Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (Kisah Nyata) Bumbu Kehidupan

Greget.... Lama banget momen ML nya subes... Tp yg kyk gini bikin makjleb pas ML
 
Terus terang ane sangat suka cerita seperti ini,,walaupun ujung ujung nya ke arah ena ena..,tp gak terburu terburu. Jangan lupa update terus suhu
 
ndanio!!!:lol: mambu Got​
Jirut kok...penulis e cermat dan detail..iso mbayangke..bar lajel..njuk ngoleki jaket e..jebul tibo teles kebes plus mambu hahahaa...mb ais mesti tekok kui..basah mas? hahaha..mesti jawab e ..iy mb..nga papa..( karang wis lajel keno empyuk2..)
 
Cerita nya seru ga kebnyakn exe kanan exe kiri joz
 
Sudah bulat tekadku.

Aku masih menunggu mas bellboy membawa kunci cadangan, duduk bersilang kaki di ruang merokok. Di ruang terbuka. Aku bukan perokok. Padahal darahku berasal dari petani tembakau dan cengkeh. Iya, nenek moyang dari jalur emak, tinggal di lereng gunung, di tengah pulau jawa, lumayan jauh dari kota ini.

Merokok, bagiku menyalahi kodrat diri sebagai laki-laki. Kami harusnya dirokok, bukan merokok.

Dirokok mbak Ais.
Hangat. Lembut. Basah.
Geli. Lidahnya tak mau tinggal diam.
Kena gigi dikit, tak masalah.
Aaah, Nikmat pastinya.

Si adik bangkit lagi.

Yassalaaaam....

Kembali kusibukkan diri. Mencari bahan pikiran. Biar rada bersih. Tak ingin ku asal buang peju. Momen ini harus kami nikmati. Pelan-pelan. Penuh makna. Dia spesial. Tak boleh kuperlakukan sebagai gundik nafsu.

Kuperhatikan lagi hotel ini. Sepi memang. Di parkiran juga tak terlalu banyak kendaraan. Bukan musim puncak liburan. Posisi hotel di pinggi jalan raya. Di sisi kanan, agak jauh, ada sungai kecil, mengalir tegak lurus bidang jalan, melalui gorong-gorong besar. Cukup tinggi tebingnya, bentuknya tak terlalu lebar, arusnya pun tampak tak deras. Cocok bagi yang ingin bermain air bersama keluarga. Tebing yang tinggi membuatnya terlindung dari penglihatan para pengguna jalan raya. Lebih cocok lagi dipakai aktivitas esek-esek.

Hmm, ide menarik. Gratis pula. Atau pindah kesitu saja. Aku dan Mbak Ais. Berasyik-masyuk di tepi sungai. Mendesah bertautan. Tertutup suara bising kendaraan. Dalam cahaya remang. Lama. Berkali-kali. Bergonta-ganti posisi. Hingga kontiku perih. Juga kakiku. Perih sekali. Berdarah. Jebul dicokot ulo. Bajingan.

Aku masih orang yang sama. Enjiner. Pengolah logika. Ngewe di tepi sungai = tidak logis. Coret langsung.

Tersenyum aku.

Alhamdulillah. Si adik tenang kembali

Kembali kuamati hotel itu. Gaya bangunannya tidak kekinian. Gaya orde baru. Kuduga dibangun paling cepat 2000-an. Cukup besar sebenar. Sekitar 4 lantai. Posisi bangunan di lereng. Pasti cukup sulit ketika perencanaan dan pembangunan dulu. Pakai fondasi tipe apa ya.

Untung tak kuteruskan pikiran itu. Hampir saja kubuka google. Kulupakan cepat-cepat.

Sekitaran hotel cukup asri. Banyak pot tumbuhan bertebaran di sana-sini. Di dalam, setelah masuk gerbang, tempat parkir kendaraan, tamu akan disambut pohon waru raksasa. Besar kokoh, tua, dan angkuh menjulang. Kurasa tak berani pemilik mengganggu, terlebih menebangnya. Bakal kesurupan satu kampung dibuatnya. Sungai di kanan, kebon (lebih mirip hutan kayu) di belakang. Di kiri berjajar ruko-ruko. Sepertinya jadi satu dengan bangunan hotel. Mungkin pengelolanya memang satu. Lalu IMB nya bagaimana?

Otak aparat masih kubawa. Segera kubuang jauh-jauh lintasan pikiran terakhirku.

Mas bellboy memecah lamunanku.

Dibawanya kunci segepok. Ruang yang kupesan tak bisa dibuka. Dipindahkan kunci segepok itu ke pintu sebelah. Tepat di seberang kamar hotel pesanan. Bisa terbuka.

"Silakan pak," katanya sembari senyum. Senyum sesuai SOP, kuduga.

"Mantap" kuberikan selembar uang rokok.

Ditolaknya. "Tidak perlu pak"

Oooh okay. Fairplay. Nice.

Berpamit ia, meninggalkanku.
Jadi gitu, setelah kau buat aku menunggu, sekarang kau tinggalkan?
Jahat kau Rangga.

...

Aku amati ruangan itu. Bersih. Standar hotel berbintang. Single bed, jumbo may be. Tidak luar biasa. Cukup nyaman untuk ditinggali. AC nya jadul, rada berisik, ideal untuk ber uh-ah, tentu perlu dilengkapi suara televisi, konser sebisa mungkin.

Di kamar mandi. Tak ada bathtub. Akan lebih asoy jika ber-bathtub. Tapi shower air panas pun cukup. Bersih pun. Lanati dan dinding marmer. Marmer KW? entahlah. Masuk lah masih.

Ok. Dua arena tempur cukup. Tak ada sofa, tak masalah. Arena ketiga bisa di depan meja. Di bawah TV yang tertancap di dinding. Doggy pastinya. Duuh, Panen panen.

Segera kukabari mbak Ais. Lewat pesan pendek. Ruang x, lantai 3.

Kutunggu balasannya. Cepat saja ternyata.

"Jemput mas"

Jembut kubaca. Kuulangi. Salah baca ternyata. Sudah konslet otak ini.

Welhadalah. Yo wis lah. Jaket kubuka. Segera kukeluar. Berniat menjemput si embak ginuk ginuk.

Kupastikan kunci berfungsi, aman.
TV hidup, suara ok, aman.
Gordyn full tertutup, kendali mulus, aman.
Kamar sekitar tak bertamu. Tak ada tanda-tanda berpenghuni pula, aman banget.

Cuss

....

Mbak Ais msih di tempat semula. Tak berubah. Kecuali helm yang telah tertanggal. Menggantung di spion kanan. Masih dia bermasker.

"Kok lama? kukira gak jadi"

"So sorry mbake. Pintu bermasalah. Pindah kamar kito, ga masalah sih, pindah seberang doang" Kata-kataku agak kurang pas. Aku gugup. Antusias. Kuusahakan menutupi sebaik-baik. Tak berhasil tampaknya.

Kami berjalan berdua. Menyusuri jalan yang tadi kulewati.

Sepi boss, aman. Batinku terus meyakinkan. Tetap saja aku tak teryakinkan.

...bersambung lagi poro rawuh.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd