dicabuli tapi aku suka...
intan terlihat aktif dan ceria diantara teman-teman sekolah TK nya, wajahnya cantik mirip aku, mamahnya tentunya namun jika diamati wajahnya lebih mirip dengan reza, mantan pacar SMA ku itu, ya memang dia lah yang menanamkan bibit di janinku sebagai ayah biologisnya. sementara suamiku tak mempermasalahkan hal ini dengan jiwa besarnya, suamiku sudah menganggap intan sebagai anaknya sendiri, memberi kasih sayang sebagai seorang ayah kepada anaknya.
"dada mama...", ucap intan berpamitan kepadaku yang hanya tetap duduk diatas motorku sambil kulambaikan tanganku kepadanya yang berlalu menuju kelas.
"eh iboy... baru dateng... ", ucapku yang di sambut senyuman teman anakku iboy yang berlalu melewatiku dengan terburu-buru setelah tangannya menyalamiku dan aku mengangguk tersenyum kepada papah iboy yang mengantarnya.
"sudah masuk ya bu ?", tanyanya dengan memarkir motor di sampingku.
"baru sih pak...", jawabku singkat dan menyambung sedikit basa-basi kepadanya.
"kok iboy gak pernah di antar mamah nya...?", ucapku seraya kupandang wajah ganteng nya yang agak kebule-bulean dengan tubuh tinggi ideal, pikirku mengaguminya dalam hati namun tak bisa lama aku memandangnya karena banyak ibu-ibu yang juga mengantar anak-anaknya disini.
"mamah iboy jaga dagangan bu... jadi saya aja... gantian...". jawab papahnya iboy
aku duduk agak terpisah dari ibu-ibu yang lain di bawah pohon mangga besar aku duduk dengan 3 ibu-ibu yang agak jauh dari tempat dudukku. aku membuka HP ku dan kubaca WA dari mang marwan yang katanya sudah sekian lama tak bertemu dan merasa rindu kepadaku, membuatku tersenyum-senyum sendiri membacanya. kini mang marwan berada di proyek yang agak jauh dari rumahku karena proyek perumahan di dekat sini sudah jadi dan sudah banyak yang terjual dan dihuni, kalian pasti masih ingat perumahan saat aku di gangbang tukang-tukang itu bukan ?, dan tukang-tukang itu pun sudah berpindah proyek juga,
"iya mang aku juga kangan...", balasku dan kuberitahu aku sedang mengantar dan menunggu intan di sekolah. mang marwan menganggap intan adalah anaknya, dari benihnya. beberapa kali mang marwan memberikan hadiah kepada intan atau hanya sekedar memberi jajan.
"jaga baik-baik anak kita ya sayang...", balas mang marwan yang membuatku kembali tersenyum-senyum sendiri membacanya. teringat dulu saat-saat aku mereguk kenikmatan dengannya, teringat saat pertama kali aku "memancingnya" di dapur, teringat saat aku disetubuhinya di salah satu rumah di perumahan itu, teringat saat aku diantri tukang-tukang di perumahan itu.
"aduuh...", sergahku tiba-tiba tersadar dari lamunan mesumku, saat kurasakan vaginaku mulai terasa basah dan kurasakan mulai meleleh di selangkanganku sementara aku tak memakai celana dalam, pikirku. aku berdiri sambil menengok kanan-kiriku, aku tak ingin gaun gamisku terlihat basah di bagian belakangku, aku harus mengelapnya, aku berjalan menuju bangunan tua sebelah kanan sekolah.
"aduh ada orang...", saat kudapati pintu WC tertutup. aku melewatinya menuju pintu gudang yang juga terkunci, aku terus melewatinya ke semak di belakang gudang, lumayan agak tertutup dan tersembunyi, pikirku hanya untuk mengelap lelehan di selangkanganku namun aku tertegun saat aku berbelok dan langkahku terhenti saat aku melihat seorang lelaki yang sedang kencing berdiri menyamping, yang membuatku terpaku adalah batang kontolnya yang mengucurkan air pipis, menjulur panjang dan besar terlihat jelas olehku dan orang itu adalah papa nya iboy.
"ah... mama nya intan...?!!!", sentak papanya iboy melihatku yang juga membuatku tersentak kaget dan entah kenapa aku hanya mematung dengan mataku yang tertuju pada kontolnya yang masih mengucurkan air yang tak berusaha untuk menutupinya dariku.
"mama nya intan...?!", sergah papa nya iboy kedua kalinya membuatku seakan tersadar dan dengan gugup aku memalingkan wajahku.
"eeh.. ma.. maaf papa nya iboy...", ucapku tergagap seraya aku mundur dan berbalik.
"mama nya intan ke belakang sini mau ngapain ?", ujarnya dengan suara yang sudah di belakangku, saat kakiku akan melangkah pergi dari tempat itu tangannya menahan lenganku dengan sekali tarik ia menempelkan tanganku di kontolnya yang ternyata belum di sarungkan ke celananya.
"eeh.. pa.. eh papa iboy..?!!", ucapku merasakan betapa besar dan panjangnya kontol itu yang kurasakan semakin mengeras di tanganku. aku berusaha tak mau menggenggamnya walau hatiku mulai ingin menggenggamnya namun harga diriku seakan menolak diperlakukan dengan cara seperti ini sehingga tiba-tiba secara relfek satu tanganku lagi ke wajahnya namun belum sampai ke wajahnya ia menahan tanganku.
"papa iboy...!!", ucapku dengan suara agak meninggi dan perlahan tangannya melepas kedua tanganku dengan wajah tersenyum cabul kepadaku. aku bergegas pergi meninggalkan kebum belakang gudang itu dan kulihat pintu WC didekat gudang itu sudah terbuka. aku masuk dan menutup pintu WC dengan rasa kesal.
"kurang ajar..", pikirku dalam hati walau memang aku merasa terangsang melihat kontol nya yang besar seperti itu. jika saja bukan di belakang gudang sekolah, atau jika saja papa nya iboy melakukan dengan cara yang lebih baik mungkin aku akan luluh bahkan tak menolak jika aku sampai menyerahkan tubuhku.
ku hela nafasku membuang udara di dadaku dan menghilangkan rasa sebal karena di perlakukan seperti itu. dari tasku, aku mengeluarkan celana dalamku, kugantungkan di gantungan sebelum terpaksa aku memakainya. aku menyingsingkan gaun gamisku dan kubersihkan lelehan di selangkanganku dengan tisu, sudah 3 minggu aku tak terpuaskan oleh suamiku yang selalu saja ejakulasi sebelum aku orgasme. aku haus akan kenikmatan apalagi kini terbayang kontol papa nya iboy tadi yang begitu gagah di benakku.
"ehmm..", gumamku dengan jari ku yang berlumuran lendir ku sendiri yang meleleh semakin banyak dari vaginaku.
"kontol..", bisik ku seraya ku colokan 2 jariku ke lubangku, kupejamkan mataku terbayang kontol papanya iboy yang besar itu menghujam dengan nikmatnya. namun tiba-tiba ada yang mengetuk pintu WC yang membuatku mengurungkan masturbasiku, ku bersihkan bibir vaginaku dengan tisu kurapihkan gaun dan kerudungku dan aku membuka pintu WC. kudapati papa nya iboy yang merunduk di hadapan ku.
"saya minta maaf mama nya intan... saya kilaf... tolong jangan di jadiin masalah...", ucapnya dengan wajah memelas. aku tersenyum
"gak apa-apa papa nya iboy.... saya juga minta maaf gak tau kalo disitu papa iboy lagi pipis...", balasku dan aku berlalu kembali ke parkiran motorku.
menjelang sore saat pulang dari minimarket dari belakang ku terdengar suara klakson saat aku memperlambat motorku motor melambat di sampngku yang rupanya papa nya iboy yang mengklaksonku.
"bu dewi...", ucapnya yang membuatku terheran karena berubah memanggilku dengan namaku tak lagi menggunakan "mama nya intan". aku menghentikan motorku lebih ke pinggir dan motornya ikut berhenti di sampingku.
"ya ada apa pak ryan...?", balasku bertanya dengan memanggil namanya.
"enggak ada apa-apa bu dewi... saya cuma mau bilang.... tadi celana dalam bu dewi ketinggalan di WC... sudah saya simpan...", ucapnya sambil senyum-senyum nakal membuatku tersentak bagai ada halilintar di siang bolong.
"aaahh...", mulutku menganga tak tau harus menjawab apa.
"saya cium masih wangi... berarti celana itu belum dipakai sama sekali ya bu...", ucapnya membuat wajahku semakin memerah padam dengan perasaan tak karuan. lengkap sudah rasa maluku setelah memergoki dia pipis tanpa berkedip melihat kemaluannya, kini ia tau kalo aku tak memakai celana dalam.
"berarti ibu dewi sekarang gak pake juga dong...", lanjutnya dengan senyuman nakal menggodaku seraya berlalu pergi meninggalkan aku yang masih terdiam malu.
seperti hari biasanya pagi hari aku mengantar anakku ke sekolah, hari ini aku agak terlambat, kulihat anak-anak sudah masuk ke kelas dan tak banyak ibu-ibu atau bapak-bapak yang menunggu di depan dan di halaman sekolah.
"wah intan telat nih...", ujar papa nya iboy yang berdiri di gerbang melihat ku baru datang.
"iya nih... mama sih mandi nya lama...", ucap anakku sambil berjalan tergesa-gesa masuk dan aku berhenti sampai di gerbang.
"nah ketahuan... mandinya lama... ngapain hayoo...", ujarnya dengan senyuman nakal kepadaku membuatku sedikit jengkel namun sukur tak ada orang di sekitarku.
"maaf mama nya intan cuma becanda kok...", ujarnya lagi melihatku cemberut.
"papa nya iboy bisa kembaliin itu saya gak...?", ucapku perlahan takut ada orang yang mendengar dengan nada serius, dalam hatiku untuk apa aku meminta nya kembali namun kata-kata itu sudah terucap dari mulutku.
"kembaliin apa ya mam ?", tanyanya dengan raut wajah menggoda.
"iiih...", ucapu tertahan dengan kepala menoleh kekanan dan kekiri memastikan tak ada ibu2 atau orang di dekat ku selain papanya iboy.
"cd papanya iboooy...", ucapku dengan tekanan yang tertahan agar tak terlalu keras.
"bisa... emang sekarang lagi pake ya ...?", godanya membuatku kesal dan aku mencubit lengannya.
"kalo gak pake kenapa memangnya...?", ujarku ketus namun membuatnya tertawa.
"ya gak apa-apa... cuma mama nya intan kemarin mergokin saya... masa saya gak mergokin punya mama nya intan... he he he...", ujarnya tertawa, aku sudah mulai meraba keinginannya dan hanya tersenyum sambil teringat betapa besar dan panjangnya kontolnya nwaktu itu.
"jadi itu syaratnya biar CD aku dibalikin...?", tanyaku
"kalo boleh... mama nya intan...", jawab nya dengan suara perlahan membuatku berdebar-debar.
"boleh..", bisikku membuat wajahnya berbinar tersnyum.
"rumah kontrakan papanya iboy lagi kosongkan ?", bisikku lagi, ia hanya mengangguk.
"disitu ?, nanti ada yang tau di grebek kita...", ujarnya.
"enggak... pokoknya... papanya iboy nanti ke sana... ". ujarku.
motorku melaju lebih dahulu meninggalkan halaman sekolah diikuti papa nya iboy yang mengikutiku dari jauh. perlahan aku memasuki gang sempit dimana aku memiliki kontrakan yang sudah ditinggal penyewaku tepat di samping rumah kontrakan papanya iboy. motorku ku parkirkan di halaman kontrakan ku aku membuka dan masuk kedalam setelah kupastikan keadaan aman, toh rumah ini juga adalah miliiku jadi aman karena orang tak akan curiga. aku mengirim pesan kepada papa nya iboy agar ia juga memarkir motornya di rumah kontrakan miliknya sendiri yang tepat di sebelah kontrakanku.
"papa nya iboy dari belakang rumah ya, bisa kan manjat tembok samping...?!", ku kirim pesan itu kepadanya.dan tak lama aku menunggu di belakang rumah terlihat kepala papanya iboy yang menyembul dari tembok sebelah yang tingginya 2 meteran.
"mama nya intan pinter banget...", ujarnya seraya turun dari tembok aku hanya tersenyum menatap wajahnya yang ganteng.
"jadi mana CD aku...", tagihku.
"syaratnya belum... ", balasnya sambil cengar-cengir dengan wajahnya yang cabul. aku mencubit lengannya yang hanya pasrah menerima cubitanku. pintu sudah kupastikan terkunci,
"ke dalam aja yu,..... papah nya iboy...", ajakku saat kulihat ia mendekat dan akan mendekapku dan aku mengajaknya ke dalam yang diikutinya, aku berhenti di ruang tengah dengan senyum kepadanya aku menyingsingkan gaun gamisku.
"waah...", sergahnya melihatku dengan tangannya yang kubiarkan mulai memegang pinggulku. matanya tertuju ke tanganku yang semakin naik menyingsingkan gaun gamisku namun ku hentikan agar ia melakukan nya sendiri dengan lebih dulu mencumbuiku. wajahnya sudah di hadapanku tangannya sudah tak ragu lagi melingkar di pinggulku.
"ah gak nyangka mama nya intan.... nakal gini...", ujarnya tersenyum nakal kepadaku memandang wajahku. aku hanya tersenyum dan kusambut bibir nya yang mendekat dan mulai memagut penuh hasrat. kujulurkan lidahku yang di hisap dan dilumatnya sambil bokongku diremas-remasnya kedua tangannya yang mendekap tubuhku.
"emang papanya iboy gak nakal ?", balasku dengan nafas tersengal tersenyum kepadanya.
"nakal kan nyodorin kontol kemarin di belakang gudang itu... ", ujarku lagi sambil tersenyum nakal kepadanya hanya hanya ikut tersenyum dan kembali memagut bibirku. kubiarkan tangan nya menjamah dadaku sambil meremas nikmat dan lidah yang saling menyatu di mulutnya.
"saya tau mamah intan suka curi-cuti pandang ke saya... he he he he...". ujarnya sambil tangannya meremas-remas bokongku yang memang tak terbungkus celana dalam.
"iiih papah nya iboy GR... ha ha ha...", sahutku sambil mencubitnya aku tak menyangkal kalo aku memang suka curi-curi pandang, tapi kalo sampe memergokinya ppis di belakang gudang aku tak pernah terpikir bisa terjadi seperti itu.
"mamah nya intan cantik banget... dari dulu saya emang suka napsu kalo liat mamahnya intan.... ", ucapnya memandang ku dengan wajah tepat begitu dekat dan aku kembali menyambut bibirnya yang memagut, kembali kujulurkan lidahku yang langsung dihisap dan dilumat olehnya dengan penuh napsu. kedua tangannya sudah menjamahi bokongku, dadaku. gamisku sudah disingkapnya di pinggulku.
"wah... mamah nya intan gak pake CD ?", ucapnya sambil kedua tangannya meremas dan menepk bokongku.
"kan CD nya sama papa nya iboy...", ujarku tersenyum dan kubiarkan tangannya menuju ke depanku, menjamah selangkanganku yang tak terbungkus CD memperlihatkan bulu kemaluanku dengan leluasa.
"oouu..... seksi banget...", ucapnya sambil tubuhnya turun bersimpuh dengan wajah tepat di hadapan bulu kemaluanku. jarinya membelai deretan buluku yang tercukur rapih diatas belahan vaginaku.
"eehhmm....jembut aku..... jadi malu diliatin...", ucapku namun tak ku tutup selangkanganku.
"seksi banget ya keliatannya di potong gini....", pujinya.
"papah iboy suka...?", tanyaku tangannya mulai membelai bulu mohawk jembutku. papa iboy mengangguk dengan wajah masih terkesima.
"eemmhh...", geramnya seraya membenamkam wajahnya di bawah perutku, kurasakan hidungnya terselip diantara bibir vaginaku. aku hanya merenggut rambut kepalanya dengan kedua kakiku yang kurentangkan berdiri mengangkang.
*.*
"aaah...", gumamku memandangi bulu jembut yang tercukur rapih menghias seperti ulat bulu yang menempel di atas bibir vagina yang imut mulus dengan kulit putih dan halus kedua paha nya. tak ada celana dalam yang membungkus dan menutup selangkangan semulus ini di balik gaun gamis panjangnya. sungguh menambah gejolak birahiku membayangkannya wanita berkerudung secantik mamah nya intan ini tak memakai celana dalam. kubenamkan wajahku, kuhirup aroma vagina yang tercium wangi, ku coba kuselipkan hidung untuk lebih dalam menghirupnya.
tak ada meja, tak ada kursi yang hanya sehelai tikar yang ku gelar. kuminta mamahnya intan untuk duduk di atas tikar, kusingsingkan gaun gamisnya hingga lehernya, kedua kakinya mengangkang.
"ah mamahnya intan.....! cantik banget...", pujiku memandang belahan bibir vaginanya yang masih terlihat mulus dengan kedua bibir yang kemerahan masih terlihat benar-benar mulus. kedua tanganku tak bosannya mengelus kemulusan kedua pahanya. aku mulai merunduk saat tanganku sudah sampai ke pangkal pahanya, ku belai belahan bibir itu sesaat ku ku tatap wajahnya yang cantik mengigit bibirnya melihatku.
"aaah...", lenguhnya saat ku dapati itilnya yang kuusap. ku sibak dan kudapati lubang vaginanya yang kemerahan sudah basah berlendir.
"aaaaaaaahhh...", lenguhannya semakin panjang saat ku celupkan jariku menusuk lubang itu. hangat licin dan basah di dalam sana. ku sibak bibirnya dan kubenamkan wajahku diantara kedua kakinya, mulutku seakan berciuman dengan bibir vaginanya, lidahku menjulur menjilati itilnya yang sudah mengeras. dan terdengar lenguhan dan rintihan nikmat dari bibrnya yang tertahan. rambut kepalaku direnggutnya dan menekan kepalaku semakin membenamkannya. mataku melihat ke arahnya, tubuhnya meggeliat menikmati jilatanku. wanita secantik mamahnya intan ini sungguh wanita idaman lelaki, wajah yang cantik, berkerudung, tubuhnya mulus, dan memiliki vagina yang masih mulus sekali tak terlihat sudah punya anak, pikirku.
puas dengan vaginanya, dengan mulutku yang berlumuran lendir vaginanya aku beranjak ke bibirnya dan kupagut dengan penuh birahi. sambil kedua tanganku yang meremas-remas bebas kedua buah dadanya.
"aaah... cantik sekali.... ", gumamku dalam hati. aku beralih ke dua buah dadanya yang dai tadi ku remas-remas, kedua putingnya masih terlihat kemerahan, kujilat dan ku hisap kanan dan yang kiri bergantian sambil kuremas-remas membuat mamah nya intan mereguk cumbuan kenikmatan dariku. ku tatap lagi wajah cantiknya berkerudung panjang membuatnya semakin cantik.
"sudah waktunya...", pikirku, aku berdiri dan ku buka celanaku, ku lorotkan kebawah dan langsung kontolku menyembul tegang mengacung di hadapannya.
*.*
"kontol..", bisiiku, memandangi kontol besar dan panjang yang kemarin ku pergoki sedang pipis. aku bangun saat papanya iboy menyodorkan kepadaku, tanganku meraih dan menggenggamnya, begitu besar dan panjang di tanganku, hangat dan keras. kepala kontolnya mengembang lebar seperti jamur yang merekah. tanpa diminta aku memnjulurkan lidahku dan menjilati kepala kontolnya dengan lembut, kuusap lubang pipisnya, kulumat topinya.
"oooh... mamanya intan pinter banget...", puji papanya iboy kepadaku sambil tangannya membelai kepalaku yang terbungkus kerudung.
"ooohhhh....", lenguhnya lagi saat aku memasukan kepala kontolnya dan mengulum batang kontolnya di dalam mulutku, aku melumatnya aku menghisapnya dengan lembut sehingga batang itu keluar masuk perlahan di mulutku. satu tanganku membelai buah pelir yang menggantung lembut di tanganku, terasa 2 biji pelirnya ku remas lembut sambil kepalaku terus maju mundur menghisap batang kontolnya.
"mama intan...", ucapnya dengan kontolnya yang sudah benar-benar mengeras, tangannya membimbingku di atas sehelai tikar dan aku terentang pasrah membiarkan gaun gamisku tersibak hingga leherku, kedua kakiku mengangkang lebar di hadapannya dengan menggenggam kontolnya di hadapan selangkanganku.
"eeenghhhh...", lenguhku saat kepala kontolnya menyelinap bibir vaginaku, menyentuh itilku. matanya memandangiku, memandangi tubuhku namun tak kunjung di hujamkannya kepala kontolnya di vaginaku.
"emmhhh... papah iboy... kenapa ?", tanyaku tak sabar padahal aku sudah menggeliatkan pinggulku.
"mamah intan cantik banget.... saya gak nyangka bisa menikmati ini... ", ucapnya.
"papah iboy... eeemmhh... pelan-pelan dulu...", sergahku kurasakan desakan kepala kontolnya mulai menyeruak lubang vaginaku. perlahan namun pasti walau kontolnya yang besar dan panjang ini dengan mudah semakin dalam memasuki liang vaginaku yang memang sudah berlumuran lendir sehingga memerpmudahnya.
"ooohhh.... ", lenguh nya dengan wajahnya yang ganteng seakan terhenyak saat menanamkan seluruh batang kontolnya di dalam vaginaku.
"aaaaaaaahhhh... ", rintihku dengan nikmatnya dengan menyatunya kelaminnya di dalam kelaminku aku merasakan desiran sensasi yang luar biasa. kontol yang besar dan panjang seakan memenuhi rongga vaginaku hingga mentok menyundul mulut rahimku.
"Mang marwan...", bisikku dalam hati teringat kontol mang marwan yang juga sebesar dan sepanjang ini.
"oohh.. eeeh...oooh...", lenguhku perlahan papahnya iboy menggoyangkan pinggulnya.
"uuhh... mamah intan... uuh... masih sempit banget... ", ucapnya dengan wajah tepat diatas wajahku dan kusambut bibirnya yang memagut bibirku, tangannya meremas-remas buah dadaku. kedua kakiku semakin kulebarkan mengangkang agar seluruh batang kontolnya bisa leluasa keluar masuk di vaginaku.
"-"
"ahh...", gumamku tak menyangka, ku belai kepala yang terbungkus kerudung itu terus bergerak maju mundur, sementara aku merasakan kehangatan dan kenikmatan dari lumatan mulutnya yang menghisap kontolku. tak kusangka mamah nya intan yang cantik dan terlihat alim ini yang di hadapanku menghisap kontolku.aku suka mencuri-curi pandang melihat wajahnya yang cantik terbungkus kerudung panjangnya dan lekukan tubuh yang mengecap di gaun gamis lebarnya di saat angin meniup menerpa tubuhnya. dan aku memandang tak percaya seraya kunikmati wajahnya yang cantik masih terbungkus kerudungnya terlentang dengan gaun gamis tersibak memerlihatkan tubuh mulusnya yang putih bersih terlihat sungguh seksi dengan kedua buah dadanya yang masih ranum, lekukan pinggulnya yang indah, dan selangkangannya yang mengangkang di hadapanku dihiasi oleh bulu jembut yang hitam tercukur rapih menghias diatas bibir vaginanya yang merekah kemerahan.
kuharap ini bukan menjadi mimpi atau mimpi basah yang hampa.
"papah iboy... kenapa ?", ucapnya membuyarkan pikiranku yang terhenyak melihat dirinya yang begitu cantik dan mulus di hadapanku dengan kehangatan belahan bibir vaginanya yang kurasakan di ujung kontolku. perlahan aku mendorongnya, licin, hangat namun terasa sempit menjepit saat semakin dalam hingga seluruh batang kontolku terbenam hanya terlihat buluku dan bulu jembutnya seakan menyatu yang berarti aku sudah menyetubuhi istri orang yang begitu cantik dan tak kusangka bisa kunikmati tubuhnya. nikmat sekali rasanya saat aku menggoyangkan pinggulku dan kupagut bibirnya, kuremas buah dadanya. desahan dan lenguhannya membuat seakan birahiku semakin terbakar, ku genjot dengan semakin bersemangat penuh birahi.
"oooohh.. pa paaah.. iiiboooyy... eeeehh...", lenguhan terucap dari bibirnya yang basah usai kulumat, semakin indah saat semakin ku goyangkan dengan cepat. matanya sayup, kepalanya sesekali menggeleng mengegrak-gerakkan kerudungnya.
"ooohh... terasa banget... geli banget... oooh.. papa iboyyy...aaaahh...", rancaunya. kedua buah dadanya kucengkeram dan kuremas-remas menggeliatkan tubuhnya yang meregang kenikmatan dan kembali ku pagut bibirnya, ku lumat lehernya, sambil terus kuremas-remas kedua buah dadanya.
"aaahh... gaak kuaaaat... ooohh... kontolnya terasa banget... ". rancaunya membuatku bersemangat melihatnya.
"aaahh... papa ibooyyy... kontol gede terasa banget...", dengan mata sayupnya dan kepalanya menggeleng tak karuan dan sesaat kemudian tubuh indahnya menggeliat dan mengejang hebat, menghentak-hentak.
"aaaah... kontooool... kontolll...", rancaunya dengan mata terpejam nikmat mencapai orgasmenya.
usai melepas orgasme, nafasnya tersengal, kupandangi wajah cantik mamah intan ini dan kembali ku pagut bibirnya dengan lembut. kusambut lidahnya yang menjulur, kuhisap dan kulumat. aku mencabut kontolku yang berlumuran lendir putih, kubimbing tubuhnya yang mulus untuk berganti posisi.
"nungging ya.. mama intan...", pintaku, kusingsingkan menyibak gaun gamisnya hingga di punggungnya sehingga terlihat sembulan bokongnya yang aduhai membelah indah di hadapanku, ku jamah, ku usap, ku remas dan ku tampar-tampar dengan gemas. dibawah lubang pantatnya seakan tersenyum bibir vaginanya terlihat begitu indah olehku.
"aaaaahhh... papahh iboooy...", lenguhnya saat aku membenamkan wajahku di pantatnya, kubenamkab hidungku menyelip diantara belahan vaginanya.
"aaah... papah iboyy... maluu... dientot aja....", elaknya bokongnya menghidari wajahku. aku hanya bsia mengelus bokong itu seraya ku arahkan kontolku dan ku selipkan diantara bibir vaginanya dan blessshhh..... kembali kenikmatan kurasakan dari sempitnya lubang vagina ini. ku cengkeram pinggul seksi nya dan ku hentakkan-hentakkan pinggulku menggenjotnya. kuremas, kutampar bokongnya sesukaku berkali-kali.
"aaaahhh...", lenguhnya saat ku tarik kerudungnya, kepalanya mendongak ke atas dan kuhentak pinggulku, plok...plok...plok.. benturan bokongnya dengan pinggulku.
puas sudah dengan posisi menungging, aku mencabut kontolku lagi, kuminta ia berdiri dan aku berbaring di tikar. ku bimbing agar ia mengangkangi kontolku yang tegak berdiri. mamah intan menyingsingkan gaun gamisnya di leher mengarahkan kontolku dan perlahan tubuhnya bergerak turun menduduki pinggangku dengan kontolku yang amblas tertanam di dalam vaginanya.
"ooooohhh....eesssshhh...", desahnya, kuelus kedua pahanya, kulihat bulu jembutnya menyatu dengan buluku lagi.perlahan pinggulnya mengayun dengan mulut berdesah dan melenguh nikmat. ah cantik sekali perempuan ini dalam balutan kerudung nya yang lebar melenguh nikmat diatas kontolku, menggeliat nikmat seakan menari begitu terlihat menggairahkan. kedua buah dadanya sesekali kuremas-remas. kedua putingnya masih kemerahan terlihat indah memantul-mantul indah.
"ooohh... papah iboooyy...", ucapnya
"enak... sayang...?", balasku
"enak banget... oooh... kontol gede... terasa banget...oooh...". rancaunya lagi. sungguh terdengar menggairahkan dari mulut perempuan cantik yang alim berkerudung ini menyebut kelaminku dengan vulgarnya.
"enak ya wiii...", ucapku memanggil namanya.
"enak banget... ooohhh.... ".
"suka kontol gede... wiii...?", pancingku
"he eh... kontol gede enak...". balasnya
"emang kontol nya papah nya intan gak gede...?", pancingku lagi
"enggak... kontolnya kecil.... kurang keras....oooohh....". balasnya lagi, pantas lubang vaginanya begitu sempit dan nikmat menjepit dan mengempot kontolku.
"aaaahhh koontoool....aaaahh.... enak banget kontooool...", pekiknya dan sesaat kemudian tubuhnya kembali mengejang dan menggelepar, aku memeluknya kucium pipinya dan kubiarkan meregang kenikmatan diatas tubuhku.
nafasnya tersengal, kupeluk dengan erat, kubiarkan kontolku yang diam di dalam vaginanya yang terasa mengempot sejak tadi. kubelai kepalanya yang masih terbungkus kerudungnya, ku kecup pipinya.
"terusin ya wii...?", bisiiku seraya bangkit dan kuminta ia untuk berbaring gaun gamisnya kembali disingkapnya hingga leher kedua kakinya mengangkang lebar terlihat jelas vaginanya yang basah. kembali aku menggenjotnya dengan kecepatan penuh pinggulku bergerak naik turun membuat lenguhan dan rintihannya tedengar semakin keras ditelingaku, terengah-engah.
"wiii... boleh dicrotin ke muka...? atau di isep ? ", tanyaku.
"aaah... nanti kena kerudung... kalo papah iboy mau... di dalem...". balasnya membuatku terhenyak.
"boleh wii...? kalo hamil gak apa-apa emang ?", tanyaku semakin bersemangat pinggulku menggenjot dan aku tak lagi mampu menahan orgasmeku.
"aah... keburu... keluaar...aaahh...", pekikku sesaat kupandang wajah cantiknya dan kuhentakan pinggulku berkali-kali dengan menyemburnya spermaku di dalam vaginanya, yang berarti kusirami rahimnya dengan spermaku, sensasi yang begitu nikmat bisa menyetubuhi mamah muda cantik ini, menyemburkan spermaku di dalam vagina mamah muda cantik ini, yang berarti menghamili mamah muda cantik seperti mama nya intan ini.
puas menyemburkan seluruh spermaku di dalam, aku mencabut kontolku dan terlihat meleleh sperma ku keluar dari lubang vaginanya.
"ahh shit...", pikirku, bisa hamillah mamah muda ini olehku, pikirku, kulihat mamah intan yang terpejam dengan nafas masih ikut terengah membiarkan saja vaginaku yang masih di dalam vaginanya yang mungkin membanjiri rahimnya.
"umur mamah intan berapa sih...?", tanyaku sambil ku usap kemulusan pahanya yang masih mengangkang.
"26 pak...", jawabnya dengan mata msih terpejam
"ini gak apa-apa mamah intan... saya keluarin di dalam...?". tanyaku
"gak -apa-apa pak...", jawabnya ringan.
BERSAMBUNG KE HALAMAN 16 <<-----------------------------------
yang mau liat meki wife aye click disini ya ==>
https://www.semprot.com/threads/kasih-liat-punya-wife.1349073/