudah memiliki rumah sendiri di kampung halaman istriku, jaraknya terbilang tidak terlalu jauh juga tidak terlalu dekat dengan rumah mertuaku, hanya butuh 4 menit jika menggunakan motor dan seitar 25 menit jika berjalan kaki.

Aku memutuskan untuk berjalan kaki agar bisa menyapa warga sekitar, di jalan aku bertemu dengan beberapa tatangga.

"Mas abdul pulang kapan nih, baru keliatan?"
"Tadi pagi pak"
"Eh mas abdul mau pulang yah"
"Hehee iya nih buk"

Inilah yang kusukai dari warga desa, dimana sikap ramah tamah masih cukup terjaga.

Aku mulai memasuki kebun albasia yang menjadi pertanda aku mulai memasuki area rumahku, kebun albasia ini adalah milik mertuaku, karena sudah cukup lama pohon pohonnya pun sudah terbilang cukup besar karena sudah berusia hampir 10 tahun, aku menelusuri jalan setapak yang ada di kebun ini.

Hingga akhirnya aku sampai di halaman rumahku, kulihat sekitar rumahku sambil berdecak pinggang, banyak sekali rumput rumput liar dan semak semak yang tumbuh subur di sekitar rumahku.


Rumahku tergolong cukup besar jika di bandingkan dengan rumah warga yang lain, tapi memang rumah seperti ini yang di inginkan istriku maka aku sebagai suami hanya menurutinya saja.

Halaman depan memang sengaja tidak ku pasangi pagar dan gerbang, karena rumah warga disinipun tidak ada yang memiliki pagar, karena menurut warga sini pagar adalah sebuah pembatas, jadi jika ada rumah yang memiliki pagar artinya mereka ingin membatasi hubungan dengan warga sekitar, dan menurut mereka akan merusak nilai silaturahmi antar tetangga.


Rumah warga di kampung ini memang sedikit berjauhan dimana rata rata jarak antar rumah warga mencapai 10 hingga 20 meter, dimana rumahku terbilang yang paling jauh di antara rumah warga yang lain.

Bahkan rumah tetanggapun tidak ada yang terlihat satupun dari rumahku karena terhalang kebun albasia, sementara di belakang rumah ada kebun tebu yang cukup luas.

Ku buka pintu rumahku dan wuussshhh seketika debu berterbangan mengenai wajahku, ku kibaskan tanganku untuk mengusir debu yang berterbangan.

Tidak berantakan memang hanya saja cukup banyak debu dan sawang dimana mana, ku ambil sapu dan mulai ku bersihkan rumahku.

Mungkin ini juga salah satu nilai plus ku, sebagai laki laki dan seorang suami tak melulu aku mengandalkan istriku untuk membersihkan rumah.

Banyak yang bilang istriku beruntung memiliki suami seperti aku, tapi aku lebih beruntung karena memiliki istri seperti dirinya yang baik dan penurut.


Kubersihkan seluruh rumahku, ku sapu mulai dari depan hingga kebelakang, kubersihkan sawang yang ada di plafon, dan ku pel agar lebih bersih.


"Huuuft akhirnya selesai juga"
Ku seka keringat di dahiku dengan punggung telapak tanganku.

Aku lalu mandi agar badan lebih segar, kemudian menonton tv sambil menunggu istriku pulang.

Jam 8 malam ku dengar suara motor di depan rumahku, lalu aku kedepan dan membuka pintu.

Kulihat istriku datang sambil membawa makanan.

"Si kecil mana mah kok ngga ikut?"
"Ngga mau ikut pah, maunya tidur sama nenek"
"Kebiasaan tuh anak kalau orang tuanya pulang ngga mau tidur bareng"
"Biarin ajalah pah tidur sama neneknya ini"
"Terus kenapa ngga di anter ayah malah bawa motor sendiri, emang ngga takut?"
"Ngapain takut coba"
"Kan sapa tau ada hantu"
"Papah tuh hantunya"

Kemudian istriku masuk kedalam dan kumasukan pula motor yang dibawa istriku ini.

Bisa di bilang istriku cukup pemberani, tidak seperti wanita lain yang cenderung takut dengan keadaan sepi dan gelap.
Bahkan dia lebih suka nonton film horor ketimbang film yang romantis.

Kumakan makanan yang dibawa istriku hingga habis, lalu dia mencuci piring bekas yang kupakai tadi kemudian dia menenaniku menonton tv.

Saat ini istriku sedang mengenakan daster ala ibu ibu rumahan, tapi itu tidak mengurangi kecantikannya sedikitpun.

"Mah" "apa"
"Ceritain dong tadi pagi ngapain aja?"
"Ngga ngapa ngapain"
"Bohong ah pasti terjadi sesuatu kan tadi"

Tiba tiba istriku mencubit perutku cukup keras.

"Aduh sakit mah sakit udah.. udah.."
"Kesel aku tuh sama kamu"
"Kesel kenapasih?"
"Ngapain coba tadi ngintrogasi kaya gitu depan ayah ibu"

Ternyata istriku masih kesal atas apa yang aku tanyakan tadi pagi.

"Siapa juga yang ngintrogasi, orang cuma nanya doang"
"Tapi pertanyaan kamu tuh bikin curiga tau ngga"
"Iya deh maaf, ya udah ceritain dong mah"
"Ngga"


Ku tarik istriku dan kududukan di atas pangkuanku hingga akhirnya posisi kami saling berhadapan.
Ku tempelkan tubuhnya sampai dadanya menyentuh dadaku.

"Ayo dong mah ceritain"
"Ngga mau, pokok nya tadi aku di entot mas jupri, udah gitu aja"

Kini aku tau nama tukang ojek yang berhasil mengagahi istriku.


Ku coba untuk mencium bibirnya, tapi istriku menghindar dengan memundurkan kepalanya, karena posisinya yang sedang duduk di pangkuanku dan dia memundurkan kepalanya membuat bagian dadanya terekpos di depanku.

Dan segera ku endus endus dadanya dengan hidung dan bibirku.

Tapi setelah kuangkat kepalaku ku lihat ada satu tanda merah di atas payudara sebelah kanannya, kemudian kutarik bajunya agar aku bisa melihat dengan jelas.

Ternyata tidak hanya 1 tapi ada beberapa bekas cupangan di dada kakan kirinya.

"Ihh siapa yang bikin nih"
"Ngga boleh liat liat"
Istriku langsung menutup bajunya
"Ihh pelit masa suami sendiri ngga boleh liat"
"Biarin wekk"

Kutarik kepalanya dan langsung kucium bibirnya.

Mmuachj muuach muacch

Istriku membalas ciuamanku, kuremas remas payudaranya dari luar bajunya.

Ahh smoochk smoockh mulai terdengar desahan istriku saat sedang berciuman.

Kini tangannya melingkar dileherku, dan kuremas remas kedua payudaranya dan kuplintir putingnya dari luar bajunya.

"Akhhh" desahan istriku cukup keras saat ku pelintir putingnya.
Ku angkat dasternya dari bawah dan istriku mengangkat bokongnya agar aku mudah melepas bajunya.

Istriku melepaskan ciumannya saat aku mulai melepas dasternya, dia mengangkat kedua tangannya dan aku berhasil melepas dasternya, kemudian aku melemparnya kesamping.

Istriku kembali mencium bibirku dan tanganku menuju kepunggungnya untuk melepaskan bh nya lalu kulempar kebelakang.

Kini aku bebas meremas remas payudara yang begitu montok, meskipun sudah sering diremas remas tapi bentuknya masih bulat sempurna.

Akhhh istriku melepas ciumannya dan mendongakan kepalanya ke atas saat aku kembali memelintir kedua putingnya.
Lalu kujilati lehernya yang jenjang.

Akhh ahhhh enak pah ahh.
Jilatanku terus turun kebawah sampai akhinya tepat berada di putingnya.

Kuhisap sambil kuremas remas payudaranya, istriku menjambak rambutku yang kini sedang menyusu kepadanya.

Ahhh ahh ssshhh ahh enak pah emmmp sshh ahh.....

Kulepas putingnya dan kini dapat kulihat dengan jelas tidak hanya di bagian atas, tapi di bagian bawah payudaranya juga terdapat beberapa cupangan yang membuat payudara bulatnya penuh cupanga, tidak hanya di payudara bahkan di bagian perutnya yang rata pun terdapat beberapa cupangan.

"Jangan diliatin udah nenen aja"

Istriku menarik kepalaku untuk menghisap kembali payudaranya.

Ku angkat tubuhnya dan kubawa kedalam kamar, kurebahkan tubuhnya di kasur dan langsung kuterkam.

Kubuka semua bajuku hingga telanjang, dan kutarik celana dalam istriku dari kakinya dan kulempar entah kemana.

Kutekuk kakinya menyerupai huruf M dan langsung kujilati memek nya.

Smoockh smmock smmochk.....
Ahh akhhh terus pah ahh.
Istriku menjambak rambutku yang kini sedang menjilati memeknya.

"Uhhh memek kamu masih gurih mah"
Smoochk ssmooch.... ahh iya pah jilatan papah juga enak..
Kujilati terus sampai memeknya basah penuh oleh cairan kewanitaanya dan ludahku.

Ku hentikan jilatanku dan kudekatkan kontolku ke mukanya, dan istriku langsung mengulum kontolku penuh nafsu.

"Uhhh sepongan kamu emang juara mah"

Aku mendesah menikmati sepongan istriku yang terasa begitu nikmat..

Karena aku sudah tak tahan ku lepaskan kontolku dari mulut istriku dan langsung mengarahkannya ke memeknya.

Kugesek gesek sebentar kontolku kememeknya sebelum akhirnya kumasukan kontolku dalam sekali tusukan.

"Awww ahhhh"
Istriku berteriak dengan aksiku, dan ku genjot memeknya dengan cepat.

"Ahhh ahh memek kamu masih enak aja mah ahh"
"Kontol papah juga enak pah... ahh ahhh terus pah mamah udah mau sampai"
"Ahh iya mah papah juga udah mau keluar"

"Ahhhhhhh...."
Teriak kami bersamaan.

Crot crot crot....

Kutarik kontolku dari memek istriku, kulihat spermaku mengalir keluar dari memeknya.

Aku lalu ambruk di samping istriku sambil mengatur nafas setelah lelah bertempur.

Ku peluk istriku dari samping dan mengangkat kepalanya kemudian meletakannya di atas lenganku.

"Makasih yah mah... cup"
Kucium pipinya.
"Sama sama pah"

"Cape banget pah hari ini"
"Habis main ya capelah mah"
"Hehe iya pah cape habis main, sehari semalem nglayanin tiga kontol"
"Hah tiga kontol? Bukanya cuma dua doang ya, kan semalem ngga ngentot"

Aku terkejut saat istriku mengatakan telah melayani tiga kontol dalam waktu sehari semalam.

Kini istriku menghadap kesamping kearahku.

"Huuuu siapa bilang ngga ngentot, kamunya aja tuh yang tidur kaya kebo"

Sambil menoel hidungku dengan jari telunjuknya.

"Berarti mamah semalem juga ngentot sama dia?"
"Iya" jawabnya singkat.
"Emang mamah ngentot dimana?"
"Waktu transit di kota xxx pah, kan berhentinya lumayan lama tuh"
"Terus?"
"Terus mamah tawarin ke dia mau ngentot ngga"
"Gila..!! Mamah yang nawarin?"
"Hehee iya pah"
"Binal banget sih istri papah"
"Hehehee"
"Terus?"
"Terus dia nanya mau ngentot dimana, mamah ajak aja ngentot di toilet"
"Toilet kereta?"
"Bukan pah, tadinya dia juga mikirnya toilet kereta, tapi mamah ajak ke toilet stasiun"
"Hmm terus?"
"Ya udah kita buru buru turun terus langsung ke toilet, untungnya toiletnya juga sepi banget pah, jadi aman deh hehee"
"Terus?"
"Karena takut nanti keretanya keburu jalan jadi pas sampai toilet mamah langsung telanjang pah"
"Dia juga telanjang?"

"Ngga pah dia cuma ngeluarin kontolnya doang dari sleting"
"Terus kerudung mamah di lepas juga?"
"Tadinya sih mau di lepas pah tapi sama dia ngga boleh, katanya mamah makin seksi kalau telanjang masih pake kerudung"
"Terus?"
"Terus mamah langsung nunduk nyepongin kontontolnya sebentar biar licin, habis itu mamah langsung nungging"
"Terus terus"

Akupun semakin bersemangat mendengar cerita istriku

"Terus mamah langsung di entot pah sama dia"
"Nakal banget sih istriku ini" sambil kucubit hidungnya..

"Enak ngga mah di entot sama dia?"
"Enak banget pah sampe klepek klepek"
"Hahahahaaa klepek klepek kaya ayam aja"
"Habis enak sih pah hehee"
"Terus habis itu?"
"Habis itu ya mamah langsung pake switer pake celana, tapi pas mau pake celana dalam malah celana dalamnya di ambil sama dia"
"Berarti mamah ngga pake celana dalam dong sejak turun dari kereta sampe ke rumah ibu?"
"Heheee ngga pah"

"Hmmm pantesan... terus?"
"Terus kita balik ke kereta pah, tapi pas masuk penumpang yang di depan pada ngga ada pah, yang di di belakang juga tinggal 3 orang doang"
"Masa sih?"
"Iya pah, sampe kereta jalan juga mereka ngga pada naik, mungkin mereka emang turun di stasiun itu kali pah"
"Mungkin aja mah"

"Papah sih tidurnya kaya kebo jadi ngga tau kan"
"Namanya juga ngantuk mah cape habis ngocok juga"
"Hehhh kapan papah ngocoknya?"
"Pas dia lagi nenen sama pas mamah lagi nyepong"
"Papah ngocok 2 kali?"

"Iya mah hehhee"
"Terus keluar ngga?"
"Keluar dong mah hehee"
"Duhhhh kacian cuamiku cuma bica ngocok doang" ucapnya menirukan suara anak kecil sambil mencubit hidungku dan mengoyang goyangkannya.

"Tapi kasian tuh pah lantainya jadi kotor kena pejuh kamu"
"Lah kok malah kasian sama lantai sih bukan sama papah"
"Hehehee iya deh kasian suamiku yang cuma bisa ngotorin lantai kereta, tapi memek istrinya malah di kotorin pejuh orang hehee"
"Dasar istri binaalllll"

Kucium bibirnya mmuuac mmmuach mmmuach.

"Terus pas naik duduk bareng lagi?"
"Iya dong pah, masa mamah duduknya pisah sama orang yang udah ngotorin memek mamah hehee"
"Dasar kamu tuh" cup.. ku kecup bibirnya.

"Kata dia memek mamah udah jadi kekuasaan dia pah, soalnya udah di tandai pake pejuh hehee"
"Hahahaa ada ada aja"

"Tapi kok bisa sih dia duduk di samping kamu?"
"Sebenarnya tuh dia seharusnya duduk di kursi belakang, tapi berhubung ada papah yang lagi tidur pules terus mamah suruh duduk di samping mamah"

"Ohh jadi mamah yang nyuruh"
"Iya pah, sebagai istri yang bertanggung jawab mamah harus memastikan tidur papah tidak terganggu, sehingga mamah menyuruhnya untuk duduk di samping mamah"

"Dihhh gayanya sok iye"
"Hehee"
"Terus kenapa tuh mamah bisa sampe mau di ajak ngentot sama dia?"
"Dihhh siapa yang di ajak, orang mamah sih yang ngajak ngentot yeee..."
"Oh iya lupa, mamah ya yang ngajak, terus kenapa mamah bisa ngajak dia ngentot?"
"Emmmm pengin aja sih pah, kayaknya seru kalau ngentot sama orang yang baru di kenal"

"Terus menurut mamah seru ngga?"
"Seru banget pah, pokoknya degdegser deh"

"Terus dia tau dong kalau papah suami mamah?"
"Tau, kan mamah ngasih tau waktu dia mau bangunin papah"
"Ohh gitu"

"Terus kalian makin seneng dong pas kereta sepi?"
"Iya dong pah, makin aman makin bebas hehee"
"Ngapain aja tuh"
"Ngobrol mesra mesraan hehee, mamah dirangkul sama dia terus mamah senderin kepala mamah di bahunya"

"Huuu mesra amat kaya orang pacaran"
"Emang kita pacaran"
"Kapan jadiannya?"
"Semalem lah pah, dia nembak mamah jadi pacarnya"
"Terus mamah trima?"
"Memek mamah aja terima di tembak pake pejuh dia, masa giliran mamah di tembak jadi pacarnya mamah tolak"
"Jadi mamah terima?"
"Hehee terima dong pah"


"Ya ampunnn kamu tuh mah, harusnya ngomong dulu sama papah jangan main terima terima aja"
"Gimana mau ngomong orang papah lagi tidur, lagian ngga ngomong juga ujung ujungnya di bolehin kan, nih buktinya kontol papah aja ngaceng, berarti papah bolehin iya kan!!"

Istriku tiba tiba memegang kontolku yang sudah mengeras mendengar ceritanya.

Sebenarnya aku cukup kesal dengan tindakan yang di ambil oleh istriku, walaupun memang benar aku akan mengijinkannya berpacaran, tapi tetap saja aku ingin istriku membicarakan dulu sesuatu yang akan dilakukanya.



"Ya udahlah terserah mamah aja"
"Iya pah, lagian kita pacaran juga belum tentu ketemu lagi"

Benar juga perkataan istriku.

"Emang dia orang mana mah? Terus namanya siapa, umurnya berapa? Ganteng atau ngga?"

"Orang xxx pah" suatu daerah yang masih 1 kabupaten dengan istriku tapi lumayan jauh.

"Namanya hermawan subagio biasa di panggil herman, umurnya 47 taun, mukanya biasa aja sih pah"

Aku cukup terkejut mengetahui umurnya yang sepantaran dengan ibu mertuaku, bahkan setauku istriku lebih suka dengan pria yg good looking, beberapa partner ku pun pernah dia tolak lantaran menurutnya kurang good looking.

"Kamu ngga salah tuh mah, dia kan seumuran sama ibu, lebih pantes jadi orang tua kamu, bukan jadi pacar kamu"
"Gimana ya pah orangnya asik sih hehehee"
" huuu dasar"

"Biarin aja lah pah, ngga usah liat umurnya yang penting staminanya" sambil mengakat tangannya dan menekuk sikunya seolah olah sedang menunjukan otot bisepnya.

"Tapi biasanya kamu lebih suka yang good looking?"
"Berarti ini lagi ngga biasa hahaa"

"Terus main lagi ngga?"
"Hehe main lagi pah"
"Main dimana?"
"Di kursi depan pah"
"Di kursi depan?"
"Iya pah, kan di depan kosong tuh, dia ngajak mamah pindah kedepan biar bisa lebih mesra mesraan"
"Mesra kaya gimana lagi coba?"
"Kalau tadi mamah masih duduk di samping dia, pas udah pindah kan mamah duduk di pangkuannya pah"

"Wadawww, terus"
"Kan mamah duduk di pangkuan sambil membelakangi dia, terus dia meluk mamah dari belakang terus dagunya di letakin di pundak mamah terus dia sambil gerakin badanya kekanan kekiri pelan pelan"

"Terus"
"Terus kita ngobrol ngobrol aja sambil becanda, terus dia minta mamah lepasin kerudung mamah"
"Terus namah lepasin?"
"Iyalah pah mamah lepasin kerudungnya, dia juga suka pah sama rambut mamah, katanya rambut mamah bagus udah panjang,lurus, wangi lagi hehee"

"Iyalah jangankan cowo, cwe aja pasti banyak yang suka kalau liat rambut mamah, terus ngapain lagi mah?"

"Habis itu liat liat media sosial terus dia nyuruh mamah follow dia, terus dia gantian follow mamah"

"Ohh jadi udah saling follow nih?"
"Udah pah hehee, dia juga suka pah liatin foto mamah yang ada di medsos, katanya cantik cantik hehee"

"Iyalah cantik istri siapa dulu dong"
"Terus mamah liatin foto mamah yang ada di galeri pah"
"Waduhh mamah liatin foto mamah yang di galeri, kan di galeri banyak foto mamah yang hot"

"Hehee iya pah, dia aja sampe melongo liat foto foto mamah, katanya seksi, dia suka banget pah liat foto foto mamah yang cuma pake tanktop, katanya mamah lebih pantes pake baju kaya gitu dari pada pake yang tertutup"

"Itu mh akal akalan dia aja mah"
"Terus dia minta foto mamah pah"
"Terus mamah kasih?"
"Mamah ngga takut kalau nanti fotonya kesebar?"
"Ngga bakal pah"
"Ngga bakal dari mana? Siapa tau aja gitu dia nyebarin foto mamah"
"Mamah yakin aja pah kalau dia ngga bakal nyebarin foto mamah"

Aku cukup kawatir dengan pengakuan istriku yang sudah memberi foto foto hot dirinya, takut jika nanti foto foto itu akan tersebar.

"Kalau mamah ngasih foto mamah ke dia emang dia ngga takut ketauan istrinya kalau di hp nya ada foto seksi cewe lain?"

"Ngga pah, kan mamah ngasih fotonya bukan di hp dia"
"Terus dimana dong?"
"Tadinya emang mau mamah kirim ke hp dia, tapi dia juga punya pemikiran yang sama kaya papah, takut entar ketauan istrinya"
"Dia takut ketauan istrinya nyimpen foto cewe lain, tapi berani ngentotin cewe lain di dekat suaminya, aneh"

"Hahahaaa" istriku tertawa mendengar omonganku.

"Terus mamah ngirim kemana?"
"Di medsos pah"
"Di medsos?"
"Iya... kalau di medsos kan fotonya ngga tersimpan di galeri dia, jadi aman deh"

"Terus berapa foto yang mamah kasih?"
"Ngga tau, banyak sih, orang dia yang milih sendiri foto yang mau dikirim"
"Enak amat tuh orang, terus habis itu?"


"Habis itu ya kita lanjut ngobrol lagi, sambil liat liat medsos"
"Terus?"
"tangannya kan tadinya meluk mamah terus naik ngremes remes toket mamah"
"Pasti mamah keenakan toketnya di remes remes"

"Hehee iya pah, terus mamah buka sleting switer mamah biar dia lebih bebas ngremes remes toket mamah"
"Terus?"
"Dia balikin badan mamah menghadap dia, habis itu kita langsung ciuman pah sampe bunyi cekak cekok"

"Wadaww panas banget tuh pasti ciumannya"
"Hehee iya pah panas banget, terus dia bilang udah ngga kuat pengin ngentotin mamah lagi"
"Terus?"
"mamah buka kancing celana mamah terus angkat bokong mamah, mamah tarik celananya sampe ke lutut pah"

"Terus"
"Mamah pegang kontolnya terus mamah gesek gesekin kememek mamah terus blesss ahhh kontolnya masuk lagi ke memek mamah pah"
"Terus mah?"

"Mamah diemin bentar pah, habis itu mulai mamah genjot"
"Terus dia ngapain mah?"
"Dia cuma senderan doang di kursi pah liatin mamah naik turun ngentotin kontolnya"
"Enak amat tuh orang"
"Terus mamah minta dia ngremes remes toket mamah pah, ngga lama terus kita keluar bareng pah"
"Terus?"
"Badan mamah langsung ambruk kepelukan dia pah, karena cape mamah malah ketiduran pah di pangkuan dia"

"Hahh berarti mamah tidur masih dalam keadaan kaya gitu?"
"Iya pah kontolnya masih nancep di memek mamah, terus mamah tidur sambil di peluk sama dia"

"Mamah ngga takut ketauan orang?"
"Ketauan siapa pah, orang di depan cuma ada kita, toilet kereta juga adanya di belakang, jadi ngga bakal ada orang yang kedepan"

"Terus mamah tidur kaya gitu sampe pagi?"
"Iya pah, mamah bangun pas udah nyampe, kontolnya juga masih nancep di memek mamah"
"Terus?"
"Terus mamah bangunin dia, pas udah bangun kita langsung beres beres, terus gantian aku bangunin papah"


"Ohhh gitu, terus sama tukang ojek gimana?"
"Ihh sama dia mh mamah di perkosa pah"
"Hah di perkosa, kok bisa sih?"

"Waktu udah mau nyampe tikungan tuh mamah nengok ke belakang terus mamah liat papah ngga ada, terus mamah minta dia berhenti"
"Terus?"

"Terus dia berhenti, katanya tadi dia liat di spion, motor yang papah tunggangi mogok, terus dia ngajak nungguin di gubug yang ada di deket situ"
"Terus"
"Mamah setuju aja, awalnya sih pas di gubuk biasa aja pah, eh tiba tiba dia narik mamah kedalam, terus mau merkosa mamah"
"Mamah nglawan ngga?"
"Ngga pah hehee"
"Huu dasar, terus?"
"Kan mamah takut entar di lukai pah, jadi ya udah mamah pasrah aja"
"Terus?"
"Tapi dia ngga lama sih pah, bentar doang udah keluar, terus mamah minta langsung jalan aja ngga usah nungguin papah, ehh sampe rumah malah papah udah nyampe duluan hehehee"


Mendengar cerita istriku membuat kontolku kembali mengeras, dan ku garap lagi tubuh istriku malam itu.





Bersambung.
 
mantep..................tapi istrinya nyuri start tuh tiga kali...........
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd