Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT KISAH PETUALANGAN SURADI

Eh pindah kesini suhusur.. masih kuat bawa pickup kan abis 4som?
 
Ijin ngekost di rumah baru hu,emperan juga gak papa,hehehehe
Mantap ceritanya hu,gak sabar nunggu kelanjutannya
 
MELANI DAN SISKA


1

Melani mencari celah-celah yang masing kosong di tempat parkir yang penuh dengan kendaraan roda 2 itu. Dia mengalami sedikit kesulitan ketika menyelipkan mobilnya di antara 2 motor yang berjarak renggang. Dia turun dengan hati-hati agar pintu mobilnya tidak mengenai motor di sebelahnya, Lani kemudian meneruskan langkahnya menuju kamar yang terletak paling depan lantai bawah dengan pintu bertuliskan "PENGELOLA".

Lani sejenak berdiri. Menyapukan pandangan ke sekeliling. Kamar kost-kostan yang berbentuk U itu memiliki total kamar sebanyak 60 buah. Tiap baris yang membentuk huruf U itu memiliki jumlah kamar 20, 10 di lantai bawah 10 lagi di lantai atas. Namun total yang dikostkan jumlahnya ada 58. Satu kamar dipakai untuk ruang pengelola, satu lagi untuk ruang satpam dan cleaning service. Masing-masing kamar terletak di lantai bawah paling depan yang saling bersebrangan.

Lani membuka pintu kamar pengelola itu dengan sangat pelahan. David sedang membelakanginya dengan celana jeans dan celana dalamnya melorot sampai mata kaki. Pantatnya bergerak maju mundur di antara selangkangan seorang perempuan yang tengah berbaring mengangkang di atas meja.

Lani tidak mengganggu mereka. Dia duduk di kursi lipat yang menempel ke dinding dengan tenang. Menyalakan rokok.
"Akhkhh... aku keluar." Kata David. Dia kemudian menungging untuk menarik celananya pada saat yang bersmaan dia mencium asap rokok itu dan terperanjat setengah mati. Tubuhnya gemetar.
"Mana Om duitnya?" Kata perempuan itu. David ragu-ragu mengambil dompetnya.
"Bayar dulu." Kata Lani. "Masa udah ngentot ga mau bayar, gimana sih lu." Lani mengisap sigaretnya dengan kuat dan dalam.

Perempuan itu mengenakan celana dalamnya dan mengambil uang yang disodorkan David.
"Makasih ya Om... mari tante." Katanya sambil meninggalkan kamar itu. Lani membiarkan pintunya tetap terbuka.
"Lan, gua bisa jelasin semuanya." Kata David gugup.
"Hm." Lani mendengus sinis. "Ya, elu bisa jelasin kalau kost-kost ini miliki gua, elu cuma bantuin. Sekarang mana duit setorannya?"
"Sayang, dengerin dulu... gua lagi ada bisnis yang menguntungkan..."
"Cukup, Vid. Cukup."
"Lan, kamu cantik deh kalao lagi ngambek gitu... dengerin gua sebentar aja..."
"Gua bilang Cukup!" Teriak Lani. "Udah ngentot lonte, makan duit setoran, lu mau ngejelasin apalagi, ha?"
"Lani sayang, kita pernah melewati hari-hari indah bersama..."
"Lu kagak usah ungkit-ungkit masalalu, elu pikir kontol lu yang kecil itu udah muasin gua? Cuih. Elu cuma laki-laki yang ga tau diuntung. Pergi lu sekarang! Pergi!!!"
"Lan, maafin gua..."
"Gua bilang pergi!"

2

Ruang pengelola itu benar-benar berantakan. Kotor dan tak terurus. Komputer dan scanner mati. Data manual penyewa tidak lengkap. Hm. Lani membuka filling kabinet dan menemukan brankas, memutar angkanya dan membukanya. Dia menghitung uang yang terdapat di situ, cuma ada 7 juta.
"Bangsat!" Makinya.

Lani tak menemukan rekening listrik terakhir dan dia merasa khawatir David tak membayarkannya. Dia merasa menyesal mengapa dia memecat Astuti dan menggantinya dengan pemuda payah itu. Dia berpikir, dia akan berbicara dengan Ben dan menjelaskan kelakuan sepupunya Jean, istrinya Ben, itu.

Pada awalnya, 3 tahun lalu, David memang pernah mengisi kekosongan hatinya setelah Derry, suaminya, meninggal. David manis, bisa dipercaya dan bisa untuk bermanja-manja. Tapi beberapa bulan belakangan ini dia menjadi brengsek. Selalu berbohong dan tingkahnya menyebalkan. Lani bosan dengan sikap David yang kekanak-kanakan dan sok merasa dirinya penting. Dia banyak menuntut ini itu yang ujungnya menilep duit sewa.
"Gue tendang baru tau rasa lu." Pikir Lani.

Lani pergi ke luar dan berkeliling. "Heran, tempat kost-an ini mengapa kotor dan seperti tak pernah dibersihkan?" Pikir Lani. Dia kemudian menuju kamar Satpam, tak ada orang.
"Pak Mamat dan Jajang pada ke mana?" Tanyanya dalam hati. Dia melangkah menuju pintu gerbang kost-an, terlihat olehnya Pak Mamat sedang membeli rokok di kios sebrang jalan.
"Pa Mamat!" Lani berteriak. Orang yang dipanggil segera menoleh dan kemudian berlari mendekati Lani.
"Aduh, Ibu ke mana aja, sih." Kata Pak Mamat. "Pak David kerjaannya enggak bener, bu." Katanya. "Gaji saya sama gaji Jajang belum dibayarin udah 3 bulan, tukang ledeng dan tukang listrik juga pada nagih uang pemeliharaan, belum iuran untuk RT/RW yang enggak dibayar sama Pak David."

Lani menarik nafas.
"Ya, Pak Mamat. Maafin Ibu ya."
"Ibu mah enggak salah, Pak David yang salah, Bu."
"Jajang ke mana?"
"Sudah 3 minggu enggak masuk, bu." Kata Pak Mamat. "Istrinya sakit."
"Si David bener-bener keterlaluan!" Katanya dalam hati.
"Bu, kalau boleh, saya minta gaji saya sebulan aja dulu, soalnya di rumah sudah enggak ada apa-apa."
"Jangan khawatir, Pak. Saya bayar 3 bulan sekaligus."
"I ya Bu, terimakasih."

3

Sesiang itu sampai sore, Lani mendata semua penyewa kamar kostnya. Dia merasa bersyukur bahwa pada hari itu, ada lebih setengah penyewa belum membayar. Jadi duitnya belum sempat ditilep sama si David. Tapi dia juga merasa kesal karena pemeliharaan dan pengawasan yang buruk, cukup banyak kamar perlu mendapat perbaikan. Terutama di lantai 2, banyak kamar mandi yang bocor. Dia juga ingin membenahi tempat parkir agar lebih tertata.

Lani tiba-tiba ingat Suradi. Laki-laki matang yang bersahaja itu memang memiliki pesona kejantanan sendiri. Dia tersenyum kecil jika ingat peristiwa satu bulan lalu itu, ketika dia dan dua orang sahabatnya, Dewi dan Siska, nge-gangbang lelaki itu di kafenya Dewi.
"Hadeuuhhh... " Keluhnya. "Dia mau enggak ya mengerjakan pekerjaan kecil ini kira-kira?" Tanyanya dalam hati. "Ah, bodo amat. Gua telpon dulu, soal mau kagaknya belakangan." Pikirnya.

Lani menelpon Suradi beberapa kali tapi nadanya sibuk terus. Pada percobaan ke 5 barulah telpon diangkat.
"Hallo." Suara bas itu terdengar empuk. Lani merinding.
"Sur, ini gua, Lani... lu bisa liatin kost-an gua enggak sekarang? Kayaknya butuh banyak perbaikan nih."
"Kalau sekarang mungkin susah, aku lagi di Bogor ikutan tender, malem ini pulang. Paling besok pagi."
"Bener ya besok pagi ya?"
"I ya. Siap."
"Oke, thanks ya sebelumnya."

Lani menutup telponnya. Besok pagi? Ah, mudah-mudahan bisa sekalian dapat kontolnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd