Next on Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. Cerita 61 – Pemuas Nafsu Tetangga
Kali ini aku kembali berada di bawah.. sementara Cakra menggenjotku dari atas sambil mengamati wajahku yang terlihat memerah karena keenakan.
Aku merasa malu sekali dipandangi dalam keadaan seperti itu.
Tapi aku sudah tidak peduli lagi. Aku hampir keluar.. dan Cakra masih terus menggenjotku.
“Lebih cepat lagi, Mas.. lebih cepat lagi..” ujarku, lirih.. dan nyaris tak mau kudengar sendiri.
“Tolong nanti.. aahh.. dikeluarin di luar, Mashh..” lanjutku lagi terbata menahan gairah.
Tak disangka.. Cakra malah memperlambat genjotannya. Hal ini membuatku blingsatan.
“Ayo Mas, dicepetin lagi..” aku menatap Cakra dengan pandangan sayu sambil memohon kepadanya, sungguh aku benar-benar merendahkan harga diriku sendiri.
“Aku mau ngeluarin di dalem. Boleh, kan..? Aku mau menghamili kamu..” kata Cakra sambil menyeringai.
Aku tersentak kaget. Ucapannya benar-benar kurang ajar.
“Jangan, Mas.. Aku mohon, keluarin di luar aja..” ucapku sambil berusaha menggoyang-goyangkan pinggulku sendiri.. sebab genjotan Cakra menjadi sangat lambat dan semakin melambat.
Cakra diam saja.. lalu benar-benar menghentikan genjotannya.
“Mas, ayo mas.. plis..” aku benar-benar memohon kepadanya supaya dia melanjutkan genjotannya. Seperti ada sesuatu yang mau meledak di dalam vaginaku.. tapi tertahan sehingga membuatku gelisah.
Cakra masih diam. Aku sudah tidak tahan lagi.. lalu berkata dengan lirih dan pasrah kepadanya..
“Ya udah Mas, keluarin di dalem..”
“Apanya..? Ngomong yang jelas..!” Seru Cakra memaksa.
“Keluarin di dalem aja supaya aku hamil..! Mas Cakra boleh menghamiliku..! Ayo Mas, hamili aku..!” Jeritku setengah berteriak..
Splass..! Aku kaget mendengar ucapanku sendiri. Rupanya aku benar-benar sudah dikuasai nafsu.. sehingga mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh itu.. ahh.. betapa murahannya aku menyadari diriku menjadi seperti ini.
Cakra tersenyum penuh kemenangan, lalu kembali menggenjotku.
Kembali aku mendesah-desah tak karuan. Tanganku menggapai-gapai benda apa pun yang bisa kugenggam.
“Sedikit lagi.. sedikit lagi.. ayoo..!!” Aku terus menyerocos. Aku mulai mendekati puncak kenikmatan. Belum pernah aku merasakan proses yang demikian hebat itu, sebab selama ini Mas Hendra tidak mampu mengimbangiku.
Sepertinya Cakra juga mau keluar. Ia memelukku dari atas, lalu melumat bibirku.
Aku membalas ciumannya dengan panas. Aku pun memeluk punggungnya dengan erat.
Dadaku menempel dengan erat di dadanya yang kekar.
Cakra semakin mempercepat genjotannya. Desahanku semakin keras, tapi tidak terdengar jelas karena bibirku sedang dilumat oleh Cakra.
Beberapa detik kemudian.. “AAAaaahhhh..!!!” Aku menjerit sambil membusungkan dada.
Tubuhku melengkung ke atas. Pangkal pahaku bergetar hebat. Jari-jari tanganku mencengkeram punggung Cakra dengan kuat.
Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan yang belum pernah aku rasakan.
Aku benar-benar terbang ke puncak kenikmatan dunia.
Tubuh Cakra juga terasa bergetar. Rupanya kami orgasme bersama-bersama. Crott.. crott.. crott..crott..!
(. ) ( .)
--------------------------------------------------------
Tapi harap bersabar..
Masih dalam proses editing..