Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

Bimabet
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 181 – Si Pejantan Desa


[Part 02] – (Tak) Malu Bertanya.. (Enak) Sesat di Jalan..

Selama ini ketika ia sedang berjalan di sekitar desa.. banyak pemuda yang memperhatikan pantatnya itu.
Pak Eman juga sangat suka memukul dan menumpahkan laharnya di atas pantatnya itu.

"Siapa bilang kamu sudah tua..?? Tubuhmu ini sudah menjawab semuanya..”
Bisik Pak Eman sambil memeluk tubuh Bu Nining dari belakang.

Kemudian Pak Eman membantu Bu Nining mengenakan celana dalam seksi tersebut.
Setelah dipakai.. Pak Eman tampak semakin bergairah melihat seksinya Bu Nining dengan celana dalam itu.

Celana dalam tersebut tampak ketat di pinggu Bu Nining..
Dan hal itu membuat Pak Eman tak kuasa menahan libidonya.

"Kamu seksi sekali, Ning..” bisik Pak Eman sambil meremas pantat Bu Nining.
"Makasih atas pujiannya, Mas. Pasti celana dalam ini harganya mahal..” kata Bu Nining.

"Sebenarnya aku tidak membelinya..” ucap Pak Eman.
Bu Nining pun berbalik dan menatap wajah Pak Eman. "Lalu..?” Tanya Bu Nining.

"Ini milik Nyonya Arini yang aku curi dari jemurannya. Aku pikir celana dalam ini akan cocok bila dipakai olehmu..”
Jawab Pak Eman hingga Bu Nining pun kaget.

"Nanti kalau ketahuan Nyonya Arini bagaimana..?? Aku bisa mati nanti..” kata Bu Nining dengan ketakutan.
"Makanya jangan sampai kamu cuci dan kamu jemur.

Celana dalam ini kamu pakai bila hanya bertemu denganku..” kata Pak Eman.
Bu Nining sedikit lega mendengarnya.

Percumbuan mereka pun kembali dimulai. Kini Pak Eman yang minta dilayani oleh Bu Nining.
Pak Eman menelanjangi dirinya dan ia berbaring di atas kasur.

Bu Nining langsung menggenggam kontol Pak Eman. Ia sangat gemas dengan kontol panjang dan hitam milik Pak Eman.
Ia tidak menyangka kalau kontol Pak Eman sanggup membuatnya terkapar dan menjerit keenakan.

Lalu Bu Nining menjilati kontol Pak Eman dengan lidahnya.
Pak Eman menutup matanya untuk menikmati setiap jengkal sapuan lidah Bu Nining.

Lubang kontolnya dijilat mesra oleh Bu Nining. Batang kontolnya yang kekar juga tak luput dari jilatan Bu Nining.
Lalu Bu Nining mengisap buah zakar milik Pak Eman yang membuat Pak Eman menjadi semakin tegang.

Slopp..! Kemudian Bu Nining memasukkan kontol Pak Eman ke dalam mulutnya.
Bu Nining sangat suka melahap kontol Pak Eman dengan mulutnya.
Cairan pelumas yang keluar dari lubang Pak Eman seperti jus jeruk baginya.

Mulut Bu Nining terlihat penuh oleh kontol Pak Eman. Mulutnya terlihat begitu kuat menyedot kontol Pak Eman.
Kepalanya naik turun sambil terus menjilati batang kontol Pak Eman.

Hal itu memubuat Pak Eman menjadi semakin panas. Pak Eman meminta Bu Nining melakukan posisi 69.
Bu Nining lantas naik ke atas tubuh Pak Eman.. dengan pantatnya yang diarahkan ke wajah Pak Eman.

Lalu Pak Eman membuka kembali celana dalam Bu Nining dan menjilati setiap sisi memek Bu Nining.
Seketika Bu Nining mendesah dengan mulut yang penuh sesak oleh kontol Pak Eman.
"Haaahhhh.. Haaahhh.. Heruuusss.. Hilaattt Heruuuusss.. Oooohhhh..” desah Bu Nining.

Lidah Pak Eman semakin berani dengan menusukannya ke dalam lubang memek Bu Nining.
Cairan cinta Bu Nining semakin membanjiri liang memeknya.
Pak Eman tanpa rasa jijik menyedot seluruh cairan cinta Bu Nining.

Sementara itu Bu Nining semakin ganas menikmati kontol Pak Eman.
Berkali-kali Pak Eman merasakan ngilu dan nyeri di kontolnya karena sedotan maut Bu Nining.

Berkali-kali ia mengocok kontol itu dengan penuh semangat..
Berharap cairan Pak Eman keluar sebanyak-banyaknya untuk ia nikmati.

Pak Eman semakin liar menikmati liang memek Bu Nining.
Klitorisnya semakin merah dan semakin membuat Bu Nining geli.

Anus Bu Nining pun tak luput dari sapuan lidahnya.
Ia merasakan anus Bu Nining yang hitam itu berkedut kencang.

"Aku mau keluar nih, Mas.. Jilat terus yang enakkkk.. oooohhhh..” desah Bu Nining.
Hanya dalam hitungan detik, Bu Nining sudah mendapatkan orgasmenya yang pertama.

Ia menekan lubang memeknya tepat di mulut Pak Eman dan menggeseknya.
Kepalanya mendongak ke atas sambil mencengkram kuat kontol Pak Eman.

"Enaaaakkkk.. Aaahhhh Enaaakkkkk.. Ohhhh Gussstiiiiiii.. Ooohhhh..”
Erang Bu Nining seiring orgasmenya yang hebat. Bu Nining pun lemas tak berdaya di atas tubuh Pak Eman.

Pak Eman melihat cairan putih dengan sedikit berbau keluar dari lubang memek Bu Nining.
Clepp..! Pak Eman memasukkan jarinya ke dalam lubang memek Bu Nining untuk mengambil cairan tersebut.

Lalu ia berikan jarinya kepada Bu Nining. "Ayo jilat cairanmu sendiri, Ning..” perintah Pak Eman.
Tanpa rasa jijik Bu Nining menjilati jari Pak Eman. Ia menjilatinya seperti menjilati sebatang es krim yang nikmat.

Lalu Pak Eman memberikan waktu Bu Nining untuk beristirahat.
Masih ada sisa 30 menit lagi sebelum mereka pergi ke rumah Nyonya Arini.

Pak Eman kembali mencumbu Bu Nining dengan menjilati pantat Bu Nining.
Ia sangat tergila-gila dengan montoknya pantat Bu Nining itu.

Ia memukulnya dengan gemas dan kembali menjilatinya. Lubang anusnya juga tak luput dari jilatannya.
"Kamu sudah siap ngentot, Ning..?” Tanya Pak Eman.
"Ayo, Mas. Aku mau ngentot gaya sapi..” pinta Bu Nining.

Lalu Bu Nining melakukan posisi nungging di atas kasur.
Tangannya membuka belahan pantatnya hingga lubang memeknya yang merekah itu terbuka lebar.

Cuh..!! Pak Eman membasahi kontolnya dengan ludahnya.
Lalu.. jlebb.. hanya dengan sekali tekan.. kontol Pak Eman sudah lenyap ditelan memek Bu Nining.

Pak Eman menyuruh Bu Nining untuk menggerakkan pantatnya maju mundur.
Dengan penuh semangat Bu Nining menggenjot kontol Pak Eman.

Bu Nining memang paling suka dengan gaya doggystyle.
Ia sangat suka ketika Pak Eman memukul pantatnya dengan keras.. sehingga ia pun semakin bergairah.

Bu Nining begitu liar menggenjot kontol Pak Eman.
Pantat Bu Nining bergoyang ke sana kemari hingga membuat kontol Pak Eman terasa ngilu.

"Uuuuhhhh.. Pelannn Ningggg.. Nanti aku bisa keluuaarrr.. Aaaahh.. Aahhhh..”
Lenguh Pak Eman.. sambil berusaha menahan orgasmenya yang sudah mulai terasa.

"Aaaahhh.. Kan Mas suka kontolnya aku giniinnnnn.. Aaaahhh.. Aaahhhhh..” erang Bu Nining tak mau kalah.
Lalu Pak Eman tak kuasa lagi menahan gairahnya.

Ia menahan pantat Bu Nining dan langsung menusuk kontolnya dengan begitu cepat.
Tubuh Bu Nining berguncang-guncang..
dan toketnya yang menggantung itu menjadi sasaran empuk untuk diremas oleh Pak Eman.

Bu Nining hanya bisa menjerit dan mengerang.. merasakan batang kontol Pak Eman menggesek dinding memeknya.
Ia tak menyangka Pak Eman yang sudah berusia hampir kepala 6 masih memiliki tenaga untuk bercinta.

"Ninngggg.. Enakkknyaaa ngentooottt memekmuuuu.. Ooohhh kentoootttt.. Aaahhhhh..” erang Pak Eman dengan vulgarnya.
"Massss.. Aaaahhhhh.. Entooottt memekkk Niningggg.. Aaahhhhh.. Buuaatt Nininnngggg Muncraaattt..
Aaahhh sedaappp..!!” Jerit Bu Nining penuh syahwat.

Beberapa saat kemudian keduanya pun berganti posisi dengan gaya konvensional.
Pak Eman sudah tidak sanggup lagi untuk segera mengeluarkan lahar panasnya.

Clobb-clobb-clebb-clebb-clepp-clopp-clopp.. Ia semakin beringas dan kecepatannya semakin bertambah.
Keringat Pak Eman mengucur deras dan menetes di atas tubuh Bu Nining.

Wajah Bu Nining yang sangat mesum dan menggairahkan membuat Pak Eman semakin bersemangat.
Bu Nining merasakan perih di memeknya.. tapi hal itu tidak membuat Bu Nining menyerah.
Ia ingin merasakan orgasme bersama Pak Eman.

"Ninnggg.. Kontolkuu mau keluaaarrr.. Aahhhhh.. Aaaahhhh..” rintih Pak Eman.
"Keluariinn di memek akuu ajaaa.. Satuuu.. Duaaaa.. Tigaaaa.. keluaarkaannnn..!!!!” Jerit Bu Nining sekuat-kuatnya.

Jleghh...!! Pak Eman menekan kontolnya sedalam-dalamnya di lubang memek Bu Nining.
Crott.. crott.. crott..!! Lahar panasnya yang banyak itu mengucur deras di dalam memek Bu Nining.
Sementara Bu Nining juga ikut orgasme dan ia merasakan betapa hangatnya sperma Pak Eman.

Nanang yang terus melihat permainan keduanya mulai merasakan hal yang aneh dalam dirinya.
Saat mengintip tadi, secara spontan ia mengelus kontolnya sendiri. Ia kaget melihat kontolnya yang tiba-tiba mengeras.

Ketika ia mengelusnya, ia merasakan adanya sebuah sengatan nikmat di sekujur tubuhnya.
Nanang semakin bingung dan menimbulkan rasa penasaran yang besar dalam dirinya.

Ia ingin sekali mengetahui gejala apa yang saat ini sedang ia rasakan.
Bahkan ketika melihat tubuh telanjang Ibunya.. Nanang merasa ingin sekali menyentuh tubuh Ibunya itu.

Nanang pun teringat akan seseorang yang mungkin bisa membantunya untuk menjawab semua rasa penasarannya.
Ia ingin segera menemui orang tersebut besok pagi.

Pak Eman dan Bu Nining sedang berbaring mesra di atas kasur.
Mereka masih saling mencumbu meski mereka sudah mencapai puncak kenikmatan.

Tiba-tiba handphone Pak Eman berdering.
Ia segera mengambil Handphonenya dan ternyata Nyonya Airin yang meneleponnya.

"Selamat Malam Nyonya Airin..” sapa Pak Eman.
"Datang ke rumah ku segera. Aku tidak punya banyak waktu..” jawab Nyonya Airin dan telepon pun langsung terputus.
Pak Eman dan Bu Nining dengan tergesa-gesa mengenakan kembali pakaian mereka.

Nanang pun segera bersembunyi di balik Pos ronda agar tidak ketahuan.
Ia melihat Pak Eman dan Ibunya menuju rumah Nyonya Airin.

Nanang pun memilih untuk kembali ke rumah.. karena ia merasa tidak akan bisa mengintai Ibunya di rumah Nyonya Airin.
Rumah Nyonya Airin bak istana besar nan mewah yang dipenuhi oleh penjaga.

Selain itu rumah Nyonya Airin juga dikelilingi oleh tembok besar dan tinggi serta dilapisi oleh kawat berduri.
Tidak ada celah untuk Nanang untuk mengintai Ibunya. Mau tak mau Nanang harus menyimpan rasa penasarannya itu.
-----ooOoo-----

Pada keesokan paginya.. Nanang berpamitan kepada Ibunya untuk pergi ke desa sebelah.
Alasannya.. karena ia ingin bertemu dengan salah seorang temannya di sana.

Sebenarnya Nanang tidak berbohong..
karena ia benar-benar ingin bertemu dengan seseorang yang selama ini sudah dianggap sebagai kakak olehnya.

Nanang biasanya memanggilnya dengan sebutan Mbak Yuyun.
Dulu Mbak Yuyun tinggal tepat di samping rumah Nanang.

Beberapa tahun yang lalu.. keluarga Mbak Yuyun memutuskan untuk pindah ke desa sebelah..
karena Mbak Yuyun yang sudah diterima kerja sebagai guru di desa itu.

Nasib Mbak Yuyun memang lebih beruntung ketimbang dirinya.
Mbak Yuyun telah merasakan semua jenjang pendidikan yang membuatnya berhasil menjadi seorang guru.

Oleh karena itu Nanang ingin sekali bertemu dengan Mbak Yuyun dan mencari jawaban atas semua pertanyaannya.
Ia yakin Mbak Yuyun yang berpendidikan bisa menjawab semua rasa penasarannya.

Nanang mengayuh sepedanya menuju desa sebelah yang letaknya tidak begitu jauh dari desanya.
Hanya berjarak 10 Kilometer saja dari desanya. Tak lama kemudian Nanang pun tiba di desa sebelah.

Desa tersebut bisa dibilang lebih maju ketimbang desa tempat tinggal Nanang.
Desa tersebut terkenal dengan hasil perkebunannya.. sehingga warganya hidup cukup sejahtera.

Ia pun tiba di rumah Mbak Yuyun yang letaknya berdampingan dengan balai desa.
Ia bersyukur Mbak Yuyun sedang berada di rumah..
dan tengah sibuk bercocok tanam di sawah yang berada tepat di samping rumahnya.

"Mbak Yuyun..!!!” Teriak Nanang dari kejauhan. Mbak Yuyun menoleh..
Dan ia pun langsung melambaikan tangannya ketika mengetahui kalau suara itu berasal dari suara Nanang.
Nanang pun mendekat dan keduanya saling berpelukan karena sudah cukup lama tidak bertemu.

"Kamu semakin tinggi dan tegap ya..” kata Mbak Yuyun sambil memperhatikan penampilan Nanang.
"Hehehe Mbak juga makin cantik..” balas Nanang memuji Mbak Yuyun.
"Ah kamu ini bisa saja. Ayo masuk ke dalam..” ajak Mbak Yuyun menuju rumahnya.

Nanang sangat iri dengan rumah Mbak Yuyun yang sudah berdiri kokoh dengan batu bata.
Beda dengan rumahnya yang hanya terbuat dari susunan kayu yang sudah lapuk.

Nanang melihat sebuah foto.. di mana Mbak Yuyun sedang berfoto dengan beberapa murid di sekolah tempat ia mengajar.
Nanang sangat ingin sekali merasakan duduk di bangku sekolahan.

Namun karena keluarganya yang miskin..
ia pun harus rela menjalani hidup tanpa merasakan pendidikan apa pun kecuali pendidikan agama.

"Ada apa gerangan..?? Mau ketemu sama Abah..??”
Tanya Mbak Yuyun sambil menyuguhkan segelas air putih dingin kepada Nanang.

"Sebenarnya aku ingin ketemu sama Mbak. Ada yang ingin aku omongkan..” Jawab Nanang dengan nada serius.
Mbak Yuyun pun merasa kalau saat ini Nanang sedang ada masalah.

"Dari wajahmu aku tau kamu sedang ada masalah. Ceritakan saja..” kata Mbak Yuyun.
Lalu Nanang pun menceritakan semua peristiwa yang ia lihat dan ia dengar.

Mbak Yuyun mendengarkannya dengan seksama. Namun Mbak Yuyun agak sedikit kaget..
ketika mengetahui kalau cerita yang diutarakan Nanang ada hubungannya dengan seks.

Ia juga kaget ketika Nanang mengatakan kalau Pak Eman berhubungan seks dengan Bu Nining.
Mbak Yuyun benar-benar tidak percaya kalau Bu Nining dengan berani melakukan hubungan gelap dengan Pak Eman.

Sementara itu Mbak Yuyun tidak begitu kaget dengan kelakuan Pak Eman.
Ia sudah tau kalau selama ini Pak Eman sering menjalani hubungan gelap dengan banyak wanita desa.
Ia kaget kalau Bu Nining menjadi korban berikutnya.

Nanang tak lupa menceritakan keanehan dalam dirinya..
ketika menyaksikan Pak Eman dan Bu Nining sedang bergumul di atas ranjang.

"Kira-kira keanehan apa yang terjadi padaku, Mbak..?” Tanya Nanang dengan penasaran.
Mbak Yuyun tidak langsung menjawabnya.

Ia bingung harus bagaimana menjawab pertanyaan Nanang.
Sulit baginya untuk menjelaskan apa itu seks kepada orang kampung dan udik seperti Nanang.

Mbak Yuyun kemudian menutup pintu dan jendela rumahnya.
Nanang heran untuk apa Mbak Yuyun menutup semua pintu dan jendela rumahnya.

Lalu Mbak Yuyun mengambil beberapa buku dan juga komputer jinjing alias laptopnya.
Mbak Yuyun sengaja menutup pintu dan jendela agar ia bisa dengan nyaman menjelaskan..
semua pertanyaan yang ingin Nanang ketahui jawabannya.

Ia mulai menjelaskan dengan pengertian seks.
Nanang mendengarkannya dengan seksama melalui buku yang dibacakan oleh Mbak Yuyun.

Dalam buku tersebut terdapat gambar orang yang sedang bercinta dengan pasangannya.
Apa yang tampak digambar tersebut sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Pak Eman dan Ibunya.
Nanang sedikit mengerti dengan penjelasan Mbak Yuyun.

"Jadi intinya seks itu dilakukan demi memuaskan nafsu batin. Kamu mengerti kan..?” Tanya Mbak Yuyun.
"Sedikit sih, Mbak. Apakah seks itu bisa membuat orang menjerit seperti Ibuku..?” Tanya Nanang penasaran.

"Bagi sebagian orang sih begitu. Karena apabila penis dimasukkan ke dalam vagina..
akan menimbulkan gesekan yang menyebabkan rasa nikmat..” jelas Mbak Yuyun.

"Lalu apa yang terjadi padaku ketika aku melihat mereka sedang bercinta..?” Tanya Nanang lagi.
"Itu yang dinamakan libido. Di usia kamu saat ini, hal itu sangat wajar dan seharusnya memang seperti itu..
bila kamu melihat orang yang melakukan seks..” jelas Mbak Yuyun lagi.
"Aku pikir aku akan sakit karena aku merasa seperti disengat listrik..” kata Nanang.

Mbak Yuyun lantas memperlihatkan sebuah adegan porno di laptopnya. Nanang memperhatikannya dengan seksama.
Tubuh Nanang menjadi sangat panas ketika ia melihat si pria sedang asik menggenjot kontolnya di dalam lubang memek si wanita.
Tanpa rasa malu Nanang mengelus kontolnya sendiri dari luar celananya.

Mbak Yuyun sedikit malu melihat tingkah Nanang.. tapi hal itu justru membuat Mbak Yuyun menjadi bergairah.
Mata Mbak Yuyun tidak bisa lepas dari tonjolan besar di balik celana pendeka Nanang.

Ditambah lagi tingkah Nanang yang sibuk meremas kontolnya itu.
Mbak Yuyun menjadi semakin senewen.. hingga lahirlah sebuah 'ide gila' dari pikiran Mbak Yuyun.

"Apa kamu mau diajarin seks..?” Tanya Mbak Yuyun.
"Sama siapa, Mbak..?? Memang ada guru seks di sekitar sini..?” Tanya Nanang dengan polosnya.

"Sama Mbak aja. Mudah-mudahan Mbak bisa ngajarin seks buat kamu.
Hitung-hitung bekal kamu kalau sudah nikah nanti..” kata Mbak Yuyun yang sengaja ingin menjebak Nanang.

Nanang tidak perlu berpikir panjang dan langsung mengiyakan ajakan Mbak Yuyun.
Mbak Yuyun segera merapatkan duduknya dengan Nanang.

Ia menyuruh Nanang untuk terus berkonsentrasi dengan film porno yang masih diputar di laptopnya.
Perlahan Mbak Yuyun memberanikan diri untuk menyentuh tonjolan di balik celana Nanang.

Kesan pertama yang ia dapat adalah.. hmm.. betapa kerasnya tonjolan itu..!!
Mbak Yuyun mengelusnya dan Nanang mulai merasa sesuatu yang nikmat mengalir ke seluruh tubuhnya.

"Coba keluarin kontol kamu..” perintah Mbak Yuyun.
Tanpa canggung Nanang membuka celananya.. dan tanpa malu menunjukan kontolnya dengan bentuk yang sangat luar biasa.

Mbak Yuyun begitu kagum dengan ukuran kontol Nanang..
yang hampir menyerupai kontol pria bule yang sedang melakukan adegan seks di film tersebut.
Hanya saja kontol Nanang berwarna hitam legam dan bulu jembutnya tumbuh semrawut.

Mbak Yuyun berusaha menjaga konsentrasinya agar sifat liarnya tidak keluar.
Sebenarnya Mbak Yuyun adalah wanita binal dan sangat suka akan seks.
Ia sering bermasturbasi demi menuntaskan nafsu batinnya itu.

Ctapp..!! Mbak Yuyun menggenggam kontol Nanang yang keras dan sudah ereksi dengan sempurna.
Ia tidak tahan lagi untuk segera menikmati kontol itu di dalam mulutnya.

Mbak Yuyun membungkukkan badannya.. slrupp.. slrupp.. slurpp ia menjilati batang kontol Nanang.
Nanang sama sekali tidak bereaksi meski ia merasakan nikmat yang amat luar biasa.

Ya tuhan.. betapa besarnya kontol anak muda ini..!
Apakah aku harus menjadi seorang 'lonte' untuk bisa menikmati kontol besar ini..?
Kata Mbak Yuyun dari dalam hati.

CONTIECROTT..!!
----------------------------------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 181 – Si Pejantan Desa

[Part 03] – Pelajaran Pertama..

Mbak Yuyun
semakin berani dengan menjilati batang kontol itu sampai basah.
Clrupp.. slrupp.. slrupp.. clrupp.. clrupp.. Ia menjilatinya seperti menjilati permen lolipop.

Clopp..! Kemudian Mbak Yuyun memasukkan kontol Nanang ke dalam mulutnya.
Ia merasakan mulutnya terasa penuh karena ukuran kontol Nanang yang besar.

“Erghh..!!” Kali ini Nanang mulai bereaksi dengan melenguh pelan. Ia menggoyangkan pantatnya sendiri dengan perlahan.
Lalu Mbak Yuyun memberikan ucapan selamat datang kepada kontol Nanang dengan melakukan deep throat yang hebat.

Mata Mbak Yuyun terbuka lebar karena ia berusaha untuk menelan kontol Nanang sedalam mungkin ke tenggorokannya.
Ahhhh.. betapa Nanang merasakan kehangatan di kontolnya yang belum pernah ia rasakan.

Fokus Nanang masih terhadap film yang ia tonton.
Di film tersebut permainan seksnya semakin panas dan membuat Nanang ikut semakin panas.

"Engghh.. enak sekali, Mbak..” lirih Nanang.
"Kontol kamu besar sekali. Mbak yakin istri kamu nanti bakalan puas dilayani sama kamu..” puji Mbak Yuyun.

Kali ini Mbak Yuyun tidak malu-malu lagi untuk menikmati kontol Nanang.
Ia mengubah dirinya menjadi wanita binal yang haus akan seks.

Ia tidak sabar untuk memasukkan kontol Nanang ke dalam memeknya.
Selama ini hanya sebatang timun atau terong yang mengisi memeknya ketika ia bermasturbasi.

Mbak Yuyun masih menjilati dan mengisap kontol Nanang dengan sesuka hati.
Mbak Yuyun merasa kagum dengan kontol Nanang.

Biasanya seseorang yang baru pertamakali petting atau ngeseks, akan cepat mendapatkan orgasme.
Sedangkan Nanang masih bertahan hingga 20 menit lamanya Mbak Yuyun menikmati kontol Nanang.

"Bukain bajuku..” perintah Mbak Yuyun.
"Aku malu, Mbak..” jawab Nanang.
"Ayo lakukan. Biar kita tuntaskan pelajaran hari ini..” kata Mbak Yuyun.

Nanang lalu membuka kaos putih oblong yang dikenakan Mbak Yuyun. Kemudian ia membuka celana pendek Mbak Yuyun.
Kini Mbak Yuyun hanya tinggal menyisakan BH dan celana dalamnya yang serba putih itu.

Tubuh Mbak Yuyun yang kurus kerempeng bisa dibilang kurang menarik.
Bagian vital tubuhnya terlalu datar dan kurang berisi. Termasuk payudara dan pantatnya yang sangat kecil.

Kemudian Mbak Yuyun membuka BH-nya. Ia menuntun tangan Nanang untuk meremas toketnya itu.
Nanang merasa kalau toket Mbak Yuyun sangat berbeda dengan toket Ibunya.

Toket Ibunya sangat besar sedangkan toket Mbak Yuyun kecil dan datar seperti dada pria.
Mbak Yuyun menyuruh Nanang untuk memilin kedua pentilnya yang imut itu.

Nanang melakukannya dengan penuh kelembutan dan hal itu disukai oleh Mbak Yuyun.
Nanang melihat wajah Mbak Yuyun yang sepertinya sangat menikmatinya.
Ia heran kenapa hanya dengan memilin pentilnya.. Mbak Yuyun bisa jadi keenakan seperti itu.

Saat itu Nanang sama sekali tidak merasakan nikmat apapun.
Ia merasakan nikmat ketika Mbak Yuyun memainkan kontolnya dengan mulutnya tadi.
Ia menduga kalau titik rangsang antara pria dan wanita itu berbeda-beda.

Mbak Yuyun semakin beringas dan ia menarik kepala Nanang untuk mengisap pentilnya itu.
"Isap, Nang. Isap yang kuat seperti kamu netek dengan Ibumu dulu..” perintah Mbak Yuyun.

Nanang hanya mengikuti perintah Mbak Yuyun. Ia mengisap pentil itu dengan kuat dan Mbak Yuyun merasakan kesakitan.
Namun Mbak Yuyun tidak peduli.. karena hal itu justru membuatnya semakin bergairah.

Clrupp.. clrupp.. clrupp.. Nanang mengisap pentil itu silih berganti dan kali ini ia mulai menyukainya.
Pentil Mbak Yuyun terasa kenyal dan keras di mulutnya. Semakin ia isap.. pentil Mbak Yuyun semakin keras.

Mbak Yuyun tak ketinggalan dengan mengocok kontol Nanang dengan cepat.
"Kamu suka kontol kamu aku kocok seperti ini, kan..?” Tanya Mbak Yuyun dengan nakalnya.
"Su.. Suka, Mbak. Aku mau dijilat lagi seperti tadi..” pinta Nanang dengan malu-malu.

Mbak Yuyun menyanggupi permintaan Nanang. Ia kembali memainkan lidahnya untuk menjilati kontol Nanang.
Kali ini Nanang mulai mendesah seperti yang dilakukan oleh Pak Eman.

Tiba-tiba saja Nanang berkhayal sedang dikulum kontolnya oleh Ibunya sendiri.
Ia ingin sekali dijilati kontolnya oleh Ibunya.
Nanang merasakan sesuatu dari dalam kontolnya yang mendesak ingin dikeluarkan.

Nanang berusaha sekuat tenaga untuk menahannya..
namun jilatan dan isapan Mbak Yuyun membuatnya sulit untuk menahannya.

Tapi untunglah Mbak Yuyun segera menyudahinya.
Nanang lega sekali karena benda itu tidak jadi keluar dari kontolnya.

"Waktunya untuk pelajaran utama. Kamu diam saja, biar Mbak yang melayani kamu.
Kalau ada sesuatu yang mau keluar dari kontol kamu langsung dibilang ya..” ujar Mbak Yuyun.

Nanang hanya mengangguk pelan tanda mengerti. Nanang duduk bersender di sofa.
Mbak Yuyun lantas membuka celana dalamnya.. hingga tampaklah memek Mbak Yuyun yang bersih dan mulus.

Mbak Yuyun sangat pintar merawat bentuk dan kebersihan memeknya.
Meski sering bermasturbasi, bibir memek Mbak Yuyun tampak rapat dan menggairahkan.

Lalu Mbak Yuyun naik ke atas pangkuan Nanang.
Ia menggesek-gesekkan ujung kontol Nanang di bibir memeknya agar memeknya basah.

Ia sebenarnya ingin dijilat memeknya oleh Nanang..
Tapi karena waktu sudah semakin siang.. ia takut kedua orangtuanya kembali dari kota.

Lalu dengan perlahan Mbak Yuyun menurunkan pantatnya. Slebb.. clebb.. blesskk..!!
Perlahan tapi pasti kontol Nanang ikut tenggelam di dalam lubang kenikmatan itu.

Nanang mulai tidak nyaman karena rasa nikmat ini lebih hebat dibanding sebelumnya.

Karena sudah tidak tahan.. Jlebb..!!
Mbak Yuyun menurunkan pantatnya dengan kuat dan keduanya pun melenguh nikmat.

"Aaaahhhhhhhhhhhhh..” lenguh keduanya.
"Kamu diam saja ya. Biar Mbak yang entot kontol kamu..” suruh Mbak Yuyun.

Dengan hati-hati.. Mbak Yuyun menggerakkan pantatnya secara perlahan.
Gesekan antara batang kontol Nanang dan dinding memeknya mulai terasa nikmat.

Mbak Yuyun memompa kontol Nanang sambil mengalungkan tangannya di leher Nanang.

"Oooohhhh.. Enakkk sekaliiii.. Ooohhhhh.. Memekkkkk.. Oooooohhhh.. Kontollll.. Aaahhhh..”
Erang Mbak Yuyun penuh penghayatan menikmati tusukan kontol besar Nanang di liang memeknya.

Sementara Nanang berusaha untuk tetap tenang. Khayalan tentang Ibunya pun kembali muncul.
Ia merasakan kalau Ibunya sedang asik menggenjot kontolnya.

Memek Mbak Yuyun begitu rapat.. sehingga gesekan kenikmatan itu sangat terasa.
Kali ini Nanang mulai sedikit aktif dengan memilin pentil Mbak Yuyun.

Mbak Yuyun sendiri semakin bergairah dan ia tidak segan lagi untuk mengerang terus-menerus.
"Nannnggg.. rasakaannn jepitaaannnn memek kuuuuu.. Aaahhhhh.. Aahhhhhh..
Akuuu entottt kamuu Nanggggg.. Aaahhhhh..” desah Mbak Yuyun yang mulai tak karuan.

Nanang agak sedikit kaget dengan binalnya Mbak Yuyun.
Ternyata Mbak Yuyun sama seperti Ibunya yang suka mendesah dengan kata-kata aneh.

Pantat Mbak Yuyun tidak hanya bergerak naik dan turun..
Tetapi juga bergerak memutar dan membuat Nanang semakin terasa nikmat.

Tiba-tiba saja Mbak Yuyun bergerak dengan sangat cepat.
Gerakan nafasnya semakin tidak teratur dan sontak tubuh Mbak Yuyun bergetar hebat.

Nanang juga merasakan adanya cairan panas yang menyemprot kontolnya.
"Enakkk Nanggg.. Akuuu mau entooott kamuuu lagiii niihhhh.. Aahhhh.. Ahhhhh..Oooohhhhh..”
Ceracau Mbak Yuyun makin kalap.

Setelah orgasme itu, Mbak Yuyun tidak berhenti dan kembali menggenjot kontol Nanang dengan lebih cepat.
Kali ini Nanang yang mulai tidak karuan. Ia menarik pentil Mbak Yuyun dengan keras.

Kepalanya ia banting ke kiri dan ke kanan karena ia merasakan orgasmenya akan segera tiba.
"Mbaakkkk.. Aku mauuu pipisss nihhhh.. Aaaahhhhhh..” erang Nanang.

Mendengar hal itu.. Mbak Yuyun mencabut kontol Nanang dari memeknya..
dan kemudian berjongkok sambil mengocok kontol Nanang dengan cepat.

"Keluarkaann Nannggg.. Beriiii akuu pejuhmuuuuuu.. Ooohhhh.. Ooohhh..” erang Mbak Yuyun tak mau kalah.
Dan akhirnya Nanang pun melepas semua rasa nikmatnya yang sudah lama terpendam. Crott.. crott.. crott..!!

Lahar Nanang berhamburan dengan begitu banyak hingga 10 kali semprotan non stop.
Mbak Yuyun kaget.. namun tidak berusaha untuk menghindar. Ia membiarkan sperma Nanang menutupi wajah ayunya itu.

Seketika Nanang pun lemah tak berdaya. Ia melihat wajah Mbak Yuyun yang belepotan spermanya.
Wajah Mbak Yuyun seperti habis diguyur satu ember susu.

"Maafkan aku, Mbak..” kata Nanang yang merasa bersalah karena mengeluarkan cairannya di wajah Mbak Yuyun.
"Kenapa harus minta maaf..?? Ini adalah bagian yang Mbak suka..” kata Mbak Yuyun.

Masih dengan wajah yang belepotan, Mbak Yuyun kembali mengisap kontol Nanang.
Ia tidak ingin sedikit pun kehilangan sisa sperma Nanang.

Nanang sendiri merasa puas dan ia tidak menyangka seks akan senikmat ini.
Pantas saja Pak Eman dan Ibunya sangat suka bercinta.
Lama-kelamaan kontol Nanang mengecil karena sudah tidak berdaya lagi.

Mbak Yuyun menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.
Kemudian ia kembali lagi dengan membawa handuk basah untuk membersihkan kontol Nanang.

"Bagaimana..?? Apa kamu puas..?” Tanya Mbak Yuyun.
"Puas banget Mbak. Kalau begini caranya, aku bisa ketagihan..” jawab Nanang.

"Hehehehe kalau kamu mau lagi, kamu bisa datang ke rumah Mbak.
Kita akan terus melakukan seks sebanyak yang kamu mau..”
kata Mbak Yuyun yang tidak malu lagi untuk bercinta dengan Nanang.

"Iya, Mbak. Aku pasti akan datang lagi. Aku harus segera kembali. Kasihan Ibu sendirian berladang..” kata Nanang.
Kemudian Nanang memakai kembali pakaiannya.

Sebelum pergi, Mbak Yuyun memberikan sebuah ciuman hangat di bibir Nanang.
Mbak Yuyun juga berpesan agar Nanang menjaga rahasia ini dari siapapun.
Nanang mengangguk tanda mengerti dan ia pun kembali mengayuh sepedanya menuju desanya.

Nanang merasa senang sekali karena semua rasa penasarannya telah terjawab.
Ia tidak menyangka kalau seks benar-benar nikmat. Ia bertekad untuk terus memata-matai Ibunya dan juga Pak Eman.

Melihat mereka bercinta justru lebih nikmat. Ia juga ingin sekali merasakan kehangatan tubuh Ibunya.
Ia beruntung bisa memiliki seorang sahabat seperti Mbak Yuyun yang telah mengajarinya tentang seks.

Dalam perjalanan menuju desa, Nanang melintas di depan banyak gadis-gadis desa.
Hal pertama yang dilihatnya justru tubuh mereka dan baru Nanang sadari kalau tubuh satu gadis dengan gadis lainnya berbeda-beda.

Tak hanya para gadis, tubuh para Ibu pun tak luput dari pengamatannya.
Ia baru sadar kalau melihat tubuh wanita justru sangat menyenangkan.

Ia kembali menyesali hidupnya yang tidak berpendidikan.
Seandainya ia berpendidikan, dari dulu ia sudah menikmati hal yang dianggap sebagai surga dunia itu.

Sesaat kemudian Nanang tiba di desanya dan langsung menuju sawahnya.
Ia melihat sang Ibu yang sendirian bekerja di sawah.

"Kenapa lama sekali..?” Tanya Bu Nining.
"Tadi aku kelamaan ngobrol sampai lupa waktu..” jawab Nanang.

"Nanti sore kamu ikut Ibu ke rumah Nyonya Arini ya..” ajak Bu Nining.
"Ngapain..?? Aku tidak mau ke rumahnya..” jawab Nanang ketus.

"Dia mau menawarkanmu pekerjaan. Bayarannya sangat besar dan Ibu mau kamu bekerja untuknya..” jelas Bu Nining.
"Aku tidak mau. Ayah meninggal karena dia telah mempermainkanku. Pokoknya aku tidak mau..” tegas Nanang.

"Ibu juga tidak peduli. Ibu ingin kamu bekerja untuknya dan kamu jangan membantah. Ingat pesan terakhir Ayahmu..”
kata Bu Nining yang kukuh pada pendiriannya.

Ibunya memang benar. Ayahnya berpesan agar Nanang mengikuti seluruh perintah Ibunya dan selalu membuat Ibunya senang.
Akhirnya Nanang memilih mengalah meski hatinya sangat terpaksa untuk melakukan itu.

Ia sangat yakin kalau ia akan dipermainkan seperti dulu. Dan ia juga yakin kalau Ibunya telah termakan hasutan Nyonya Arini.
Semua orang juga tau kalau Nyonya Arini sangat suka mempermainkan warga desa yang miskin.

Pada sore harinya, Nanang dan Ibunya pergi ke rumah Nyonya Arini.
Mereka sudah berpakaian rapi dan bersih sebagai syarat apabila ingin bertemu dengan Nyonya Arini.

Ternyata kedatangan mereka sudah ditunggu oleh Nyonya Arini.
Ia sedang asik duduk santai di teras rumahnya sambil menyalakan sebatang rokok.

Wanita setengah baya tersebut adalah seorang janda dan semua kekayaannya itu berasal dari suaminya.
Penampilannya selalu berlebihan.. bahkan hanya untuk di rumah.
Ia suka mengenakan dan memamerkan segala perhiasan yang mahal.

Nyonya Arini juga tidak takut dicelakakan oleh orang lain karena selalu ada pengawalnya yang setia untuk mendampinginya.
Banyak warga desa yang berusaha untuk mencelakakannya, namun semua usaha itu berhasil digagalkan.

Nanang sendiri pernah mencoba untuk balas dendam dengan melempar sebuah batu berukuran sedang ke arah Nyonya Arini..
namun dengan sigap para pengawal Nyonya Arini selalu menggagalkannya.

"Selamat sore Nyonya Arini..” sapa keduanya sambil membungkukkan tubuhnya.
"Sore. Silakan masuk..” ajak Nyonya Arini ke dalam rumahnya.

Nanang dan Ibunya sedikit kaget karena mereka diajak untuk masuk ke dalam rumahnya.
Biasanya Nyonya Arini hanya memperbolehkan tamunya untuk berada di halaman depan rumahnya saja.

Nyonya Arini mempersilakan mereka untuk duduk di sofanya yang mahal.
Namun Ibu Nining menolak dan memilih untuk duduk di lantai.

"Apa kamu tau tujuanmu datang ke sini..?” Tanya Nyonya Arini kepada Nanang.
"Sudah Nyonya..” jawab Nanang tanpa melihat ke arah wajah Nyonya Arini.

"Baguslah kalau begitu. Aku ingin kamu bekerja untukku dan aku akan membayarmu mahal..” kata Nyonya Arini.
Telinga Ibu Nining begitu tajam ketika ia mendengar kalau Nanang akan mendapat bayaran yang mahal.

"Apa pekerjaan yang Nyonya tawarkan..?? Mencari kayu bakar seperti dulu..?”
Tanya Nanang dengan nada menantang.

Hal itu membuat Nyonya Arini menjadi tidak senang..
tapi ia berusaha untuk tetap tenang karena ia ingin Nanang bekerja untuknya.
"Bersikaplah yang sopan di depan Nyonya Arini..” bisik Ibu Nining yang merasa marah karena kelakuan anaknya itu.

"Aku ingin kamu menjadi pengawalku. Lebih spesifik, aku ingin kamu menjadi tangan kananku..”
kata Nyonya Arini dengan tenangnya. Ia berusaha untuk tidak terpancing emosi.

"Apa syaratnya..?” Tanya Nanang lagi dan kali ini ia lebih berani menatap wajah Nyonya Arini.
"Syaratnya sangat gampang. Aku tau kamu jago bela diri dan kamu harus siap melayaniku..
kapan pun dan di manapun. Itu saja..” kata Nyonya Arini sambil mengisap rokoknya dalam-dalam.

Nanang pun langsung menerima tawaran Nyonya Arini. Ia tidak takut dengan semua permainan Nyonya Arini..
asalkan Nyonya Arini berkata jujur soal bayaran mahal yang akan ia terima.

Lalu Nyonya Arini menyuruh asistennya untuk memberikan uang 5 juta kepada Ibu Nining..
sebagai uang terimakasih karena telah membujuk Nanang untuk bekerja dengannya.

Sebenarnya Nyonya Arini bersungguh-sungguh untuk memperkerjakan Nanang.
Ia kagum dengan kemampuan bela diri Nanang..
yang pernah ia tunjukkan di perlombaan bela diri antar desa beberapa bulan yang lalu.
Ia merasa kemampuan Nanang akan sangat berguna untuknya dan keselamatannya.

Kemudian Nyonya Arini memanggil dua pengawalnya yang bertubuh besar dan kekar.
Keduanya adalah pengawal terhebat yang dimiliki oleh Nyonya Arini.

"Aku ingin melihat kemampuanmu bertarung dan aku mau kamu melawan mereka berdua..
Bila kamu berhasil, aku akan menambahkan uang sebagai imbalannya..” tantang Nyonya Arini.

"Maaf, aku tidak mau. Bela diri bukan untuk dipamerkan, melainkan untuk menjaga diri..”
tolak Nanang dan Bu Nining pun langsung menjewer telinga Nanang.

"Dasar bodoh, kamu harus menerima tawaran itu. Ingat, uang itu bisa untuk memperbaiki rumah kita..” kata Bu Nining.
Dan sekali lagi Nanang pun harus mengalah demi permintaan sang Ibu.

Nanang menerima tawaran tersebut dan Nyonya Arini mengajak mereka menuju halaman belakang rumahnya.
Di halaman belakang rumahnya akan menjadi arena pertarungan antara Nanang dan kedua pengawal terhebatnya.

Nanang sama sekali tidak takut dengan mereka berdua.
Dia ingat akan pesan Ayahnya yang mengatakan kalau bentuk tubuh bukan menjadi alasan untuk ditakuti.

Kedua pengawal itu langsung memasang kuda-kuda untuk menyerang..
sementara Nanang hanya berdiri tegak karena ia tidak ingin langsung menyerang keduanya.

Lalu pengawal Nyonya Arini yang berambut cepak langsung melayangkan sebuah pukulan keras dan mengarah ke perut Nanang.
Dengan cekatan Nanang berhasil menghindarinya.

Nanang berhasil membaca gerakan pukulan itu dengan sangat cepat.
Yang ia butuhkan hanyalah ketenangan karena ia tau itulah cara untuk mengalahkan kedua pria berbadan besar itu.

Lalu si pengawal berkepala botak ikut melayangkan pukulan keras dan kali ini mengarah tepat menuju wajah Nanang.
Nanang hanya tersenyum melihat pukulan itu hanya tinggal beberapa centi saja di depan wajahnya.
Namun Nanang berhasil menahan pukulan itu dengan tangan kirinya.

Lalu dengan sekuat tenaga, Nanang membalas pukulan itu dengan memukul bagian perut si pengawal berkepala botak itu.
Hanya dengan sekali pukul, Nanang berhasil membuat si pengawal itu tersungkur kesakitan.
Ternyata tubuh besar si pengawal tak berarti apa-apa baginya.

Melihat temannya tersungkur, si pengawal berkepala cepak pun menyerang Nanang dengan membabi buta.
Ia melayangkan pukulan dan tendangan, namun Nanang berhasil menghindar.
Dan dengan pukulan yang sama di bagian perut, Nanang berhasil menjatuhkan si pengawal itu.

Ia menjerit kesakitan di bagian perut. Nyonya Arini yang menyaksikan hal itu begitu kagum dengan aksi Nanang.
Ia pun memberikan tepuk tangan yang luar biasa untuk Nanang karena berhasil mengalahkan dua pengawal terhebatnya.

Ibu Nining juga bangga dengan aksi anaknya itu. "Luar Biasa..! Selama ini aku telah salah melihatmu.
Ternyata dirimu cukup berbakat dan akan berguna untukku..” puji Nyonya Arini dengan bangganya.

Nanang memilih bersikap rendah hati ketimbang besar kepala.
Bagaimana pun juga ia harus tetap waspada karena bisa saja Nyonya Arini sedang mempermainkannya.

Sesuai dengan janjinya, Nyonya Arini memberikan uang tambahan kepada Bu Nining.
Bu Nining terlihat gembira sekali karena ia bisa mendapatkan uang yang sangat banyak.

Ia lantas menghampiri Nanang dan memeluknya.
Ia bangga sekali dengan keahlian Nanang yang bisa membuat kehidupan mereka lebih baik lagi.

CONTIECROTT..!!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Bimabet
------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 181 – Si Pejantan Desa

[Part 04] – Jadi Petugas Jaga..?

"Kamu bisa bekerja mulai besok.
Aku tunggu jam 8 pagi dan jangan sampai terlambat..” kata Nyonya Arini.
Tak lama berselang Nanang dan Bu Nining kembali ke rumah mereka.

Sepanjang perjalanan Bu Nining tidak bisa berhenti memperhatikan banyaknya uang yang saat ini sedang digenggamnya.
Ia mulai berkhayal banyak hal dengan uang itu. Ia ingin sekali memperbaiki rumahnya dan membeli sebidang sawah..
serta membeli beberapa alat elektronik yang selama ini belum ia miliki.

Nanang juga sedikit lega karena kali ini Nyonya Arini tidak mempermainkannya dan juga Ibunya.
Kemudian Pak Eman melintas dengan sepeda motornya. Ia menghentikan motornya dan menyapa mereka berdua.

"Hei, Ning, kamu tidak lupa dengan acara nanti malam, kan..??”
Kata Pak Eman sambil mengerlingkan matanya kepada Bu Nining.
Pak Eman memberikan sebuah kode rahasia kepada Bu Nining.

"Oh, iya, aku lupa dengan undangan itu. Kalau gitu kita pergi sekarang saja, mumpung belum terlalu malam..”
ucap Bu Nining dengan ikut mengerlingkan matanya kepada Pak Eman.

Sebenarnya Pak Eman ingin mengajak Bu Nining ke rumahnya.
Apalagi kalau bukan untuk menuntaskan nafsu syahwat mereka yang tidak akan pernah ada habisnya.

"Emang Ibu mau ke mana..?” Tanya Nanang pura-pura tidak tahu.
Ia sudah tau kalau keduanya ingin melakukan sesuatu dari gelagat aneh yang mereka tunjukkan.

"Kemarin si Yuyun ngundang syukuran di rumahnya. Hampir saja Ibu lupa..” jawab Bu Nining berbohong.
Nanang tersenyum di dalam hatinya. Ia tidak menyangka kalau Ibunya akan berani berbohong kepadanya.

"Kalau gitu aku boleh ikut kan..?” Tanya Nanang sambil merengek.
"Jangan ikut. Kamu kan besok harus kerja di tempat Nyonya Arini. Lebih baik kamu istirahat saja..”
Kata Bu Nining mencoba menahan keinginan Nanang.
"Baiklah kalau gitu. Hati-hati ya, Bu..” balas Nanang pura-pura tdak tau.

Bu Nining lantas naik ke atas sepeda motor Pak Eman. Ia merangkul mesra pinggang Pak Eman.
Keduanya pun langsung pergi meninggalkan Nanang seorang diri di tengah jalan.

Tentu saja Nanang memilih untuk mengikuti mereka daripada pulang ke rumah.
Kini ia sudah tergiur untuk terus mengintip pergumulan Ibunya dan Pak Eman.

Dengan santainya ia menuju rumah Pak Eman yang tidak jauh dari tempatnya berada saat itu.
Dan benar saja, sepeda motor Pak Eman terparkir di depan pintu rumahnya.

Nanang melihat jendela kamar Pak Eman terbuka lebar dan terang benderang.
Pasti keduanya berada di kamar Pak Eman saat ini. Ia pun berjalan perlahan menuju rumah Pak Eman.

Ia melihat sandal Ibunya tergeletak di teras rumah Pak Eman.
Ia mendengar suara Pak Eman dan Ibunya di kamar itu. Ia membungkukkan sedikit tubuhnya agar tidak terlihat.

Lalu ia angkat sedikit kepalanya dan melihat ke dalam kamar itu.
Ia melihat Pak Eman dan Ibunya sedang berbaring mesra di atas kasur Pak Eman.

Ia sedikit kaget ketika melihat Ibunya sedang mengisap sebatang rokok bersama Pak Eman.
Ia tidak habis pikir dengan Ibunya yang selama ini ia kenal berkelakuan baik..
ternyata sudah berubah menjadi wanita yang nakal.

"Gimana..?? Si Nanang diterima kerja, kan..?” Tanya Pak Eman sambil mengisap rokoknya.
"Tentu saja diterima. Bahkan Nyonya Arini sangat terkesan dengan Nanang. Aku saja sampai dikasih duit sebanyak ini..”
Kata Bu Nining sambil menunjukkan uang yang ia dapat dari Nyonya Arini.

"Wah, banyak sekali uangmu. Kamu bisa membeli apa pun dengan uang sebanyak itu..”
kata Pak Eman yang ikut senang dengan kebahagiaan Bu Nining.

"Pastinya. Ini aku beri sedikit uang yang aku dapat untuk Mas Eman. Hitung-hitung sebagai ucapan terimakasih..
karena Mas Eman telah membantuku..” kata Bu Nining sambil memberikan uang sejumlah lima ratus ribu kepada Pak Eman.

"Tidak usah. Saat ini aku tidak butuh uang..” tolak Pak Eman dengan sopan.
"Lalu..?? Apa yang Mas Eman butuhkan saat ini..?” Tanya Bu Nining sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Pak Eman.

Pak Eman mematikan rokoknya dan rokok Bu Nining. Ia mencium bibir Bu Nining dengan penuh nafsu.
Keduanya telah memulai malam yang penuh kehangatan. Kali ini Bu Nining yang lebih agresif ketimbang Pak Eman.

Dengan tergesa-gesa ia mengeluarkan kontol Pak Eman dari dalam celananya.
Pak Eman sangat senang dengan keagresifan Bu Nining. Ia ingin Bu Nining tampil lebih binal lagi.
Bu Nining mengocok kontol Pak Emang dengan penuh nafsu.

Pak Eman pun tak mau kalah dengan membuka kemeja Bu Nining.
Tanpa segan ia mengeluarkan kedua toket Bu Nining dan langsung melahapnya.

Kedua manusia paruh baya itu kini sudah tenggelam ke dalam nafsu mereka.
Desahan dan erangan mulai terdengar dari mulut mereka.
Pak Eman begitu bernafsu mengisap kedua pentil Bu Nining yang besar itu.

Nanang melihat pergumulan itu dengan mata yang tak berkedip. Ia ingin sekali bergabung dengan keduanya.
Ia mengeluarkan kontolnya dan mulai mengelusnya sambil terus melihat pemandangan nikmat yang tersaji di depan matanya.

Bu Nining dan Pak Eman saling berguling satu sama lain.
Terkadang Pak Eman yang berada di atas dan terkadang Bu Nining yang berada di atas.

Kemudian Pak Eman menarik kepala Bu Nining untuk melahap kontolnya dengan mulutnya.
Dengan senang hati Bu Nining melahap kontol besar Pak Eman.

Ukurannya memang tidak sebanding dengan punya Nanang yang lebih besar.
Tapi dengan ukuran segitu, Bu Nining sudah cukup puas.

Kepala Bu Nining maju mundur sambil mengisap kontol Pak Eman.
Ia peras kontol Pak Eman agar tak kehilangan setetes pun cairan pelumas milik Pak Eman.

Wajah Pak Eman terkadang meringis kesakitan karena isapan yang kuat dari mulut Bu Nining.
Sesekali Pak Eman berusaha untuk memasukkan seluruh kontolnya ke dalam mulut Bu Nining..
hingga Bu Nining terbatuk-batuk dan hampir muntah.

"Jilat memekku Mas..” pinta Bu Nining sambil mengangkat roknya.
Terlihat Bu Nining mengenakan celana dalam G-String yang diberikan Pak Eman waktu itu.

"Waw.. Ini yang aku suka. Celana dalam itu membuatmu semakin seksi sayang..”
puji Pak Eman dengan mata berbinar melihat pemandangan indah di depannya.

Pak Eman segera membuka celana dalam Bu Nining. Ia menggesek memek Bu Nining dengan celana dalam itu.
Cairan bening milik Bu Nining menempel di celana dalam itu.

Lalu Pak Eman memasukkan celana dalam itu ke dalam mulut Bu Nining.
Bu Nining mengisapnya dan menjilatinya dengan penuh nafsu. Ia tidak segan untuk menjilati cairannya sendiri.

Kemudian Pak Eman mengambil posisi di antara kaki Bu Nining.
Ia menghirup aroma memek Bu Nining yang begitu wangi untuk ukuran orang desa.

Slrupp.. ia menjulurkan lidahnya dan menjilati bagian klitoris Bu Nining yang menonjol. Tubuh Bu Nining bergetar seketika.
Kemudian dengan penuh kenikmatan, Pak Eman menjilati seluruh memek Bu Nining.
Cairan beningnya semakin banyak keluar membanjiri lidahnya.

Cleckk.. cleckk.. Ia memasukkan dua jarinya ke dalam lubang memek Bu Nining.
Lalu ia menggerakkannya keluar masuk hingga terdengar suara cipratan air.

Bu Nining begitu menikmati sapuan lidah Pak Eman di memeknya.
"Ooohhhh.. Makan Memek ku Masss.. Aaahhhhh jilat itilkuuu lagiiii.. Aaahhhhh..” erang Bu Nining.

Pak Eman semakin bersemangat dan dengan sekuat tenaga ia menjilati klitoris Bu Nining..
sambil menusuku memek Bu Nining dengan cepat.

Tiba-tiba Bu Nining merasakan geli yang amat sangat di klitorisnya.
Saking gelinya, ia merasakan air kencingnya sudah hampir keluar dari memeknya.

"Berhenti dulu Mas. Aku mau pipis dulu..” kata Bu Nining.
Namun Pak Eman tidak mempedulikannya dan terus menjilati memek Bu Nining.

Bu Nining berusaha sekuat tenaga untuk menahan kencingnya. "Udahan dulu. Aku sudah tidak tahan nih..”
kata Bu Nining yang berusaha mendorong kepala Pak Eman menjauh dari memeknya.

"Keluarkan saja, Ning. Aku akan menikmati kencingmu itu..” balas Pak Eman..
dan ia pun semakin buas menjilati memek Bu Nining.

Akhirnya Bu Nining tidak sanggup lagi menahan kencingnya. Ia biarkan air kencingnya mengucur deras dari lubang kencingnya.
Pak Eman terlihat senang sekali diguyur wajahnya oleh Air kencing Bu Nining yang berwarna sedikit kekuningan itu.

Tanpa rasa jijik sedikitpun, ia biarkan sedikit air kencing Bu Nining masuk ke dalam mulutnya dan menelannya.
Rasanya yang pahit tidak menyurutkan niat Pak Eman untuk menelan air kencing itu.

Setelah air kencingnya selesai mengucur, Pak Eman kembali menjilati memek Bu Nining.
Pak Eman sudah diselimuti oleh nafsu setan yang membuatnya tidak peduli akan rasa jijik dan kotor.

"Udah dulu jilatnya. Sini aku bersihkan dulu wajahnya..” kata Bu Nining.
Bu Nining membersihkan wajah Pak Eman dengan celana dalamnya sendiri hingga kering.

Setelah itu giliran Pak Eman yang merasa ingin kencing.
Pak Eman meminta Bu Nining untuk mencicipi sedikit air kencingnya. Bu Nining menolaknya karena itu sangat menjijikkan.
Ia bersedia untuk meminum sperma Pak Eman dibanding mencicipi air kencing Pak Eman.

Namun Pak Eman tidak menyerah dan terus memaksa Bu Nining.
Akhirnya Bu Nining pun mengalah dan bersedia dikencingi oleh Pak Eman.

Nanang yang mendengar hal itu menjadi tidak sabar untuk melihat Ibunya dikencingi oleh Pak Eman.
Melihat Ibunya kencing tadi membuat Nanang semakin panas dan ia bersedia untuk dikencingi oleh Ibunya.

Bu Nining duduk atas lantai sambil membuka mulutnya lebar-lebar.
Pak Eman mengarahkan kontolnya tepat di mulut Bu Nining. Lalu air kencing Pak Eman keluar tanpa hambatan.

Air kencingnya tertampung di mulut Bu Nining dan sebagian lagi ia arahkan ke tubuh Bu Nining.
"Ayo telan..” perintah Pak Eman.

Glug.. glug.. Bu Nining menelannya secara perlahan dan ia pun memuntahkannya lagi.
Rasa pahit itu membuat Bu Nining kesulitan untuk menelannya.
Pak Eman hanya tertawa melihat Bu Nining yang terbatuk-batuk.

"Aku tidak mau lagi meminum air kencing..” kata Bu Nining.
"Hahaha baiklah. Ayo kita ngentot. Kontolku sudah tidak tahan dijepit oleh memek mu..” ajak Pak Eman.

Bu Nining meminta posisi WOT kali ini. Pak Eman memilih untuk berbaring di lantai..
karena kasurnya sudah terlampau basah oleh air kencing Bu Nining.

Bu Eman menjilati kontol Pak Eman sebelum memasukkannya ke dalam lubang kenikmatannya.
Sleeppp.. Bu Nining memasukkannya secara perlahan hingga amblas seluruhnya.

Bu Nining lalu bergerak naik turun dengan tempo sedang. Toketnya ikut bergerak naik turun dan diremas mesra oleh Pak Eman.
"Kenapa memekmu terasa begitu nikmat..?” Tanya Pak Eman sambil merasakan genjotan Bu Nining.
"Mungkin karena memekku dientot terus sama Mas Eman makanya terasa nikmat..” jawab Bu Nining nakal.

Sementara itu Nanang masih sibuk mengintip dari luar jendela. Ia berkhayal sedang menggantikan posisi Pak Eman.
Ia begitu iri dengan Pak Eman yang hampir setiap hari merasakan tubuh Ibunya.

Di tengah pergumulan birahi itu.. secara tidak sengaja Bu Nining melihat wajah Nanang dari luar jendela.
Saat itu kepala Nanang terlalu ke atas.. sehingga bisa terlihat jelas dari jendela.
Bu Nining sontak kaget dan segera menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Ada apa, Ning..?” Tanya Pak Eman yang ikut kaget.
"Aku melihat wajah Nanang dari jendela itu..” jawab Bu Nining ketakutan.

"Tidak mungkin. Dia kan sedang beristirahat di rumah..” kata Pak Eman.
"Aku yakin itu pasti Nanang. Coba Mas Eman periksa di luar..” suruh Bu Nining yang sangat khawatir sekali.
Pak Eman lalu memeriksa ke luar jendela. Ia tidak melihat apa pun kecuali langit malam yang sangat gelap.

Sementara Nanang sendiri berhasil bersembunyi di balik kandang ayam..
yang letaknya berada tepat di depan jendela kamar Pak Eman.

Karena gelap, Pak Eman jadi tidak melihat apa pun di luar sana.
"Tidak ada apa-apa, Ning. Mungkin itu hanya halusinasi kamu saja..” kata Pak Eman.
"Mudah-mudahan saja, Mas. Aku benar-benar kaget sekali..” kata Bu Nining.

"Sudahlah. Ayo kita ngentot lagi. Kontolku masih belum puas nih..”
kata Pak Eman sambil menunjukan kontolnya yang tegang di depan mata Bu Nining.
Lalu kedua orang itu melanjutkan kembali pergumulan itu.

Nanang yang masih sedikit syok memilih untuk pulang ke rumah. Ia juga kaget dan hampir saja ketahuan oleh Ibunya.
Padahal bila ketahuan, seharusnya yang malu itu adalah Ibunya, bukan Nanang.
-----oOo-----

Pada keesokan harinya.. Nanang telah siap memulai hari bekerja di rumah Nyonya Arini.
Belum jelas apa sebenarnya tugas yang diberikan oleh Nyonya Arini kepadanya.
Yang penting ia hanya perlu bekerja sungguh-sungguh demi menyenangkan hati Nyonya Arini.

Ia berpakaian rapi alakadarnya karena ia tidak memiliki pakaian yang bagus.
Lalu ia langsung menuju rumah Nyonya Arini sebelum jam 8 pagi.
Nyonya Arini sudah menunggu kehadirannya di depan rumahnya.

"Selamat pagi Nyonya Arini..” sapa Nanang sambil membungkukkan tubuhnya.
"Pagi. Aku suka kamu datang tepat waktu. Silakan masuk dulu.
Ada beberapa hal yang harus aku sampaikan padamu..” kata Nyonya Arini.

Nyonya Arini mempersilakan Nanang untuk masuk ke dalam rumahnya.
Nyonya Arini ingin menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan tugas Nanang dan fasilitas yang akan diberikan untuknya.

Yang pertama, Nanang harus selalu siap siaga 24 jam untuk melayani Nyonya Arini dan tidak boleh menolak dengan alasan apapun.
Nyonya Arini memberikan Nanang sebuah handphone dan ia tak lupa mengajarkan Nanang cara untuk mengoperasikannya.

Yang kedua, Nanang harus menjalankan dan mengikuti semua perintah Nyonya Arini dan tidak boleh membantah.
Yang ketiga, Nanang harus selalu berpakaian rapi bila sedang bekerja.

Nyonya Arini memberikannya beberapa pakaian baru karena ia tidak suka melihat penampilan Nanang sekarang ini.
Meski sudah rapi.. tetap saja kesan jorok dan kumuhnya masih terlihat.

Yang keempat.. Nanang akan diberikan sebuah kamar tidur sebagai tempat untuk beristirahat.
Nyonya Arini menganjurkan Nanang untuk menetap di rumahnya dan sesekali saja pulang ke rumah.

Untuk yang satu ini, Nanang memilih untuk menolak karena ia merasa kasihan dengan Ibunya yang tinggal seorang diri.
Nyonya Arini juga memberikan Nanang sebuah sepeda motor sebagai kendaraan sehari-hari..
agar Nanang bisa tiba di rumah Nyonya Arini tepat waktu.

Kemudian sebagai bagian terakhirnya.. Nanang disuruh untuk menandatangani sebuah surat..
berisi semua kesepakatan yang telah diutarakan oleh Nyonya Arini tadi.

Bila Nanang melanggarnya, maka Nanang harus mengganti semua fasilitas dan pemberian dari Nyonya Arini.
Di kertas tersebut juga tertulis jumlah gaji yang diterima Nanang setiap bulannya.

Nanang begitu kaget dengan jumlah uang yang ia terima setiap bulannya. Jumlah itu terlalu banyak baginya.
Ia berharap kali ini Nyonya Arini benar-benar jujur dengan apa yang tertulis di kertas tersebut.

"Selamat bekerja..” kata Nyonya Arini sambil bersalaman dengan Nanang.
Tugas pertama yang harus dilakukan Nanang adalah belajar mengemudikan mobil.

Nyonya Arini ingin Nanang merangkap profesi sebagai pengawal dan supir pribadinya.
Ia juga berencana untuk menjadikan Nanang sebagai satu-satunya pengawalnya.

Nyonya Arini sendiri sedikit risih dengan banyaknya pengawal yang berada di sekitarnya.
Ia pun memilih untuk memberhentikan beberapa orang yang selama ini menjadi pengikutnya demi menekan anggaran pengeluaran.

Setelah belajar mengemudi mobil, Nanang dilatih untuk disiplin dalam bekerja.
Nyonya Arini tidak suka dengan orang yang lalai dalam bekerja.

Setelah semua itu selesai dilakukan, barulah Nyonya Arini mengajak Nanang untuk melakukan tugas lapangan pertamanya.
Nyonya Arini mengajak Nanang pergi ke sebuah rumah yang letaknya cukup terpencil dan berada di pinggiran desa.

Maksud kedatangan Nyonya Arini adalah untuk menagih utang kepada keluarga petani miskin yang tinggal di rumah itu.
Sudah tiga bulan lamanya mereka menunggak utang tersebut. Nyonya Arini memilih untuk pergi berdua saja dengan Nanang.

Setibanya di rumah itu, seluruh penghuni rumah tersebut tampak ketakutan melihat kedatangan Nyonya Arini.
"Bayar utang kalian..!” Bentak Nyonya Arini.
"Beri kami sedikit waktu lagi Nyonya. Kami belum ada uang..” kata si Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga di rumah tersebut.

"Kalian pikir aku ini bisa terus bersabar.
Cepat bayar atau aku suruh pengawalku ini untuk mengacak-acak rumah kalian..” ancam Nyonya Arini.

Si Ibu tersebut akhirnya memberikan sedikit uang kepada Nyonya Arini.
Namun uang tersebut belumlah cukup untuk bisa membayar utang mereka.

Nyonya Arini menjadi marah besar dan memerintahkan Nanang untuk mengacak-acak rumah keluarga itu..
kemudian mengambil barang berharga yang bisa dibawa.

Nanang hanya berdiri kaku karena ia tidak ingin melakukannya. Kini ia menyesal telah bekerja di rumah Nyonya Arini.
Ia pikir tugasnya hanya sekedar melindungi Nyonya Arini.
Ternyata ia harus menjadi seorang eksekutor bagi orang-orang yang tidak membayar utang kepada Nyonya Arini.

"Kenapa kamu diam saja..?? Cepat masuk ke dalam dan cari barang berharga mereka..!!”
Bentak Nyonya Arini yang sudah tidak mampu lagi menahan emosinya.

Mau tak mau Nanang pun menjalankan perintah Nyonya Arini.
Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum masuk ke dalam rumah tersebut.

Ia berusaha untuk mengubah dirinya menjadi orang jahat.
Lalu dengan langkah berani.. Nanang mengobrak-abrik seluruh isi rumah.
Ia mencari barang berharga yang bisa dijadikan tebusan untuk membayar utang.

CONTIECROTT..!!
---------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd