Bagian 6
(Pov suci)
Setelah memasak dan makan bareng dirumah andi, aku langsung pulang karena sore harinya aku disuruh mengantarkan adikku indra untuk les. Setelah mengantarkan adikku, aku langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamar Karena aku merasa capek sekali hari itu. sambil rebahan di Kasur, aku mulai memikirkan kejadian di rumah andi. Aku merasa bersalah karena aku membohongi andi pacarku. Aku sempat meneteskan air mataku saat mempersiapkan bahan masakan, dan andi melihat itu. aku bilang ke andi alasanku meneteskan air mata akibat bawang merah yang kupegang, padahal aku menangis karena mengingat apa yang sudah ku perbuat dengan kakek. Aku gak mungkin jujur kepada andi saat itu, aku takut andi meninggalkanku. Aku sangat mencintainya, aku gak mau kehilangan dia.
“suci, mandi dulu trus sholat ashar.” (suara ibuku dari ruang tamu)
Aku yang mendengar itu langsung melakukan yang diperintahkan oleh ibu.
(Pov andi)
Setelah mengantarkan suci dan menunggu dia sampai menaiki angkot aku langsung pulang. Sesampainya di rumah aku teringat ciuman indahku dengan suci. Tapi ada yang aneh, ciuman suci saat itu sangat liar. Dia memainkan lidahnya didalam mulutku, dari mana dia belajar ciuman seperti itu? kan pas aku mencium suci di warnet dia bilang bahwa itu ciuman pertamanya. Ahh memikirkan hal itu membuat, kontolku berdiri. Lalu aku membuka galeri foto, secara diam2 aku tadi memfoto suci saat memasak, makan dan mencuci piring. Aku menemukan fotoyang menurutku menunjukkan tubuh suci sangat seksi. Ya, foto suci saat mencuci piring. Di foto itu penampilan suci sangat menggairahkan, jilbab panjangnya di sampirkan ke bahu dan itu membuat tonjolan payudara suci terlihat jelas. Aku lalu perlahan memegang kontolku dan mulai mengocok sambil membayangkan sedang meremas payudara suci sambil mencium bibirnya. Aku merasakan akan segera mengeluarkan pejuku. Aku segera pergi ke kamar mandi untuk menuntaskannya “ahh suci gede banget susumu”, dan “crot crot crot” aku orgasme. Setelah melakukan ritual ngocok ku aku langsung mandi dan berencana untuk tidur siang.
(hp ku berdering sangat lama menandakan ada telpon masuk)
Suara itu membuat ku terbangun, aku langsung mengambil hp ku dan mengangkat telpon. “halo sayang” (kataku). “sayang2 ndasmu cok.” (suara seseorang di telpon) setelah itu aku langsung melihat layar hp ku, ternyata yang telpon aku si Irfan teman dekat sekaligus teman sebangku ku di sekolah. Aku mengenal Irfan pertama kali saat kelas X dan kami menjadi teman sebangku hingga kelas XI. Kami sama2 memilih ips disaat penjurusan. Saat itu aku memang langsung mengangkat telpon tanpa melihat layar di hpku terlebih dahulu.
Aku: “eh kamu cok. aku kira suci haha”
Irfan: “oalah cok cok, mentang masih anget2nya sama suci trus semua telpon kamu anggep dari suci.”
Aku: “langsung to the point cok, aku geli kalo telponan lama2 sama cowok haha.”
Irfan: “as*u juga ya kamu haha, aku udah si rental ps. Jangan lupa bawa duit yang banyak, biar gak ngutang lagi kalo kalah.”
(aku memang sebelumnya sudah punya janji untuk taruhan ps sama Irfan)
Aku: “andi yang dulu bukanlah yang sekaran cok, kamu yang harusnya bawa uang banyak haha.”
Irfan: “yowes jangan banyak ngomong, cepet sini.”
Aku langsung mematikan telpon dan langsung menuju tempat ps. Sesampainya di tempat ps aku langsung masuk dan mencari Irfan. Tak lama aku untuk menemukan sahabatku itu, tapi anehnya dia gak sendirian. Aku melihat wanita duduk disampingnya sambil memerhatikan Irfan bermain ps.
Aku: “udah lama cok?” (tanyaku saat sudah dibelakangnya)
Irfan: “udah lah, kamu bilang otw daritadi tapi nyempe sini sejam lebih”
Aku: “hehe maaf cok.”
Irfan: “oiya ndi kenalin ini cewekku.” (kata Irfan kepadaku sambil memperkenalkan wanita di sebelahnya)
Aku pun langsung menjulurkan tangan ku ke wanita itu, “hai aku andi”. Sambil membalas uluran tanganku si wanita itu memperkenalkan dirinya kepadaku, “aku nisa”. Kami pun bersalaman hanya sebentar.
Irfan: “nis, kamu pindah di belakangku dulu ya. Tukeran duduknya sama si andi.”
nisa pun langsung berdiri dan bertukar tempat denganku, saat nisa berdiri aku memperhatikan nisa dengan serius, “boleh juga ini nisa, pinter juga Irfan nyari cewek. Eh bukannya pacar Irfan itu si silvy, kok ini namanya nisa? ” (batinku).
Irfan: “yeee malah bengong, jadi gak ini kita tanding?” (Tanya Irfan yang mulai menyadarkan lamunanku)
Aku: “jaa..di lah cok. Eh aku bagi rokok ya lupa beli tadi” (kataku sambil mengambil bungkus rokok di meja)
Irfan: “udah datengnya lama, eh dateng2 malah langsung minat rokok. kalo kamu bukan sahabatku udah aku hajar haha”
Kami pun memulai tanding bola di ps, kami biasanya taruhan dengan 15k / match dan 5k untuk / goal. Kami sudah melakukan 2 match tapi selalu imbang. Setelah hampir satu jam kami bermain si nisa pamit pulang duluan. Setelah nisa pergi aku mulai bertanya kepada Irfan sambil tetap bermain.
Aku: “fan, bukannya pacarmu tu si silvy anak ipa ya?”
Irfan: “iya ndi betul, kan dia sekelas sama suci juga.” (katanya sambil fous bermain)
Aku: “lah trus tadi pacarmu juga?”
Irfan: “iya lah ndi, kan aku tadi bilang kalo dia pacarku.”
Aku: “edan kamu cok, silvy kan cantik, putih, body juga lumayan. Oiya anak rohis lagi, kurang apa coba?”
Irfan: “udahan yo cok, ke warkop biasa aja.” (kata andi yang langsung ke kasir untuk membayar ps)
Aku pun hanya diam dan langsung pergi ke warkop. Sesampainya di warkop, aku langsung memesan kopi dan rokok ke mang jono (pemilik warkop)
Aku: “mang, kopi item 2 sama filter sebungkus ya” (kataku ke mang jono)
Mang jono: “siap ndi”
Setelah memesan aku pun langsung menghampiri Irfan. Dia ternyata sedang telfon entah dengan siapa, Irfan mematikan telfon saat aku sudah di sampingnya.
Irfan: “udah pesen kan ndi?”
Aku: “udah lah cok, oiya pertanyaanku tadi belom kamu jawab.” (kata ku keirfan yang saat itu sedang membakar rokok)
Irfan: “Jadi gini ndi (memutus ucapannya sambil menghisap rokoknya). Kamu kan cowok, apa lagi kita ini lagi puber2nya. Ya intinya tuh aku pengen ngesex cok haha.” (katanya lirih)
Aku: “masksudnya gimana?”
Irfan: “kamu tau silvy kan? Silvy itu alim banget ndi. Aku dulu pernah minta cium aja dia ngancem minta putus. Nah aku gak mau putus sama dia, dia itu harta karunku hehe.”
Aku: “trus kok kamu bisa sama nisa?”
Irfan: “nah aku pertama kenal nisa itu dari temenku. Dia terkenal cewek yang mau diajak gini (sambil memperagakan jempol tangannya diletakan di antara telunjuk dan jari tengah) tapi dia mau gitu kalo sama pacarnya ndi. Nah makannya aku macarin nisa haha.”
Aku: “oo..edan kamu haha.”
Mang jono: “siapa yang edan ndi?” (sambil mengantarkan pesananku)
Irfan: “kamu mang yang edan haha.”
(aku tertawa mendengar ucapan Irfan)
Mang jono: “wooo kurang asem koe fan, udah nih pesenannya tapi jangan ngutang bayarnya. haha” (kata mang jono sambil meninggalkan kami berdua)
Aku: “trus kamu udah ngapain aja sama nisa fan?”
Irfan: “wah udah macem2 gaya cok haha. Tapi aku paling gak tahan sama sepongannya, wenak tenan cok. Kapan2 kamu minta sama suci ya haha.”
Aku: “ngawur kamu cok haha. Eh biasanya kamu nglakuin dimana?”
Irfan: “di warnet deket pasar itu lho. Kan disitu biliknya lumayan tinggi. Besok kapan2 tak ajakin kamu sama suci kesana. Haha”
Aku: “haha iya kapan2 aja fan”
Tak terasa waktu sudah menunjukan hampir jam 9, aku dan Irfan pun pulang ke rumah masing2. Sesampainya di rumah aku langsung memasukan motor dan merebahkan tubuhku sambil membuka hp. Tiba2 ada chat dari suci, “Sayang selamat istirahat ya. Oiya yang, besok jam istirahat pertama temuin aku di kantin bude rames. Aku mau ngomongin tentang hubungan kita!”. Setelah membaca chat dari suci kenapa perasaan ku gak enak ya. Kira2 apa yang bakal diomongin suci besok ya?
Sekian dulu ya gan, sampai jumpa di page 11 hehe