Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisahku , menjadi budak sex korporasi..(bersambung)++ gambar

Kamu tim apa ?

  • #teamAlice

    Votes: 261 65,1%
  • #teamVero

    Votes: 21 5,2%
  • #teamBela

    Votes: 84 20,9%
  • #teamViona

    Votes: 35 8,7%

  • Total voters
    401
  • Poll closed .
Vero kinclong bgt nih kayanya ya dr mulustrasinya..
 
Oi suhu suhu, Gimana, Gimana ? Masih pada baper nga ? Yakin nih siap baca kelanjutan nya ? Yaudah dah kalo udah pada ngebet banget saya mau comment apa lagi? Enjoy...


"Frans, nanti malem abis selesai meeting kamu yang supirin saya pulang ke rumah ya, lanjutin pijitin saya di rumah"

Kata² Bela yang memecah konsentrasi ku saat itu. Dalam hati, dengan perasaan campur aduk saya meng iya kan perintah itu. Ya lagian gimana mau nolak, orang rules number 1 nya "Never say NO to me" .

Jam pun terasa berjalan dengan cepat saat itu, jam sudah menunjukan pukul 22.00, aku terduduk mengantuk di meja ku. Ngantuk ku terpecah dengan suara yang ku dengar dari jauh arah pintu ruangan ini.

"Frans, lets go" terdengar suara Bela memanggil dengan nada lembut.

Melihat Bela yang saat itu sudah berada di depan pintu, saya bergegas merapikan meja saya untuk mendatangi bela. Dalam hati saya ber ucap "Lah tumben dia yang turun ke sini, biasa juga miscall doang" melihat aku mendekat, bela mulai berjalan menuju lift.

"Kamu parkir di mana ?" Tanya Bela di dalam lift tanpa memandang ku.

"B3, bu" jawab saya singkat.

Bela tidak menjawab lagi saat itu, kami pun sampai di lobby gedung ini, Saya lihat ke depan pintu lobby, kok belum ada mobil Bela. Dengan cepat saya keluarkan hp saya sambil berdiri di depan pintu utama gedung ini.

"Frans, ngapain?"

"Telfon pak Tarjo bu," jawab saya kepada bela (Tarjo=supir bela)

"Lho ngapain? Saya memang sengaja bilang Tarjo untuk tidak menjemput saya" balas bela saat itu.

"Wah terus ibu gimana pulang nya?" Tanya saya melihat bela bingung sambil mematikan hp saya.

"Ya saya naik mobil kamu" jawab Bela sambil mulai berjalan menuju lift untuk ke basement gedung ini.

Mendengar jawaban Bela saya kaget. Karena biasanya walau saya yang menyupir, biasanya tetep kita menggunakan mobil Bela.

"Bu tapi mobil saya jelek & brantakan" buka ku sambil mengejar Bela.

"Bisa jalan kan tapi?" Jawab Bela sambil memencet lift untuk turun.

"Jangankan jalan bu, mundur aja bisa" jawab saya saat itu.

Terlihat bela dengan senyum tipis nya. Kami turun dan sampai di mobil saya saat itu, dengan bermodalkan mobil honda civic 2010 saya pacu kendaraan saya menuju rumah bela. Terlihat bela mulai memandang benda tak wajar yang ada di mobil ku sebagai laki² saat itu. Saya menggantung sebuah kalung dengan liontin hati yang bisa di buka dan dalam nya di taruh foto di kaca sepion tengah mobil saya. Tentu saja sebenar nya liontin itu dari Alice yang memang dia segaja taruh di mobil saya untuk pajangan. Terlihat bela memegang liontin itu dan membuka nya, terlihat lah foto alice dengan pose menggigit pipi saya sambil memeluk saya. Cukup lama bela melihat foto itu, sambil menyinari nya dengan cahaya hp nya.

"Uhhh.. so now you have a girlfriend?" Tanya Bela masih memandang foto di liontin itu.

"Thats my bestfrind bu" jawab saya sambil menyetir.

"Alice?" Tanya bela lagi sambil menutup liontin itu dan kembali duduk menyender di jok mobilku.

Saya hanya menganguk sambil memperhatikan jalan saat itu.

"She's beautiful" jawab Bela tanpa melihatku, sambil memandang jalan dari jelandela samping mobil ku.

"So, any special plan with her?" Tanya bela lagi kini dengan memandangku.

"Thats complicated bu" jawab saya se adanya.

"But you love her?" Tanya Bela lagi saat itu.

Saya tidak bisa menjawab Bela saat itu, saya hanya diam sambil sesekali menarik nafas panjang. Tak terasa kami pun sampai di rumah Bela. Setelah parkir kami masuk ke dalam rumah dengan saya mengikuti Bela dari belakang.

"Mamii....mami" terdengar suara anak perempuan memanggil sambil berlari ke arah kami

Terlihat anak itu menghampiri Bela dan memeluk nya, dengan posisi jongkok Bela juga memeluk nya, terlihat di wajah anak kecil itu penuh bahagia melihat kedatangan Bela. Umur anak itu saya rasa baru sekitar 5-8 tahun. Saya lihat wajah Bela juga di penuhi senyum saat itu, sambil mencium pipi nya kanan kiri Bela beranjank dari jongkok nya, menggandeng tangan anak itu dan melihat ke arahku di belakang nya.

"Lily, ini teman mami, uncle Frans, say hello to him" buka bela sambil sambil mengelus kepala anak itu.

Mendengar itu saya terkaget, apaaa? Ternyata bela sudah punya anak ? Ke terkejutan ku terpecah bersamaan dengan anak kecil itu memegang tangan saya.

"Hi uncle, I'm Lily" buka anak itu sambil memegang tangan ku dan tersenyum kepadaku.

"Oh, Hi Lily, nice to meet you" jawab saya sambil menurunkan badan saya agar memiliki tinggi yang sama dengan nya. Bersamaan dengan itu juga entah kenapa bayang² Alice langsung memenuhi pikiranku, mungkin karena namanya sama dengan bunga favorite Alice saat itu ku berfikir.

Kami berjalan lebih kedalam memasuki rumah tersebut, terlihat bela berjalan sambil menggandeng anak itu, dalam hati, saya masih tak percaya kalau ternyata bela sudah memiliki anak, padahal kalau saya lihat usianya saat itu baru sekitar 30an, ya under 40an lah menurut saya. Langkah kami terhenti di ruang keluarga besar di rumah ini. Terlihat bela sambil mengelus kepala anak itu dan berkata.

"Lily, go to your room, sudah malam" buka bela kepada anak itu di ikuti dengan seorang baby siter yang menghampiri kami.

Lily meninggalkan kami, Bela masih terlihat berdiri di tempat nya, begitu melihat Lily sudah tak terlihat dari pandangan nya kembali Bela pun bersuara.

"Frans, tunggu saya di kolam renang tempo hari" buka bela sambil meninggalkan ku.

Saya pun pergi ke area kolam renang dan menunggu bela di sisi kolam, sekitar setengah jam menunggu di kesendirian ku sambil di temani udara dingin nya malam saat itu, ke heningan terpecah.

"Frans" suara bela dari belakang ku.

Saya menoleh ke belakang, terlihat bela dengan mantel handuk putih nya berjalan kearahku, terlihat belahan payudaranya nya juga menghiasi mantel nya saat itu. Bela duduk di kursi kasur khas kolam renang di dekat saya. Sambil menyenderkan badan nya dan meluruskan kaki nya, bela bersuara.

"Sit" ajak bela tanpa memandangku, pandangan nya melihat ke arah air mancur yang ada di kolam tersebut.

Saya terduduk di kursi sebelah bela tanpa bersuara. Cukup lama kami duduk sambil berdiam diri saat itu, mungkin sekitar 5 menit, sampai bela ber ucap.

"Lily is my daughter" buka bela saat itu.

"She's beautiful like you bu." Jawab saya saat itu.

Terlihat bela hanya tersenyum.

"Saya tidak menyangka anda sudah memiliki anak bu" buka saya saat itu di iringi dengan senyum bela yang semakin lebar.

"Why?" Tanya bela.

"Ya tidak menyaka saja, you still look's young, beautiful and your body still...." jawab saya dengan bingung memilih kata untuk menggambarkan tubuh bela saat itu.

"Jadi menurut kamu, kalau wanita sudah punya anak tidak cantik lagi?" Tanya bela dengan senyum nya memandang ku saat ini.

"Not like that, just...will be different usually" jawab saya.

Bela tak menjawab dan mengalihkan pandangan nya kembali ke air mancur di kolam ini.

"At that time, i was 23, i meet Lily father and married after, but that is not my choice." Jawab bela saat itu.

Mendengar pengakuan bela, alih² saya tertarik dengan kisah hidup nya, saya berusaha mengalihkan pembicaraan agar situasi awkward ini hilang.

"Berapa umur nya bu?" Tanya saya.

"This december will be 7" jawab bela.

"Frans" buka bela sambil membuka tali mantel handuk nya , dan menurunkan bagian atas nya sampai di pinggang nya, terlihat lah bikini biru yang saat ini hanya menutup ke 2 payudara nya. Saya pun mengerti maksut bela, saya berdiri di belakang pungung nya , dan mulai memijat pundak nya yang putih berhiasan tali bikini saat itu. Dari tempat saya berdiri saya bisa melihat belahan payudara bela yang tepat ber ada di bawah saya. Saya cukup lama memijit pundak nya saat itu.

"Frans, apa kamu pikir saya aneh?" Tanya bela sambil memandang ke depan.

"Aneh? Hmm, overall nga sih bu, but your sexual desire i think thats wired. Jawab saya dengan jujur.

"Wow..thats rude" jawab bela sambil tertawa melihatku di belakang nya.

"Saya hanya menjalankan tugas saya bu, saya ingat betul atasan saya memberi tugas saya yang pertama, Jujur" jawab saya saat itu sambil terus memijit pundak bela.

Terlihat senyum bela di wajah nya, dan mengalihkan pandangan nya kembali ke depan. Di bawah sinar bulan dan bintang di temani dengan ke sunyian dan angin malam, tersengar hanya suara air mancur yang jatuh ke kolam bela bercerita. Tentunya tanpa bertanya kepadaku apa aku mau mendengar ceritanya.

Entah sejak kapan bela memiliki hasrat sexual tersebut, tapi ini semua di mulai saat bela menikah, suami bela, Frank, adalah warga negara China yang berdomisili di hongkong, dia adalah anak pertama dari keluarga pemilik perusahaan operator celluer besar di sana. Bela menikah dengan sistem perjodohan antara ke 2 keluarga besar tersebut. Saat ini, suami bela menetap di hongkong, walau statusnya belum bercerai suami bela hanya datang ke indonesia sesekali untuk hanya bertemu Lilly putri semata wayang mereka, kadang juga Lilly yang di terbangkan ke sana. Rumah tangga bela jauh dari kata harmonis menurut nya. Bagaimana tidak? Pernikahan tanpa ada nya cinta di dalam nya, apa yang mau di harapkan ? Satu satu nya cinta Bela hanya kepada anak nya begitu juga dengan Frank menurut nya.

Di pernikahan nya, sepanjang waktu Bela sering mendapati Frank tidur dengan wanita lain saat itu. Walau bela sudah mencoba membuka hati nya untuk Frank saat awal pernikahan itu. Tapi karena perbuatan Frank rasa hati itu lebih di penuhi dengan kebencian. Sejak saat itu bela menjadi terobsesi untuk menyiksa laki-laki karena membuat nya puas.

Di situlah bela menyadari kelainan sexual nya, di tidak pernah puas walau hanya ML dengan lelaki walau dengan waktu yang lama, lain dengan jika bela menyiksa lelaki tersebut. Tanpa perlu kontol yang bersarang di vagina nya, bela mengakui dapat mendapatkan orgasme nya.

Obrolan itu pun berlangsung dalam dan panjang sampai tak terasa beberapa jam kami habiskan di pinggir kolam itu, dengan posisi masih memijit pundak bela yang sesekali saya alihkan pijatan saya ke leher dan tangan nya, tangan saya mulai terasa keram karena kelelahan.

" cape Frans? " tanya bela sambil terdengar tertawa kecil.

"Pegel bu" jawab saya sambil di ikuti dengan tawanya.

Bela pun memakai kembali mantel handuk nya tanpa di ikat. Dan saya kembali ke tempat duduk saya.

"Kamu tau? Saat saya meminta veronica mencari orang, saya tidak membayangkan sosok seperti kamu yang akan masuk." Buka bela sambil memandangku.

"Sosok seperti saya bagaimana maksutnya bu?" Tanya saya heran.

" ya seperti kamu, tatapan matamu, ke antusiasan mu terhadap pekerjaan dll." Jawab bela.

"Apakah itu buruk bu?" Tanya saya dengan bingung.

"Tidak, justru sebaliknya, saya nemiliki beribu ribu karyawan, kebanyakan dari mereka hanya penjilat kelas kakap / teri, itu membuat saya muak" jawab bela saat itu.

Saya hanya terdiam saat itu, ya memang sejak saya masuk dan kenal bela , saya tidak pernah sekalipun ber sikap untuk menjilat nya atau memanfaatkan kedekatan saya dengan nya untuk urusan saya pribadi, jika saya rasa keputusan bela keliru ya saya bilang keliru, kalo berlebihan ya saya bilang berlebihan. Tidak pernah saya memikirkan peraturan pertama dalam perushaan dimana yang berbunyi "bos selalu benar".

Jam sudah menunjukan pukul 2.00 dini hari kami pun kembali masuk ke rumah besar itu. Sambil melihat ke jam besar yang ada di rumah itu bela bersuara.

"Sudah larut, menginaplah di sini frans" buka bela saat itu.

"Ah, tidak usah bu, saya pulang saja" jawab saya menolak.

"Kamu lupa?" Tanya bela saat itu sambil memandang saya.

Dengan wajah bingung, saya mulai ingat dengan rules number 1 sialan itu.

"Ah, baiklah bu" jawab ku tertunduk. Di ikuti dengan senyum bela.

" eh tapi saya mau ambil laptop dulu di mobil saya, apa boleh saya keluar sebentar bu?" Buka saya ter ingat.

"Untuk apa? Sudah pagi dini hari begini, Watching some porn?" Tanya bela sambil tertawa memandang ku.

"Hehehe, nga bu, kebetulan saya mau kirim file untuk di approve pak Martin segera" jawab saya.

"Martin ? Hmm, dia seperti nya berada di ruangan nya" jawab bela sambil berfikir.

"Come on Frans, follow me" ajak bela setelah itu.

Langkah kami terhenti di depan pintu ruangan lt 3 rumah ini, bela terlihat mengetok pintu itu sambil membukanya tanpa di persilahkan masuk lebih dulu.

"Koh, ini ada Frans yang butuh sama lu" buka bela di depan pintu setelah masuk ruangan.

Terlihat sebuah ruangan kerja dengan meja kerja besar di dekat jendela ruangan ini , ada kasur besar juga di sana. Seperti ruang kerja tapi memiliki kasur di dalam nya. Terlihat Martin sedang terduduk di bangku besar nya di belakang meja nya yang berbahan kayu jati dengan ukiran indah di sana. Memandang kami masuk.

"Eh frans, how are you?" Ada apa?" Tanya Martin melihat ke arahku dari mejanya sambil duduk menegak dan menaruh pulpen di tangan nya.

Saya jelaskan maksut dan keperluan saya kepadanya. Bela terlihat memperhatikan dari samping saya. Begitu panjang saya menceritakan maksut saya. Martin mengangkat jari telunjuk nya, meng isyaratkan menunggu sebentar, terlihat martin terpejam sambil menyenderkan badanya, kurang lebih 1 menit martin melepaskan nafasnya lega.

"Ahhhhhhhh" suara martin dengan terbukanya matanya.

Terlihat samar² ada yang bergerak di bawah kaki posisi duduk martin saat itu, saya di kagetkan dengan kepala yang keluar dari bawah meja itu. Karena meja itu sangat besar, dan depan nya tertutup, jadi saya tidak bisa melihat memang posisi kolong meja martin dari tempat saya berdiri saat ini.

Terlihat se orang wanita keluar dari kolong meja martin sambil mengelap bibir nya dengan jari nya, berjalan keluar dari meja martin. Terlihat wanita itu tidak memakai busana 1 pun di tubuh nya. Dengan kondisi telanjang dia berjalan dengan santai menuju kamar mandi di ruangan tersebut. Terlihat wajah nya yang seperti wanita blasteran itu begitu cantik, dengan tubuh yang padat tapi tidak besar, wanita itu bertatapan dengan bela sambil tersenyum.



"Mba bela" suara wanita itu menegur bela dengan senyumnya.

Bela hanya menganguk kepadanya.

Melihat pemandangan barusan, muka shock saya tidak bisa terhindarkan, melihatku Bela menegur ku.

"She's evelyn" buka bela.



Terlihat Martin seperti orang sedang membenarkan celanaya di mejanya. Lamunan ku terpecah oleh suara martin.

"Frans, come" buka martin sambil menyuruhku mendekat ke arah nya dan duduk di kursi depan meja nya.

"Oke gw tinggal ya" buka bela ke martin.

"Frans, saya akan suruh pelayan siapkan kamar kamu, sambil menunggu kamu diskusi saja di sini." Buka bela lagi kepadaku sambil berjalan meninggalkan ruangan tsb.

Dengan kaku saya duduk di depan martin, saya tidak tau ingin bicara apa, mendadak blank otak saya saat itu.

"Ok akan saya approve segera untuk itu, kamu tenang saja" buka martin sambil memencet laptop nya.

Tanpa manghiraukan martin, saya hanya diam saat itu. Sampai ke diaman itu teralih.

"Jadi, kamu sudah tidur dengan Bela?" Buka martin sambil menatapku dan berhenti memainkan laptop di depan nya.

Mendapat pertanyaan itu saya kaget dan langsung memandang Martin.

"Hah ? Nga pak , nga pernah" jawab saya panik.

Terlihat martin menarik nafas nya sambil menyandarkan tubuh nya ke blakang kursi nya.

"Damn it." Suara martin saat itu.

"Bela hampir tidak pernah membawa orang luar ke rumah ini, karna kamu datang di sini, saya pikir kamu orang yang special" jawab martin lagi saat itu.

"Tapi apa benar Frans? Kamu tidak pernah melakukan apapun dengan Bela ? Jujur kepada saya, saya bisa mengetahui jika kamu berbohong" buka martin lagi saat itu sambil menatapku.

"Aahh..sebenar nya...eehh...paling jauh yang pernah saya lakukan, hanya menjilat vagina nya saja pak." Jawab saya malu dan takut saat itu.

Dengan perasaan campur aduk, antara malu, takut, panik akhirnya saya jujur terhadap martin, gimana tidak, saya sudah jujur mencabuli adik nya di depan kaka kandung nya saat itu, walau di pikir² lagi sepertinya malah saya yang di cabuli bela saat itu.

"Hmmm, baiklah, itu sudah progres yang bagus" jawab Martin saat itu.

Dalam hati saya bertanya tanya apa maksut martin, ternyata Martin menceritakan hal yang sama seperti yang Bela ceritakan di kolam tadi, tapi versinya Martin, Bela itu terlihat makin tidak bahagia semenjak pisah ranjang dengan suami nya. Mungkin dengan Sex bela bisa melupakan kesedihan nya dan kembali menjadi adik nya yang ceria seperti dulu semenjak belum menikah. Obrolan kami terhenti saat Evelyn datang menghampiri kami, terlihat masih dengan tanpa busana, Evelyn berjalan ke arah Martin yang duduk di depan ku dan duduk di pangkuan Martin saat itu.

"Frans, ini Evelyn, Evelyn ini Frans" buka Martin saat itu.

Kami berjabatan tangan saat itu. Saya hanya bisa mengagumi tubuh indah Evelyn sambil berjabat tangan, terlihat payudara nya yang putih sedikit besar tapi tidak Over serasi dengan tubuh padat langsing nya. Rambut nya terlihat panjang ter urai dengan warna hitam sedikit kecolkatan seperti wanita² blasteran pada umum nya. Tanpa ku sadari burung ku terlihat naik pelan pelan di balik clana ku saat itu.

"Evelyn ini adalah sekertaris saya, dia juga adalah kartu AS topan group saat ini" buka Martin sambil melihat ke arah Evelyn. Di ikuti dengan senyum Evelyn.

"Kartu AS ?" Jawab saya heran.

Terlihat martin hanya tersenyum terhadap ku.

Martin pun menjelaskan, jadi Evelyn ini selain sekertaris nya dia juga adalah staff "khusus " yang di siapkan Martin untuk membantu project² topan group agar lancar saat berhadapan dengan bos bos perushaan rekanan atau para pejabat hidung loreng. Ya memang di dunia bisnis tidaklah ada yang sepenuh nya jujur. Kadang sesekali kita harus mengotori tangan kita juga kalau mau semua nya lancar.

Lamunan ku ter pecah dengan pertanyaan Martin saat itu.

"Frans, are you Horny with her ? Tanya Martin sambil tersenyum kepadaku.



"Hah....eng...enga pak" jawab saya sambil melihat Evelyn saat itu tampak tertawa kecil.

"Are you sure?" Tanya Martin kembali meyakinkan.

"Hmm.. to be honest, not sure pak" jawab saya masih memandangi tubuh Evelyn.

Teelihat Martin tertawa, dia memandang Evelyn seperti mengisyaratkan untuk menghampiriku. Terlihat Evelyn bangun dari pangkuan martin, dia berjalan layaknya model si atas catwalk menghampiriku. Terlihat martin menelfon saat itu. Evelyn pun sampai di depan ku, dia langsung mendorong kursiku rada menjauh dari depan meja Martin saat itu. Evelyn langsung berjongkok di antara kaki ku yang sedang duduk saat itu. Terlihat Evelyn mulai sibuk mengelus penis ku dari luar celana ku dengan sesekali matanya melihat ku dengan tatapan mata binal nya.

Evelyn tampak mengeluarkan penisku dari resleting, tanpa ba bi bu , dia hisap penisku.

"Aaaaaa...hhhh" desah saya berbarengan dengan masuk nya penis saya ke mulut mungil Evelyn.

Terasa Evelyn memainkan lidah nya di dalam mulut nya , dia "lick-ing" penis saya di dalam mulut nya sambil sesekali mengemut penis ku. Sekitar beberapa menit Evelyn memainkn penis ku dengan mulut nya, sampai hisapannya terhenti, dia bangun dari jongkok nya, dan menarik tangan ku untuk berdiri. Di tuntun nya saya ke kasur yang ada di ruangan itu. Masih dengan baju dan celana saya di dorong tubuh saya hinga terjatuh di kasur itu telentang, di barengi dengan terbuka nya pintu ruangan tersebut.

Terlihat Bela masuk mengenakan lingery hitam nya. Dengan expresi kaget saya, bela tersenyum ke arah saya. Rupanya tadi martin menelfon bela yang mungkin berada di kamar nya untuk datang ke sini.

Dengan kontol yang mengacung di resleting celana saya. Saya melihat Evelyn mulai naik ke kasur dia berjalan di atas tubuh ku sampai langkah nya terhenti di atas muka ku, terlihat vagina pink Evelyn tepat berada di atas ku.

Bela duduk di kursi tempat aku duduk tadi, sambil memperhatikan kami.

"Taruhan 500jt, Frans bakal ejakulasi di bawah 5 menit" terdengar suara Martin.

"Deal" jawab bela saat itu. Sambil terlihat martin melihat hp nya.

Dengan perasaan campur aduk, antara malu, bingung, sange saya memperhatikan martin dengan bela sambil sesekali melihat vagina Evelyn di atas ku. Terlihat martin menganguk ke pada Evelyn di ikuti dengan senyum evelyn di wajah nya.

Terlihat Eve mulai memandang ku, dia jongkok tepat di atasku sambil tangan nya mulai memainkan vagina nya. Dia obok² vagina nya di depan wajahku sampai sesekali cairan vagina nya menetes di wajahku. Sambil terus mengobok terlihat Evelyn juga meremas remas payudaranya sendiri sambil mendesah.

"Ouhhh....ouhhhhh..yeeaaahhh...aahhh" desah Evelyn merdu.

Sekitar 2 menit evelyn melakukan itu di atas wajah ku, terlihat evelyn mulai menjambak rambutku agar muka ku terbenam di vagina nya. Tercium wangi khas vagina di depan idung ku saat ini. Beberapa kali evelyn melakukan itu sampai lidahku tidak sadar keluar untuk menjilat vagina nya.

"Manis" jawab ku dalam hati saat itu.

Mendapat serangan dari lidahku desah evelyn memanas. Terlihat evelyn berdiri dari jongkok nya saat itu. Dia mengarah ke penisku saat itu. Dengan sekali hentakan ke bawah, terbenam nya penis ku yang sudah mengacung ke atas dari tadi ke dalam vagina nya. Terdengar jerit lepas dari Evelyn.

Evelyn mulai terasa menggenjot penis ku dengan vagina nya, dia naik turunkan pantat nya sambil sesekali memaju mundurkan pingul nya. Terasa jepitan vagina Evelyn sangat luar biasa , masih Peret banget. Walau tak memiliki skill empot ayam seperti viona dan veronica , Evelyn pasti bisa dengan mudah membuat lelaki mana pun ejakulasi dengan cepat dengan ke rapetan vagina nya dan expresi blasteran Indo nya. Penis saya pun rasanya sudah mulai panas di gesek oleh vagina lembut Evelyn saat itu, tapi saya masih bisa mengendalikan nya agar tetap bertahan.

"Tringgggggggggg." Suara alarem memecah suara desah liar Evelyn.

"Shit" suara Martin terdengar. Di ikuti dengan senyum kemenangan Bela.

Dalam hati saya merasa marah dengan tingkah mereka ber 2, yang menjadikan saya se akan mainan mereka ber 2, saya merasa tidak terima di perlakukan seperti ini. Tapi kemarahan saya tidak bisa saya suarakan, karena mau bagaimana pun mereka ber 2 terlihat seperti monster raja terakhir di sebuah game. Saking kuat dan susah nya sampai rasanya ingin menyerah.

Dengan emosi terpendam saya mulai cekik dengan gemas leher Evelyn yang berada di atas ku saat itu. Saya jambak rambut nya sesekali sampai Evelyn terdongak ke belakang. Di hati saya kini hanya ada rasa marah + sange , yang hanya bisa salurkan ke Evelyn saat ini. Saya hisap dengan kencang payudaranya sambil saya bangun dari baring saya dengan posisi duduk di ranjang. Saya hisap dengan kencang bergantian payudaranya sampai meninggalkan bekas merah di payudaranya. Saya lihat sesekali ke arah bela dan martin saat itu dengan lirikan penuh benci rasanya. Terlihat bela memandangi permainan kami dengan takjub di matanya. Sambil secara ehtah dia sadar atau tidak , dia menurun tali lingery nya hingga payudara kini bisa saya lihat.



"Hmm, are you turning On?" Tanya martin sambil melihat tingkah bela.

"Will see" jawab bela sambil tetap memandang ke arah kami dengan serius.

Terlihat kocokan Evelyn semakin liar , karna posisi kami terduduk Evelyn mulai tampak dengan cepat memaju mundurkan pinggang nya di atas pangkuanku. Desah nya semakin liar. Terlihat sesekali bela meremas payudaranya sendiri. Pergelutan antara saya dan Evelyn semakin seru saat itu. Saya tetap jambak rambut nya, sesekali menggigit kecil bibir nya.

Terlihat bela mulai bangun dari duduk nya, dia membenarkan tali lingery nya dan berjalan meninggalkan ruangan tanpa berkata apa pun. Terlihat Martin memutar bangku nya membelakangi kami menghadap jendela ruangan itu. Dengan tatapan binal evelyn memegang ke dua pipiku dan menatapku, dia cabut penis ku dari vagina nya, dia tutun saya menuju kamar mandi ruangan itu.

Di kamar mandi terlihat bathub dengan shower di atas nya, evelyn masuk ke dalam bathup itu, menghadap tembok dia mulai menungging dan menaikan 1 kaki nya ke atas bathub. Terlihat matanya menatapku di belakang nya mengundang ku untuk memasukan kembali penis ku , sambil menyalakn shower di atas tubuh nya, di bawah siraman air hangat saya masukan kembali penis saya dari belakang,



saya kocok dengan cepat, sampai sekitar beberapa menit saya rasa pertahan saya mulai rapuh, saya cabut penis saya, saya putar tubuh evelyn, kini wajah nya percis berada di bawah penis ku, saya kocok dan jambak rambut nya sampai saat itu. crot....crot...crott keluar lah sperma saya di atas muka nya yang cantik. Saya berusaha mengambil nafas sambil menikmati siraman air hangat dari shower itu.

Singkat cerita, saya tidur di rumah bela malam itu, saya terbangun oleh alarem ku saat itu. Saya berangkat kerja dengan bela hari itu, terlihat bela duduk di sebelahku, dengan mobil ku kita menuju kantor. Bela terlihat asik dengan Hp nya sampai tiba² hp saya bergetar di saku kemeja saya.

Saya cek terlihat notif dari bank, meng informasikan dana masuk ke rekening saya jumlah nya membuat kaki saya yang sedang menginjak gas lemas saat itu. Pandangan ku terasa kabur menatap layar hp saya. 500JT dana yang masuk ke rekening ku saat itu. Dengan suara lirih saya memecah ke heningan.

"Bbbu, apa ini ibu?" Sambil menunjukan hp saya ke bela.

Terlihat bela melihat ke arah layar smartphone ku, dia tersenyum dan menganguk.

"Untuk apa ini bu?" Ini terlalu berlebihan bu.

"Itu uang taruhan saya dengan Martin semalam, saya tak butuh itu, itu buat kamu" jawab bela santai sambil memainkan hp nya kembali.

Kami berdebat masalah itu, saya tetap menolak uang ini, tapi bela meyakinkan ku seperti sebelum nya kalau misal saya tidak mau, saya bebas melakukan apa pun dengan uang tsb, mau di sumbangkan atau di kasih orang Bela tidak perduli.

Kami sampai di kantor, kami berpisah di lift , hari berjalan normal saat itu.3 bulan kurang lebih hari ini saya terduduk merokok di teras rumah saya, semenjak pertemuan saya dengan Alice di bioskop. Ke marahan di hati saya sudah mulai di ganti rasa rindu yang amat terasa memenuhi dadaku terhadap Alice. Saya mulai membuka gallery foto di hp saya lagi. Saya lihat foto kerbersamaan antara diriku denga alice lagi saat itu. Tak mengobati rindu ku. Malah hati ini tambah terasa sesak mengingat perlakuan ku terhadap Alice saat itu. Karena rasa sesak yang semakin lama semakin memenuhi dadaku ku mulai beranikan diri menelfon Alice saat itu. Dengan perasaan gundah dan takut, rasanaya saya malah berharap Alice tidak mengangkat telfon ku. Sampai dering menunggu itu hilang.

"Halo" terdengar suara Alice berbisik di balik telfon.

Saya masih diam saat itu , sampai Alice kembali menegur beberapa kali di balik telfon.

"Frans, are you okay?" Tanya alice masih berbisik.

"H....ii Lice" jawab saya saat itu.

Alice terdiam lama di telfon itu, sampai suara tangis terdengar di telfon itu.

"Jahat.." buka Alice saat itu sambil terdengar dia menangis.

"Maafin aku, Lice" jawab ku saat itu, sambil terdengar suara tangis alice pecah.

Saya hanya bisa terdiam mendengar tangisan Alice saat itu. Dalam hati ini, Sakit rasanya mendengar tangis Alice. Orang bodoh macam apa saya, yang dengan tega menyakiti hati nya seperti ini. Hening ku ter alihkan.

"Bisa kamu jemput aku?" Pinta Alice masih dengan tangis nya di telfon.

"Iya, aku jalan sekarang" jawab ku masih dengan rasa bersalah.

"Motor mu masih ada?" Tanya alice saat itu.

"Masih" jawab ku saat itu.

"Jemput aku naik motor ya" pinta Alice.

Saat itu rasanya saya bingung, kenapa alice minta di jemput naik motor. Saya pun meng iyakan permintaan itu. Dengan CBR 150cc tahun 2007 ku jalan ke apartemen alice, motor ini memang sudah tua, ini adalah motor yang saya pakai saat kuliah s1 dulu. Saya pun sampai di tempat alice saat itu. Tanpa naik ke atas aku meng infokan alice bahwa aku sudah di bawah, saya menunggu di bawah Lobby apartemen ini saya tunggu dengan hati cemas, rasanya malu sekali saya bertemu Alice hari ini. Tak lama pandangan ku tertuju ke lift apartemen itu.

Terlihat alice keluar dari lift, dangan tangtop hitam di balut kemeja flanel lengan panjang tanpa di kancing di balut dengan jeas hitam dan spatu converce nya alice melihat ku, terlihat alice tersenyum kecil melihat ku sambil menghampiriku.



"Ayo jalan" ajak alice berjalan di sebelah ku sambil tertunduk sesekali.

Saya pakaikan helem dan kaitkan ikatan nya ke dagu alice, kami pergi meninggalkan apartemen. Di jalan alice mendekatkan mulut nya di telinga ku yang di tutup helm full face.

"Kamu masih ingat tempat favorite kita dulu saat kuliah?" Tanya alice.

Saya hanya menganguk saat itu.

"Kita ke sana" jawab alice

Saya pun memacu motor saya ke sebuah pantai di kota ini, tempat ini adalah tempat farorite kami dulu, Alice memang suka sekali dengan laut & pantai. Tak beberapa lama kami pun sampai, saya parkirkan motor saya dan kita berjalan ke suatu sisi pantai ini. Alice terlihat duduk sambil tersenyum memandang pantai itu dengan angin yang tertiap kencang ke arah nya. Saya menghampiri Alice berdiri di sebelah nya.

"Kamu tau, kapan terakhir aku ke sini?" Tanya alice saat itu tanpa memandangku.

"Entahlah." Jawab saya saat itu.

Kami terdiam beberapa menit, hanya suara deburan ombak dan angin pantai yang terdengar saat itu.

"3 bulan lalu, saat setelah ketemu kamu di bioskop." Jawab alice.

"Hati ku saat itu sakittttt banget rasanya, lebih sakit di banding kamu dulu meninggalkan aku untuk kuliah di luar negri" buka alice lagi.

Mendengar pengakuan Alice, aku menatap nya , terlihat kembali matanya berkaca kaca. Melihat itu aku duduk di sebelah Alice.

"Untuk apa Frans ? Untuk apa kamu menelfonku tadi ?" Tanya alice lagi saat itu masih memandang laut yang mulai meng-orange karena matahari mulai terbenam.

"Aku minta maaf lice, aku tau perbuatan ku ke kamu kemarin keterlaluan" jawab ku sambil melihat ke arah nya.

Terlihat air mata mulai turun dari mata ke pipi nya. Masih tak memandangku.

"Kamu masih ingat dulu? Saat kamu bilang, kamu sayang sama aku di tempat ini" buka ku kembali.

Terlihat alice mulai melihat wajahku kaget dengan air mata di pipi nya.

"Saat itu aku bilang ke kamu, aku juga cinta kamu. Tapi maaf aku nga mau pacaran, aku nga mau hubungan kita jadi rumit, dan aku takut kalau kita pacaran saat kita memutuskan untuk berpisah, aku takut kehilangan kamu sebagai sahabatku.. dan hari ini juga begitu lice, aku takut...aku takut kehilangan kamu" buka ku lagi saat itu.

Terlihat tangis Alice mulai pecah dan memeluk ku. Dia menangis di dadaku. Cukup lama adegan itu kita jalani, sampai alice mengangkat kepala nya dan meyeka air mata nya.

"Frans, kamu masih ingat mamaku?" Tanya Alice saat itu.

Aku menganguk menatap nya.

"Kanker nya mama sudah mencapai stadium akhir. Mama bisa di panggil tuhan kapan saja" buka alice lagi saat itu sambil menatap ke depan.

Saya hanya terdiam saat itu, memang mama nya alice ini kena kangker dari saat dulu saya saya mau berangkat ke ausie, cuma saya baru tau ke adaan beliau setelah hari ini di beri tahu alice.

"Permintaan mama adalah, ingin melihat aku menikah, dia mau duduk di sebelah ku, mendampingi ku di pelaminan bersama calon suamiku" buka Alice lagi saat itu sambil tersenyum tertunduk.

"Kamu ingat kevin mantan ku yang ku ceritakan?" Tanya alice lagi saat itu.

"Minggu lalu dia melamarku, mengajak ku berpacaran kembali" buka alice lagi sambil melihat ke arahku dan mencoba tersenyum dalam tangis nya.

Aku hanya bisa menatap dengan tatapan terkejut ke Alice saat itu.

Terlihat alice menganguk, dengan air mata yang keluar dari mata nya turun membasi pipi nya.

"Aku menerima nya" saut alice lagi saat itu tak lama dari anggukan itu.

Dadaku terasa sesak, kaki ku melemas, pundak ku mendadak merasa lemas sampai aku tidak bisa menahan pundak ku jatuh saat itu, saat itu dunia terasa hancur di depan mataku.

BERSAMBUNG DULU COY......

sambung lagi nanti ke part 9 ya, jangan lupa Like dulu keless, sedih akutu liat like nya sepi.. udah ya, ane mau nangis dulu ke kamar mandi jadi inget hari itu...


 
Terakhir diubah:
Gila juga nih alice, tapi ya mau gmn demi mama .....
Poor you frans wkwkwkkw
Udah sama bela aja milf mantap gitu hehehe
 
sungguh menarik suhuuu, semoga alice selalu diberi yang terbaik, semoga terdapat side story untuk evelyn :D
 
Ditinggal pas sayang Sayange,pas lagi jeru jerune,Kowe milih liyane....
 
Tragis buat loe frans, akibat ego kehilangan alice.. 😁

Cuma apakah bener bakal kehilangan selamanya ? 🤔🧐
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd