Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kitchenset Season II <------------------- ( UPDATE )

Seminar

"boleh saya ajak istri saya pak ?", tanyaku kepada bossku sambil aku menerima undangan seminar dari tangannya.
"terserah kamu... lagi pula kamar hotel kita pisah masing-masing...", ujar boss ku seraya menjelaskan tugasku selama menemaninya seminar dan seminar ini sebagai bekal dan syarat aku untuk mendapat promosi jabatanku.
"beruntung kau masih punya istri....", ucap bos ku seraya tersenyum kecut kepadaku.
"maaf pak...", ujar ku baru menyadari jika sudah 3 tahun lebih boss ku ini men-duda
"gak apa-apa... gung...", ucapnya seraya kembali bekerja dan aku mengundurkan diri dari ruangannya setelah mengucapkan terima kasih kepada pak chandra, ia adalah direksi di kantor cabang ini.
sesampainya dirumah aku mengabarkan seminar ini kepada istriku yang di sambut gembira karena bisa ikut sekalian jalan-jalan kan, katanya.
"intan aku titip kan ke mamah ya pah...", ujar istriku dan aku mengangguk setuju saja, apalagi karena seminar ini bukan hari biasa dan intan harus tetap berangkat sekolah, biar neneknya yang mengantar jembut sekolah, pikirku.

"ini istri saya pak...", ujarku saat bertemu pak chandra di bandara. istriku menjulurkan tangannya dan pak chandra menyambut tangan istriku dengan ramah.
"chandra....", ucap pak chandra dengan senyum yang ramah seraya mengangguk kepada istriku.
"saya dewi pak...", balas istriku.
"wah nama yang cantik, secantik orangnya... ha ha ha..", canda pak chandra seraya melepas tangan istriku.
"ah pak chandra bisa ajah....", ujar istriku tersenyum
"loh benar.... kamu orang yang beruntung gung... punya istri yang cantik dan muda... apalagi kamu dapat promosi sekarang... ya kan...", ujar pak chandra kepadaku aku hanya tersenyum seraya mengangguk kepadanya. aku melangkah di samping pak chandra yang diikuti istriku menuju gate keberangkatan pesawat menuju kota bandung.

"hah... lelah juga walau sebentar perjalanannya ya pah...", ujar istriku seraya membaringkan tubuhnya di kasur sementara hari menjelang sore aku langusng mandi bergantian.
"besok aku mulai jalan-jalan... window shoping ya pah...", ujarnya dengan wajah cerianya terlihat cantik dengan gaun gamis dan kerudung yang membungkus kepalanya sudah siap untuk makan malam. sesaat kemudian terdengar pintu kamar hotel diketuk dan suara pak chandra yang memanggil namaku.
"gung... sudah siap untuk makan malam ?", ujarnya saat pintu aku buka dan melihat pak chandra yang sudah siap dan mengunci pintu kamar nya yang tepat berhadapan dengan kamarku.

*.*
usai menumpahkan air seniku, aku keluar dari toilet dengan rasa enggan untuk kembali di ruang seminar ditambahkan lagi biasanya jam 2an adalah jam ngantuk. aku memutuskan untuk sejenak ke atas ke kamar hotelku, biarkan agung tetap mengikuti seminar itu, pikirku seraya aku melangkah ke lift.
"eh bu dewi...?". sapaku di depan lift
"oh.. pak chandra...". sahut istri bawahanku ini dengan kedua tangannya yang memegang kantong belanjaan.
"biar saya bawakan bu...". ujarku seraya kuambil kantong-kantong itu dari tangannya walau dengan rasa sungkan ia memberikannya kepadalu.
"saya jadi gak enak... seminarnya sudah selesai... pak chandra ?", ucapnya
"gak apa-apa bu dewi... belum... cuma mau ambil dokument di kamar....", balasku seraya melangkah di sampingnya memasuki lift dan sepanjang jalan koridor mendengarkan dan sesekali aku menimpali atau sekedar memberi respon dengan ceritanya berbelanja tadi.
"hem..", gumamku dalam hati, wanita ini sungguh anggun dan cantik dengan gaun gamis dan kerudung lebar yang membalut kepalanya, sungguh beruntung agung memiliki istri secantik dan seanggun dia, tanpa sadar mataku tak lepas dari menatap kecantikannya. pintu kamar dibuka aku melangkah di belakangnya memandang tubuhnya dari belakang, hasratku menggelora, ingin rasanya ku peluk dari belakang ku cumbu di atas kasur itu, pikirku.
"di taro disini aja pak chandra... maaf merepotkan...", ujarnya memecahkan lamnanku aku meletakkan di sudut kamarnya sesaat aku memandang wajahnya yang cantik dan tersenyum dan aku melangkah keluar kamar.
kututup pintu kamarku, aku menghela nafasku menawarkan hasratku agar mereda, sudah lama aku tak menjamah wanita sejak perceraianku, untuk jajan aku tak memiliki keberanian dengan bayangan penyakit kelamin di benakku. sesaat kemudian aku kembali melangkah keluar kamar seraya aku memandangi pintu kamar ibu dewi di depanku dengan hasrat birahi terpendam dan aku kembali mengikuti seminarku.

"ah batterai HP ku habis...", umpatku dengan pembicaraanku yang terputus
"boleh pinjam HP mu gung...?", ujarku seraya menjelaskan batterai HP ku dan pembicaraanku yang terputus dengan anakku di rumah..
"boleh pak...", ucap agung seraya memberikan HP nya kepadaku dan aku melangkah keluar dari ruangan seminar agar tak mengganggu. di aula kosong aku menekan tombol screen on HP agung dan seperti biasa harus menggeser layar untuk membukanya, namun membuatku terkejut saat usai jariku menggeser layar bukan home screen yang kudapati namun aku mendapati terpampang galery yang belum tertutup dengan gambar poto-poto yang membuatku tersentak hebat. tanganku gemetar sesaat melihat poto-poto itu, aku melihat sekelilingku kupastikan tak ada orang yang melihat kearahku sebelum jariku menekan satu poto dan terbuka dengan lebar di layar.
"aaahhh...", pekikku tertahan dengan mataku yang terbelalak lebar tak percaya. kulihat jelas wajah cantik istri agung yang berkerudung dengan gamisnya namun yang membuatku terhenyak dengan memandang penuh napsu adalah gaun gamisnya yang tersingkap dan memperlihatkan kemulusan kedua pahanya. jariku menggeser satu persatu dan

"aaahhh... shiit....", ucapu, poto istri agung yang sedang menyingsingkan gaun gamisnya dan terlihat dengan jelas pangkal selangkangannya yang memperlihatkan bulu hitam yang menghias indah di bawah perutnya. tanganku kembali gemetar, birahiku menggelegar dalam dadaku. semakin aku menggeser poto itu semakin memperlihatkan seluruh tubuh istri agung yang telanjang dengan kerudung nya masih membungkus di kepalanya. aku memandang sekelilingku, penisku mengeras dan semakin membuatku tak karuan saat kulihat tak lagi poto namun rekaman video yang langsung terputar autoplay memperlihatkan istri agung yang masih mengenakan kerudung dan gaun gamis yang tersingkap sedang menungging dan disetubuhi seorang brondong dan yang membuatku terhanyak adalah terlihat agung di sampingnya sambil menyaksikan istrinya disetubuhi. tanganku gemetar, dadaku berdegup penuh napsu yang semakin terbakar aku terus menyaksikan video itu hingga. 5 video dengan berbagai posisi istri agung disetubuhi seorang brondong yang disaksikan oleh agung sendiri di sampng istrinya.
"Cuckold...", bisik hatiku sambil ku elus kontolku yang mengeras, cuckold sebutan untuk orang seperti agung ini, pikirku. aku ingin mencicipi tubuh istri agung dan otakku berpikir bagaimana caranya.

"bulu jembut yang indah...", bisiiku memandang jejeran bulu hitam di bawah perut bu dewi, istri agung. terlihat begitu menggairahkan aku ingin membelainya, aku ingin menciumnya, aku ingin membenamkan wajahku disitu.

"aaah...", gumamku memandang poto di HP agung yang terpampang sembulan kedua bokong istrinya.
"oh.. bu dewi...", gumamku lagi ingin rasanya aku meremas bokong itu dan ku jejalkan kontolku ke lubang memeknya. sudah lama aku tidak merasakan memek perempuan, jerit hatiku. ku telusuri keindahan bokong bu dewi ini.



*.*
seminar hari pertama ini agak membosankan pikirku, seraya aku membenahi kertas catatanku dan aku bergegas ke toilet.
"gung... kita makan dulu sebelum ke kamar...", ujar pak chandra yang sudah berada di sampingku yang sedang menumpahkan air seniku.
"baik pak...", jawabku singkat dan aku berlalu menunggu di luar toilet.

aku menyantap semua makanan yang pastinya ditraktir pak chandra tak lupa aku memesankan untuk istriku yang masih di atas untuk makan malam nya.
"terima kasih pak... ", ucapku di sela obrolanku dengan bos ku ini. aku bersandar dengan rasa kenyang sambil sesekali aku meneguk jus di gelasku dan menimpali atau sekedar memberi komentar obrolan ringan pak chandra yang sesekali membuatku tertawa.
"eh gung...", ucapnya sambil menatap kepadaku. aku terdiam menunggu ucapannya.
"eh... ", ujar pak chandra yang terlihat ragu untuk meneruskan kalimatnya.
"ada apa pak..?", ucapku
"ah... enggak... anu... tapi...". ucapnya dan terdiam membuatu semakin terheran melihat pak chandra yang ragu untuk meneruskan kalimatnya. aku masih terdiam melihat pak chandra yang menengok ke kanan dan ke kiri memastikan tak ada orang dekat dari nya.
"gini gung... tadi gak sengaja saya melihat... poto dan video di HP mu...", ucap pak chandra membuatku seakan tersambar petir di siang bolong.
"saya gak sengaja, waktu buka homescreen sudah keliatan...", jelas pak chandra sementara aku tertunduk diam dengan rasa malu.
"itu.... istrimu sama brondong...?", bisik pak chandra membuatku semakin tertunduk.
"ah... maaf gung... maaf... gak usah di bahas... maaf saya sudah lancang....", ujar pak chandra kepadaku. suasana seakan hening, aku terdiam dan pak chandra pun terdiam. aku masih tertunduk dan terbayang dalam benakku pak chandra yang melihat isi poto dan video di HP ku, melihat poto bagian tubuh istriku yang terbuka, melihat rekaman istriku yang sedang disetubuhi brondong, melihat semuanya, pikirku tertunduk, namun terselip bayangan pak chandra yang pastinya terangsang, ya pasti pak chandra terangsang apalagi ia sudah lama menduda, melihat itu semua pasti membuat nya ingin merasakannya, bayangan ini seakan timbul menjadi membayangkan sesuatu yang lebih nyata di kepalaku, ya membayangkan pak chandra yang menyetubuhi istriku.
"pak chandra mau..?", ucapku masih tertunduk namun dengan birahiku yang seakan terbangun menggeliat di dadaku oleh bayangan itu.
"ah...?!". tertahan suara pak chandra yang terkejut mendengar ucapanku.
"Ma.. maksud kamu.. gung ??", tanyanya dan aku kembali mengulang kata-kata tadi.
"ma.. mau gung... kalo boleh..", ucapnya menangkap arti ucapanku yang berarti penawaran ku kepadanya untuk melakukan seperti dalam video di hpku.
"boleh pak...", jawabku.

*.*
"kamu yakin kan gung...?", ucapku seraya mencoba untuk tetap menjaga wibawaku sebagai atasan nya saat langkahku sudah berada di depan pintu kamarnya. dadaku berdebar, birahiku seakan berkobar saat pintu kamar dibuka dan disambut istri agung yang cantik itu.
"masuk pak...", ucap agung dan aku mencoba untuk tetap tenang menjaga kewibawaanku dengan sedikit berbasa-basi kepada istrinya yang mengambilkanku minuman.
"gak usah repot-repot bu dewi...", ucapku seraya menerima botol air mineral dari tanganya seraya mempersilahkan kepadaku dan berbasa -basi sebentar denganku kemudian ia membalikkan tubuhnya melangkah ke arah kamar mandi untuk membuang kantung plastik di tangannya.
"gimana gung...?", bisiiku tanpa suara hanya gerakan bibirku yang bergerak nyata. agung hanya menggerakkan tangan mempersilahkan kepadaku.
"gimana ?", ucapku menahan suara perlahan dan terdiam saat istrinya berbalik kembali setelah membuang sampahnya melangkah mendekat ke arah tempatku, birahiku sudah bergelora, mataku tertuju pada dadanya, aku tak lagi berpikir bagaimana caranya.
"aah...", pekiknya saat dengan tiba-tiba aku berdiri dan tanganku langsung menjamah dadanya.
"eh..", sergahku dengan gugup antara napsu dan ragu untuk melakukan ini namun aku tak menarik tanganku bahkan aku meremas dadanya.
"gung..?!", ucapku seraya menoleh kepadanya
"papah...?!", ucap istrinya yang juga menoleh ke arah suaminya yang menundukkan kepalanya
"aku ijinin...", ucap agung perlahan.
"papah yakin...?", ujar istrinya dan agung hanya mengangguk.
"yakin pah...?, pak chandra... kan atasan papah...!". ujar istrinya lagi. aku menarik tanganku dari dadanya, terdiam, terpaku menunggu jawaban agung.
"iya sayang... aku ingin lihat kamu disetubuhi pak chandra...", ucap agung perlahan wajahnya terangkat perlahan memandangku dan mengangguk seakan memberi persetujuan untuk aku melanjutkannya. istri agung terdiam dan tersenyum kepadaku seakan mempersilahkan aku untuk melanjutkan perbuatanku tadi. perlahan tanganku mulai terangkat lagi bahkan aku mendekat dan memeluk tubuhnya yang masih terbungkus gaun gamis panjangnya.
"boleh gung...", ucapku gemetar penuh napsu. aku memeluknya dan aku mencium pipinya yang halus kurasakan di bibirku. kubelai kepalanya yang terbungkus kerudung panjang nya dan perlahan aku mendekatkan bibirku ke bibirnya yang membuka dan menyambut bibirku dengan lembut. aku menghisap bibir atas dan bawahnya dengan penuh birahi bahkan ku hisap lidahnya yang menjulur keluar terasa lembut dan hangat. sudah lama aku tak mencumbu wanita. kedua tanganku sudah beredar menjelajahi tubuhnya walau masih terhalang pakaiannya namun aku bisa meraba dan menyentuh bokongnya dengan bebas, selangkangannya, dadanya.
"ah luar biasa...", ucapku saat ku lepaskan bibir mungil itu sambil aku menoleh kepada agung yang menatap, menyaksikan aku menjamahi tubuh dan mencium istrinya.
"cantik... kamu wi...", bisiikku tak lagi kupanggil dengan bu dewi.
"oooh... pak chandraaaa...", lenguhnya saat tangannku menyelinap gaun gamisnya yang tersingkap dan tanganku mendapati pangkal selangkangannya yang tak terbungkus celana dalam, tanganku sudah langsung menjamah vaginanya yang sudah basah saat jariku membelah bibirnya dan ku colokkan jari tengahku mengusap itilnya yang terasa sudah mengeras. aku menyingsingkan gaun nya, aku ingin melihatnya, sudah lama aku tak melihat dan menjamah vagina, gumamku. aku membimbing dewi duduk di bibir ranjang, di samping suaminya yang menyaksikan aksiku.
"ah indah sekali... memek istrimu gung.... ", ucapku tanpa ragu saat gaun gamisnya disingsingkannya dan kedua kaki istrinya ku rentangkan. terpampang bulu jembut yang menghias indah di bawah perutnya berjajar seperti ulat bulu hitam yang menempel indah. di bawahnya belahan bibir vagina yang kemerahan menganga indah memperlihatkan tonjolan itil yang menegang berkilat indah dan lubang kenikmatan yang basah menganga. tanganku tak bosan mengelus kedua pahanya yang mulus wajahku mendekat dan sesaat kemudian aku mencium dan menjilati vagina indah itu dengan penuh napsu.
"sluurrphhh...", sudah lama aku tak mencium aroma vagina seprti ini. kuhisap itilnya, ku jilati belahan bibirnya bahkan kujulurkan lidahku pada dinding lubang kenikmatan nya ini. semakin lama semakin basah dan berlendir sudah saat nya untuk melanjutkannya, pikirku. aku berdiri seraya ku lepas ikat pinggangku celanaku hingga melorot dari pinggangku, kuturunkan celana dalamku dan menyembullah kontolku di hadapan agung dan istrinya yang menatap kearahku tanpa ku minta tangan lentiknya sudah meraih dan menggenggam kontolku. kurasakan tangannya dengan lembut mengocok perlahan dan tak lagi kuminta ia melumat kontolku di mulut mungilnya.
"aahh...", geramku merasa nikmat seraya ku lihat agung di sampingku yang melihat dan menyaksikan istrinya yang sedang menghisap, menjilat, mengelan kontolku di mulutnya.
"boleh gung... aku entot...?", ucapku kepada agung yang mengangguk saat aku sudah ingin merasakan vagina istrinya yang melepas kontolku dan berbaring di kasur dengan menyingsingkan gaun gamisnya hingga terbuka sampai dadanya, kedua kaki mulusnya mengangkang indah. aku bersimpuh di hadapan selangkangan itu disaksikan agung di sampingku.
"boleh gung...?", ucapku lagi seakan tak yakin apa yang di depan mataku, aku akan menyetubuhi istri agung, bawahanku ini dan ia hanya mengangguk dengan wajah tertunduk namun dengan mata tak lepas memandang ke arah vagina istrinya yang sudah di hadapan kepala kontolku. aku menggesekkan nya membelah bibir vagina yang sudah berlendir ini, menggelinjang saat ku sentuhkan kepala kontolku di itilnya, mendesah penuh gairah saat kepala kontolku tepat di mulut lubang kenikmatannya ini.

"."

"ah...", aku hanya terpana terbakar oleh birahiku sendiri menyaksikan istriku mulai di setubuhi pak chandra, kepala direksi di kantor ku ini yang sedang menyetubuhi istriku ini. aku membuka celanaku dan mulai mengocok kontolku sendiri sambil kusaksikan istriku melenguh nikmat, kusaksikan kontol pak chandra menghujam-hujam dilubang vagina istriku, kulihat kedua buah dada istriku yang diremas tangan pak chandra, dan wakah cantik istriku yang sayup terpejam-pejam saling berpagutan dengan bibir pak chandra. hanya terdengar dengusan nafas memburu penuh birahi dari kedua insan ini.
"eeessshh... pak channn....", lenguh istriku namun bibirnya sudah tersumbat kembali dipagut pak chandra yang melumat dengan penuh napsu.
"nikmat sekali...uuhh...", gumam pak chandra seraya menoleh ke arahku yang sedang mengocok kontolku sendiri melihat nya menyetubuhi istriku.
"enak banget... memek istrimu gung...", ucap pak chandra kepadaku dan mataku tertuju kepada kontolnya yang berlumuran lendir menghujam-hujam vagina istriku.

"uuh... uuhh... uuh...", sambil terus mengayun pinggulnya naik turun diiringi lenguhan nikmat dari mulut istriku. sesaat kemudian pak chandra meraih tangan istriku dan memintanya untuk menungging, gaun gamis tetap tersingkap hingga lehernya, bokongnya menyembul di hadapan kontol pak chandra yang tak lama kemudian terbenam dan kembali mengaduk-aduk liang vagina istriku.
irama tubuh istriku mengayun dengan bokong membentur pinggang pak chandra dengan kontol yang terhujam nikmat dirasakannya. tangan pak chandra tak hanya meremas namun sesekali menampar bokong istriku dengan gemas.
"plak... plak. plak...", seakan memacu seekor kuda betina untuk berlari lebih kencang dalam kenikmatan birahi.

aku terduduk dengan kontol ku kocok-kocok sendiri, sudah 3x istriku orgasme dibuat pak chandra hingga akhirnya tiba-tiba pak chandra berdiri dari atas tubuh istriku seraya menyodorkan kontolnya di wajah istriku dan menyemburlah spermanya membasahi wajah cantik istriku.
"ooh... hampir keluar di dalem...", ucap pak chandra lirih dengan tubuh terduduk di bibir ranjang sementara aku menerkam istriku yang masih terlentang dan ku sodokkan kontolku dan ku genjot dengan kecepatan tinggi, namun tak lama aku menggeram tak dapat menahan semburan orgasmeku. ku tumpahkan sperma ku di dalam membanjiri liang vagina istriku disaksikan pak chandra.

jam menunjukan pukul 11 malam saat aku baru saja merebahkan tubuhku di samping istriku saat telepon berdering. aku mengangkatnya dan terdengar suara pak chandra disana.
"tadi telepon dari pak chandra... minta kalo kamu bersedia menemaninya tidur malam ini...", ucapku dengan suara bergetar.
"aku sih mau aja... kalo papah mengijinkan...", jawab istriku dan aku mengijinkannya. istriku menutup tubuh telanjangnya dengan kimono rambutnya terurai panjang sebahu. aku membuka pintu kamarku dan pak chandra membuka pintu kamarnya.
"aku pinjam istrimu gung...", ucap pak chandra kepadaku.
"i iy iya pak...", jawabku dan istriku masuk dan menghilang di balik pintu kamar pak chandra. ku elus kontolku yang mulai menggeliat terbayang istrku pasti akan kembal disetubuhi pak chandra.

Bersambung ke Halaman 6 <-----------------------
 
Terakhir diubah:
Duuuh, Dewi kalo nongol selalu bikin lemes. Mantap bgt ini Hu. Panas dingin pastinya nungguin istri dikeloni dan dientotin semaleman sama pria lain. :bacol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd