Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah kehidupan kami

Penasaran sama Panlok ny Abdul... trims updatedny hu...sehat selalu ya
 
Part 10


Pov syifa


"Hhhooooaammft" aku menguap merentangkan kedua tanganku setelah terbangun dari tidurku yang nyenyak, ku gerakan tubuhku ke kiri dan ke kakan, tapi saat aku menggerakan tubuh ku ke kanan tak ku temukan suamiku berada di tempatnya.

Aku baru sadar semalam aku lupa untuk membuka kunci pintu kamar, aku segera turun dari ranjang, lalu Ku buka kuncinya dan ku buka pintunya, aku langsung menuju ke depan untuk mencari keberadaan suamiku, setelah sampai di depan ku temukan suamiku sedang tidur di atas sofa.

Aku tersenyum melihatnya, sungguh beruntung aku memiliki suami yang sangat sabar seperti dirinya, aku lalu menarik selimutnya yang turun sampai ke kakinya dan kembali menutup seluruh tubuhnya, hingga hanya kepalanya saja yang terlihat.

Cuaca cerah sekali pagi ini, ku lihat jam dinding baru menunjukan pukul 06:10 tapi langit sudah terlihat sangat biru, kubuka pintu depan rumahku dan udara segar langsung terhirup oleh hidungku.

Kerentangkan kedua tanganku untuk menikmati udara pagi ini, "hahh segar sekali" batinku.

Aku berjalan kedepan dan meletakan kedua tanganku di pinggang, ku mulai gerakan kekanan 4 kali dan ke kiri 4 kali, seperti gerakan pelemasan otot pada umumnya.

Lalu aku membungkukkan tubuhku dan menyentuh kaki kiriku dengan tangan kanan ku, dan mengangkat tangan kiriku ke atas ku diamkan posisi itu dan mulai menghitung 1 sampai 8.

Setelah selesai menghitung sampai 8 kemudian gantian Ku gerakan tangan kiriku untuk menyentuh kaki kanan ku, lalu ku angkat tangan kananku ke atas dan menahanya, ku hitung lagi sampai hitungan ke 8.

Kemudian Aku berdiri tegap dan sedikit merentangkan kaki ku, ku pegang paha kiriku dengan tangan kiriku , lalu aku mencondongkan tubuh ku ke kiri dan mengangkat tangan kananku, ku tahan posisi itu dan ku hitung lagi sampai 8.

Kini gantian tangan kanan ku yang memegang paha ku dan ku condongkan tubuhku ke kanan dan mengangkat tangan kiriku, ku hitung lagi sampai 8.

Aku kembali berdiri tegap dan mengarahkan kedua tanganku kebelakang, jari jari tangan kanan dan kiri ku saling bertaut dan ku busungkan dada ku ke depan, tapi saat aku baru mulai berhitung aku baru sadar kalau aku masih telanjang bulat.

"HAAHH" aku kaget dan langsung melepaskan tautan jari jari tangan ku lalu berlari masuk kedalam rumah.

"Untung aja ngga ada orang yang lihat, kalau sampe ada yang lihat bisa malu banget aku" gumamku sambil memukul kepala ku sendiri dan tertawa karena kecerobohanku.

Aku yang tadi terburu buru keluar dari kamar untuk mencari suamiku, membuat aku lupa kalau aku sudah tidak mengenakan baju lagi setelah melakukan vcs dengan pacarku.

Ku langkahkan kaki ku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai mandi dan berpakaian aku menghampiri suamiku untuk membangunkannya.

"CUUPP" ku cium bibirnya agar dia bangun, lalu ku goyang goyangkan tubuhnya.

"Pah bangun udah pagi" ucap ku, tapi suamiku tak kunjung bangun.
"Papah buruan bangun udah pagi" akhirnya suamiku terbangun setelah aku menggoyangkan tubuhnya berkali kali.

"Hhhhmmmmm.." hanya itu suara yang keluar dari mulut suamiku.

Suamiku kemudian duduk dan menundukan kepalanya sambil terpejam.
"Jam berapa mah" tanya suamiku dengan masih terpejam dan mengumpulkan nyawanya yang masih berkeliaran.

"Udah mau jam 7 nih" ucapku memberi tahunya.

Setelah kesadaranya sudah mulai pulih, kemudian dia merentangkan tangannya untuk melemaskan ototnya dan kemudian langsung mencubit kedua pipiku.

"Katanya semalam mau ngasih jatah kenapa malah di kunci pintunya" ucapnya sambil mencubit kedua pipiku dengan gemas. ternyata suamiku kesal karena semalam gagal mendapatkan jatahnya.

"AAHHHH.. maaf pah semalam mamah ketiduran habis vcs" aku teriak kesakitan karena suamiku merentangkan pipi ku ke kanan dan ke kiri, sehingga bibirku ikut melebar karena tarikan suamiku di pipi ku.

"Mamah nyebelin banget siihhh...." kini suamiku menekan kedua pipiku sehingga membuat bibirku monyong seperti ikan.

"Iya pahh maaf'" suamiku lalu melepaskan tangannya dan mencium bibir ku "cuup"

"Udah sana papah mandi dulu" lalu suamiku pergi ke kamar mandi.

Aku masuk kedalam kamar dan menyiapkan baju yang akan di pakai suamiku, ku pilih kaos oblong dan celana pendek untuk di pakai nya nanti, sementara aku mengenakan celana jeans dan baju lengan panjang berwarna hitam serta kerudung berwarna kuning.

Setelah selesai mandi suamiku kemudian masuk ke kamar dan memakai baju yang sudah ku siapkan tadi.

"Mah kamu jadi kepasar hari ini?" Tanya suamiku sambil menyisir rambutnya.

"Jadi pah, tapi emang boleh pah kalo mamah entar ketemuan sama mas herman?" Tanyaku pada suamiku untuk memastikan aku di ijinkan atau tidak.

"Terserah mamah, kalau mau ketemu silahkan kalau ngga ketemu ya udah"

"Emang papah ngga cemburu kalo mamah ketemuan sama mas herman, mas herman kan pacar aku pah" aku mulai memanasi suamiku.

"Ngga mah, yang penting hati mamah cuma buat papah" ucap suamiku sambil memeluku dari depan.

"Hmmm berarti kalau nanti mas herman ngapa ngapain mamah, boleh dong" ku rasakan ada sesuatu yang mulai mengeras di bawah sana.

"Terserah mamah aja" ucap suamiku kemudian langsung mencium bibirku.

""Mmmmuachhh... mmmmuuuaaach..."
Ku balas ciumannya di bibirku.

Setelah beberapa menit berciuman akhirnya aku melepaskan ciuman suamiku.

"Udah pah keburu siang nanti riska telat masuk sekolahnya" ucapku mengingatkan suamiku.

"Iya mah" jawab suamiku singkat.
"Pah nanti kamu yang anterin riska sekolah ya, kan mamah mau ke pasar hehee" ucap ku sambil cengengesan.

"Iya mah, tapi belanjanya jangan banyak banyak, minggu kan kita udah berangkat" ucap suamiku mengingatkan ku.

"Banyak juga ngga apa - apa kali pah, kan bisa di kasih ke ibu entar" balasku.
"Ya udah terserah mamah aja"

Kemudian kami segera menuju rumah orang tua ku, sesampainya di sana anak ku sudah siap dengan seragamnya, kami lalu sarapan bersama.

"Sayang nanti sekolah di anterin sama papah ya" ucap ku pada anak ku.
"Emang kamu mau kemana fa?" Tanya ibuku.

"Mau ke pasar buk, mau beli daging tuh mas abdul pengen makan daging katanya" kataku beralasan.

"Emang iya dul?" Tanya ibuku pada mas abdul" "iya buk" jawab mas abdul singkat.

"Ya udah hati hati aja nanti di jalan bawa motornya, jangan ngebut ngebut"
"Iya bu"

Kami lalu menyelesaikan sarapan bersama, aku membawa piring kotor yang kami pakai tadi kedapur dan mencucinya.

Setelah selesai mencuci piring aku pergi kedepan, dan anak ku sudah siap berangkat, tapi ternyata bukan suamiku yang mengantarnya, melainkan ibuku.
Suamiku beralasan ingin bermain catur lagi dengan ayah ku, Aku tak mempermasalahkanya, kemudian aku masuk ke dalam lalu duduk di kursi.

Ku buka hp ku ternyata sudah ada pesan dari mas herman yang mengatakan kalau dia sudah jalan menuju pasar, aku lalu ke belakang mengambil keranjang ibu ku yang biasa dia bawa jika pergi ke pasar, aku lalu pamit ke ayah ku dan juga suamiku, tak lupa juga ku cium tangan mereka.

Ku gunakan helm agar lebih aman saat berkendara dan ku taruh tas keranjang di depan, ku nyalakan motor matic ku dan melaju menyusuri jalan.

Jalanan tidak begitu ramai hanya saja karena jalan yang rusak dan bergelombang membuatku tidak bisa memacu motor ku dengan kencang, karena aku harus berhati hati agar tidak terjatuh.

Di tengah jalan aku berhenti karena teringat permintaan mas herman yang memintaku untuk tidak mengenakan kerudung, aku ragu sebenarnya jika harus melepas kerudungku, karena aku selalu mengenakannya saat berada di luar rumah sejak kecil.

Tapi setelah ku pikir - pikir dengan matang akhirnya aku memilih untuk melepas kerudungku sesuai keinginan mas herman, karena aku yakin di pasar tidak akan ada yang mengenali ku nanti, ku lepas kerudung kuningku dan ku masukan kedalam bagasi motor, rambutku yang panjang langsung tergerai bebas kebawah.

Setelah kurang lebih 20 menit aku berkendara akhirnya aku sampai juga di pasar, ku parkirkan motorku di tempat parkir, lalu membuka hp untuk mengabari mas herman.

Ku cari kontak PACARKU lalu aku menelponnya.

"Halo mas kamu di mana aku udah nyampe nih" kataku setelah dia mengakat telponku.

"Mas di depan pasar dhe kamu kesini aja"

Aku lalu mematikan telpon dan berjalan menuju ke depan pasar, setelah sampai kepalaku celingak celinguk mencari keberadaannya, lalu kulihat seorang pria paruh baya mengangkat tangan kanannya dan melambaikannya ke arahku.

Aku tersenyum senang melihatnya seperti anak gadis yang baru bertemu dengan pacarnya, walaupun status kami memang berpacaran tapi tentu saja keadaan kami sudah bukan seperti remaja lagi.

Aku berlari menghampirinya lalu mencium tangannya, dia menyingkirkan beberapa helai rambutku yang menutupi wajahku, kemudian mencubit pipiku.

"Cantik amat sih pacar aku" ucapnya yang membuatku tersenyum senang.

Ada beberapa pasang mata yang memperhatikan tingkah kami, mulai dari bapak - bapak sampai ibu - ibu, tapi aku tidak perduli dan cuek saja, mungkin mereka heran melihat seorang wanita yang masih muda dan cantik bermesraan dengan pria paruh baya dengan tampang pas pasan.

Mas herman lalu mengajaku masuk ke dalam pasar tradisional ini, aku memegang lengan kiri mas herman dengan tangan kananku, dan berjalan menyusuri pasar untuk mencari bahan - bahan yang ku butuhkan.

Meskipun aku baru mengenalnya tapi entah kenapa aku sangat senang jalan bareng dengannya.

Aku merasa ada sesuatu yang lain di hatiku saat dekat dengan dia, sesuatu yang membuatku merasa bahagia.

Entah apa yang sedang aku rasakan saat ini, tapi aku benar - benar mengagapnya seperti pacar BENERAN, walaupun aku sudah bersuami tapi tetap saja pria ini lah yang pertama kali menembakku. aku merasa senang karena telah menerimanya sebagai pacarku. Karena mas herman tidak sekedar menganggapku sebagai seorang partner atau pemuas nafsunya saja, dia justru menjadikanku pacarnya.

Setelah beberapa waktu berjalan aku sudah membeli beberapa bahan pokok, mulai dari cabe, bawang, gula dan kebutuhan dapur lainnya, tinggal daging yang belum ku beli.

"Mas aku mau nyari daging" ucapku pada mas herman.

Lalu dia mengajaku ke tempat penjual daging, kupilih pilih bagian daging yang bagus untuk ku beli, setelah itu aku membelinya sebanyak 3 kg, lalu ku bayar.

"Ayuk mas" aku mengajak mas herman beranjak dari tempat daging.
"Masih ada yang mau di beli dhe" tanya mas herman padaku, aku lalu melihat belanjaanku.

"Kayaknya udah semua mas" aku menjawab sambil melihat belanjaanku.
"Kalau gitu berarti mas udah boleh minta jatah dong dhe" ucapnya padaku.

Kulihat matanya yang tertuju ke arah dadaku, aku lalu tersenyum karena tau apa yang di maksudnya olehnya.

"Boleh mas" kujawab sambil menganggukan kepalaku.

"Ya udah dhe kita langsung cabut aja hehee" mas herman langsung menarik tanganku keluar dari pasar.

Kulihat di hp ku jam sudah menunjukan pukul setengah 11, setelah sampai di luar mas herman mampir ke warung jamu yang ada di depan pasar.

"Mau ngapain mas" tanyaku pada mas herman.

"Mau beli jamu kuat dhe biar puas hehee"
Aku hanya tersenyum mendengarnya.
"Mau pake kondom ngga dhe" tanya nya lagi. Aku kemudian sejenak berpikir. "Ngga usah mas, ngga enak kalau pake kondom hehee" jawabku sambil tersenyum.

Setelah mendengar jawabanku mas herman langsung pergi ke warung jamu tersebut, sepertinya mas herman tidak ingin menyia - nyiakan waktunya denganku dengan membeli jamu kuat, karena tanpa memakai jamu kuat pun mas herman sudah mampu memuaskan ku, apalagi kalau pakai jamu aku pasti akan lebih puas, memirkan hal itu membuatku sedikit tersenyum dan membuatku menjadi tidak sabar ingin menyerahkan tubuhku pada mas herman.

Tak lupa aku juga membeli makanan untuk bekal nanti. Setelah membeli jamu, mas herman lalu mengajaku ke tempat parkir.

"Motormu yang mana dhe?" Tanya mas herman setelah sampai di tempat parkir.
"Itu mas" ku tunjuk motor matic ku.
"Sini dhe kuncinya" aku lalu menyerahkan kunci motorku kepada mas herman.

"Ayo dhe naik" mas herman memintaku naik setelah dia menyalakan motorku.

Aku menaruh belanjaanku di depan lalu naik di belakang mas herman, mas herman lalu menjalankan motornya.

ku peluk badannya dari belakang, meskipun sudah paruh baya tapi tubuhnya masih sangat tegap dan kekar, mungkin karena profesinya yang seorang kuli sehingga membuat badannya masih cukup kekar.

Ku letakan daguku di atas pundaknya dan semakin kurapatkan duduku kedepan sehingga dadaku menempel di punggungnya, aku benar benar merasa sangat nyaman saat memeluknya.

"Mas tadi kesini naik apa?" Tanyaku padanya.

"Naik angkot dhe" "emang mas ngga punya motor?" "Punya dhe tapi di pake anak buat sekolah" "oh" aku menjawabnya singkat.

Setelah beberapa menit kami berjalan akhirnya kami sampai di sebuah penginapan, tempatnya hanya berupa deretan kamar yang saling berhadapan seperti rumah kontrakan.

"Ini dhe tempatnya" ucap mas herman.

Aku lalu melihat - lihat, jika ku hitung ada 20 pintu yang saling berhadapan.

Aku lalu turun dari motor setelah mas herman memarkirkan motorku, mas herman lalu pergi ke depan ke bangunan yang terlihat lebih kecil dari bangunan lainya.

"Ini dhe mas udah dapet kuncinya, belanjaannya bawa masuk aja dhe" ucap mas herman setelah mendapatkan kunci kamar.

Ternyata mas herman memilih kamar nomer 10 yang berada paling pojok, setelah kami melewati pintu nomer 5, terlihat sepasang orang yang keluar dari kamar no 6 yang menggunakan seragam PNS.

Si pria terlihat lebih tua dengan tubuh yang lumayan gemuk, sementara si wanita berbadan kurus tapi memiliki wajah yang sangat cantik dan terlihat lebih masih muda, aku juga melihat ada sebuah cincin di jari manis si wanita, mungkin mereka pasangan selingkuh pikirku.

Mas herman lalu menyuruhku masuk setelah dia membuka pintu, aku lalu masuk ke dalam dan di dalam kamar hanya ada tv, kipas angin, dan kasur lantai, serta kamar mandi yang berada di dalam.

Aku meletakan belanjaanku di dekat tv, dan menyalakan tv tersebut dan kunyalakan juga kipas anginnya, kemudian duduk di atas kasur, mas herman lalu menyusulku duduk di atas kasur.

Mas herman lalu menuang jamu yang di belinya tadi kedalam gelas plastik dan langsung meminumnya hingga habis, aku tidak tau jamu apa yang di minumnya, yang ku tahu hanya jamu kuat seperti yang mas herman katakan.

Ku foto mas herman yang membelakangiku lalu ku kirimkan ke suamiku, tak berapa lama suamiku langsung membalasnya.

"Anjayyy udah siap tempur nih" chat suamiku. "Udah dong" kubalas chatnya sambil tersenyum.

"Mah bikin video dong" "iya pah kalo mau ya orangnya" "di tunggu mah videonya"

Aku tak membalas pesan suamiku karena kini mas herman menatap ke arahku, dan memegang dagu ku, jempolnya ia gunakan untuk menyentuh bibirku.

"Cantik amat sih dhe" aku tersenyum senang mendengar pujiannya.

Dia lalu membuka bajunya lalu pergi ke kamar mandi.

Aku lalu membuka bajuku sendiri dan juga celanaku, hingga menyisakan bh berwarna hitam dan celana dalam yang juga berwarna hitam.

Mas herman tersenyum melihatku yang kini sedang rebahan di atas kasur hanya mengenakan dalaman, aku lalu membalas senyumnya.

Kemudian mas herman melepaskan celananya lalu melepas celana dalamnya dan melemparkannya ke wajahku, ku ambil celana dalamnya yang nangkring di wajahku, lalu aku menciuminya, baunya cukup pesing tapi entah kenapa justru membuatku semakin horni.

Kurentangkan celana dalam itu, lalu menggigit bagian karetnya sambil menatap mas herman dengan memasang wajah sebinal mungkin.

Mas herman langsung menubruk tubuhku, dan nengambil celana dalam yang ada di mulutku lalu melemparnya, bibirnya langsung melumat bibir ku.

Kubalas lumatannya tak kalah panas, tanganku memegang kepalanya sementara tangannya meremas remas susu ku.


"Ssmmooockh... sssmmmoooockkh.. mmmmuuaaach.....mmmmmuuuuaachh..."

Suara ciuman kami bersautan dengan suara tv. Lidah kami saling bertaut, membelit, dan bertukar ludah.

Ciumannya begitu dahsyat, belum pernah aku berciuman dengan waktu yang selama ini dengan suami, atau dengan partner yang lain pun aku belum pernah.

Lebih dari setengah jam kami mengadu bibir, sebelum akhirnya dia melepaskan ciumannya, terlihat untaian air liur yang menyambung di bibir kami saat kami melepaskan ciuman.

Mulutku terasa sedikit pegal setelah berciuman lebih dari setengah jam, dia lalu menatap mata ku, dan ku tatap matanya.

"Dhe biarpun kita baru bertemu sepertinya mas benar - benar cinta sama kamu"

Mendengar pengakuannya membuat hatiku berbunga - bunga, tidak seperti orang lain yang menikmati tubuhku karena nafsu, mas herman justru mengaku cinta padaku. Aku tak dapat menyembunyikan senyumku.

"Aku juga cinta sama kamu mas" akupun mengungkapkan perasaan yang ada di dalam hatiku. Entahlah apakah aku benar - benar mencintainya atau tidak, tapi hatiku terasa sangat lega dan bahagia setelah mengungkapkannya.

Kami saling tersenyum dan menatap mata satu sama lain. Lalu mas herman mengalihkan ciumannya di leherku, "aaahhhhhh......" aku mendesah saat dia mulai menjilati seluruh leherku hingga basah oleh air liurnya, lidahnya menyusuri kulit leherku dari bawah sampai ke belekang telingaku.

"Aakkhhhhh... maassss... aahhhh..." aku tak kuat menahan birahi saat dia mulai menggelitik telingaku dengan lidahnya.

Lidahnya terus bermain di telingaku, menjilati bagian belakang dan mengelitik lubang telingaku dengan lidahnya dan mengigit daun telingaku dengan mulutnya.


" aaaaahhhhhh......massss....." aku hanya bisa mendesah, tubuhnya yang menindih ku membuatku tak bisa banyak bergerak.

Kepalaku yang menghadap kesamping semakin memudahkanya untuk menjilat dan mengigit telingaku.

Dia nemegang daun telingaku hingga membuat lubang telingaku terlihat jelas, lalu dia memasukan lidahnya ke dalam dan menjilatinya.

"Ahhhhhh.... massss owwwhhhh...."
Aku memejamkan mata merasakan sensasi geli dan nikmat di telingaku, kurasakan air liurnya mengalir masuk kedalam telingaku seiring jilatan lidahnya yang terus menggelitik telingaku.

Mas herman terus menjilati telingaku hingga memerah, lalu menggeserkan bibirnya mencium pipiku dan berakhir di bibirku, ku balas ciumannya dengan penuh gairah.

Keringat sudah membasi tubuh kami hingga mengkilat, terlihat sangat kontras perbedaan antara kulit kami, aku yang putih mulus sedang di tindih oleh pria berkulit gelap dan berbadan kekar.

Dia melepaskan ciumanya lagi dan kembali menjilat leherku, kali ini jilatannya turun dari atas ke bawah hingga sampai di gundukan daging segar yang ada di dadaku.


Di remasnya kedua payudaraku yang masih tertutup BH kemudian mas herman merapatkannya hingga payudaraku semakin menyembul, lalu dia mulai menjilati bagian payudaraku yang nenyembul keluar.

"Akkkkhhhhh... massss......enaaakkk..."
Aku mendesah memejamkan mata sambil tanganku meremas bantal yang berada di atasku.

Dia terus menjilati payudaraku hingga sampai di tengah - tengah susu ku, di jilati belahan susuku dari bawah ke atas kemudian dia melakukanya lagi berulang - ulang.

Kemudian dia membenamkan seluruh wajahnya di dadaku dan mengerakan kepalanya mengyunyel unyel dadaku yang sangat unyelable.

Mendapat serangan seperti itu, aku semakin bergairah dan memegang kepalanya kemudian menekanya semakin rapat dengan dadaku.

Aku pun ikut menggerakan dadaku agar dia semakin puas merasakan seluruh wajahnya menempel di kulit dadaku yang mulus.

Setelah beberapa menit kemudian dia mengangkat kepalanya yang terbenam dari dadaku, nafasnya terengah - engah seperti orang yang kehabisan nafas karena aku terlalu kuat menekan kepalanya.

Aku tersenyum puas melihatnya, aku lalu mengangkat punggungku untuk melepaskan BH ku, setelah BH ku terlepas dia melemparnya hingga ke pintu, kemudian langsung menghisap susuku.

"Aaahhhhhh... terruuuss maass iseepp teruusss..." mas herman terus mengenyot susuku bergantian kananan dan kiri, lalu dia rapatkan lagi susuku hingga putingnya saling berdempetan dan langsung mengeyotnya bersamaan.

" aaaahhhhh... aaahhhhh... aaaahhhh..."
Aku terus mendesah merasakan nikmat saat lidahnya menyentuh puting ku. Setelah beberapa menit dia menghisap putingku secara bersamaan, mas herman lalu fokus menghisap puting susuku yang sebelah kiri.

Tak hanya nenghisap dan mengenyot mas herman juga menyedot susuku hingga tertelan separuh, mulutnya seperti vacum cleaner yang sedang menyedot susuku,

Dia terus melakukannya hingga saat dia mengangkat kepalanya susuku pun ikut terangkat karena sedotannya sangat kuat, tapi karena ukuran susuku yang lumayan besar membuat mas herman tidak bisa menelan seluruh payudaraku.

Terlihat separuh susuku tertelan oleh mulutnya, "plooop" bunyi suara saat mas herman melepas susuku dari sedotan mulutnya, dia melakukannya di kedua susuku secara bergantian hingga membuat kedua susu ku memerah.

Mas herman yang tadinya menindih tubuhku kemudian berpindah duduk di atas tubuhku sehingga kontolnya tepat di atas dadaku.

Aku tau apa yang di inginkannya, kemudian aku memegan kontolnya yang sudah sangat keras lalu meletakannya di antara kedua susuku.

Aku kemudian menekan susuku kedalam hingga kontol mas herman terjepit oleh susuku, tapi karena ukuran kontolnya yang besar dan panjang, bagian kepala kontolnya menyembul di atas susuku yang sedang menjepit kontolnya.

Kemudian dia menarik kontolnya kebawah hingga kepala kontolnya hilang di antara susuku, kemudian dia mendorongnya hingga kepala kontolnya terlihat kembali.

Dia melakukanya berkali kali secara perlahan dan mulai menambahkan kecepatannya, aku pun semakin kencang menekan susuku agar kontolnya tetap terjepit oleh susuku.

Dia menyingkirkan rambutku yang sudah lepek karena keringat yang menutupi wajahku. Lalu tersenyum kepadaku.

Ku balas senyumnya lalu ku julurkan lidahku keluar untuk menjilati kepala kontolnya yang muncul di antara kedua susuku.

Melihatku melakukan hal itu kemudian mas herman memilin kedua putingku dan menariknya ke atas, membuatku sedikit kesakitan dan keenakan.

Setelah beberapa menit melakukannya, mas herman lalu melepaskan kontolnya dari jepitan susuku, lalu naik mengarahkan kontolnya ke mulutku.

Mas herman lalu mengambil bantal kemudian meletakanya di atas kepalaku, ku lumat kontolnya yang tepat berada di depan mulutku.

Kemudian dia merebahkan bokongnya tepat di atas susuku membuat dadaku sedikit sesak dan susuku meluber karena mas herman mendudukinya.

"Toket kamu empuk banget dhe" ucap mas herman yang sedang menduduki susu ku.
Ku lepaskan kontol mas herman dari mulut ku. "Lebih empuk dari sofa dirumah kamu kan mas" ucapku sambil mengocok kontolnya dengan tangan kananku.
"Iya dhe empuk banget toket kamu" ucapnya sambil dia menaikan bokongnya dari susuku kemudian menjatuhkanya lagi di atas susuku. Mas herman berkali-kali melakukan gerakan itu sehingga membuat dadaku sedikit sesak. Setelah menduduki lagi susuku mas herman kemudian menekan bokongnya dan mulai menggoyang susu ku dengan bokongnya.
Susu ku semakin meluber kemana-mana saat dia menggoyangkan bokongnya. Mas herman lalu menatapku sambil tersenyum, aku pun membalas senyumnya semanis mungkin.

Ku lanjutkan aktifitasku untuk menyervis kontolnya, kumasukan kepala kontolnya kedalam mulutku lalu aku menggerakan kepaku ke kanan dan kekiri lalu memutar mutarkan kepalaku sehingga kontolnya ikut bergerak kesana sini mengikuti kepalaku.

Lalu ku angkat kepalaku maju mundur membuat separuh kontolnya masuk kedalam mulutku.

Kemudian mas herman mengangkat bokongnya dari susu ku lalu memegang kepalaku, dan mulai memompa mulutku dengan sangat cepat, di tekanya terus kontolnya sampai mentok di tenggorokanku.

Di tahannya kepalaku saat dia berhasil memasukan semua batang kontolnya di mulutku.

Mulutku tersumpal penuh oleh kontolnya, tanganku memegang kedua tangannya yang sedang memegang kepalaku, mataku mencoba untuk tetap fokus menatap matanya yang kini sedang merasakan hangatnya mulutku di kontolnya.

"Ppuuuachh." Suaraku saat dia melepaskan kontolnya dari mulutku di ikuti oleh air liur yang membasahi wajahku sendiri.

Kemudian dia menjambak rambutku dan kembali mendeepthroat mulutku hingga berkali kali aku mengeluarkan air liur yang sangat banyak yang membasahi wajahku sendiri.

"Gglloookkk..ggllooock.. ggllooookkk.."
Dia terus memompa mulut ku dengan kasar hingga mata kananku sudah tidak bisa melihat dengan jelas karena tertutup oleh air liurku.

Dia melepaskan kontolnya dari mulutku, lalu meratakan air liur yang berada di kontolnya ke mata kiriku, hingga aku sudah tidak bisa melihat lagi, karena kedua mataku sudah tertutup air liur.

Sudah tak terhitung lagi berapa mili liter air liur yang keluar dari mulutku, membasahi seluruh wajahku dan jatuh mengalir di leherku.

Perlakuannya yang kasar justru membuatku semakin bergairah, aku tak menyangka dia bisa sekasar ini, karena saat di kereta dia tidak sebrutal ini.

Mungkin karena keadaannya sudah berbeda sehingga dia mengeluarkan seluruh permainan terbrutalnya, tapi entah kenapa permainannya yang kasar justru membuatku semakin bergairah.

"Pllooopp haah hhaah haahh" aku terengah engah saat dia menarik kontolnya keluar dari mulutku dan melepaskan jambakannya.

Mataku terpejam karena kedua mataku tertutup oleh air liurku, lalu dia membersihkan muka ku dari air liur yang membanjiri wajahku dengan baju hitamku.

"Masih kuat" tanya nya, lalu aku tersenyum dan menganggukan kepalaku.

Dia turun dari atas tubuhku dan pindah kebawah, di tariknya celana dalamku yang sudah sangat basah oleh cairan cintaku.

Kemudian dia menepuk nepuk memek ku.
"Memek gundul" aku tertawa mendengarnya.

Dia lalu menekuk kakiku dan merentangkannya, aku kemudian memegang kaki ku sendiri yang di tekuk olehnya tadi.

Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke memek ku dan langsung melumatnya.

"Ahhhhhhhh......" desahan panjang langsung keluar dari mulutku saat mulutnya melumat habis memeku.

Di hisapnya itil ku, kemudian dia masukan satu jari kedalam memek ku dan menusuknya.

Hisapannya di itil ku dan colokan jarinya di memek ku membuatku mendesah dan mengeleng gelengkan kepalaku.

"Aaaaahhhhhhh...... ahhhhhh ahhhhhh.. terussss maasss...."

Kemudian dia menghentikan hisapanya, lalu duduk dengan satu jari yang masih tertancap di memeku, aku melepaskan kedua kaki ku dari pegangan tangan ku.

Setelah itu dia meletakan kaki kiriku ke pundaknya dan mengangkatnya sedikit, kemudian dia memasukan satu jari lagi kedalam memek ku, dan mengocok memeku dengan sangat kasar.

"Cccllooook... cclllooookkkk.. cccclloookk.."
"Aaahhhh...ahhhhh... owwhhhh..... teruuuuss maass....." kocokan jarinya yang sangat kasar semakin membuatku kelabakan.

Dia terus mengocok memek ku dengan brutal memasukan satu jarinya lagi kedalam memekku, sehingga 3 jarinya kini tertanam di memeku dan bergerak liar mengorek ngorek seluruh isi memek ku.

"Owwhhhhhh.... eeuummmmp... ahhhhh....enaaakkk enaakkk...mass..." aku mendesah penuh kenikmatan karena kocokan jarinya di dalam memekku.

"Ahhhh.... akhhhh terruuuss mass akkuuu mmaaauuu kkeelluuuuaarrr..."

"Ccuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrrrrr............." tubuhku bergetar sangat hebat.

Aku mengalami squirt yang luar biasa, sebuah cairan keluar deras dari memeku setinggi satu setengah meter.

Mas herman langsung menepuk nepuk memeku setelah berhenti mengeluarkan cairan, dan tertawa puas melihatnya.

"Hahahaaa ajib bener dhe memek mu bisa squirt" bukan hanya mas herman yang terkejut, aku sendiri ikut terkejut karena selama ini aku belum pernah merasakan squirt.

Meskipun sudah banyak orang yang menggauliku tapi baru mas herman yang mampu membuatku squirt seperti ini.

Tubuhku sangat lemas setelah mengalami squirt, tapi mas herman tak memberiku waktu istirahat, dia langsung menekuk kakiku dan mengarahkan kontolnya ke memeku.

Kontolnya dia pukul - pukulkan ke memeku hingga mengenai itilku, gairahku kembali naik oleh perlakuannya, dan kemudian.

"BLLLEEEESSSSS...." kontolnya memasuki memek ku secara perlahan mili demi mili hingga akhirnya tertancap sempurna di dalam memek ku.

" aaakkkhhhhhhhhh......" lenguhan panjang keluar dari mulut ku tat kala kontolnya bersarang di dalam memek ku.

Mas herman lalu mendiamkannya sebentar.
"Memek mu luar biasa dhe mantep tenan" ucapnya sambil mengacungkan jempolnya padaku.

Aku tertawa karena tingkahnya yang merasa senang telah berhasil memasuki tubuhku.

Perlahan mas herman menarik kontolnya dari memek ku hingga tersisa kepala kontolnya, lalu dia masukan lagi secara perlahan.

" aahhhhhhh enaaakkkk maass..." lenguhku saat mas herman mulai menggenjot kontolnya secara perlahan di dalam memek ku.

Kemudian genjotannya terasa semakin kencang mengaduk ngaduk memek ku hingga membuatku mendesah merasakan kenikmatan.

"PLLOOOKK... PLLOOOOKKK..PLOOOKK"

" aagghhhhhh....aahhhhhh.... akhhhhh.."

Suara tumbukan kelamin kami saling bersahutan dengan desahanku memenuhi ruangan ini.

Aku lalu mengangkat kedua tanganku ke atas untuk memberinnya pemandangan yang akan membuatnya semakin bergairah.

Genjotannya yang begitu mantap membuat payudara bulatku memantul kemana mana, di tambah lagi ketiaku yang putih mulus pasti semakin terlihat sangat seksi dan menggairahkan.

" aaahhhhhh.... enaakkk.. maasss... terruuusss.... ahhhhh.... yannnggg... kenceennggg... maasss... aahhhhh..."

Aku terus mendesah menikmati setiap hujaman kontolnya di memek ku.

Melihat payudaraku yang terus bergoyang karena genjotannya kemudian mas herman memajukan tangannya ke depan dan meremas remas payudaraku sangat keras.

"Ini nih toket yang semalem minta di remes remes, sekarang aku remesin nih" mas herman yang sejak vcs semalam sudah gemas ingin meremas susuku akhirnya melampiaskannya dengan sangat brutal.

" aaahhhh... ahhhhh... iyaa maasss... remeess tokeettt akuu sepuuaassnyaaa...ahhhhhhh......"
Aku mendesah dan menahan sakit di dadaku karea remasannya.

Meskipun remasan tangannya di susuku sangat kasar dan brutal tapi entah kenapa aku begitu menyukainya, belum pernah ada yang meremas susuku sekasar dan sebrutal mas herman.

" aakkhhhhh.... enaakk... maassss... teruuss..entoottt.. memeeek.. akuu.. ahhh.."

Aku terus menyemangati mas herman agar terus memompa memek ku.

Kini tangan kirinya meraba dadaku dan terus naik hingga memegang leherku.
Kemudian mas herman tiba tiba mencekik leherku cukup kencang hingga membuatku sedikit terbatuk.

Aku yang tidak siap dengan cekikannya di leherku kemudian memegangi tangannya dengan kedua tanganku, tapi mas herman tak kunjung melepaskannya dan terus mencekik leherku sambil memompa memekku.

"PLLAAAAKKKK" sebuah tamparan mendarat di payudaraku membuatku yang sedang sesak nafas karena di cekik semakin tersiksa karena menahan rasa sakit di susuku karena mas herman tiba tiba menampar susuku.

"Uuhhhh ini toket dari tadi nantangin mulu di genjot ngga mau diem malah goyang goyang minta di tamparin ya"

"PLLAAAKKK... PLLAAKK.. PLLAAAKKK.."

berkali kali mas herman menampar susuku sangat keras hingga membuatku kesakitan.

Tapi entah kenapa aku justru menyukai rasa sakit itu, cekikan di leherku dan tamparan di susuku semakin membuatku bergairah.

Aku sangat menyukai jika bokongku di tampar sangat keras saat sedang doggy style karena membuatku semakin bergairah, tapi kini aku baru sadar ternyata bukan hanya bokong saja yang ku sukai bila di tampar, ternyata aku juga menyukai jika susuku di tampar, bahkan cekikan di leherku semakin menambah gairahku.

" aahhhh... ahhhhhh... aaakkkhhhhhh...."

Aku hanya bisa mendesah nikmat karena mas herman terus mencekik leherku, ku lepaskan tanganku dari tangannya, dan membiarkannya terus mencekik leherku.

Karena saking enaknya sampai membuat mataku mendelik dan hanya memperlihatkan bagian putihnya saja, sambil aku menjulurkan lidahku keluar hingga air liurku menetes melalui lidahku yang menjulur, aku sangat menyukai permainan mas herman yang sangat kasar ini.

Aku merasakan sensasi lain saat bercinta dengan mas herman, sensasi yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya.

"Ahhh... mantep banget dhe body mu luar biasa, memek legit, muka cantik, toket bulet, badan seger pokoknya sempurna"

"Aaahhhhhh... owwhhhhh....ahhhhhh..."
Aku hanya mendesah mendengar pujiannya atas tubuhku.

"CCUUUUIIIHH CCCUUUIIHHH"
Kali ini mas herman meludahi wajahku, tapi aku tidak terlalu kaget karena sebelumnya aku sudah pernah di ludahi oleh pak rt.



Karena genjotannya yang sangat mantap di memek ku, membuatku tidak tahan untuk menahan gelombang orgasme.

"Cccuuuuuuuurrrrrrrrrrrrrr..........." lagi lagi aku mengalami squirt yang luar biasa.

Mas herman menarik kontolnya dari memeku dan memegangi pinggangku yang bergetar sangat hebat karena mengalami squirt.

Setelah orgasme ku reda aku melihat susuku sudah sangat memerah karena terus memerus di tampar.

Mas herman lalu tersenyum melihatku, kubalas senyumnya, lalu dia memintaku untuk menungging.

"Nungging dhe" perintahnya.
"Bentar mas" aku lalu mengumpulkan tenagaku dan menungingkan pantatku.

"Pantat kamu bulet banget sih dhe" aku tersenyum senang mendengar pujiannya.

Mas herman lalu memasukan kontolnya dalam satu kali sentakan.

"PLOOOK" "AWWWW" aku sedikit berteriak saat kontolnya kembali masuk kedalam memek ku.

"Siap ya dhe mas genjot sekarang" aku lalu menolehkan kepalaku kebelakang dan mengangguk.

Mas herman langsung memompa memeku dengan kecepatan tinggi.

Ploook... pllaaakkk... pllloookkk..pllaakkk.

Dia memompaku sambil menampar bokongku.

"Aaakkhhhh.... eennaaakkk.. maassss.. terruuss... tammpaarr pantaatt akkuu yangg kkeennceeenggg...ahhhhh...

"Iya dhe ahh.. ahhh...kamuu ssukkaa di kasariinn yaa dhee?"

"Ahhhhhh.... akkhhhhhh... iiyaaa maasss akuu sukkaa dii kasaarriiiinnnn... ahhhhhh"

"Darii dulluu maass pengenn main kasar dhe tapi istrii aku ngga pernah maauu, akhirnya bisaa kesampean main kasaar sama kamu"

Mendengar pernyataanya entah kenapa membuat hatiku merasa senang, senang karena aku bisa mewujudkan keinginannya.

"Ahhhhh mass boleehhh kasarriiinn akkuu ssepuuaasssnyaaaa.....aaahhhhh"

Mas herman lalu mengangkat kaki kanannya, dan tiba tiba tanpa ku duga mas herman menginjak kepalaku yang berada di atas bantal, sambil terus menggenjot memekku.

Belum pernah seumur hidupku ada orang yang berani menonyor apalagi memukul kepalaku, tapi kini ada seseorang yang belum lama aku kenal, orang yang bahkan tidak pernah menafkahiku, Tiba tiba menginjakan kakinya di kepalaku seenaknya.

Tapi entah kenapa aku tidak marah dengan perlakuannya yang seenaknya, aku malah menyukai sesuatu yang tidak terduga ini,
Aku benar benar merasa rendah sekarang.

Mas herman terus menginjak kepalaku dan mengacak acak rambutku dengan kakinya, wajahku yang terbenam di bantal membuatku kesulitan untuk bernafas.

Aku lalu memiringkan wajahku kesamping agar bisa bernafas, setelah aku memiringkan wajahku kini telapak kaki mas herman berada di pipiku dan jempolnya berada tepat di depan mulutku.

"Ahh ahh gimana dhe suka mas injek kepalanya kaya gini?"
"Aaahhhhhh... iiyyyaaa suukkaaa bangettzzz maasss.. akhhhhh...."

Aku lalu mengeluarkan lidahku untuk menjilat jempol kaki mas herman yang berada di depan mulutku.

"Hahahahahahahaaaa...." mas herman tertawa puas melihatku menjilat jempol kakinya.

Mas herman lalu mengangkat kakinya lalu menggejok gejokan kakinya ke kepalaku beberapa kali.

"Rasain nih dhe hahahahaa" mas herman tertawa setelah menginjak injak kepalaku.

Kepalaku pun terasa sedikit pusing setelah beberapa kali di injak oleh kakinya.

"Aakkhhhhhh.... terruuuss maass mauuu keluarr ahhhh...."

"Cuuuuuuuurrrrrrrr........" kembali aku mengalami squirt yang ketiga kali.

Tubuhku langsung ambruk kebawah kemudian mas herman mengangkat kakinya dari kepalaku.

Aku mengatur nafas setelah merasakan squirt yang ketiga.

Mas herman lalu tidur menyamping di belakangku kemudian mengangkat kaki kanan ku, dan siap memasuki tubuhku lagi.

Ke pegang kontolnya dengan tanganku, lalu kuarahkan ke memek ku, ku gesek gesekan dulu kontolnya di bibir memekku dan mengarahkannya tepat di depan lubangnya.

Kemudian mas herman mendorongnya masuk kedalam memeku dan kembali memompanya dengan ke cepatan tinggi.

Ku palingkan wajahku ke arahnya, lalu kucium birbirnya, mas herman membalas ciumanku.

Aku memegang tangan mas herman yang sedang memegang kaki ku, lalu ku arahkan ke susuku untuk meremasnya.

Aku susah payah menahan kaki kananku agar tetap berada di atas, sementara tangan mas herman kembali meremas susuku dengan brutal sambil tetap berciuman denganku.

"Ahhhh udahh mau nyammpe dhe, keluarin dimana" mas herman ternyata sudah tidak kuat mehannya lagi.
"Di daleemmm ajaa maass...."

Croott....creettt....crroott.....crreettt...

Kami keluar secara bersamaan.kaki ku langsung terjatuh kebawah.

Kami berdua saling terdiam mengatur nafas kami yang tersengal sengal, setelah 15 menit mengatur nafas, tenaga kami mulai pulih.

Mas herman lalu memeluku dari belakang dengan kontol yang masih tertanam di tubuhku.

"Makasih ya dhe, mas puas banget hari ini" ucapnya.
"Iya mas, adhe juga puas banget"


"Keruyukk keruyuukk keruyuuk" terdengar suara perut yang sedang kelaparan.

"Kamu laper mas?" Tanyaku pada mas herman karena sumber suara itu bukan berasal dari perutku, mas herman lalu menganggukan kepalanya.
"Iya dhe tadi pagi ngga sempet sarapan"
Ucapnya.

Aku lalu melepaskan pelukan mas herman sehingga kontolnya terlepas dari memek ku dan beranjak ke keranjang belanjaanku dan mengambil makanan yang ku beli tadi di pasar.

"Nih mas makan dulu, untung aku tadi sempet beli makanan" mas herman lalu duduk dan menerima makanan yang ku kasih.

"Makasih ya dhe" kami lalu makan bersama dan beberapa kali saling menyuapi, kami tetawa dan bercanda sambil makan.

Akhirnya kami menyelesaikan acara makan kami, mas herman lalu menyalakan rokoknya, sementara aku mengambil hp ku dan membukanya, Ternyata ada pesan dari suamiku.

"Udah selesai belum mah mainnya?"
"Jangan lupa videonya ya?"

Karena keasikan main dengan mas herman sampai membuatku lupa untuk membuat video.

"Udah nih pah, tapi maaf pah mas herman ngga mau di video" aku kembali berbohong pada suamiku, karena sebenarnya bukan mas herman yang tidak ingin di video, tapi aku lupa membuatnya.

Di satu sisi aku juga merasa enggan membuat video, mengingat permainan mas herman yang sangat brutal, aku takut membuat suamiku kaget.

Ku foto memeku yang masih belepotan sperma mas herman dan ku kirimkan pada suamiku.

"Spermanya banyak banget mah sampe luber gitu" "iya nih pah hehee" "ya udah jangan sore sore pulangnya ya" "ok pah"

Ku lihat jam di hp sudah menunjukan pukul 2 siang, berarti aku sudah bermain 2 jam lebih dengan mas herman.

Aku lalu berbaring di atas kasur yang telah basah kuyup oleh keringat dan cairan cintaku.

Mas herman yang sudah menghabiskan rokoknya lalu ikut berbaring denganku.

"Masih kuat dhe buat ronde selanjutnya" tanya nya, aku lalu tersenyum dan menganggukan kepalaku.

Setelah itu kami melanjutkan permainan sampai jam 4 sore, aku yang sudah lelah berkali kali mengalami squirt akhirnya tertidur di pelukan mas herman....



Aku terbangun setelah mendengar suara adzan, kupikir itu suara adzan ashar, tapi setelah kulihat jam ternyata aku salah, itu bukan adzan ashar, melainkan adzan maghrib.

Aku lalu membangunkan mas herman untuk segera pulang, mas herman lalu bangun kemudian pergi ke kamar mandi.

Aku mengikutinya karena akan lebih cepat jika kita mandi bareng dari pada harus mandi bergantian.

Akhirnya kami mandi bersama, saling menyabuni satu sama lain, ya kami benar benar mandi tanpa aktivitas yang lain.

Setelah mandi kami mengenakan pakaian masing masing, ku ambil bh dan celana dalamku yang berserakan dan memakainya.

Setelah kami berdua sama sama sudah rapi, kami langsung keluar dari kamar.
Langit sudah gelap saat kami keluar dari kamar.

Kemudian kami menuju ke parkiran, lalu mas herman menyerahkan kuncinya ke penjaganya.

Mas herman menyalakan motorku dan aku naik di belakannya, tak lupa ku letakan belanjaanku di depan, kemudian motorpun jalan pergi meninggalkan penginapan ini.

Mas herman lalu menghentikan motorku di pinggir jalan raya.
"Mas turun di sini aja dhe, kamu pulang aja udah malem, ntar mas naik angkot" ucapnya padaku.

"Iya mas" ucapku singkat.
Aku sebenarnya tidak tega untuk meninggalkanya sendirian di pinggir jalan yang sepi seperti ini, di tambah suasana sekitar sangat gelap, hanya sedikit kendaraan yang lewat.

Ku lihat jam sudah menunjukan pukul 7 malam, dan suamiku berkali kali menelvonku, tapi sengaja tidak aku angkat.

Aku lalu pamit dan mencium tangannya.
"Ya udah adhe duluan ya mas" "iya dhe hati hati di jalan"

Aku lalu memacu motorku menyusuri jalanan yang gelap, tapi setelah 5 menit berkendara aku menghentikan motorku, aku benar benar merasa tidak tega meninggalkan mas herman sendirian, karena kupikir angkot pasti sudah jarang yang beroprasi jika sudah malam.

Aku lalu memutuskan untuk putar balik, dan kembali menghampiri mas herman, dan benar saja mas herman masih berdiri di pinggir jalan sendirian.

"Dhe kamu ngapain balik lagi? Ada yang ketingalan?" Tanya nya.
"Ngga mas, adhe cuma ngga tega mas sendirian di jalan" ucapku menjelaskan.

"Ngga apa - apa dhe mas sendirian, ntar juga dateng kok angkotnya, mending adhe pulang aja pasti udah di tunggiun anak sama suaminya"

Entah kenapa aku lebih merasa kawatir dengan mas herman dari pada dengan anak dan suamiku, aku berpikir suami dan anakku pasti baik baik saja di rumah.

"Udah mas aku anterin pulang aja dari pada nungguin angkot yang ngga pasti kapan datengnya" ucapku menjelaskan.

"Tapi rumah mas kan jauh dhe, kalau adhe nganterin mas kerumah, nanti adhe bisa pulang malem loh"
"Ngga apa - apa mas adhe berani kok pulang malem sendirian" ucapku meyakinkan mas herman.
"Ya udah kalau gitu anterin mas pulang ya"
"Iya sayang muuachh.." aku lalu mencium bibirnya karena akhirnya dia mau ku antarkan pulang.

"Sini mas aja dhe yang bawa motornya"
"Iya mas" kami lalu berjalan menyusuri jalan menuju rumah mas herman, aku memeluk tubuhnya dari belakang.

Entahlah apa yang sedang aku rasakan saat ini, tapi aku merasa bahagia dekat dengan mas herman.

Setelah mengantarkan mas herman, akhirnya aku sampai di rumahku jam 12 malam.








Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd