Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku, kisahnya, dan kisah kita (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Wkwk gini ya mas atau mbak atau siapapun lah anda. Maaf sebelumnya, saya share cerita disini cuma mau berbagi pengalaman. Kalo memang alay, ya saya terima kok pendapat dari anda. Toh saya juga gak berharap pujian. Tapi gini lho maaf sekali lagi, kalo gak suka ya gak usah dibaca. Selain mungkin cerita saya gak cocok sama selera anda, atau malah anda cuma buang2 waktu saja. Mending anda bikin cerita sendiri dan nikmatilah ceritamu yang mungkin gak alay. Dewasa gak selalu tentabg sex, orang yg melakukan sex malah kadang bukan orang dewasa. Salam hangat dan sering-seringlah cermin di rumah dipergunakan dengan baik😅
Mantep suhu 👌
 
Wkwk gini ya mas atau mbak atau siapapun lah anda. Maaf sebelumnya, saya share cerita disini cuma mau berbagi pengalaman. Kalo memang alay, ya saya terima kok pendapat dari anda. Toh saya juga gak berharap pujian. Tapi gini lho maaf sekali lagi, kalo gak suka ya gak usah dibaca. Selain mungkin cerita saya gak cocok sama selera anda, atau malah anda cuma buang2 waktu saja. Mending anda bikin cerita sendiri dan nikmatilah ceritamu yang mungkin gak alay. Dewasa gak selalu tentabg sex, orang yg melakukan sex malah kadang bukan orang dewasa. Salam hangat dan sering-seringlah cermin di rumah dipergunakan dengan baik😅
Sadis hu bles komennya...tp mang iya kita harus menghargai setiap karya seseorang toh suhu disni menulis jg gak di bayar..kita bebas baca di forum ini klw gak suka ya jng dibaca.....tetep semangat hu kutunggu updatemu...ngarep.com
.
 
Bagian 41

Aku baru saja tiba di rumah pakde setelah berlebaran, aku juga kembali kesini bersama bude, pakde, beserta kak dewi. Kami semua sampai di rumah pakde sekitar pukul 7 pagi.

Aku lalu masuk membawa tas dan oleh-oleh yang dibawakan ibu. Setelah itu aku langsung mandi dan beristirahat karena merasa ngantuk karena semalam harus menemani pakde ngobrol saat menyupir.

aku terbangun dan ternyata sudah pukul 4 sore, “lama juga aku tidur ya” kataku dalam hati. Aku langsung mandi karena aku berniat ke rumah dini. dini sudah tau kalo aku pulang semalam, namun aku sengaja tidak memberitahu dia kalua ingin ke rumahnya sekarang.

Setelah selesai berpakaian aku langsung berangkat menuju rumah dini. sebelum sampai di rumahnya, ku sempatkan untuk mampir untuk membeli beberapa es krim. Lalu melanjutkan perjalanan menuju rumah dini.

Saat sudah sampai di depan rumahnya, kulihat sebuah mobil terparkir di depan rumahnya. Karena gerbang rumahnya terbuka aku langsung memasukan motorku. Aku turun dari motor dan melihat ada seorang pria yang duduk di teras.

Akupun berjalan menuju teras rumahnya dan tak lupa menyapa pria itu, “misi mas” sapaku sambil tersenyum.

“oh iya nyari siapa ya?” tanya pria itu.

“mau ketemu dini mas.” Kataku sambil membawa plastik yang berisi es krim.

Lalu tiba-tiba kak cindy datang dari dalam rumahnya sambil membawa koper, “eh andi, kapan sampe?”

“tadi pagi sampe kak.” Kataku lalu salim kepadanya.

“oh iya ini kenalin pacarku ndi.” kata kak cindy.

Aku lalu bersalaman dengan pacar kak cindy, “saya andi mas.” Kataku.

“roy.” Ucap pria itu.

“mau kemana kak? Kok bawa koper?” tanyaku.

“mau ke bali ndi, liburan dulu sebentar kan minggu depan udah kerja lagi.” Kata kak cindy.

“ohh.” Ucapku.

“yaudah, aku berangkat dulu ya ndi. titip dini ya selama aku tinggal. Kamu masuk aja, dini ada di kamarnya.” Kata kak cindy berpamitan lalu berjalan menuju mobil pacarnya.

“pergi dulu ya ndi.” kata pacar kak cindy.

“iya mas, hati-hati ya.” Kataku.

Mereka lalu berangkat menaiki mobil, setelah mereka pergi aku langsung masuk ke dalam. Ku tutup pintu rumahnya dan langsung menuju kamar dini diatas.

“tok..tok..tok..” ku ketuk pintu kamarnya.

“iya sebentar kak.” Suara dini dari dalam yang mengira kak cindy yang mengetuk pintunya.

Setelah itu pintu terbuka, aku dikagetkan saat melihat dini yang saat itu hanya memakai handuk berwarna pink yang membalut tubuhnya. ternyata dini memiliki tubuh yang bagus dan putih seperti suci, namun lebih sedikit kurus darinya.

Aku juga sempat melihat kedua payudaranya yang tak tertutupi handuk sepenuhnya, kupindahkan pandanganku ke atas dan kini menatap wajahnya. Masih ada sisa-sisa bulir air yang membasahi wajahnya dan aku yakin bahwa dini baru saja selesai mandi.

“eh din maaf.” Kataku sambil menunduk.

Namun tiba-tiba dini yang hanya menggunakan handuk memelukku, “sayang aku kangen.” Katanya sambil memeluku.

Aku membalas pelukan dini sambil masih memegang plastik es krim. Tercium wangi sabun dari tubuhnya, “aku juga kangen kamu sayang.” Kataku.

Kami mengakhiri pelukan kami karena memang sudah cukup lama. “yaudah kamu pake baju dulu, aku tunggu di halaman belakang kayak biasa ya. Ini es krim buat kamu” Kataku.

“iyaaa, tunggu ya hehe. wahhh asik dibawain es krim.” kata dini dan langsung masuk kembali ke kamarnya.

Aku lalu berjalan dan menuruni tangga rumahnya dan menuju kursi ayunan di halaman belakang rumahnya. Rumah dini sangat sepi sore itu dan aku gak melihat simbok ada. 15 menit kemudian dini menghampiriku dan langsung duduk di sebelahku sambil memegang es krim. Dini saat itu memakai babydoll pink yang tidak sampai menutupi lututnya sehingga paha putihnya terlihat. Seperti biasa rambutnya di kuncir dan wajahnya tidak dihiasi make up namun masih terpancar kecantikannya.

“kok sepi din? Simbok kemana?” tanyaku.

“iya nih, aku sendiri di rumah. Kak cindy liburan sama pacarnya, simbok lagi lebaran di kampungnya.” Ucap dini sambil membuka bungkus es krim.

“oh pantes aku gak liat simbok dari tadi.” Ucapku.

“oiya kamu sampe jam berapa tadi?” tanya dini.

“tadi pagi sekitar jam 7an.” Kataku.

“pasti seneng tuh kemaren ketemu suci mmhhhh.” Kata dini sambil memakan es krim.

“urusanku sama dia udah selesai kok din.” Ucapku.

“selesai? Maksudnya?” tanya dini.

“ya selesai, aku sempet ngobrol berdua sama dia din. Trus kita ya ngomong baik-baik, buat nyelesaiin masalahku sama dia yang belom selesai meski hubungan kita sudah berakhir beberapa bulan lalu.” Kataku.

Dini kulihat sangat serius mendengarkan aku bercerita.

“suci awalnya merasa bersalah banget sama aku, tapi aku selalu bilang jangan menyesali apa yang udah terjadi. Dia juga sayang sama pacarnya yang sekarang dan kita berdua sepakat untuk melupakan semuanya. Gitu din.” Kataku.

“trus sekarang kamu sama suci gimana?” tanya dini.

“ya gak gimana-gimana dong, aku sekarang sama suci kan temenan. Kalo aku sama kamu sih gak tau.” Kataku.

“gak tau? Maksudnya gimana ih aku bingung.” Ucap dini sambil masih memakan es krimnya sampai habis.

“din.” Kataku.

“bentar, aku buang sampah dulu.” dini membuang sampah lalu kulihat ia mencuci tangannya yang sempat kena es krim dan langsung kembali duduk di sebelahku.

“kamu mau ngomong apa?” tanya dini.

Kupegang kedua tangannya sambil aku menatapnya dan dini juga menatapnya, “din, aku sayang kamu. Kamu mau gak jadi kekasihku?”

Dengan penuh pertimbangan dan terhitung nekat, akhirnya aku mengutarakan perasaanku saat itu. dini terlihat kaget dan wajahnya memerah setelah mendengar ucapanku tadi. Ia sempat menundukan kepalanya sebentar lalu menatapku kembali.

“aku mau jadi kekasihmu ndi.” katanya dan diakhiri sebuah senyuman.

Ku lepaskan kedua tangannya yang sedang kugenggam, tangan kananku kugunakan untuk memegang kepalanya lalu kudelatkan kepalaku dan ku kecup keningnya. ku kecup keningnya sambil memejamkan mataku dan berharap semoga ini memang pilihan terbaik untukku, untuk semuanya juga.

Ku akhiri kecupanku, dan kini ku tempelkan keningku dengan keningnya. Wajah kami menjadi sangat dekat, kedua mata kami saling menatap hingga akhirnya bibir kami bertemu. Bibir kami saling melumat dan kurasakan rasa sayang dari dini di setiap lumatan bibirnya.

Lama-kelamaan dini sedikit membuka bibirnya dan kini kami saling beradu lidah. “mmmhh” suara dini sambil kini tangannya mengusap-ngusap rambutku. kami juga bertukar liur, dan dini kurasakan sangat pintar berciuman.

Kami berciuman sambil berpelukan, kurasakan payudara dini di dadaku. Sekitar 15 menit kami berciuman dan dini melepas bibirnya dari bibirku. Ku buka mataku dan kulihat bibir dini sedikit basah akibat ciuman kami tadi.

“sayang, ke kamarku yuk.” kata dini sambil tersenyum.

Aku hanya tersenyum karena sudah mengerti maksud dari ajakannya. Lalu kami menuju kamarnya, dini menggandeng tanganku. Sesampainya di dalam kamar, dini langsung menutup pintu sekaligus menguncinya.

Dini berjalan sambil tersenyum menghampiriku yang masih berdiri di dekat tempat tidurnya. Dia berdiri di depanku, dengan sedikit berjinjit ia langsung mencium bibirku. Kami kembali berciuman namun kini kurasakan ciuman kami sudah terbalut nafsu.

Sambil masih berciuman, kini ku bimbing tubuhnya menuju tempat tidurnya. Kurebahkan tubuhnya tanpa melepas bibirku dari bibirnya. Kini tubuhku berbaring disamping tubuhnya, suhu dingin kamarnya membuat gairahku sedikit naik.

Kuberanikan memegang paha dini saat itu. kubelai pahanya dan sentuhanku lama kelamaan semakin keatas. Kurasakan halusnya dari paha miliknya, “mmhhh mmhh” desah dini.

Kulepas ciumanku dan kupindahkan ciumanku di lehernya. Kujilati leher dini naik turun sambil tanganku kini mengusap pahanya.

“ssshhh aahh sayyannggghhh” desah dini saat kini tanganku mulai memegang pantatnya yang masih tertutupi cd.

Aku semakin bersemangat setelah mendengar desahannya. kucium lagi bibirnya, tanganku kini sudah berapa di memeknya. Ternyata cd dini sudah basah, kubelai-belai bibir memeknya dari luar cd nya.

“mmhhh mhhh” desah disini disela-sela ciuman kami.

Kini tangan dini tak lagi diam, kurasakan kontolku yang berdiri sedang disentuh dari luar celanaku. Dini melepaskan ciumanku, “sayang dibuka dong celananya.” Kata dini dengan tatapan yang sangat menggoda.

Dengan masih tiduran disampingnya, kulepaskan celana jeans ku. masih tersisa celana pendek dan cd yang menutupi kontolku. Aku kembali mencium bibir dini setelah melepas celana panjangku. Kini kurasakan tangan dini langsung menelusup masuk kedalam celanaku dan kurasakan tangan halusnya menggenggam kontolku.

Aku tak mau kalah, dengan gerakan cepat aku melolosi cd milik dini. setelah melepas cd dini, sudah kepalang tanggung rasanya. Aku bangun lalu melolosi semua pakaian beserta celana dari tubuhku. Dini hanya melihatku sambil tersenyum.

Setelah itu aku memegang ujung bawah pakaian dini dan berusaha melepasnya, dini membantuku saat aku kesusahan melepas pakaian ini di bagian tangannya. Kini kulihat tubuh dini hanya menyisakan bra berwarna pink yang menutupi payudara indahnya. Meski tak sebesar milik suci, namun aku suka bentuknya yang bulat dan terlihat kencang.

“sayang buka sekalian dong ininya.” Kata dini sambil memegang bh miliknya.

Aku tersenyum lalu tanganku menuju punggungnya untuk melepas kaitan bra itu dan melolosi melalui kedua tangannya.

Aku sempat takjub melihat payudara dini, “betul-betul indah.” Kataku dalam hati saat melihat payudara dini untuk pertama kalinya. Payudara bulat dengan putting berwarna pink yang terlihat sudah mengeras.

Kutindih kembali tubuh dini dan langsung mencium bibirnya. Entah kenapa aku suka sekali dengan bibirnya. Aku menciumnya sambil tanganku memegang dan memeras payudaranya. Kedua tangan dini memeluku saat kami berciuman.

Kuturunkan ciumanku ke dadanya hingga kini langsung kujilati putting kirinya, “aahhh sayang geelliii.” Kata dini bercampur desahannya.

Kuhisap putting kiri dini sambil tanganku satunya tetap memmainkan payudara kanannya. “oouucchh terus yang hisaappp oouuccchhh.” Desah dini yang kulihat ia memejamkan matanya.

Sekitar 5 menit memainkan payudaranya, tiba-tiba tubuh suci menggelinjang hebat.

“aahhh sayangg, aku mau pipissss mmmhhh aaahhh.” Desah dini.

Mendengar ucapan dan desahannya aku semakin bersemangat, kini aku menghisap putingnya dalam-dalam. “oouuccchhh ssshhhh aku pipis yanggg aaahhhh.” Kata dini sambil mengangkat tubuhnya sebentar.

Kuhentikan permainanku di payudaranya, ku dekatkan wajahku ke wajahnya. Kuperhatikan wajahnya setelah orgasme, dini masih mengatur nafasnya dengan memejamkan matanya. Aku sedikit merapikan rambutnya yang agak berantakan sambil memandang wajahnya.

Aku tersenyum melihat dini, setelah nafasnya kembali normal ia mmebuka kedua matanya. Ia memandangku dengan tatapan yang sayu. Tangan kanannya membelai pipi kiriku, “aku lemes banget rasanya yang.” Kata dini.

“hehe enak kan?” godaku.

“he’emm enak banget, aku sayang kamu ndi.” kata dini.

“aku juga sayang kamu din.” Kataku.

“mulai hari ini aku milikmu, lanjutin apa yang belum kamu selesaikan.” Kata dini sambil tersenyum.

Aku yang memang sudah tidak tahan langsung bangkit dan memposisikan tubuhku dantara kedua pahanya yang kulebarkan sebelumnya. Aku sempat melihat memeknya yang bersih dan dihiasi sedikit rambut.

Pandanganku kualihkan ke wajahnya, dini menatapku sambil menganggukan kepalanya sebagai lampu hijau agar aku melanjutkan kembali.

Kini kutempelkan kepala kontolku di bibir memeknya yang terlihat sudah basah. Perlahan kudorong masuk kontolku masuk kememeknya, mulai terasa hangat dan basah saat kepala kontolku berhasil membelah bibir memeknya.

“aahh pelan ya yaangghhh.” Kata dini yang kuperhatikan memejamkan matanya dan kedua tangannya memegang kedua pergelangan tanganku.

“oohhh yanggg.” Kataku saat kontolku sudah sepenuhnya masuk ke dalam memeknya yang terasa sempit.

Mulai kugenjot pelan tubuh dini dan kurasakan kontolku semakin basah. “aahhh aaahh pelan yang, aahh iya gittuuhh enaakkhhh yang oouucchh.” Kata dini saat kontolku mulai keluar masuk di memeknya.

Ku pompa tubuh dini sambil tanganku kini meremas salah satu payudaranya.

“oouucchh enaakk memekmu din aaahhh.” Kataku sambil meremas payudara kanannya.

Kontolku terasa hangat dan sesekali seperti dijepit oleh memeknya. Itu membuatku semangat untuk menggenjot tubuh dini.

“aahhh aaahhh yang aku mau pipisss lagi ohhh gak kuat yang, ooouuucccchhhh.” Kata dini yang diakhiri desah panjang saat orgasme keduanya tiba.

Kontolku semakin basah akibat dini yang baru saja orgasme, aku mendiamkan kontolku sejenak sambil memberikan kesempatan kepada dini untuk menikmati sisa-sisa orgasmenya.

“sayang lanjut aja gpp mmhhh.” Kata dini.

“kamu masih kuat din?” tanyaku.

“masih yang, ayo terusin.” Pinta dini.

Aku lalu memompa kembali tubuh dini dan kini ritme sodokan kupercepat. Kurasakan memek dini sangat nikmat, “mmhhh mmhhhh yanghhh.” Desah dini.

10 menit kusodok dengan cepat hingga kini aku merasakan akan mengeluarkan spermaku.

“aaahh yang enaakkk ohhh.” Desahku.

“aahhh iya aku jugaa enaakkk yangghhh.” Desah dini.

“aku mau keluarr yang, keluarin dimaannaahhh.” Kataku sambil mempercepat sodokanku lagi.

“ssssshhh sssshhh didalem aja gpp yang, aku juga mau keluar lagiihh aahhh.” Desah dini.

Aku mempercepat sodokanku dan “aakkuu keluarr yang aahhhhhhh” desahku saat kurasakan spermaku menyemprot di dalam memek dini.

“oouuccchhh aku juga yanggghhhhh ssshhhhh.” Desah dini saat orgasmenya yang ketiga datang.

Kudiamkan kontolku di dalam memeknya sambil menikmati sisa-sisa orgasme kami berdua. Ku dekati wajahnya lalu ku kecup dahinya yang berkeringat padahal suhu ruangan kamarnya cukup dingin.

“terima kasih sayang ccuupphh.” Kataku lalu mengecup keningnya.

“iya sayang, aku lemes bangetttt sekarang.” Kata dini lemas.

Aku lalu mengeluarkan kontolku dari memeknya yang mengeluarkan cairan cinta kami berdua setelah kontolku lepas dari memeknya. Ku perhatikan sejenak memek dini dan tak ada darah sama sekali, aku memandang wajahnya sambil tersenyum. Dini sepertinya tahu bila aku sempat memperhatikan memeknya sendiri.

“aku ke kamar mandi dulu ya sayang.” Kataku lalu mengambil cd dan celana pendekku.

Dini hanya diam saat aku mulai turun dari tempat tidurnya lalu menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Ku kunci pintu kamar mandinya lalu kubasuh kontolku yang mulai mengecil kembali tak lupa kusabuni juga. Lalu kucuci tanganku karena aku juga berniat membasuh muka setelah itu.

“apa dini udah gak perawan ya?” kataku dalam hati.

Pikiran-pikiran tentang dini mulai membuatku bingung, namun aku tak terlalu mementingkan itu semua. Toh aku juga pernah melakukan ini sebelumnya saat bersama suci dulu.

Suara ketukan pintu kamar mandi menyadarkanku dari lamunan, “yang, udah belum?” suara dini dari luar kamar mandi.

“eh iya udah yang bentar.” Kataku.

Dengan cepat aku memakai cd dan celana pendekku lalu membuka pintu kamar mandi. Kulihat dini berdiri di depan pintu kamar mandi sambil membawa pakaiannya.

“lama banget sih yang, aku kebelet pipis.” Kata dini.

“kok pipis lagi? Kan udah gak aku apa-apain?” godaku sambil mencolek hidungnya.

“ihh andi messummmm, cepet yang keluar gantian.” Kata dini.

“haha iya silahkan tuan putri.” Kataku keluar kamar mandi dan mempersilahkan dini masuk.

Dini hanya tersenyum malu lalu masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu. Aku langsung menuju tempat tidurnya untuk mengambil dan menggunakan kaosku kembali. Setelah memakai kaos aku melihat bh dan cd dini yang berwarna pink masih ada di atas kasur. Berarti dini hanya membawa pakaiannya saja tanpa membawa dalemannya.

Aku naik ke atas tempat tidurnya dan merebahkan tubuhku. Cukup lama dini berada di dalam kamar mandi dan sekitar setengah jam kemudian dini baru keluar dengan memakai pakaian yang tadi ia gunakan.

“kamu mandi lagi yang?” tanyaku.

“iya yang hehe.” kata dini sambil berjalan menuju tempat tidurnya.

Ia sempat menyingkirkan daleman miliknya beserta celana panjangku yang ada di tempat tidur sebelum ia merebahkan tubuhnya di sampingku.

“yang, aku seneng banget kita udah jadian.” Kata dini yang tiduran disampingku lalu memelukku.

“aku juga seneng yang.” Kataku sambil menolehkan kepalaku untuk menatapnya.

“yang, berhubung kita udah pacaran. Aku rasa kita gak perlu lagi untuk menutupi sesuatu yang pernah kita lakuin sebelumnya.” Kata dini dengan nada serius.

“maksudnya yang?” tanyaku bingung.

“kamu pernah melakukan ini sebelumnya?” tanya dini.

Aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya.

“tuh kan diem, jawab dong sayang.” Kata dini.

“hhmm iya aku pernah yang.” Kataku.

“sama suci?” tanya dini.

Aku hanya menganggukan kepalaku.

“suci masih perawan pas kalian ngelakuin itu pertama kali?” lagi-lagi dini memberi pertanyaan yang membuat tubuhku bergetar.

“yang.” Kataku berusaha untuk tak menjawab pertanyannya.

“jawab yang!.” Ujar dini.

Kuubah posisi tubuhku agar menyamping, kutatap kedua mata dini. “iya dulu suci masih perawan yang.” Kataku sambil menatapnya.

Setelah mendapat jawaban dariku, raut wajah dini berubah sedih. Kedua matanya kulihat mulai berkaca-kaca.

“sayang, kamu kenapa?” tanyaku sambil membelai kepalanya.

“maafin aku yang, pasti kamu kecewa sama aku ya.” Katanya sambil menahan agar air matanya tak menetes.

“maksudnya?” tanyaku saat tak mengerti maksud dari ucapannya barusan.

“aku udah gak perawan dari kelas 2 SMA yang huhuhu.” Ucapan dini yang seolah-olah menjawab pikiranku tadi di kamar mandi.

Dini kini menangis lirih sambil menutup wajahnya. Aku lalu berusaha menenangkannya, disaat seperti ini aku kembali teringat saat dulu suci bercerita bahwa ia telah disetubuhi kakeknya. Sungguh tak kuat dulu aku melihat suci bercerita seperti itu dan kini harus kualami kembali.

Kekasihku sedang menangis dihadapanku karena telah tidak perawan sebelumnya. “sayang udah jangan nangis yaa. Aku itu sayang sama kamu, bukan sama perawanmu. Udah yaa” Kataku sambil membelai rambut dini.

Dini masih saja menangis dan kini sambil rebahan di kasur, kupeluk tubuh dini dan sedikit kuangkat tubuhnya. kuletakan kepalanya di atas dadaku dengan tetap membuatnya tenang. Kubelai rambutnya sambil tetap berusaha menenangkan dini. dini masih menangis di dadaku dan cukup lama ia melakukan itu hingga akhirnya tak terdengar.

“sayang.” Kataku lirih.

Tak ada jawaban dari dini, lalu kugoyang-goyangkan tubuhnya. ia tetap diam “pasti tidur lagi nih, dasar kamu hehe.” kataku lirih.

Kuangkat kepalanya, lalu aku menggeser tubuhku dengan perlahan mungkin agar dini tak terbangun. Setelah berhasil menggeser tubuhku, ku ambil bantal untuk mengganjal kepala dini. “lucu banget sih kamu din, tadinya nangis kok jadi tidur.” Kataku tersenyum sambil memandang wajahnya yang sedang tertidur.

Tiba-tiba aku merasa lapar, kulihat jam yang ada di kamar dini menunjukan pukul 7 malam. Kulihat dini juga masih tertidur dengan pulas. Akhirnya kugunakan celana panjangku dan pergi membeli makanan sebentar untuk kami berdua.

Aku keluar membeli makanan yang berada di sekitar komplek perumahan dini. aku memilih membeli makanan yang dekat dari rumahnya karena khawatir meninggalkan dini di rumah sendiri, apalagi ia masih tertidur.

Setelah membeli makanan kuputuskan untuk kembali ke rumah dini. aku langsung masuk ke dalam rumahnya yang memang tidak kukunci pintunya. Aku masuk sambil membawa 2 porsi ayam goreng beserta nasinya.

Aku langsung menuju dapur rumahnya untuk mencari piring. Ku buka 1 porsi makananku dan kuletakan di atas piring lalu menyimpan 1 porsi lagi untuk dimakan dini setelah ia bangun. Karena aku merasa lapar, kuhabiskan makananku dengan cepat.

Setelah makan, aku berencana membuat kopi untuk diriku sambil menunggu dini terbangun. Aku membawa segelas kopi menuju halaman belakang rumahnya. Aku duduk di sebuah kursi kayu yang terdapat meja disampingnya.

Kubakar sebatang rokok sebagai teman saat menikmati kopi yang kubuat. “sslluurrrppp” kuseruput kopiku sambil memandang langit yang terlihat cerah malam ini.

Kini aku dan dini telah menjadi sepasang kekasih, aku harus siap menerima apapun yang terjadi kedepannya. Namun aku juga berharap semoga dalam menjalin hubungan ini kami semua baik-baik saja. Aku sudah ikhlas melepaskan suci dengan tomi, aku juga berharap mereka baik-baik saja.

Aku akhirnya dikagetkan dengan sebuah teriakan dari dini yang menyebut nyebut namaku.

“anddiiiii…kamu dimana” teriakan suara Dini.

Aku lalu menghampiri suara yang memanggilku.

“saayaangggg dimana sih.” Suara dini semakin dekat.

Suara itu berasal dari arah ruang tamunya, aku langsung menyusul dini disitu. Kulihat dini mondar-mandir mencariku.

“aku disini yang.” Kataku.

Dini membalikan tubuhnya dan langsung berlari kearahku. Ia memeluk tubuhku, “kamu dari mana sih? Aku cariin dari tadi.” Kata dini.

“aku tadi di belakang yang.” Kataku.

“aku takut di rumah sendiri yang.” Kata dini.

“udah jangan takut, aku gak kemana-mana kok. oiya aku udah beli makanan buat kamu, makan dulu yuk.” kataku.

Dini melepaskan pelukannya, “suapin ya.” Kata dini sambil senyum.

“haha mulai deh manjanya.” Kataku.

“biarin weekkk.” Kata dini sambil memeletkan lidahnya.

Aku dan dini lalu menuju ruang makan, kusuapi dini hingga makanannya habis tak tersisa. “ahh kenyang.” Kata dini.

“berdoa kalo abis makan tuh.” Kataku sambil mencuci tanagn di wastafel lalu kembali duduk disebelahnya.

Kulihat dini menggenggam tangannya sendiri dan ia juag memejamkan kedua matanya, “oiya hehe lupa, ya Tuhan terima kasih untuk makanan malam ini. Terima kasih juga untuk kebahagiaanku dihari ini karena ada seseorang yang menyayangiku dengan tulus, meski ia bukan umatmu tapi semoga ia bisa membahagiakanku amen.” (doa dini yang masih kuingat hingga sampai sekarang)

Aku cukup terkejut mendengar apa yang telah dini ucapkan dalam doa dan harapannya, namun aku juga bahagia bisa berpacaran dengan dini.

“kamu nginep sini ya yang, aku takut sendirian.” Pinta dini.

“emang gpp yang?” tanyaku.

“iya gpp lah yang, aku beneran takut kalo sendirian. Kalo kak cindy pergi kan biasanya ada simbok, nah ini lagi gak ada simbok. Tidur sini yaaa.” Kata dini membujukku.

“hhmm yaudah iya, aku bilang kak dewi dulu deh.” Kataku. Aku mengeluarkan hpku dan mengirim pesan kepada kak dewi bila aku tak pulang malam ini. Aku berasalan tidur di kos temanku, aku tak mungkin jujur bila menginap di rumah dini.

“masukin dulu motormu ke garasi yang, aku juga mau gembok gerbang.” Kata dini.

“eh kamu buka pintu garasi aja, biar aku sekalian yang gembok pager rumah.” Kataku.

Aku lalu menggembok pager dan memasukan motorku ke garasi rumahnya, tak lupa aku juga mengecek semua pintu di rumah dini untuk memastikan semuanya sudah terkunci. Lalu kami berdua langsung menuju kamarnya.

Ku lepas kembali celana panjangku dan aku langsung tiduran di tempat tidur dini. dini juga menyusul untuk tiduran di sampingku dan tubuh kami berada di bawah selimut tebalnya. Lampu kamarnya sudah di matikan dan hanya lampu yang berada di meja samping tempat tidurnya yang menyala dengan cahaya redup.

Aku memiringkan tubuhku dan menghadap dini yang juga memiringkan tubuhnya. kami saling memandang dan berpelukan. Tangan kiriku yang memeluknya meraba-raba punggungnya, dinipun juga meraba punggungku.

Kuturunkan rabaan ku hingga kini tanganku berada di pantatnya. Terasa lembut dan kenyal karena memang dini tak memakai cd lagi.

“kamu gak pake cd ya hehe.” kataku sambil meraba dan sedikit meremas pantatnya.

“engga hehe biar kamu kalo pengen jadi gampang.” Kata dini dengan suara menggoda.

“lagi yuk.” kataku.

“ihh kamu maahh.” Kata dini malu.

“mau gak? Hehe.” tanyaku.

“mau yang hehe.” kata dini.



Segitu dulu ya huu…
 
Terakhir diubah:
Wkwk gini ya mas atau mbak atau siapapun lah anda. Maaf sebelumnya, saya share cerita disini cuma mau berbagi pengalaman. Kalo memang alay, ya saya terima kok pendapat dari anda. Toh saya juga gak berharap pujian. Tapi gini lho maaf sekali lagi, kalo gak suka ya gak usah dibaca. Selain mungkin cerita saya gak cocok sama selera anda, atau malah anda cuma buang2 waktu saja. Mending anda bikin cerita sendiri dan nikmatilah ceritamu yang mungkin gak alay. Dewasa gak selalu tentabg sex, orang yg melakukan sex malah kadang bukan orang dewasa. Salam hangat dan sering-seringlah cermin di rumah dipergunakan dengan baik😅
On point, well said :hore:
 
makasih upnya gan...
ada typo dikit tuh, suci nyempil waktu dini nyariin andi
:D
nggak bisa move on mungkin ya sucinya...sampe gangguin dini...
Wah iya kah? Makasih sudah diingatkan wkwk

Maklumin aja ya hu kalo dini ketuker suci begitupun sebaliknya 😅
 
Enak punya dini atau enak punya suci hu ?
Sory jadi kepo ane.. :pandaketawa::pandaketawa:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd