Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku, yang....!!!!

Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Ivan..?

  • Risya

    Votes: 243 68,3%
  • Alya

    Votes: 75 21,1%
  • Dinni

    Votes: 73 20,5%
  • Nadira

    Votes: 49 13,8%
  • Karakter baru

    Votes: 61 17,1%

  • Total voters
    356
  • Poll closed .
:mantap: :mantap: :mantap:




semoga RL-nya tetap lancar suhu
 
CINTA, DARAH DAN SEJUTA PENYESALAN



1 hari sebelumnya..

POV 3rd

seorang pria dengan sepeda motor sportnya baru saja tiba di salah satu kampus ternama di kota ini.. dia mengenakan pakaian seperti layaknya mahasiswa lain.. tapi pria itu bukanlah salah satu mahasiswa di kampus itu, melainkan ia sedang mencari informasi tentang seseorang yang diperintahkan oleh bos mudanya.. pria itu adalah Kevin Sanjaya, yang sedang melakukan mata - mata terhadap seseorang di kampus tersebut..

Kevin menenteng tas punggung dan berjalan meninggalkan parkiran menuju kantin kampus di dekat Fakultas Ekonomi dan Bisnis.. suasana kantin yang begitu ramai akan pengunjung membuatnya sulit untuk menemukan kursi kosong untuk ditempati olehnya..

"ahh.. gara - gara bos bocah tu, gue harus turun langsung ke lapangan mencari informasi tentang orang yang namanya Bram.. ternyata sulit juga mencarinya dari luar, terpaksa gue harus terjun langsung ke dalam.." katanya pelan, sangat pelan malahan..

"akhirnya gue harus masuk ke tahap penyamaran kayak gini.. asuu.. dari luar gak dapat informasi, jangan sampai dari dalam pun gak dapat sama sekali.. mau ditaruh dimana nih muka kalau ditanyain ntar sama tuh bocah, kalau gak dapat informasi sama sekali.." katanya lagi pelan..

pandangan Kevin mengarah ke sebuah kursi yang berada disudut kantin dan terlihat belum ada yang menempatinya.. dia pun berjalan menuju kursi itu dengan melewati orang - orang yang sama sekali tak dikenalinya.. ia lalu duduk setelah berada di kursi tadi..

di depan Kevin, seorang pria dan dua orang wanita terlihat sibuk mengerjakan tugas kuliah mereka diatas meja.. awalnya Kevin berencana untuk mencari informasi tentang Bram pada salah seorang dari mereka.. namun, melihat ketiga orang yang berada di depannya itu sedang sibuk dengan tugas mereka, dia menundanya sampai salah seorang dari mereka selesai mengerjakan tugas kuliah mereka..

dia merogoh saku celananya dan mengambil sebatang rokok di dalam sebuah bungkusan lalu membakarnya.. sambil menikmati rokok, Kevin mengamati setiap mahasiswa - mahasiswa yang sedang duduk bercengkerama di kantin tersebut.. "suasana ini mengingatkan gue saat masa kuliah dulu.." kata Kevin dalam hati..

"mahasiswa baru ya, mas..?" tanya pria yang telah menyelesaikan tugas kuliahnya dan dua orang wanita tadi pun telah menyelesaikan tugas mereka juga..

"Ky, kami duluan ya..? ada kuliah ntar jam 10, jadi mau ke kelas dulu nih.." sahut salah seorang dari wanita tadi..

"ok.. hati - hati La.." kata pria itu dan kedua wanita tadi pun meninggalkan kantin untuk masuk ke kelas..

"Hmm.. gue mahasiswa pindahan dari kota B, mas.." jawab Kevin berbohong, setelah menunggu pembicaraan pria dan wanita tadi.. "sial.. gue harus berbohong kalau udah kayak gini situasinya.." batin Kevin..

"oh ya mas, perkenalkan nama gue Zacky.." kata pria di depan Kevin sambil mengulurkan tangannya..

"Kevin.. panggil Kevin aja gak usah pake mas segala, lagian umur kita kayaknya gak beda jauh deh.." kata Kevin meraih tangan Zacky dan menjabat tangannya dengan erat..

"Kevin, loe kuliah jurusan apa..?" tanya Zacky..

"gue jurusan IT, loe sendiri..?" tanya Kevin balik sambil mematikan rokoknya..

"gue jurusan Manajemen Keuangan.." kata Zacky..

"berarti loe tau banyak dong tentang komputer..?" tanya Zacky..

"lumayan.." jawab Kevin singkat..

"kenapa..? ada masalah dengan laptop atau komputer loe..?" tanya Kevin dan dia berharap bisa mendapat informasi yang sedang dia cari dari Zacky..

"iyaa nih, ada masalah dikit dengan laptop gue.." kata Zacky.. Kevin tersenyum menyeringai tanpa diketahui oleh Zacky, berharap bantuan darinya nanti bisa di barter dengan informasi yang ingin didapatkannya..

"loe bawa laptopnya..?" tanya Kevin..

"tinggal di kos - kosan gue.." jawab Zacky..

"terus gimana dong gue cek laptop loe..?"

"Hmm.. loe kasih tau aja solusinya gimana.."

"apa emangnya masalah pada laptop loe, Ky..?"

"laptop gue saat dipakai sering mati mendadak, padahal gue lagi ngerjain tugas kuliah.. karena belum di save, makanya hilang semua deh tugas gue yang sedang diketik .."

"Hmm.. mungkin ada beberapa penyebab laptop loe mati mendadak atau mati sendiri.."

"pertama.. bisa jadi karena virus atau malware yang menyebar di laptop dapat menyebabkan kinerja laptop jadi lambat bahkan bisa jadi laptop mati dengan sendirinya.. solusinya gampang, scan laptop dengan antivirus yang update secara rutin agar tetap terproteksi dengan baik.."

"kedua.. mainboard yang bermasalah dapat dialami karena laptop sudah berumur, atau juga karena aktivitas multitasking yang terlalu menguras kinerja laptop tiap hari.. solusinya nih ya, kamu harus upgrade komponen yang ada dengan perangkat baru sesuai dengan kebutuhan loe..

"ketiga.. ini yang paling sering tidak diketahui oleh penggunanya, karena RAM bermasalah.. meski RAM berada di dalam laptop, tapi tidak menutup kemungkinan debu bisa masuk dan mengotori RAM.. dan itu dapat menghambat kinerja laptop bahkan membuat laptop mati dengan sendirinya.. cara mengatasinya, loe harus rutin membersihkan bagian dalam laptop loe secara berkala.. dan khusus untuk RAM, gunakan tisu kering untuk membersihkan debu dari kuningan pada bagian atas.."
kata Kevin menjelaskan panjang lebar dan Zacky hanya mendengarkannya dengan serius..

"mungkin kalau gue liat laptop loe, bisa gue jelasin lagi penyebab lainnya.." kata Kevin..

"hehe.. ternyata gak salah gue ketemu loe disini, Vin.. besok deh gue bawa laptop gue, biar loe liat kondisi barangnya gimana.. nih catet no loe di hp gue.." kata Zacky meminta nomor hp Kevin sambil memberikan hpnya pada Kevin..

"gue cuma sedikit berbagi apa yang gue tau aja, Ky.." kata Kevin yang mulai merasa semakin akrab dengan Zacky, padahal baru kenal 15 menit yang lalu.. Kevin pun memasukkan nomornya di dalam hp Zacky lalu mengembalikannya lagi pada Zacky..

"Hmm.. by the way, loe mau minum apa..? biar gue pesenin.." tawar Zacky..

"gak usah Ky, gue lagi gak pengen.." jawab Kevin..

"Ky, gue denger banyak orang - orang disini ngomongin tentang Bram.. siapa sebenarnya dia..?" tanya Kevin mulai mengorek informasi tentang Bram..

"gue tau Bram itu pasti sangat berbahaya.. kalau pun itu benar, gak mungkin juga orang - orang berani membicarakan tentang dia sembarangan.. gue sengaja mengeluarkan statement yang berlawanan dari semua kemungkinan di dalam analisa gue, itu semua hanya untuk menjebaknya agar mau memberi tahu gue tentang Bram.." kata Kevin dalam hati..

"DIAM.." kata Zacky pelan dengan penuh penekanan dan menatap tajam ke arah Kevin, tapi Kevin hanya santai melihat ekspresi Zacky yang seolah tak ingin membicarakan tentang Bram..

"kenapa..? apakah dilarang membicarakan tentang dia di kampus ini..?" tanya Kevin santai..

"loe pasti bohong.. gak ada mahasiswa kampus ini yang berani ngomongin tentang dia.." kata Zacky sedikit berbisik sambil mencondongkan badannya ke arah Kevin ketika berbicara.. "Hehe.. sukses, dia mulai masuk dalam perangkap gue.." batin Kevin senang..

"buat apa gue bohong, tadi di parkiran gue denger ada beberapa orang yang ngomongin tentang Bram.."

"pelankan sedikit suara loe Vin kalau ngomong tentang dia, gue gak mau kena masalah karena ngomongin tentang dia.."
kata Zacky sedikit ketakutan..

"kenapa emangnya Ky..?" tanya Kevin memelankan suaranya..

"di kampus ini gak ada yang berani membicarakan tentang Bram sedikit pun.. kalau pun ada kayak kita gini, ngomongnya harus hati - hati dan pelan.."

"Hmm.. sepertinya dia orang yang paling ditakuti ya di kampus ini..?"
tanya Kevin dengan wajah penasarannya..

"sejauh yang gue tau sih iyaa, Vin.. dan gue harap loe gak usah berurusan dengan Bram dan anak buahnya.." kata Zacky mengingatkan..

"Hahaha.. nih orang ternyata udah terlalu jauh masuk ke dalam jebakan gue.. kalau gini sih, gampang banget gue dapat informasi tentang Bram itu.." kata Kevin kegirangan dalam hati..

"apa yang dilakukannya jika ada orang yang berani ngomongin tentang dia atau yang berani cari masalah dengan dia..?"

"orang itu dibuat sampai masuk rumah sakit dengan kondisi yang mengenaskan.. wajah babak belur, kakinya patah atau tangannya.."

"masa sih cuma gara - gara ngomongin tentang dia, sampai kaki atau tangan patah serta dibikin jadi babak belur..?"

"iya Vin.. karena yang diomongin tentang dia tuh semua tentang kejelekan dianya, dan Bram gak senang dengan itu semua.."

"maksud loe kejelekan dia..?"

"dari yang gue denger selama ini sih, Bram itu terkenal akan kejahatannya dimana - mana.. dimulai dari kasus penganiayaan, perampokan dan banyak kejahatan lainnya.. dan kami yang membencinya memberi dia julukan 'Penjahat Kelamin', karena hobinya meniduri banyak wanita dengan cara pemaksaan.."

"Penjahat Kelamin..?"

"yaa.. julukan itu diberikan oleh geng-nya Risya.."

"RISYA.."
kata Kevin terkejut sambil membelalakkan matanya..

"loe kenal dengan Risya..?" tanya Zacky..

"gak, gue cuma pernah denger namanya aja.." kata Kevin berbohong..

"gue kasihan sama Risya.. sepertinya dia akan jadi korban wanita selanjutnya buat ditidurin sama Bram, karena anak buahnya akhir - akhir ini terus mencarinya.." kata Zacky..

"KURANG AJAR..!! kalau sampai dia berani melakukan itu pada Risya, ku bunuh manusia biadab satu itu.." umpat Kevin dalam hati dengan tubuhnya yang bergetar karena menahan emosi..

"kenapa loe gemetaran gitu, Vin..?"

"gak, gue cuma emosi aja mendengar kelakuan Penjahat Kelamin itu.."

"gue ingatin sama loe Vin, jangan sampai loe berurusan sama Bram.. ok..?"
kata Zacky, dan Kevin hanya menganggukan kepalanya..

"Bajingan.. kalau sampai manusia biadab itu berani mengganggu keluarga Ararya, gue akan kejar tuh orang sampai ke lubang semut sekali pun.." kata Kevin kesal dalam hati..

"eh tunggu.. ngomongin tentang Risya, satu jam yang lalu ada seorang lelaki yang nolongin dia dari kejaran anak buahnya Bram.." kata Zacky..

"siapa lelaki itu..?" tanya Kevin yang penasaran.. "apa mungkin itu Ivan..? pasti ini ada hubungannya dengan permintaan Ivan yang meminta gue buat menyelidiki tentang Bram.." kata Kevin dalam hati..

"gue gak kenal, Vin.. tapi sepertinya adek si Risya deh.. karena dia sempat teriak - teriak sambil berlari mengejar Risya, 'kenapa gak ada yang nolongin kakaknya'.." kata Zacky mengingat kejadian sejam yang lalu..

"terus apa yang dilakukan lelaki itu dengan anak buahnya Bram..?"

"lelaki itu berhasil menghajar dua dari tiga anak buah Bram sampai tak sadarkan diri.."

"satu orang anak buah Bram lainnya, gimana..?"

"Hehe.. satu orang itu malah tumbang kena tendangan temannya sendiri.. ngomong - ngomong gue salut dengan keberanian lelaki itu melawan tiga orang anak buah Bram, tapi sepertinya lelaki itu akan jadi target anak buahnya Bram juga.."


"Hehe.. kalau seperti ini situasinya, akan terjadi baku hantam nih kayaknya.. gak sabar gue jadinya menunggu pertarungan itu terjadi, dan gue gak sabar juga duet dengan itu bocah melawan kelompok Bram.." batin Kevin..

disaat Kevin sibuk dengan pemikirannya sendiri, Zacky melihat jam yang berada di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 5 sore..

"ok deh Vin, gue cabut dulu ya..? udah sore nih.." kata Zacky pamit..

"ok Ky, hati - hati loe.." kata Kevin dan Zacky mengacungkan jempolnya ke arah Kevin..

selepas kepergian Zacky tadi, Kevin pun beranjak dari tempat yang diduduki dan keluar meninggalkan kantin, berjalan menuju motor sportnya untuk pulang mengingat hari yang sudah mulai gelap..

dengan hanya sedikit informasi yang didapatkannya tentang Bram, Kevin belum mau memberikan informasi itu pada Ivan, karena menurutnya informasi itu masih kurang.. dia masih harus menyelidiki jaringan kelompoknya Bram..



*~*~*~*



selepas kepergian Ivan yang mengantar kekasihnya ke rumah Fatya.. tanpa di sadari oleh Ivan, sebuah mobil Jeep berwarna putih terus mengikutinya dengan jarak yang agak jauh, mobil Jeep itu terus mengikuti Ivan dari rumahnya hingga ke tempat Fatya..

Joe, yang berada dibalik kemudi mobil Jeep itu terus memantau sejak tadi semua gerak - gerik Ivan..

"sial, gue dikasih informasi palsu sama si Aditya.. tadi katanya bocah tu adeknya Risya, tapi ternyata tu bocah malah pacarnya Risya.." gumam Joe yang tadi melihat adegan ciuman Ivan dan Risya..

"hehe.. cari gara - gara tuh bocah menjadikan Risya pacarnya.." kata Joe menyeringai..

Joe yang melihat mobil Ivan bergerak hendak berbelok ke kiri di persimpangan jalan, dia langsung mengambil hp nya untuk menghubungi seseorang..

"Halo Bastian.."

"iyaa Joe.."

"ikuti terus mobilnya, dan kasih tau gue kalau dia kembali lagi ke arah rumah Fatya.. ok..?"

"beres joe.."

"ingat, jangan sampai dia hilang dari pantauanmu, Bas.."

"biarkan aja bocah itu menjadi urusan gue, Joe.."

"gue gak nyuruh loe buat habisin tu bocah, loe itu bukan tandingannya, NGERTI KAMU BAS..!!!"

"Aditya dan 2 temannya aja bisa tumbang dengan mudah dibuatnya, loe juga bisa tumbang jika melawannya.."

"ii.. iiya.. joe.."

"jangan kehilangan jejaknya, pantau terus mobil berplat X 18 ACC yang digunakannya.."

"siap.."


Joe pun memutuskan sambungan teleponnya dengan Bastian.. dia kini sedang menunggu Risya keluar dari rumah Fatya, untuk dibawanya secara paksa ke markas mereka..





Risya Zhahira Ararya
427203e4-5cf7-4d43-ba71-0f8c75357ce2

dua jam lebih lamanya, Joe masih tetap menunggu Risya keluar dari rumah Fatya.. kali ini dia tidak mau gagal mendapatkan Risya seperti Aditya dan dua temannya..


dan tak lama kemudian, Risya keluar dari rumah diikuti Fatya.. berjalan hingga sampai di depan gerbang rumah, Risya sejenak berbicara dengan Fatya untuk pamit..

"aku balik dulu Ya.." Risya pamit..

"kamu gak tunggu Ivan dulu Sya..?" tanya Fatya sambil memegang tangan Risya..

"udah satu jam dia belum dateng, mungkin dia lagi nongkrong sama temennya.." kata Risya..

"coba kamu telpon Ivan dulu, Sya.. aku gak mau kalau kamu tu pulang sendirian, takut kejadian kayak kemarin terulang lagi.." kata Fatya sedikit ketakutan..

"aku gak mau ganggu waktunya Ivan, mungkin dia lagi sibuk, Ya.." kata Risya tersenyum menenangkan sahabatnya..

"tapi Sya.."

"udah.. aku gak apa - apa kok pulang sendirian.. Fatya, aku pulang dulu ya.."
kata Risya cipika - cipiki dengan sahabatnya..

"hati - hati Sya.." kata Fatya berusaha menghilang rasa kekhawatirannya..

"iyaa.."

Risya pun pergi meninggalkan rumah Fatya untuk mencari taksi di perempatan jalan.. jalan di depan rumah Fatya memang tidak ada taksi yang masuk, karena jalan itu adalah jalan buntu dan daerah itu pun hanya terdapat beberapa rumah kos - kosan.. memang beberapa rumah di tempat itu masih dalam proses pembangunan untuk di jadikan kos - kosan..

Risya yang terus berjalan menuju perempatan jalan dan tanpa diketahui olehnya, Joe terus menjalankan mobilnya secara perlahan untuk mendekati Risya.. hingga mobil Joe pun berhenti di depan Risya secara tiba - tiba.. Risya yang terkejut akan mobil yang menghalangi jalannya juga ikut berhenti melangkahkan kakinya dan menatap mobil yang sama sekali tak dikenalinya..

ketika Risya melihat Joe keluar dari mobilnya, ia pun berbalik arah berlari kembali ke rumah Fatya.. namun sayang, kecepatan lari Risya yang hanya seorang wanita, dapat dengan mudah dikejar oleh Joe.. tangan Joe menarik lengan Risya dan itu sukses menghentikan larinya Risya.. Fatya yang masih berada di depan gerbang rumahnya, melihat Risya yang telah di pegang anak buah Bram menjadi lebih khawatir..

"RISYAAA.." teriak Fatya dan berlari untuk menolong Risya..

Fatya yang terus berlari hanya bisa melihat sahabatnya ketika Joe mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya yang telah dibubuhi dengan obat bius chloroform, sapu tangan itu pun langsung di arahkan ke hidung Risya hingga tubuh Risya jatuh dalam pelukan Joe.. karena telah kehilangan kesadarannya, handphone yang dipegang Risya pun terjatuh ke aspal..

dengan cepat Joe mengangkat tubuh Risya untuk dimasukkan ke dalam mobilnya dan langsung menjalankan mobilnya dengan cepat.. Fatya yang terlambat menolong Risya hanya bisa melihat mobil anak buah Bram itu pergi dari jalan rumahnya..

Fatya kemudian mengambil hp Risya, mencari kontak Ivan dan menghubungi Ivan untuk memberitahukan Risya yang telah diculik oleh anak buahnya Bram.. Fatya terus menghubungi Ivan hingga panggilan ketiga baru diangkat oleh Ivan..



"Ha.. ha.. halo sa.. sayang.." kata Ivan dengan terbata - bata..

"Hash.. Hash.. akhirnya kamu angkat juga, Van.." kata Fatya dengan nafas memburu setelah berlari mengejar Risya..

"SI.. SIAPA INI..?" tanya Ivan yang tak mengenali suara orang yang menghubunginya..

"Hash.. Hash.. aku Fatya, Van.." jawab Fatya yang mulai kelelahan..

"tolongin Risya, dia diculik sama anak buah Bram.."
kata Fatya cemas..

"APA..??? kemana mereka membawanya kak..?" tanya Ivan yang kini air matanya keluar..

"mungkin mereka membawa Risya ke pabrik mebel milik Bram di dekat taman kota.." kata Fatya..

"Ok.. Ivan tau tempatnya, Ivan segera meluncur ke sana kak.." kata Ivan..

"Hati - hati Van, markas utama mereka disana.." kata Fatya mengingatkan bahaya yang akan dihadapi Ivan nantinya..

"iyaa kak.."


ditempat lain, Ivan yang baru mendapat kabar dari Fatya tentang kekasihnya yang diculik oleh anak buah Bram dengan cepat bergegas mengenakan pakaiannya..

"kenapa dengan Risya, Rey..?" tanya Alya yang sejak tadi terus memperhatikan Ivan ketika menelpon Fatya..

"kak Risya diculik, kak.." kata Ivan yang sedang memakai celananya..

"APA..? DICULIK..? kita harus cepat lapor ke polisi, Rey.." kata Alya..

"gak kak.. jika kita lapor polisi, apa yang akan mereka lakukan pada kak Risya selanjutnya..? Ivan takut kak.." kata Ivan yang telah siap berpakaian..

"maafin kakak Rey, ini semua salah kakak.. kalau saja kita tidak melakukannya, ini semua...."

"sudahlah kak, gak usah dibahas lagi.."

"BRAAAKKK.."


Ivan menutup pintu kamar Alya dengan kuat hingga membuat Alya terkejut..

"maafin kakak, Rey.. Hiks... Hiks..." kata Alya sambil menangis..




"Ha.. halo mas Kevin.." kata Ivan dengan bibir bergetar saat menghubungi Kevin..

"kenapa Van..? kenapa loe seperti sulit bicara gitu..?" kata Kevin yang merasa aneh dengan suara Ivan..

"kak Risya.... di.. diculik, mas.." kata Ivan yang sulit mengeluarkan suaranya..

"APA....??? LOE JANGAN BERCANDA, VAN.." kata Kevin yang seakan tak percaya.. dan kini Kevin pun mulai khawatir akan keadaan Risya..

"I.. Ivan sedang menuju ke markas mereka, mas.. di pabrik mebel di dekat taman kota.." kata Ivan yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata - rata, seluruh tubuhnya bergetar dengan sangat hebat..

"loe yang tenang Van, jangan bertindak gegabah sendirian.. tungguin gue dulu, gue secepatnya meluncur ke sana.. tenangin dulu emosimu, Van.." kata Kevin berusaha menenangkan emosi Ivan..

"Tuut... Tuut... Tuut..."

"halo, Ivan... IVAN..."


Ivan kini menngendarai mobilnya dengan cepat menuju lokasi yang telah dikatakan Fatya tadi padanya.. lokasi yang ditujunya pun lumayan jauh dari rumah Alya.. keringatnya pun terus keluar dari pori - pori tubuhnya, bercucuran hingga seakan membasahi seluruh pakaiannya..

Ivan yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan 120 km/jam dan seluruh tubuhnya bergetar serta emosi yang telah memenuhi kepalanya, kemudian memukul setir mobilnya dengan kuat..

"BUUKKK... BUUKKK... BUUKKK..."

"maafin Ivan, sayang.."
kata Ivan yang kini air matanya mulai keluar lagi..

"disaat sayang sedang menunggu Ivan untuk dijemput, Ivan malah enak - enakan dengan wanita lain.."

"BANGSAT... KURANG AJAR..."

"maaf sayang.."
kata Ivan..

"Tolong kak Risya , Ya Allah.." mohon Ivan..

"lelaki macam apa aku ini, yang telah mengkhianati cintanya yang tulus untukku.."

"Bajingan.. Kurang Ajar.. Pukimak.. Biadab.. semua kata - kata makian patut dialamatkan untukku.."

"kalau terjadi apa - apa dengan kak Risya, akulah orang yang paling patut untuk disalahkan.."

"Aaaaaarrrgghhhh.."




*~*~*~*



kini mobil yang dikendarai oleh Ivan berhenti tepat di depan sebuah pabrik mebel.. dengan tubuh yang masih bergetar, Ivan dengan cepat turun dari mobilnya berjalan untuk masuk ke dalam pabrik.. namun tiba - tiba langkahnya terhenti, karena instingnya mengatakan bahwa ada seseorang yang memperhatikannya di sekitar wilayah itu.. Ivan kemudian menoleh ke belakang, tapi dia tak menemukan seorang pun disana..

Ivan kembali berjalan dan menendang kuat dua lembar pintu yang menyatu dan terbuat dari kayu dengan tinggi 2.5 meter, hingga pintu itu pun terbuka.. ruangan yang begitu luas di depan Ivan dengan banyaknya kayu - kayu yang tersusun rapi di dinding sebelah kanan, dan empat orang yang berada di dalam ruangan itu menatap tajam ke arahnya.. Ivan terus memperhatikan kondisi di dalam pabrik itu dan di bagian belakang terdapat tangga untuk naik ke lantai dua..

"Asuu.. jagoan si pelacur itu udah datang rupanya.." kata salah seorang anak buah Bram yang bernama Dodi, kaget setelah pintu pabrik ditendang dengan kuat hingga terbuka..

"aku harus menahan emosiku karena aku gak mau cepat kelelahan disaat aku menghajar para cecunguk ini.." kata Ivan dalam hati..

"Hehe.. kenapa aku gak dikabari kalau ada pesta disini..?" tanya Ivan santai pada orang yang bicara dengannya tadi..

"gak ada yang ngundang bocah sepertimu untuk ikut di pesta kami disini.." sahut anak buah Bram yang lain bernama Aditya dan Ivan menoleh ke arahnya saat dia berbicara..

"Hehe.. kamu lagi rupanya.. ternyata lututku terlalu kuat untuk gigimu ya, hingga sampai patah tiga gigi depanmu.." kata Ivan malah memancing emosi lawannya..

"apa perlu aku buat patah semua gigimu itu..?" tanya Ivan santai dan cuek..

"BAJINGAN.." kata Aditya..

namun bukan Aditya yang menyerang Ivan terlebih dahulu, melainkan dua orang anak buah Bram lainnya bernama Asep dan Tarjo.. posisi mereka sedikit jauh dengan Ivan, hingga mereka berdua pun berlari menyerang Ivan..

senyum seringaian terpancar di sudut bibir Ivan.. ia sejenak memasang kuda - kuda, kemudian berlari ke arah dua orang yang akan menyerangnya..

"Hiaaatt..."

"Buuuukkkkk..."

"Aaaarrgghhh.."

"Buuuuumm..."


Asep langsung tumbang bersimbah darah, setelah Ivan berlari kemudian melompat tinggi serta mendaratkan kedua lututnya yang dirapatkan ke arah wajah Asep.. tubuhnya kejang - kejang dan banyak darah keluar dari hidung dan mulutnya..

"Paaakkkkk.."

"Aaaargh.."


ketika mendarat di lantai setelah terjangan lututnya tadi merobohkan satu orang, Ivan sedikit terlambat untuk mengelak dari sepakan keras Tarjo yang mengenai pipi kanannya.. tubuh Ivan pun sampai termundur beberapa langkah ke belakang..

Tarjo kembali maju menyerang Ivan dengan tendangan berputarnya ke wajah Ivan, tapi Ivan sedikit memundurkan wajahnya menghindari tendangan Tarjo yang hanya lewat di depan wajah Ivan..

"Wuuuusshhh..."

Tarjo kembali melakukan tendangan ke arah Ivan dengan cepat, secara reflek Ivan membungkukkan tubuhnya mengelak dari tendangan yang dilakukan Tarjo..

"Wushhh..."

"Hiaaaattttt..."


kali ini Aditya ikut membantu Tarjo melawan Ivan.. Aditya menyerang dengan melompat dan menberikan tendangan ke arah Ivan.. dengan gerakan refleknya, Ivan mengelak memiringkan tubuhnya.. kemudian Ivan berdiri tegak, dan saat kaki kanan Tarjo menendang ke atas tepat di wajah Ivan,

"Buughh..."

Ivan lalu menggerakkan tangan kanannya dengan kuat menghantam di rahang Tarjo, hingga tubuh Tarjo jatuh terlentang ke belakang.. bersamaan itu juga, Ivan sedikit memutar badannya menghindari tendangan dari Aditya..

"Hehe.. aku sudah melawanmu sebelumnya, jadi gaya bertarungmu sudah dapat ku pahami.." kata Ivan disela pertarungannya dengan Aditya..

Aditya yang sudah emosi dari awal dengan Ivan, kembali memberikan tendangan cepat ke perut Ivan..

"Buuugghhhh..."

sebelum tendangan Aditya mendarat di perut Ivan, lutut kanan Ivan lebih dahulu mengenai betis kaki Aditya sampai membuat tubuh Aditya kehilangan keseimbangan dan membuatnya akan jatuh ke lantai.. tapi, Ivan tak menyia - nyiakan kesempatan yang ada.. dia menggerakkan kaki kanannya sedikit ke belakang menyentuh lantai, kemudian berlari menyerang Aditya dengan cepat..

setelah berada dihadapan Aditya, Ivan sedikit melompat dan meletakkan kaki kirinya di lutut kanan Aditya yang sedikit ditekuk sebagai pijakan untuk melakukan lompatan lebih tinggi.. Aditya yang terkejut dengan gerakan cepat dari Ivan, tak bisa menghindari serangan selanjutnya dari Ivan.. Ivan kemudian melakukan hantaman keras dengan kedua siku tangannya ke atas kepala Aditya..

"Beuuughhh.."

"Aaaaaaarrrggghhhhh.."


Aditya mengerang kesakitan setelah hantaman keras dari Ivan mengenai kepala atasnya, tubuh Aditya pun jatuh ke lantai..

Dodi yang dari tadi hanya memperhatikan pertarungan temannya dengan Ivan, kemudian berlari menyerang Ivan dengan tangan yang terkepal di depan.. Ivan sedikit menggerakkan tubuhnya menghadap Dodi, tapi Ivan merasakan seseorang dari arah kirinya juga berlari ke arahnya.. ia lalu menggerakkan bola matanya untuk melihat orang yang berlari dari arah kiri tadi, tapi tetap dengan tidak melepaskan fokus pada Dodi yang juga akan menyerangnya..

"Paaaakkkkk..."

ketika Dodi yang sudah di hadapan Ivan dan ingin melakukan pukulan ke wajah Ivan, sebuah tendangan keras kaki kanan mendarat di wajah sebelah kanan Dodi hingga membuatnya terpental ke belakang..

"jangan ganggu dulu pertarunganku, mas.." kata Ivan menoleh ke arah Kevin sebentar lalu kembali menatap Dodi lagi.. Kevin yang datang terlambat merasa kesal karena pertarungan telah dimulai tanpa kehadirannya..

"udah dibilang tadi untuk tungguin gue dulu.." kata Kevin kesal..

"Ivan gak ada waktu untuk menunggumu terlalu lama, mas.." kata Ivan..

"ok gak masalah, tapi biarkan gue selesaikan dulu empat orang bocah ini.." kata Kevin sambil melihat ke arah empat orang yang sudah tergeletak di lantai, ia terkejut melihat empat orang itu ternyata sudah tumbang.. Ivan hanya berjalan dengan cepat melewati ke empat orang itu menuju belakang pabrik..

"Bangsat...!!! gak ada yang loe sisain buat gue, Van.." maki Kevin lalu berlari ke arah Tarjo yang berusaha bangun dengan tangannya yang terkepal di lantai sebagai tumpuan untuk berdiri..

"Loe tetap tidur aja, Anjeeeng...!!!"

"Paakkkk..."


sebelum Tarjo bangun, tendangan kaki kanan Kevin yang kuat dengan telak mengenai wajah Tarjo hingga tubuhnya terguling - guling jauh dan berhenti dengan wajahnya mengenai dinding.. Ivan hanya menggelengkan kepalanya melihat apa yang dilakukan Kevin pada Tarjo sambil terus berjalan..

"itu terlalu sadis, mas.." kata Ivan..

"hehh.. masih untung dia itu gak gue bunuh.." kata Kevin lalu berjalan di belakang Ivan..

"jangan sampai ada korban jiwa mas.. nanti malah makin panjang urusannya.. dan ingat, tetaplah hati - hati.."

"iyaa iyaa, bawel..!!"
jawab Kevin sedikit berjalan cepat hingga berada di sebelah Ivan..

"simpan dulu tenaga mas Kevin, Ivan merasa kita akan menghadapi lawan yang berat nanti di atas.." kata Ivan sambil menaiki anak tangga menuju lantai dua..

"eleeh.. tenaga loe yang cepat terkuras, kenapa gue pula yang harus simpan tenaga.. Bajingan...!!!" kata Kevin mengejek Ivan yang diakhiri dengan makian, Ivan menatap tajam ke arah Kevin karena makian dari Kevin..

"Hehe.. maaf Van.. jangan gitu dong loe liatin gue, keceplosan gue tadi.." kata Kevin tertawa cengengesan..

setelah tiba di lantai dua, mereka berdua melihat sebuah pintu yang tertutup rapat, mereka lalu berjalan ke arah pintu itu dan Ivan memegang gagang pintu tersebut..

"siap mas..?" tanya Ivan sambil membuka pintu itu..

"dari tadi gue udah siap.." jawab Kevin bersemangat..


"Proookk... Proookk... Proookk..."

"akhirnya tim penyelamat datang juga.."
kata Joe sambil bertepuk tangan, dia berada di dalam ruangan yang dimasuki oleh Ivan dan Kevin, Joe sedang duduk di sebuah kursi..

"DIMANA RISYA...???" tanya Ivan menatap tajam ke arah Joe yang langsung berdiri..

"sabar dulu, kenapa mesti buru - buru sih.. dia sedang senang - senang dengan bos gue di dalam.." jawab Joe melempar selembar kain ke arah Ivan lalu menunjuk sebuah ruangan di belakangnya.. Ivan lalu menangkap kain yang dilempar Joe dan menatap kain itu dengan terkejut.. kain itu adalah kemeja yang dikenakan Risya saat pergi ke rumah Fatya..

DEGH...!!!

"APA...!!! jadi aku terlambat menyelamatkan kak Risya..? Aaarrghh.. ini semua salahku.." kata Ivan dalam hati dengan tubuhnya kembali bergetar..

"sabar Van.." kata Kevin hendak menyentuh pundak Ivan.. namun, sebelum tangan Kevin menyentuhnya, Ivan berlari maju menyerang Joe dengan emosi..

"IVANNN..." teriak Kevin melihat Ivan sudah berlari menyerang Joe..

dengan cepat Joe sedikit memutar tubuhnya melakukan tendangan berputar menuju dada Ivan..

"Buggghhh…"

"Huuppp.."


tubuh Ivan langsung terlempar ke belakang mengenai tubuh Kevin yang sebelumnya telah bersiap untuk menahan badan Ivan..

"sabar Van.. loe yang ngingatin gue untuk tetap hati - hati, tapi kenapa malah loe yang ceroboh kayak gini.." kata Kevin menahan badan Ivan..

"tapi mas.. gimana dengan kak Risya..?" kata Ivan pelan kemudian setetes air keluar dari sudut matanya..

"gue paham Van dan gue sebenarnya juga emosi.. tapi, kita harus tetap tenang, Van.." kata Kevin berusaha meredakan emosi Ivan..

"loe harus ingat yang dikatakan kakek loe dulu.. 'dalam situasi sesulit apapun, kamu harus tetap tenang dan sabar dalam menghadapi segala masalah yang kamu hadapi'..." kata Kevin menirukan kata - kata kakek Ivan..

"i.. iiyaa mas.. maafin Ivan mas.." kata Ivan kembali mengeluarkan air mata, mengingat nasib kekasihnya di dalam ruangan itu..

"Ayoo.. kita serang dia bareng.." ajak Kevin dan Ivan langsung mengangguk pelan..

"Hiaaaattttt..."

"Hiaaaattttt..."


Ivan dan Kevin berlari menyerang Joe.. dengan sigap, Joe melakukan tendangan cepat dan keras ke arah leher Kevin hingga membuat tubuh Kevin jatuh terpental jauh.. Ivan yang melompat tinggi dan mengarahkan kedua lutut yang dirapatkan ke wajah Joe, sangat mudah dapat dihindari oleh Joe dengan menggerakkan badannya ke belakang seperti sikap kayang..

"Wuuuusshhh..."

Ivan kemudian berbalik, kembali menyerang Joe dengan hook kanan.. tapi Joe mengelak dengan menggerakkan kepalanya ke samping lalu memegang kuat lengan kanan Ivan, kemudian melempar tubuh Ivan ke arah Kevin lagi.. Kevin yang baru bangun kembali jatuh, karena badan Ivan kembali menghantam tubuhnya..

"Hash... Hash... Hash..."

deru nafas Ivan mulai terdengar, karena emosinya kadang sulit untuk dikendalikannya.. Ivan dan Kevin pun berdiri kembali menatap Joe..

"cuma segitu aja kemampuan kalian..?" kata Joe..

"Bangsat..!! dia meremehkan kita, Van.." kata kevin pelan..

"dimana titik itu, Van..?" tanya Kevin..

"Ivan belum mendapatkannya mas.." jawab Ivan..

"tapi, sementara hindari dulu serangan dari kakinya yang kuat itu mas.." kata Ivan setelah menganalisa kekuatan Joe..

Ivan kemudian maju, Joe kembali melepaskan tendangannya.. namun Ivan dengan sigap menahan tendangan Joe dengan tangan kirinya, Ivan lalu memberikan pukulan dengan siku tangan kanannya ke kaki Joe.. dengan menggerakkan sedikit kakinya yang ditahan Ivan, sikutan yang diberikan oleh Ivan hanya mengenai lutut Joe..

Ivan memutar tubuhnya sedikit, kembali mencoba untuk menyikut ke wajah Joe.. tapi Joe masih mampu menahannya dengan tangan kiri.. Ivan terus menyerang Joe dengan sikutannya yang kini diarahkan ke atas kepala Joe, namun lagi - lagi Joe kembali mampu mengelak dengan menggerakkan kepalanya ke samping dan memberikan uppercut ke rahang Ivan..

"Beuuughhh.."

"Aaarrghh.."


Ivan termundur ke belakang beberapa langkah, Joe maju dan sedikit menjatuhkan tubuhnya yang bertumpu pada tangan kiri dan menendang kaki Ivan, hingga Ivan jatuh dengan posisi menyamping.. sebelum kepala Ivan menyentuh lantai, Joe menghantam wajah Ivan menggunakan tangan kanan dengan kuat..

"Buuuhhgggg..."

"Aaaahhh.."

tubuh Ivan sampai terguling ke belakang setelah pukulan Joe ke wajahnya.. wajah Ivan kini dipenuhi dengan darah..

tendangan dari arah belakang Joe juga dapat ditahannya, Kevin kembali melakukan jab kanan, Joe dengan mudah dapat menghindarinya.. Kevin memberikan pukulan kuat dengan tangan kirinya dan kembali lagi - lagi Joe dapat menahan serangan itu dengan tangan kanannya..

Joe menyerang, memukul dada Kevin dan melakukan tendangan berputar ke arah dada Kevin lagi..

"Buuhhgggg..."

"Huuuppp..."

tubuh Kevin oleng ke belakang, tapi dia tidak terjatuh.. Joe maju mendekati Kevin dan menendangnya dengan kaki kanan.. Kevin menjatuhkan tubuhnya menghindari tendangan Joe, lalu memegang kuat kaki kiri Joe dan menjatuhkan tubuh Joe.. Kevin berdiri, kemudian sedikit mengangkat kaki kiri Joe dan memutar - mutarkan tubuh Joe 360 derajat lalu melepar tubuhnya ke arah kursi yang di duduki Joe tadi hingga kursi itu patah..

"Braaakkkk..."

"Aaaarrrgghhh..."

"Hehe.. bagus, itu yang gue tunggu dari tadi.. serangan balasan dari kalian.."
kata Joe seperti meremehkan Kevin..

Kevin lalu berjalan mendekati Ivan yang duduk di lantai dan mengulurkan tangannya di depan Ivan.. kemudian Ivan langsung meraihnya, Kevin pun menarik tangan Ivan hingga posisi Ivan berdiri.. Kevin menatap wajah Ivan, yang sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri kini telah dipenuhi dengan darah.. Kevin menganggukan kepalanya, Ivan paham apa yang akan direncanakan oleh Kevin.. SERANGAN KOMBINASI...!!!


Kevin dan Ivan pun berlari menyerang Joe.. secara bersamaan mereka berdua menyerang, Kevin sedikit berjongkok dan bermaksud menendang kaki Joe.. sedangkan Ivan melakukan tendangan berputar mengarah ke dada Joe.. namun, joe mengangkat satu kakinya menghindari serangan dari Kevin.. tetapi Joe tidak bisa fokus, sehingga tendangan dari Ivan dengan telak mengenai dadanya..

"Buuugghhh.."

"Huuuupppp..."


tubuh Joe termundur ke belakang, kembali Kevin dan Ivan maju.. Kevin menendang dada Joe dan Ivan memberikan sikutan tangan kanannya ke atas kepala Joe..

"Paaakkkkk..."

"Beuuugghhh..."


dua serangan dari Kevin dan Ivan sama sekali tak bisa dihindari oleh Joe.. dia tak bisa fokus harus menghindar dari serangan yang datang ke arahnya.. dari sela - sela rambut Joe mengalir darah akibat sikutan Ivan yang kuat tadi..

merasa sudah di atas angin, tapi Kevin dan Ivan sama sekali tak mengendurkan serangannya.. Kevin dan Ivan memberikan tendangan ke arah Joe, namun Joe masih bisa menghindar dari tendangan mereka.. mereka berdua kembali menyerang Joe

"Paaakkkkk..."

"Buuuummmm..."


sepakan keras Kevin dengan telak mendarat di wajah Joe, hingga tubuhnya pun terjatuh di lantai.. Ivan juga menberikan tendangan ke arah perut Joe, namun Joe berhasil memblocknya dengan lututnya yang sedikit ditekuk.. Joe yang dalam posisi hendak bangun, melayangkan tendangan ke wajah sebelah kiri Ivan.. tapi Ivan dengan gerakan cepat memblocknya dengan lengan kirinya..

setelah berdiri, Joe bergerak mundur untuk menjauh dari serangan, dia sedikit mengusap darah yang mengalir dari kepalanya.. tapi Kevin dan Ivan tak sedikit pun memberi kesempatan untuk Joe, mereka berdua berlari mendekati Joe.. dengan kombinasi serangan, Kevin melayangkan tendangan ke wajah Joe.. tapi Joe memblocknya dengan kedua tangan yang di posisikan secara vertikal di depan wajahnya.. tapi dia tak bisa menahan tendangan dari Ivan yang mengarah ke perutnya..

"Beeuuuugghhh..."

darah Joe keluar dari mulut dan tersembur ke udara..

"Paaakkkkk..."

Kevin kembali melayangkan tendangan kaki kanannya ke wajah sebelah kiri Joe dan tubuh Joe sedikit membungkuk, dan Ivan berlari lalu melompat dengan mengarahkan lutut kanannya ke wajah Joe..

"Buughh..."

"Kraaakkk..."

"Aaaaaaarrrrggghhhh..."


kepala Joe sampai terdongak ke atas, kembali darah keluar dari hidung Joe yang patah akibat serangan dari lulut Ivan.. Kevin kemudian melompat melakukan tendangan dua kaki ke arah dada Joe dengan kuat, tubuh Joe sampai melayang dan terbentur dinding di belakangnya..

"Hash... Hash... Hash... Hash..."

suara nafas Ivan mulai memburu, dia kelihatan sangat kelelahan akibat pertarungan yang banyak menguras tenaganya..

"masuklah Van, selamatkan Risya.. gue udah bisa mengatasinya sendiri sekarang.."
kata Kevin..

"baiklah mas..." kata Ivan singkat..

"tidak semudah itu kalian bisa melewatiku.." sahut Joe sambil berjalan ke pintu depan ruangan kak Risya yang berada di dalam..

"Hiaaaattttt..."

"Paaakkk..."


Ivan maju dan melayangkan tendangan ke wajah Joe dan wajah Joe hanya tertoleh ke samping..

"Beuugghhh..."

Joe membalasnya dengan jab kanan dan mengenai rahang Ivan, hingga tubuh Ivan termundur ke belakang..

"Buugghhh..."

tendangan lurus dari Kevin mengenai dada Joe, Kevin kembali menyerang Joe dengan uppercutnya..

"Buughh.."

kepala Joe terdongak ke atas, tapi Joe membalasnya dengan jab kanan.. kemudian menendang dada Kevin hingga tubuhnya terjatuh..

Ivan kemudian maju lagi.. kaki kiri Ivan naik ke lutut kanan Joe sedangkan kaki kanan Ivan mendarat di bahu kiri Joe, Ivan kemudian melakukan salah satu serangan andalanya dengan sikutan tangan kanan yang sangat kuat..

"Buuuuuggghhhhhh..."

Joe terjatuh berlutut dengan kedua lutut yang terbuka.. kepalanya kembali mengeluarkan darah yang banyak dan mengalir di wajahnya.. Ivan kemudian maju lagi dan

"Jleeebbb... Jleeebbb..."

"Aaaarrggghhhh..."


Joe mengeluarkan dua batang besi yang berukuran 40 cm dari balik rompi yang digunakannya, lalu menancapkan salah satu ujung besi yang tajam ke arah perut Ivan..

"Aaaahhh..."

Joe menarik salah satu besi yang tertancap di perut Ivan, lalu kembali hendak menancapnya lagi ke arah dada Ivan.. namun Ivan menggenggam besi itu dengan tangan kirinya dan tangan kanan menahan tangan Ivan yang memegang besi itu agar tidak didorongnya..

"Beuughh.."

Kevin memberikan jab kanan ke rahang Joe, hingga membuatnya jatuh ke samping.. Joe lalu cepat berdiri dan maju menyerang Kevin dengan besi yang dipegangnya.. besi itu di arahkan ke wajah Kevin, namun Kevin malah menahan besi yang ujungnya tajam dengan telapak tangan kirinya..


"Jleeebbb..."

"Aaaarrggghhhh..."


Joe menarik besi yang menembus telapak tangan Kevin dan kembali mengarahkannya lagi ke wajah Kevin.. namun, sebuah uppercut dari Kevin menghantam rahang Joe hingga tubuhnya jatuh terkapar di lantai..

"Buuuummmmm..."

"Ting... Ting... Ting..."
besi yang dipegang Joe pun jatuh ke lantai..

Ivan bangun dan dengan langkah gontainya ia melompat dan mendaratkan kedua lututnya ke dada Joe, lalu memberikan pukulan lurus ke hidung Joe..

"Buuugghhh.."

"Huuupppp..."

"Beuuggghhhh..."

"Kraaakkk..."

"Aaaarrgghhhh..."


hidung Joe kembali patah untuk yang kedua kalinya.. Ivan lalu bangkit dari atas dada Joe dan berjalan ke arah pintu dengan langkah gontainya..

"Hash... Hash... mas, aaahh... Ivan masuk dulu... Aaarrgghhh..." kata Ivan dengan nafas memburu dan rasa sakit di perutnya..

"cepatlah Van, dia jadi urusan gue.." kata Kevin menduduki dada Joe dan menghajar wajah Joe dengan brutal..

"Buughh... buughh... buughh... buughh... buughh.."

"Buughh... buughh... buughh... buughh... buughh.."



darah terus mengalir dari lubang hidung, mulut, pelipis dan kepala Joe.. tapi Kevin belum juga menghentikan pukulannya ke wajah Joe..

"Beughh... beughh... beughh..."

"Beughh... beughh... beughh..."



Ivan kemudian membuka pintu ruangan di depannya dengan perlahan..

"Joe.. tunggulah sebentar lagi, aku belum selesai jadi keluarlah dulu.." kata Bram yang berdiri membelakangi pintu..

"Hiks... Hiks... Hiks..."

"Ampuni gue Bram.. tolong lepasin gue.."
suara isakan tangis Risya sambil memohon pada Bram untuk dilepaskan..

Bram tidak tahu bahwa yang membuka pintu adalah Ivan.. sedangkan Ivan juga tidak dapat melihat keberadaan Risya di ruangan itu, karena tubuh telanjang Bram menghalagi tubuh Risya..

"JOE KELUARLAH.." bentak Bram keras lalu membalikkan badannya dengan tatapan tajamnya, tapi kemudian dia terkejut ketika melihat yang berada di pintu adalah Ivan..

ketika Bram membalikkan badannya tadi, Ivan dapat melihat tubuh Risya yang duduk meringkuk di lantai sambil memeluk erat kedua lututnya, melindungi tubuh bagian atasnya yang hanya menggunakan bra.. Risya juga melihat seseorang yang berdiri di pintu, tapi dia tak dapat melihat dengan jelas siapa orang itu, karena pandangan matanya kabur akibat air matanya yang memenuhi kelopak matanya..

Ivan kemudian menoleh ke arah Bram yang masih menatapnya, rasa sakit di perutnya seakan hilang karena emosinya kini mulai naik..

"si..siapa kamu..?" tanya Bram dengan wajah ketakutan, namun Ivan tak menghiraukan pertanyaan dari Bram..

Ivan maju dan menendang dengan kuat ke arah kemaluan Bram yang dalam kondisi setengah ereksi..

"Buughh..."

"Aaaarrgghhh..."


tubuh Bram membungkuk dan kedua tangannya memegang kemaluannya yang rasanya seperti patah setelah tendangan Ivan tadi..

teriakan Bram tadi membuat Risya tersentak kaget.. Risya lalu mengusap air mata yang memenuhi kelopak matanya.. pandangan Risya kini semakin jelas dan dia menatap Ivan yang akan menyerang Bram lagi..

"Hiks... i.. Ivan... Hiks..."

"Buughh... Buughh... Buughh..."


Ivan meraih kepala belakang Bram dan menariknya lalu mengadunya dengan lutut kanan Ivan.. dan sebuah uppercut diberikan Ivan ke rahang Bram hingga tubuhnya terpental ke belakang..

"Buuummmm..."

"Ivannn..."
kata Risya memanggil, Ivan hanya menoleh ke arah Risya dan tersenyum dipaksakan..

Ivan kemudian melompat dan mendaratkan lututnya di dada Bram..

"Buuugghhhh..."

"Huuupppp..."

"BANGSAT...KURANG AJAR LOE MEMANG.." maki Ivan..


darah tersembur keluar dari mulut Bram.. Ivan kemudian memukuk wajah Bram bertubi - tubi..

"Buughh... Buughh... Buughh..."

"Buughh... Buughh... Buughh..."

"Buughh... Buughh... Buughh..."


"Hehe.. ternyata loe gak ada apa - apanya jika gak ada cecunguk (anak buah Bram) itu di sampaing loe.."
kata Ivan..

Ivan kemudian menarik tubuh Bram untuk kembali berdiri, tubuh Bram seakan tak sanggup berdiri lebih lama.. Ivan mundur beberapa langkah dan maju lagi untuk menendang dagu Bram dengan kuat..

"Beuughhh..."

"Aaarrgghh..."

"Braaakkk..."


tubuh Ivan terlempar ke belakang dan langsung terduduk di sebuah kursi yang terbuat dari kayu.. pandang Ivan kemudian menyusuri ruangan sekitar, mencari alat apa saja yang dapat digunakannya..

Pandangannya terhenti pada sebuah alat mesin paku tembak yang berada di atas lemari kecil di sudut ruangan itu.. ia lalu mengambil alat itu dan kembali berjalan ke arah Bram..

"Van, cukup Van.." kata Risya memohon, tapi Ivan tak memperdulikan ucapan Risya..

"a.. a.. aaku akan me.. membalasnya suatu.. saat nanti.." kata Bram terbata - bata..

"dan aku akan menunggu saat itu tiba..." kata Ivan tegas..

"TAAAKKKK..."

"Aaaaarrrrggghhhhh..."

"TAAAKKKK..."

"Aaaaarrrrggghhhhh..."


dua kali Ivan menembakkan paku melalui mesin paku tembak ke arah kemaluan Bram, dan paku itu langsung menembus kemaluannya hingga tertanam di kayu kursi..

"Aaaarrrgghhh.. sakiiiit... tolongin aku..." erang kesakitan Bram..

Ivan kemudian membuka kaos yang dipakainya dan berjalan ke arah Risya yang masih memeluk erat lututnya.. tubuh Ivan semakin melemah, karena darah yang terus keluar dari perutnya yang tertusuk besi tadi..

"Ivannn... kamu gak apa - apa, sayang...?" tanya Risya dengan mata berkaca - kaca, melihat banyak darah di perut Ivan setelah dia membuka bajunya..

"pakailah sayang..." kata Ivan memberikan kaosnya pada Risya, Ivan seperti tak sanggup lebih lama lagi berdiri..

"Buuuummmm..." tubuh Ivan pun jatuh..

"Ivaaaannnn..." teriak Risya keras melihat Ivan yang jatuh tak berdaya dengan mengeluarkan air mata.. Risya lalu mengambil kaos yang dipegang Ivan lalu memakainya.. dia mengangkat kepala Ivan dan diletakkan di pahanya..

"ma.. maafkan Ivan, sayang.."

"Hiks... kamu jangan banyak bicara dulu sayang..."


"IVAAANNN..."
teriak Kevin yang berdiri di muka pintu dan berlari menghampirinya..

"ayo Sya, kita bawa Ivan ke rumah sakit.." kata Kevin dengan raut wajah khawatirnya.. Kevin kemudian mengangkat tubuh Ivan dan membawanya turun menuju mobil Ivan..

"cepetan mas... Hiks..." kata Risya menangis..

tubuh Ivan diangkat Kevin dan dimasukkan ke kursi belakang mobil.. kepala Ivan diletakkan di atas paha Risya.. hati Risya seakan hancur melihat kondisi Ivan yang terluka parah..

"bertahanlah sayang..." kata Risya lirih..

Kevin pun menjalankan mobil dengan cepat menuju rumah sakit..

"ma.. maafkan i.. ivan sayang... hueekksss.." kata Ivan dengan darah keluar dari mulutnya..

"iyaa sayang.. Hiks.. Risya udah maafin kok.. sayang jangan banyak bicara dulu.." kata Risya terus menangis..

"loe gak usah banyak bicara dulu, Van.." kata Kevin yang mengendarai mobil dengan cepat..

"Aaahhh... ma.. maafkan Ivan ka.. ka.. rena udah mengkhiana.. ti cinta sayang.."

"sayang, Risya mohon.. Hiks.. jangan banyak bicara dulu.."

"ta.. tadi Ivan.. hueekksss.. malah tidur de.. dengan kak Alya.."

"maafin.. ii.. iivan sayang.."

DEGH...!!!


"APA...???"






To Be Continue...!!!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd