Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

request : suhu pecah utak yg hebat dan bagus hasil editan copasnya coba terewang ada gak cerita yg paman atau siapa punya istri banyak lalu di sipaman tak bisa bisa hamilin istrinya yg banyak mungkin 4-6 lalu suruh ke
ponakkanya yg hamili satu persatu isttrinya pasti ramai dan asyikkkkk .... tq Suhu
:ampun: Waahh.. ntar Nubi coba abrak-abrik dulu ya arsip di hardisk Nubi.
Btw.. kalo cerita si Paman ga bisa ngehamilin.. terus nyuruh si ponakannya.. pernah sih kayaknya Nubi save..
 
---------------------------------------------------------

Cerita 110 – Gairah Ibu dan Anak

Namaku Yudha.
Kini aku berumur 29 tahun. Aku bekerja di salahsatu perusahaan swasta di Jakarta.
Aku memiliki kisah menarik. Kisah ini bermula sekira awal-awal tahun 1990 yang lalu. Sekitar tahun 1992 dan 1993.

Aku memiliki tetangga seorang wanita cantik.. yang waktu itu berumur sekitar 38 tahun. Ia biasa dipanggil Mpok Ria.
Karena dia memang orang Betawi. Mpok Ria adalah istri kedua dari suaminya yang sekarang.
Sebelumnya ia sudah pernah menikah dan memiliki anak perempuan, yang biasa kupanggil Ati.

Aku dan Mpok Ria bertetangga sangat akrab. Sejak aku SD, keluarga Mpok Ria dekat dengan keluargaku.
Kedua orangtuaku yang sudah tua dianggap sebagai orangtua oleh keluarga Mpok Ria.
Hubungan kami tetap akrab meski kedua orangtuaku telah meninggal.

Aku sebenarnya sudah nafsu melihat Mpok Ria sejak SMP. Bodinya seksi dan kencang.
Buah dada dan pantatnya besar. Seringkali jika aku bermain ke rumahnya.. Mpok Ria hanya menggunakan daster..
atau.. dengan cuek setelah mandi, hanya dengan menggunakan handuk, melenggok di depanku.

Hal-hal tersebutlah yang membuatku seringkali menjadi terangsang.. hingga pulangnya 'terpaksa' langsung beronani.
Namun aku tidak berani berbuat lebih jauh.. karena hubungan yang sudah terlalu akrab itu.

Apalagi Mpok Ria melihatku yang masih SMP saat itu hanya menganggapku sebagai adiknya.
Tapi ketika aku semakin dewasa, segalanya mulai berubah. Tepatnya ketika usiaku 25 tahun.

Kata orang aku sebenarnya pria yang tampan dan menarik. Tapi aku agak malas pacaran.
Sementara nafsu seksku yang tinggi biasa kusalurkan melalui onani.
Soalnya aku takut berhubungan seks dengan pelacur. Selain karena bahaya penyakit, aku males keluar duit.

Selama ini fantasi onaniku selain bintang Porno adalah Mpok Ria dan anaknya.. yang kini sudah beranjak dewasa.
Umurnya 18 tahun. Kulitnya putih mulus bodinya bener-bener proposional.
Meskipun pantat dan buah dadanya tidak terlalu besar. Wajahnya juga cantik seperti Shu Qie bintang film cina.

Suatu ketika aku mendapatkan telepon dari seseorang yang ingin berbicara dengan Ati.
Saat itu – 192 – rumah Mpok Ria tidak ada telepon.. jadi mereka 'terpaksa' menumpang di rumahku.

Aku segera bergegas ke rumahnya. Rupanya Ati sedang mandi. Karena teleponnya penting dan ditunggu, maka dia bergegas berganti pakaian.
Blass..! Saat itu Ati hanya mengenakan daster yang tipis.. dan tentu saja menjeplak.. membentuk seluruh tubuhnya yang seksi.
Ati bergegas menuju ke rumahku sementara aku mengikuti dari belakang. Pinggulnya yang bergoyang-goyang membangkitkan gairahku.

Sampai di rumahku.. tanpa sadar Ati duduk menerima telepon dengan posisi duduk yang menantang.
Bagian bawah dasternya tersingkap.. sehingga terlihat jelas pahanya yang putih mulus.

Aku duduk di sofa di depannya.. dan mataku dapat dengan bebas.. jelalatan menjelajahi lekuk seluruh tubuhnya.
Ahh.. di situlah aku baru sadar.. ternyata Ati tidak sempat memakai BH. Sebab dapat kulihat putingnya tercetak di bagian dada dasternya.

Saat Ati menyadari bahwa aku sedang mengamatinya.. dia tersipu dan berusaha memperbaiki posisi duduknya.
Namun dasternya yang pendek membuat posisi duduknya tetap saja merangsang.

Tak berapa lama dia selesai menelepon. Dia berdiri dan siap-siap untuk pamit. Aku langsung memegang tangannya.
"Mau ke mana..? Sini dulu dong temenin gue ngobrol..” ajakku memulai SSI.
"Aduh.. Ati mau pergi nanti jam 1 ke blok M. Udah janjian ama temen..” Ati beralasan.

"Ya udah nanti aja siap-siapnya. Kita ngobrol dulu..”
"Aduh.. mas Yudha.. Ati harus siap-siap.."

"Iya deh. Sekarang Ati sombong. Gak mau ngobrol sama aku lagi..”
"Kok mas Yudha gitu..? Emang mau ngobrol apaan..?" Katanya mulai merasa penasaran

Ati lalu duduk di sebelahku. Uhmm.. Harum tubuhnya habis mandi semakin merangsangku.
"Ati mau ke Blok M ama siapa ..? Ama pacar ya..? Tanyaku blak-blakan.
"Ah nggak kok.. Ati gak punya pacar..” jawab Ati.. melegakanku.
"Kok gak punya..? Padahal Ati kan cantik..” ujarku memujinya.

Dia terlihat tersipu. Tanganku mulai membelai perlahan rambutnya. Kemudian turun ke lehernya.
Dia masih diam. Akupun memberanikan diri mengecupnya. Dia nampak canggung menerima ciumanku.

Aku makin berani. Tanganku merayap di pahanya. Ati pun mulai membalas ciumanku bertubi-tubi.
Bibir kami saling berpagutan. Perlahan kusingkap bagian atas dasternya dan dengan leluas tangan kiriku mengelus buah dadanya.

Bibir kami masih saling bertautan. Ati sepertinya mulai terhanyut.
Aku mulai menciumi bagian wajah yang lainnya. Pipi, dagu, lehernya yang jenjang. Ati terlihat terbuai.

Aku pun mendesah di telinganya.. "Kamu cantik sekali Ti..” rayuku memancing gairahnya.
Kemudian kurebahkan tubuhnya. Dasternya sudah tersingkap sebatas perut.
Terlihat buah dada Ati yang membusung. Ukurannya tidak terlalu besar. Mungkin sekitar 34. Tapi bentuknya bulat dan padat berisi.

Perlahan aku mulai mengulum kedua bukit tersebut secara bergantian. Putingnya yang kecoklatan kujilati sambil sesekali ku isap lembut.
Ati memejamkan matanya dan mulai mendesah. Tangannya berpegangan pada ujung sofa. Sementara tubuhnya terus bergeliat.
"Aaghhh.. sshhshs.. agghh..” Desahannya membuatku makin lahap mengulum buah dadanya.

Tangan kiriku bergerilya menuju selangkangannya. Slapp.. Kumasukkan jariku di antara CDnya dan kugesek-gesekan di permukaan vaginanya.
"Aghh.. mas Yudha.. aghh.. sshssh..” rupanya dia terangsang dengan permainanku.

Kuhentikan kulumanku di buah dadanya. Sejenak aku kembali mengulum bibirnya sementara tangan kiriku tetap menggesek-gesek vaginanya.
Rupanya Ati semakin larut dalam permainan ini. Ciumannya pun menjadi lebih memburu.

Mungkin akibat gairah yang telah menggelora.. tanpa banyak kesulitan akupun mulai melepas CDnya.
Kemudian aku turun menciumi seluruh bagian tubuhnya hingga sampailah aku di depan lubang vaginanya yang sudah basah.
Ugh.. Terlihat bibir vaginanya yang sempit ditumbuhi sedikit rambut yang halus.

"Mas Yudha mau ngapain..?” Ujarnya lirih namun pasrah.
Aku tidak menjawab. Bibirku mulai menciumi bibir vaginanya yang sempit itu. Kemudian kujilati seluruh permukaan.
Sesekali lidahku menusuk agak dalam menjangkau klitorisnya. Kemudian kugigit kecil klitorisnya.

Ati terlihat sangat terangsang. Dia merintih sambil berkali-kali memajukan vaginanya ke depan agar lidahku makin dalam menjangkau klitorisnya.
"Aaghh.. hahh.. hahh.. enak maaas.. aghh.. terus maasss.. shhh..”

Cukup lama aku bermain dengan vaginanya. Sementara penisku semakin mengeras.
Kira-kira 10 menit Ati mulai Orgasme. "Aghhhhhhhh..” Cairan bening agak kental keluar dari vaginanya. Napasnya tersengal-sengal.

Aku yang masih berpakaian lengkap langsung membuka seluruh pakaianku. Aku telanjang bulat dengan penis yang sudah menegang sedari tadi.
Ati terpaku melihatku. Sepertinya dia menunggu langkahku selanjutnya.

Karena aku sudah sangat bernafsu, maka aku langsung mengarahkan penisku yang berukuran 15 cm itu ke lubang vaginanya.
Kulebarkan selangkangannya terlihat lubang itu sudah siap menanti untuk ditusuk.
Ati terlihat diam saja.. seperti menunggu penetrasiku di liang nikmatnya.

"Ati diam ya.. agak sakit sedikit..” kataku mesra sambil mengelus pahanya lembut.
Maka.. Slebb.. Perlahan ujung penisku mulai menusuk. "Nghh.." Ati meringis.

Kuelus-elus buah dadanya.. biar Ati bisa merasakan rangsangan seksual pada bagian tubuhnya yang lain.
Blesebb.. penisku pun mulai menusuk makin dalam. "Aah.. sakit mas..” ringisnya. Maka kuciumi bibirnya agar dia bisa melupakan rasa sakitnya sedikit.

Penetrasi kuhentikan sejenak dan aku konsentrasi menciumi bibirnya. Setelah Ati terlihat hanyut.. aku mulai melanjutkan kembali penetrasi.
Blessebb.. Perlahan-lahan penisku masuk seluruhnya ke dalam vaginanya. Uahh.. Kurasakan otot vaginanya memijit pelan pangkal penisku.

Sambil tetap kukulum bibirnya, kugoyangkan pantatku perlahan-lahan. Naik-turun makin lama makin cepat.
Ati terlihat mulai menikmati gesekan penisku di vaginanya. Aku segera mempercepat goyangan pantatku. Terasa nikmaaat sekkaalii.

Seluruh permukaan vaginanya yang sempit habis dijelajahi penisku. penisku terasa seperti di urut-urut.
Ahhh nikmatnyaah.. Kadang agak sepet kadang licin. Yang jelas nikmaaat..

Clebb.. clebb.. clepp.. clepp.. cplak.. cplak.. cplak.. cplak. Terdengar bunyi unik dari pertemuan bagian bawah kami itu.
Sementara Ati terlihat terengah-engah. Matanya memejam dan bibirnya mendesah tak karuan.

"Aaghh.. enaaakkkk maaasss.. terussss shhhhhh.. terusss.. ahhhh.. ahhhh. aahhhhh..!!"
"Aduh Ti.. Memek loe.. enak banget. Aghh.. shhhh.. sempit.. Enak.. ahhhh.. ahhhh..” kataku di sela desahannya.

Ati merem melek dan berkali-kali menggigit bibirnya di antara desahan-desahannya.
Tiba-tiba kurasakan otot vaginanya semakin keras menjepit.
"Mass akuuu mauuu piii..piiis..” desahnya keras. Aku sadar dia mau orgasme kembali.

Kupercepat ayunan pantatku sambil ku angkat pantatnya sedikit ke atas. Dia mulai menggelinjaaang.
"Aaghhhh massss.. aaaahhhhggghhhh..!!” Teriaknya di ujung orgasmenya.

Aku berhenti menggoyang. Kubiarkan penisku di dalam vaginanya. Terlihat Ati sangat menikmati orgasmenya. Wajahnya tersenyum puas.
Aku yang belum orgasme mencabut penisku dari vaginanya. Kuminta Ati untuk berbalik dan menungging.

Dia pasrah menuruti. Terlihat pantatnya yang montok menantang. Dari sini vaginanya terlihat lebih sempit.
Slebb.. Kembali kumasukkan penisku dari belakang. Kali ini terasa lebih mudah. Ati pun tidak meringis lagi.

Rrrbbb.. penisku perlahan mulai masuk ke dalam vaginanya.
Kemudian mulai kugoyangkan pantatku maju-mundur. Clebb..clebb..crebb..clebb..clebb.. crebb..

Gesekan vaginanya terasa lebih sempit dibandingkan sebelumnya. Pantatnya yang montok kuremas-remas.
Ati kembali mendesah penuh nikmat. "Aduh.. ahh.. ahhh.. ahhh..”

Perlahan tanganku merayap menuju buah dadanya yang bulat menggantung. Kemudian kuremas-remas dengan nafsu.
Ati tambah terangsang dengan hebat. Desahannya makin tidak teratur.

Aku pun makin bernafsu. Goyangan pantatku makin cepat. Napas kami sama-sama memburu.
Remasan tanganku di buah dadanya makin keras. Kugigit telinga dan bahunya dari belakang.

Secara refleks Ati membalikan wajahnya dan mencium bibirku.
Kami terus berpagutan. Goyangan pantatku makin cepat.. clebb-clebb-crebb-jlebb-jlebb-clekk-clekk..

"Aghhhh.. aghhhh.. shhhh.. hhhhhh..ahhgghh.. iyyyaaa..” kurasakan aku akan orgasme.
Tapi rupanya Ati orgasme kembali. Dia menggelinjang hebat.. “Aahhhhhhh..”

Aku mencabut penisku dan menggesek-gesekkan di antara pantatnya yang montok. Kuremas dan kutekan kedua belah pantatnya.
Gesekan penisku semakin cepat dan akhirnya aku ejakulasi.. "Aahhhhhhh.. ahhhh.." Crooot.. Croooot.. Crooot..
Air maniku muncrat dengan hebatnya di atas punggung Ati.

Aku terkulai dan langsung duduk sambil meremas-remas pantat Ati yang seksi.
Sementara Ati terkulai dengan posisi telungkup. Pelan kulap punggungnya dengan CDku. Kulihat Ati tersenyum.

Aku memeluknya dan mencium keningnya. "Aku sayang kamu Ti..” bisikku.
Ati tersenyum. Memang aku tau sejak SMP Ati sudah naksir kepadaku.
Tapi aku cuek karena aku lebih bernafsu kepada ibunya. Kini Ati sudah jatuh di pelukanku.

Kulihat jam dan aku baru menyadari bahwa kami telah bermain selama hampir satu jam.
Ati pun memakai CDnya dan memakai dasternya. Dia pamit pulang.

Sejak itu aku dan Ati berpacaran. Kami sering melakukan hubungan seks. Biasanya di tempatku.. karena aku tinggal sendiri.
Ibunya.. Mpok Ria mengetahui hubungan tersebut. Dia tampak setuju dan merestuinya.

Dia semakin ramah kepadaku dan semakin tidak canggung dalam berpakaian di hadapanku.
Sering dia hanya mengenakan bra melenggang di depanku jika aku bertamu ke rumahnya di siang hari yang panas.
Aku jadi semakin bernafsu melihatnya.
---------

Suatu hari Mpok Ria bertengkar hebat dengan suaminya. Kemudian dia kabur dari rumahnya dan tinggal di sebuah rumah kontrakan di daerah depok.
Suaminya tidak lagi peduli.. sehingga dibiarkan saja Mpok Ria pergi. Aku dan Ati pernah mengunjunginya dan meminta Mpok Ria untuk pulang.

Tapi Mpok Ria menolak dan tetap tinggal di kontrakannya. Sejak itu Ati dan Mpok Ria tinggal terpisah.
Ati tetap tinggal di rumahnya dan menemani ayahnya.

Suatu hari aku mengunjungi rumah Mpok Ria. Waktu itu hari libur dan Ati harus menjaga rumah.
Aku dimintanya untuk mengunjungi ibunya. Karena sudah akrab Mpok Ria tidak malu menerimaku.

Setelah ngobrol ngalor ngidul, angin sepoi-sepoi dan perjalanan yang jauh membuatku mengantuk. Waktu itu sudah jam 3 sore.
"Mpok aye tidur dulu ye. Ntar jam lima bangunin aye..” Karena Mpok Ria orang betawi.. maka aku berdialek betawi jika ngomong dengannya.

"Ya udah.. tidur deh. Mau di sini ape di kamar..?"
"Di sini aje deh. Anginnye enak sih..” Aku pun mulai tiduran sementara Mpok Ria pergi ke dapur.

Sejam kemudian aku terbangun oleh raung bising sebuah motor di pinggir jalan.
Aku bangun dan mencoba mencari Mpok Ria. Kulihat ke dalam kamarnya, sepi.

Aku pun pergi ke dapur.. tidak ada. Kayaknya Mpok Ria sedang mandi. Kulihat di depan kamar mandi di sebelah dapur ada sendalnya.
Aku menghampiri mencoba mengintip ke dalam melalui salahsatu celah dari pintu kamar mandi yang terbuat dari papan.

Ternyata benar Mpok Ria ada di dalam. Tapi ia tidak sedang mandi.
Kulihat tangan kanannya yang sedang menggesek-gesek vaginanya.. sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadanya yang besar.

Terdengar desahan kecil dari mulutnya. Pemandangan ini membuatku terangsang.
Aku pun mulai mengocok penisku. Tiba-tiba aku sadar bahwa ini adalah kesempatan bagiku.

Mpok Ria memang sudah lama tidak berhubungan seks dengan suaminya. Hampir 8 bulan.
Sejak suaminya sering sakit dan tinggal dirumah istri tuanya. Pasti Mpok Ria sangat haus sentuhan pria.

Aku lantas berdiri dan mengetuk pintu kamar mandi.
"Mpok lagi ngapain..? Aye mau ke kamar mandi nih..” ujarku pura-pura tidak tau kegiatannya.

Kayaknya Mpok Ria kaget. Dari dalam kudengar ia menjawab dengan gugup. "Eehh.. gue lagi maandi..”
"Aduh Mpok aye sakit perut nih mpok..” kataku sambil berpura-pura.
"Ya udah.. tunggu sebentar..” jawabnya lagi.

Kudengar guyuran air disiram.. dan tidak berapa lama Mpok Ria keluar dengan mengenakan handuk.
Tubuhnya yang seksi terlihat sangat merangsang. buah dadanya yang besar membusung tertutup sebagian oleh handuknya.
Tuinkk..! Kurasakan penisku bangun pelan-pelan.

"Katanya lagi mandi.. kok gak basah..?" Godaku.
"Yee.. kan gak jadi mandi..” kata Mpok Ria dengan wajah masih tersisa sedikit agak memerah.

"Lagi mandi apa lagi ngapain..?" Desakku makin menggodanya.
Mpok Ria terlihat semakin memerah wajahnya menahan malu. Dia mencoba membenarkan handuknya yang agak melorot.

"Mpok, aye tau mpok lagi pengen begituan. Aye mau kok nolongin mpok..” kataku nekat sambil maju dan menarik ke bawah handuknya.
"Auu..! Yudhaa..!?" Pekik mpok Ria kaget. Seketika itu juga Mpok Ria telanjang bulat di hadapanku.

Berbeda dengan anaknya.. buah dada Mpok Ria besar. Ukurannya mungkin 36. Di usianya yang sudah 38 tahun ini badannya masih kenceng.
Meskipun dia tidak pernah fitness ataupun minum jamu. Wajahnya yang cantik, hanya memiliki sedikit kerutan di ujung matanya.

Mpok Ria berusaha menutupi tubuhnya dengan tangannya. Dia terlihat akan marah.
Aku pun segera mencium bibirnya biar dia tidak bersuara. Dia nampak gelagapan.

Dengan sekuat tenaga kurangkul dan kuangkat Mpok Ria masuk kembali ke kamar mandi.
Dia berontak dan berusaha melepaskan diri. Aku melepaskannya dan langsung mengunci pintu kamar mandi.

Sekitar rumah Mpok Ria cukup sepi. Sehingga jika dia berteriak belum tentu ada yang mendengar.
Tapi aku tidak mau memperkosanya. Kubiarkan Mpok Ria yang gemetaran di tepi bak mandi.

"Y-Yud, loe mau ngapaain..?" Ujarnya agak gemetar.
Aku tidak menjawab. Dengan tenang kubuka pakaianku satu per satu.

Akhirnya aku telanjang bulat di hadapannya. penisku yang sedari tadi menegang mengacung di hadapannya.
Aku tersenyum melihat Mpok Ria yang gemetar dan memandangi penisku.

Aku tau dia pasti menginginkannya. Kumainkan penisku naik turun di hadapannya. Kulihat dia menelan ludah.
Penisku yang panjangnya 15 cm sudah ereksi sempurna. Sehingga terlihat kokoh sekali.

Pelan aku maju ke arah mendekatinya. Kulihat napasnya mulai memburu. Matanya terus menatap penisku.
Aku yakin tidak akan ada perlawanan darinya.

Dengan lembut tanganku mulai membelai bahunya.. perlahan bergerak ke bawah menuju buah dadanya yang besar.
Kedua telunjukku bergerak mengikuti lekuk buah dadanya yang bulat.
Kemudian kupelintir putingnya yang belum mengeras layaknya sedang memutar gelombang radio.

Mata Mpok Ria tetap tak lepas melihat penisku. Perlahan-lahan dia mulai menutup matanya.
Mpok Ria sudah pasrah. Segera kulumat kedua buah dadanya dengan rakus. Bergantian kiri dan kanan.. sambil tanganku meremasnya juga bergantian.

Lidahku bermain-main dengan leluasa di kedua putingnya dan menyapu seluruh permukaan buah dadanya.
Sekali-sekali kugigit kecil buah dadanya. Mpok Ria mulai memiringkan kepalanya.

Mulutnya agak terbuka dan mengeluarkan rintihan yang pelan.. “Hhhheh.. ssshh..”
Tangan kanannya berpegangan pada pinggir bak mandi.. sementara tangan kirinya memegang kepalaku sambil beberapakali menekan ke dalam dadanya.

Tangan kiriku mulai turun ke bawah menuju selangkangannya.. sementara tangan kananku meremas-remas pantatnya.
Mulutku masih sibuk melahap buah dadanya.

Setelah sampai di vaginanya.. jari tengahku langsung masuk ke dalamnya. Dengan cepat kugesek-gesekkan jariku di dalamnya.
"Ahhh.. Yudhaa..hhh.." Desahnya. Mpok Ria langsung terangsang dengan hebat.

Tangan kirinya makin kencang menjambak rambutku dan kepalaku ditekan makin dalam.
"Aghh.. aghhhhh.. aghhhh.. terus Yud.. terus.. shhh.. aghhhh.. aghhhh.. yaaah.. ahhhh..”

Mpok Ria terus meracau tak karuan. Selama sekitar 5 menit aku korek habis-habisan vaginanya.
Kemudian aku merasakan cairan bening mengalir dari vaginanya melalui jariku. Rupanya dia sudah terangsang hebat.

Aku menghentikan permainan jariku dan mulai merambat mencium ke bawah menuju vaginanya.
Kulihat vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu agak lebat di sekitar lobangnya sudah basah.

Aku siram dengan air agar vagina itu menjadi lebih bersih. Lalu aku mulai menjilati seluruh permukaannya.
Kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang montok dengan sekali-kali mengagaruk belahan pantatnya.

Kedua tangan Mpok Ria menjambak kepalaku dengan keras sambil mendesah panjang dan tak beraturan.
"Aghhhh.. yaaa.. yaaa.. Teruuusss Yud.. terus shhhh ahh.. ahhghhh..”

Lidahku makin dalam menjangkau ke dalam vaginanya sambil sekali-kali menyentuh klitorisnya.
Terkadang kuisap dan kugigit kecil klitorisnya. Kujilat.. isap.. jilat.. isap.. gigit.. jilat.. demikian berulang-ulang kupermainkan vaginanya.

Makin lama desahannya makin memburu. "Yud.. gue.. mao.. keluaaar.. aghhh..”
Terlihat cairan bening meleleh keluar dari lubang vaginanya. Mpok Ria merem melek dan nafasnya terengah-engah.

Aku berdiri dan mencium bibirnya. Kemudian aku berbisik.. "Mpok.. sepongin aye dong..”
Mpok Ria langsung berjongkok. Tangan kanannya memegang penisku dan mulai mengocoknya sambil sesekali dikecupnya.

Seluruh permukaan penisku dan bijinya dikecupnya pelan-pelan. Aku menikmatinya tapi Mpok Ria belum juga mengisap penisku.
"Mpok ayo dong diisep..” pintaku sambil membelai rambutnya.

Dia pun mulai mengisap.. hanya kepala penisku. Kemudian dengan cepat dia menjilati seluruh permukaan penisku layaknya sedang menjilati es krim.
Meskipun rasanya nikmat.. tapi aku ingin penisku diisap. Tanganku memegang kepalanya dan kupencet hidungnya.
Seketika itu dia membuka mulutnya. Clobb.. Aku langsung memasukkan penisku ke dalam mulutnya.

Tanpa melepas cengkramanku di kepalanya aku mulai menggoyangkan pantatku.
Penisku keluar-masuk dengan cepat di dalam mulutnya. Nikmatnya luar biasa..!

Erghh..! Dapat kurasakan kepala penisku menyentuh langit-langit mulutnya dan terkadang menyentuh ujung kerongkongannya.
“Mmmghhh.. mmmhhgghhh..” kulihat Mpok Ria memberontak.

Aku melonggarkan cengkramanku. Mpok Ria langsung melepaskan mulutnya dari penisku.
"Uhuugg.. uuhhuggg.. heeegghh..” rupanya Mpok Ria tersedak.
"Aduuuh.. maaf mpok kekencengan..” kataku sambil membelai rambutnya.

Namun mpok Ria tersenyum dan langsung mengisap penisku lagi.
Kali ini aku tidak memegangi kepalanya lagi.. karena dia mulai mengisap seperti yang aku inginkan.

Pertama-tama pelan lalu semakin lama bertambah cepat. Diselingi dengan kecupan, jilatan dan kocokan tangan.
Terlihat Mpok Ria bernafsu sekali melahap penisku.

Setiapkali diisap serasa penisku diurut pelan-pelan dan licin. Aku serasa melayang. Ahhh.. Nikmat sekali.
Seluruh batang penisku berada di dalam mulutnya. "Aghhhh.. yes.. aghhh.. yes..” desahku.

Tak lama kemudian aku merasa aku akan ejakulasi. Segera kupegang kepala Mpok Ria dan aku mulai menggoyangkan pantatku dengan cepat.
Clokk..clekk.. clekk.. clokk.. crokk.. crokk. Bunyi penisku beradu dengan pinggir mulutnya.

Mpok Ria mencoba memberontak.. "Mmmhhh.. mmmmmhhhh..”
Tapi hal itu malah membuat nikmat.. karena penisku jadi menelusuri seluruh rongga mulutnya.

Crott.. crott.. crott.. crott.. Akhirnya aku ejakulasi di dalam mulutnya. Mpok Ria mencoba melepaskan mulutnya dari penisku.
Tapi aku malah semakin menekan dan memaksanya mengisap lebih dalam. “Isep mpok.. iseeep.. enak kok mpok.. banyak proteinnya..”

Akhirnya dia pasrah dan menelan semua air maniku. Setelah habis semua air maniku.. penisku menurun ereksinya.
Mpok Ria ku lihat tersenyum sambil membersihkan air mani yang meleleh keluar dari mulutnya.

"Mpok kita lanjutin di kamar yuk..” ajakku.
Mpok Ria langsung berdiri.. berjalan mendahuluiku menuju kamar tidurnya.
Goyangan pantatnya yang montok perlahan mulai membangkitkan kembali penisku.

Aku siram dengan segayung air biar lebih segar dan aku mengikuti Mpok Ria menuju kamarnya.
Mpok Ria langsung rebahan di tempat tidurnya. Dadanya semakin terlihat membusung merangsang.
Jarinya memainkan vaginanya. Aku langsung rebah disamping kirinya.

Kuisap lembut kedua buah dadanya yang menantang tersebut sementara tangan kiriku mulai bermain di dalam vaginanya.
Tangan kanan Mpok Ria mengocok-ngocok penisku yang tampaknya akan segera ereksi dengan sempurna kembali.

Bibir kami kemudian saling berpagutan dan tangan kami makin cepat bergerak.
Jariku keluar-masuk dengan cepat.. demikian juga tangannya yang mengocok penisku dengan cepat.

Tak berapa lama kurasakan penisku sudah kembali ereksi dengan sempurna.
Masih dengan posisi rebahan di sampingnya.. slebb.. kumasukkan penisku ke dalam vaginanya.

"Ngghh..ahh.." Desah mpok Ria. Kaki kiri Mpok Ria melintang di badanku.. sehingga selangkangannya terbuka lebar.
Karena sudah sering dipakai maka aku tak kesulitan memasukkan penisku ke vaginanya.

Dengan cepat kugoyangkan pantatku. Tangan kiriku sibuk meraba bagian depan tubuhnya.
Buah dadanya.. perutnya.. permukaan vaginanya. Sementara bibirku juga sibuk bergerilya ke bahu, leher dan bibirnya.

Tidak seperti anaknya yang cenderung pasif kalo sedang berhubungan.. Mpok Ria tampak lebih aktif.
Dia ikut menggoyangkan pantatnya ketika penisku keluar-masuk di vaginanya.

Seluruh dinding vaginanya serasa keras menjepit penisku.
Terdengar desahan-desahan kecil dari mulutnya. "Sshhh.. ahhhh.. ehhh.. shhhhh..”

Selanjutnya kami melakukan banyak variasi gaya. Kedua kakinya kuangkat kebahuku dan pahanya kurapatkan.
Dengan begini bukaan lobang vaginanya menjadi lebih sempit. Sehingga jepitannya lebih terasa di penisku.

Ayunan pinggulku yang ritmis, membuat gesekan penis dan vagianya menjadi lebih nikmat.
Kemudian kurebahkan pahanya ke samping kanannya dan dengan posisi menyamping aku melakukan penetrasi.

Vaginanya terasa agak longgar.. tapi kuat mencengkram penisku.
Rasanya benar-benar nikmat.. “Oohhhh.. yeeeahh..” desahku seiring goyanganku yang cepat menusuk-nusuk vaginanya.

Mpok Ria terlihat meremas-remas sprai tempat tidur. Matanya terpejam dan dari mulutnya keluar rintihan-rintihan yang merangsang
"Ooughhh.. yaaahh.. ouuhhh.. aghhhh.. hahhhhgghhh.. yaaahh..”

Selama hampir satu jam aku menghujamkan penisku ke vaginanya. Posisiku di atas membuatku leluasa melakukan manuver.
Tanganku dengan leluasa meremas-remas buah dada dan pantatnya.

Kemudian aku menyelipkan bantal di bawah pantatnya.. sehingga vaginanya terangkat ke atas dan penetrasiku bisa lebih dalam.
Mpok Ria terlihat makin menggila. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan.

Sementara pinggulnya menggelinjang ke atas merepotkan aku menahannya.
Selama satu jam itu pula Mpok Ria sudah duakali mengalami orgasme. Aku pikir tenaganya sudah habis. Sementara aku masih belum orgasme juga.

Tiba-tiba Mpok Ria mendorongku ke samping dan dia langsung berada di atas.
Kemudian secara menggila dia goyangkan pantatnya naik-turun.. maju-mundur.

Penisku berputar-putar mengikut gerakan dan isapan vaginanya. Luar biasaa wanita ini. Ternyata tenaganya masih banyak.
Buah dadanya yang bergoyang bergelantungan segera kuisap. Sementara goyangannya makin liar..

"Aahhh.. oughhh.. yahhh.. ayo.. Yud.. rasain memek gue..” Mpok Ria meracau gak karuan.
"Iseepp tookeet gue Yud.. ahh terus Yud..” perintah mpok Ria padaku.

Aku memeluk punggungnya keras sambil mulutku terus mengisap buah dadanya dengan nafsu.
Sepertnya aku akan keluar. Segera kupegang pinggulnya dan kugoyangkan tubuh Mpok Ria dengan cepat.

"Ahhh.. gue mao keluar Yud..” Srrrr.. srrrr.. srrr.. srrr..
"Aye juga mpookk.. ahhhhh..” Crott.. crott.. crott.. crott..

Akhirnya aku ejakulasi bersamaan dengan orgasme Mpok Ria yang ketigakalinya.
Kurasakan denyut penisku yang cepat bersamaan dengan disemburkannya air maniku ke dalam vagina Mpok Ria.

Kami berpelukan sangat erat. Sementara otot vagina Mpok Ria terasa keras memijit-mijit penisku.
Kami pun berciuman. Dan Mpok Ria rebah di pelukanku.

"Mpok.. sorry aye nggak ngeluarinnye di luar. Soalnya kagok..”
"Gak ape-ape Yud. sebenarnya mpok udah divasektomi 3 bulan yang lalu. Jadi mpok gak bakal hamil..” katanya menjelaskan.

Ahh.. betapa senang aku mendengarnya. Dengan begini aku bisa puas ngentotin Mpok Ria tanpa takut dia hamil.
Sementara dengan anaknya, aku lebih sering mengeluarkan di luar.

Sore itu kami melakukannya berulang-ulang, sampai jam 9 malam aku pamit pulang.
Sejak saat itu aku sering melakukan hubungan badan dengan Mpok Ria dan anaknya, Ati, secara bergantian.

Mpok Ria mengatakan bahwa hubungan denganku sebatas rekreasi dan pemuasan kebutuhan.
Karena itu ia tidak ingin terikat apa-apa denganku. Lagipula dia tau anaknya Ati sangat mencintaiku.
Dia nggak mau mengambil kebahagiaan anaknya.

Tak lama kemudian Mpok Ria resmi bercerai dengan suaminya karena suaminya lebih peduli dengan Istri tuanya.
Mpok Ria benar-benar hidup sendirian. Aku pun akhirnya melamar Ati untuk kujadikan Istri.

Setelah itu dengan alasan untuk menemani istriku, aku minta Mpok Ria untuk tinggal serumah bersama kami.
Padahal ini akal-akalan aku dan Mpok Ria biar bisa lebih sering berhubungan seks. Sebab.. biarpun serumah.. aku bisa berselingkuh dengan Mpok Ria.

Biasanya kami melakukan hubungan saat istriku belanja ke pasar atau pada saat malam ketika ia tidur.
Bahkan pernah kami melakukannya ketika istriku ada di rumah.

Waktu itu dia sedang menyetrika di ruang depan sambil menonton tv. Mpok Ria di dapur sedang mencuci piring.
Aku yang kebetulan hendak ke kamar mandi di dekat dapur.. terangsang melihat Mpok Ria yang hanya mengenakan daster tipis.
Tubuhnya yang seksi berbayang di balik daster tersebut.

Aku langsung menghampiri dan mencium bibirnya.
Mpok Ria yang malamnya belum mendapat jatah dariku langsung membalas dengan penuh nafsu juga.

Kemudian bagian atas dasternya dibuka sedikit dan dia menurunkan Bhnya.. sehingga buah dadanya yang montok muncul keluar.
Aku pun mengulumnya dengan penuh nafsu sementara tanganku mengelus-elus pahanya.

Mpok Ria berpegangan pada pinggir bak cuci piring. Cuma sekitar 5 menit kami melakukan fore play.
Aku langsung melorotkan sedikit celanaku hingga penisku bisa keluar dengan leluasa.

Mpok Ria menyingkap bagian bawah dasternya dan menggeser sedikit bagian tengah celana dalamnya.. sehingga terlihatlah lubang vaginanya.
Tanpa menanggalkan pakaian.. kami melakukannya sambil berdiri.

Meskipun demikian kami lakukan dengan sangat membara.
Tentu saja karena dilakukan dengan khawatir dan terburu-buru.. maka hubungan seks itu berlangsung cepat juga.
Hanya sekitar 10 menit.

Setelah itu aku langsung ke ruang depan menemani istriku.. seolah-olah tak terjadi apa-apa.. hehe.. Asikknyaa.. (. ) ( .)
-----------------------------------------------------
 
--------------------------------------------------------------

Cerita 111 – Kenikmatan Tak Terbatas


I k a

Cerita ini bermula waktu umurku masih 23 tahun. Saat itu aku di tingkat akhir suatu perguruan tinggi teknik di kota Bandung.
Wajahku lumayan ganteng.. kata orang sih. Hehe.. Badanku tinggi dan tegap, mungkin karena aku selalu berolahraga seminggu tigakali.

Teman-temanku bilang, kalau aku bermobil pasti banyak cewek cantik sexy yang dengan sukahati menempel padaku.
Aku sendiri sudah punya pacar. Kami pacaran secara serius. Baik orangtuaku maupun orangtuanya sudah setuju kami nanti menikah.
Tempat kos-ku dan tempat kos-nya hanya berjarak sekitar 700 meteran.

Aku sendiri sudah dipegangi kunci kamar kosnya. Walaupun demikian bukan berarti aku sudah berpacaran tanpa batas dengannya.
Dalam masalah pacaran, kami sudah saling cium-ciuman, gumul-gumulan, dan remas-remasan.

Namun semua itu kami lakukan dengan masih berpakaian.
Toh walaupun hanya begitu, kalau “voltase’-ku sudah amat tinggi, aku dapat ‘muntah” juga.

Dia adalah seorang yang menjaga keperawanan sampai dengan menikah, karena itu dia tidak mau berhubungan sex sebelum menikah.
Aku menghargai prinsipnya tersebut.

Karena aku belum pernah pacaran sebelumnya, maka sampai saat itu aku belum pernah merasakan memek perempuan.
Pacarku seorang anak bungsu. Kecuali kolokan, dia juga seorang penakut, sehingga sampai jam 10 malam minta ditemani.

Sehabis mandi sore aku pergi ke kosnya. Sampai dia berangkat tidur.. aku belajar atau menulis tugas akhir..
sementara dia belajar atau mengerjakan tugas-tugas kuliahnya di ruang tamu.

Kamar kos-nya sendiri berukuran cukup besar.. yakni 3mX6m.
Kamar sebesar itu disekat dengan triplex menjadi ruang tamu dengan ukuran 3mX2.5m dan ruang tidur dengan ukuran 3mX3.5m.
Lubang pintu di antara kedua ruang itu hanya ditutup dengan kain korden.

lbu kost-nya mempunyai empat anak, semua perempuan. Semua manis-manis sebagaimana kebanyakan perempuan Sunda. (No SARA)
Anak yang pertama sudah menikah, anak yang kedua duduk di kelas 3 SMA, anak ketiga kelas I SMA, dan anak bungsu masih di SMP.

Menurut desas-desus yang sampai di telingaku, menikahnya anak pertama adalah karena hamil duluan.
Kemudian anak yang kedua pun sudah mempunyai prestasi.

Nama panggilannya Ika. Dia dikabarkan sudah pernah hamil dengan pacarnya, namun digugurkan. Menurut penilaianku.. Ika seorang playgirl.
Walaupun sudah punya pacar, pacarnya kuliah di suatu politeknik, namun dia suka mejeng dan menggoda laki-laki lain yang kelihatan keren.
Kalau aku datang ke kos pacarku, dia pun suka mejeng dan bersikap genit dalam menyapaku.

lka memang mojang Sunda yang amat aduhai. Usianya kira-kira 18 tahun. Tingginya 161 cm.
Kulitnya berwarna kuning langsat dan kelihatan licin. Badannya kenyal dan berisi. Pinggangnya ramping.

Buah dadanya padat dan besar membusung.
Pinggulnya besar.. kecuali melebar dengan indahnya juga pantatnya membusung dengan montoknya.

Untuk gadis seusia dia, mungkin payudara dan pinggul yang sudah terbentuk sedemikian indahnya..
Mungkin karena terbiasa dinaiki dan digumuli oleh pacarnya. Entahlah,

Paha dan betisnya bagus dan mulus. Lehernya jenjang. Matanya bagus. Hidungnya mungil dan sedikit mancung.
Bibirnya mempunyai garis yang sexy dan sensual.. sehingga kalau memakai lipstik tidak perlu membuat garis baru..
tinggal mengikuti batas bibir yang sudah ada. Rambutnya lebat yang dipotong bob dengan indahnya.

Sore itu sehabis mandi aku ke kos pacarku seperti biasanya. Di teras rumah tampak Ika sedang mengobrol dengan dua orang adiknya.
Ika mengenakan baju atas ‘you can see’ dan rok span yang pendek dan ketat..
sehingga lengan, paha dan betisnya yang mulus itu dipertontonkan dengan jelasnya.

“Mas Bob, ngapel ke Mbak Dina..? Wah.. sedang nggak ada tuh. Tadi pergi sama dua temannya. Katanya mau bikin tugas..” sapa Ika dengan centilnya.
“He.. masa’..?” Balasku.

“Iya.. Sudah.. ngapelin Ika sajalah Mas Bob..” kata Ika dengan senyum menggoda.
Edan..! Cewek Sunda satu ini benar-benar menggoda hasrat. Ta[i kalau mau mengajak beneran.. aku tidak menolak nih.. he-he-he..
“Ah, neng Ika macam-macam saja..” tanggapanku sok menjaga wibawa.

“Kak Dai belum datang..?” Pacar Ika namanya Daniel, namun Ika memanggilnya Kak Dai.
Mungkin Dai adalah panggilan akrab atau panggilan masa kecil si Daniel.

Daniel berasal dan Bogor. Dia ngapeli anak yang masih SMA macam minum obat saja.
Dari pulang kuliah sampai malam hari. Lebih hebat dari aku, dan selama ngapel waktu dia habiskan untuk ngobrol.
Atau kalau setelah waktu isya, dia masuk ke kamar Ika. Kapan dia punya kesempatan belajar..?

“Wah.. dua bulan ini saya menjadi singel lagi. Kak Dai lagi kerja praktek di Riau. Makanya carikan teman Mas Bob buat menemani Ika dong..
biar Ika tidak kesepian.. Tapi yang keren lho..” kata Ika dengan suara yang amat manja.

Edan si playgirl Sunda ini. Dia bukan tipe orang yang ngomong begitu bukan sekedar bercanda..
namun tipe orang yang suka nyerempet-nyerempet hal yang berbahaya.

“Neng Ika ini.. Nanti Kak Dainya ngamuk dong..”
“Kak Dai kan tidak akan tau..”

Shit..! Aku kembali memaki dalam hati. Perempuan Sunda macam Ika ini memang enak ditiduri.
Enak digenjot dan dinikmati kekenyalan bagian-bagian tubuhnya.

Aku mengeluarkan kunci dan membuka pintu kamar kos Dina. Di atas meja pendek di ruang tamu ada sehelai memo dari Dina.
Sambil membuka jendela ruang depan dan ruang tidur, kubaca isi memo tadi.

‘Mas Bobby, gue ngerjain tugas kelompok bersama Niken dan Wiwin.
Tugasnya banyak, jadi gue malam ini tidak pulang. Gue tidur di rumah Wiwin.
Di kulkas ada jeruk, ambil saja. Soen sayang, Dina’


Aku mengambil bukuku yang sehari-harinya kutinggal di tempat kos Dina.
Sambil menyetel radio dengan suara perlahan, aku mulai membaca buku itu. Biarlah aku belajar di situ sampai jam sepuluh malam.

Sedang asyik belajar, sekitar jam setengah sembilan malam pintu diketok dan luar.
Tok-tok-tok.. Kusingkapkan korden jendela ruang tamu yang telah kututup pada jam delapan malam tadi, sesuai dengan kebiasaan pacarku.

Sepertinya Ika yang berdiri di depan pintu. “Mbak Di.. Mbak Dina..!” Terdengar suara Ika memanggil-manggil dari luar.
Aku membuka pintu. “Mbak Dina sudah pulang..?” Tanya Ika.

“Belum. Hari ini Dina tidak pulang. Tidur di rumah temannya karena banyak tugas. Ada apa neng..?” Tanyaku balik.
“Mau pinjam kalkulator, mas Bob. Sebentar saja. Buat bikin pe-er..”

“Ng.. bolehlah. Pakai kalkulatorku saja, asal cepat kembali..”
“Beres deh mas Bob. Ika janji..” kata Ika dengan genit. Bibirnya tersenyum manis, dan pandang matanya menggoda menggemaskan.

Kuberikan kalkulatorku pada Ika. Ketika berbalik, kutatap tajam-tajam tubuhnya yang aduhai.
Pinggulnya yang melebar dan montok itu menggial ke kiri-kanan, seolah menantang diriku untuk meremas-remasnya.

Sialan..! Kontolku jadi berontak dan berdiri. Si ‘boy-ku ini responsif sekali kalau ada cewek cakep yang enak digenjot.

Sepeninggal Ika.. sesaat aku tidak dapat berkonsentrasi. Namun kemudian kuusir pikiran yang tidak-tidak itu.
Kuteruskan kembali membaca textbook yang menunjang penulisan tugas sarjana itu.

Tok-tok-tok..! Baru sekitar limabelas menitan.. pintu kembali diketok. “Mas Bob.. Mas Bob..” terdengar Ika memanggil lirih.
Pintu kubuka. Mendadak kontolku mengeras lagi. Di depan pintu berdiri Ika dengan senyum genitnya.

Bajunya bukan atasan ‘you can see’ yang dipakai sebelumnya.
Dia kini mengenakan baju yang hanya setinggi separuh dada dengan ikatan tali ke pundaknya.

Baju tersebut berwarna kuning muda dan berbahan mengkilat.
Dadanya tampak membusung dengan gagahnya.. yang ujungnya menonjol dengan tajam dan batik bajunya.

Sepertinya dia tidak memakai BH. Juga.. bau harum sekarang terpancar dan tubuhnya.
Tadi, bau parfum harum semacam ini tidak tercium sama sekali.. berarti datang yang kali ini si Ika menyempatkan diri memakai parfum.
Kali ini bibirnya pun dipolesi lipstik pink.

“Ini kalkulatornya, Mas Bob..” kata Ika manja.. membuyarkan keterpanaanku.
“Sudah selesai. Neng Ika..?” Tanyaku basa-basi.

“Sudah Mas Bob.. namun boleh Ika minta diajari Matematika..?”
“O.. boleh saja kalau sekiranya bisa..”

Tanpa kupersilakan.. Ika menyelonong masuk dan membuka buku matematika di atas meja tamu yang rendah.
Ruang tamu kamar kos pacarku itu tanpa kursi. Hanya digelari karpet tebal dan sebuah meja pendek dengan di salahsatu sisinya terpasang rak buku.

Aku pun lalu duduk di hadapannya.. sementara pintu masuk tertutup dengan sendirinya dengan perlahan.
Memang pintu kamar kos pacarku kalau mau disengaja terbuka harus diganjal potongan kayu kecil.

“Ini mas Bob.. Ika ada soal tentang bunga majemuk yang tidak tau cara penyelesaiannya..” Ika mencari-cari halaman buku yang akan ditanyakannya.
Menunggu halaman itu ditemukan, mataku mencari kesempatan melihat ke dadanya.

Amboi..! Benar.. Ika tidak memakai bra. Dalam posisi agak menunduk, kedua gundukan payudaranya kelihatan sangat jelas.
Sungguh padat.. mulus, dan indah. Rrrbbb.. Kontolku terasa mengeras dan sedikit berdenyut-denyut.

Halaman yang dicari ketemu. Ika dengan centilnya membaca soal tersebut. Soalnya cukup mudah.
Aku menerangkan sedikit dan memberitahu rumusnya.. kemudian Ika menghitungnya.

Sambil menunggu Ika menghitung.. mataku mencuri pandang ke buah dada Ika. Uhhh.. ranum dan segarnya.
“Kok sepi..? Mamah, Ema, dan Nur sudah tidur..?” Tanyaku sambil menelan ludah.
Kalau bapaknya tidak aku tanyakan.. karena dia bekerja di Cirebon yang pulangnya setiap akhir pekan.

“Sudah. Mamah sudah tidur jam setengah delapan tadi. Kemudian Erna dan Nur berangkat tidur waktu Ika bermain-main kalkulator tadi..”
jawab Ika dengan tatapan mata yang menggoda.

Hasratku mulai naik. Kenapa tidak kusetubuhi saja si Ika. Mumpung sepi. Orang-orang di rumahnya sudah tidur.
Kamar kos sebelah sudah sepi dan sudah mati lampunya. Berarti penghuninya juga sudah tidur.

Kalau kupaksa dia meladeni hasratku.. tenaganya tidak akan berarti dalam melawanku.
Tetapi mengapa dia akan melawanku..? Jangan-jangan dia ke sini justru ingin bersetubuh denganku.

Soal tanya Matematika.. itu hanya sebagai atasan saja. Bukankah dia menyempatkan ganti baju..
dari atasan you can see ke atasan yang memamerkan separuh payudaranya..?

Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan tidak memakai bra..?
Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan memakai parfum dan lipstik..? Apa lagi artinya kalau tidak menyodorkan din..?
Batinku.

Tiba-tiba Ika bangkit dan duduk di sebelah kananku. “Mas Bob.. ini benar nggak?” Tanya Ika.
Ada kekeliruan di tengah jalan saat Ika menghitung.

Antara konsentrasi dan menahan nafsu yang tengah berkecamuk.. aku mengambil pensil dan menjelaskan kekeliruannya.
Tiba-tiba Ika lebih mendekat ke arahku.. seolah mau memperhatikan hal yang kujelaskan dan jarak yang lebih dekat.

Akibatnya.. Jdull..! Gumpalan daging yang membusung di dadanya itu menekan lengan tangan kananku.
Ahh.. Terasa hangat dan lunak.. namun ketika dia lebih menekanku terasa lebih kenyal.

Hhgg.. Dengan sengaja lenganku kutekankan ke payudaranya.
“Iih.. Mas Bob nakal deh tangannya..” katanya sambil merengut manja. Dia pura-pura menjauh.
“Lho.. yang salah kan Neng Ika duluan. Buah dadanya menyodok-nyodok lenganku..” jawabku membela diri.

lka cemberut. Dia mengambil buku dan kembali duduk di hadapanku.
Dia terlihat kembali membetulkan yang kesalahan.. namun menurut perasaanku itu hanya berpura-pura saja.

Aku merasa semakin ditantang. Kenapa aku tidak berani..? Memangnya aku impoten..?
Dia sudah berani datang ke sini malam-malam sendirian. Dia menyempatkan pakai parfum.
Dia sengaja memakai baju atasan yang memamerkan gundukan payudara. Dia sengaja tidak pakai bra.


Artinya, dia sudah mempersilakan diriku untuk menikmati kemolekan tubuhnya.
Tinggal aku yang jadi penentunya, mau menyia-siakan kesempatan yang dia berikan atau memanfaatkannya.
Kalau aku menyia-siakan berarti aku banci..!

Aku lantas bangkit. Kemudian berdiri di atas lutut dan mendekatinya dari belakang.
Aku pura-pura mengawasi dia dalam mengerjakan soal. Padahal mataku mengawasi tubuhnya dari belakang.

Kulit punggung dan lengannya benar-benar mulus.. tanpa goresan sedikitpun.
Karena padat tubuhnya.. kulit yang kuning langsat itu tampak licin mengkilap walaupun ditumbuhi oleh bulu-bulu rambut yang halus.

Seolah tidak disengaja.. kemudian aku menempelkan kontolku yang menegang ke punggungnya.
Jderr.. Ika sedikit terkejut ketika merasa ada yang menempel punggungnya.

“Iih.. Mas Bob jangan begitu dong..” kata Ika manja.
“Sudah.. udah-udah.. Aku sekedar mengawasi pekerjaan Neng Ika..” jawabku. lka cemberut.

Namun dengan cemberut begitu, bibir yang sensual itu malah tampak menggemaskan.
Sungguh sedap sekali bila dikulum-kulum dan dilumat-lumat.

Ika berpura-pura meneruskan pekerjaannya. Aku semakin berani. Jdegg..
Kontolku kutekankan ke punggungnya yang kenyal. Ika menggelinjang.

Tidak tahan lagi. tubuh Ika kurengkuh dan kurebahkan di atas karpet.
Bibirnya kulumat-lumat, sementara kulit punggungnya kuremas-remas.

Bibir Ika mengadakan perlawanan, mengimbangi kuluman-kuluman bibirku yang diselingi dengan permainan lidahnya.
Terlihat bahkan dalam masalah ciuman Ika yang masih kelas tiga SMA sudah sangat mahir. Bahkan mengalahkan kemahiranku.

Beberapa saat kemudian ciumanku berpindah ke lehernya yang jenjang. Bau harum terpancar dan kulitnya.
Sambil kusedot-sedot kulit lehernya dengan hidungku, tanganku berpindah ke buah dadanya.

Buah dada yang tidak dilindungi bra itu terasa kenyal dalam remasan tanganku.
Kadang-kadang dan batik kain licin baju atasannya, putingnya kutekan-tekan dan kupelintir-pelintir dengan jari-jari tanganku.
Puting itu terasa mengeras.

“Mas Bob.. Mas Bob buka baju saja, Mas Bob..” rintih Ika.
Tanpa menunggu persetujuanku, jari-jari tangannya membuka Ikat pinggang dan ritsleteng celanaku.

Aku mengimbangi.. tall baju atasannya kulepas dan baju tersebut kubebaskan dan tubuhnya.
Wuahh.. seketika aku terpana melihat kemulusan tubuh atasnya tanpa penutup sehelai kain pun.

Buah dadanya yang padat membusung dengan indahnya. Ditimpa sinar lampu neon ruang tamu, payudaranya kelihatan amat mulus dan licin.
Putingnya berdiri tegak di ujung gumpalan payudara. Putingnya berwarna pink kecoklat-coklatan..
Sementara puncak bukit payudara di sekitarnya berwarna coklat tua dan sedikit menggembung dibanding dengan permukaan kulit payudaranya.

Celana panjang yang sudah dibuka oleh Ika kulepas dengan segera. Menyusul.. kemeja dan kaos singlet kulepas dan tubuhku.
Kini aku cuma tertutup oleh celana dalamku.. sementara Ika tertutup oleh rok span ketat..
yang mempertontonkan bentuk pinggangnya yang ramping dan bentuk pinggulnya yang melebar dengan bagusnya.

Ika pun melepaskan rok spannya itu.. sehingga pinggul yang indah itu kini hanya terbungkus celana dalam minim yang tipis dan berwarna pink.
Di daerah bawah perutnya.. celana dalam itu tidak mampu menyembunyikan warna hitam dari jembut lebat Ika yang terbungkus di dalamnya.
Juga.. beberapa helai jembut Ika tampak keluar dan liang celana dalamnya.

lka memandangi dadaku yang bidang. Kemudian dia memandang ke arah kontolku yang besar dan panjang.. menonjol dari balik celana dalamku.
Pandangan matanya memancarkan nafsu yang sudah menggelegak.

Perlahan aku mendekatkan badanku ke badannya yang sudah terbaring pasrah.
Kupeluk tubuhnya sambil mengulum kembali bibirnya yang hangat.

Ika pun mengimbanginya. Dia memeluk leherku sambil membalas kuluman di bibirnya.
Payudaranya pun menekan dadaku. Payudara itu terasa kenyal dan lembut. Putingnya yang mengeras terasa benar menekan dadaku.

Aku dan Ika saling mengulum bibir, saling menekankan dada, dan saling meremas kulit punggung dengan penuh nafsu.
Ciumanku berpindah ke leher Ika. Leher mulus yang memancarkan keharuman parfum yang segar itu kugumuli dengan bibir dan hidungku.

Ika mendongakkan dagunya agar aku dapat menciumi segenap pori-pori kulit lehernya.
“Ahhh.. Mas Bob.. Ika sudah menginginkannya dari kemarin.. Gelutilah tubuh Ika.. puasin Ika ya Mas Bob..” bisik Ika terpatah-patah.

Aku menyambutnya dengan penuh antusias. Kini wajahku bergerak ke arah payudaranya.
Payudaranya begitu menggembung dan padat. namun berkulit lembut. Bau keharuman yang segar terpancar dan pori-porinya.
Agaknya Ika tadi sengaja memakai parfum di sekujur payudaranya sebelum datang ke sini.

Hmmm.. Kuhirup kuat-kuat lembah di antara kedua bukit payudaranya itu.
Kemudian wajahku kugesek-gesekkan di kedua bukit payudara itu secara bergantian..
sambil hidungku terus menghirup keharuman yang terpancar dan kulit payudara.

Clapp..! Puncak bukit payudara kanannya pun kulahap dalam mulutku. Slruupp..
Kusedot kuat-kuat payudara itu.. sehingga daging yang masuk ke dalam mulutku menjadi sebesar-besarnya.
Seketika Ika menggelinjang. “Mas Bob.. ngilu.. ngilu..” rintih Ika. Gelinjang dan rintihan Ika itu semakin membangkitkan hasratku.

Kuremas bukit payudara sebelah kirinya dengan gemasnya, sementara puting payudara kanannya kumainkan dengan ujung lidahku.
Puting itu kadang kugencet dengan tekanan ujung lidah dengan gigi.

Kemudian secara mendadak kusedot kembali payudara kanan itu kuat-kuat. sementara jari tanganku menekan dan memelintir puting payudara kirinya.
Ika semakin menggelinjang-gelinjang seperti ikan belut yang memburu makanan sambil mulutnya mendesah-desah.

“Aduh mas Booob.. ssshh.. ssshhh.. ngilu mas Booob.. ssshhh.. geli.. geli..”
Cuma kata-kata itu yang berulang-ulang keluar dan mulutnya yang merangsang.

Aku tidak puas dengan hanya menggeluti payudara kanannya.
Kini mulutku berganti menggeluti payudara kiri.. sementara tanganku meremas-remas payudara kanannya kuat-kuat.

Kalau payudara kirinya kusedot kuat-kuat.. tanganku memijit-mijit dan memelintir-pelintir puting payudara kanannya.
Sedang bila gigi dan ujung lidahku menekan-nekan puting payudara kiri.. tanganku meremas sebesar-besarnya payudara kanannya dengan sekuat-kuatnya.

“Mas Booob.. kamu nakal.. ssshhh.. ssshhh.. ngilu mas Booob.. geli..” Ika tidak henti-hentinya menggelinjang dan mendesah manja.

Setelah puas dengan payudara.. aku meneruskan permainan lidah ke arah perut Ika yang rata dan berkulit amat mulus itu.
Mulutku berhenti di daerah pusarnya. Aku pun berkonsentrasi mengecupi bagian pusarnya.

Sementara kedua telapak tanganku menyusup ke belakang dan meremas-remas pantatnya yang melebar dan menggembung padat.
Kedua tanganku menyelip ke dalam celana yang melindungi pantatnya itu.

Perlahan-lahan celana dalamnya kupelorotkan ke bawah. Ika sedikit mengangkat pantatnya untuk memberi kemudahan celana dalamnya lepas.
Dan dengan sekali sentakan kakinya, celana dalamnya sudah terlempar ke bawah.

Saat berikutnya.. blass,,! Terhamparlah pemandangan yang luar biasa merangsangnya.
Jembut Ika sungguh lebat dan subur sekali. Jembut itu mengitari bibir memek yang berwarna coklat tua.

Sambil kembali menciumi kulit perut di sekitar pusarnya.. tanganku mengelus-elus pahanya yang berkulit licin dan mulus.
Elusanku pun ke arah dalam dan merangkak naik. Sampailah jari-jari tanganku di tepi kiri-kanan bibir luar memeknya.


Tanganku pun mengelus-elus memeknya dengan dua jariku bergerak dan bawah ke atas.
Dengan mata terpejam, Ika berinisiatif meremas-remas payudaranya sendiri. Tampak jelas kalau Ika sangat menikmati permainan ini.

Perlahan kusibak bibir memek Ika dengan ibu jari dan telunjukku mengarah ke atas sampai kelentitnya menongol keluar.
Wajahku bergerak ke memeknya.. sementara tanganku kembali memegangi payudaranya.

Kujilati kelentit Ika perlahan-lahan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus-putus sambil satu tanganku mempermainkan puting payudaranya.
“Au Mas Bob.. shhhhh.. betul.. betul di situ mas Bob.. di situ.. enak mas.. shhhh..” Ika mendesah-desah sambil matanya merem-melek.

Bulu alisnya yang tebal dan indah bergerak ke atas-bawah mengimbangi gerakan merem-meleknya mata.
Keningnya pun berkerut pertanda dia sedang mengalami kenikmatan yang semakin meninggi.

Aku meneruskan permainan lidah dengan melakukan jilatan-jilatan panjang dan lubang anus sampai ke kelentitnya.
Karena gerakan ujung hidungku pun secara berkala menyentuh memek Ika. Terasa benar bahkan dinding vaginanya mulai basah.
Bahkan sebagian cairan vaginanya mulai mengalir hingga mencapai lubang anusnya.

Sesekali pinggulnya bergetar.
Di saat bergetar itu pinggulnya yang padat dan amat mulus kuremas kuat-kuat sambil ujung hidungku kutusukkan ke liang memeknya.
“Mas Booob.. enak sekali mas Bob..” Ika mengerang dengan kerasnya.

Aku segera memfokuskan jilatan-jilatan lidah serta tusukan-tusukan ujung hidung di vaginanya.
Semakin lama vagina itu semakin basah saja. Slepp.. Dua jari tanganku lalu kumasukkan ke liang memeknya.

Setelah masuk hampir semuanya, jari kubengkokkan ke arah atas dengan tekanan yang cukup terasa agar kena ‘G-spot’-nya.
Dan berhasil..! “Auwwwhh.. mas Bob..!” Jerit Ika sambil menyentakkan pantatnya ke atas..
sampai-sampai jari tangan yang sudah terbenam di dalam memek terlepas.

Perut bawahnya yang ditumbuhi bulu-bulu jembut hitam yang lebat itu pun menghantam ke wajahku.
Bau harum dan bau khas cairan vaginanya merasuk ke sel-sel syaraf penciumanku.

Clepp.. segera kumasukkan kembali dua jariku ke dalam vagina Ika dan melakukan gerakan yang sama.
Kali ini aku mengimbangi gerakan jariku dengan permainan lidah di kelentit Ika.

Kelentit itu tampak semakin menonjol.. sehingga gampang bagiku untuk menjilat dan mengisapnya.
Ketika kelentit itu aku gelitiki dengan lidah serta kuisap-isap perlahan.. Ika semakin keras merintih-rintih..
bagaikan orang yang sedang mengalami sakit demam.

Sementara pinggulnya yang amat aduhai itu menggial ke kiri-kanan dengan sangat merangsang.
“Mas Bob.. mas Bob.. mas Bob..” hanya kata-kata itu yang dapat diucapkan Ika karena menahan kenikmatan yang semakin menjadi-jadi.

Permainan jari-jariku dan lidahku di memeknya semakin bertambah ganas.
Ika sambil mengerang-erang dan menggeliat-geliat meremas apa saja yang dapat dia raih.
Meremas rambut kepalaku.. meremas bahuku.. dan meremas payudaranya sendiri.

“Mas Bob.. Ika sudah tidak tahan lagi.. Masukin kontol saja mas Bob.. Ohhh.. sekarang juga mas Bob..! Sshhh..“
erangnya sambil menahan nafsu yang sudah menguasai segenap tubuhnya.

Namun aku tidak peduli. Kusengaja untuk mempermainkan Ika terlebih dahulu. Aku mau membuatnya orgasme, sementara aku masih segar bugar.
Karena itu lidah dan wajahku kujauhkan dan memeknya. Kemudian kocokan dua jari tanganku di dalam memeknya semakin kupercepat.

Gerakan jari tanganku yang di dalam memeknya ke atas-bawah.. sampai terasa ujung jariku menghentak-hentak dinding atasnya secara perlahan-lahan.
Sementara ibu jariku mengusap-usap dan menghentak-hentak kelentitnya.

Gerakan jari tanganku di memeknya yang basah itu sampai menimbulkan bunyi crrk-crrrk-crrrk-crrk crrrk..
Sedangkan dari mulut Ika keluar pekikan-pekikan kecil yang terputus-putus: “Ah-ah-ah-ah-ah..”

Sementara aku semakin memperdahsyat kocokan jari-jariku di memeknya, sambil memandangi wajahnya.
Mata Ika merem-melek, sementara keningnya berkerut-kerut.

Crrrk..! Crrrk..! Crrek..! Crek..! Crek..! Crok..! Crok..! Bunyi yang keluar dan kocokan jariku di memeknya semakin terdengar keras.
Kuertahankan kocokan tersebut. Dua menit sudah si Ika mampu bertahan sambil mengeluarkan jeritan-jeritan yang membangkitkan nafsu.

Payudaranya tampak semakin kencang dan licin.. sedang putingnya tampak berdiri dengan tegangnya.
Sampai akhirnya tubuh Ika mengejang hebat. Pantatnya terangkat tinggi-tinggi.

Matanya membeliak-beliak. Dan bibirnya yang sensual itu keluar jeritan hebat.. “Mas Boooob..!“
Dua jariku yang tertanam di dalam vagina Ika terasa dijepit oleh dindingnya dengan kuatnya.

Seiring dengan keluar masuknya jariku dalam vaginanya.. dari sela-sela celah antara tanganku dengan bibir memeknya..
terpancarlah semprotan cairan vaginanya dengan kuatnya.
Prut..! Prut..! Pruttt..! Semprotan cairan tersebut sampai mencapai pergelangan tanganku.

Beberapa detik kemudian Ika terbaring lemas di atas karpet. Matanya memejam rapat.
Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat. Kocokan jari tanganku di vaginanya pun kuhentikan.
Kubiarkan jari tertanam dalam vaginanya sampai jepitan dinding vaginanya terasa lemah.

Setelah lemah.. plopp.. jari tangan kucabut dan memeknya.
Cairan vagina yang terkumpul di telapak tanganku pun kubersihkan dengan kertas tissue.

Ketegangan kontolku belum juga mau berkurang. Apalagi tubuh telanjang Ika yang terbaring diam di hadapanku itu benar-benar aduhai..
seolah menantang diriku untuk membuktikan kejantananku pada tubuh mulusnya.

Tak buang waktu lagi.. aku mulai menindih kembali tubuh Ika..
sehingga kontolku yang masih di celana dalam tergencet oleh perut bawahku dan perut bawahnya dengan enaknya.
Sementara bibirku mengulum-kulum kembali bibir hangat Ika.. sambil tanganku meremas-remas payudara dan mempermainkan putingnya.

Ika kembali membuka mata dan mengimbangi serangan bibirku.
Tubuhnya kembali menggelinjang-gelinjang karena menahan rasa geli dan ngilu di payudaranya.

Setelah puas melumat-lumat bibir.. wajahku pun menyusuri leher Ika yang mulus dan harum.. hingga akhirnya mencapai belahan dadanya.
Wajahku kemudian menggeluti belahan payudaranya yang berkulit lembut dan halus..
sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya.

Segala kelembutan dan keharuman belahan dada itu kukecupi dengan bibirku.
Segala keharuman yang terpancar dan belahan payudara itu kuhirup kuat-kuat dengan hidungku,
seolah tidak rela apabila ada keharuman yang terlewatkan sedikitpun.

Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan payudara itu. Kemudian bibirku bergerak ke atas bukit payudara sebelah kiri.
Crupp.. cupp.. cupp.. Kuciumi bukit payudara yang membusung dengan gagahnya itu. Kumasukkan puting payudara di atasnya ke dalam mulutku.

Kini aku menyedot-nyedot puting payudara kiri Ika. Kumainkan puting di dalam mulutku itu dengan lidahku.
Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit payudara di sekitar puting yang berwarna coklat.

“Ah.. ah.. mas Bob.. geli.. geli ..“ mulut indah Ika mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan.
Bagaikan desisan ular kelaparan yang sedang mencari mangsa.

Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas-remas payudara kanan Ika yang montok dan kenyal itu.
Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada putingnya.

“Mas Bob.. hhh.. geli.. geli.. enak.. enak.. ngilu.. ngilu..”
Aku semakin gemas. Payudara aduhai Ika itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan.

Bukit payudara kadang kusedot besarnya-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya..
kadang yang kusedot hanya putingnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah.

Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya..
kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil puting yang mencuat gagah di puncaknya.

“Ah.. mas Bob.. terus mas Bob.. terus.. hzzz.. ngilu.. ngilu..” Ika mendesis-desis keenakan.
Hasratnya tampak sudah kembali tinggi. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kini semakin sening fnekuensinya.

Sampai akhirnya Ika tidak kuat melayani serangan-serangan keduaku.
Dia dengan gerakan cepat memelorotkan celana dalamku hingga tunun ke paha.

Aku memaklumi maksudnya, segera kulepas celana dalamku.
Ctapp..! Jari-jari tangan kanan Ika yang mulus dan lembut kemudian menangkap kontolku yang sudah berdiri dengan gagahnya.

Sejenak dia memperlihatkan rasa terkejut. “Edan.. mas Bob, edan.. Kontolmu besar sekali..
Kontol pacar-pacarku dahulu dan juga kontol kak Dai.. tidak sampai sebesar ini. Edan.. edan..” ucapnya terkagum-kagum.

Sambil membiarkan mulut.. wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah payudaranya..
jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kontolku secara berirama..
seolah berusaha mencari kehangatan dan kenikmatan di tegangnya menara kejantananku itu.
Remasannya itu memperhebat voltase dam rasa nikmat pada batang kontolku.

“Mas Bob. kita main di atas kasur saja..” ajak Ika dengan sinar mata yang sudah dikuasai nafsu binahi.
Tanpa menjawab aku lalu membopong tubuh telanjang Ika ke ruang dalam.. lalu membaringkannya di atas tempat tidur pacarku.

Ranjang pacarku ini amat pendek.. dasar kasurnya hanya terangkat sekitar 6 centimeter dari lantai.
Ketika kubopong.. Ika tidak mau melepaskan tangannya dari leherku.

Bahkan, begitu tubuhnya menyentuh kasur.. tangannya menarik wajahku mendekat ke wajahnya.
Tak ayal lagi.. bibirnya yang pink menekan itu melumat bibirku dengan ganasnya.

Aku pun tidak mau mengalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora.. sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya.
Kulit punggungnya yang halus mulus kuremas-remas dengan gemasnya.

Segera kutindih tubuh Ika. Kontolku terjepit di antara pangkal pahanya yang mulus dan perut bawahku sendiri.
Kehangatan kulit pahanya mengalir ke batang kontolku yang tegang dan keras.

Bibirku kemudian melepaskan bibir sensual Ika. Kecupan bibirku pun turun. Kukecup dagu Ika yang bagus.
Kukecup leher jenjang Ika yang memancarkan bau wangi dan segarnya parfum yang dia pakai.

Kuciumi dan kugeluti leher indah itu dengan wajahku.. sementara pantatku mulai bergerak aktif..
sehingga ketegangan kontolku menekan dan menggesek-gesek paha Ika.

Wuahhh.. Gesekan di kulit paha yang licin itu membuat batang kontolku bagai diplirit-plirit.
Kepala kontolku merasa geli-geli enak oleh gesekan-gesekan paha Ika yang sedikit berbulu halus.

Puas menggeluti leher nan indah.. wajahku pun turun ke buah dada montok Ika.
Dengan gemas dan ganasnya aku membenamkan wajahku ke belahan dadanya..
sementara kedua tanganku meraup kedua belah payudaranya dan menekannya ke arah wajahku.
Keharuman payudaranya kuhirup sepuas-puasku.

Belum puas dengan menyungsep ke belahan dadanya.. wajahku kini menggesek-gesek memutar..
sehingga kedua gunung payudaranya tertekan-tekan oleh wajahku secara bergantian.
Ahh.. Sungguh sedap sekali rasanya ketika hidungku menyentuh dan menghirup dalam-dalam daging payudara yang besar dan kenyal itu.

Kemudian bibirku meraup puncak bukit payudara kiri Ika.
Daerah payudara yang kecoklat-coklatan beserta putingnya yang pink kecoklat-coklatan itu pun masuk dalam mulutku.

Haffpp..! Kulahap ujung payudara dan putingnya itu dengan bernafsunya..
tak ubahnya seperti bayi yang menetek susu setelah kelaparan selama seharian.

Di dalam mulutku, puting itu kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.
“Akhh.. Mas Bob.. geli.. geli..“ kata Ika kegelian namun mendesah-desah.

Aku tidak peduli. Aku terus mengulum-kulum puncak bukit payudara Ika. Putingnya terasa di lidahku menjadi keras.
Kemudian aku kembali melahap puncak bukit payudara itu sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutku kusedot sekuat-kuatnya.
Sementara payudara sebelah kanannya kuremas sekuat-kuatnya dengan tanganku.

Hal tersebut kulakukan secara bergantian.. antara payudara kiri dan payudara kanan Ika.
Sementara kontolku semakin menekan dan menggesek-gesek dengan beriramanya di kulit pahanya.

Ika semakin menggelinjang-gelinjang dengan hebatnya.
“Mas Bob.. mas Bob.. ngilu.. ngilu.. hihhh.. nakal sekali tangan dan mulutmu.. Auwh..! Sssh.. ngilu.. ngilu..” rintih Ika.

Rintihannya itu justru semakin mengipasi api nafsuku. Api nafsuku semakin berkobar-kobar.
Semakin ganas aku mengisap-isap dan meremas-remas payudara montoknya.
Sementara kontolku berdenyut-denyut keenakan merasakan hangat dan licinnya paha Ika.

Akhirnya aku tidak sabar lagi. Kulepaskan payudara montok Ika dari gelutan mulut dan tanganku.
Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya.. sementara tanganku membimbing kontolku untuk mencari liang memeknya.

Slepp.. slepp.. Kuputar-putarkan dahulu kepala kontolku di kelebatan jembut di sekitar bibir memek Ika.
Bulu-bulu jembut itu bagaikan menggelitiki kepala kontolku. Kepala kontolku pun kegelian. Geli tetapi enak.

“Mas Bob.. masukkan seluruhnya mas Bob.. masukkan seluruhnya.. Mas Bob belum pernah merasakan memek Mbak Dina kan..?
Mbak Dina orang kuno.. tidak mau merasakan kontol sebelum nikah. Padahal itu surga dunia.. bagai terhempas langit.. ke langit ketujuh. mas Bob..”

Jari-jari tangan Ika yang lentik meraih batang kontolku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu dia buka agak lebar.
“Edan.. edan.. kontolmu besar dan keras sekali, mas Bob..” katanya sambil mengarahkan kepala kontolku ke liang memeknya.

Plepp.. Sesaat kemudian kepala kontolku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah.
Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, kontol kutekankan masuk ke liang memek.

Blebb.. Kini seluruh kepala kontolku pun terbenam di dalam memek.
Daging hangat berlendir kini terasa mengulum kepala kontolku dengan enaknya.

Aku menghentikan gerak masuk kontolku.
“Mas Bob.. teruskan masuk, Bob.. Sssh.. enak.. jangan berhenti sampai situ saja..” Ika protes atas tindakanku.

Namun aku tidak peduli. Kubiarkan kontolku hanya masuk ke liang memeknya hanya sebatas kepalanya saja..
Namun kontolku kugetarkan dengan amplituda kecil.

Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang..
lengan tangannya yang harum dan mulus.. dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak.

Ika menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. “Sssh.. sssh.. enak.. enak.. geli.. geli, mas Bob. Geli.. Terus masuk, mas Bob..”
Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara gerakan kukonsentrasikan pada pinggulku.

Dan.. satu.. dua.. tiga..! Jlebb..! Kontolku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Ika dengan sangat cepat dan kuatnya.
Splakk..! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang mulus yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya.

Sementara itu.. kulit batang kontolku bagaikan diplirit oleh bibir dan daging liang memeknya yang sudah basah dengan kuatnya..
sampai menimbulkan bunyi: Srrrt..! “Auwww..!” Pekik Ika.

Aku diam sesaat.. membiarkan kontolku tertanam seluruhnya di dalam memek Ika tanpa bergerak sedikit pun.
“Sakit mas Bob.. Nakal sekali kamu.. nakal sekali kamu..” kata Ika sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya.

Rrrbb.. Aku pun mulai menggerakkan kontolku keluar-masuk memek Ika.
Aku tidak tau.. apakah kontolku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Ika yang berukuran kecil.

Yang kutau.. seluruh bagian kontolku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding liang memeknya dengan sangat kuatnya.
Pijitan dinding memek itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontolku.

“Bagaimana Ka.. sakit..?” Tanyaku.
“Sssh.. enak sekali.. enak sekali.. Barangmu besar dan panjang sekali.. sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru liang memekku..” jawab Ika.

Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. clebb.. crebb.. Aku terus memompa memek Ika dengan kontolku perlahan-lahan.
Payudara kenyalnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi.

Kedua putingnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku yang bidang.
Kehangatan payudaranya yang montok itu mulai terasa mengalir ke dadaku.

Wuahhh.. Kontolku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut.
Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiapkali menusuk masuk.. kepala kontolku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Ika.
Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kontol.. sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

Kemudian aku mengambil kedua kakinya yang kuning langsat mulus dan mengangkatnya.
Sambil menjaga agar kontolku tidak tercabut dari liang memeknya.. aku mengambil posisi agak jongkok.

Betis kanan Ika kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku.
Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontolku.. betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya.

Setelah puas dengan betis kiri.. ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti.. sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku.
Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian..
sambil mempertahankan rasa nikmat di kontolku dengan mempertahankan gerakan maju-mundur perlahannya di liang memek Ika.

Setelah puas dengan cara tersebut.. aku meletakkan kedua betisnya di bahuku.. sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah payudaranya.
Masih dengan kocokan kontol perlahan di memeknya.. tanganku meremas-remas payudara montok Ika.

Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua putingnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan.
Puting itu semakin mengeras, dan bukit payudara itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku.

Ika pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.
“Ah.. mas Bob, geli.. geli.. Tobat.. tobat.. Ngilu mas Bob, ngilu.. Sssh.. sssh.. terus mas Bob, terus.. Edan.. edan..
kontolmu membuat memekku merasa enak sekali.. Nanti jangan disemprotkan di luar memek, mas Bob.
Nyemprot di dalam saja.. aku sedang tidak subur..” Ika meminta.

Mendengar itu segera aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontolku di memek Ika.
“Ah-ah-ah.. benar, mas Bob. benar.. yang cepat.. Terus mas Bob, terus..”

Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ika. tenagaku menjadi berlipat ganda.
Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontolku di memek Ika. Terus dan terus.

Seluruh bagian kontolku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh daging-daging hangat di dalam memek Ika.
Mata Ika menjadi merem-melek dengan cepat dan indahnya.
Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

“Sssh.. sssh.. Ika.. enak sekali.. enak sekali memekmu.. enak sekali memekmu..”
“Ya mas Bob, aku juga merasa enak sekali.. terusss.. terus mas Bob, terusss..”

Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolku pada memeknya. Kontolku terasa bagai diremas-remas dengan tidak karu-karuan.
“Mas Bob.. mas Bob.. edan mas Bob, edan.. sssh.. sssh.. Terus.. terus.. Saya hampir keluar nih mas Bob.. sedikit lagi.. kita keluar sama-sama ya Booob..”
Ika jadi mengoceh tanpa kendali.

Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau keluar. Namun aku harus membuatnya keluar duluan.
Biar perempuan Sunda yang molek satu ini tau bahwa lelaki Jawa itu perkasa. Biar dia mengakui kejantanan orang Jawa yang bernama mas Bobby.

Sementara kontolku merasakan daging-daging hangat di dalam memek Ika bagaikan berdenyut dengan hebatnya.
“Mas Bob.. mas Bobby.. mas Bobby..” rintih Ika.
Telapak tangannya memegang kedua lengan tanganku seolah mencari pegangan di batang pohon karena takut jatuh ke bawah.

lbarat pembalap, aku mengayuh sepeda balapku dengan semakin cepatnya. Bedanya, dibandingkan dengan pembalap aku lebih beruntung.
Di dalam ‘mengayuh sepeda’ aku merasakan keenakan yang luar biasa di sekujur kontolku.
Sepedaku pun mempunyai daya tarik tersendiri karena mengeluarkan rintihan-rintihan keenakan yang tiada terkira.

“Mas Bob.. ah-ah-ah-ah-ah.. Enak mas Bob, enak.. Ah-ah-ah-ah-ah.. Mau keluar mas Bob.. mau keluar.. ah-ah-ah-ah-ah.. sekarang ke-ke-ke..”
Ughh.. Tiba-tiba kurasakan kontolku dijepit oleh dinding memek Ika dengan sangat kuatnya.

Di dalam memek.. kontolku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Ika dengan cukup derasnya.
Dan telapak tangan Ika meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya.

Mulut sensual Ika pun berteriak tanpa kendali: “..Keluarrr..!” Mata Ika membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ika kurasakan mengejang.
Aku menghentikan genjotanku. Kontolku yang tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam dalam memek Ika.

Kontolku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Ika.
Kulihat mata Ika kemudian memejam beberapa saat dalam menikmati puncak orgasmenya.

Setelah sekitar satu menit berlangsung.. remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur.
Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku.
Sementara jepitan dinding memeknya pada kontolku berangsur-angsur melemah.. walaupun kontolku masih tegang dan keras.

Kedua kaki Ika lalu kuletakkan kembali di atas kasur dengan posisi agak membuka.
Aku kembali menindih tubuh telanjang Ika dengan mempertahankan agar kontolku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.

“Mas Bob.. kamu luar biasa.. kamu membawaku ke langit ke tujuh..” kata Ika dengan mimik wajah penuh kepuasan.
“Kak Dai dan pacar-pacarku yang dulu tidak pernah membuat aku ke puncak orgasme seperti ini.
Sejak Mbak Dina tinggal di sini.. Ika suka membayangkan mas Bob saat berhubungan dengan Kak Dai..”

Hehe.. aku senang mendengar pengakuan Ika itu. Berarti selama aku tidak bertepuk sebelah tangan.
Aku selalu membayangkan kemolekan tubuh Ika dalam masturbasiku.. sementara dia juga membayangkan kugeluti dalam onaninya.

Bagiku.. Dina bagus dijadikan istri dan ibu anak-anakku kelak..
namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh aduhai Ika enak digeluti dan digenjot dengan penuh nafsu.

“Mas Bob.. kamu seperti yang kubayangkan. Kamu jantan.. kamu perkasa.. dan kamu berhasil membawaku ke puncak orgasme. Luar biasa nikmatnya..”
Aku bangga mendengar ucapan Ika. Dadaku serasa mengembang.

Dan bagai anak kecil yang suka pujian, aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih perkasa dari dugaannya.
Perempuan Sunda ini harus kewalahan menghadapi genjotanku. Perempuan Sunda ini harus mengakui kejantanan dan keperkasaanku.

Kebetulan aku saat ini baru setengah perjalanan pendakianku di saat Ika sudah mencapai orgasmenya.
Kontolku masih tegang di dalam memeknya. Kontolku masih besar dan keras.. yang harus menyemprotkan pelurunya.. agar kepalaku tidak pusing.

Kembali kudekap tubuh mulus Ika.. yang di bawah sinar lampu kuning kulit tubuhnya tampak sangat mulus dan licin.
Kontolku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Ika, namun masih dengan gerakan perlahan.

Dinding memek Ika secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontolku. Terasa hangat dan enak.
Namun sekarang gerakan kontolku lebih lancar dibandingkan dengan tadi.
Pasti karena adanya cairan orgasme yang disemprotkan oleh memek Ika beberapa saat yang lalu.

“Ahhh.. mas Bob.. kau langsung memulainya lagi.. Sekarang giliranmu.. semprotkan air manimu ke dinding-dinding memekku.. Sssh..”
Ika mulai mendesis-desis lagi. Bibirku mulai memagut bibir merekah Ika yang amat sensual itu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya.

Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku.. tangan kananku meremas-remas payudara montok Ika serta memijit-mijit putingnya..
sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontolku di liang memeknya.

“Sssh.. sssh.. sssh.. enak mas Bob, enak.. Terus.. teruss.. terusss..” desis bibir Ika di saat berhasil melepaskannya dari serbuan bibirku.
Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.

Sambil kembali melumat bibir Ika dengan kuatnya.. aku mempercepat genjotan kontolku di memeknya.
Pengaruh adanya cairan di dalam memek Ika, keluar-masuknya kontol pun diiringi oleh bebunyian.. srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret..

Mulut Ika di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan..
“Mas Bob.. ah.. mas Bob.. ah.. mas Bob.. hhb.. mas Bob.. ahh..” Kontolku semakin tegang.

Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ika menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya.
Tangan Ika pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya.

Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontolku ke dalam memek Ika sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama.
Clebb-crebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb..

Setiapkali masuk.. kontol kuhujamkan keras-keras agar menusuk memek Ika sedalam-dalamnya.
Dalam perjalanannya.. batang kontolku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Ika.

Sampai di langkah terdalam.. mata Ika membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan.. “Akh..!”
Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: Plakk..!

Di saat bergerak keluar memek.. batang kontol kujaga agar kepalanya yang mengenakan helm tetap tertanam di liang memek.
Remasan dinding memek pada batang kontolku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya.

Bibir memek yang mengulum batang kontolku pun sedikit ikut tertarik keluar.. seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang kontolku.
Pada gerak keluar ini Bibir Ika mendesah.. “Hhh..” Aku terus menggenjot memek Ika dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak.

Remasan yang luar biasa kuat.. hangat.. dan enak sekali bekerja di seluruh bidang batang kontolku.
Tangan Ika meremas punggungku kuat-kuat di saat kontolku kuhujam masuk sejauh-jauhnya ke liang memeknya.

Beradunya daging pangkal paha menimbulkan bebunyian: Plak..! Plak..! Plak..! Plak..!
Pergeseran antara kontolku dan memek Ika menimbulkan bunyi srottt-srrrt.. srottt-srrrt.. srottt-srrrtt..

Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Ika:
“Akh..! Uhh.. Akh..! Hhh.. Akh..! Hhh..” Kontolku terasa empot-empotan luar biasa.

Rasa hangat, geli, dan enak yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil:
“lka.. Ika.. edan.. edan.. Enak sekali Ika.. Memekmu enak sekali.. Memekmu hangat sekali.. edan.. jepitan memekmu enak sekali..”
“Mas Bob.. mas Bob.. terus mas Bob rintih Ika, “enak mas Bob.. enaaak.. Akh..! Akh..! Akh..! Hhh.. Akh..! Hhh.. Akh..! Hhh..”

Ergghh.. Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontolku. Gatal yang enak sekali.
Aku pun mengocokkan kontolku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya.

Crebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb-crebb..
Setiap masuk ke dalam, kontolku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya.

Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di kontol pun semakin menghebat. “Ika.. aku.. aku..”
Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.

“Mas Bob.. mas Bob.. mas Bob..! Ak-ak-ak..Aku mau keluar lagi.. Ak-ak-ak.. aku ke-ke-ke..”
Tiba-tiba kontolku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya.

Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Ika mencekik kuat sekali.
Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu.. aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku.

Pruttt..! Pruttt..! Pruttt..! Kepala kontolku terasa disemprot cairan memek Ika.. bersamaan dengan pekikan Ika.. “.. K-keluarrrr..!”
Tubuh Ika mengejang dengan mata membeliak-beliak.

“Ikkkaa..hhhh..!” Aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ika sekuat-kuatnya..
seolah aku sedang berusaha rnenemukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan.

Kubenamkan wajahku kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Cairan spermaku pun tak terbendung lagi.
Crottt..! Crott..! Croat..! Spermaku bersemburan dengan derasnya.. menyemprot dinding memek Ika yang terdalam.
Ughh.. Kontolku yang terbenam semua di dalam kehangatan memek Ika terasa berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya aku dan Ika terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali..
sampai-sampai dari alat kemaluan.. perut.. hingga ke payudaranya seolah terpateri erat dengan tubuh depanku.

Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontolku. Cret..! Cret..! Cret..!
Kontolku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa ke dalam memek Ika. Kali ini semprotannya lebih lemah.
Perlahan-lahan tubuh Ika dan tubuhku pun mengendur kembali.

Aku kemudian menciumi leher mulus Ika dengan lembutnya..
sementara tangan Ika mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku.
Aku merasa puas sekali berhasil bermain seks dengan Ika.

Pertamakali aku bermain seks.. bidadari lawan mainku adalah perempuan Sunda yang bertubuh kenyal..
berkulit kuning langsat mulus.. berpayudara besar dan padat.. berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai.
Tidak rugi air maniku diperas habis-habisan pada pengalaman pertama ini oleh orang semolek Ika.

“Mas Bob.. terimakasih mas Bob. Puas sekali saya. Indah sekali.. sungguh.. enak sekali..” kata Ika lirih.
Aku tidak memberi kata tanggapan. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra.

Dalam keadaan tetap telanjang, kami berdekapan erat di atas tempat tidur pacarku.
Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang.. sedang tangannya melingkar ke badanku.
Baru ketika jam dinding menunjukkan pukul 22:00, aku dan Ika berpakaian kembali.

Ika sudah tau kebiasaanku dalam mengapeli Dina.. bahwa pukul 22:00 aku pulang ke tempat kost-ku sendiri.
Sebelum keluar kamar, aku mendekap erat tubuh Ika dan melumat-lumat bibirnya beberapa saat.

“Mas Bob.. kapan-kapan kita mengulangi lagi ya mas Bob.. Jangan khawatir.. kita tanpa Ikatan.
Ika akan selalu merahasiakan hal ini kepada siapapun, termasuk ke Kak Dai dan Mbak Dina. Ika puas sekali bercumbu dengan mas Bob..” begitu kata Ika.
Aku pun mengangguk tanda setuju. Siapa sih yang tidak mau diberi kenikmatan secara gratis dan tanpa ikatan..?

Akhirnya dia keluar dari kamar dan kembali masuk ke rumahnya lewat pintu samping.
Lima menit kemudian.. aku baru pulang ke tempat kost-ku.
Ahhh.. lemesnya.. Tapi nikmaaattt.. (. ) ( .)
--------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Jozzzz suhu..
Adegan ss nya mirip ama bidadari itu ibu pemilik apartemen..
Tapi tetap bikin hot..

Makasih updatenya suhu
:jempol:

 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd