Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
waaahh ....stamina dari brada Pecah Utak sungguh hebat, update hampir di setiap page dan rajin membalas komen penikmat ceritanya ...salut
 
:ampun: Mohon dimangapkan All Brada-Sista yang udah sudi mampir di mari..
Dikarenakan 'susu atu' n lain hal.. Nubi belum sempat kembali menghibur dengan postingan cerita..

Mungkin kelak.. jika Nubi udah 'siap' n punya luang waktu.. Nubi pasti kembali..

Harap Paklum..
 
Terakhir diubah:
:ampun: Mohon dimangapkan All Brada-Sista yang udah sudi mampir di mari..
Dikarenakan 'susu atu' n lain hal.. Nubi belum sempat kembali menghibur dengan postingan cerita..

Mungkin kelak.. jika Nubi udah 'siap' n punya luang waktu.. Nubi pasti kembali..

Harap Paklum..


Waaaah, akhirnya, yg punya lapak muncul... Kemana aja, hu... Kangen nih, sama koleksinya...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
:ampun: Mohon dimangapkan All Brada-Sista yang udah sudi mampir di mari..
Dikarenakan 'susu atu' n lain hal.. Nubi belum sempat kembali menghibur dengan postingan cerita..

Mungkin kelak.. jika Nubi udah 'siap' n punya luang waktu.. Nubi pasti kembali..

Harap Paklum..
Selamat bersibuk suhu tetap jaga kesehatan
 
-----------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 173 – Kalo Rezeki.. Tak Lari ke Mana

Tetangga belakang rumahku mau menikahkan anak gadisnya. Namanya Santi.. umurnya 21 tahun.
Nah.. karena rumah Pak Jaka sempit dan berada di dalam gang sempit pula.. maka Pak Jaka meminjam rumahku..
yang tepat berada di depan rumahnya.. untuk dijadikan tempat resepsi..

Sekaligus juga kamarku di lantai dua dijadikan untuk kamar pengantin.
Sementara rumah Pak Jaka sendiri dijadikan dapur untuk memasak.

Aku sih tidak keberatan.. karena Pak Jaka sudah seperti saudara buatku..
Lagian.. aku pikir menolong orang akan mendatangkan rezeki.. ya nggak..?

Eh.. ternyata benar. Aku akhirnya memang dapat rezeki nomplok..!!
3 hari sebelum pernikahan, rumahku sudah ditata, kamar pengantin juga sudah dipersiapkan.
Dan Santi juga sudah diluluri sekujur tubuhnya, biar bersih dan harum.

Wajah Santi imut.. tubuhnya padat berisi alias montok, toketnya sih tidak terlalu gedhe.. tapi kencang.
Anaknya juga manja.. maklum.. anak terakhir.

Sebenarnya pernikahan itu bukan maunya Santi..
dia dipaksa sama orangtuanya untuk nikah sama Pak Badrun yang umurnya sudah 45 tahun.

Karena Pak Jaka punya utang sama Badrun.. akhirnya disepakati utang Pak Jaka dihapus..
dan sebagai gantinya pak Badrun kawin sama Santi.

Sehari sebelum pernikahan suasana rumahku dan rumah Pak Jaka makin sibuk..
saudara Pak Jaka dan para tetangga sudah berdatangan.. membantu memasak dan mempersiapkan keperluan acara perkawinan.

Santi sendiri sudah mulai tidur di kamar pengantin.
Sore itu aku diminta sama Pak Jaka untuk menasehati Santi.. agar dia mau dinikahkan sama Badrun.
Pak Jaka khawatir Santi akan bertindak nekat.

Aku sanggupi saja permintaan itu.. toh Santi sama aku sudah sangat akrab.. dia menganggap aku pamannya sendiri.
Tapi karena kesibukan.. permintaan Pak Jaka itu baru bisa aku lakukan malam hari.. sekitar jam 9 malam.

Suasana rumahku sudah sepi.. hanya rumah Pak Jaka yang masih terdengar ada kesibukan.
Aku ajak istriku menemui Santi di kamar pengantin.. tapi istriku menolak dengan alasan capek dan mau tidur.

Akhirnya aku naik sendiri ke lantai dua, ke kamar pengantin.
Dari bawah aku dengar kecipak bunyi air.. Mungkin Santi lagi mandi.. pikirku.

Aku ketuk pintunya.. tak lama kemudian Santi membukakan pintu kamar dengan berlilitkan handuk.
Wuaduhh..!! Sontak saja mataku melotot seperti mau copot.. melihat tubuh Santi yang masih agak basah.
Kulitnya yang kuning langsat semakin berkilat.

Kupandangi Santi sejenak.. melihat leher dan belahan dadanya yang sedikit menyembul.
Terus pandanganku turun memerhatikan pahanya yang licin mulus.

Kontiku yang masih tersimpan di celana tiba-tiba merespon dan mulai berontak bergerak.
Semakin lama kupandang paha Santi.. semakin tegak kontiku.

Pikiran ngeres segera muncul.. uhhh.. enak kali ngentot tubuh anak gadis yang masih ranum ini. Batinku.
“Ehhh.. om Dodi.. masuk om. Maaf.. Santi baru selesai bilas abis luluran..” katanya.
Lamunanku langsung buyar mendengar suara Santi.

Dengan sedikit Jaim aku masuk sambil mengunci pintu kamar.. takut ada orang lain yang menguping pembicaraaan.
Aku lantas duduk di kursi kecil dekat ranjang pengantin.
Santi duduk di tepi ranjang.. masih hanya dengan menggunakan handuk yang terlilit di tubuhnya.

“Ada apa om.. kok tiba-tiba kemari..?” Tanyanya polos. Tidak ada nada keberatan dalam omongannya itu.
Aku jelaskan aja maksud kedatanganku:
Kalo aku disuruh sama bapaknya untuk menasehati dia supaya mau menikah dengan Badrun.

Aku bilang.. sebagai anak dia harus bisa membalas budi baik orangtuanya.
Setelah kusampaikan semua nasehat yang bisa aku sampaikan.. Santi hanya diam saja dengan muka menunduk.

Nah.. nah.. tak lama kulihat ia mulai menangis.
Lalu dengan maksud menenangkan hatinya.. aku lantas pindah tempat dudukku di tepi ranjang.. di samping Santi.

Aku rangkul dia.. dan aku bilang..
“Jangan sedih begitu.. terima saja. Toh ini semua sudah digariskan sama yang di Atas..” kataku berusaha menghibur.

“Santi tidak mau om. Santi ga mau nikah sama orang tua yang sudah punya anak itu..” katanya terisak-isak.
Aku rengkuh tubuh Santi supaya merapat ke tubuhku.

Kupeluk ia lebih rapat.. kepalanya menempel di dadaku.
Kucium bau harum lulur dan shampo. Kontiku yang tadi sudah tidur bangun lagi..!!

“Om, Santi ga mau menyerahkan tubuh Santi yang masih perawan ini ke lelaki tua lintah darat itu om, tolong Santi om..”
katanya menghiba.
“Apa yang bisa om lakukan, Santi..?” Tanyaku tidak mengerti maksudnya.

Tiba-tiba kepala Santi menengadah, dan bibirnya mengecup bibirku. Aku tidak berreaksi.
Akal sehatku masih bisa berjalan, aku tidak mau ada skandal di malam perkawinan.

Tapi Santi sudah semakin nekat. Kecupan bibirnya di bibirku sekarang semakin liar..
dia lumat bibirku dan tanngannya melepas handuk yang melilit tubuhnya.

Kemudian tangan yang satu dia letakkan di kepalaku.. membuatku tidak bisa lepas dari ciuman panasnya.
Mendapat serangan mendadak seperti itu, pertahanan akal sehatku mulai goyah.

Kubalas juga ciumannya. Kami saling pagut, saling menghisap lidah dan minum air ludah masing-masing.
Kurasakan ludah Santi bercampur pasta gigi.

Aku sudah ga bisa lagi mengontrol akal sehat.. langsung tanganku bergerilya meremasi dua bukit kembarnya yang kencang..
padat dan berisi, pentilnya sudah tegak, tanda dia sudah horny.

Santi mendesah kenikmatan saat jariku bermain di dua bukit kembarnya, dan memilin-milin putingnya.
“Akhhhhhhhh.. ooommmm.. bantu Sannnntttiii ooooooommm..” desahnya.

Mendengar desahan itu nafsuku langsung ‘ON’..!!
Aku ga peduli lagi pada amanat Pak Jaka atau kesetiaan istriku.

Kepalaku langsung nyosor ke payudaranya yang tegak menantang.
Kuisep-isep bergantian payu dara yang montok itu, kugigit-gigit lembut putingnya yang sudah mengeras.

Desahan Santi makin menggelora merasakan permainan mulutku.
Tangannya kini sibuk memereteli bajuku, lalu dilepasnya celanaku.

Refleks aku berdiri supaya dia mudah melepas seluruh celanaku.
Pertama celana pendekkku dilepasnya, kemudian celana dalamku.

Kami sudah bugil tanpa sehelai benang menempel di tubuh.
Kontolku yang sudah tegang dielus lembut oleh Santi.
Tapi elusan itu sering berubah menjadi tekanan saat Santi merasakan geli-geli nikmat waktu pentilnya aku isep dengan mulutku.

Kurebahkan Santi di tempat tidur, pantatnya tepat di pinggir ranjang.. kutekuk kakinya ke atas..
dan terpampang jembut yang rapi.. karena habis dicukur dan tempik yang masih rapat tapi sudah basah.

Aku langsung jongkok.. kepalaku tepat di muka memeknya.
Hmm.. aku cium bau lendir khas perempuan. Kumainkan memeknya dengan jari-jariku, kupilin klitorisnya.

Santi makin menggila, desahannya berubah menjadi erangan..
”Ohhhhh.. ommmmm.. aku mau dientottt saammaa ommmm.. Ga mau dientot ama orang tua jelekkkk itu..!!
Puasin Sanntiii ooooommmmm.. hhhhh..!!” Desahnnya mulai meracau.

Aku jilati memeknya yang harum itu, lidahku naik turun di sepanjang memeknya.
Sesekali lidahku menusuk ke dalam memeknya. Sesekali aku isap clitnya.

Terus berganti-ganti aku nikmati memek Santi yang perawan itu.
Kujilat-jilat lagi clitnya, sedang jari telunjukku memainkan memek bagian bawah.

Santi semakin kelenjotan, tubuhnya miring ke kiri dan ke kanan tak beraturan.
Kutusukkan lidahku ke dalam memeknya, kuisap lendir kewanitaannya yang segar sruuuuuppppppp..

Hingga Santi memekik tertahan.. “Ooooommmmmmm Sannntttttttttttttiii keeeeeeeluuuuarrr..!!”
Dan pahanya menekan kepalaku.. satu kakinya menekan kepalaku agar tidak lepas dari memeknya.

Kubiarkan lidahku tetap di dalam memeknya sampai orgasme Santi selesai.
Sambil kujilat habis cairan memek Santi.

Setelah jepitan paha dan dorongan telapak kakinya mengendur, aku mulai bisa bernafas lega.
Aku berdiri dan merebahkan tubuhku di samping Santi.

“Oouhhhh.. enak sekali ommmm.. makasih ya..” kata Santi sambil mencium keningku.
Saat itu aku merasa bersyukur karena dapat memuaskan Santi tanpa harus membobol keperawanannya.

Tapi rupanya Santi belum puas. Dia balikkan tubuhnya, dan sekarang tubuhnya menindih tubuhku.
“Santi maunya kontol om masuk ke memek Santi.. Santi mau pejuh om di memek Santi..” Katanya sambil menciumi dadaku.

Aku kaget mendengar kata-kata jorok yang keluar dari mulut Santi, dan aku tak habis pikir kenapa Santi senekat itu.
Tanpa mempedulikan keherananku, ciuman Santi terus melorot sampai ke kontolku yang masih tegang.

Precum yang ada di ujung kontol diusap pakai lidahnya. Ada rasa geli di kontolku.
Dan seperti anak kecil yang dikasih permen, Santi langsung mengemut kontolku.

Dimasukkannya kontolku ke dalam mulutnya.. lalu dikeluarkan lagi, dimasukan lagi begitu seterusnya.
Tangannya meremas-remas lembut biji kontolku.

Oughhhhhhh.. luar biasa. Aku tidak tau darimana Santi belajar nyepong seenak itu.
Aku cuma bisa merem melek keenakan, dan tanganku menjambak rambutnya.

Karena sudah ga tahan.. aku tarik Santi ke atas.. dan kubalik tubuhnya.. dia sekarang menengadah..
hingga tubuhku menindih tubuhnya yang ramping itu.

Tangan Santi menuntun kontolku masuk dalam liang kenikmatannya.
Karena masih perawan, memek Santi sangat sempit, dan kontolku yang lumayan besar sulit masuk.

Saat itu akal sehatku bekerja. Aku akan berikan lagi kenikmatan pada Santi, tanpa harus menjebol keperawannya.
Clebb.. pelan-pelan kumasukkan kontolku.. sampai kepalanya bisa masuk.. slepp.. lalu kutarik keluar..

Clebb.. kumasukkan lagi.. slebb.. kukeluarkan lagi.. inci demi inci kontolku masuk.
Dan kurasakan betul sentuhan kulit-kulit sensitif itu.

Waktu kepala kontolku merasakan ada benda tumpul yang menahan, segera kuhentikan sodokan kontolku.
Aku tau benda itu selaput dara, aku tidak mau mengoyaknya.

Irama permainan mulai berubah cepat.
Santi yang baru pertamakali merasakan senggama menggelinjang-gelinjang seperti kuda binal.

Kupompakan kontolku maju mundur ke dalam memeknya..
meski tetap menahan diri supaya tidak menerobos keperawanannya.

Hanya bagian pangkal kontolku yang bisa keluar masuk ke memek Santi.
Itu pun sudah mengalirkan kenikmatan yang luar biasa buatku.

Dan santi sepertinya juga menikmati permainan itu.
“Akkkhhhh ommm trrrrruuussss ommmm ennnnnaakkkk... enttttttootttt aaakkkkhhuu ooomm..!!
Puuuuaaassssinnn.. aaaakkkkhhuuu ssssaaayyyyyaaaaanggg..!!”

Santi terus mendesah dan tubuhnya menggelinjang ga karuan. Desahan Santi seperti minyak yang menyulut api nafsuku.
Kugenjot santi dengan kecepatan tingggi. “Akhhhhh oughhhhhh ssshhhhh..!!” Cuma itu yang keluar dari mulutku.

“Ooooooooooommmmmmmmmmm Ssssaaannnnttttttiiiiiiiiiiiiii nggggeeeeccccoooooottttt..!!” Kata Santi.
Tubuhnya bergetar hebat, tanda dia mengalami orgasme yang ketiga kalinya.

Dan.. Eerghhhh..!! Jepitan di kontolku makin kuat.. ditambah omongan jorok Santi.. serta gelinjang tubuhnya..
membuat aku ga kuat lagi menahan dorongan air mani.

“Santttttiiiiiii.. aaakuuuuu mau kellllllluuuuuuarrrrrrrrr..!!” Lenguhku keras.
Langsung kucabut kontolku dari memeknya.. crott.. crott.. crott.. crott.. crott..!!

Kusemprotkan pejuhku di dada Santi. Limakali pejuhku menyemprot di tubuh Santi.
Ya.. itung-itung sebagai tambahan lulur di badan pengantin.. pikirku.. hehehe..

Setelah keluar semua pejuhku badanku rebah di samping Santi.
“Ooughhhh enak banget memek kamu Santi, makasih ya..” kataku, sambil menatap langit-langit kamar.

Sesaat kemudian terdengar isak tangis Santi. Deggg jantungku deg-degan.
Mungkin Santi menyesal sudah bersetubuh denganku. Akal sehat dan rasa berdosa mengganggu pikiranku.

“Kenapa kok kamu menangis Santi?” tanyaku.
“Om jahat... om ga mau membantu Santi..” katanya sambil menangis.

Aku makin bingung, apa maunya anak ini.
“Lho bukannya tadi sudah aku bantu.. kamu juga sudah empatkali orgasme..?” Tanyaku.

“Iya... tapi om nggak mau menjebol keperawananku. Kata orang.. kalo keperawanan dijebol itu sakit.
Tapi tadi Santi ga ngerasa sakit.. artinya Santi masih perawan..”

“Iya.. kamu masih perawan. Om pikir biarlah suamimu yang menjebol keperawananmu.. bukannya Om..”
kataku masih berusaha menghibur.

“Nggak mau.. aku mau om yang menjebol keperawananku. Aku mau pejuh om di memek Santi.
Aku mau kasih si tua jelek itu sisa-sia aja. Om ga tau kalo dari dulu Santi tertarik ama om.. Santi cinta ama om..”
tangisnya makin tersedu-sedu.

Mendengar pengakuannya itu aku jadi makin bingung. Aku ga tau harus bagaimana.
Akhirnya aku berpikir lebih baik menuruti kemauannya.. daripada dia besok menolak dikawinkan sama si Badrun.

“Okelah Santi.. om kabulkan kemauan Santi. Tapi kamu janji besok kamu mau nikah sama Badrun..” kataku.
Santi mengangguk.

Aku ajak Santi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar.. kubersihkan tubuh dan memeknya.. kubersihkan juga kontolku.
Setelah bersih kutuntun ia ke ranjang pengantin.

Di situ kami kembali saling berpagut. Bahkan sekarang ciuman Santi lebih liar dari sebelumnya.
Aku juga ga mau ketinggalan. Aku lepaskan semua beban pikiran yang menghambat nafsuku.
Aku pengen ngentot Santi sampai aku puas. Pikiranku sudah benar-benar dikuasai nafsu.

Ciumanku turun ke payudaranya yang sudah mengeras lagi, dan tanganku menari-nari di paha Santi yang licin dan bening.
Lalu ciumanku bergeser ke perut.. kujilati tali pusarnya. Santi menggelinjang, geli dan nikmat.

Setelah lidah puas menari-nari di pusar, lidahku menyusur ke bawah.. menjilati dan menciumi pahanya.
Lalu mulai menyerang memeknya.. tanganku ganti ke atas.. meremas-remas payudara yang montok.

Kontolku semakin tegang mendengar lenguhan Santi.
“Ommmm entot Santi om.. puasin Santi malam ini..!!” Racaunya kian ramai.
“Iya sayang.. malam ini kamu punya om..” balasku sambil meneruskan aktivitasku.

Permainan lidahku di memek santi lebih berani. Lidahku berani menusuk lebih dalam memek santi.
Kugigit-gigit pelan clit Santi. Dan dari mulut santi Cuma terdengar lenguhan. “Oooughhh ssshhhh aaakhhhhh aaakhhhhh..!!”

Kurasakan memek Santi makin banjir lendir.. membuat aku semakin bergairah menyedot semua cairan lendirnya.
Dan kurang dari lima menit tubuh Santi kembali menegang..

Pahanya kembali menjepit kepalaku.. dari mulutnya terdengar desahan.
“Aakkhhhh.. aakkkkhhhuu kkkkeeelrrruuaarrr..!!”

Lendir semakin banjir di memeknya dan kusedot semua sampai habis.
Wuahhh..!! Lendir perawan memang enak dan sedap.
“Ayo oooommmm.. entot Santiiii..!!” Rintihnya memberi semangat.

Lalu aku bangun dan kuarahkan kontolku ke memeknya. Kumasukkan pelan-pelan kontolku ke memeknya yang sempit.
Masih butuh perjuangan biar kepala kontolku bisa masuk ke memeknya.

Dengan beberapakali maju mundur akhirnya kepala kontolku berhasil menerobos memeknya.
Tubuhku kurebahkan menindih Santi.. kucium bibirnya dengan penuh nafsu.

Lalu aku berbisik.. “Kalo kamu kesakitan bilang aja.. nanti om tahan..” Santi Cuma mengangguk.
Slebbb..!! Pantatku mulai maju mundur..
mendorong kontolku menerobos pertahanan anak perawan yang besok pagi mau dinikahkan itu.

Pelan-pelan kumaju-mundurkan kontolku. Inci demi inci kontolku masuk ke memeknya.
Sampai aku merasa selaput dara menahan laju kontolku.

Dan sekarang aku tak ambil pusing lagi.. Slebbb.. rrrbbbb..!!
Dengan pelan-pelan namun mantap.. kutekan kontolku biar bisa menerobos keperawanan Santi.

Jlebgh..!! Kulihat mata Santi terbelalak menahan sakit. Biar dia ga berteriak.. kulumat bibirnya dengan rakus.
Pantatku masih terus bekerja maju mundur.. berusaha menjebol gawang Santi.

Dan tangan Santi memegang pinggangku seperti ingin menahan.
Aku tau ia menahan sakit.. tapi ini sudah terlanjur.. ya.. terlanjur ennaakkkk..!!

Rrrrrtttt.. kkrrrrkkk..!! Terasa selaput dara Santi sudah mulai robek..
Batang kontolku pun sudah mulai lancar dan bisa merangsek masuk tanpa halangan lagi.

Semakin cepat kupompa kontolku ke dalam memeknya.. biar Santi ga terlalu lama merasakan sakit.
Beberapa saat kemudian.. rasa sakit sudah hilang digantikan rasa nikmat.

Santi kembali meracau keenakan.
“Oommmm trruuuusssssss yakhhhhhhh.. eeeennnnnnnaaaakkkkk ommmmmmmmmmmmm..!!”
“Ouuuughhhhhhh yeaaahhhhhhh.. ommmm jugaaa ennnnakkkkk.. memekmu peret banggggeeettt..”

Semakin cepat sodokan kontolku di memek Santi, semakin rasa desahannya.
“Akhhhhsssshh ommmmm Santi mooo kellurrraarrrr”

“Sammmma ommmmm jjjuggga. Keluarin di mana..!?” Tanyaku.
“Di dalem ajahhhh ooommmmm.. hhhhhh..!!” Desahnya keras.

Semakin kupercepat sodokanku, dan Santi mengimbangi dengan memaju mundurkan pantatnya.
Sampai kemudian kami bersamaan ngecrot. “Ommmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm..!!”

“Akkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhssss Saaaannnnnnnnnnnnnnn..!!” Croooooooot crooorrrr croooooorrrr..!!
Hampir 8 kalilah pejuhku nyemprot di memek Santi. Dan sepertinya Santi juga banyak keluar lendirnya..

Kulirik jam dinding sudah jam 2 malam. Segera kucabut kontolku dari memek Santi.
Dan kukecup keningnya. Santi terpejam sebentar dan mengucapkan terimakasih.

“Santi puasssssss banget ngentot sama om. Om hebat. Santi juga puas ngerjain si tua bangka itu.
Ngg.. kapan-kapan ngentot lagi ya om..?” Bisik Santi manja.

Aku hanya tersenyum lemas.. namun puas.
Kujawab dalam hati.. siapa juga yang nolak diajak ngentot sama gadis seliar kamu, Santi..!?
-----oOo-----

Dan esoknya, di pelaminan kulihat Santi duduk sambil senyum-senyum memandangku.
Senyum kemenangan dan kepuasan. Sedang Badrun yang sudah penuh uban itu.. duduk dengan jaim.

Kadang muncul rasa kasihan dalam diriku pada Badrun.. karena keperawanan sang istri telah diberikan padaku.
Aku yang mendahului malam pertamanya. Tapi apa boleh buat.. kan Santi yang menentukan. (. ) ( .)
--------------------------------------------oOo-------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd