Pecah Utak
Pertapa Semprot
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita 181 – Si Pejantan Desa
[Part 02] – (Tak) Malu Bertanya.. (Enak) Sesat di Jalan..
Selama ini ketika ia sedang berjalan di sekitar desa.. banyak pemuda yang memperhatikan pantatnya itu.
Pak Eman juga sangat suka memukul dan menumpahkan laharnya di atas pantatnya itu.
"Siapa bilang kamu sudah tua..?? Tubuhmu ini sudah menjawab semuanya..”
Bisik Pak Eman sambil memeluk tubuh Bu Nining dari belakang.
Kemudian Pak Eman membantu Bu Nining mengenakan celana dalam seksi tersebut.
Setelah dipakai.. Pak Eman tampak semakin bergairah melihat seksinya Bu Nining dengan celana dalam itu.
Celana dalam tersebut tampak ketat di pinggu Bu Nining..
Dan hal itu membuat Pak Eman tak kuasa menahan libidonya.
"Kamu seksi sekali, Ning..” bisik Pak Eman sambil meremas pantat Bu Nining.
"Makasih atas pujiannya, Mas. Pasti celana dalam ini harganya mahal..” kata Bu Nining.
"Sebenarnya aku tidak membelinya..” ucap Pak Eman.
Bu Nining pun berbalik dan menatap wajah Pak Eman. "Lalu..?” Tanya Bu Nining.
"Ini milik Nyonya Arini yang aku curi dari jemurannya. Aku pikir celana dalam ini akan cocok bila dipakai olehmu..”
Jawab Pak Eman hingga Bu Nining pun kaget.
"Nanti kalau ketahuan Nyonya Arini bagaimana..?? Aku bisa mati nanti..” kata Bu Nining dengan ketakutan.
"Makanya jangan sampai kamu cuci dan kamu jemur.
Celana dalam ini kamu pakai bila hanya bertemu denganku..” kata Pak Eman.
Bu Nining sedikit lega mendengarnya.
Percumbuan mereka pun kembali dimulai. Kini Pak Eman yang minta dilayani oleh Bu Nining.
Pak Eman menelanjangi dirinya dan ia berbaring di atas kasur.
Bu Nining langsung menggenggam kontol Pak Eman. Ia sangat gemas dengan kontol panjang dan hitam milik Pak Eman.
Ia tidak menyangka kalau kontol Pak Eman sanggup membuatnya terkapar dan menjerit keenakan.
Lalu Bu Nining menjilati kontol Pak Eman dengan lidahnya.
Pak Eman menutup matanya untuk menikmati setiap jengkal sapuan lidah Bu Nining.
Lubang kontolnya dijilat mesra oleh Bu Nining. Batang kontolnya yang kekar juga tak luput dari jilatan Bu Nining.
Lalu Bu Nining mengisap buah zakar milik Pak Eman yang membuat Pak Eman menjadi semakin tegang.
Slopp..! Kemudian Bu Nining memasukkan kontol Pak Eman ke dalam mulutnya.
Bu Nining sangat suka melahap kontol Pak Eman dengan mulutnya.
Cairan pelumas yang keluar dari lubang Pak Eman seperti jus jeruk baginya.
Mulut Bu Nining terlihat penuh oleh kontol Pak Eman. Mulutnya terlihat begitu kuat menyedot kontol Pak Eman.
Kepalanya naik turun sambil terus menjilati batang kontol Pak Eman.
Hal itu memubuat Pak Eman menjadi semakin panas. Pak Eman meminta Bu Nining melakukan posisi 69.
Bu Nining lantas naik ke atas tubuh Pak Eman.. dengan pantatnya yang diarahkan ke wajah Pak Eman.
Lalu Pak Eman membuka kembali celana dalam Bu Nining dan menjilati setiap sisi memek Bu Nining.
Seketika Bu Nining mendesah dengan mulut yang penuh sesak oleh kontol Pak Eman.
"Haaahhhh.. Haaahhh.. Heruuusss.. Hilaattt Heruuuusss.. Oooohhhh..” desah Bu Nining.
Lidah Pak Eman semakin berani dengan menusukannya ke dalam lubang memek Bu Nining.
Cairan cinta Bu Nining semakin membanjiri liang memeknya.
Pak Eman tanpa rasa jijik menyedot seluruh cairan cinta Bu Nining.
Sementara itu Bu Nining semakin ganas menikmati kontol Pak Eman.
Berkali-kali Pak Eman merasakan ngilu dan nyeri di kontolnya karena sedotan maut Bu Nining.
Berkali-kali ia mengocok kontol itu dengan penuh semangat..
Berharap cairan Pak Eman keluar sebanyak-banyaknya untuk ia nikmati.
Pak Eman semakin liar menikmati liang memek Bu Nining.
Klitorisnya semakin merah dan semakin membuat Bu Nining geli.
Anus Bu Nining pun tak luput dari sapuan lidahnya.
Ia merasakan anus Bu Nining yang hitam itu berkedut kencang.
"Aku mau keluar nih, Mas.. Jilat terus yang enakkkk.. oooohhhh..” desah Bu Nining.
Hanya dalam hitungan detik, Bu Nining sudah mendapatkan orgasmenya yang pertama.
Ia menekan lubang memeknya tepat di mulut Pak Eman dan menggeseknya.
Kepalanya mendongak ke atas sambil mencengkram kuat kontol Pak Eman.
"Enaaaakkkk.. Aaahhhh Enaaakkkkk.. Ohhhh Gussstiiiiiii.. Ooohhhh..”
Erang Bu Nining seiring orgasmenya yang hebat. Bu Nining pun lemas tak berdaya di atas tubuh Pak Eman.
Pak Eman melihat cairan putih dengan sedikit berbau keluar dari lubang memek Bu Nining.
Clepp..! Pak Eman memasukkan jarinya ke dalam lubang memek Bu Nining untuk mengambil cairan tersebut.
Lalu ia berikan jarinya kepada Bu Nining. "Ayo jilat cairanmu sendiri, Ning..” perintah Pak Eman.
Tanpa rasa jijik Bu Nining menjilati jari Pak Eman. Ia menjilatinya seperti menjilati sebatang es krim yang nikmat.
Lalu Pak Eman memberikan waktu Bu Nining untuk beristirahat.
Masih ada sisa 30 menit lagi sebelum mereka pergi ke rumah Nyonya Arini.
Pak Eman kembali mencumbu Bu Nining dengan menjilati pantat Bu Nining.
Ia sangat tergila-gila dengan montoknya pantat Bu Nining itu.
Ia memukulnya dengan gemas dan kembali menjilatinya. Lubang anusnya juga tak luput dari jilatannya.
"Kamu sudah siap ngentot, Ning..?” Tanya Pak Eman.
"Ayo, Mas. Aku mau ngentot gaya sapi..” pinta Bu Nining.
Lalu Bu Nining melakukan posisi nungging di atas kasur.
Tangannya membuka belahan pantatnya hingga lubang memeknya yang merekah itu terbuka lebar.
Cuh..!! Pak Eman membasahi kontolnya dengan ludahnya.
Lalu.. jlebb.. hanya dengan sekali tekan.. kontol Pak Eman sudah lenyap ditelan memek Bu Nining.
Pak Eman menyuruh Bu Nining untuk menggerakkan pantatnya maju mundur.
Dengan penuh semangat Bu Nining menggenjot kontol Pak Eman.
Bu Nining memang paling suka dengan gaya doggystyle.
Ia sangat suka ketika Pak Eman memukul pantatnya dengan keras.. sehingga ia pun semakin bergairah.
Bu Nining begitu liar menggenjot kontol Pak Eman.
Pantat Bu Nining bergoyang ke sana kemari hingga membuat kontol Pak Eman terasa ngilu.
"Uuuuhhhh.. Pelannn Ningggg.. Nanti aku bisa keluuaarrr.. Aaaahh.. Aahhhh..”
Lenguh Pak Eman.. sambil berusaha menahan orgasmenya yang sudah mulai terasa.
"Aaaahhh.. Kan Mas suka kontolnya aku giniinnnnn.. Aaaahhh.. Aaahhhhh..” erang Bu Nining tak mau kalah.
Lalu Pak Eman tak kuasa lagi menahan gairahnya.
Ia menahan pantat Bu Nining dan langsung menusuk kontolnya dengan begitu cepat.
Tubuh Bu Nining berguncang-guncang..
dan toketnya yang menggantung itu menjadi sasaran empuk untuk diremas oleh Pak Eman.
Bu Nining hanya bisa menjerit dan mengerang.. merasakan batang kontol Pak Eman menggesek dinding memeknya.
Ia tak menyangka Pak Eman yang sudah berusia hampir kepala 6 masih memiliki tenaga untuk bercinta.
"Ninngggg.. Enakkknyaaa ngentooottt memekmuuuu.. Ooohhh kentoootttt.. Aaahhhhh..” erang Pak Eman dengan vulgarnya.
"Massss.. Aaaahhhhh.. Entooottt memekkk Niningggg.. Aaahhhhh.. Buuaatt Nininnngggg Muncraaattt..
Aaahhh sedaappp..!!” Jerit Bu Nining penuh syahwat.
Beberapa saat kemudian keduanya pun berganti posisi dengan gaya konvensional.
Pak Eman sudah tidak sanggup lagi untuk segera mengeluarkan lahar panasnya.
Clobb-clobb-clebb-clebb-clepp-clopp-clopp.. Ia semakin beringas dan kecepatannya semakin bertambah.
Keringat Pak Eman mengucur deras dan menetes di atas tubuh Bu Nining.
Wajah Bu Nining yang sangat mesum dan menggairahkan membuat Pak Eman semakin bersemangat.
Bu Nining merasakan perih di memeknya.. tapi hal itu tidak membuat Bu Nining menyerah.
Ia ingin merasakan orgasme bersama Pak Eman.
"Ninnggg.. Kontolkuu mau keluaaarrr.. Aahhhhh.. Aaaahhhh..” rintih Pak Eman.
"Keluariinn di memek akuu ajaaa.. Satuuu.. Duaaaa.. Tigaaaa.. keluaarkaannnn..!!!!” Jerit Bu Nining sekuat-kuatnya.
Jleghh...!! Pak Eman menekan kontolnya sedalam-dalamnya di lubang memek Bu Nining.
Crott.. crott.. crott..!! Lahar panasnya yang banyak itu mengucur deras di dalam memek Bu Nining.
Sementara Bu Nining juga ikut orgasme dan ia merasakan betapa hangatnya sperma Pak Eman.
Nanang yang terus melihat permainan keduanya mulai merasakan hal yang aneh dalam dirinya.
Saat mengintip tadi, secara spontan ia mengelus kontolnya sendiri. Ia kaget melihat kontolnya yang tiba-tiba mengeras.
Ketika ia mengelusnya, ia merasakan adanya sebuah sengatan nikmat di sekujur tubuhnya.
Nanang semakin bingung dan menimbulkan rasa penasaran yang besar dalam dirinya.
Ia ingin sekali mengetahui gejala apa yang saat ini sedang ia rasakan.
Bahkan ketika melihat tubuh telanjang Ibunya.. Nanang merasa ingin sekali menyentuh tubuh Ibunya itu.
Nanang pun teringat akan seseorang yang mungkin bisa membantunya untuk menjawab semua rasa penasarannya.
Ia ingin segera menemui orang tersebut besok pagi.
Pak Eman dan Bu Nining sedang berbaring mesra di atas kasur.
Mereka masih saling mencumbu meski mereka sudah mencapai puncak kenikmatan.
Tiba-tiba handphone Pak Eman berdering.
Ia segera mengambil Handphonenya dan ternyata Nyonya Airin yang meneleponnya.
"Selamat Malam Nyonya Airin..” sapa Pak Eman.
"Datang ke rumah ku segera. Aku tidak punya banyak waktu..” jawab Nyonya Airin dan telepon pun langsung terputus.
Pak Eman dan Bu Nining dengan tergesa-gesa mengenakan kembali pakaian mereka.
Nanang pun segera bersembunyi di balik Pos ronda agar tidak ketahuan.
Ia melihat Pak Eman dan Ibunya menuju rumah Nyonya Airin.
Nanang pun memilih untuk kembali ke rumah.. karena ia merasa tidak akan bisa mengintai Ibunya di rumah Nyonya Airin.
Rumah Nyonya Airin bak istana besar nan mewah yang dipenuhi oleh penjaga.
Selain itu rumah Nyonya Airin juga dikelilingi oleh tembok besar dan tinggi serta dilapisi oleh kawat berduri.
Tidak ada celah untuk Nanang untuk mengintai Ibunya. Mau tak mau Nanang harus menyimpan rasa penasarannya itu.
-----ooOoo-----
Pada keesokan paginya.. Nanang berpamitan kepada Ibunya untuk pergi ke desa sebelah.
Alasannya.. karena ia ingin bertemu dengan salah seorang temannya di sana.
Sebenarnya Nanang tidak berbohong..
karena ia benar-benar ingin bertemu dengan seseorang yang selama ini sudah dianggap sebagai kakak olehnya.
Nanang biasanya memanggilnya dengan sebutan Mbak Yuyun.
Dulu Mbak Yuyun tinggal tepat di samping rumah Nanang.
Beberapa tahun yang lalu.. keluarga Mbak Yuyun memutuskan untuk pindah ke desa sebelah..
karena Mbak Yuyun yang sudah diterima kerja sebagai guru di desa itu.
Nasib Mbak Yuyun memang lebih beruntung ketimbang dirinya.
Mbak Yuyun telah merasakan semua jenjang pendidikan yang membuatnya berhasil menjadi seorang guru.
Oleh karena itu Nanang ingin sekali bertemu dengan Mbak Yuyun dan mencari jawaban atas semua pertanyaannya.
Ia yakin Mbak Yuyun yang berpendidikan bisa menjawab semua rasa penasarannya.
Nanang mengayuh sepedanya menuju desa sebelah yang letaknya tidak begitu jauh dari desanya.
Hanya berjarak 10 Kilometer saja dari desanya. Tak lama kemudian Nanang pun tiba di desa sebelah.
Desa tersebut bisa dibilang lebih maju ketimbang desa tempat tinggal Nanang.
Desa tersebut terkenal dengan hasil perkebunannya.. sehingga warganya hidup cukup sejahtera.
Ia pun tiba di rumah Mbak Yuyun yang letaknya berdampingan dengan balai desa.
Ia bersyukur Mbak Yuyun sedang berada di rumah..
dan tengah sibuk bercocok tanam di sawah yang berada tepat di samping rumahnya.
"Mbak Yuyun..!!!” Teriak Nanang dari kejauhan. Mbak Yuyun menoleh..
Dan ia pun langsung melambaikan tangannya ketika mengetahui kalau suara itu berasal dari suara Nanang.
Nanang pun mendekat dan keduanya saling berpelukan karena sudah cukup lama tidak bertemu.
"Kamu semakin tinggi dan tegap ya..” kata Mbak Yuyun sambil memperhatikan penampilan Nanang.
"Hehehe Mbak juga makin cantik..” balas Nanang memuji Mbak Yuyun.
"Ah kamu ini bisa saja. Ayo masuk ke dalam..” ajak Mbak Yuyun menuju rumahnya.
Nanang sangat iri dengan rumah Mbak Yuyun yang sudah berdiri kokoh dengan batu bata.
Beda dengan rumahnya yang hanya terbuat dari susunan kayu yang sudah lapuk.
Nanang melihat sebuah foto.. di mana Mbak Yuyun sedang berfoto dengan beberapa murid di sekolah tempat ia mengajar.
Nanang sangat ingin sekali merasakan duduk di bangku sekolahan.
Namun karena keluarganya yang miskin..
ia pun harus rela menjalani hidup tanpa merasakan pendidikan apa pun kecuali pendidikan agama.
"Ada apa gerangan..?? Mau ketemu sama Abah..??”
Tanya Mbak Yuyun sambil menyuguhkan segelas air putih dingin kepada Nanang.
"Sebenarnya aku ingin ketemu sama Mbak. Ada yang ingin aku omongkan..” Jawab Nanang dengan nada serius.
Mbak Yuyun pun merasa kalau saat ini Nanang sedang ada masalah.
"Dari wajahmu aku tau kamu sedang ada masalah. Ceritakan saja..” kata Mbak Yuyun.
Lalu Nanang pun menceritakan semua peristiwa yang ia lihat dan ia dengar.
Mbak Yuyun mendengarkannya dengan seksama. Namun Mbak Yuyun agak sedikit kaget..
ketika mengetahui kalau cerita yang diutarakan Nanang ada hubungannya dengan seks.
Ia juga kaget ketika Nanang mengatakan kalau Pak Eman berhubungan seks dengan Bu Nining.
Mbak Yuyun benar-benar tidak percaya kalau Bu Nining dengan berani melakukan hubungan gelap dengan Pak Eman.
Sementara itu Mbak Yuyun tidak begitu kaget dengan kelakuan Pak Eman.
Ia sudah tau kalau selama ini Pak Eman sering menjalani hubungan gelap dengan banyak wanita desa.
Ia kaget kalau Bu Nining menjadi korban berikutnya.
Nanang tak lupa menceritakan keanehan dalam dirinya..
ketika menyaksikan Pak Eman dan Bu Nining sedang bergumul di atas ranjang.
"Kira-kira keanehan apa yang terjadi padaku, Mbak..?” Tanya Nanang dengan penasaran.
Mbak Yuyun tidak langsung menjawabnya.
Ia bingung harus bagaimana menjawab pertanyaan Nanang.
Sulit baginya untuk menjelaskan apa itu seks kepada orang kampung dan udik seperti Nanang.
Mbak Yuyun kemudian menutup pintu dan jendela rumahnya.
Nanang heran untuk apa Mbak Yuyun menutup semua pintu dan jendela rumahnya.
Lalu Mbak Yuyun mengambil beberapa buku dan juga komputer jinjing alias laptopnya.
Mbak Yuyun sengaja menutup pintu dan jendela agar ia bisa dengan nyaman menjelaskan..
semua pertanyaan yang ingin Nanang ketahui jawabannya.
Ia mulai menjelaskan dengan pengertian seks.
Nanang mendengarkannya dengan seksama melalui buku yang dibacakan oleh Mbak Yuyun.
Dalam buku tersebut terdapat gambar orang yang sedang bercinta dengan pasangannya.
Apa yang tampak digambar tersebut sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Pak Eman dan Ibunya.
Nanang sedikit mengerti dengan penjelasan Mbak Yuyun.
"Jadi intinya seks itu dilakukan demi memuaskan nafsu batin. Kamu mengerti kan..?” Tanya Mbak Yuyun.
"Sedikit sih, Mbak. Apakah seks itu bisa membuat orang menjerit seperti Ibuku..?” Tanya Nanang penasaran.
"Bagi sebagian orang sih begitu. Karena apabila penis dimasukkan ke dalam vagina..
akan menimbulkan gesekan yang menyebabkan rasa nikmat..” jelas Mbak Yuyun.
"Lalu apa yang terjadi padaku ketika aku melihat mereka sedang bercinta..?” Tanya Nanang lagi.
"Itu yang dinamakan libido. Di usia kamu saat ini, hal itu sangat wajar dan seharusnya memang seperti itu..
bila kamu melihat orang yang melakukan seks..” jelas Mbak Yuyun lagi.
"Aku pikir aku akan sakit karena aku merasa seperti disengat listrik..” kata Nanang.
Mbak Yuyun lantas memperlihatkan sebuah adegan porno di laptopnya. Nanang memperhatikannya dengan seksama.
Tubuh Nanang menjadi sangat panas ketika ia melihat si pria sedang asik menggenjot kontolnya di dalam lubang memek si wanita.
Tanpa rasa malu Nanang mengelus kontolnya sendiri dari luar celananya.
Mbak Yuyun sedikit malu melihat tingkah Nanang.. tapi hal itu justru membuat Mbak Yuyun menjadi bergairah.
Mata Mbak Yuyun tidak bisa lepas dari tonjolan besar di balik celana pendeka Nanang.
Ditambah lagi tingkah Nanang yang sibuk meremas kontolnya itu.
Mbak Yuyun menjadi semakin senewen.. hingga lahirlah sebuah 'ide gila' dari pikiran Mbak Yuyun.
"Apa kamu mau diajarin seks..?” Tanya Mbak Yuyun.
"Sama siapa, Mbak..?? Memang ada guru seks di sekitar sini..?” Tanya Nanang dengan polosnya.
"Sama Mbak aja. Mudah-mudahan Mbak bisa ngajarin seks buat kamu.
Hitung-hitung bekal kamu kalau sudah nikah nanti..” kata Mbak Yuyun yang sengaja ingin menjebak Nanang.
Nanang tidak perlu berpikir panjang dan langsung mengiyakan ajakan Mbak Yuyun.
Mbak Yuyun segera merapatkan duduknya dengan Nanang.
Ia menyuruh Nanang untuk terus berkonsentrasi dengan film porno yang masih diputar di laptopnya.
Perlahan Mbak Yuyun memberanikan diri untuk menyentuh tonjolan di balik celana Nanang.
Kesan pertama yang ia dapat adalah.. hmm.. betapa kerasnya tonjolan itu..!!
Mbak Yuyun mengelusnya dan Nanang mulai merasa sesuatu yang nikmat mengalir ke seluruh tubuhnya.
"Coba keluarin kontol kamu..” perintah Mbak Yuyun.
Tanpa canggung Nanang membuka celananya.. dan tanpa malu menunjukan kontolnya dengan bentuk yang sangat luar biasa.
Mbak Yuyun begitu kagum dengan ukuran kontol Nanang..
yang hampir menyerupai kontol pria bule yang sedang melakukan adegan seks di film tersebut.
Hanya saja kontol Nanang berwarna hitam legam dan bulu jembutnya tumbuh semrawut.
Mbak Yuyun berusaha menjaga konsentrasinya agar sifat liarnya tidak keluar.
Sebenarnya Mbak Yuyun adalah wanita binal dan sangat suka akan seks.
Ia sering bermasturbasi demi menuntaskan nafsu batinnya itu.
Ctapp..!! Mbak Yuyun menggenggam kontol Nanang yang keras dan sudah ereksi dengan sempurna.
Ia tidak tahan lagi untuk segera menikmati kontol itu di dalam mulutnya.
Mbak Yuyun membungkukkan badannya.. slrupp.. slrupp.. slurpp ia menjilati batang kontol Nanang.
Nanang sama sekali tidak bereaksi meski ia merasakan nikmat yang amat luar biasa.
Ya tuhan.. betapa besarnya kontol anak muda ini..!
Apakah aku harus menjadi seorang 'lonte' untuk bisa menikmati kontol besar ini..? Kata Mbak Yuyun dari dalam hati.
CONTIECROTT..!!
----------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita 181 – Si Pejantan Desa
[Part 02] – (Tak) Malu Bertanya.. (Enak) Sesat di Jalan..
Selama ini ketika ia sedang berjalan di sekitar desa.. banyak pemuda yang memperhatikan pantatnya itu.
Pak Eman juga sangat suka memukul dan menumpahkan laharnya di atas pantatnya itu.
"Siapa bilang kamu sudah tua..?? Tubuhmu ini sudah menjawab semuanya..”
Bisik Pak Eman sambil memeluk tubuh Bu Nining dari belakang.
Kemudian Pak Eman membantu Bu Nining mengenakan celana dalam seksi tersebut.
Setelah dipakai.. Pak Eman tampak semakin bergairah melihat seksinya Bu Nining dengan celana dalam itu.
Celana dalam tersebut tampak ketat di pinggu Bu Nining..
Dan hal itu membuat Pak Eman tak kuasa menahan libidonya.
"Kamu seksi sekali, Ning..” bisik Pak Eman sambil meremas pantat Bu Nining.
"Makasih atas pujiannya, Mas. Pasti celana dalam ini harganya mahal..” kata Bu Nining.
"Sebenarnya aku tidak membelinya..” ucap Pak Eman.
Bu Nining pun berbalik dan menatap wajah Pak Eman. "Lalu..?” Tanya Bu Nining.
"Ini milik Nyonya Arini yang aku curi dari jemurannya. Aku pikir celana dalam ini akan cocok bila dipakai olehmu..”
Jawab Pak Eman hingga Bu Nining pun kaget.
"Nanti kalau ketahuan Nyonya Arini bagaimana..?? Aku bisa mati nanti..” kata Bu Nining dengan ketakutan.
"Makanya jangan sampai kamu cuci dan kamu jemur.
Celana dalam ini kamu pakai bila hanya bertemu denganku..” kata Pak Eman.
Bu Nining sedikit lega mendengarnya.
Percumbuan mereka pun kembali dimulai. Kini Pak Eman yang minta dilayani oleh Bu Nining.
Pak Eman menelanjangi dirinya dan ia berbaring di atas kasur.
Bu Nining langsung menggenggam kontol Pak Eman. Ia sangat gemas dengan kontol panjang dan hitam milik Pak Eman.
Ia tidak menyangka kalau kontol Pak Eman sanggup membuatnya terkapar dan menjerit keenakan.
Lalu Bu Nining menjilati kontol Pak Eman dengan lidahnya.
Pak Eman menutup matanya untuk menikmati setiap jengkal sapuan lidah Bu Nining.
Lubang kontolnya dijilat mesra oleh Bu Nining. Batang kontolnya yang kekar juga tak luput dari jilatan Bu Nining.
Lalu Bu Nining mengisap buah zakar milik Pak Eman yang membuat Pak Eman menjadi semakin tegang.
Slopp..! Kemudian Bu Nining memasukkan kontol Pak Eman ke dalam mulutnya.
Bu Nining sangat suka melahap kontol Pak Eman dengan mulutnya.
Cairan pelumas yang keluar dari lubang Pak Eman seperti jus jeruk baginya.
Mulut Bu Nining terlihat penuh oleh kontol Pak Eman. Mulutnya terlihat begitu kuat menyedot kontol Pak Eman.
Kepalanya naik turun sambil terus menjilati batang kontol Pak Eman.
Hal itu memubuat Pak Eman menjadi semakin panas. Pak Eman meminta Bu Nining melakukan posisi 69.
Bu Nining lantas naik ke atas tubuh Pak Eman.. dengan pantatnya yang diarahkan ke wajah Pak Eman.
Lalu Pak Eman membuka kembali celana dalam Bu Nining dan menjilati setiap sisi memek Bu Nining.
Seketika Bu Nining mendesah dengan mulut yang penuh sesak oleh kontol Pak Eman.
"Haaahhhh.. Haaahhh.. Heruuusss.. Hilaattt Heruuuusss.. Oooohhhh..” desah Bu Nining.
Lidah Pak Eman semakin berani dengan menusukannya ke dalam lubang memek Bu Nining.
Cairan cinta Bu Nining semakin membanjiri liang memeknya.
Pak Eman tanpa rasa jijik menyedot seluruh cairan cinta Bu Nining.
Sementara itu Bu Nining semakin ganas menikmati kontol Pak Eman.
Berkali-kali Pak Eman merasakan ngilu dan nyeri di kontolnya karena sedotan maut Bu Nining.
Berkali-kali ia mengocok kontol itu dengan penuh semangat..
Berharap cairan Pak Eman keluar sebanyak-banyaknya untuk ia nikmati.
Pak Eman semakin liar menikmati liang memek Bu Nining.
Klitorisnya semakin merah dan semakin membuat Bu Nining geli.
Anus Bu Nining pun tak luput dari sapuan lidahnya.
Ia merasakan anus Bu Nining yang hitam itu berkedut kencang.
"Aku mau keluar nih, Mas.. Jilat terus yang enakkkk.. oooohhhh..” desah Bu Nining.
Hanya dalam hitungan detik, Bu Nining sudah mendapatkan orgasmenya yang pertama.
Ia menekan lubang memeknya tepat di mulut Pak Eman dan menggeseknya.
Kepalanya mendongak ke atas sambil mencengkram kuat kontol Pak Eman.
"Enaaaakkkk.. Aaahhhh Enaaakkkkk.. Ohhhh Gussstiiiiiii.. Ooohhhh..”
Erang Bu Nining seiring orgasmenya yang hebat. Bu Nining pun lemas tak berdaya di atas tubuh Pak Eman.
Pak Eman melihat cairan putih dengan sedikit berbau keluar dari lubang memek Bu Nining.
Clepp..! Pak Eman memasukkan jarinya ke dalam lubang memek Bu Nining untuk mengambil cairan tersebut.
Lalu ia berikan jarinya kepada Bu Nining. "Ayo jilat cairanmu sendiri, Ning..” perintah Pak Eman.
Tanpa rasa jijik Bu Nining menjilati jari Pak Eman. Ia menjilatinya seperti menjilati sebatang es krim yang nikmat.
Lalu Pak Eman memberikan waktu Bu Nining untuk beristirahat.
Masih ada sisa 30 menit lagi sebelum mereka pergi ke rumah Nyonya Arini.
Pak Eman kembali mencumbu Bu Nining dengan menjilati pantat Bu Nining.
Ia sangat tergila-gila dengan montoknya pantat Bu Nining itu.
Ia memukulnya dengan gemas dan kembali menjilatinya. Lubang anusnya juga tak luput dari jilatannya.
"Kamu sudah siap ngentot, Ning..?” Tanya Pak Eman.
"Ayo, Mas. Aku mau ngentot gaya sapi..” pinta Bu Nining.
Lalu Bu Nining melakukan posisi nungging di atas kasur.
Tangannya membuka belahan pantatnya hingga lubang memeknya yang merekah itu terbuka lebar.
Cuh..!! Pak Eman membasahi kontolnya dengan ludahnya.
Lalu.. jlebb.. hanya dengan sekali tekan.. kontol Pak Eman sudah lenyap ditelan memek Bu Nining.
Pak Eman menyuruh Bu Nining untuk menggerakkan pantatnya maju mundur.
Dengan penuh semangat Bu Nining menggenjot kontol Pak Eman.
Bu Nining memang paling suka dengan gaya doggystyle.
Ia sangat suka ketika Pak Eman memukul pantatnya dengan keras.. sehingga ia pun semakin bergairah.
Bu Nining begitu liar menggenjot kontol Pak Eman.
Pantat Bu Nining bergoyang ke sana kemari hingga membuat kontol Pak Eman terasa ngilu.
"Uuuuhhhh.. Pelannn Ningggg.. Nanti aku bisa keluuaarrr.. Aaaahh.. Aahhhh..”
Lenguh Pak Eman.. sambil berusaha menahan orgasmenya yang sudah mulai terasa.
"Aaaahhh.. Kan Mas suka kontolnya aku giniinnnnn.. Aaaahhh.. Aaahhhhh..” erang Bu Nining tak mau kalah.
Lalu Pak Eman tak kuasa lagi menahan gairahnya.
Ia menahan pantat Bu Nining dan langsung menusuk kontolnya dengan begitu cepat.
Tubuh Bu Nining berguncang-guncang..
dan toketnya yang menggantung itu menjadi sasaran empuk untuk diremas oleh Pak Eman.
Bu Nining hanya bisa menjerit dan mengerang.. merasakan batang kontol Pak Eman menggesek dinding memeknya.
Ia tak menyangka Pak Eman yang sudah berusia hampir kepala 6 masih memiliki tenaga untuk bercinta.
"Ninngggg.. Enakkknyaaa ngentooottt memekmuuuu.. Ooohhh kentoootttt.. Aaahhhhh..” erang Pak Eman dengan vulgarnya.
"Massss.. Aaaahhhhh.. Entooottt memekkk Niningggg.. Aaahhhhh.. Buuaatt Nininnngggg Muncraaattt..
Aaahhh sedaappp..!!” Jerit Bu Nining penuh syahwat.
Beberapa saat kemudian keduanya pun berganti posisi dengan gaya konvensional.
Pak Eman sudah tidak sanggup lagi untuk segera mengeluarkan lahar panasnya.
Clobb-clobb-clebb-clebb-clepp-clopp-clopp.. Ia semakin beringas dan kecepatannya semakin bertambah.
Keringat Pak Eman mengucur deras dan menetes di atas tubuh Bu Nining.
Wajah Bu Nining yang sangat mesum dan menggairahkan membuat Pak Eman semakin bersemangat.
Bu Nining merasakan perih di memeknya.. tapi hal itu tidak membuat Bu Nining menyerah.
Ia ingin merasakan orgasme bersama Pak Eman.
"Ninnggg.. Kontolkuu mau keluaaarrr.. Aahhhhh.. Aaaahhhh..” rintih Pak Eman.
"Keluariinn di memek akuu ajaaa.. Satuuu.. Duaaaa.. Tigaaaa.. keluaarkaannnn..!!!!” Jerit Bu Nining sekuat-kuatnya.
Jleghh...!! Pak Eman menekan kontolnya sedalam-dalamnya di lubang memek Bu Nining.
Crott.. crott.. crott..!! Lahar panasnya yang banyak itu mengucur deras di dalam memek Bu Nining.
Sementara Bu Nining juga ikut orgasme dan ia merasakan betapa hangatnya sperma Pak Eman.
Nanang yang terus melihat permainan keduanya mulai merasakan hal yang aneh dalam dirinya.
Saat mengintip tadi, secara spontan ia mengelus kontolnya sendiri. Ia kaget melihat kontolnya yang tiba-tiba mengeras.
Ketika ia mengelusnya, ia merasakan adanya sebuah sengatan nikmat di sekujur tubuhnya.
Nanang semakin bingung dan menimbulkan rasa penasaran yang besar dalam dirinya.
Ia ingin sekali mengetahui gejala apa yang saat ini sedang ia rasakan.
Bahkan ketika melihat tubuh telanjang Ibunya.. Nanang merasa ingin sekali menyentuh tubuh Ibunya itu.
Nanang pun teringat akan seseorang yang mungkin bisa membantunya untuk menjawab semua rasa penasarannya.
Ia ingin segera menemui orang tersebut besok pagi.
Pak Eman dan Bu Nining sedang berbaring mesra di atas kasur.
Mereka masih saling mencumbu meski mereka sudah mencapai puncak kenikmatan.
Tiba-tiba handphone Pak Eman berdering.
Ia segera mengambil Handphonenya dan ternyata Nyonya Airin yang meneleponnya.
"Selamat Malam Nyonya Airin..” sapa Pak Eman.
"Datang ke rumah ku segera. Aku tidak punya banyak waktu..” jawab Nyonya Airin dan telepon pun langsung terputus.
Pak Eman dan Bu Nining dengan tergesa-gesa mengenakan kembali pakaian mereka.
Nanang pun segera bersembunyi di balik Pos ronda agar tidak ketahuan.
Ia melihat Pak Eman dan Ibunya menuju rumah Nyonya Airin.
Nanang pun memilih untuk kembali ke rumah.. karena ia merasa tidak akan bisa mengintai Ibunya di rumah Nyonya Airin.
Rumah Nyonya Airin bak istana besar nan mewah yang dipenuhi oleh penjaga.
Selain itu rumah Nyonya Airin juga dikelilingi oleh tembok besar dan tinggi serta dilapisi oleh kawat berduri.
Tidak ada celah untuk Nanang untuk mengintai Ibunya. Mau tak mau Nanang harus menyimpan rasa penasarannya itu.
-----ooOoo-----
Pada keesokan paginya.. Nanang berpamitan kepada Ibunya untuk pergi ke desa sebelah.
Alasannya.. karena ia ingin bertemu dengan salah seorang temannya di sana.
Sebenarnya Nanang tidak berbohong..
karena ia benar-benar ingin bertemu dengan seseorang yang selama ini sudah dianggap sebagai kakak olehnya.
Nanang biasanya memanggilnya dengan sebutan Mbak Yuyun.
Dulu Mbak Yuyun tinggal tepat di samping rumah Nanang.
Beberapa tahun yang lalu.. keluarga Mbak Yuyun memutuskan untuk pindah ke desa sebelah..
karena Mbak Yuyun yang sudah diterima kerja sebagai guru di desa itu.
Nasib Mbak Yuyun memang lebih beruntung ketimbang dirinya.
Mbak Yuyun telah merasakan semua jenjang pendidikan yang membuatnya berhasil menjadi seorang guru.
Oleh karena itu Nanang ingin sekali bertemu dengan Mbak Yuyun dan mencari jawaban atas semua pertanyaannya.
Ia yakin Mbak Yuyun yang berpendidikan bisa menjawab semua rasa penasarannya.
Nanang mengayuh sepedanya menuju desa sebelah yang letaknya tidak begitu jauh dari desanya.
Hanya berjarak 10 Kilometer saja dari desanya. Tak lama kemudian Nanang pun tiba di desa sebelah.
Desa tersebut bisa dibilang lebih maju ketimbang desa tempat tinggal Nanang.
Desa tersebut terkenal dengan hasil perkebunannya.. sehingga warganya hidup cukup sejahtera.
Ia pun tiba di rumah Mbak Yuyun yang letaknya berdampingan dengan balai desa.
Ia bersyukur Mbak Yuyun sedang berada di rumah..
dan tengah sibuk bercocok tanam di sawah yang berada tepat di samping rumahnya.
"Mbak Yuyun..!!!” Teriak Nanang dari kejauhan. Mbak Yuyun menoleh..
Dan ia pun langsung melambaikan tangannya ketika mengetahui kalau suara itu berasal dari suara Nanang.
Nanang pun mendekat dan keduanya saling berpelukan karena sudah cukup lama tidak bertemu.
"Kamu semakin tinggi dan tegap ya..” kata Mbak Yuyun sambil memperhatikan penampilan Nanang.
"Hehehe Mbak juga makin cantik..” balas Nanang memuji Mbak Yuyun.
"Ah kamu ini bisa saja. Ayo masuk ke dalam..” ajak Mbak Yuyun menuju rumahnya.
Nanang sangat iri dengan rumah Mbak Yuyun yang sudah berdiri kokoh dengan batu bata.
Beda dengan rumahnya yang hanya terbuat dari susunan kayu yang sudah lapuk.
Nanang melihat sebuah foto.. di mana Mbak Yuyun sedang berfoto dengan beberapa murid di sekolah tempat ia mengajar.
Nanang sangat ingin sekali merasakan duduk di bangku sekolahan.
Namun karena keluarganya yang miskin..
ia pun harus rela menjalani hidup tanpa merasakan pendidikan apa pun kecuali pendidikan agama.
"Ada apa gerangan..?? Mau ketemu sama Abah..??”
Tanya Mbak Yuyun sambil menyuguhkan segelas air putih dingin kepada Nanang.
"Sebenarnya aku ingin ketemu sama Mbak. Ada yang ingin aku omongkan..” Jawab Nanang dengan nada serius.
Mbak Yuyun pun merasa kalau saat ini Nanang sedang ada masalah.
"Dari wajahmu aku tau kamu sedang ada masalah. Ceritakan saja..” kata Mbak Yuyun.
Lalu Nanang pun menceritakan semua peristiwa yang ia lihat dan ia dengar.
Mbak Yuyun mendengarkannya dengan seksama. Namun Mbak Yuyun agak sedikit kaget..
ketika mengetahui kalau cerita yang diutarakan Nanang ada hubungannya dengan seks.
Ia juga kaget ketika Nanang mengatakan kalau Pak Eman berhubungan seks dengan Bu Nining.
Mbak Yuyun benar-benar tidak percaya kalau Bu Nining dengan berani melakukan hubungan gelap dengan Pak Eman.
Sementara itu Mbak Yuyun tidak begitu kaget dengan kelakuan Pak Eman.
Ia sudah tau kalau selama ini Pak Eman sering menjalani hubungan gelap dengan banyak wanita desa.
Ia kaget kalau Bu Nining menjadi korban berikutnya.
Nanang tak lupa menceritakan keanehan dalam dirinya..
ketika menyaksikan Pak Eman dan Bu Nining sedang bergumul di atas ranjang.
"Kira-kira keanehan apa yang terjadi padaku, Mbak..?” Tanya Nanang dengan penasaran.
Mbak Yuyun tidak langsung menjawabnya.
Ia bingung harus bagaimana menjawab pertanyaan Nanang.
Sulit baginya untuk menjelaskan apa itu seks kepada orang kampung dan udik seperti Nanang.
Mbak Yuyun kemudian menutup pintu dan jendela rumahnya.
Nanang heran untuk apa Mbak Yuyun menutup semua pintu dan jendela rumahnya.
Lalu Mbak Yuyun mengambil beberapa buku dan juga komputer jinjing alias laptopnya.
Mbak Yuyun sengaja menutup pintu dan jendela agar ia bisa dengan nyaman menjelaskan..
semua pertanyaan yang ingin Nanang ketahui jawabannya.
Ia mulai menjelaskan dengan pengertian seks.
Nanang mendengarkannya dengan seksama melalui buku yang dibacakan oleh Mbak Yuyun.
Dalam buku tersebut terdapat gambar orang yang sedang bercinta dengan pasangannya.
Apa yang tampak digambar tersebut sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Pak Eman dan Ibunya.
Nanang sedikit mengerti dengan penjelasan Mbak Yuyun.
"Jadi intinya seks itu dilakukan demi memuaskan nafsu batin. Kamu mengerti kan..?” Tanya Mbak Yuyun.
"Sedikit sih, Mbak. Apakah seks itu bisa membuat orang menjerit seperti Ibuku..?” Tanya Nanang penasaran.
"Bagi sebagian orang sih begitu. Karena apabila penis dimasukkan ke dalam vagina..
akan menimbulkan gesekan yang menyebabkan rasa nikmat..” jelas Mbak Yuyun.
"Lalu apa yang terjadi padaku ketika aku melihat mereka sedang bercinta..?” Tanya Nanang lagi.
"Itu yang dinamakan libido. Di usia kamu saat ini, hal itu sangat wajar dan seharusnya memang seperti itu..
bila kamu melihat orang yang melakukan seks..” jelas Mbak Yuyun lagi.
"Aku pikir aku akan sakit karena aku merasa seperti disengat listrik..” kata Nanang.
Mbak Yuyun lantas memperlihatkan sebuah adegan porno di laptopnya. Nanang memperhatikannya dengan seksama.
Tubuh Nanang menjadi sangat panas ketika ia melihat si pria sedang asik menggenjot kontolnya di dalam lubang memek si wanita.
Tanpa rasa malu Nanang mengelus kontolnya sendiri dari luar celananya.
Mbak Yuyun sedikit malu melihat tingkah Nanang.. tapi hal itu justru membuat Mbak Yuyun menjadi bergairah.
Mata Mbak Yuyun tidak bisa lepas dari tonjolan besar di balik celana pendeka Nanang.
Ditambah lagi tingkah Nanang yang sibuk meremas kontolnya itu.
Mbak Yuyun menjadi semakin senewen.. hingga lahirlah sebuah 'ide gila' dari pikiran Mbak Yuyun.
"Apa kamu mau diajarin seks..?” Tanya Mbak Yuyun.
"Sama siapa, Mbak..?? Memang ada guru seks di sekitar sini..?” Tanya Nanang dengan polosnya.
"Sama Mbak aja. Mudah-mudahan Mbak bisa ngajarin seks buat kamu.
Hitung-hitung bekal kamu kalau sudah nikah nanti..” kata Mbak Yuyun yang sengaja ingin menjebak Nanang.
Nanang tidak perlu berpikir panjang dan langsung mengiyakan ajakan Mbak Yuyun.
Mbak Yuyun segera merapatkan duduknya dengan Nanang.
Ia menyuruh Nanang untuk terus berkonsentrasi dengan film porno yang masih diputar di laptopnya.
Perlahan Mbak Yuyun memberanikan diri untuk menyentuh tonjolan di balik celana Nanang.
Kesan pertama yang ia dapat adalah.. hmm.. betapa kerasnya tonjolan itu..!!
Mbak Yuyun mengelusnya dan Nanang mulai merasa sesuatu yang nikmat mengalir ke seluruh tubuhnya.
"Coba keluarin kontol kamu..” perintah Mbak Yuyun.
Tanpa canggung Nanang membuka celananya.. dan tanpa malu menunjukan kontolnya dengan bentuk yang sangat luar biasa.
Mbak Yuyun begitu kagum dengan ukuran kontol Nanang..
yang hampir menyerupai kontol pria bule yang sedang melakukan adegan seks di film tersebut.
Hanya saja kontol Nanang berwarna hitam legam dan bulu jembutnya tumbuh semrawut.
Mbak Yuyun berusaha menjaga konsentrasinya agar sifat liarnya tidak keluar.
Sebenarnya Mbak Yuyun adalah wanita binal dan sangat suka akan seks.
Ia sering bermasturbasi demi menuntaskan nafsu batinnya itu.
Ctapp..!! Mbak Yuyun menggenggam kontol Nanang yang keras dan sudah ereksi dengan sempurna.
Ia tidak tahan lagi untuk segera menikmati kontol itu di dalam mulutnya.
Mbak Yuyun membungkukkan badannya.. slrupp.. slrupp.. slurpp ia menjilati batang kontol Nanang.
Nanang sama sekali tidak bereaksi meski ia merasakan nikmat yang amat luar biasa.
Ya tuhan.. betapa besarnya kontol anak muda ini..!
Apakah aku harus menjadi seorang 'lonte' untuk bisa menikmati kontol besar ini..? Kata Mbak Yuyun dari dalam hati.
CONTIECROTT..!!
----------------------------------------------------------------------------------------------
Terakhir diubah: