Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku, yang....!!!!

Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Ivan..?

  • Risya

    Votes: 243 68,3%
  • Alya

    Votes: 75 21,1%
  • Dinni

    Votes: 73 20,5%
  • Nadira

    Votes: 49 13,8%
  • Karakter baru

    Votes: 61 17,1%

  • Total voters
    356
  • Poll closed .
CINTAKU JADI TARGET



POV Ivan

Teettt.. teettt.. teettt.. bel istirahat sudah berbunyi..


sudah tiga jam lebih aku duduk seorang diri dikantin.. setelah ribut - ribut dengan bu Yola dan diusir, aku juga bolos dimata pelajaran kimia.. males aku, perutku perih sekali rasanya karena sengatan listrik tadi dan harus belajar kimia, bisa buntu otakku ntar.. Huuhhh, pelajaran yang paling gak kusuka..

aku lalu keluar dari kantin dan menuju kelas.. saat berada didalam kelas, aku melihat Dira teman satu mejaku sedang duduk sambil membaca buku..


"Hadehhh,, apa gak bosan loe ra baca buku terus..?" tanyaku geleng - geleng kepala..

"eh.. kamu Van, gak kok udah biasa.. lagian aku memang hobi baca buku.." jawabnya sedikit terkejut karena kedatanganku lalu melanjutkan membaca buku lagi..

"kita kekantin yuk makan dulu, siap makan baru dilanjut lagi belajarnya.." ajakku..

"ng.. ng.. nggak usah Van.. aku dikelas aja, lagian aku bawa bekal juga dari rumah.." katanya menyimpan buku bacaannya tadi dan mengeluarkan bekal makanan dari dalam tasnya..

"udah ayo temani gue makan dikantin.." ajakku lagi lalu mengambil bekal makanannya dan menarik lengannya untuk menuju kantin..

"ihhh Van pelan - pelan, sakit lengan aku nih kamu tarik.. kamu kenapa sih aneh banget jadi cowok.." sahutnya berusaha melepaskan lengannya dari tanganku..

"loe diam aja knapa sih, ribut banget deh.." kataku ketus sambil berjalan menariknya..

"cowok aneh.." katanya cemberut..


saat kami berdua sudah berada dikantin, tak begitu ramai siswa yang berada disini, padahal sekarang jam istirahat.. aku memesan minuman lalu duduk dimeja kosong.. Dira duduk diam disebelahku, belum menyantap makanannya..

"bu, es teh manis dua yaa.." teriakku..

"lho, kamu balik lagi..?" tanya bu kantin..

"hehe.. iyaa bu.. sebelum ibu kangen, makanya saya datangin ibu kesini.." ucapku sedikit menggoda..

"Huuhhh.. ada - ada saja kamu ini.. hmmm, siapa namamu anak baru..?" tanya ibu kantin..

"Ivan bu, anak ibu yang paling baik hati.." kataku..

"elehh, baik apanya coba, baru lima belas menit jadi murid baru udah diusir dari kelas.." jawab ibu kantin ketus.. Anjirr.. kata - kataku tadi dibalikin.. huufthh, gagal deh..

"bercanda Van.. nih minumannya.." katanya meletakkan minuman didepanku dan Dira lalu ibu kantin meninggalkan kami berdua..

"iyaa bu, makasih.." ucapku..

"lho kok kamu mesan untuk aku, Van..?" tanya Dira bingung..

"udah gak apa - apa.. makan dulu tuh makanannya cepet.." jawabku sambil mengaduk es teh manisku dan meminumnya sedikit..

"kamu gak makan Van..?" tanyanya.. dari sudut mataku dapat melihat, bahwa dia sedang menatap wajahku dengan raut muka yang tak bisa kumengerti.. saat aku tiba - tiba menoleh kearahnya, dia langsung salah tingkah dan mengarahkan pandangannya kearah lain.. aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya.. "sebenarnya bukan aku yang aneh ra, tapi loe nya tuh yang aneh.." kataku dalam hati sambil geleng - geleng kepala..

"gue masih kenyang, loe aja yang makan.. gue temanin loe aja makan disini.."

Dira membuka kotak bekalnya lalu menyantap makanannya.. aku memperhatikannya yang sedang makan..

tiba - tiba datang tiga pria menghampiri meja kami.. aku menoleh kearah mereka, entah kenapa aku langsung waspada dan menajamkan instingku jika ada kejadian yang gak kuinginkan.. posisi dudukku pun sedikit kugeserkan mendekat kearah Dira.. kaki kiri kuposisikan dipijakan kaki dibawah meja dan kaki kanan dikaki meja, agar mudah bagiku mendorong meja panjang ini kalau - kalau mereka menyerangku..


"anak baru, kami boleh gabungkan disini sama kalian..?" tanya pria paling depan padaku.. "suaranya seperti pernah kudengar, tapi kapan yaa..? Ooh iyaa, suaranya sama dengan suara yang mengingatkanku akan sengatan listriknya bu Yola.."

"oowh, silahkan duduk aja.. disini bebas kok, gak ada yang ngelarang.." jawabku dengan sopan.. aku melihat Dira seperti gelisah setelah kedatangan tiga pria ini.. "ada apa dengan Dira ya..?" batinku..

"Van, aku lanjutin makannya dikelas aja yaa..?" kata Dira ketakutan lalu beranjak pergi..

"Ra, disini aja makannya.. gak usah..." ucapku dipotong pria tadi..

"udah biarin aja dia pergi.." kata pria tadi lalu duduk didepanku diikuti kedua temannya..

"gak usah terlalu waspada gitu, santai aja anak baru.." kata pria tadi dan membuat aku terkejut..

"darimana dia tau kalau aku sedang waspada terhadap mereka.. apa kewaspadaanku tadi terlalu mencolok, jadi bisa dengan mudah dilihat.. hmmm, rasanya gak mungkin.. hebat juga dia ternyata.." kataku dalam hati..


"Adrian.. pecinta musik sekaligus striker Barcelona.." katanya memperkenalkan diri lalu mengulurkan tangannya mengajakku bersalaman.. "busyet daaah, sejak kapan ada nama adrian jadi striker Barcelona..? decul pasti dia nih..

"Ivan.." sahutku singkat menyambut uluran tangannya untuk bersalaman..

"dan ini dua temen gue Lucky dan Dino.." katanya memperkenalkan kedua temannya padaku..

"Ivan.." ucapku sambil berjabat tangan dengan mereka..

"gue gak ngenganggu waktu loe kan..?" tanya Adrian..

"anjirr.. gue bukan presiden yang sibuk setiap saat.. masih banyak waktu gue buat loe pada.." ucapku mencoba mengakrabkan diri..

"ok.. bu es teh manis tiga yaa..? saya yang bayar semua bu.." kata Dino..

"bagus Dino, jangan suka ngutang aja kerjamu tuh tiap hari.." kata ibu kantin langsung menyiapkan pesanan Dino..

"baru juga akhir - akhir ini bu saya ngutangnya, biasanya kan gak.." kata Dino ngeles..

"banyak alesan kamu.." ucap ibu kantin sewot..

"Adrian.. ibu kantin kok akrab banget sama siswa - siswa disini..?" bisikku pada Adrian..

Adrian hanya tersenyum lalu memainkan bola matanya, memberi tahu ada seseorang dibelakangku.. aku langsung menoleh kearah belakang..

"gak usah omongin ibu dibelakang, Van.. ngapain tanya sama dia, tanya ke ibu langsung.." kata ibu kantin melotot kearahku kemudian menaruh diatas meja minuman pesanan Dino.. Lucky dan Dino menutup mulutnya menahan tawa.. "sialan, gak dikode pula aku kalau ibu kantin dibelakangku tadi.." gerutuku dalam hati..

"hehe.. maaf bu.." ucapku.. aku menatap tajam kearah mereka bertiga namun mereka hanya tertawa cengegesan..

"ibu itu suka kalau bisa akrab dengan siswa/i disini.. tapi gak pada semua siswa lho, hanya dengan yang menurut ibu baik aja.." ujar ibu kantin menjelaskan..

"Heyy anak baru, jangan omongin ibu lagi ok..?" kata ibu kantin..

"Siapp.." ucapku, lalu ibu kantin meninggalkan kami..

"gak perlu kujawab lagi kan.." kata Adrian yang kubalas dengan anggukan..


"no, pacarmu mana..? kok belum keliatan..?" tanya Lucky..

"asuu kamu ky, bisa gak sehari aja kamu gak ngebully aku..?" sahut Dino jengkel.. aku heran kenapa Dino marah saat ditanya keberadaan pacarnya sama Lucky, sampek ada kata - kata makian lagi..

"siapa yang mau bully kamu, no..? aku toh cuma nanya pacarmu.. heran aku denganmu, no.." ujar Lucky santai..

"loe udah punya pacar, no..?" tanyaku polos..

"DIAM KAU, ANAK BARU.." bentak Dino padaku.. aku terkejut dengan bentakannya, ada apa sebenarnya ini..

"mau kemana kamu Ian..?" tanya Lucky saat Adrian bangun lalu berjalan memutari meja dan duduk disebelahku..

"malas aja gue duduk deket Dino, ntar pacarnya marah lagi.." jawab Adrian santai..

"HAHAHA.." tawa Lucky kencang.. aku yang belum tau tentang masalah pacar Dino memilih untuk diam aja.. Adrian melirikku yang sedang bingung lalu berbisik..

"santai aja Van, Dino memang gitu orangnya gampang emosian.. tapi sebenarnya orangnya baik kok.." bisik Adrian ditelingaku.. "hmm.. mereka keliatan asik juga, cocok nih buat jadi teman baruku.." batinku..

"Heh Ian, kenapa ngomongnya harus bisik - bisik sih..? kita ni sebenarnya masih sohib gak..? gak usah pake rahasia segala.." tanya Dino kesal..

"masih laa, gue cuma nanya gimana rasanya sengatan listrik bu Yola sama nih anak baru.." kata Adrian berbohong..

"haiii bang Dino sayaang.. hai ky, ian udah lama nongkrong disini..?" sapa seorang cewek cantik lalu duduk disebelah Dino.. "Damn, apa ini pacar Dino..? cantik juga cuyy.. hmm.. boleh laa, tapi masih kalah dengan kak Risyaku.. kak Risya tetep nomor satu.." batinku..

"Hai Sherly.." balas Ian dan Lucky barengan..

"Sher, noh pacarmu kangen dari tadi nyariin kamu tuh.." kata Lucky..

"bener sayaang..? hmm.. aku seneng banget lho sayaang dengernya.." kata Sherly sambil memeluk erat lengan Dino.. Dino terlihat risih lalu mencoba melepaskan pelukan Sherly dari lengannya.. namun eratnya pelukan Sherly, membuat dino sulit melepaskannya..

"ogah gue kangen - kangenan sama cewek kayak loe, tau gak.." jawab Dino dengan wajah masam..

"ihhh bang Dino ini pake malu - malu segala lagi.. kalau emang bang Dino kangen, Sherly akan selalu terus berada disamping bang Dino..." kata Sherly dengan manja.. Anjirr, suaranya itu loh kok bisa lembut banget..

"HAHAHAHAHAHA.." tawa Ian dan Lucky keras.. aku hanya tersenyum geleng - geleng kepala.. kami jadi pusat perhatian karena tawa mereka berdua, aku cuek aja walau banyak yang memperhatikanku..

"Bajingan kalian dua, senang kali liat aku tersiksa gini.." ujar Dino kesal..

"kok tersiksa sih, bukannya malah seneng.. gue perhatiin kalian makin mesra aja nih tiap hari.. gak sia - sia cinta yang loe kasih ke Sherly tuh.." kata Adrian dengan mimik serius lalu meminum es teh manisnya habis..

"hihi.. makasih Ian.. panah asmara bang Dino udah menembus hati Sherly sejak enam bulan yang lalu.." sahut Sherly senang..

"Asuu.. Kurang ajar.. kapan aku ngasih cinta sama nih manusia gak jelas..? aku cintanya sama Dinni, tapi malah ditolak.." ujar Dino jengkel.. kulihat Adrian dan Lucky geleng - geleng kepala melihat sikap kasarnya pada Sherly..

"ehh dia siapa..?"
tanya Sherly sambil menunjuk kearahku..

"Oowh.. dia sahabat baru kita, murid baru, namanya Ivan.." kata Lucky..

"Ivan.."

"Shely.. ganteng sih, tapi maaf yah Van cintaku hanya milik bang Dino seorang.."
katanya tersenyum kemudian menyandarkan kepalanya dibahu Dino.. "Hahaha.. gue juga gak mau, gue udah punya satu dirumah.." kesalku dalam hati..

"Asuu.. Bajingan.. lama - lama muak aku liat muka kalian.." kata Dino tiba - tiba berdiri melepaskan pelukan Sherly di lengannya dan keluar dari kantin..

"mau kemana loe, no..? kenapa Sherly loe tinggalin..?" tanya Adrian..

"toilet.." jawabnya singkat.. lalu membayar minuman kami semua dan langsung pergi..

Sherly tampak menundukkan kepalanya yang keliatan sedih..

"Sher, loe cinta sama Dino..?" tanyaku serius karena melihat wajah sedihnya.. dia menatapku dengan wajah sedihnya dan mengangguk..

"terus Dino gimana ke elo nya..?" tanyaku lagi..

"sepertinya gak, Van.." jawabnya lalu menunduk..

"huufth.. loe yang sabar yah.. mungkin dia itu bukan jodoh loe.." ucapku menenangkannya..

"hehe.. iya Van, makasih yaa.." kata Sherly dengan air mata yang jatuh..

"aku dan Ian udah berusaha keras Sher buat ngebujuk Dino agar membuka sedikit hatinya buat kamu.. tapi kamu tau sendirikan Dino orangnya gimana.." kata Lucky menjelaskan..

"loe yang sabar Sher ya.. loe bisa cari cowok lain disana saat loe pindah.. kapan jadinya loe pindah..? bulan depan kan..?" tanya Adrian..

"minggu depan Ian, papaku dipercepat pindah tugasnya.." jawabnya masih menunduk..

"trus knapa kamu hari ini masuk kalau minggu depan pindahnya..? kan tanggung amat, ini kan hari pertama.." kata Lucky.. Ian menggelengkan kepalanya pada Lucky, seperti menandakan jangan membicarakan hal itu..

"....." Sherly tak menjawabnya, dia hanya diam aja..

"udah yuk balik kelas, udah mau bel masuk nih.." ajak Adrian masuk kelas.. kami lalu keluar dari kantin dan menuju kelas..

"kasian banget gue liat Sherly, cintanya begitu besar buat Dino bodoh sahabat kita tuh.. heran gue, cewek seperti apa yang dia mau.." kata Adrian..

"begitu sabar dia selama enam bulan ni Ian, salut aku jadinya.. andai aku yang diposisi Dino, bakal aku terima tuh Sherly dengan suka rela.." kata Lucky..

"bajingan, gue juga mau ky.." kata Adrian.. aku hanya tersenyum mendengar pembicaraan mereka..


*~*~*~*


sekolah kami hari pertama ini dipulangkan lebih awal, dikarekan ada rapat guru membahas kurikulum untuk semester ini.. aku bersama dengan ketiga sahabat baruku segera pulang.. Lucky dan Dino pamit pulang duluan, katanya mau latihan main futsal..


"Van, gue minta no WA loe dong.." kata Ian..

"hehe.. gue gak ada WA Ian.. gue minta no loe aja yaa..? ntar gue sms no hp gue.." ucapku..

"nih 08521089XXXX.."

"ok.. udah gue sms.."

"loe pulang naik apa,Van..?
tanya Ian..

"gue naik angkot Ian.. mau ke mall dulu buat beli hp, hp gue sekarang udah jadul banget.. hehe.." jawabku merendah..

"yuk, sekalian gue anterin.. mall dipusat kota kan..? kita searah kok.. yukk.." ajak Ian..

"gak usah Ian.. kebetulan gue juga mau nemuin sesorang disana.. jadi gue naik angkot aja, loe duluan aja gak apa - apa kok.." tolakku halus..

"ya udah kalau gitu.. tapi kalau loe perlu apa - apa, loe jangan segan -segan hubungi gue, gue pasti bantuin loe.. ok.." kata Ian pamit lalu pergi..

Saat aku berjalan hendak keluar dari sekolah, seseorang memanggilku dari belakang..

"Ivan tunggu.." teriaknya.. aku berhenti kemudian menoleh kebelakang, seorang wanita sedikit berlari mendekatiku.. "siapa dia sebenarnya, wajahnya seperti tak asing.." ucapku dalam hati.. dia tersenyum memperlihatkan lesung pipinya..

"kamu gak bawa kendaraan..?" tanya cewek tadi.. aku gak terlalu fokus dengannya, instingku merasakan ada orang yang memperhatikanku dari jarak yang gak begitu jauh dari tempatku berdiri..!!!

"Hey Van, kok loe melamun sih.." katanya lagi.. sambil melambaikan tangannya didepan wajahku..aku tersadar, tapi siapa dia..? "Oowh ya aku baru inget, dia cewek yang dikereta kemarin.. kalau gak salah inget namanya Dinni.." pikirku..

"hehe sorry.. aku tadi mencoba mengingat seperti pernah ngeliat kamu.." ucapku gak enak karena harus jujur sempat lupa dengannya..

"sekarang udah ingat..? tega bener sih, baru juga kemarin kenalan udah lupa.." katanya cemberut..

"mbak Dinni kan..? maaf mbak kelupaan.. hehe" ucapku garuk - garuk kepala..

"masih kamu manggil mbak juga akunya..? kita sekelas lho Van, umur kita kayaknya juga sama.." katanya..

"maaf Din.." ucapku melihatnya yang masih cemberut..

"kamu tuh ya minta maaf aja dari tadi.." katanya kesal.. Huufthh.. salah terus aku kalau ngomong, tuh muka cewek pun cemberut lagi.. tapi masih tetap cantik sih..

"kamu gak bawa kendaraan ya..? bareng aku aja yuk, aku bawa mobil tuh.." katanya sambil menunjuk mobilnya yang terparkir.. aku tak melihat kearah mobilnya, melainkan pandangan kuarahkan perlahan pada orang yang memperhatikanku tadi.. pandangan kami bertemu sekilas, walaupun sekilas aku dapat menebak bahwa dia seperti tak suka denganku.. ahh masa bodohlah, aku juga gak kenal dengannya.. kupalingkan pandangan kearah Dinni lagi..

"gak usah Din, aku naik angkot aja.. aku ada keperluan dikit diluar.." ucapku..

'uuhhh, kesel aku sama kamu Van.. dua kali aku ngajak pulang bareng, dua kali juga kamu tolak.." kata Dinni geregetan lalu pergi meninggalkanku yang bengong dengan sikapnya..

"Dasar cewek aneh, ketemu dengan dua orang cewek aneh pula hari ini, plus satu orang manusia yang katanya galak.. hehe.. jadi penasaran sama Yola.." batinku..

Saat aku berjalan keluar sekolah yang mana kondisi jalan ada sedikit genangan air (becek), tiba - tiba lewat mobil sport mewah disampingku dengan cepat.. genangan air tadi yang dilewati mobil pun keciprat kearahku.. baju dan celanaku tampak kotor..

"Aarrggh.. cari gara - gara tuh anak.." emosiku..

saat mobil tadi berbelok kearah kiri, dia menurunkan kaca penumpang sebelah kiri.. aku melihatnya yang tersenyum mengejekku.. "Oowh, pria tadi rupanya, gue gak takut ama loe.." batinku..


*~*~*~*


Saat ini aku sudah berada disebuah mall terbesar dikota ini.. tujuanku hanya untuk membeli hp aja, karena hp lamaku udah jadul banget.. entah kenapa banyak pandangan yang mengarah padaku, namun aku cuek aja tetap berjalan dengan santai..

aku langsung naik ke lantai dua menuju gerai yang menjual hp.. sama seperti dilantai satu, disini aku juga jadi pusat perhatian.. aku kemudian menghampiri salah seorang SPG digerai hp, dia melirikku sebentar lalu menoleh kearah lain lagi..

"aduhh, dicuekin pula.. aku mau beli hp nih mbak.." kataku dalam hati..

merasa dicuekin, aku coba mencari tempat lain.. namun sama aja, satu, dua, tiga, empat dan lima gerai aku datangi tetap dicuekin.. lama - lama aku kesal jadinya, hilang keinginanku pun untuk beli hp..

Tujuan utamaku sekarang pulang secepatnya.. udah muak aku lihat SPG - SPG disini.. saat aku ingin belok kekanan menuju eskalator, seseorang memanggilku dari salah satu gerai disudut mall ini..

"mas, mampir dulu mas.. boleh dilihat dulu handphonenya, kebetulan kami lagi ada potongan harga.." kata seorang SPG dengan ramah dari sebelah kiriku.. aku melihatnya yang tersenyum menatapku.. melihat sikapnya yang ramah, aku langsung mendekatinya..

"ooh ya mbak, kebetulan saya mau beli hp nih.." ucapku..

"mas mau beli handphone merek apa..?" tanyanya sopan..

"ini mas merek - merek handphone yang ada potongan harganya ditoko kami, mas bisa lihat - lihat dulu.." katanya lembut sambil memberikan dua lembar kertas daftar merek hp yang ada potongan harganya..

"samsung A50 aja yang warna hitam ya mbak.." ucapku..

"samsung galaxy A50 harganya 3.3 juta mas, gimana..?" katanya memberi tahu harga hp..

"iya mbak, gak masalah kok.. saya ambil hpnya dengan harga segitu.." ucapku..

"ok mas, ditunggu sebentar ya mas.. saya ambil barangnya dulu.." katanya ramah.. dari tadi kek gini SPG nya kan enak, sopan, ramah dan gak dicuekin..

"ini mas handphonenya.. bisa kita buka langsung mas segelnya..? supaya kita setting dulu handphonenya.." tanyannya.. aku hanya menjawab dengan anggukan..

"maaf mas, seragamnya mas kenapa bisa kotor mas..?" tanyanya sambil mengutak - atik hpku.. Ooh yaa aku baru inget, berarti gara - gara ini aku dicuekin dari tadi..

"ini hal yang paling gak kusuka selama ini.. sekarang itu banyak orang menilai dari segi penampilan, harta ataupun jabatangannya, tanpa melihat dulu hati dan keinginan sesorang tersebut.. hari ini, aku menjadi salah satu contoh dari sekian banyak orang.. dari penampilanku, aku bisa menilai pandangan - pandangan mereka yang seperti merendahkanku, menganggapku hanya pemuda miskin, dsb.. hmm.. aku gak masalah kalau kalian merendahkanku, menganggapku miskin.. jujur, aku lebih suka hidup sederhana tanpa kekayaan yang berlebihan.. tapi yang gak kusuka, banyak orang terlalu membedakan pelayanannya terhadap orang yang berada dikalangan atas dengan yang dikalangan bawah.." batinku geram..

"Oowh.. tadi dijalan keciprat air mbak saat mobil lewat, jadi basah dan kotor seragam saya.." ucapku..

"mbak, saya boleh nanya sesuatu..?" tanyaku..

"boleh mas.. tentang handphone..? tanya aja.." jawabnya..

"bukan mbak.. maaf mbak sebelumnya, pendidikan terakhir mbak tingkat SMA atau Sarjana..?" tanyaku sopan..

"saya tamatan S1 Teknik Komputer, mas.. ini mas handphone udah siap" jawabnya.. hpku sudah selesai disetting dan diberikan padaku..

"wahh, Teknik komputer banyak dibutuhkan lho mbak diluar sana.." ucapku lalu mengambil hp pemberiannya..

"hehe.. sekarang cari kerja susah mas, walaupun jurusan saya banyak dibutuhkan.. jadi ya rezekinya dapat kerja disini aja.." katanya..

"emang cukup mbak gajinya..?" tanyaku lagi..

"ya dicukup -cukupkan mas, hehe.." jawabnya..

"maaf mbak, kalau misalnya mbak udah gak betah lagi kerja disini,, ada kenalan saya yang lagi butuh pegawai ditempatnya dan jurusan mbak dibutuhkan juga.. mbak bisa hubungi saya ke no ini.." ucapku sambil memberikan no ku pada secarik kertas..

"oh ya mas, makasih banyak mas.. saya pikir - pikir dulu ya mas.." katanya..

"ok mbak.."

"oh ya mbak, nama saya Ivan.."
ucapku memperkenalkan diri..

"saya Vita mas.." katanya lalu kami pun bersalaman..

aku lalu memberikan kartu ATM ku untuk melakukan pembayaran via debit..

"ya udah kalau gitu mbak, saya pamit pulang dulu mbak.. makasih banyak mbak.." pamitku..

"sama - sama mas.. semoga jadi langganan ditoko kami ya mas.." katanya ramah yang kubalas dengan anggukan dan tersenyum..

aku lalu berjalan untuk pulang kerumah.. saatnya pulang dan ketemu kekasihku, aku kangen banget sama dia.. hehe.. hari ini dapat ciuman gak ya..? apa kak Risya udah pulang kuliah yaa..??


*~*~*~*



"Assalamu'alaikum.." ucapku saat memasuki rumah.. namun tak ada jawaban, rumah juga keliatan sepi gak ada orang.. "pada kemana semuanya nih.." batinku.. aku berjalan menuju meja makan, karena perut udah lapar aku langsung makan..

"eh.. aden udah pulang sekolah rupanya.. mau mbok buatin jus kesukaan den Ivan..?" tanya mbok Inah..

"gak usah mbok, Ivan lagi gak pengen jus.." jawabku..

"lho kenapa baju aden kotor gitu..? aden jatuh ya..?" tanya mbok lagi..

"gak mbok, kecipratan air tadi dijalan.. mbok, mama sama kak Risya kemana..?"

"ooh.. nyonya tadi katanya ke supermarket, kalau non Risya kayaknya masih tidur den.. karena belum turun - turun dari pagi.." kata mbok menjelaskan..

"kak Risya sakit mbok..?" tanyaku..

"mbok gak tau den, aden coba liat aja dulu takutnya non Risya sakit pula.." kata mbok Inah..

"ya udah Ivan naik keatas dulu mbok, mau mandi sekalian liatin kak Risya.." ucapku lalu beranjak naik keatas..

Saat masuk ke kamarku, kak Risya sedang tidur dengan pulas.. masih dengan pakaian tidurnya yang tadi pagi, aku mengambil handukku lalu menuju kamar mandi dalam kamarku..

setelah mandi, aku keluar hanya menggunakan handuk dipinggangku.. kulihat kak Risya udah bangun dan duduk disandaran ranjang menatapku..



"sayang, kenapa gak kuliah..? sayang lagi sakit ya..?" tanyaku lalu mendekatinya dan duduk ditepi ranjang sebelah kak Risya..

"lagi males kuliah.. iyaa sayang tadi Risya sakit, sakit kalau sayang jauh dari Risya.. tapi sekarang udah sembuh kok, kan udah ada sayang.." kata kak Risya manja..

"kamu ni makin hari makin manja aja sekarang.." ucapku mencubit kedua pipi kak Risya karena gemas..

"ihhh sayang.. suka banget deh cubit - cubit pipi Risya, ntar tambah..." kata kak Risya lansung kupotong..

"chubby..? gak apa - apa, Ivan suka kok.. sayang, keluar dulu sana, Ivan mau pake baju dulu nih.." ucapku..

"sayang kok ngusir Risya sih.." kata kak Risya manyun.. duhh, pengen kusosor aja tuh bibir merahnya..

"bukan ngusir sayang, Ivan mau pake baju dulu.. jadi sayang tunggu diluar bentar.. gak lama kok sayang.." ucapku..

"gak mau, Risya maunya tetap disini.. jangan suruh keluar lagi, pokoknya tetap gak mau.." kata kak Risya menunduk dan mengeluarkan air mata.. cuukk.. sampek nangis gara - gara cuma disuruh keluar bentar.. mati aku kalau gini, bakal susah lepasnya aku dari wanita satu ini.. huufth..

"lho ko nangis sih sayang, ntar cantiknya bisa luntur kena air matanya sayang.. udah gak usah nangis, Ivan ganti bajunya dikamar mandi aja.." kataku menyeka air matanya lalu mengambil baju yang mau kupakai dan masuk ke kamar mandi.. "hmm.. ajak jalan - jalan aja supaya gak sedih lagi.."

Setelah berpakaian, aku keluar dari kamar mandi, menyemprotkan parfum sedikit lalu bercermin.. hehe.. ok udah tampan..

"kok masih nangis sih..? udah dong sayang, ntar yang ada Ivan jadi ikutan nangis juga.." kataku kemudian memegang pipinya..

"Ivan mau keluar nih, mau jalan - jalan juga.. sayang mau ikut..?" ajakku.. kak Risya lalu memegang tanganku yang berada dipipinya dan digenggam..

"ayo keluar sekarang.." katanya lalu turun dari ranjang dan berdiri disampingku.. aku ikutan berdiri dihadapannya..

"mandi dulu sana, masih bau juga kok langsung ngajak keluar.." kataku menyentuh hidung kak Risya dengan jari telunjukku dan mendorongnya..

"hehe.. maaf lupa, Risya mandi dulu yah sayang.. tungguin Risya yah, jangan sampek ditinggalin lho.." katanya yang kubalas dengan senyuman.. kak Risya keluar dari kamarku menuju kamarnya untuk mandi..



Huuuuhh.. "kok kak Risya lama banget sih.. bisa kesorean ntar dijalannya kalau lama gini dandannya dia.." kataku dalam hati.. aku lalu keluar kamar menuju kekamar kak Risya, langsung membuka pintunya tanpa mengetuk terlebih dahulu..

"sayang, kok lama ben..." kataku terhenti setelah membuka pintu kamar, kak Risya sedang bertelanjang dada berdiri sambil memegang sebuah bra.. kak Risya kaget setelah aku membuka pintu tadi.. pandanganku mengarah pada payudara besar, putih dengan puting berwarna merah muda.. Cuukkk.. indah sekali.. tau gini gak bakal gue lepasin pacar gue nih, gue jaga terus sampai kapan pun..

"IVAAAAAAAAAANNNN..." teriak kak Risya kencang lalu berbalik memunggungiku dan menangis..

"kenapa kamu masuk kamar gak ketuk pintu dulu.." ucap kak Risya menangis sesenggukan..

"ma.. maaf kak.. Ivan gak tau kalau kakak lagi ganti baju.." ucapku merasa bersalah dan tertunduk.. panggilan sayang pun seketika hilang karena kejadian ini.. aku langsung keluar dari kamar kak Risya dan menutup pintunya lagi..

aduhhh.. kenapa bisa jadi begini sih..? kayaknya batal nih jalan - jalannya.. kalaupun jadi, pasti suasananya jadi canggung.. Huufthh, salah lagi gue sebagai cowok..

lama aku menunggu kak Risya keluar dari kamarnya, mungkin dia masih nangis didalam.. aku masih terus menunggu didepan kamarnya.. setelah agak lama menunggu, kak Risya keluar dari kamar dengan dandanan yang cantik.. aku menatap wajahnya..

"Apa liat - liat.." katanya sewot..

"galak amat sih kak.."

"Bodo..."
ucapnya kesal..

"kak, jadi gak nih jalan - jalannya..?" tanyaku sedikit grogi gara - gara kejadian tadi..

"jadi lah.. udah capek aku dandan lama, mau kamu batalin juga.." katanya masih kesal..

"kak.. Ivan bener - bener minta maaf.. Ivan tau kalau kejadian tadi sepenuhnya salah Ivan.." kataku memelas..

"emang salah kamu.. mau salah siapa lagi, aku gitu..?" katanya ketus..

"kak, maafin Ivan kak.. Ivan bener - bener minta maaf.. kalau tau begini jadinya, seandainya waktu bisa Ivan puter kembali disaat Ivan sebelum membuka pintu tadi, Ivan pasti akan ketuk dulu pintunya kak.." kataku tulus..

kak Risya hanya menatapku dan air matanya keluar lagi.. dia lalu memelukku erat dan menangis sesenggukan..

"ntah knapa aku rasanya gak bisa marah denganmu, Van.." kata kak Risya dalam tangisnya..

"maafin Ivan, kak.." ucapku membalas pelukannya dengan erat juga..

"iyaa, udah Risya maafin kok.. tapi jangan diulangi lagi yaa.. Risya jadi malu.." kata kak Risya..

"iyaa kak.." kataku singkat.. lalu kami melepaskan pelukan..

"PLETAKK.."

"Aduhhh.. sakit kak.. kenapa Ivan dijitak sih.."

"didiemin dari tadi, masih juga manggil Risya, kakak.."

"hehe... maaf.. yuk kita berangkat.."
ucapku..

saat udah berada didepan rumah, aku bingung mau jalan - jalannya naik apa.. hmm,, kayaknya harus minta dibeliin motor nih sama mama.. kan gak mungkin juga aku tiap hari naik angkot ke sekolah..

"sayang, kita naik apaan nih perginya..?" tanyaku sambil garuk - garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal..

"naik nih.." kata kak Risya memberikan kunci mobil.. aku kemudian mengambil kunci tersebut..

"loh, kenapa kuncinya ada sama sayang..?" tanyaku heran..

"papa yang ngasih.. papa minta Risya ngebujuk sayang supaya mau pake ni mobil.." kata kak Risya menjelaskan..

"tapi sayang.." kataku yang langsung dipotong kak Risya.

"kalau sayang gak mau pake mobil ini ke sekolah, gak masalah kok.. tapi, setidaknya bisa dipake buat kita jalan - jalan ya..? mau ya sayang..?" kata kak Risya sambil memegang kedua tanganku dan diciumnya.. kalau udah kayak gini, mana bisa nolak akunya.. "huufth.. kak, kamu memang paling jago ngebujuk Ivan dalam hal apapun.." kataku dalam hati..

"ya udah kalau gitu, yuk kita berangkat.." ajakku..



*~*~*~*



POV 3rd


3 hari kemudian..

Suatu siang, dikantin salah satu SMA..



"Gimana nih, jadi gak lomba buat dapatin tuh cowok super cuek.." kata Bella memulai obrolan mereka dikantin.. siswi yang memiliki ukuran payudara 36B, ukuran diatas rata - rata untuk anak seusianya..

"jadi dong, gue gak pernah takut sama kalian berdua.." kata Indah.. salah satu siswi cantik disekolah ini..

"dan jangan sampai ada yang bermain curang dalam lomba ini, ok.." sahut jessica, siswi yang sedikit binal.. namun hanya diketahui oleh kedua sahabatnya..

"Ouucchhh..." Bella menjerit, setelah kedua tangan Indah tanpa rasa malu segera meremas kedua bongkahan daging kenyal di balik seragam putihnya Bella..

"Sialan loe Ndah..!! Malu diliat orang woy..!!" ucap Bella, saat kedua tangan Indah menjamah dadanya..

"awas aja kalau sampai loe main curang, menggoda anak baru itu dengan toket loe yang jumbo itu.." kata Indah kesal..

"hehe.. kalau itu mah bonus gue dong.." sahut Bella membela diri..

"KAGAK BOLEH.." kata Indah dan Jessica berbarengan..

Namun...!!!

rupanya pembicaraan tiga orang primadona disekolah elit ini pun didengar oleh Adrian, Ivan, dkk.. yang mana meja yang mereka tempati tak jauh dari meja tiga cewek tadi.. tiga cewek tadi tak menyadari keberadaan Adrian dkk didekat mereka..

"asuu kamu anak baru, bisa - bisa semua cewek disekolah ini pada habis ngejar loe.." sungut Lucky..

"Kurang ajar kau anak baru.." kata Dino..

"gimana Van, loe tertarik dengan ajang perlombaan mereka..?" tanya Adrian padaku..

"gak tertarik sama sekali gue, Ian.." jawabnya Ivan dengan cuek..

"busyett dah, cuek amat loe nanggapinnya.. semakin loe cuek kayak gini sama cewek, semakin banyak juga cewek yang ngejar loe.. karena sikap cuek loe itu yang buat cewek makin penasaran.." kata Adrian..

"Bodo.." ucap Ivan dengan cuek..


seorang wanita memasuki kantin dan menuju ke meja yang tengah ditempati oleh Adrian dkk.. siapa lagi kalau bukan guru paling galak disekolah ini..

"Ivan, setelah pulang sekolah kamu jangan pulang dulu.. temui saya diruang guru.." kata Yola Nafisha dengan raut muka yang emosi.. setelahnya Yola langsung keluar dari kantin dengan menghentakkan sepatunya dengan keras saat berjalan..

"APA YANG UDAH LOE LAKUIN, VAN.." ucap Adrian, Lucky dan Dino serentak..

"bajingan, bisa kompak gitu kalian bicaranya.." kata Ivan..


*~*~*~*​


"Iyaa bos.." kata joe..

"Joe, gue mau loe cepet dapatin tuh cewek.. gue gak mau tau caranya gimana..? yang penting tuh cewek harus ada dihadapan gue secepatnya.."

"gue pengen cepat - cepat ngerasain memek perawannya.."

"siap bos.."
kata joe singkat..

"gue udah capek ngejar - ngejar dia selama ini, tapi dia selalu menolak cinta gue.. sekarang udah saatnya kita bermain kasar.."

"tunngu aja Risya, loe bakal berlutut dihadapan gue.."





To Be Continue....!!!!
 
Nah kan konflik dengan cowok yg ngejar risya, kira2 bakalan konflik ma adrian juga fa ya gara2 dinni,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd