Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

Bimabet

-----------------------------------------------------------------------

Cerita 124 – Terlanjur


Episode 1

Dhea
adalah seorang mahasiswi semester 5 di sebuah PTN yang cukup ternama di kota Bandung.

Dia bersahabat dengan teman seangkatan namun berbeda jurusan yang bernama Yanti.
Mereka berdua mengontrak rumah yang terdiri dari dua kamar tidur yang bersebelahan.

Kedua kamar mereka dihalangi oleh dinding penyekat yang terdapat jendela kaca pada bagian atasnya..
sebagai media untuk pembagi cahaya agar ruangan tidak terlalu gelap dan pengap apabila lampu dimatikan.

Kedua mahasiswi ini selalu mengenakan jilbab lebar dan baju longgar yang panjang serta sama-sama aktif di organisasi KAMMI..
yaitu organisasi kemahasiswaan yang bernuansa religius.

Cerita ini bermula.. ketika Yanti memutuskan menikah dengan kakak kelasnya yang bernama Doni yang juga sama-sama aktif di KAMMI.
Keputusan ini mereka ambil dikarenakan mereka tidak mau melakukan dosa apabila mereka pacaran.

Sebab menurut keyakinan mereka.. pacaran itu akan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang penuh dosa apabila mereka tidak kuat menjaganya.
Oleh sebab itu mereka memutuskan menikah.. sehingga mereka bisa bemesraan dan bahkan hubungan suami istri..
karena mereka telah terikat oleh perkawinan yang sah.

Walaupun telah menikah.. Yanti dan Doni masih hidup terpisah.
Yanti masih ngontrak serumah dengan Dhea.. sedangkan Doni mengontrak serumah dengan sahabatnya Dedi.. teman satu angkatan namun beda kelas.
Maksudnya adalah agar kuliah mereka tidak terganggu oleh adegan percintaan jika mereka hidup serumah.

Yang namanya sudah menikah.. tentu saja mereka tidak malu-malu memperlihatkan kemesraan di hadapan teman-teman mereka.
Tetapi masih dalam batas-batas yang wajar dan masih bisa diterima oleh norma kehidupan bermasyarakat.

Usia muda yang menikah tentu saja selalu diisi dengan letupan-letupan gairah birahi yang meluap-luap.
Oleh sebab itu meraka sering melakukanya di kamar Yanti ataupun di kamar Doni.

Beberapakali Dhea sempat mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Yanti tanpa disadarinya..
pada saat Yanti sedang meraih orgasme ketika bersetubuh dengan Doni.

Tentu saja suara desahan dan erangan nikmat tersebut membuat Dhea terangsang dan merasa terganggu.
Tapi Dhea tidak bisa apa-apa.. karena mereka adalah suami istri.

Karena seringkali Dhea mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Yanti dan suaminya pada saat mereka bersetubuh..
Dhea sering berkhayal dan berfantasi betapa nikmatnya bila dia dapat merasakan nikmatnya bersetubuh.
Tapi mana mungkin.. sebab Dhea belumlah bersuami dan belum punya pacar..

Lagipula tak mungkin ia lakukan dengan orang lain yang belum menjadi suaminya.. karena sebagai gadis yang mengenakan jilbab..
dia tau bahwa persetubuhan hanya dapat dilakukan oleh kedua insan yang telah sah menjadi suami istri.

Tapi dorongan rangsangan birahi yang Dhea alami semakin lama semakin hebat..
membuat Dhea mencari cara untuk bisa melepaskannya hasrat birahinya.

Akhirnya Dhea menemukan cara memuaskan dirinya dengan bantuan tangannya sendiri..
meremas-remas teteknya serta menggesek-gesek memek dan klitorisnya..
sambil mengintip apa yang dilakukan oleh Yanti dan suaminya pada saat mereka bersetubuh..
Ya.. melalui jendela kaca yang terdapat di bagian atas dinding.

Untuk bisa mengintip apa yang dilakukan oleh Yanti dan suaminya.. Dhea harus naik ke atas meja belajarnya..
yang kebetulan letaknya pas di bawah jendela kaca tersebut.
Dan kegiatan mengintip ini menjadi rutin dilakukan oleh Dhea setiap Doni datang mengunjungi kamar Yanti.

Untuk sementara hanya dengan cara mengintip dan bermasturbasi seperti itulah yang dapat dilakukan oleh Dhea..
untuk bisa melepaskan gairah birahi yang akhir-akhir ini jadi sering bangkit dan minta untuk dituntaskan.

Bahkan seringkali muncul godaan dalam dirinya untuk melakukan secara nyata dengan lawan jenis.
Walaupun sampai saat ini Dhea masih mampu bertahan.. namun entah kapan. Dhea sendiri tak yakin.

Pada suatu hari.. ada kegiatan organisasi di kampusnya yang mengharuskan Dhea dan Yanti bekerja sampai malam..
di ruang kantor organisasi yang terdapat di dalam kampus.

Ruang kantor organisasi ini cukup luas namun disekat-sekat menjadi ruang komputer, ruang ketua dan ruang rapat merangkap ruang kerja
Yanti dan Dhea hanya berdua di kampus yang sepi pada malam itu.

Sekitar jam 7 malam Dhea berkata pada Yanti.. “Yan.. aku mau pulang dulu yach.. bentar kok..
hanya mau ngambil file yang ada di komputerku, lalu datang lagi ke sini.. Paling lama juga 1 jam.. Boleh yah..?”
“Boleh.. tapi beneran nich.. jangan lama-lama..” sahut Yanti mengizinkan.

Lalu Dhea keluar dari ruangan itu menuju pintu gerbang kampus yang letaknya cukup jauh dari ruang organisasi di mana mereka berada.
Setelah 10 menit baru Dhea tiba di pintu gerbang kampus..
dan pada saat itu Dhe baru ingat bahwa file yang Dhea butuhkan sudah Dhea kopikan ke komputer yang ada di ruang organisasi.

Maka Dhea memutuskan untuk kembali ke ruang organisasi di mana Yanti sedang menunggunya.
Begitu tiba ke ruang organisasi, Dhea tidak melihat Yanti. Mungkin Yanti sedang sembahyang di mesjid kampus pikir Dhea..
Maka Dhea langsung menuju ruang komputer yang bersebelahan dengan ruang ketua yang pintunya tertutup.

Pada saat Dhea akan mencolokkan stop kontak komputer.. tiba-tiba telinga Dhea mendengar desahan dan lenguhan khas..
yang biasa ia dengar dari mulut Yanti bila sedang bercumbu dengan Doni suaminya.

Suara itu secara sayup-sayup berasal dari ruang ketua organisasi yang pintunya tertutup.
Frekuensi desahan dan erangan yang keluar dari ruangan itu makin lama makin sering dan semakin keras jelas terdengar..
jelas saja membuat gairah Dhea dengan cepat terangsang naik.

Tanpa dapat Dhea tahan.. badannya bergerak ke arah jendela penghubung antara ruang komputer dan ruang ketua.
Jendela kaca tersebut dihalangi oleh gorden yang tidak terlalu rapat..
sehingga Dhea masih bisa memperhatikan aktivitas yang terjadi di ruang ketua tersebut.

Ternyata yang sedang bercumbu di ruang ketua itu adalah Yanti dan Suaminya Doni.
Doni menyusul Yanti ke ruang organisasi.. berniat untuk menamani Yanti dan Dhea bekerja pada malam itu.

Pada saat Doni tiba di Ruangan itu.. dia hanya mendapati Yanti sedang kerja sendiri..
Dan sebagai pasangan pengantin baru.. tentu saja situasi ini benar-benar mereka manfaatkan dengan bermesraan di ruang ketua.

Mereka merasa tenang.. karena mereka menyangka Dhea akan pulang dulu ke rumah kontrakan..
untuk mengambil file pekerjaan yang tersimpan di komputernya di rumah kontrakan.

Dan menurut perhitungan mereka.. pulang pergi kampus-rumah kontrakan akan memakan waktu paling cepatnya adalah satu jam.
Nah.. satu jam itu sangat sayang jika tidak dimanfaatkan dengan bermesraan dengan orang yang dicintai.

Dengan lutut yang gemetar dan dada yang terasa sesak.. Dhea mengintip apa yang dilakukan Yanti dan Suaminya.
Beberapa kancing baju Yanti telah terbuka dan cup behanyapun telah ditarik ke atas..
sehingga tetek Yanti bagian kirinya yang montok dan bulat sekal menggairahkan itu sedang asyik diremas-remas oleh tangan Doni sambil berdiri.

Sementara pantat Yanti terduduk di pinggir meja kerja.
Mulut, bibir dan lidah Doni sedang mengulum, memilin dan menjilati puting Yanti yang semakin tegak merangsang.

“Ouh.. Aa.. Ohh.. A.. enak banget A..ouh..” Mulut Yanti mendesah dan mengerang menikmati apa yang dilakukan oleh Doni.
Doni semakin bernafsu mendengar erangan dan desahan istrinya.

Bibirnya semakin lincah mengecup, mengisap dan menjilat tetek Yanti..
baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian dengan gairah yang mengebu-gebu.

Lalu tangan kirinya mengangkat rok panjang yang dikenakan Yanti hingga sebatas pinggul..
dan kemudian kedua tangan itu menarik celana dalam Yanti ke bawah hingga lepas.

Tangan kanan Doni langsung menyerbu memek istrinya dengan usapan dan remasan.
Kepala Yanti semakin terdongak dengan mulut terbuka terengah mengeluarkan erangan dan desahan nikmat..
”Aa.. Aa.. ouh..” Dalam erangannya Yanti memanggil-manggil suaminya dengan suara yang sangat merangsang.

Nafsu birahi Dhea semakin meningkat melihat adegan itu..
dan ia mengkhayalkan seandainya saja tangan Doni yang mengobok-ngobok memeknya..

“Oouh..” Tanpa disadari oleh Dhea, ia melenguh nikmat. Mata Dhea tak berkedip mengintip adegan itu..
Nafasnya semakin tak teratur dan tersengal-sengal diburu nafsu birahi yang semakin menguasai jiwa dan raga Dhea.

Tanpa disadarinya.. sambil mengintip semua detil adegan percumbuan yang dilakukan oleh Yanti..
tangan kanan Dhea masuk ke sela-sela rok panjang yag dia gunakan dan langsung masuk ke balik celana dalamnya.

Dhea kemudian mulai mengusap dan meremas-remas memeknya sendiri..
sambil membayangkan ada tangan lain yang sedang mengobok-obok memeknya.

Erangan Yanti semakin keras ketika jari tengah Doni mulai mengocok-ngocok memeknya keluar-masuk..
sambil jari jempolnya menekan dan memutar klitotis Yanti yang mengeras karena rangsangan yang sangat dahsyat.

Mata Yanti terbeliak-beliak menerima kenikmatan yang diberikan suaminya dan pinggulnya bergerak erotis.
Rupanya Doni sudah tidak mampu lagi menahan nafsu birahi yang semakin memuncak di kepalanya..

Segera tangannya menarik ritsleting celananya lalu mengeluarkan batang kontolnya..
Tuink.. ya.. sudah sangat tegang dengan gagahnya dari balik celana dalam yang dia kenakan.

Kini tampaklah batang kontol yang tegang keras keluar dari sela-sela ritsleting celana panjang yang masih dikenakan oleh Doni.
Kemudian dia memposisikan selangkangannya tepat di depan selangkangan Yanti yang Pahanya sudah terbuka lebar memberi jalan.

Slepphh.. Perlahan-lahan kepala kontol itu mulai menembus lubang memek Yanti..
Dan.. secara bersamaan mereka melenguh dan mendesah..
“Ooahhh..”
"Unghh.."

Kemudian pantat itu secara perlahan-lahan bergerak secara pasti.. mengocok-ngocok kontol yang sudah tertanam di dalam memek Yanti.
Slebb.. clebb.. srebb.. srebb.. clebb.. clebb.. crebb.. slebb.. clebb.. clebb.. slebb.. begitu menggairahkan terdengar oleh Dhea..

Yanti meringis.. melenguh.. Mengerang.. bahkan menjerit dan meregang menikmati persetubuhan itu..
"Oughh.. aahh.. ahhh.. oughh.. oughh.. jangan kenceng kenceng, Donn...ahhh.." desahnya menikmati persetubuhan itu.

Pandangan Dhea semakin kabur dan berkunang-kunang.. menahan nafsu yang semakin mendera.
Khayalannya melayang dan melambung.. seolah-olah dia yang sedang bersetubuh di ruang sebelah itu.

Seolah-olah Dhea merasakan bagaimana teteknya diremas-remas gemas dan menimbulkan rasa nikmat yang teramat sangat..
Dia merasakan nikmatnya leher dan tengkuknya dicium gemas penuh nafsu.. memeknya berdenyut-denyut sporadis..

Dan dia juga membayangkan bagaimana telapak tangan dan jari-jari yang mengobok-ngobok memeknya..
Itu makin membuat Dhea semakin melayang menikmati khayalannya.

Perasaan nikmat itu begitu nyata.. sehingga membuat Dhea mengerang dan mendesah..
“Ouh.. Ahhhh..” seolah-olah menjawab desahan dan erangan yang keluar dari mulut Yanti.

Ouh.. mengapa rasa nikmat ini begitu nyata..? Dhea membatin.

Dan tiba-tiba tubuhnya seolah dialiri listrik... badannya bergetar keras.. seketika Dhea menjerit menahan nikmat..
ketika dia merasa ada sebuah lidah yang kasar dan basah menjilati lipatan memeknya hingga sampai ke klitorisnya..

Lalu mengisap-isap klitoris Dhea cukup lama.. tak pelak membuat kaki Dhea terangkat menjinjit menahan nikmat.
Saking tak kuat menahan nikmat.. kedua tangan Dhea merengkuh ke depan selangkangannya.

Antara sadar dan tidak.. Dhea merasa tangannya menyentuh kepala yang sedang bermain di selangkangan Dhea dengan nafsu yang menggelora.
Oh.. kenapa khayalan ini begitu nyata..? Batinnya lagi.. semakin tidak percaya atas apa yang tengah dialaminya.

Dhea melihat celana dalamnya sudah terlepas dan tergolek di lantai.. entah kapan dia menanggalkannya..
Lalu beberapa kancing bajunya telah tanggal.. memperlihatkan teteknya yang montok menggantung bebas..
dengan tali penahan beha yang telah lepas pula, dan entah kapan ia melepaskannya.

Beberapa saat kemudian.. Dhea merasa tubuhnya ditekan ke bawah hingga terduduk di lantai..
dan Dhea melihat bahwa kepala yang sedari tadi memberikan kenikmatan pada memeknya adalah Dedi..! Teman satu kostnya Doni.

Dedi memandang wajah Dhea dengan tatapan penuh rasa birahi yang meledak-ledak.. Dan.. ohhh.. Dhea sangat menikmati tatapan itu.
Setengah 'sadar'.. Dhea merasa Dedi mendorong tubuhnya hingga telentang di lantai yang dingin.
Tapi dinginnya lantai semakin membuat gairah Dhea meletup-letup.

Antara khayalan dan kenyataan, Dhea melihat Dedi membuka celananya dengan tergesa-gesa..sekaligus dengan celana dalam yang ia kenakan.
Begitu terlepas.. tampaklah kontol Dedi yang demikian tegang keras sangat menggairahkan Dhea..

Napas Dhea semakin sesak dan tatapannya semakin nanar melihat kontol Dedi yang tegak dengan gagahnya..
Ingin rasanya batang kontol itu segera mengaduk-aduk dan mengobok-obok memeknya yang sudah sangat gatal dan basah..
sebagaimana yang sering ia bayangkan pada saat ia mengintip persetubuhan yang dilakukan oleh Doni dan Yanti di kamarnya.

Rupanya Dedi memahami apa yang ada dalam khayalan Dhea.
Paha Dhea dibuka lebar-lebar dan rok panjangnya disingkapkan ke atas sampai ke pinggang.

Kemudian Dedi memposisikan kepala kontolnya tepat di depan liang memek Dhea.. plepp..
Dengan sangat hati-hati dibantu oleh tangannya.. ia menepatkan dan menempelkan ujung kontolnya ke bibir memek Dhea yang telah berkilat basah.

Rrrbb.. Pantat Dedi mulai menekankan kepala kontol untuk segera masuk menembus memek Dhea.
Slebbh.. clobb..
Memek Dhea sudah sangat basah dan berlendir.. jadi sangat membantu kontol Dedi untuk bisa masuk secara perlahan-lahan.

Walaupun ini adalah pengalaman yang pertama bagi Dhea bahwa memeknya ditembus oleh kontol..
Namun karena gairah Dhea sudah demikian tinggi.. dan memek Dhea pun sudah demikian basah serta licin..
hingga tidak menimbulkan kesulitan yang berarti bagi kepala kontol Dedi bisa menyusup memasuk belahaninya.

Jlebb.. Lalu tiba-tiba Dedi mendorong kontolnya dengan cepat dan.. Sreet..!
Dhea merasakan ada sesuatu di dalam memeknya yang sobek.. dan menimbulkan rasa perih di memeknya.

Tapi rasa perih itu kalah oleh sensasi yang tak terbayangkan nikmatnya.
Dhea melenguh dan mengerang antara perih dan nikmat .. “Aduh.. auh..”

Dhea merasakan seluruh batang kontol Dedi telah amblas dalam memeknya hingga sampai ke pangkalnya.
Dinding-dinding memeknya bereaksi.. merespon dengan denyutan dan remasan.. seolah menyambut hangat kedatangan sang penyusup.

Ohhh.. Kini kedua selangkangan Dhea dan Dedi berimpit dengan rapat dan erat.
Mata Dedi terlihat mendelik menahan nikmat.. dan kepalanya terdongak ke atas..
Tentu saja Dhea-pun merasakan sensasi nikmat yang sama.. bahkan lebih.. karena telah lama mendambakannya.

Slebb.. Dedi menarik perlahan-lahan batang kontol yang telah tertancap..
Dan begitu tersisa hanya kepala kontol yang masih berada di bibir memek Dhea.. jlebb.. Dedi langsung mendorongnya kembali.

Gerakan maju-mundur pantat Dedi dilakukan berdasarkan instingnya sebagai laki-laki..
Walaupun persetubuhan ini merupakan yang pertama pula bagi Dedi.

“Esshh.. uhh.. uhh..”
“Erghh.. heghh.. heghh..”
Keduanya saling mendesah.. merintih dan mengerang penuh nikmat.. tak peduli atau sadar dengan keadaan di sekitar mereka lagi.

Gesekan yang ditimbulkan oleh gerakan keluar masuknya batang kontol Dedi dengan dinding memek Dhea..
membuat nafas mereka bagaikan ditarik-tarik dengan cepat dan rasa nikmat semakin membuat mereka melayang-layang.

Makin lama genjotan Dedi di atas tubuh Dhea semakin cepat dan bersemangat..
Dan hal itu semakin melambungkan kesadaran Dhea ke awang-awang yang tanpa batas.. meraih nikmat yang seolah tak berujung.

Tanpa sadar.. pinggul Dhea bergerak secara erotis mengimbangi gerakan pinggul Dedi.. seakan menyelaraskan.
Dan tentu saja goyang pinggul Dhea semakin melambungkan kenikmatan mereka semakin tinggi.

Semakin lama gerakan mereka semakin cepat tak terkendali..
Dhea merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya menjalar dengan cepat pada aliran darah dan nafasnya.

Suatu yang tak dapat dia lukiskan itu bergerak semakin cepat menghentak-hentakan tubuhnya..
Sehingga akhirnya tanda dapat dikuasainya.. tubuh Dhea melenting mengejang kaku dan keluar teriakan panjang.. “Aaaaaaakkhh..!”

Rupanya Dedi pun merasakan hal yang sama.. ada sesuatu dalam aliran darahnya.. sesuatu yang mulai mendesak-desak,,
Aliran napasnya yang menghentak-hentakan badannya tanpa dapat dikuasainya disertai rasa yang sangat.. sangat.. nikmat tak terlukiskan.

Tak lama kemudian.. badan Dedi melenting kaku.. Jleghh..!
Pantatnya menekan kontolnya hingga amblas sampai ke pangkalnya hingga kedua selangkangan mereka erat merapat.

Dan dari mulut Dedi keluar teriakan.. “Aaaaaaahh..!” Dedi merasakan ada gelombang yang sangat dahsyat tak terbendung.. keluar dari kontolnya..
Pandangan mata Dedi serasa gelap selama beberapa saat dan.. Crett.. crett.. crett.. crett..!
Semprotan itu keluar entah berapakali.. kencang menyemprot dengan deras seluruh rongga memek Dhea.

Hampir bersamaan waktunya.. Dedi merasakan dinding Memek Dhea berdenyut-denyut dengan keras..
bagaikan memeras.. meremas dan mengisap-isap cairan nikmat yang keluar dari kontol Dedi hingga habis.

Setelah itu Dedi merasa badannya bagaikan layang-layang yang terbang tinggi, kemudian benangnya putus secara tiba-tiba.
Badannya serasa melayang secara cepat ke bawah..
Lalu ambruk menindih tubuh Dhea yang masih mengenakan baju dan rok serta jilbab dalam persetubuhan itu.

Selama beberapa detik, Dhea merasa khayalannya saat ini begitu luar biasa. Bagaikan nyata..
Tapi beberapa menit kemudian, setelah gairahnya surut.. Dhea merasa heran karena tubuh Dedi masih terasa berat menindihnya.

Dan ini adalah nyata .. bukan khayalan. Kembali batinnya mengirim sinyal.

Di tengah kegalauan pikiran Dhea dengan apa yang menimpanya..
tiba-tiba Dhea dan Dedi yang masih telanjang menindih tubuh Dhea tersentak mendengar teriakan yang cukup keras.

“Aaaw.. Astaghfirullah..!!”
Rupanya teriakan itu keluar dari mulut Yanti yang melotot kaget melihat keadaan mereka seperti itu sambil menutup mulutnya.

Dengan terburu-buru dengan perasaan yang tak menentu.. Dedi mengenakan celana dalam dan celana panjangnya yang tergolek di lantai..
Sedangkan Dhea yang masih berada dalam mimpi atau nyata.. merapikan baju rok dan jilbabnya yang acak-acakan..
serta mengenakan celana dalamnya yang tadi tergolek di lantai.

“Hei.. Apa yang kalian lakukan..!? Tak malukah kalian..? Apa kalian tidak takut akan dosa.. Hah..?” Kata-kata marah keluar dari mulut Yanti.
Tapi ditenangkan oleh suaminya Doni.. walupun kelihatannya ia pun kecewa dengan apa yang dilihatnya. “Udah..sayaang.. tenang..” kata Doni pada Yanti..

Kemudian Doni mengajak mereka untuk duduk di ruang kerja dan membicarakan apa yang telah terjadi.
Kesadaran Dhea sudah pulih.. baru dia menyesal dengan apa yang telah terjadi.

Dhea lalu bercerita tentang kronologis kejadian.. mulai dari mau mengambil file sampai kembali ke ruangan melihat Yanti dan Doni sedang bercumbu.
Dhea turut terangsang melihat percumbuan mereka yang panas menggelora.. hingga tanpa sadar Dhea turut larut dalam khayalan percumbuan..
sepeti yang ia lihat.. sampai akhirnya ia disadarkan oleh teriakan kaget dari mulut Yanti.., yang Dhea sendiri tidak mengerti..
mengapa itu bisa terjadi.. karena perasaannya tadi dia sedang mengkhayal.

Setelah mendengar cerita dari Dhea.. Dedi menambahkan..
bahwa Dia menyusul Doni ke kampus menemani Dhea dan Yanti yang sedang bekerja daripada bengong sendirian di kamar kost.

Tapi begitu dia sampai di ruangan kantor, dia melihat Dhea sedang larut dalam kenikmatan bermastubasi sambil mengintip Doni dan Yanti bersetubuh.
Dedi pun turut mengintip persetubuhan itu dari sela-sela gordyn yang tak tertutup rapat.

Rangsangan yang ditimbulkan dari mengintip persetubuhan Doni dan Yanti demikian kuat mempengaruhi pikiran Dedi..
sehingga akhirnya secara perlahan Dedi menghampiri Dhea yang sedang terangsang dan berkhayal, sehingga terjadilah persetubuhan itu.

Persetubuhan yang Dedi dan Dhea lakukan demikian panas dan menghanyutkan..
sehingga mereka tak sadar bahwa Doni dan Yanti sudah selesai dalam persetubuhannya..

Begitu Doni dan Yanti keluar dari ruangan kantor ketua..
mereka berdua kaget melihat Dhea sedang ditindih oleh Dedi yang dalam posisi telanjang.

Setelah mendengar semua pengakuan itu, Yanti dan Doni merasa malu dan bersalah pada Dhea dan Dedi.
Akibat ketidakkontrolan mereka dalam melakukan persetubuhan.. sahabat-sahabat mereka menjadi korban.

Setelah itu mereka berpelukan saling meminta maaf atas apa yang sudah terjadi. - Contiecrott ke Episode 2..
----------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
----------------------------------------------------------------

Cerita 124 – Terlanjur

Episode 2


Setelah
kejadian malam itu di ruang kantor organisasi kemahasiswaan di kampus mereka.. perasaan Dhea terhadap Dedi menjadi lain.
Walaupun sebenarnya dia sudah menyukai sahabat dari suami temannya sejak lama..
namun kejadian malam itu telah mempengaruhi pikiran Dhea..

Bahwa Dhea merasa tidak ada lagi yang bisa dia sembunyikan dari Dedi..
Karena Dedi telah menyetubuhinya.. bahkan tak bisa dipungkirinya.. Dhea sangat menikmati kejadian itu.

Oleh sebab itu mereka memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai.
Dan demi menjaga dari perbuatan dosa yang berkelanjutan.. akhirnya mereka memutuskan untuk menikah..

Ya.. sama seperti yang dilakukan oleh Yanti dan Doni.. namun Dhea tetap serumah dengan Yanti.. dan Dedi serumah dengan Doni.
Tujuannya agar kuliah mereka tidak terganggu dengan urusan percumbuan yang memabukkan dan melelahkan.

Sejak saat itu Doni bersama Dedi selalu berkunjung ke rumah Dhea dan Yanti secara bersamaan.
Dan tentu saja sebagai pasangan suami istri yang sah.. percumbuan mereka selalu diisi dengan hubungan suami istri yang menggelora.
Sehingga suara erangan dan desahan nikmat saling bersahutan antara kamar Dhea dan kamar Yanti.

Pada saat musim UAS tiba.. untuk sementara mereka sepakat tidak akan bercumbu.. tapi lebih fokus pada ujian agar hasil ujian mereka tidak anjlok.
Pada hari Jum’at minggu kedua masa UAS.. Doni telah mengikuti semua mata kuliah yang di-UAS-kan.

Jadi sore hari itu.. sekitar jam 3 Doni mengunjungi kontrakan Yanti untuk refreshing dari kepenatan ujian..
dan tentu saja sekaligus menyalurkan hasrat birahi yang ‘ditunda’ selama dua minggu.
Maklumlah.. dalam usianya yang semuda itu.. tentu saja gairah berahi selalu menyala-nyala.. susah untuk dibendung.

Tapi begitu tiba di kontrakan Yanti.. yang ada hanya Dhea..
sementara Yanti sedang mengikuti ujian yang jadwalnya diubah menjadi sore itu.. yang seharusnya dia ikuti tadi pagi.

Dengan perasaan yang sangat kecewa.. Doni menghempaskan pantatnya di sofa yang ada di ruang tamu.
Wajah Doni memerah.. perpaduan antara rasa kecewa yang mendalam dan dorongan nafsu berahi yang menggebu-gebu..
yang sudah dibayangkan akan dapat dinikmatinya sejak pagi tadi hingga ia tiba di sini.

Dhea yang duduk di hadapan Doni melihat roman wajah Doni yang sedang memerah.
Dan Dhea cukup hapal dengan warna merah di wajah Doni..

Karena ia sering mengintip apa yang Doni dan Yanti lakukan pada saat bermesraan.
Warna merah ini menunjukkan bahwa nafsu berahi Doni sedang menggebu-gebu.

Dengan maksud menggoda Dhea berkata pada Doni:
“Pengen yach..? Wajah Aa' Doni kelihatannya sangat merah.. seperti yang sudah ‘ngga tahan..!”

“Bener nich.. Aa' udah ‘ngga tahan, maklum udah dua minggu nich..” jawab Doni dengan suara gemetar dan duduk yang gelisah.
Dhea sangat hapal dengan kegelisahan itu.. dan dia tau persis apa yang akan dilakukan Doni pada Yanti dalam keadaan seperti itu.

Membayangkan hal itu.. Dhea jadi ingat setiap detil yang dilakukan Doni pada Yanti.
Seerr.. membayangkan itu, tiba-tiba darah Dhea mengalir cepat..

Uhh.. Dhea terangsang oleh bayangannya sendiri.. apalagi dulu dia sering membayangkan bahwa Doni sedang mencumbunya..
pada saat dia masih sering mengintip apa yang dilakukan Doni terhadap Yanti.

Seeerrrr.. Kembali darahnya berdesir membuat dirinya semakin terangsang.
Sedangkan diapun dalam kondisi yang sama.. sudah dua minggu Dedi tidak menyentuhnya..
dan sore ini Dedi memang ada ujian hingga jam 5 sore.

Dalam kegelisahannya menahan nafsu berahi.. Doni memandang Dhea yang memandangnya termangu seperti melamun..
Secara spontan.. tanpa dapat mengontrol uacapannya.. Doni berkata pada Dhea..

“Kenapa bengong..? Aku ingat tatapan mata ini pada saat kamu telanjang di ruang organisasi saat itu.
Badan kamu bagus dan seksi.. sama seksinya dengan tubuh Yanti ..” lalu.. ”Ups.. maaf..!!” Doni tersadar akan kelancangannya.

Dhea merasa malu.. dan untuk menghilangkan rasa malu iapun membalasnya..
“Dhea juga udah sering melihat tubuh Aa Doni telanjang dan terangsang seperti saat ini.
Jadi bagi Dhea.. tidak ada bagian tubuh A Doni yang belum Dhea lihat..”

Ucapan Dheapun sudah mulai tidak terkontrol.. karena sebenarnya Dheapun saat ini dalam keadaan sedang sangat terangsang.
“Kalau gitu.. Dhea sering dong mengkhayalkan bermesraan dengan Aa..?“ Kata Doni semakin nekad.

Wajah Dhea memerah malu.. dia tidak menjawab.. namun sorot matanya menunjukkan isyarat bahwa dia tak menampik atas apa yang diucapkan Doni.
Melihat reaksi seperti ini Doni semakin berani.. Dia lantas menghampiri kursi panjang yang diduduki Dhea.. Dhea hanya diam.

Tangan Doni memegang kedua pundak Dhea. Seerr.. Dhea merasakan getaran rangsangan yang semakin kuat dalam aliran darahnya..
Matanya terpejam dan mulut terbuka menikmati rangsangan itu.

Bagi Doni.. saat ini Dhea terlihat makin cantik dan menggairahkan..
sehingga merangsangnya untuk mengecup bibir Dhea yang sensual dan menantang.

Seeerrr.. Aliran darah Dhea terkesiap disertai rasa nikmat yang melemparkan kesadarannya semakin jauh.. ketika bibirnya dikecup dan dilumat oleh Doni.
“Uughh..” Dhea mengeluh merasakan nikmat yang menerpa seluruh tubuh dan jiwanya.

Dengan dorongan nafsu yang sudah menguasi dirinya.. Dhea membalas kecupan dan lumatan bibir Doni dengan tak kalah bergairahnya..
Bibirnya mengisap dalam-dalam bibir Doni dan lidahnya menerobos bibir Doni.. mengkait-kait lidah Doni dengan napas yang menggebu penuh nafsu

Rasa nikmat semakin menjalar keseluruh denyut nadi Doni..
Dengan gairah yang semakin menggebu.. tangan kanan Doni merayap ke buah dada Dhea dan menyentuhnya dari luar baju yang dikenakannya.

Tangan kiri Dhea menangkap lengan Doni.. Dhea bukannya menyingkirkan tangan itu dari buah dadanya..
namun semakin menekankan telapak tangan Doni ke arah buah dadanya dengan gemas dan mata terpejam serta deru nafas yang semakin memburu.

Kesadaran Dhea dan Doni saat sudah hilang entah ke mana..
Yang ada di pikiran mereka saat ini adalah bagaimana menikmati gairah ini semaksimal mungkin.

Doni meramas-remas dan memutar-mutar buah dada Dhea dengan nafsu mengebu-gebu dan Dhea semakin melayang dibuatnya.
Merasa kurang puas.. Doni membuka kancing baju Dhea satu per satu hingga terbuka semuanya..

Segera kedua tangannya berusaha membuka kancing kait beha di punggung Dhea.. agak susah.
Mengetahui hal itu.. Dhea cepat membantu melepaskan kaitan beha tersebut.

Blubb.. Buah dada Dhea yang montok dan bulat sekal langsung tumpah ruah.. seoalh membal keluar dari kekapan behanya.
Memperlihatkan keindahannya.. dengan putting yang sudah meruncing karena rangsangan yang terus-menerus datang menerpanya.

Sontak mata Doni nanar melihat keindahan itu.. Clrupp.. mulutnya langsung menyosor buah dada montok dan sekal itu.
Bibir Doni menciumi dan mengisap setiap mili permukaan buah dada indah itu dengan nafsu yang semakin menggebu..
Juga disertai dderu nafas yang semakin ngos-ngosan tak teratur.

Sementara tangan kanan dan kirinya secara kompak mengeksploitasi bagian buah dada Dhea yang tidak sedang diciumi oleh bibir Doni.
“Ouh.. Oh.. Aa .. Ouh..” Mulut Dhea mengerang nikmat dengan kepala terdongak dan mata terpejam.

Ibu jari dan telunjuk tangan kanan Doni memilin-milin putting susu bagian kiri milik Dhea..
sedangkan bibir dan lidah Doni mengisap dan menjilati putting susu kanan Dhea yang runcing.

“Ouh.. Aa' .. nikmat .. ohhh..“ Dhea semakin meracau. Vaginanya terasa sangat basah dan gatal.
Jari tangan dan bibir Doni semakin intens memilin-milin kedua putting Dhea membuat erangan nikmat Dhea semakin menggila.

Tangan Dhea merayap liar membuka sleting celana panjang Doni.. berusaha mengeluar penis Doni dari celana dalam yang dikenakan..
Sehingga penis Doni yang sudah sangat tegang dan keras dapat berdiri dengan bebas dan gagahnya.

Penis itu dengan gemasnya lalu diurut dan dikocok mesra oleh tangan Dhea dengan liarnya..
membuat mata Doni terbeliak-beliak menahan nikmat di sela-sela kesibukan mulutnya yang mengisap putting susu Dhea.

Percumbuan mereka yang saling memberi nikmat semakin panas menggelora.
Tangan Doni merayap ke bawah.. menuju betis Dhea yang indah.. membelainya lembut..

Terus naik ke paha dan berputar-putar di sekitar paha.. Dan akhirnya menuju selangkangan Dhea..
Di sana.. ia mengusap-ngusap vagina Dhea yang basah dari balik celana dalam yang masih dikenakan..
Lalu.. srtttt.. dengan perlahan celana dalam itu ditarik ke bawah hingga lepas dari kaki Dhea.

Tapi sebelum Doni bertindak lebih lanjut, Dhea berbisik.. “A Doni.. kita ke kamar Dhea aja..”
Sambil berdiri dengan tetap tangannya tetap memegang penis Doni yang tegang keras seolah tak mau dilepaskan.

Mereka berdua berjalan menuju kamar dengan tangan Dhea menuntun Doni dengan memegang penis sebagai pegangan.
Doni mengikuti Dhea sambil merasakan denyutan nikmat penisnya yang diremas dan diurut sepanjang perjalanan menuju kamar Dhea.

Begitu tiba di kamar.. Dhea langsung menutup pintu.. membantu Doni melepaskan bajunya yang sudah basah oleh keringat..
Dan setelah baju Doni lepas, Dhea membuka jilbabnya dan membuka bajun serta behanya..

Tampaklah dua insan berlawanan jenis yang dilanda nafsu yang menggebu-gebu bertelanjang dada..
Kemudian dengan terburu.. Doni melepas celana panjangnya hingga ia kini telanjang bulat..

Demikian pula dengan Dhea.. dia melepas rok panjangnya, hingga ia kinipun telanjang bulat.
Dalam keadaan berdiri telanjang bulat.. mereka berpelukan erat dan berciuman kembali dengan penuh gairah dan napas yang ngos-ngosan.

Tangan kanan Doni meremas dan memilin buah dada Dhea sedangkan tangan kirinya meremas pantat Dhea yang montok.
“Ouh..” Dhea kembali melenguh..

Betapa Dhea kini merasakan ada batang hangat yang sangat keras mengganjal di bawah pusarnya.
Dhea sangat penasaran dengan batang hangat yang milik Doni yang pernah ia impi-impikan..

Ia lantas berjongkok.. sehingga mulutnya tepat berada di depan penis Doni yang sedang tegak.
Dengan nafsu yang menggebu.. Clopp.. slrupp.. Dhea melahap kepala penis itu..

Ia permainkan dengan lidahnya dan mengocok-ngocok dengan mulutnya.
Hal ini membuat kaki Doni terkejang-kejang menahan nikmat. "Oohhh ..”

Doni melenguh nikmat dengan kaki terangkat.. dan pantat maju menekan mulut Dhea..
hampir saja Dhea tersedak karena mulutnya tak mampu menampung seluruh batang penis milik Doni.

“A.. punya Aa terlalu panjang.. mulut Dhea ‘ngga cukup..” desah Dhea sembari mendongak menatap ke atas.. ke mata Doni.

Doni lantas memberdirikan tubuh Dhea yang sedang berjongkok.. lalu kedua tangannya merengkuh tubuh Dhea..
hingga Dhea dipangku oleh Doni.. Doni berjalan menuju kasur dan meletakkan tubuh Dhea dengan lembut di atas kasur.

Posisi kepala Doni berada tepat di vagina Dhea.. sedangkan selangkangannya berada di depan wajah Dhea.
Doni telah membuat posisi 69 dengan Dhea. Kemudian dengan rakusnya Doni menciumi dan menjilati vagina Dhea.

Serrrr.. Darah Dhea semakin mendidih terbakar nafsu yang semakin tak tertahankan.
“Ohhh.. Aa' .. Oh.. nikmat .. ohh..” kepala Dhea menggeleng menahan nikmat yang tak terperi.

Saking ‘ngga tahannya.. mulutnya segera kembali mencaplok batang penis Doni yang tegang yang ada di hadapannya..
Clopp.. clopp.. slrupp.. slrupp.. clrupp.. langsung dia mengisap-isap dengan rakus penis tersebut.

”Ohhh.. ” Posisi 69 ini mereka lakukan cukup lama sambil berguling-gulingan.
Hingga akhirnya mereka berdua sudah tidak tahan lagi didera gairah dan nafsu birahinya.

“Ayoo.. Aa' .. Sekarang.. ayoo ouh..” Dhea merengek minta dituntaskan.

Doni yang sudah tak tahan.. segera memposisikan pinggulnya di sela-sela paha Dhea yang terbuka..
Sehingga kini batang penisnya yang sedang tegak telah berada tepat di mulut vagina Dhea.

Ctap..! Dengan tak sabar.. Dhea meraih batang penis itu dan mengarahkan kepala penis itu agar tepat di mulut liang vaginanya..
Tanpa ragu Dhea mengangkat pantatnya.. agar penis Doni menerobos liang vaginanya.

Doni memajukam pinggul dan pantatnya.. membantu menekan dan.. Slessepp.. Penis Doni perlahan-lahan menyeruak masuk..
“Uhh..” Dhea mengeluh sambil memejamkan mata menerima sensasi itu “Ohhhh..” Doni juga mengeluh..

Perlahan-lahan permukaan batang penis Doni bergesekan dengan dinding vagina Dhea.
Sensasi nikmat semakin melambungkan tubuh mereka.. hingga seluruh batang penis Doni amblas sampai ke pangkalnya.

Doni mendiamkan penisnya menancap sejenak menikmati rasa nikmat yang menjalar di seluruh peredaran darahnya.
Kemudian.. clebb.. slebb.. crebb.. slebb.. crebb.. clebb.. Doni mulai mengocoknya perlahan..

Oughh.. rasa nikmat itu semakin melambungkan dirinya.. tak jauh berbeda seperti Dhea di sisi lainnya.. namun lebih dahsyat.
Kepala Dhea terlempar ke kiri dan ke kanan.. menerima sensasi nikmat itu sambil melenguh.. “Auh.. ouh.. ahh.. ohh..”

Clobb-clebb.. crebb-clebb.. clekk-clekk.. crebb-clebb.. crebb-creb..
Kocokan penis Doni makin lama makin cepat dan bervariasi.. mengaduk seluruh rongga vagina Dhea yang dapat dicapai oleh penisnya.

Dhea semakin menggelinjang menahan dera nikmat. “Ouh.. Aa .. Ouh.. nikmat .. oouuhhhhh..”
Dhea semakin mengerang nikmat dan pinggulnya bergerak erotis memberi tambahan sensasi nikmat bagi diri Doni.

Napas Doni semakin terpacu cepat. Crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb..crebb-clebb..
Tiba-tiba Dhea menggulingkan tubuh Doni.. sehingga Dhea berada di atas tubuh Doni.

Dhea mengambil kendali.. kepala dan dadanya dia angkat dengan bertopang pada kedua tangannya yang bertahan di dada Doni..
Kedua pahanya dia geserkan.. sehingga dia berada pada posisi agak merangkak.. dengan pantat menekan selangkangan Doni..
sehingga vaginanya masih mencengkram dengan erat batang penis Doni yang tertancap di liang vagina.

Lalu dengan cepat Dhea menggoyangkan tubuhnya.. ke depan.. ke belakang.. ke kiri.. ke kanan.. dan berputar-putar..
Agar penis tegang Doni dapat mengaduk-ngaduk seluruh rongga di liang vaginanya.

“Euh.. Aa .. euhh .. Ouhh.. auwh ..” Dhea terus mengerang nikmat.. seiring dengan gerakan pinggulnya yang semakin erotis

Makin lama gerakan pinggul Dhea semakin cepat dan menghentak-hentak tak terkendali..
Sementara erangan nikmatnya telah berubah menjadi teriakan-teriakan.. mengejar nikmat yang terus melemparkan dirinya ke awang-awang.

Hingga akhirnya pinggul Dhea dia hentakan ke bawah dengan kaku..
Jleghh..! Itu membuat penis Doni amblas sedalam-dalamnya sambil berteriak keras melepas nikmat.

“Aaaaaahhhkkkss..!” Badannya kaku..
Kedua tangannya mencengkram erat dada Doni.. bagaikan burung elang yang sedang mencakar.

Nyutt.. nyutt.. nyutt.. Terjadi kontraksi keras di dalam vagina Dhea menjepit.. meremas dan mengisap-isap penis tegang Doni.
Seketika mata Doni terbeliak-beliak menerima sensasi nikmat dari vagina Dhea yang sedang mengalami orgasme yang luar biasa.
Beberapa detik kemudian.. tubuh Dhea ambruk menindih dada Doni..

Tapi Doni yang sedang melayang di awang-awang tidak menginginkan sensasi nikmat ini terhenti.
Dia langsung membalikkan badannya dan meminta Dhea merangkak dengan pantat yang dinaikkan ke atas.

Walaupun dalam keadaan lelah.. Dhea menurutinya. Dhea merangkak nungging.. Doni merangkak ke belakang Dhea.
Kemudian tangannya mengarahkan penis tegangnya yang ke liang vagina Dhea yang sudah sangat basah dari belakang..

Setelah posisinya dirasa tepat.. Doni mendorong pantatnya dan.. Jebblesss..!
Kembali penis Doni menerobos vagina Dhea.. membuat kepala Dhea terdongak ke atas sambil mengerang.. “Auhh.. Aa’.. Aa’..hhhh..”

Doni mengayunkan pantatnya dengan cepat.. sehingga penisnya mengocok-ngocok vagina Dhea dari belakang dengan mantap.
Clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-crebb.. “Hwess..hes..hes..hos..hoss..hos..”
Kedua tangannya memegang pinggul Dhea yang seksi sambil suara dengusannya keluar dari mulutnya.

Kepala Dhea terayun-ayun dan terdongak nikmat menerima hentakan itu..
Kedua bungkah buah dadanya mengayun-ngayun indah sambil mengerang.. “Aouh.. Aa .. ouh .. Aa .. Aa..“

Pinggul Dhea bergerak menyambut setiap hentakan Doni.. namun makin lama gerakan pinggul Dhea semakin keras menghentak-hentak..
Sehingga tumbukan antara pantat bahenol Dhea dengan selangkangan Doni menghasilkan bunyi PLOK .. PLOK.. yang cukup keras..
Diiringi oleh erangan nikmat yang semakin keras pula.. “Auh.. Aa .. Aa. .. Aa ..”

Sambil merangkak bertahan pada tangan kanannya.. tangan kiri Dhea memegang tangan kiri Doni yang sedang memegang pinggulnya..
kemudian diarahkan ke buah dada kirinya yang sedang menggantung bebas.. agar Doni meremas-remas dan memilin-milin putting susunya.
Hal itu Dhea lakukan sambil pinggulnya bergerak semakin erotis dan terus mengerang nikmat.

Tiba-tiba pinggulnya menekan selangkangan Doni dengan kaku..
Sedangkan kepalanya terdongak ke atas dan berteriak. “Aaaaaaaakkkkkhhhh..!!”

Terjadi lagi kontraksi yang sangat dalam vagina Dhea yang meremas dan mengisap-isap penis Doni dengan ganasnya.
Lalu .. BRUK..! Tubuh Dhea ambruk telungkup kehilangan tenaga.. sehingga penis Doni yang masih tegang tertancap dalam vaginanya terlepas.

Doni yang sedang menuju ke arah puncak.. merasa tanggung untuk berhenti sejenak.
Maka ia segera membalikkan tubuh Dhea agar telentang.. lalu membuka paha Dhea lebar-lebar..

Doni kembali mengarahkan penis tegangnya ke arah liang vagina Dhea yang benar-benar sangat basah dan merah mengkilat.
Blessepp .. kembali penis tegangnya Doni tancapkan ke dalam vagina Dhea hingga ke pangkalnya.

Pinggul Doni bergerak cepat.. menjemput nikmat orgasme yang semakin dekat..
Kedua tangannya meremas-remas buah dada Dhea.. serta memilin-milin putting susu Dhea yang tegak meruncing.

Dhea mengatahui bahwa orgasme Doni sebentar lagi akan tiba.. maka pinggulnya kembali bergerak liar menjemput orgasme Doni.
Gerakan pinggul dhea itu dengan cepat menimbulkan rasa nikmat dan membangkitkan kembali gairahnya yang sempat turun karena habis orgasme.

Akhirnya mereka berdua bergerak saling menyambut dengan sangat cepat dan liar.
Tubuh Doni dan Dhea mulai menghentak-hentak kaku tak beraturan.

Hingga akhirnya Doni menancapkan dalam-dalam penisnya ke dalam vagina Dhea..
Jleghh..! Hingga amblas dengan seluruh tubuh yang menegang kaku sambil berteriak. “Aaaaaakkkksss..!”

Dheapun menjawabnya dengan teriakan yang sama. “Aaaaaaakkkhhh..!” Tubuh keduanya melenting kaku. Lalu.. Crett.. crett.. crett.. crett..
Beberapakali semburan sperma terlontar dari penis Doni dengan derasnya.. membasahi seluruh rongga di dalam vagina Dhea.

Beberapa detik kemudian.. BRUK.. tubuh Doni benar-benar ambruk menindih tubuh Dhea yang juga terkapar kelelahan.
Doni menggelosorkan tubuhnya ke samping tubuh Dhea. Deru napas mereka ngos-ngosan seperti orang yang habis berlari dikejar macan.

Beberapa menit kemudian, mata Dhea terbuka dan memandang Doni dengan rasa puas.
“Aa.. hebat.. pantas aja Yanti sering menjerit-jerit keenakan jika bercumbu dengan Aa..” Dhea mencium bibir Doni dengan lembut.

Doni tersenyum bangga. Tidak ada rasa sesal dalam diri Dhea telah berselingkuh dengan suami sahabatnya..
Yang ada hanyalah rasa puas.. telah dapat mewujudkan khayalannya untuk bisa menikmati cumbuan dari suami sahabatnya ini.

Tapi Dhea tidak berniat untuk merebut Doni dari sahabatnya.
Dhea masih tetap sebagai istri Dedi.. pria yang telah terlanjur memerawaninya. (. ) ( .)
-----------------------------------------------------------------------
 

--------------------------------------------------------------------------

Cerita 125 – Rezeki Nomplok

T
erus terang aku naksir sama Dwi yang ramah ini. Dia putri bungsu tante Juliet.. ibu kost sekaligus tetanggaku.
Nah.. walaupun tubuh tante Juliet lebih matang dan menggiurkan.. aku tak mencoba untuk naksir.

Sebab selain aku menaruh hormat sama dia.. juga seleraku hanya kepada wanita yang lebih muda saja.
Jadi.. Dwi-lah yang jadi sasaranku. Kaki Dwi sungguh indah. Panjang, mulus dan dihiasi bulu-bulu halus, apalagi pahanya.

Aku sangat menikmati kalau ngobrol dengannya di ruang tengah atau di ruang tamu.
Dwi kalau di rumah senang mengenakan T-shirt ketat dan celana pendek.

Ngobrol sambil sesekali mencuri pandang ke paha mulus berbulu halusnya.
Aku nggak tau apakah Dwi udah punya pacar atau belum, kawannya banyak.

Kenal makin dekat sama Dwi membuatku semakin bernafsu untuk menggeluti tubuh idealnya.
Faktor lain yang membuatku bernafsu adalah aku yakin Dwi masih perawan.

Terus terang lagi.. aku bukannya belum pernah berhubungan seks.
Walaupun masih kuliah, aku pernah berhubungan seks dengan X orang, tapi baru sekali merasakan perawan.

Yang pertama, keperjakaanku kuserahkan kepada mahasiswi perguruan tinggi swasta yang sudah tak perawan lagi.
Namanya Niken makanya aku sering dipanggil ‘SonKen’ –Sony Niken..–
Beberapakali aku menikmati seks sama dia sampai dia drop-out dan akhirnya ‘jualan’ diri. Hubunganku putus.

Yang kedua, ini yang menarik.. dengan sahabatku, teman kuliah seangkatan.. –2 th lebih muda dariku..–
Kami sebenarnya hanya teman akrab saja.. sering belajar bersama.. bahkan tidur bersama.. –tidur beneran lho..!–

Dia sering menginap di kamarku kalau kami mengerjakan tugas sampai larut malam.
Juga aku sering menginap di kamarnya.. tapi ‘tak terjadi apa-apa’, orang cuman sahabat erat.

Setelah 2 tahun amat dekat.. terjadilah.. Aku benar-benar terharu.. dia dengan ikhlas menyerahkan segalanya kepadaku dan tak menyesalinya.
Ahh.. Hubungan seks dengan perawan dan disusul hubungan-hubungan berikutnya memang luar biasa nikmatnya..!

Kembali ke Dwi. Aku begitu bernafsu ingin menyetubuhi Dwi karena sudah pernah mengalami nikmatnya perawan.
Hanya.. kesempatannya yang belum kudapatkan.. sampai pada suatu saat ..

Pagi-pagi sekitar jam 6 lewat. Aku mencari-cari buku lama yang kutaruh di gudang. Letak buku-bukuku rupanya ada yang memindahkan.
Aku harus memindahkan peti milik temenku untuk mencapai barangku dalam gudang yang sempit dan tak berlampu itu.

Dengan susah payah kugeser peti yang lumayan berat itu, dan dari bawah peti..
seberkas kecil cahaya yang sumbernya dari lantai bawah menarik perhatianku.

Kuintip ke bawah, tak begitu jelas. Nakalnya.. aku mulai mengorek dempul di antara 2 papan lantai gudang itu agar pandangan ke bawah lebih jelas..
Wow.. itu kamar mandi..! Kamar mandi siapa..? Aku coba me-reka.

Kamarku tepat di atas dapur.. terus gudang ini di sebelah agak ke depan dari kamarku. Jelas.. ini kamar mandi Dwi dan keluarganya..!
Untung aja bukan kamar mandi anak kost di bawah yang dua-duanya batangan.

Berarti, aku punya peluang buat mengintip Dwi lagi mandi..! Kuintip ke bawah lagi, persis di atas bak air. Lagi enggak ada orang.
Kukorek lagi dempul itu agar mendapatkan posisi ‘strategis’ .. bisa mengamati ruang buat mandi.

Berikutnya.. kuatur barang-barang di gudang supaya aku dapat ruang yang nyaman buat mengintip.
Membayangkan Dwi yang lagi mandi di situ dan akan tampak jelas tubuhnya dari depan atas.. penisku ngaceng.

Tapi lubang itu tampak nyata.. sehingga orang yang masuk gudang akan tau ada lubang di situ.. sebab berkas sinar dari bawah makin jelas.
Ada akal, tindih aja pakai peti, sewaktu diperlukan tinggal menggeser petinya.

Tapi kenapa musti pakai peti..? Akhirnya lubang itu aku tutup aja pakai kardus yang berisi barang-barang ringan supaya mudah menggesernya.
Beres. Kalau pintu gudang itu selalu tertutup, mudah-mudahan lubang buatanku itu tak tampak dari bawah.

Beberapa menit aku nongkrong di gudang berharap Dwi akan mandi, penantian yang sia-sia.
Sekarang hampir setengah tujuh, jelas aja Dwi udah berangkat sekolah.

Kubersihkan bekas korekan dempul lalu tutup lubang itu dengan kardus, aku keluar.
Baru beberapa menit aku membaca buku di kamar, kudengar pelan gemericik guyuran air di bawah sana.

Nah..! Bergegas aku ke gudang, tapi ragu-ragu. jelas bukan Dwi yang mandi.. mungkin Tante Juliet.
Ah.. engga enaklah. Ada rasa segan mengintip tubuh wanita molig yang kuhormati itu.
Kuurungkan niatku.. aku lantas balik ke kamar. Bunyi guyuran air itu membuatku membayangkan Dwi yang mandi dan ‘adikku’ berdiri lagi.

Pikiran kotorku segera muncul.. Dwi dan Ibunya kan sama-sama ‘gitar’.. sama-sama mulus dan indah..
Bahkan ibunya punya buah dada yang lebih besar, kenapa nggak dicoba..? Kan cuma mengintip aja.

Begitu pikirku membenarkan tindakanku nanti.

Singkirkan dulu rasa hormat itu. Okey.. aku ke gudang lagi.. menyingkirkan kardus dan mengintip.
Sialan..! Pak Fadli rupanya. Sekejap kemudian aku balik ke kamar lagi.

Tapi aku mendapatkan kenyataan bahwa posisi mengintipku memang benar-benar strategis.
Besok pagi aku harus bangun lebih pagi. Suatu tugas yang berat.. sebab aku biasa bangun siang.
Tapi demi tubuh Dwi yang mulus menggairahkan.. aku harus bisa bangun pagi.. Ya.. harus..!! Tekadku. Hehehe..

Esok harinya aku dibangunkan waker tepat jam 6. Untuk beberapa jenak aku mikir.. kenapa aku setel waker pagi-pagi benar..?
Bunyi debur dan guyuran air itu yang mengingatkanku.

Cepat-cepat aku ke gudang.. menyingkirkan kardus.. menutup pintu gudang.. dan mengintip.
Sialan lagi..! Memang benar Dwi yang lagi mandi, tapi sudah selesai.

Aku hanya sempat menikmati bahu dan punggung mulusnya dan sedikit belahan di dada.
Tubuh mulusnya sudah tertutup handuk dan siap mau keluar. Besok harus lebih pagi..!

Hari berikutnya.. mungkin karena takut telat bangun.. jam 4 pagi aku sudah melek.
Dan jam 5 tepat aku sudah ambil posisi di gudang yang tertutup, menunggu.

Kira-kira setengah jam aku menunggu, pertunjukan dimulai.. Lampu kamar mandi menyala, berkas sinar masuk, aku bersiap.
Benar Dwi dengan T-shirt dan celana pendek masuk. Aku berdebar.

Dibuka kaosnya melalui kepala.. sehingga tampaklah BH warna merah.
Belahan susunya makin jelas ketika dia menunduk melepas celana pendeknya. Dan makin jelas lagi ketika BHnya dia lepas juga.

Wow .. susunya..! Ukurannya sedang-sedang aja, tapi benar-benar membulat.
Ujung buah dadanya bulatan coklat yang amat kecil dan putingnya begitu kecil hampir tak tampak. Khas buah dada seorang ABG. Wow keren..!!

CD warna merah muda dilepas juga. Jembutnya hanya sedikit di ujung selangkangannya.
Tadinya aku mengharapkan lebatnya jembut.. sebab kaki dan lengan Dwi berbulu.

Tapi justru aku bisa menikmati gundukan kewanitaan Dwi yang mulus.
Penisku tegang. Kupelorotkan kolor celana pendekku dan mulai mengelus-elus batangnya.

Di rumah aku memang biasa memakai oblong dan celana kolor pendek tanpa CD.
Aku mulai mengocok waktu Dwi menyabuni tubuh mulusnya.

Kocokan tambah cepat ketika dia dengan agak lama menyabuni sepasang buah dadanya..
sitambaj kemudian sambil meremas-remas seolah memang sengaja merangsangku.
Sampai akhirnya aku tak bisa menahan lagi untuk menyemprotkan air maniku ketika Dwi mengucel-ucel susunya dengan handuk..

Sejak itu.. mengintip Dwi mandi menjadi ‘tugas wajibku’ yang rutin. Kadang sampai muncrat.. seringnya hanya ‘menggantung’.
Kalau tak bisa ‘nyampai’ begini.. aku meneruskan kocokanku di kamar sambil berkhayal menyetubuhi Dwi.

Tak enak memang kalau hanya ‘menggantung’ saja.
Begitulah kerjaanku hampir setiap hari.. sampai pada suatu pagi seseorang memergoki tingkah rutinku .. Rutinitas membuat jenuh.

Pagi itu sehabis ngintip Dwi.. aku tak berhasil orgasme. Maklum.. pemandangan yang sama dan rutin.. mengurangi efek rangsangan.
Aku benar-benar ingin meningkat dengan menyetubuhi Dwi.. tapi kayanya tak mungkin..

Gagal mencapai puncak.. kusimpan kembali penisku lalu duduk di kasur.
"Dik Son.." Seseorang memanggilku.. kaya'nya suara tante Juliet.

"Ya tante.."
"Tante ingin bicara.. boleh masuk..?"

Bergegas aku berbenah diri.. untung penisku udah cukup surut.. sehingga tak menonjol di kolor tanpa CDku.
Aku membuka pintu.. di depanku berdiri tante Juliet dengan dasternya seperti biasa. Wajahnya kelihatan lebih segar.. jadi makin tampak putih.
Daster yang biasa dipakai itu memang agak ketat.. cukup menonjolkan lekukan tubuhnya.

"Silakan masuk tante.." kataku hormat.
"Tumben, pagi-pagi, ada apa tante..?" Lanjutku.

Tante Juliet masuk.. menutup kembali pintu kamarku.. dan duduk di kursi belajarku, satu-satunya kursi yang tersedia.
Aku kembali duduk di kasurku menyender ke dinding.

Tante Juliet duduk menghadapku menyilangkan kakinya.
Karena posisiku lebih rendah.. aku ‘terpaksa’ mengamati sepasang kaki indah tante Juliet.

Ternyata lebih indah dari punya Dwi. Aku sama sekali tak pernah mengamati tante Juliet.. karena memang minatku pada anaknya.
Ughh.. Baru kali ini aku menikmati kaki indahnya.

"Gini Son .." tak berlanjut. diam agak lama.
"Kenapa tante..?"
"Tante mau bicara langsung saja ya .." katanya lagi. Deg.. Tiba-tiba aku berdebar. Ada apa nih..?

Mungkinkan dia menyuruhku pindah.. sebab aku dengar ada keponakannya yang baru masuk Unibraw jurusan bahasa Inggris..
Dan kini sedang cari tempat kost..? Semoga jangan deh.. aku udah amat betah di sini.. lagian aku bisa kehilangan Dwi..

"Tante tau apa yang Dik Sony kerjakan tiap pagi.." Suaranya pelan.. halus, tapi bagi telingaku bagai petir di cuaca buruk.. menggelegar.
Memang sudah hukum alam.. barang busuk toh akhirnya tercium juga. Duhh..

Aku tak menjawab.. hanya tertunduk malu.. amat malu.
Bayangkan.. orang yang aku hormati ini tau setiap pagi aku mengintip anak gadisnya mandi ..

"Kenapa Dik Sony lakukan hal itu..?"
"Hmm.. eh .." gugup banget.. sampe berkeringat dingin.

"Kenapa Son..?"
"Maafkan saya tante.." hanya itu.

Dia diam menunggu kalimatku berikutnya.
"Dwi kan Sony anggap adik sendiri.." lanjutnya lagi setelah aku membisu.
"B-benar tante, mohon tante maklum.." jawabku terbata.

"Maklum apa Son..?"
"Umur saya sudah cukup untuk menikah.. tapi sekolah belum selesai.. jadi saya suka me ..itu.." paparku mencoba membela diri.

"Masturbasi maksud Dik Sony..?" Auh.. langsung aja tante ini.
"Benar tante.. saya hanya membutuhkan rangsangan untuk melakukan itu.." lancar aja jawabku sekarang.

"Okey.. tante bisa memaklumi, cuman tante khawatir kalau Sony keterusan trus berbuat ke Dwi.."
"Enggak dong tante.." sahutku cepat.

"Okey, Sony janji ya..?" Katanya sambil bangkit dan ikut duduk di kasur di sebelahku.
"Dwi itu masih kecil dan belum pernah kenal lelaki.." katanya lagi. Benar juga dugaanku.. Dwi masih perawan.

"Saya janji tante.."
"Jangan teruskan ya, Son..?"

"Baik tante. Tapi tante nggak bilang bapak kan..?"
"Tergantung .."

"Tergantung apa tante..?" Tanyaku sambil mulai berani memandang wajahnya, ingin tau.
Aduhh.. daster tante berkancing di tengah-tengah dadanya.

Nah.. di antara dua kancing itu.. ada tepi kain yang menganga..
hingga menampakkan sedikit bulatan daging putih.. tepi buah dada tante.. ohhh..
Dasar kurang ajar..
udah dimarahin masih sempat juga mencuri pandang ke dada montok tante..

"Ada syaratnya Son.." katanya sambil meluruskan kaki dan menumpangkan kaki kanannya di atas kaki kiri.
Tepi dasternya sedikit tersingkap menampakkan sedikit paha yang putih dan mulus itu..

"Apa tante..?" Rrrrbb.. Mendadak penisku mulai menggeliat. Celaka nih.. aku tak pakai CD..!!
"Satu, kamu tak boleh mengulangi lagi.."
"Sony kan udah janji tante.."

"Dua, jangan sekali-kali mengganggu Dwi.."
"Sony udah janji juga khan tante.."

"Tiga .." Diam.
Lagi-lagi aku memandangnya menunggu. Tante masih membisu.. menatap tajam mataku.

Aku ‘ngeri..’ mataku sedikit ke bawah menghindari tatapannya.. justru menemukan pemandangan lain.
Dada besar tante Juliet bergerak naik-turun.. seirama alunan nafasnya yang ternyata mulai memburu..!
Wahh.. Ada apa nih..?

"Yang ketiga apa tante..?" Tanyaku mengulang bertanya.
Tante Juliet masih diam.. masih tajam menatapku.. nafasnya tambah ngos-ngosan. Aku makin bingung..!

Tiba-tiba tante Juliet melepas kancing dasternya yang paling atas, perlahan tapi pasti lalu kancing kedua, dan stop.
Plass..! Belahan dada putih itu terhidang di depanku. Belahan ‘dalam’ yang menunjukkan bulatnya buah kembar di samping kiri dan kanannya.

Brrrttt.. Penisku makin tegang..! Masih menatap tajam.. diraihnya tanganku dan dituntunnya ke belahan itu.
Jdudd.. Aku langsung merasakan lembutnya dada tante. Tante Juliet menginginkanku..?

Tapi aku kurang yakin.. tanganku masih pasif menempel di dadanya.
"Yang ketiga.. Sony harus memuaskan tante.." Nah.. barulah aku yakin. Tanganku langsung bergerak menyusup dan meremas.

Baru aku menyadari ternyata Tante Juliet tak memakai BH. Kenapa tak kulihat daritadi..?
Memang nggak ada niat sih. Sekarang sih berminat.. sebab kontolku udah ngaceng.. haha..

"Ooohh.. terus Son.." reaksinya ketika aku makin semangat meremasi dadanya. Benar-benar dada istimewa, besar..
Lembut halus, putingnya sudah mengeras, tapi tentu saja tidak sekenyal dada sahabat sekuliahku yang kuperawani.

Tante merebahkan tubuhnya ke kasur terlentang. Aku langsung menindih tubuhnya. Empuk..
Kedua tangannya meraih kepalaku dan kami lalu berciuman, ciuman panas, lidah bibi begitu ‘ganas’ mengerjai mulutku.

Tangannya ke bawah memelorotkan kolorku dan langsung menggenggam penisku. Dilepaskan ciumannya dan matanya melirik ke bawah.
"Punya Sony keras dan ohh.." desahnya.

Kusingkirkan tepi-tepi kain dasternya.. sehingga buah dadanya secara utuh terbuka.. lalu kuserbu dengan mulutku.
Dengan gemas bukit kembar itu aku ucel-ucel.. tante Juliet mengerang menikmati ucelanku.

Tapi malah melarangku untuk menggigiti buahnya. "Jangan Son. Entar berbekas Son.." desahnya. Benar juga.
Tanganku juga ke bawah.. menyingkap dasternya dan menelusup celana dalamnya.

Basah kuyup.. lalu kupermainkan itilnya dengan ujung telunjuk. "Oooghh.. Sonn.." desahnya lagi.
Tak hanya itilnya.. jariku terus ke bawah, menusuk. "Oow..! pelan-pelan dong Son.." protes tante Juliet akibat ulahku itu.

Cepat-cepat kutarik jariku, lalu menusuk lagi.. perlahan. "Aahh.. teruss.. Son.. lebih dalam.. ohh.. sedapp.."
Liang vaginanya makin membasah. Tiba-tiba tante Juliet menolak tubuhku.. jariku terlepas.

Tante langsung melepas kolorku.. Toeweng..! Penisku mencuat.

"Ayo Son.. masukin ya.. tante udah nggak tahan nih.." pintanya.
Kulepas dasternya dan kupelorotkan CD, jembutnya tebal, itilnya menonjol gede..

Tapi lubangnya kok engga kelihatan?
Tubuh telanjang tante Juliet tergolek dengan kaki terbuka lebar. Woww.. indah banget..

Dan benda nikmat di sela pahanya itu.. wow juga..! Masa’ sih.. liang memeknya begitu sempit..?
Pikirku selintas.. nanar menatap lubang yang menjanjikan nikmat duniawi itu.

Tanpa pikir panjang.. kubuang oblongku. Segera kutata posisi.. Kutempatkan kedua lututku di antara pahanya yang mengangkang..
Plepp.. kutempelkan penisku di bawah memek-nya.

"Shhh.. Pelan-pelan.. ya.. Son.. tante udah lama engga ngerasain beginian.." ujar tante Juliat pelan.
"Iya tante.." Udah lama nggak pernah..? Aku masih sempat berpikir.. hehe..

Clebb.. Aku mulai menusuk. "Ohh.." busyet.. mentok. Slebb.. Tekan lagi dengan menambah tenaga.
Uughh.. sempitnya. Rasanya aku tak percaya.. wanita matang berusia sekitar 35 tahun ini kok punya liang vagina yang sempit banget.

Sambil menggoyang pinggul.. aku menambah tenaga tusukanku lagi. Slebb.. blessebb..! Nah.. masuk deh.
"Aaahh.. terus Son.. ohh.." desahnya sambil menggoyang badannya maju-mundur-kanan-kiri.

Slebb.. dengan cepat kutarik pantat dan pinggulku.. lalu.. Jlebb.. tusuk lagi sampai penisku tertelan habis liang nikmatnya.
Ughhh.. Terasa banget jepitan dinding vaginanya.. dan di ujung sana terasa ada ‘tembok’ yang mengelusi hangat kepala penisku.

Slebb.. clebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. Aku mulai memompa.
Pompaanku dibalas. Pinggulnya bergerak-gerak ‘aneh’ tapi efeknya ruuaarrr biasaaa..!

Penisku serasa dilumati dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi.
Ketika pinggulnya berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba aku merasakan jepitan teratur di dalam sana..
sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru bergoyang aneh lagi.

Wuihh.. tak kusangka, sedap juga wanita dewasa ini. Menyesal aku karena selama ini tak memperhatikannya.
Wanita dengan wajah yang biasa-biasa saja.. tubuh molig.. ternyata punya ketrampilan berhubungan kelamin yang istimewa..

Gerakan anehnya makin bervariasi. Terkadang aku malah meminta tante Juliet berhenti bergoyang buat menarik nafas panjang.
Lumatan dinding-dinding vaginanya pada penisku membuatku geli-geli dan serasa mau 'nyampe'.

Aku tak ingin cepat-cepat sampai, masih ingin menikmati ‘elusan’ vagina. Tapi tante Juliet makin galak, gerakannya makin liar ..
Hingga aku menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi. Justru aku makin cepat bergerak mengimbangi goyangan pinggulnya.

Aku sedang menuju klimaks.. mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat.. Hingga akhirnya..
Pada tusukan yang terdalam.. jleghh.. crott.. crott.. crott.. crott.. Kusemprotkan maniku kuat-kuat..

Aku mengejang, melayang.. menggetar.. Pada detik-detik aku melayang tadi..
tiba-tiba kakinya yang tadi mengangkang.. diangkat dan menjepit pinggulku kuat-kuat.

Amat kuat. Lalu tubuhnya mengejang beberapa detik mengendor dan trus mengejang lagi.. "Aaahh..!!" Tante Juliet benar-benar teriak.
Aku khawatir teriakannya terdengar sampai lantai bawah.. makanya kututup mulutnya dengan mulutku.

Beberapa detik dia histeris. Lalu jepitan kakinya terasa mengendor.
Kakinya jatuh ke samping. Tangannya juga. Dia rebah dan lemas ..

"Terimakasih Son.." bibirku diciumi.
"Saya juga tante.." kataku jujur.

"Sony hebat lho.. Son..?" Katanya lagi.
"Kenapa tante..?"
"Udah lama tante puasa lho.."

"Ah masa’ sih..?"
"Benar Son.."

"Emangnya bapak ..?" Tanyaku terputus.
"Dia impoten Son, udah lama nggak beginian Son.." sambil memelukku.

"Tante jangan bilang ke bapak ya.."
"Iyaa dong Son, gila apa..!?"

"Maksud saya, tentang mengintip itu.."
"Jangan khawatir Son, asal Sony.."

"Syarat yang ketiga..? Syarat yang nikmat begini sih okey aja tante.." potongku.
Tante Juliet langsung menciumi mukaku.

Nah.. dari pengalamanku bersetubuh dengan tante Juliet..
Aku mendapatkan pelajaran baru yang bisa mengubah persepsiku tentang wanita:
‘Umur belasan atau tigapuluhan ternyata sama nikmatnya.. tergantung keterampilannya dalam bermain’. Haha.. (. ) ( .)
--------------------------------------------------------------------------
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd