Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

Hmm... Keren Suhu... Lanjutkan cerita lainnya yang lebih joosss
 
-----------------------------------------------------------------------------

Cerita 30 – Diary About Me and Niki

III. Babak Ketiga: Terbaik Untuk Semua..

Sepeninggal
Nirwan.. hubunganku dengannya tenang-tenang saja.
Acara bercinta melepas kerinduan berjalan lancar.. rutin tapi penuh variasi.

Seringkali aku mengantar atau menyusul ke kampusnya sekedar agar dapat jalan bersama.
Sementara aku sulit menghilangkan kecanduanku pada remasan saktinya..
Niki juga punya ketergantungan tinggi terhadap pijatanku.

Maka saat pulang dari kampus.. biasanya Niki mengemudi dan aku duduk di jok belakang jok..
lalu dengan kedua tangan aku memijat leher dan punggungnya.

Niki sangat menikmatinya, apalagi bila saatnya aku melepas kaitan BRA..
Kedua tanganku menyusup ke dada memilin putingnya. Niki memang driver yang hebat..
sambil mendesah-desah menikmati sentuhanku ia tidak kehilangan konsentrasi mengemudi.

Bahkan saat jok sebelah direbahkan hingga rata.. dan dari situ aku dapat menjangkau pangkal pahanya dengan tanganku..
sambil menggelinjang dan mendesah Niki tetap mengemudi dengan stabil. Posisi ini termasuk favorit.

Bayangkan.. kakiku di jok belakang sementara badan menggeletak di jok samping yang direbahkan.
Rok disingkapkan sebatas panggul hingga tanganku dapat memeluk paha kiri sambil menciuminya.

Kaca mobil yang gelap membuat seolah Niki sendirian di mobil.. sementara dengan leluasa jariku dapat menggosok vaginanya..
–yang kadang terbungkus CD.. kadang tidak..– sampai basah. Niki tinggal mengatur duduknya agar cukup mengangkang.

Saat-saat dibutuhkan menginjak kopling.. kaki kirinya diturunkan..
lalu sesudahnya dikangkangkan lagi.. dan kembali jariku dapat bekerja.

Posisi ini dapat memberikan sensasi kenikmatan lama sekali..
–pernah sampai beberapa putaran tol dalam kota..!– tanpa orgasme.

Maka sesudah beberapa jam berputar-putar.. seringkali kami tidak tahan lagi untuk menyelesaikan dengan permainan akhir..
Maka kami mendarat di mana saja yang paling dekat.
oOo

Oktober 1995 .. Niki kembali cerita bahwa ia akan dikenalkan pada seseorang dalam acara ulang tahun saudaranya.
Aku tidak terlalu peduli.. kupikir paling-paling seperti model Nirwan.

Untuk persiapannya Niki kuantar mencari kado.. lalu ke salon untuk potong rambut.
Kami tidak sempat pulang, jadi Niki dandan di mobil yang parkir di tempat tersembunyi.

Kulayani ia berhias dengan beraneka perlengkapannya, bahkan saat ganti pakaian kubantu merapikannya..
–Saat membuka jins sempat kurangsang kemaluannya sebentar.. dan ia suka..–

Aku mengantarnya lalu turun di jalan sebelum ia masuk ke kompleks yang dituju.
Aku baru tiba di rumah saat Niki menelpon.. ternyata ia hanya sebentar di tempat pesta.

Ia tidak antusias menceritakan Yogi.. cowok baru itu. Berbeda dengan Nirwan yang diceritakan dengan menggebu-gebu.
Untuk mengurangi kekecewaannya.. kusemangati ia dengan komentar yang menyejukkan.

Beberapa hari kemudian aku ketemu dan diperkenalkan dengan Yogi.
Ia memang tidak seganteng Nirwan.. tapi kurasakan ia jujur dan tegas.. hal yang diperlukan Niki.

Aku sendiri dapat mengobrol enak dengannya.. dan ia nampaknya mempercayaiku.
Niki tampaknya mencoba serius dengan Yogi.. walaupun jatahku masih dipenuhi.
oOo

Pilihannya: Januari 1996 .. Kepastian hubungan Niki dan Yogi kuperoleh saat ia kuajak 'one night sailing' dengan Awani Dream.
Kapal pesiar yang lagi ngetop itu sengaja kupilih untuk mendapat suasana yang nyaman dalam berbincang.

Sambil duduk-duduk di anjungan kapal.. Niki cerita bahwa ia sudah memutuskan untuk menikah dengan Yogi..
Sehingga ia harus serius mempersiapkannya. "Persiapan apa yang kamu rencanakan Ki..?” Tanyaku.

Niki menarik napas berat.. “Aku harus beresin semua urusan dengan cowok.. termasuk Aji dan Fendi.
Aku harus siap ditemani dia tiap hari.. bukan lagi kamu.. untuk segala macam urusan.
Aku juga harus belajar cara hidup dia.. karena akan jadi cara hidup kita nantinya..”

Niki menjelaskan dengan tenang.. tegas dan dewasa. Matanya memandang jauh ke tengah laut.
Kupeluk tubuhnya yang terbungkus jaket.. kumainkan anak rambut di keningnya.
"Jadi, hubungan kita sampai di sini saja..?" Aku menegaskan.

"Enggak gitu Mas.. aku pengennya masih seperti biasa.
Bedanya aku nggak bisa lagi nyediain waktu rutin.. tapi setiap saat aku punya waktu luang kita bisa bersama.
Niki masih butuh kamu Mas..! Cuma yang jelas kita nggak bisa lagi seperti kemarin-kemarin..” ia menjawab.

"Kalau ini baik buat kamu ..”
"Mudah-mudahan yang terbaik. Yang paling berat.. aku harus belajar nggak tergantung kamu.
Kita musti pelan-pelan belajar berjauhan..!"

Sambil menghela napas.. Niki mengahiri penjelasannya.
"Mulai sekarang..?” Tanyaku sambil melepas pelukan.. menjauhkan badanku.

"Ya enggak dong..! Kamu nih.. ada-ada aja..!" Sahutnya sambil menarik tanganku yang melonggar dari pundaknya..
tangan satunya dengan nakal mengusap celanaku bagian depan.. dengan dilindungi jaketnya ia mulai meremas-remas.

Batangku mulai menggeliat seperti kena setrum.. maka pembicaraan serius pun selesai.
"Ayo turun..!" Kataku sambil menyeretnya dari anjungan.

Kami berjalan sepanjang lorong kapal, ber 'hello' kepada siapa saja yang ketemu..
atau hampir ketabrak karena kami berjalan setengah berlari.

Begitu masuk ke kamar, kami langsung berciuman ganas.
Lidah kami saling membelit, sementara tanganku melucuti pakaiannya hingga yang tersisa tinggal CD.

Aku terpaksa melepas ciuman untuk membuka pakaianku lalu melemparkannya jauh-jauh ke tempat tidur.
Di balik celana dalam yang tipis itu terlihat bulu-bulu halus di pangkal pahanya yang mulus..

Juga dadanya yang besar terpampang di wajahku, mengundang tanganku untuk meremasnya.
Niki melonjak saat jari kiriku menyentuh permukaan liang nikmatnya yang mulai basah.

Aku mencium bibirnya lagi, sambil kugerakkan perlahan jari tengahku menyusup di balik CD-nya..
kugerakkan naik turun menggosok permukaan vaginanya yang semakin basah.

Masih sambil berdiri.. kupindahkan ciumanku ke bukit kembarnya, membuat napasnya makin tidak beraturan.
Kucium belahan dadanya, lalu kujilat puting susunya.. kumainkan lidahku di sana..
dan kurasakan napas Niki semakin memburu menghembus kepalaku.

Tangan kiriku yang menggosok permukaan liangnya, bergerak ke bawah membuka CD Niki.
Ia merenggangkan kaki dan memudahkan CD-nya meluncur turun, kudorong dengan lutut sampai merosot lepas.

Kembali tangan kiriku menuju selangkangannya..
dengan jari tengah kuusap lembut permukaan liang kemaluannya yang tidak lagi terbungkus apa-apa.

Jari telunjuk dan jari manisku kugunakan untuk membuka liang kemaluannya lebih lebar..
sedangkan jari tengahku menyusup ke bagian tengahnya yang hangat dan berlendir, mengocoknya keluar masuk perlahan.

Niki mengerang sambil berusaha mengatur napasnya yang semakin memburu.
Itu tidak berlangsung lama, karena beberapa saat kemudian tubuh Niki menggelinjang hebat seperti kehilangan keseimbangan.

Kulepas tanganku dari liang kemaluan dan kupeluk tubuhnya untuk mencegah jatuh.
Lalu kubaringkan di atas tempat tidur. Niki terbujur lurus sambil menarik napas panjang-panjang..
menikmati sisa orgasme pertamanya.

Aku tidak tahan lagi, kutindih Niki dari atas dan kuarahkan kepala penisku ke permukaan liang kemaluannya..
Kugosok-gosokkan perlahan.. dan begitu kutemukan liangnya.. Slebb kudorong pinggulku sedikit..
hingga kepala kemaluanku masuk ke dalam lipatan kemaluannya .

"Nghhhh.." Niki mendesah sambil memelukku lebih erat, bibirnya melahap bibirku seraya memainkan lidah di mulutku.
Kugoyang-goyangkan pinggulku tapi tidak kutekan.. hingga kepala kemaluanku berputar menggilas mulut vaginanya.

Niki mengelinjang sambil melenguh, sepertinya ia sudah terangsang lagi.
Ia berbisik di telingaku.. “Abisin.. Mas, cepetan.. sekarang..!" Niki sudah tidak sabar, begitu pula aku.

Jlebb.. Sekali lagi kudorong pinggulku dengan sedikit menghentak, kemaluanku melesak sekitar setengah batang.
"Ohhh.." Niki mendesah panjang.. kurasakan batang kemaluanku basah oleh cairan birahi.

Ughhh.. Rasanya hangat dan nikmat.. betapa rapat dan menjepit liang nikmatnya.
Itu karena dinding liang vaginanya memijit-mijit seperti mengisap batang kemaluanku ke dalam.

Dalam posisi tertanam setengahnya, kugoyang penisku perlahan.. Rrbb.. rrbbb.. rrbbb..
Niki mengangkangkan paha dengan menggenggam kedua pergelangan kakinya.

Slebb.. Lalu penisku meluncur perlahan di lorong nikmatnya sampai seluruhnya amblas.
"Ughhhh.." kembali Niki mengerang perlahan.. kemudian berdesah panjang. "Ohhhh."

Aku mulai mengocok liang kemaluannya dan Niki mendesah-desah keenakan. crebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb.
Semakin lama kocokanku semakin kencang.. dan desahan Niki yang tadi perlahan kini berubah menjadi jeritan-jeritan kecil.

Kapal mulai melaju di laut lepas, membuat goncangan-goncangan kecil yang konstan..
mengayun tubuh kami dalam buaian yang mengasyikkan.

Beberapa menit kemudian, kurasakan kenikmatan mendesak di ujung kemaluanku.. dan kupercepat kocokanku.
Crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb.. Niki sendiri semakin liar mencakari punggungku.

Lalu seiring benturan gelombang yang memecah di lambung Awani Dream.. crett.. crett.. crett.. Srr,, srrr.. srrr..
gelombang birahiku menyembur, membasahi liang vagina Niki yang menggelinjang hebat.. kami orgasme bersama.

Malam itu kami menghabiskan waktu nyaris tanpa tidur.
Selesai nonton kabaret.. kami berkaraoke, nonton film, kembali ke kamar dan bercumbu lagi.

Paginya kami pulang sama-sama lunglai namun dengan senyum kepuasan.
Lembaran baru sudah menanti untuk dijalani.
oOo

Curi-curinya: .. Hari-hari selanjutnya merupakan ujian berat untukku..
di kantor Niki sudah memproklamirkan Yogi sebagai calon suaminya..

Sehingga aku berusaha untuk tidak terlalu sering kelihatan bersamanya.
Aku terpaksa mencari kesibukan lain. Beberapakali memang Niki punya waktu kosong.

Dan itulah hari bahagiaku.. karena Niki ternyata tidak berubah..
ia masih ganas dan liar saat bercinta denganku apalagi dalam waktu yang terbatas.

Gejolak birahinya dapat kurasakan lewat remasan vagina pada batang kemaluanku..
juga garukan dan cakaran di punggungku.

Pernah juga, kami pulang dari Bogor dan hanya punya waktu sangat singkat..
setengah jam, pas seukuran waktu tempuhnya.

Menjelang masuk tol kami sudah saling remas, tangan Niki parkir di selangkanganku..
sementara aku meremasi buah dadanya.

Selewat tol Bogor, Niki membelokkan mobil ke tempat istirahat, lalu menuju WC umum.. aku menunggu di mobil.
Seperti kuduga, saat Niki kembali CD dan BRA-nya sudah pindah ke dalam tas.

Saat antre keluar dari daerah istirahat.. kancing blus tersisa tinggal yang paling atas..
Itu memudahkanku meremas buah dadanya yang kencang.

Mobil melaju perlahan di jalan tol.. kepalaku menyusup di pangkuan Niki untuk mengisap putingnya yang keras.
Dengan duduk agak merosot dan kaki kiri di kangkangkan.. Niki mengendalikan laju mobil dengan piawai.

Aku tiduran di paha kirinya.
tangan kiriku leluasa menjelajahi liang kemaluannya yang basah sambil bibirku mengisap putingnya.

Niki merengek saat jariku menyusup.. mengorek liang vaginanya.
Aku berusaha mencium vaginanya, kusuruh Niki agak maju dan lebih mengangkang.

Dengan menekuk leher, susah payah bibirku berhasil mencapai kemaluannya.
Saat lidahku semakin kuat menjilati klitoris bersamaan dengan kocokan jariku di liangnya.. Niki menjerit lalu mengejang.
Pertamakalinya Niki orgasme sambil mengemudi!

Kami jalan pelan menghabiskan sisa waktu.. Niki mengeluarkan batang kemaluanku dari celana..
berusaha mengocok untuk penyaluran ketegangannya..
Tapi sisa waktu tidak memadai. Aku turun sekitar 2 km dari rumahnya lalu naik taksi.
oOo

Maret 1996 .. Sekarang ini Niki tiap hari ditelpon Yogi di kantor.. dan pulangnya selalu dijemput.
Sementara itu tempat nyaman untuk Niki menerima telpon adalah di ruanganku.

Saat-saat Niki ngobrol di telpon perasaanku seperti diiris-iris.. tapi aku pikir ia sedang melatihku menerima kenyataan.
Positifnya, setidaknya aku masih dapat memandangnya kalau duduk di dekatku.

Untungnya aku punya banyak foto Niki yang kujepret sendiri.. berapa dalam pose yang cukup merangsang.
Ini modalku untuk onani kalau 'kebutuhan' sudah sangat mendesak.
Niki pernah juga menanyakan soal 'kebutuhan' ini dan kujawab apa adanya.

Lalu suatu malam ia menelpon ke HP-ku. "Mas, kamu di kamar..?" Tanyanya.
"Iya.. lagi mandangin foto kamu..” jawabku.

"Yang dadaku terbuka..?" Lanjutnya.
"Iya.. sama satunya lagi yang di kursi..” jawabku lagi.
"Ooo.. yang aku lagi ngangkang..?" Ia menegaskan.

"Ciumin dong dadaku.. pentilku....”
Ia berbisik dengan mendesah, kuberi kecupan lewat telpon, lalu,

"Jilat dong memekku.. aku kangen.. bajumu aku buka yaa.. dadamu kucium....”
Desahannya menggiringi fantasiku.

Niki terus mendesah dengan membisikkan kata-kata erotis.. membuat khayalanku melambung..
Lalu dengan dibantu baby oil cepat sekali aku orgasme.
oOo

Siasatnya: Mei 1996 .. Jadwal kesibukan Niki yang ketat akhirnya cair juga..
Deadline skripsinya membuat kami harus sering ketemu.

Bahkan Yogi memintaku membantu untuk penulisan..
–pasti ini siasatnya Niki..– karena ia tidak dapat banyak membantu.

Maka disusunlah jadwal penyelesaian tugas akhir..
Isinya antara lain jadwal membahas materi.. ketemu dosen pembimbing.. pengetikan.. revisi dan sebagainya.

Kejadiannya.. hampir tiap hari aku bersama Niki mengerjakan berbagai hal berkaitan dengan skripsinya.
Ada saja urusannya.. kadang hanya di kantor.. kadang ke rumah dosen.. kadang harus keluar mencari bahan-bahan.

Yogi biasanya menjemput.. kecuali kalau kegiatan di luar kantor.
Yang rutin adalah hari Sabtu.. biasanya aku dan Niki kerja seharian di ruanganku ditemani Yogi.

Kebersamaan ini membuatku 'kumat' lagi. Bahkan yang lebih parah.. menurut Niki sekarang aku 'nakal'.
Pada setiap kesempatan aku mencoba untuk menyentuhnya. Niki tidak menolak.. hanya sedikit 'risih' dengan kenekatanku.

Misalnya bila Niki mendatangiku.. sambil ia berdiri di samping meja..
tanganku pasti menyusup ke sela-sela pahanya.. menggosok belahan mulut kemaluannya.

Niki mengomel.. “Awas keliatan orang..!" Tapi ia tidak beranjak..
Justru berdesis menikmati dengan mata terus melirik ke seluruh ruangan takut kepergok.

Sekali waktu saat libur.. aku memproses data survei dan Niki memeriksanya..
Yogi meninggalkan kami berdua karena ada keperluan.

Begitu Yogi berangkat, Niki langsung menghampiriku di depan komputer.
"Mana tabelnya..? Udah bisa dicek..?"
Tanyanya sambil menyandarkan pantatnya ke bibir meja.. persis di sebelah monitor.

"Nih, tinggal diprint..!"
Jawabku sambil menunjuk ke monitor.. tapi tanganku yang lain merogoh ke dalam roknya.

Niki merenggangkan kakinya.. memudahkan penjelajahan jari-jariku menyusur pahanya..
menuju mulut kemaluannya yang masih terbungkus CD.

Agar tidak kecipratan cairan.. –dan menimbulkan kecurigaan Yogi..– akhirnya CD-nya kulepas dan kukantungi.
Gundukan bibir vaginanya mulai menebal.. sentuhan jari tengahku pada kelentitnya membuat Niki mendesah.

Kaki kanannya digosok-gosokkan pada selangkanganku, menekan batang kemaluanku yang mengeras.
Melihat Niki sudah mengelinjang dengan bernafsu, kursi kugeser tepat di hadapannya.

Roknya kusibakkan.. kedua kakinya menopang di lengan kursi.. lalu bibirku mulai kudekatkan ke vaginanya.
Jilatan lidahku di liang vaginanya membuat Niki terlonjak-lonjak..

Pinggulnya mengeliat-geliat menikmati penjelajahan lidahku di liang kenikmatannya.
Dengan jilatan pada kelentit dan kocokan jariku pada liangnya.. Niki mencapai orgasme pertamanya.

Kini giliranku. Sandaran kursi kulepas.. lalu Niki kuminta menungging dengan telungkup di atasnya..
Celana trainingku kuperosotkan dan sambil bertumpu di lengan kursi kutancapkan kemaluanku dari belakang.

Aku hanya bergerak maju-mundur.. kubiarkan Niki menggoyang pinggulnya sambil mengayun kursi putar ke kiri ke kanan..
membuat daging lembut dan hangat itu segera menjepit batangku dan memijitnya dengan ahli.

Goyangan Niki semakin cepat disertai erangan.. menandakan kenikmatannya semakin memuncak.
Akhirnya guncangan cepat berirama yang menggiling kemaluanku melemparkan gelombang kenikmatan kami ke puncak..
menyembur membasahi liang vaginanya.

Saat Yogi menjemput.. semuanya sudah bersih tanpa bekas.
Tisu yang digunakan untuk membersihkan meja kursi dan karpet bekas tetesan spermaku dibuang ke closet dan disiram.
Bahkan.. CD Niki yang kukantongi pun kukucek dan kubersihkan dengan tisu wangi.
oOo

Meluapnya: Juli 1996 .. Hari terakhir penyerahan skirpsi sudah sangat mepet..
Mau tidak mau kami harus bekerja siang malam. Agar dapat konsentrasi, aku dan Niki memutuskan menginap di luar.

Niki beralasan ke Yogi bahwa kami menginap di tempat dosen pembimbing..
karena harus selalu berkonsultasi dengannya.. untungnya Yogi mau mengerti.

Kukatakan rumahnya di pinggir kota dan belum terjangkau telpon.. jadi untuk menghubungi kusuruh lewat HP-ku.
Hari itu Niki cuti tiga hari dan aku minta ijin untuk urusan keluarga.

Niki berangkat duluan ke apartemen di bilangan Cilandak yang kupinjam dari seorang kawan..
dengan membawa berbagai keperluan, makanan, obat-obatan, buku-buku dan kertas.
Aku menyusul membawa notebook, printer laser, kabel-kabel.. dan disket.

Sebenarnya semua bahan sudah selesai ditulis Niki.
Yang perlu kulakukan tinggal memasukkan berbagai gambar dan tabel ke dalam format dokumen..
lalu menyusun format pencetakan termasuk indeks dan bibliografi.

Pekerjaan gampang tapi makan waktu.. maka begitu sampai berbagai peralatan itu langsung ku-setting.
Sementara itu sambil menunggu aku beres-beres.. Niki menggeletak di ranjang masih dalam pakaian kantor.

Selesai membereskan peralatan aku langsung menggeletak di sebelah Niki.
Aku sedikit lelah karena menggarap skripsi di malam hari dan tugas kantor di siang hari..
makanya rasanya nikmat dapat bergolek sebentar.

Sambil beristirahat kami berpelukan sambil berciuman mesra.. kegiatan yang sudah lama tidak dilakukan.
Belakangan ini.. karena waktu ketemu yang terbatas.. biasanya tangan atau bibirku langsung menuju vaginanya.

Ciumanku direspon dengan hangat dan liar. Kami bergulingan di ranjang dari satu tepi ke tepi yang lain..
dengan tangan saling menjelajah ke seluruh tubuh.. memberikan rangsangan yang hebat pada birahiku.

Lalu Niki pipis dulu ke kamar mandi.
Sementara ia di kamar mandi.. aku membuka pakaian lalu kembali mengeletak berselimut handuk.

Niki menyusulku ke ranjang melanjutkan percumbuan yang terhenti.
Ia menciumiku dengan menindih tubuhku.. tangannya memeluk leher.. dadanya menekan kenyal ke dadaku.

Tanganku memijat menjelajahi punggung terus ke pinggul, ke bawah lagi meremas pantatnya.
Aku merasa ada yang aneh di pinggulnya.. tanganku menyelusup ke dalam roknya dan ternyata benar.. ia sudah tanpa CD.

Kelakuan Niki memberikan sensasi luar biasa kepadaku.. membuat kemaluanku membengkak.
Dengan bibir masih bertaut, kugulingkan tubuh Ana, lalu aku gantian menindihnya.

Aku mengambil posisi di atas Niki yang mengangkang dengan rok tersingkap.
Kutempelkan kemaluanku pada belahan vagina Niki yang sudah basah..

Lalu perlahan kugosokkan maju-mundur sepanjang belahan itu..
Persis seperti masa awal percintaan kami.. saat Niki masih perawan.

Walau batangku sudah sangat keras dan mulut vagina Niki sudah megap-megap..
mencari kepala kemaluanku untuk dilumatnya.. tapi aku tetap bertahan dengan posisi ini.

Posisi yang membangkitkan kenangan pada masa Niki masih virgin.. saat-saat yang menyenangkan;
Di mobil, di hotel, teras rumah, dengan pakaian lengkap, setengah lengkap, atau bugil.

Gesekan batangku pada klitoris membangkitkan nikmat yang merambat halus.. membuat aku dan Niki makin terbakar birahi.
Rangsangan birahi membuat kepala kemaluanku mulai mencari-cari peraduan.. seperti belut yang merayap rayap mencari liangnya.

Demikian pula Niki.. vaginanya bak mulut bayi yang kelaparan mencari dot.
Dalam waktu singkat keduanya ketemu.. kepala belutku begitu bertemu liangnya langsung amblas.
Vagina Niki yang merengek kehausan.. begitu bertemu dotnya langsung dikenyot dan dilumat habis.

Sambil terus berciuman, vagina Niki kugenjot dengan tusukan-tusukan cepat..
Disambut Niki dengan goyangan melingkar pada pinggulnya.

Kerinduan kami yang menggunung membuat perasaan kami lepas; Mendesah, merintih, mengerang, menjerit dan berteriak..
Seiring gelombang kenikmatan yang bergulung-gulung melemparkan kami ke puncak kemesraan yang dahsyat.

Kami terbangun sekitar jam 8 malam. Niki memanaskan makanan lalu makan sama-sama.
Sesudahnya aku mulai bekerja dengan berbagai file yang harus digabung..

Sementara Niki membuat checklist pekerjaan yang harus kulakukan.
Niki tidur duluan dan aku selesaikan semua yang ada dalam checklist.. malahan dua bab pertama sudah selesai kuformat.

Esoknya aku bangun dan langsung mencetak halaman-halaman yang sudah kuformat tadi malam..
sementara Niki yang baru selesai mandi menggelendot di sebelahku.
Aroma sabun cair yang segar membuat tubuh Niki terasa kontras dengan tubuhku yang bau keringat.

"Kamu seger banget Ki. Pengen nyium tapi aku masih bau asem..!" kataku memujinya.
"Makanya mandi dulu, sana..!" Sahutnya.
"Yuk, kumandiin..!" Ia menyeretku bangkit ke kamar mandi.

Kamar mandi dengan kamar tidur menyatu hanya dibatasi tirai.. di situ Niki melucuti pakaianku..
Lalu aku dicemplungkan ke dalam Bathtup-nya yang besar berbentuk bundar seperti di film-film –norak yaa..!?–

Niki juga melemparkan handuk yang melilit tubuh telanjangnya dan ikut nyemplung.
Aku yang beberapa hari kurang tidur merasakan rileks berendam di air hangat.. didampingi Niki yang memijat dadaku.

Dengan lembut dan telaten ia menyabuni seluruh tubuhku.. lalu membasuhnya dengan shower.
Elusan Niki membuatku ngantuk dan akhirnya ketiduran lagi entah berapa lama.

Aku terjaga oleh rasa hangat yang menjalari tubuh. Terendam air bak yang tinggal 20 cm..
Niki bersila di sebelahku sambil mengurut kemaluanku yang setengah berdiri dengan perlahan dan lembut.

"Udah bangun, Yang..” katanya sambil tersenyum mesra.
"Hampir.. baru setengah..” jawabku ngantuk.. ternyata rasa hangat itu datang dari kemaluanku.

Ia kembali tersenyum manis.. lalu meneruskan usapannya. Jari-jarinya dengan ahli menyusuri leher kemaluan..
tepat di bawah helm melingkari penisku yang semakin tegang dan berdenyut-denyut.

Lalu telapak tangan kirinya menahan batangku sambil tangan kanannya mengurut lembut sisi depannya..
dari ujung ke pangkal, kembali lagi ke ujung bolak balik.

Tekanannya yang lembut dan konstan membuatku menggeliat terlonjak-lonjak.
Aku tidak tahan, kuraih tubuhnya lalu kuseret ke atas tubuhku.

Niki tau yang kuinginkan, ia mulai dengan mencium bibirku. Sesudah satu ciuman panjang yang menggairahkan..
ia berjongkok di atas batangku yang tegang.. digenggamkan ke arah liang vaginanya..

Lalu pelan ia menurunkan tubuh dan..
Slepph.. batangku menyeruak masuk menerobos liangnya yang peret akibat berendam air hangat.

Dengan tangan bertumpu di dadaku.. Niki menaik-turunkan pantatnya..
mengocok batangku yang tegang keluar masuk di vaginanya yang sempit.

Meskipun bukan sekali ini kami berhubungan.. tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang amat sangat..
Baru kali ini batangku merasakan jepitan liang senggama yang terendam air.. lembut.. rapat dan peret.

Niki pun nampaknya merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia mengerang.
Niki menggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang luar biasa, maju-mundur..
kiri kanan, naik turun dan berputar-putar.

Saat lelah ia berhenti.. dan mulailah dinding vaginanya meremas batang penisku..
membuatku benar-benar tidak tahan lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi ini.

Aku mengerang tertahan dan Niki makin memperkuat remasannya.. ditambah gerakan maju-mundur perlahan.
Beberapa detik kemudian.. aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa..
Cratt.. cratt.. cratt.. spermaku yang menyemprot dengan deras menyiram vaginanya.

Niki masih melanjutkan gerakan kecil maju-mundur.. memanfaatkan sisa-sisa keteganganku..
Makin lama makin cepat.. lalu dengan jeritan kecil tubuhnya menegang.. vaginanya menjepit keras.. lalu terkulai memelukku.

Kami bekerja dan bercinta siang malam, pakaian tidak termanfaatkan karena sepanjang waktu kami nyaris telanjang.
Hari kedua Niki tidak membantu lagi karena semua materi sudah selesai.

Pekerjaan yang tersisa tinggal memperbaiki format dan mencetak. Untuk yang ini Niki membiarkanku kerja sendiri.
Sedangkan ia secara cermat menyuplaiku makanan bergizi tinggi dan energy drink berlimpah.

Hari ketiga semua selesai tercetak sebanyak 7 set. Kami membereskan semua perlengkapan..
Lalu sebelum pulang kami sempatkan bersenggama sekali lagi. Entah kapan lagi kami bisa begini Ki..!
oOo

Nekatnya: September 1996 .. Sidang skripsi sukses dilewati Niki.
Kesibukan selanjutnya adalah lamaran dari keluarga Yogi yang sudah lama dipersiapkan.

Niki masih harus meminta tandatangan pengesahan kepada para penguji dan menyelesaikan beberapa kewajiban administrasi..
sementara Yogi tidak dapat mengantar karena mengurusi keluarganya dari daerah.
Untuk itu Niki memintaku mengantarnya.

Niki sangat berhati-hati, menjaga jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat membatalkan perkawinannya.
Makanya waktu kami sempit sekali, kebersamaan kami hanya selama perjalanan dari satu tempat ke tempat lain.

Untung beberapa tanda tangan dapat di dapat dengan mudah..
sehingga kami punya kelebihan waktu hampir satu jam.

Kami mampir di kedai eskrim yang dulu biasa kami datangi.
Kedainya unik, di lantai satu berjajar meja dan kursi seperti warung biasa.

Di lantai dua menggunakan sofa empuk berbentuk melingkar dengan sandaran tinggi untuk sepasang..
sehingga setiap pasangan yang duduk tidak kelihatan oleh pasangan lain kecuali oleh yang lewat saat baru datang atau mau pulang.

Lantai tiga menggunakan sofa yang sama, tapi posisinya diatur saling membelakangi..
sehingga kalau mau melihat benar-benar harus melongok.
Posisi ini membuat kapasitas bangkunya lebih sedikit dibandingkan lantai dua.. dan selalu penuh.

Aku memesan di lantai tiga yang untungnya masih tersedia satu sofa.. paling pojok lagi..!
Kami memesan jenis yang gampang dan cepat lalu bergegas ke atas.

Sementara Niki ke kamar mandi, aku melepas sepatu, sabuk dan mengeluarkan kemeja dari celana.
Niki kembali bersamaan dengan datangnya pesanan, kami langsung bersila di sofa menikmatinya.

Niki menyadarkan kepalanya ke bahuku, kuusap rambut dan pipinya.
"Yang.. makasih yaa, kamu banyak bantu aku..” Niki berbisik di telingaku..
Aku tidak menjawab, hanya memeluk dan mengecup keningnya.

"Cium aku dong Yang..!"
Kucium bibirnya dengan lembut.. dan kami berciuman panjang.

Lalu lidah kami mulai ikut aktif, saling menyentuh, membelit.. dan akhirnya tanganku pun ikutan.
Kami saling berciuman mesra, sesekali ciumanku mendarat di lehernya yang jenjang.

Niki hanya menggeliat kegelian diperlakukan seperti itu.
"Oohh.. Yaang..!" Suara manjanya menusuk ke telingaku.

Sambil berciuman.. buah dadanya yang montok kupegang.. kuremas lembut untuk merasakan ketegangannya.
Niki hanya dapat mendesis menahan keenakan yang dirasakan.

Kancing blusnya kubuka satu per satu sambil tetap mencium dan mengecup wajahnya..
dan akhirnya tersisa satu yang paling atas.. –seperti biasa..–

Kuteruskan dengan membuka kaitan BRA-nya yang kuselesaikan dengan mudah.
Ciumanku bergerak ke pangkal dadanya yang kenyal, juga putingnya.

Kepala dan rambutku diremas dan dipeluk erat ketika putingnya kuisap.
"Aah.. mmhh..!" Rintihannya membangkitkan nafsuku.

Suasana hening dan dingin AC membangkitkan nafsu birahiku.
Kami terus berpelukan erat sambil berkecupan mulut. Buah dadanya terasa hangat bergesekan dengan dadaku.

Tangan kiriku mulai menyusuri pahanya yang bersila, menyusup ke dalam roknya.
Niki mengangkat sebelah kakinya.. dan jariku langsung menyentuh bulu halus yang melingkari vaginanya,
Niki sudah melepas CD di kamar mandi.

Lalu jari-jariku mulai menyelinap ke dalam liangnya yang basah..
Mengocok dengan jari tengah dan memainkan klitoris dengan jempol.
Niki berusaha menekan suara rintihannya selembut mungkin.

Nafsu yang menggelora membuatku makin nekat.. dengan berjongkok aku menciumi vagina Niki..
lidahku menggelitik klitoris, kadang menyelusup ke dalam liangnya.

Niki hanya dapat menghentak dan mengejang, tidak berani bersuara keras.
Tubuhnya merosot di sofa membiarkan pahanya mengangkang menikmati jilatanku.

Sementara sambil berjongkok menjilati kemaluannya.. celanaku sudah turun..
dan batangku yang keras sudah lepas dari sarangnya.

Vagina Niki sudah berdenyut di lidahku.. pahanya mengejang hampir orgasme.
Aku bangkit dan beralih mencium lehernya..

Niki terkejut melihat aku menggenggam batang kemaluan yang tegak mengacung.
"Jangan nekat dong, Yaang..!" Ia mencoba bangkit.

Tapi nafsuku sudah tidak dapat diajak kompromi.. tubuhnya kutindih sambil menciumi lehernya.
Ia berusaha merapatkan paha tapi terganjal lututku.

Jlebb..! Dengan mudah tongkatku menemukan liangnya yang basah dan langsung menusuk dengan kuat.
"Yang, kamu nekat. Malu dong.. Yang.. ahh..!"
Ia merintih lirih.. tapi pinggulnya menggeliat dan vaginanya meremas tongkatku dengan jepitan yang luar biasa.

"Yang.. kamu nakal.. jahat..!" Hanya dalam beberapa menit Niki mengejang dan memelukku erat..
Disusul orgasmeku beberapa detik kemudian.

Setelah istirahat sekitar lima menit, kami langsung beres-beres di kamar mandi.
Tidak ada waktu untuk santai-santai, kami harus cepat pulang.

Dalam perjalanan Niki berdiam terus.. setiap kutanya selalu dijawab pendek-pendek.
Aku merasa ada yang tidak beres.

"Kamu marah Ki..?” Tanyaku.
"Ya marah dong..!" Jawabnya ketus.

"Kalo di situ kita cipokan.. pelukan.. kobel-kobelan sih wajar aja. Dulu juga kita sering..”
Ia meneruskan.
Aku agak terkejut.. cara bicaranya menandakan ia benar-benar marah.

"Mentang-mentang aku butuh kamu.. doyan penis kamu.. terus bisa diajak ngentot di tempat sembarangan..!?"
Niki nyerocos terus.. belum pernah ia bicara sekasar ini.
"Sorry, kirain..” aku mencoba menjawab, tapi langsung dipotong.

"Kirain apaan..? Kirain aku pengen..? Aku menikmati..? Aku orgasme..?
Iya.. memang.. aku pengen.. menikmati.. dan orgasme.
Tapi karena aku memang selalu orgasme kalo kena penis kamu..!" Suaranya makin meninggi.

"Mustinya kamu jaga dong. Hargai dong aku.. kaya cewek apaan aja.. bisa dientot di mana aja..
Jangan mentang-mentang penisnya dibutuhin..!"

Aku merasa sangat bersalah.. sangat menyesal.. tapi mau apa lagi. Gara-gara mengikuti nafsu..!
"Ki.. aku memang salah. Salah banget sama kamu..” aku terdiam tidak mengerti harus ngomong apa.

"Aku nggak bermaksud membela diri.. tapi sejak bisa ngaceng lagi tiap saat aku selalu sama kamu.
Dua bulan nggak ketemu nafsuku udah ke ubun-ubun.. aku gelap mata..” aku coba berdalih.

"Lagi.. sesudah ini kita tidak mungkin ketemu lagi. Makanya aku jadi nekat, maafin aku yaa Ki..?"
"Mas.. aku sayang kamu.. jadi pasti kumaafkan.. cuma aku kecewa sama kamu..” Kontiecrott..!!
-------------------------------------oOo-----------------------------------
 
Bimabet
Kayaknya bakal ada episode penutup nih ya... Kok tanggung rasanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd