Bagian 39
Terdengar suara dering hpku yang membuatku terbangun saat itu. sambil masih memejamkan mata, tanganku meraba-raba kasur untuk mencari hpku. Setelah berhasil menggapai hpku, langsung kubuka mataku perlahan sambil melihat layar hp.
Ternyata dini yang sedang menelfonku, βhalo din.β Kataku.
βkamu kemana semalem ndi? kok gak ada kabar?β kata dini.
βdin, bentar ya. Aku cuci muka dulu, tunggu yaβ Kataku.
βiya.β Suara dini terdengar ketus.
Aku lalu meletakan hpku di kasur, kuraba tembok kamarku untuk menyalakan lampu lalu keluar kamar untuk mencuci muka. Setelah itu aku kembali ke kamar, aku sempat melihat jam dinding di kamarku yang menunjukan jam 2 dini hari lalu kembali mengambil hpku dan rebahan di kasur.
βhalo din.β Kataku.
βudah cuci mukanya?β suara dini yang terdengar sedang jengkel.
βudah din.β Ujarku.
βjawab pertanyaanku yang tadi!β suara dini yang mulai meninggi.
βaku kemaren dateng ke acara bukber dan itu sampe malam din.β Jawabku.
βketemu mantanmu juga kan?β sebuah pertanyaan yang membuatku diam.
βkenapa diem kamu?β tanya dini lagi.
βa..aku gak ketemu kok din.β Jawabku bohong.
βjangan bohong, kamu gak pandai buat bohong.β Kata dini.
βaku gak bohong kok.β kataku.
βoke, untuk kali ini mungkin aku masih bisa percaya sama kamu.β Kata dini.
βiya din, makasih ya udah percaya. Kamu kok udah bangun jam segini?β Kataku dengan lega karena dini percaya dengan ucapanku tadi.
βaku belom tidur ndi.β kata dini yang kini mulai melemahkan nada suaranya.
βkok belom tidur sih kamu?β tanyaku.
βgimana aku bisa tidur? Aku semalaman nunggu kabar dari kamu. Tapi tetep kamu gak ngabarin aku.β Kata dini.
Aku sangat merasa bersalah kepadanya, tetapi aku juga gak mungkin untuk menjelaskannya saat ini. Ditambah dini rela sampai tidak tidur untuk menunggu kabar dariku. βmaaf din.β Kataku dalam hati.
βkamu kok diem?β tanya dini.
βeh iya din, yaudah kamu sekarang istirahat ya. Aku juga mau siap-siap sahur.β Kataku.
βiya andi sayang, aku tidur ya. Kamu cepet kesini lagi ya, aku kangen.β Suara dini terdengar lembut.
βiya din. selain untuk menyelesaikan kuliahku, kamu juga alasanku untuk kembali ke kota itu.β kataku.
βaku tunggu pulangmu ke kota ini, aku sayang kamu.β Kata dini.
βaku juga sayang kamu din, tunggu aku kembali ya.β Kataku.
βiya aku tunggu kamu kok, aku tidur dulu ya. Udah ngantuk hehe. selamat sahur ya, jangan lupa niatnya.β Kata dini.
βiya pasti din, selamat tidur ya.β Kataku lalu dini mematikan telfonnya terlebih dahulu.
Ku letakan hpku kembali dikasur, ku pandang langit-langit kamar sambil berfikir akan menyelesaikan segala urusanku dengan suci. aku tak bisa seperti ini terus. Ada dini yang setia menungguku kembali dan suci hanyalah masa lalu yang telah mengkhianatiku.
Nanti aku tetap akan datang ke rumah suci untuk memenuhi ajakan ayahnya berbuka puasa di rumahnya. Sekaligus berbicara kepada suci bila aku berencana untuk menyelesaikan urusan denganya. Meski terasa berat, tapi memang ini yang harus kulakukan. Aku tak bisa berlarut-larut dengan masa laluku, keputusanku telah bulat.
Tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan kulihat ibuku sudah berdiri di depan pintu, βeh udah bangun, sahur dulu yuk ndi.β ajak ibuku.
βiya bu.β Kataku lalu beranjak dari kasur untuk sahur.
***
Hari telah menjelang berbuka puasa dan aku sedang dalam perjalanan menuju rumah suci. sebelumnya aku juga sudah berpamitan ke ibuku untuk berbuka puasa di rumah suci karena diundang oleh ayahnya. Sebelum sampai ke rumahnya, kusempatkan untuk mampir untuk membeli takjil untuk di rumah suci.
Kini aku sudah tiba di rumah suci, dan disambut langsung oleh ayah suci. βgimana ndi? tadi di jalan macet gak?β
βmacet sebentar sih pak, biasa macet orang-orang yang lagi beli takjil.β Kataku lalu salim kepadanya.
βyaudah yuk masuk kita ngobrol-ngobrol sambil nunggu wkatu buka puasa.β Ajak ayah suci.
βoiya ini pak, tadi aku mampir beli takjil sebelum kesini.β Kataku sambil memeberikan beberapa takjil yang tadi kubeli.
βwah ndi, repot-repot segala. Makasih ya.β Kata ayah suci lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya.
Aku mengikuti ayah suci masuk ke dalam rumahnya, sudah lama juga rasanya tidak kesini. Aku dipersilahkan untuk duduk di ruang tamu dan ayah suci meminta izin sebentar untuk menaruh takjil di belakang lalu kembali lagi ke ruang tamu untuk menemuiku.
βibu sama suci kemana pak?β tanyaku karena aku tidak melihat mereka dari tadi.
βoh mereka lagi keluar, sebentar lagi juga pulang ndiβ kata ayah suci.
Kami berdua lalu mengobrol sambil menunggu suci dan ibunya pulang, kedua adik suci ternyata akan berpuasa berpuasa di luar bersama teman sekolahnya. Ayah suci juga menanyakan tentang kuliahku dan aku menceritakan tentang skripsiku yang belum selesai. Ayah suci juga menyematiku agar cepet menyelesaikan skripsiku, ia juga bercerita bila suci akan sidang skripsi setelah lebaran nanti.
βassalamuallaikum.β Suara suci yang sudah kuhafal.
βwallaikumsalam.β Jawabku dan ayah suci secara bersamaan.
Kulihat suci, adiknya yang paling kecil dan ibunya mulai masuk kedalam rumah. Suci dan adiknya langsung kedalam tanpa bahkan tanpa melihat ke arahku, tetapi ibunya sempat menyapaku βeh ndi, udah dateng. Gimana kabarmu?β tanya ibu suci.
βAlhamdulillah baik bu, ibu gimana?β kataku lalu salim kepadanya.
βAlhamdulillah baik kok ndi. yaudah ibu ke belakang dulu ya, nyiapin makanan sama minuman. Sebentar lagi adzan soalnya.β Kata ibu.
Aku kembali duduk di ruang tamu bersama ayah suci, tak terasa adzan maghrib terdengar. βAlhamdulillah, ayo ke dalem ndi. buka puasa dulu.β Ajak ayah suci.
βiya ayuk pak.β Kataku.
Kami berdua lalu menuju ke ruang makan, suci, adiknya beserta ibunya sudah menunggu kami di ruang makan. βayo duduk ndi, ci tuangin minum buat andi.β kata ibu suci.
Aku duduk di kursi yang bersebelahan dengan suci, kami masih canggung setelah peristiwa semalam. Kulihat suci menuangi teh hangat ke gelas yang ada di depanku, ia tak menunjukan ekspresi apapun.
βayo buka, jangan lupa baca doa dulu.β Kata ayah suci.
Lalu aku meminum teh yangtelah dituangkan oleh suci dan memakan takjil yang tadi kubeli, tak lupa aku juga mencicipi gorengan buatan ibu suci. βmau makan sekarang apa mau shalat dulu ndi?β tanya ibu suci.
βmau shalat dulu aja bu, abis ini aku tak ke mushola deket sini.β Kataku.
βoh yaudah bareng suci aja nanti ndi.β kata ibu suci.
βaku shalat di rumah aja bu.β Kata suci.
βloh biasanya kamu ke mushola ci.β kata ibu suci.
βkamu shalat di mushola aja sekalian bareng andi.β kata ayah suci sambil memakan takjil.
Suci lalu beranjak dari kursi dan masuk ke kamarnya, tak berselang lama ia keluar kembali sambil membawa tas yang kuyakin berisi mukena.
βtuh ndi, suci udah siap.β Kata ayah suci.
βiya pak bu aku ke mushola dulu ya.β Kataku saat berpamitan ke ayah dan ibu suci.
βabis itu langsung balik kesini lagi ya ndi.β kata ayah suci.
Aku menganggukan kepalaku sambil tersenyum lalu beranjak dari kursi yang kududuki. Kususu suci yang sudah berjalan terlebih dahulu. Kami berdua menuju mushola dengan berjalan kaki, karena memang jaraknya tidak begitu jauh.
βci, kok kamu diem aja daritadi?β aku membuka pembicaraan sambil berjalan di sampingnya.
Suci hanya terdiam sambil berjalan dan menatap jalanan di depannya.
βsuci.β kataku lagi.
βapa sih!!β kata suci dengan kesal.
βaku minta maaf buat yang semalem, aku gak mau kita kayak gini ci. Diem-dieman, gak enak rasanya.β Kataku.
Suci hanya diam saja hingga akhirnya kami telah tiba di mushola. Suci langsung menuju tempat wudhu untuk wanita dan aku menuju ke tempat pria. Aku lalu melaksanakan shalat maghrib dan setelah itu langsung keluar kembali untuk menuju rumah suci.
Ku tengokan kepalaku mencari-cari suci, nlalu aku melihat sendalnya masih ada di halaman mushala. βoh suci masih di dalem.β Kataku dalam hati. Aku menunggu suci di halaman mushola hingga khirnya ia terlihat sudah keluar dari dalam.
Setelah memakai sendalnya, suci berjalan melewatiku. Melihat hal itu aku sedikit berlari untuk mengejarnya yang telah jalan terlebih dahulu. βsuciβ aku menyapanya lagi.
Suci lagi-lagi hanya diam.
βci, abis ini keluar yuk. aku pengen ngobrol berdua sama kamu. Nanti aku yang ijinin sama ayah ibumu. Kamu mau kan?β Kataku.
βmau kemana?β kata suci sambil masih berjalan.
βgak tau sih mau kemana, ya nanti kita cari tempat aja. mau kan?β kataku.
βiya.β Kata suci.
Setelah suci mengiyakan ajakanku, kami berdua melanjutkan perjalanan menuju rumahnya. Sesampainya di rumah suci, aku lalu makan bersama dengan suci, adiknya dan kedua orang tuanya. βndi, ke ruang tamu yuk. bapak pengen ngobrol.β Kata ayah suci setelah selesai makan.
βoh iya ayuk pak.β Kataku.
Ayah suci berjalan terlebih lalu di susul aku di belakangnya. Ayah suci telah duduk di kursi dan aku memilih duduk di depannya. βduh ini ayahnya suci mau ngomongin apa ya?β kataku dalam hati. Ayah suci mengambil bungkus rokoknya dan mengambil 1 batang untuk dibakar.
βrokok nih ndiβ kata ayah suci sambil meletakan sebungkus rokok dan korek di meja.
βiya pak.β Kataku yang mulai gugup.
βudah rokok aja, saya tau kamu ngerokok kok.β kata ayah suci lalu mengeluarkan kebulan asap rokoknya.
βhehe iya pak.β Kataku.
βjadi gini ndi, bapak mau ngomongin masalah kamu sama suci.β kata ayah suci dengan nada yang mulai serius.
βmasalah apa pak?β tanyaku bingung.
βbapak tau kamu udah gak pacaran sama suci kan?β kata ayah suci.
Aku hanya menganggukan kepalaku.
βbapak mau minta maaf sama kamu ya ndi.β ujar ayah suci.
βmaaf buat apa pak?β aku kembali dibuat bingung oleh ucapan ayah suci.
βya semua yang udah terjadi sama kalian sampe suci sekarang udah punya pacar lagi. Bapak sama ibu juga udah ketemu pacarnya yang sekarang kok pas kami semua ke rumah kakeknya.β Kata ayah suci.
Aku kaget mendengar apa yang sudah diucapkan oleh ayah suci. kuambil sebungkus rokok dan korek dari kantong celanaku. Aku langsung membakar sebatang rokok dan berharap membuatku menjadi lebih tenang.
βiya pak gpp kok, saya juga gak marah sama suci. kan itu udah jadi pilhannya.β Kataku lalu menghisap rokokku.
βtapi bapak sama ibu sebenernya lebih setuju kalo suci itu berhubungan sama kamu ndi.β kata ayah suci.
βdegβ aku merasakan jantungku berhenti sejenak setelah mendengar ucapan ayah suci barusan. Ku hisap lagi rokokku dan kini aku menghisapnya lebih dlaam dari sebelumnya.
βbapak juga tau kalo suci sering nelfon ibunya sambil nangis, gara-gara masih merasa bersalah sama kamu ndi. makannya bapak mau minta maaf sama kamu ndi. walaupun suci bukan anak kandungku, tapi bapak sayang sama dia ndi.β kata ayah suci lalu mematikan rokoknya di asbak.
βpak, suci gak salah kok. dan gak perlu suci dan bapak meminta maaf kepadaku. saya ikhlas pak, saya bisa ngertiin kok. saya dulu sebenernya juga berharap buat berhubungan dengan suci dan tentunya menikahinya juga. Tapi kan suci udah punya pilihannya sendiri hehe. sekarang bapak gak perlu minta maaf seperti ini. Saya gpp pak.β Kataku tanpa menatap ayah suci.
βiya ndi, lagian jodoh juga sudah ada yang ngatur. Ya sekarang bapak Cuma bisa ngedoain kalian berdua semoga selalu bahagia. Oiya ndi, apa kamu sekarang udah punya pacar?β kata ayah suci.
Aku tersenyum, βsaya belum punya pacar pak.β kataku sambil kini menatap ayah suci.
βpak, saya izin ke kamar mandi dulu ya.β Kataku sambil emmatikan rokokku di asbak.
βoh iya ndi, kebelakng aja.β kata ayah suci.
Aku lalu berdiri dan langsung berjalan menuju kamar mandi di rumahnya. Saat aku melewati kamar suci yang berada di balik tembok ruang tamunya, aku sempat melihat ke arah dalam kamarnya. Aku dikagetkan dengan pemandangan suci yang duduk bersampingan sambil memeluk ibunya. Ku hentikan sebentar langkahku sambil melihat suci sedang menangis dipelukan ibunya. Ibu suci mungkin menyadari kehadiranku yang sedang berdiri di depan kamar suci. ia tetap membelai kepala suci sambil berusaha menenangkannya. Aku tersenyum kepada ibu suci dan ibunya suci juga tersenyum kepadaku. Kulanjutkan kembali langkahku menuju kamar mandi.
Setelah masuk ke dalam kamar mandi langsung ku tutup dan ku kunci pintu kamar mandinya. Aku mengambil air lalu membasuh wajahku. Setelah terkena air wajahku terasa lebih segar dari sebelumnya. Aku sempat berdiam diri di kamar mandi sambil bingung keadaan yang sedang kuhadapi sekarang.
Aku berusaha membuat diriku lebih tenang dari sebelumnya lalu aku kembali ke ruang tamu. Aku kembali melewati kamar suci, namun kini aku tak memandang ke arah dalam kamarnya. Aku paling tidak bisa melihat suci menangis.
Lalu aku kembali duduk di depan ayah suci, βudah ndi?β tanya ayah suci.
βudah pak.β Kataku.
βndi, bulan depan suci sidang skripsi. Doain biar lancar ya ndi, kalo bisa malah dateng.β Kata ayah suci.
βoh iya saya pasti doain suci kok pak, selamat ya pak suci udah mau jadi sarjana hehe.β kataku.
βkamu juga abis ini harus bisa selesai skripsinya ya ndi.β ayah suci menasehatiku.
βiya pak, saya pasti bisa nyelesaiin skripsi di semester depan .β kataku.
βbapak pasti doain terus biar skripsimu lancar ndi.β ujar ayah suci sambil tersenyum.
βmakasih ya pak.β Kataku.
βiya ndi. yaudah bapak Cuma mau ngomong gitu aja ndi. kamu mau ngobrol sama suci ndi?β tanya ayah suci.
βbesok lagi aja pak, saya mau pulang dulu udah malem juga.β Kataku.
Lalu aku berpamitan kepada ayah suci untuk pulang. Ya, aku tak jadi mengajak suci keluar malam itu. selain hari sudah malam, tadi juga melihat suci yang sedang menangis. Aku lalu mengendarai motorku untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku melihat mobil yang terpakir di depan rumah. Adanya mobil pakde menandakan bila pakde, bude, dan kak dewi sudah tiba di rumahku. Kuparkiran motorku di halaman depan rumah lalu masuk ke dalam.
βassalamuallaikum.β Kataku sambil membuka pintu dan kulihat kak dewi sedang duduk di ruang tamu rumahku sambil memainkan hpnya.
βwallaikumsalamβ kata kak dewi.
βeh nyampe sini jam berapa kak?β tanyaku sambil duduk di sebelahnya.
βtadi ndi abis maghrib.β Kata kak dewi.
βoiya pakde, bude pada kemana kak?β tanyaku.
βudah pada tidur ndi, ibumu juga. Kamu dari mana?β Kata kak dewi.
βhmm dari rumah suci kak.β Kataku.
βngapain ke rumah dia?β tanya kak dewi dengan sedikit kesal.
βloh kok kayak kesel gitu.β Kataku heran.
βiya semenjak dia ngelakuin itu ke kamu, kakak jadi gak suka sama dia.β Kata kak dewi.
βjangan gitu kak. Suci gak salah, jangan benci sama dia ya.β Bujukku kepada kak dewi agar tidak benci kepada suci.
βtapi dia udah bikin kamu hancur ndi.β kata kak dewi.
βudah kak, yang udah tuh ya udah. Aku udah ngelupain semuanya.β Kataku.
βyaudah iya ndi.β kata kak dewi.
βnah gitu dong haha. β kataku.
βada titipan dari dini ndi, aku taroh kamarmu.β Kata kak dewi.
βyaampun.β Kataku mulai teringat sesuatu.
βkenapa ndi?β tanya kak dewi bingung.
βaku lupa ngabarin dini daritadi kak.β Kataku sambil sedikit panik.
βyaudah aku ke kamar dulu ya kak.β Kataku sambil meninggalkan kak dewi sendiri di ruang tamu.
Aku langsung masuk ke kamar dan kulihat sebuah bingkisan berada di atas kasurku. Aku duduk di kasur lalu mengambil hpku dari kantong celana. Ku lihat ada beberapa pesan dari dini, namun aku tak sempat membacanya. Kini aku berniat untuk langsung menelfon dini.
βtuuutttβ¦ttuuuttt..tttuuuttt..β telfon ku tersambung dan dini mengangkat telfonku.
βhalo din.β Kataku.
βkebiasaan banget sih gak ngasih aku kabar.β Kata dini.
βiya maaf din, hpku di silent soalnya jadi gak tau kalo ada pesan dari kamu.β Kataku sambil mengambil bingkisan dari dini.
βkamu abis pergi kemana emang? Tadi aku tanya kak dini katanya kamu gak di rumah?β tanya dini.
Aku kembali bingung harus berbicara jujur atau berbohong sepertisebelumnya.
βtuh kebiasaan kalo ditanya diem.β Kata dini lagi.
βaku abis dari rumah suci din.β Kataku lirih.
βoh gitu, pantes aja.β ujar dini.
βkamu jangan mikir macem-macem dulu. Aku kesana karena di undang bapaknya suci buat buka bersama.β Kataku sambil menjelaskan kepada dini.
βohh..β hanya itu yang terdengar dari dini.
βcemburu kamu ya? Haha.β Aku mencoba menggoda dini.
βgak!β ujar dini.
βah yang bener, nanti kupingnya panjang lho kalo gak mau ngaku haha.β Kataku.
βih nyebellinnn, iya aku cemburu kamu ketemu mantanmu lagi. Puas kamu!!β kata dini dengan jengkel namun aku malah sedikit tertawa setelah mendengarnya.
βhaha tuh kan, udah ah jangan ngambek lagi ya dini sayang.β Kataku.
βapa? Kamu manggil aku apa? Aku gak denger.β Kata dini.
βdini sayang.β Kataku dengan lembut.
βdini apa suci nih yang kamu sayang?β kini giliran dini yang menggodaku.
βhmm aku sayang dua-duanya boleh gak?β tanyaku sambil berniat menggodanya lagi.
βgak boleh lah, enak aja. kamu pilih dia apa aku? Jawab cepet!β kata dini.
βdin, dengerin yah. Kamu sama suci itu bukan sebuah pilihan, kalian bukan pakaian yang bisa seenaknya dipilih atau enggak. suci mengajarkanku berbagai macam hal yang indah bahkan menyakitkan. Sedangkan kamu adalah orang yang berhasil bikin aku buat perlahan melupakan suci dengan membuatku sayang sama kamu. kamu paham kan?β aktaku dengan nada serius.
βiya aku paham kok. huhuhu aku terharu tau gakβ suara dini terdengar manja.
βjangan pernah menyuruhku untuk memilih siapa, karena kalian berdua bukan pilihan.β Kataku.
βiya aku gak nyuruh kamu kayak gitu lagi kok. kan aku tau udah tau kalo lebih mentingin aku kan haha.β Kata dini lalu tertawa.
βkata siapa? GR banget kamu.β Kataku.
βtuh kan ih kamu nyebelin banget sih.β Dini kembali ngambek.
βhaha iya iya aku mentingin kamu dini sayang.β Kataku.
βnah gitu dong, aku seneng dengernya hihi.β Kata dini.
βdin, makasih ya bingkisannya. Aku buka sekarang boleh?β tanyaku.
βih jangan dong sayang, bukanya besok pas mau shalat idul fitri ya.β Kata dini.
βyaahhh aku penasaran din.β Kataku.
βtahan dong sayang, aku aja bisa nahan rinduku sama kamu.β Kata dini.
βhahaha lebay deh.β Kataku.
βhaha biarin. Kangen kamu yang mmuuaacchhhβ kata dini.
βih ih ngapain itu muach muach segala. Haha.β Kataku sambil menggodanya lagi.
βih aku cium gak mau.β Kata dini.
βya gak maul ah, mana kerasa. Maunya langsung haha.β Kataku.
βihhh andi ganjen dasar. Yaudah kamunya cepet kesini dong, nanti aku cium deh.β Ucapan dini yang membuatku sedikit kaget.
βhaha yaudah kamu tidur udah malem din.β Kataku.
βiya aku juga udah ngantuk nih, kamu jangan tidur malem-malem ya sayang.β Kata dini.
βdin.β Kataku.
βiya kenapa?β tanay dini.
βaku sayang kamu.β Kataku lirih namun serius.
βiya aku juga sayang kamu kok.β kata dini.
βyaudah kamu tidur ya, bye.β Kataku.
βbye sayangβ kata dini.
Setelah itu kumatikan telfonku ke dini, ku letakan bingkisan dari dini ke atas lemari. Lalu merebahkan tubuhku di kasur, ku setel musik di hpku. Kudengarkan musik sambil memejamkan mataku hingga aku mulai terlelap.
***
Hari Raya
Aku terbangun dari tidurku jam setengah 5 pagi, aku langsung menunaikan shalat subuh di rumah lalu bersiap-siap untuk shalad idul fitri di masjid. Setelah selesai mandi, aku langsung membuka bingkisan dari dini. kubuka kerdas kado lalu masih ada kardus di dalamnya. Betapa kagetnya aku setelah membuka kardus itu, ternyata isi bingkisan dari dini adalah baju koko berwarna putih. Kuambil baju koko itu dan ternyata ada selembar kertas di bawah baju itu.
Kupegang baju koko dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiriku kugunakan untuk mengambil kertas itu. βselamat hari raya idul fitri ya sayang, maafin dini ya kalo banyak salah.β Begitu tulisan yang ada di kertas yang kubaca sambil tersenyum.
Aku langsung menelfon dini pagi itu, βselamat pagi dini.β kataku.
βhai selamat pagi andi sayang hhoooaaammmm.β Kata dini sambil menguap.
βkamu baru bangun ya?β tanyaku.
βiya aku baru bangun. Tumben pagi-pagi nelfon?β kata dini.
βiya din, aku abis buka bingkisan dari kamu. Makasih ya aku suka banget.β Kataku sambil melihat baju koko yang sedang kupegang.
βbener kamu suka? Hihiβ kata dini.
βiya aku suka din hehe.β kataku.
βdipake ya nanti, kirimin fotomu juga pas pake baju itu.β kata dini.
βiya aku pake dong, yaudah aku siap-siap dulu buat ke masjid ya. Kamu kalo masih ngantuk tidur lagi aja gpp din.β Kataku.
βhehe iya aku tidur lagi ya. Nanti aku kabarin kalo udah bangun ya.β Kata dini.
βiya din, aku sayang kamu.β Kataku.
βlove you more ndi, bye.β Kata dini dan tak lama setelah itu dini mematikan telfonnya.
Kuletakan kembali hpku dan aku langsung memakai baju koko pemberian dini. setelah kupakai ternyata sangat pas di badanku. Sambil bercermin aku rapihkan baju ini sambil mulai memakai sarung dan tak lupa aku menyisir rambutku agar rapi.
Saat aku keluar kamar, kulihat kak dewi sudah memakai gamis ungu lengkap dengan jilbab di kepalanya. βkak, bagus kak bajunya?β Kataku sambil memamerkan baju pemberian dini yang sedang kupakai.
βbagus ndi, pas dibadanmu. Kamu beli dimana emang?β tanya kak dewi di ruang tamu.
βdibeliin dini kak haha.β Kataku.
βdini siapa ndi?β kata ibuku yang tiba-tiba datang dari arah dapur.
βpacarnya andi yang baru bulik haha.β Kata kak dewi.
βpacar? Kok andi gak pernah cerita ke bulik ya dew?β kata ibuku sambil menatapku.
βih parah banget sih ndi, masa bulik gak dikasih tau haha.β Kata kak dewi.
βbelum kok bu, dini belom jadi pacarku kok.β kataku menjelaskan ke ibuku.
βbohong bulik, orang semalem aku denger andi telfon-telfonan sambil manggil sayang kok haha.β Kak dewi terus saja menggodaku di depan ibu.
βih kak apaan sih.β Kataku sambil mulai jengkel kepada kak dewi.
βkenapa ini pagi-pagi udah rame aja.β kata budeku yang juga tiba-tiba keluar kamar bersama pakdeku.
βini mbak, kata dewi si andi udah punya pacar lagi namanya dini. tapi aku malah belom di kasih tau. β kata ibuku ke bude.
βoh ngomongin si dini toh.β Kata bude.
βloh mbak tau dini?β tanya ibuku.
Aku hanya diam saja sambil melirik kak dewi, kak dewi hanya ketawa ditambah ibuku kini mulai bertanya tentang dini ke budeku yang memang sudah pernah bertemu sebelumnya.
βiya tau lah, kan udah pernah di ajak ke rumah. Pacarnya yang dulu juga pernah diajak ke rumah dek. Siapa itu nama pacarnya andi yang dulu dew?β tanya bude kepada kak dewi.
βgak tau bu lupa.β Kata kak dewi dengan nada yang menunjukan tidak suka dengan suci.
Kupandang kak dewi yang raut wajahnya berubah setelah bude menanyakan tentang suci. βsuci namanya bude.β Kataku kepada budeku.
βoh iya suci mbak kalo pacarnya yang dulu. Padahal dia cantik, pinter eh malah andi mutusin dia. Aku udah setuju sama dia lho mbak.β Kata ibuku.
βmaksudnya gimana bude?β tanya kak dewi bingung dengan ucapan ibuku yang bilang bila aku yang memutuskan suci. dulu memang aku bercerita kepada ibu setelah putus dengan suci, namun aku tak mengatakan bila suci yang memutuskan ku demi pria lain tapi aku bilang ke ibuku bila aku yang memutuskan suci. aku terpaksa bohong karena tak mau ibuku ikut marah atau kecewa kepada suci. karena bagaimanapun suci memang tak pantas untuk dibenci.
βiya dew, itu dulu andi bilangnya dia abis mutusin suci. bulik kagetkan, padahal bulik taunya mereka baik-baik aja.β kata ibuku kepada kak dewi.
βih bukan gitu bude, tapiβ¦β kak dewi belum menyelesaikan ucapannya karena aku langsung memotong pembicarannya.
βkak, cukup!β Kataku.
βeh udah-udah malah ngeributin pacarnya andi. udah ayo berangkat nanti malah gak dapet tempat.β Kata pakdeku.
Kami semua lalu mulai berangkat ke masjid dengan berjalan kaki. Aku dan kak dewi saling diam saat menuju masjid. Sesampainya di masjid, aku pakdeku langsung menempati barisan para pria sedangkan ibuku, bude, dan kak dewi menempati barisan wanita.
Shalat idul fitri, kami langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, kami semua langsung meletakan peralatan shaat di kamar lalu berkumpul di ruang tamu untuk sungkeman. Sebelum sungkeman, kami semua berfoto bersama di ruang tamu, tak lupa aku juga foto berdua dengan ibuku. Lalu mulailah acara sungkeman yang dimulai dari Ibuku yang bermaaf-maafan terlebih dahulu kepada pakde dan budeku. Lalu mereka duduk bertiga di sofa yang ada di ruang tamu.
Dimulai dengan kak dewi yang sungkem dengan pakde, bude lalu ibuku. suasana haru menyelimuti ruang tamu rumahku. Kak dewi menangis sambil meminta maaf kepada pakde, bude dan ibuku. Kak dewi kini berdiri di samping pakdeku sambil mengelap air matanya.
Kini giliranku untuk meminta maaf sungkem sekaligus meminta maaf kepada mereka. Kumulai dengan sungkem kepada ibuku, βbu, maafin aku kalo banyak salah ya.β Kataku sambil mulai menangis. Kucium kedua tangan ibuku lalu ku cium kedua pipinya secara bergantian tak lupa ku cium juga kening ibuku. Setelah itu kupeluk ibuku, seorang wanita yang mencintai dan mengasihiku secara tulus. βmaafin ibu juga ya ndi.β kata ibuku yang mulai menangis.
Setelah sungkem dengan ibuku, aku pun sungkem kepada bude dan pakdeku secara bergiliran. Tak lupa aku juga meminta maaf kepada kak dewi. βkak, maafin aku ya kalo banyak salah.β Kataku sambil mencium tangan kanannya.
βmaafin aku juga ya ndi.β kata kak dewi.
Kami semua terdiam setelah bermaaf-maafan, sesekali terdengar sesenggukan tangisan dari ibuku, bude dan kak dewi. Setelah itu ibuku mengajak kami untuk makan ketupat yang semalam ia buat bersama bude. Kami semua makan bersama di meja makan, langsung kucicipi semua masakan yang ada di meja.
βndi, abis ini ke makam bapakmu ya.β Kata ibuku sambil memberesi piring yang telah kami gunakan.
βiya bu.β Kataku.
Setelah selesai makan, kami semua menuju makam menggunakan mobil pakdeku. Sesampainya di makam kami semua langsung menuju makam bapakku. Aku terdiam sebentar sambil memandang batu nisan yang bertuliskan nama bapakku.
Air mataku kembali turun, mengingat memori kehidupanku bersama bapakku selagi masih hidup. Kurasakan kak dewi merangkul pundakku dari samping, ibuku langsung menarburi bunga di atas makam bapakku diikuti oleh bude dan pakde. Aku berdoa sejenak lalu giliranku yang menabur bunga bersama kak dewi.
βmaaf pak, aku belum bisa bikin bangga.β Kataku dalam hati sambil menaburi bunga.
Kami semua lalu melajutkan ke makam-makam leluhur keluarga yang telah mendahului kami semua. Setelah selesai, kami semua kembali ke rumahku. Aku tetap menggunakan sarung yang tadi kugunakan shalat idul fitri.
Sambil merokok, aku duduk di teras bersama kak dewi. Lalu para tetangga datang ke rumahku untuk bersilaturahmi. Hpku berbunyi menandakan ada sebuah pesan, βandi, maafin aku ya kalo banyak salah. Aku sadar aku udah jahat sama kamu. Tolong dibukakan pintu maaf ya, salam buat ibumu.β Begitu isi pesan yang ternyata dari suci. Belum sempat kubalas pesannya, tetangg kami yang lainpun bergantian datang kerumahku.
Ketika sudah mulai sepi tamu yang berdatangan, aku meminta tolong kepada kak dewi untuk memfotokan diriku lalu langsung mengirimkan foto itu ke dini.
βiihhhh bagus, pas banget di badanmu yang.β Isi pesan dari dini setelah kukirimi fotoku.
βiya pas dong, kamu pinter milihnya din.β Balasku.
βfoto yang bareng-bareng keluargamu mana?β
Akupun mengirimkan foto bersama keluargaku dan tak lupa ku kirimkan fotoku bersama ibu.
βkak dewi lucu banget pake pakaian kayak gitu hihi, eh itu foto kamu sama ibumu?β
βiya itu ibuku din.β
βcantik ibumu yang hehe.β
βiya cantik din, kayak kamu.β
βaahhh kamu mah, jadi malu hehe. kapan-kapan kenalin aku sama ibumu dong.β
βiya kapan-kapan aku kenalin kok. aku pergi dulu ya, mau pergi ke rumah saudara-saudara dinβ
βiya kamu hati-hati ya sayang.β Isi pesan dini yang tak kubalas lagi karena aku akan pergi ke rumah saudara bersama yang lain juga tentunya.
Kami semua mendatangi semua saudara-saudara yang lain dan pulang ke rumah jam 9 malam. Sesampainya di rumah aku langsung mencuci kaki dan mukaku lalu masuk ke kamar. βahh capek banget.β Kataku saat mulai merebahkan tubuhku di kasur.
Aku rebahan dikasur sambil membuka hpku untuk mengabari dini bila aku sudah sampai di rumah dan langsung ingin tidur. Setelah mengirim pesan ke dini, aku membaca lagi pesan dari suci yang dari tadi kubalas. Aku berniat untuk ke rumahnya besok untuk bersilaturahmi bersama suci sekaligus kedua orang tuanya. Kuletakan hpku kembali dan aku mulai memejamkan mataku untuk tertidur.
Segitu dulu ya huuβ¦