Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------

Cerita 82 – BinOr Lain Tetangga Kontrakanku

Mbak Siti

1. First Time


Setelah kejadian dengan mbak Yanti dan mpok Is pembantuku.. aku mulai memperhatikan tetangga-tetanggaku..
Siapa tau aku beruntung dapat mencicipi tubuh tetanggaku yang lainnya. Hehe..

Nah.. selain rumah mbak Yanti yang bersebelahan dengan rumahku.. posisi rumah mbak Yanti berada di sebelah kiri rumahku..
sementara yang bersebelahan denganku di sebelah kanan adalah pasangan suami-istri juga.

Hanya saja mungkin agak susah dengan tetanggaku yang satu ini.. karena kulihat istrinya ini mengenakan jilbab.
Sehari-harinya kalau kebetulan aku melihatnya saat pulang kerja..
ataupun pagi hari saat aku berangkat kerja.. dia selalu mengenakan pakaian tertutup.

Tapi aku tau.. di balik pakaiannya yang selalu tertutup itu dia memiliki tubuh yang aduhai.
Wajahnya pun manis.. tidak bosan untuk dipandangi.

Kadang di kalau sore hari.. saat dia menunggu kepulangan suaminya dan sedang mengobrol dengan tetangga lainnya..
aku perhatikan lekuk tubuhnya yang tercetak ketika ia mengenakan celana jins dan kaos ketat berlengan panjang.

Ughh.! Tonjolan di dadanya terlihat membusung.. sungguh membuat penasaran orang yang melihatnya.
Aku hanya bisa memperhatikan lekuk tubuhnya itu dari balik jendelaku saja..

Tanpa dikomandoi kemaluankupun menggeliat melihat lekuk tubuhnya yang padat itu.
Aku jadi berpikir keras bagaimana caranya aku dapat melihat tubuhnya tanpa penghalang satupun.

Pemandangan tadi sore membuatku tidak dapat memejamkan mataku..
bentuk tubuh yang menggairahkan tetangga sebelahku itu telah membangkitkan hasrat kelelakianku.

Sebelum-sebelumnya belum pernah aku perhatikan tetangga sebelahku itu..
tetapi setelah kejadian dengan mbak Yanti dan mpok Is.. aku jadi kepingin merasakan tubuh tetanggaku yang sintal dan padat itu.

Ditambah lagi dia selalu mengenakan pakaian-pakaian yang tertutup.. sedikitpun tidak ada yang terbuka..
sehingga membuatku makin penasaran ingin melihat tubuhnya dalam kondisi telanjang.

Saat ini aku hanya bisa membayangkan saja lekuk-lekuk tubuhnya itu..
sambil mengira-ngira bentuk payudaranya dan lembah kenikmatannya.. kemaluanku menggeliat.

Tengah asyik-asyiknya aku mengkhayalkan tubuh tetanggaku yang menggairahkan itu.. kudengar bunyi ketukan di pintu belakangku.
Bunyi ketukannya sangat halus sekali.. untung aku sedang berada di ruangan santaiku dan volume TVku juga kecil..
jadi ketukan tersebut bisa kudengar.

Kulirikkan kepalaku ke arah jendela, kulihat sesosok wajah yang kukenal.
Jendela belakangku itu memang tidak kututup kalau aku belum pergi tidur..
Aku sendiri tidak takut akan nyamuk karena jendela itu kupasangi kasa nyamuk di bagian luarnya.

Bangkit dari dudukku..aku lalu menuju pintu belakang.. kemudian kubuka pintu tersebut.
“Lho.. mbak Yanti, ada apa mbak..?” Kataku saat melihat raut wajah si pengetuk pintu itu.

Dari yang memang sudah tegang setadian.. kemaluanku semakin menggeliat melihat mbak Yanti saat ini.
Tubuhnya yang seksi hanya mengenakan lingerie warna merah.. panjangnya hanya sampai selangkangannya saja..

Sementara bagian bawahnya.. dia hanya mengenakan celana dalam berwarna merah saja..
Glekk..! ‘Terpaksa’ aku harus menelan air liurku sendiri melihat ini.

“Pake nanya lagi.. Ini gara-garamu kemaren ini.. punyaku sekarang jadi gatel..!” Cetus mbak Yanti.
“Maksud mbak..” kataku pura-pura bego.

“Eehh.. belaga bego lagi..! Gara-gara punyamu yang gede itu..
punyaku jadi gatel sekarang pengen dimasukin lagi sama punyamu..” kata mbak Yanti pura-pura sewot.

“Oh.. itu, memangnya mau dimasukin sekarang..? Lha.. terus suami mbak Yanti kalau tau gimana..?”
Selorohku sambil tersenyum senang.. karena malam ini kontolku tidak akan ’menderita’ dan ngga mengkeret kedinginan.. hehe..

“Ya iyalah.. nach mau ngapain aku ke sini kalau bukan mau dimasukin sekarang..? Soal dia sich gak usah khawatir.. hihihihihi..
Kopinya tadi udah kukasih obat tidur.. sekarang dia lagi ngorok tuch..” mbak Yanti menjelaskan.

“Hehehehe.. mbak Yanti nakal juga yach. Ya udah.. ayo mbak masuk..
nanti kalau sudah masuk tinggal aku yang masuk ke mbak..” kataku mulai memancing kemesuman. Haaaaa..

“Hihihihi.. gara-gara kamu sich..! Iyach.. punyaku udah basah daritadi nich ngebayangin dimasukin punyamu.
Iiiihhhhh.. udah ngaceng juga punyamu ini..!?” serunya lagi agak kaget saat tangannya meraba celana boxerku tepat di bagian kontol.

“Iyach dong mbak.. punyaku sudah ngaceng daritadi membayangkan tubuh mbak Yanti yang aduhai..”
kataku menjelaskan dengan sedikit berbohong.. sambil memberi jalan padanya untuk masuk ke dalam rumah.

Setelah menutup pintu.. kubimbing dia ke arah sofa.. aku mulai mencumbunya dengan penuh nafsu.
Tanpa dikondoi lagi mulut kami saling lumat.. lidah kami saling menari dan bersentuhan.
Kedua tanganku merambah kedua bongkahan pantatnya dan meremas-remasnya..

Tangan mbak Yantipun tak mau kalah aktif.. kedua tangannya meluncur meraih boxerku dan menurunkannya..
sehingga kemaluanku teracung-acung tanpa penghalang lagi..
Setelah itu.. kedua tangannya mulai mengelus-elus batang kemaluanku.

Karena asyiknya kami bercumbu dan kami berdua juga sedang dilanda nafsu birahi yang tinggi..
jadi kami tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang melihat aksi percumbuan kami dari balik jendela.

Si empunya mata pertamanya merasa heran saat mbak Yanti melompati tembok pembatas rumah kami..
karena kebetulan dia saat itu sedang berada di luar.
Apalagi saat itu mbak Yanti hanya mengenakan lingeri dan celana dalamnya saja.

Dengan penuh penasaran si empunya mata ini mengikuti terus gerak-gerik mbak Yanti..
sampai saat sekarang ini.. di mana kami sedang asyik bercumbu.

Kedua matanya terbelalak saat dengan jelas sekali dia melihat kemaluanku yang sangat besar dan panjang.
Nafas si empunya mata itu mulai memburu saat melihat tongkolku sedang dimainkan oleh kedua tangan mbak Yanti.

Di dalam.. kami masih asyik bercumbu tanpa menyadari itu.. tangan-tangan kamipun asyik saling meraba dan meremas.
Semakin lama percumbuan kami semakin panas.. semakin memburu pula nafas si empunya mata.

Celana boxerku sudah terlepas dan akupun sudah bertelanjang bulat di hadapan mbak Yanti.. dan si empunya mata.
Sementara lingerie dan celana dalamnya mbak Yanti pun sudah terlucuti.
Tubuh seksinya sudah terpampang di hadapanku dan si empunya mata.

Dengan penuh nafsu akupun mulai mengisap-isap kedua toketnya dan menjilati kedua putingnya yang sudah mengencang.
Tangan kananku mulai merambah selangkangan mbak Yanti.. dan kurasakan memeknya mbak Yanti sudah sangat basah sekali.

Kuelus-elus belahan vagina mbak Yanti.. begitu juga dengan klitorisnya.
Tubuh mbak Yanti menggeliat menahan nafsu birahinya yang semakin memuncak.

Tangan kanannya semakin cepat mengocok-ngocok kontolku.. sementara tangan kirinya sibuk meremas-remas lembut biji pelerku.
”Erghh..” aku mendesah merasakan enak dan halus tangannya bermain di kemaluanku.

Mbak Yantipun melenguh manja menikmati selomotan-selomotanku di kedua payudaranya
dan permainan tanganku di bibir vagina dan klitorisnya.

Sementara itu si empunya mata sibuk dengan kedua tangannya yang sedang meremas-remas payudaranya
dan bermain di selangkangannya.

“Ohh.. Hen.. ohh.. sudah.. Hen.. sudah.. aku sudah tak tahan lagiii.. ooohh..
pengen cepet ngerasain kontolmu lagi menyodok-nyodok punyaku.. ohh.. ssshhhh..” Mbak Yanti melenguh.

“Hehehehe.. iyach nich mbak memekmu sudah basah sekali.. sudah siap untuk diterobos kontolku ini.
Mbak mau di atas atau mau gaya apa nich..? Aku juga sudah pengen ngerasain jepitan memekmu lagi..” kataku.

“Hhhmmm.. aku di atas.. yach..” jawab mbak Yanti lagi.
“Okelah kalau maunya mbak begitu..” kataku sambil duduk di sofa.

Tanpa kusengaja aku duduk di sofa yang menghadap ke jendela dan sofa itu khusus untuk duduk 1 orang saja..
posisi dudukku sengaja agak turun ke bawah.. sehingga pantatku berada di bibir sofa..
agar mudah nantinya untuk mbak Yanti memasukkan kemaluanku dan menggoyang kemaluanku.

Mbak Yanti pun segera menghampiriku kemudian memposisikan dirinya mengangkangiku..
Tangan kanannya meraih kemaluanku dan mulai mengoles-oleskan kepala kontolku itu ke belahan memeknya serta klitorisnya.

”Hehh..!” Mbak Yanti mendengus merasakan kerasnya kemaluanku itu..
tangan kirinya mulai menguakkan lubang vaginanya dan dengan perlahan kemaluanku ia tuntun ke arah lubangnya.

Ssllleepppp.. kepala kontolku mulai hilang tertelan oleh rekahan bibir vaginanya..

Seketika aku dan mbak Yanti bersamaan melepas nafas.
“Oughh..”
”Nghhhh..”
Aku dan mbak Yanti melenguh bersamaan merasakan beradunya kemaluan kami.

“Heehhhh.. Hen.. punyaku ini pernah diterobos punyamu.. tapi masih saja sesak lubangku oleh punyamu.. hhhmmm..”
Desah mbak Yanti merasakan penuh sesak lubangnya oleh jejalan kepala kontolku.

Blless..sleepp..! Dengan perlahan-lahan sekali mbak Yanti menurunkan pantatnya.
Batang kontolku pun mulai melesak terbenam perlahan-lahan ke dalam liang memek mbak Yanti.
Kulihat mata mbak Yanti terpejam-pejam dengan mulut yang meringis..

Sementara itu.. sepasang mata yang sedang menyaksikan kamipun terbelalak..
saat kontolku mulai menerobos masuk ke dalam lubang memek mbak Yanti.

Dia dapat melihat betapa lubang memek mbak Yanti penuh sesak oleh sumpalan batang kontolku.
Tanpa disadarinya tangan kanannya semakin aktif mengelus-elus memeknya sendiri.

Bbllleeesss..! Kembali mbak Yanti menurunkan pantatnya..
Sehingga kontolkupun semakin menyeruak dan melesak lebih dalam lagi ke dalam liang nikmatnya.

“Oouugghhh..Heen.. ooouugghhh.. perasaan..ku kontolmuhh ini semakin bessarrr ajahh.. aaachhhhh..”
Mbak Yanti melenguh keras.. merasakan lubang memeknya yang penuh sesak oleh lesakan bantang kontolku.

Bllleessepp..! Akhirnya kontolkupun sukses terbenam seluruhnya dalam lubang kemaluan mbak Yanti..
saat mbak Yanti menurunkan pantatnya lagi lebih tandas. .

“Oouugghhh.. Hendraaa.. aacchhh.. mentookkk kontolmu.. mentookh ke dinding rahimku.. aaacchhh..”
Mbak Yanti mengerang keras saat merasakan dinding rahimnya tersundul oleh kepala kemaluanku.

Si empunya mata yang sedang menyaksikan perbuatan kami ini pun semakin terangsang saat mendengar erangan mbak Yanti..
Seolah dia tengah merasakan sendiri kemaluannya diterobos oleh kemaluan yang besar dan panjang.
Tanpa dia sadari dia pun ikutan melenguh lirih. ”Nghhh..” terlepas dari bibirnya begitu saja.

Sementara di dalam.. dengan perlahan-lahan mbak Yanti mulai mengangkat kedua kakinya satu per satu..
Kedua lututnya sekarang berada di samping kiri dan kanan pantatku dengan tubuh yang sedikit condong ke depan..
sehingga kedua payudaranya yang montok itu mendekati mulutku..

Aku pun segera menyambut payudara mbak Yanti itu dengan kedua tanganku.. yang langsung bekerja meremas-remasnya..
Sementara mulutku tak ketinggalan mulai mengisap-isap lagi kedua payudara itu silih berganti kiri dan kanan.

Mbak Yanti sendiri mulai menaik-turunkan pantatnya dengan perlahan.. slebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb..
Kontolkupun dengan sendirinya keluar-masuk di memeknya yang sempit itu..

Tak pelak mbak Yanti mulai mendesah-desah penuh gairah..
merasakan pergeseran batang kejal kemaluanku dengan dinding vaginanya.

Kemaluannya yang sedang gatal itupun mulai merasa enakan dengan sumpalan dan gesekan-gesekan batang kemaluanku di lubang memeknya itu.
Ternyata gatal pada kemaluannya itu adalah akibat luka karena terobosan kemaluanku kemarin ini..
dan sekarang luka tersebut mau sembuh.

Terbayang kan.. kalau kita punya luka yang mau sembuh..? Pasti luka itu akan gatal. Nah.. begitulah dengan kemaluan mbak Yanti.
Gesekan-gesekan yang ditimbulkan oleh batang kemaluanku yang beradu dengan dinding vaginanya seolah menggaruk-garuk lukanya yang mau sembuh.

“Oouugghhh Heen.. enaaaakk Hen.. kontolmu enaak.. Gatalku seperti digaruk-garuk kontolmu..
Oouugghhh.. Ssshhh.. aaacchhh.. aaahhhh.. ssshhh.. aaahhhh ooouuugghhh..”
Desah dan erangan mbak Yanti kian ramai sambil tetap menggoyangkan pantatnya naik-turun dengan perlahan.

“Hhhmm.. slllrrpp.. hhhmm.. ssllrrrpp.. memekmu enak mbak sempit.. hhhmm sllrrpp..
Hhhhmm.. sllrrpp.. kontolku kejepit bangethh oleh memekmu ini.. hhhmmm ssllrrrpp.. hhhmmm.. slllrrpppp..”
Gumamku di tengan kesibukan mulutku yang sedang asyiknya ’menyusu’ di kedua payudaranya.

“Teruusss.. Heeenn.. ooouuugghhhh.. kenyoooott.. tetekku.. Ooougghh.. Jilatin putingku.. oougghh Heeen.. terusss..
Ooouugghh.. ssshh.. aaahhh.. sshhh.. aaahh.. nikmaaaatt.. ooougghh.. enaaakk.. oougghh..
Eenaakknya dientot kontol gede ini.. ooouugghh.. ssshh.. aaahhh..” mbak Yanti mengerang dan meracau lirih.

Posisi dudukku yang menghadap jendela terhalang oleh tubuh mbak Yanti.. sementara tubuh mbak Yanti yang membelakangi jendela.. membuat si empunya mata semakin leluasa menyaksikan persetubuhan kami.

Dari mimik mukanya sudah dapat dipastikan dirinya sudah terangsang sekali..
apalagi ketika mendengar rintihan dan desahan mbak Yanti yang menggairahkan itu.

Karena memang sudah sangat bernafsu daritadi sore ingin merasakan sodokan-sodokan kontolku yang besar dan panjang..
membuat mbak Yanti tak kuasa membendung nafsu birahinya yang menggelegak.

Gairah birahinya sudah semakin memuncak.. puncak pendakian gunung kenikmatanpun sudah diambang mata..
Goyangan pantatnya semakin bertambah cepat.. desahan-desahannya semakin sering terdengar riuh.

“Oouugghhh.. Heen.. aku sudah tidak tahan lagi.. ooouggghh.. aaachhh.. akuuu.. oouughhh.. mauhh.. aaachhh..
Heendraaa.. aku kelluaaarrrhh.. Oougghhh.. Enaakk.. oouugghhh.. nikmaaatt.. ssshhh.
Aaachhh.. Heeenn.. aakkuu keluar dullua..aannhh.. oouugghhh..” mbak Yanti mengerang-erang ramai.. menyambut orgasmenya.

Ssrrr.. srrrr.. ssrrr.. ssrrrr..! Memeknya menyemburkan lahar kenikmatannya..
membuat hangat batang kemaluanku yang sedang berada di dalam lubang senggamanya.

Ahhh.. kurasakan juga.. saat itu juga dinding vaginanya berdenyut-denyut sangat kuat..
Aku merasakan kemaluanku bagai diremas-remas oleh dinding-dinding vagina mbak Yanti.

Mbak Yanti terdiam meresapi orgasme yang berhasil ia rengkuh.. nafasnya memburu.
Kuelus-elus punggung dan pantatnya dan kuisap-isap lembut kedua payudaranya silih berganti.
Kubiarkan dia menikmati orgasmenya ini, saat tengah menikmati sensasi orgasmenya.

Tau-tau.. Blugg..!!
Aku dan mbak Yanti dikejutkan dengan terbukanya pintu belakangku dan terjatuhnya sesosok tubuh di ruangan belakangku.

Rupanya si empunya mata ini tidak menyadari bahwa pintu belakangku tidak terkunci..
sementara dia saat itu sedang bersandar di pintu..

Nah.. saat dia menyaksikan mbak Yanti yang mencapai orgasmenya itu..
tanpa dia sadari tubuhnya menekan ke bawah pegangan pintu.. sehingga membuat pintu terbuka secara tiba-tiba..

Blung..! Segera saja tubuhnya terjatuh ke dalam ruangan di mana mbak Yanti yang sedang berada di atas pangkuanku..
sedang menikmati orgasmenya.

“Mbaaakkkk.. Siitiiii..!?”
Suara lirih aku dan mbak Yanti serempak terdengar saat mengetahui sosok tubuh yang jatuh itu adalah tetangga sebelah rumahku.

“Eehhh.. maaaaafff.. maaafff..!” Katanya gugup dengan muka merona merah dan kepala tertunduk.
Tapi matanya tetap tidak melepaskan tatapannya pada kedua tubuh kami yang telanjang bulat dan sedang bersatu erat.

“Hihihihihi.. mbak Siti ngintip kami yach..?” Kata mbak Yanti yang sudah reda rasa kagetnya.
“Eeehhh.. tidak.. tidak.. aku tidak mengintip kok..” jawabnya gugup..

Kulihat wajahnya yang manis semakin bertambah manis dengan rona merah di kedua pipinya menahan malu.
Aku jadi bertambah gemas saja. Apalagi saat itu mbak Siti tidak sedang mengenakan jilbabnya.

“Lha.. kalau tidak sedang mengintip kita yang sedang asyik.. lalu mbak Siti lagi ngapain, kok ada di rumahnya Hendra ini..?
Hihihihihi.. Mbak Siti.. mbak Siti.. Pasti pengen yach ngerasain punyanya Hendra yang besar ini yach..? Ooouuuhhhh.. Hen..hhh..”
kata mbak Yanti sambil mengangkat pantatnya.

Plop..! Kontolku pun keluar dari jepitan lubang vaginanya.. ”Nghhh..ahhh..”
Mbak Yanti melenguh saat merasakan gesekan batang kemaluanku yang menggeser ketat dinding vaginanya itu.

Setelah terlepasnya kemaluanku dari jepitan vaginanya.. Mbak Yanti menghampiri mbak Siti yang masih bengong dan terkesima memandangi kemaluanku yang baru saja terlepas dari jepitan vagina mbak Yanti.

Mbak Yanti segera menarik tangan mbak Siti ke arah aku berada.. Mbak Siti jadi ikut menghampiri diriku yang masih terduduk di sofa..

Mbak Siti mengikuti tarikan tangan mbak Yanti..
seperti kerbau yang dicocok hidungnya dengan kedua mata yang masih terpaku pada kemaluanku yang sedang tegang-tegangnya.

“Hihihihi.. besar kan kontolnya Hendra yach mbak..? Pasti enak kalau punyamu dimasukin tongkol segede itu..”
mbak Yanti menggoda.. sambil tangannya meraba memeknya mbak Siti dari luar dasternya.

“Heeeh.. oohhh..” Mbak Siti mendesah.. tubuhnya menggelinjang saat kemaluannya tersentuh oleh tangan mbak Yanti.

“Hihihihihi.. pegangin mbak.. pegangin kontolnya Hendra yang besar ini.
Biar mbak Siti tangan bisa ngerasain besar dan panjangnya tongkol si Hendra. Ayo mbak.. jangan malu-malu..”
Kata mbak Yanti sambil menarik tangan mbak Siti untuk menyentuh kemaluanku.

“Eeehh.. Yanti.. eeehhh..” mbak Siti gugup saat tangannya ditarik oleh mbak Yanti dan mulai bersentuhan dengan kemaluanku.

Melihat mbak Siti masih ragu untuk memegangi kemaluanku.. mbak Yanti menekan tangan mbak Siti..
hingga telapak tangannya yang halus kurasakan menempel di kemaluanku.

Kemudian dengan ’sedikit memaksa’ mbak Yanti menggerakkan tangan mbak Siti naik-turun.
Ughh.. telapak tangan mbak Siti bergesekan dengan kemaluanku..
seketika aku mendesah keenakan merasakan kehalusan tangan mbak Siti.

“Hihihihihihi.. besar yach mbak..? Panjang dan keras kemaluan Hendra yach mbak..?” Goda mbak Yanti.

Mbak Siti tidak mengeluarkan suara sedikitpun untuk membalas godaan mbak Yanti..
Tapi kulihat matanya terpaku pada kemaluanku yang sedang digesek-gesek oleh telapak tangannya..
rona merah menghiasi kedua pipinya.

Lama-lama tangan mbak Siti mulai melingkari batang kemaluanku..
lalu gerakan naik-turun tangannya tidak lagi dibimbing oleh tangan mbak Yanti..
karena kulihat tangan mbak Yanti sudah tidak memegangi tangan mbak Siti.

Tangan mbak Yanti sudah beralih mengelus-elus pundak mbak Siti yang terbuka..
Mbak Siti memang mengenakan daster satu tali.. kedua tali di pundak kiri dan kanannya itu kulihat tersimpul di atas pundaknya.
Tangan mbak Yanti yang sedang mengelus-elus pundaknya kulihat mulai beralih ke simpul tali daster mbak Siti.

Lalu hanya dengan sekali hentakan.. tali simpul itu di lepaskan oleh mbak Yanti.
Akibatnya.. daster mbak Siti terlepas bagian atasnya.. memperlihatkan kedua buah payudaranya yang cukup besar dan masih mengkal.
Rupanya saat ini mbak Siti tidak mengenakan bra di balik dasternya..

Nah.. dengan posisi tubuhnya yang sedang membungkuk itu..
jelas membuat kedua buah payudara mbak Siti itu terlihat menggantung dengan indahnya..
membuatku gemas ingin meremas-remas kedua payudara tersebut.

Ctapp..! Tangan kananku segera meraih payudara sebelah kirinya dan mulai meremas-remasnya.

“Aiiihhhh..! Yanti.. apa yang kamu lakukan..!? Oohhhh.. jangaaan..!! Oohhh..”
Jerit mbak Siti sambil mendesah saat teteknya mulai kuremas.. tangan kirinya berusaha menyingkirkan tanganku dari payudaranya.

“Gak usah malu mbak.. Mbak kan sudah lihat punyanya Hendra..? Jadi adil dong kalau Hendra juga lihat tetek mbak.
Lagipula punya tetek bagus seperti ini kenapa mesti malu..?”
Jawab mbak Yanti sambil tangan kanannya ikut meremas tetek mbak Siti yang sebelah kanan..
sementara tangan kirinya menarik dasternya melewati pantat mbak Siti..
sehingga kini mbak Siti hanya tinggal mengenakan celana dalamnya saja.

“Ooohhh.. jangan Yanti..! Jangan..! Aku malu.. oohh.. aku belum pernah telanjang di depan orang lain.. Oohhh..”
mbak Siti berkata sambil mendesah.. tangan kirinya berusaha menghalangi kedua tangan kami yang sedang meremas-remas teteknya..
tapi lucunya tangan kanannya tetap menggenggam kemaluanku..!! Haha..

Aksi mbak Yanti semakin nakal. Tangan kirinya setelah selesai melorotkan dasternya mbak Siti mulai merambah selangkangan mbak Siti.. sekarang mulai mengelus-elus vagina mbak Siti yang masih tertutupi oleh celana dalamnya.

“Hhhmmmm.. sudah basah sekali nich CDnya mbak. Hihihihihi.. Mbak Siti malu tapi mau yach..? Hihihihihihi ..” goda mbak Yanti lagi.

Tiba-tiba mbak Yanti menghentikan aksi kedua tangannya..
kedua tangan mbak Yanti langsung beralih memegangi celana dalam mbak Siti.. lalu srett.. diplorotkannya dengan cepat..
sehingga mbak Siti menjadi telanjang bulat.
Ahh.. sayangnya aku tidak dapat melihat vagina mbak Siti karena posisinya yang menyamping..

Setelah sukses melepaskan celana dalamnya mbak Siti itu.. kedua tangan mbak Yanti melakukan aksinya kembali.
Tangan kanan meremas-remas payudara dan tangan kiri mulai merambah vagina mbak Siti yang sudah tidak terhalangi oleh selembar kainpun dan sudah sangat basah sekali.

“Yantiiii.. iiihhhh.. ohhhhhhh..” mbak Siti kaget saat celana dalamnya dilepaskan oleh mbak Yanti..
namun langsung melenguh saat kedua tangan mbak Yanti kembali beraksi.

“Hihihihihi.. mbak Siti malu yach..? Tapi memeknya udah basah sekali nich. Udah dech mbak.. nikmati aja tuch tongkol gede punya Hendra.. jarang-jarang lho kita bisa dapat yang segede dia..! Kan punya suami kita kecil-kecil mbak.
Apa punya suamimu sebesar kepunyaan Hendra..?” Kata mbak Yanti memprovokasi.

Tangan kiri mbak Siti sudah berhenti berusaha menghentikan kedua tangan kami dan beralih pada kemaluanku..
Kedua tangannya mulai sibuk mengocok-ngocok kemaluanku..
pantatnya mulai bergoyang mengikuti gerakan tangan mbak Yanti yang sedang mengelus-elus belahan bibir vagina dan kelentitnya..

Sementara mulutnya mendesah-desah.. dengan posisi tubuhnya yang membungkuk wajahnya tepat berada di atas selangkanganku..
Mulutnya yang sedang mendesah-desahpun tepat berhadapan dengan kontolku yang sedang dalam kocokan-kocokan tangannya..

Tangan kiriku mengusap-usap kepalanya.. lalu dengan perlahan-lahan kutekan kepalanya ke bawah..
sehingga mulutnya semakin mendekati kontolku yang sedang berdiri dengan gagahnya.

“Ohhhh..” Aku melenguh saat merasakan bibirnya mbak Siti bersentuhan dengan kepala kontolku..
tanganku masih berusaha menekan kepalanya ke bawah.

“Hhhmmmmmm..”
Mbak Siti bergumam saat bibirnya bersentuhan dengan kepala kemaluanku yang sedang dalam genggaman kedua tangannya.

“Mbak Siti.. ciumin punyaku mbak.. oohhhh.. emut punyaku mbak.. Oohhh.. yach.. begitu..! Jilatin punyaku mbak..
Oohhh.. ssshhhh.. enaaaakkkk mbak.. Ohh.. mbak..” aku melenguh merasakan permainan lidah dan mulut mbak Siti di kemaluanku.

Mbak Siti meski dengan terlihat ragu dan masih merasa malu..
mulai membuka mulutnya lalu pelan-pelan memasukkan kepala kontolku ke dalam mulutnya.

Clopp..! Saat kepala kontolku berada dalam rongga mulutnya.. lidahnya mulai menari di kepala kontolku.

Entah karena masih malu atau karena mbak Siti belum pernah melakukan oral seks..
mbak Siti hanya mendiamkan kepala kontolku itu dalam rongga mulutnya saja..
tidak mengeluar-masukkan.. tanpa mengisap-isapnya.. hanya lidahnya saja yang menari di kepala kemaluanku itu.

“Ohh.. mbak emut.. mbak.. isap-isap, mbak.. ohh.. mbak..”
Aku melenguh lagi merasakan permainan lidahnya dan kocokan tangannya di batang kemaluanku.

“Hen.. memek mbak Siti udah banjir sekali nich.. udah siap nich buat disodok kontolmu yang besar itu.. hihihihihi..
biar dia bisa merasakan enaknya disodok oleh kemaluan yang besar dan panjang..” kata mbak Yanti vulgar.

“Bentar lagi mbak.. hehehehehe.. aku masih pengen ngerasain diemut mulutnya nich. Oohhh.. yach begitu mbak..
Oohh.. enaaaakkk.. teruuuusss.. kenyot kontolku mbak..! Oohh.. enaaakkk.. mbak..”
kataku sambil melenguh-lenguh nikmat.. saat mbak Siti mulai mengisap-isap kepala kontolku yang sedang berada dalam rongga mulutnya.

“Hhhhmmm.. sssllrrrpp.. hhhmm.. sssllrrrpppp..” mbak Siti bergumam sambil mulutnya mengisap-isap kepala kontolku.

“Eeiiittttss.. mbak Siti udah mulai berani mengenyot-ngenyot punyanya Hendra..!?
Hihihihi enaak.. yach mbak..? Gurih mbak..? Echh.. mbak, cairan memekku masih nempel tuch di kontolnya Hendra, mbak.
Gimana, enaaaak gak..? Gurih kan..?” Ujar mbak Yanti kembali menggoda mbak Siti.

Mbak Siti hanya bisa tersipu malu tapi mulutnya masih terus beraksi mengisap-isap kepala kontolku dan kedua tangannya terus mengocok-ngocok batang kemaluanku.
Errghh.. aku sungguh menikmati permainan mulut dan kedua tangannya itu.

Tak kusangka malam ini aku bisa merasakan bibir dan mulutnya mbak Siti mengulum-ngulum kepunyaanku..
dan sebentar lagi aku bisa merasakan lubang vaginanya menjepit kontolku.

“Mbak Siti, sudaaaaahhh mbak.. sudaaahh.. aku pengen ngerasain memekmu menjepit kontolku.. oohhh.. mbak Sitiiiii.. ohhh..”
aku mendesah nikmat.

Segera kuangkat kepala mbak Siti untuk menghentikan kuluman mulutnya di kemaluanku..
kulihat wajahnya tersipu malu saat bertatapan denganku, rona merah masih menghiasi kedua pipinya..
Erghh.. aku semakin bertambah gemas saja melihatnya.

Mbak Siti masih tertegun tak bergerak..
Sepertinya batinnya masih berperang antara malu.. takut dan pengen merasakan kontolku masuk ke dalam lubang senggamanya.

Blugh..! Tubuh mbak Siti yang masih dalam keadaan membungkuk itu tiba-tiba jatuh ke pelukanku..
Rupanya mbak Yanti tidak sabar melihat mbak Siti yang masih tertegun ragu itu.. sehingga ia mendorong tubuh mbak Siti.

”Aihh..!” Mbak Siti terkaget saat tubuhnya terjatuh menimpaku dan merasakan kulitnya bersentuhan dengan kulitku..
Masih sempat dia melengos menghindari wajahku dan berusaha mengangkat tubuhnya.
Dengan cepat kedua tanganku segera memeluk tubuhnya.. namun mbak Siti meronta mencoba untuk melepaskan pelukanku.

Kedua tangannya mencoba untuk melepaskan kedua tanganku yang sedang memeluk perutnya..
sementara kedua kakinya berusaha mendorong tubuhnya untuk ke atas..

Nah.. saat itu pula tangan mbak Yanti beraksi kembali.
Dia mengangkat kaki kiri mbak Siti dan meletakkannya di samping pinggul kiriku.. sehingga posisi mbak Siti mengangkangi tubuhku..

Lalu mbak Yanti menggenggam kemaluanku dan mulai mengoles-oleskan di belahan vagina mbak Siti..
yang kini tepat berhadapan dengan kemaluanku itu.

“Ooughhhh..” Aku dan mbak Siti melenguh bersamaan merasakan kemaluan kami bersentuhan.

Tangan kanan mbak Yanti menggenggam kemaluanku dan mengoles-oleskannya di vagina mbak Siti..
tangan kirinya mengelus-elus kelentit mbak Siti, membuat kami berdua kembali melenguh.

“Ohhhhhhhh..” Sontak kami berdua kembali melenguh bersamaan.
“Hihihihihihi.. geli.. dan enak.. yach.. mbak..” mbak Yanti berkata menggoda.

Dan.. sssslllleeeeppp.. kepala kontolku mulai terjepit di vaginanya mbak Siti..
karena tangan mbak Yanti yang mulai menyelipkan kepala kemaluanku itu di lubang vaginanya mbak Siti.

“Ooooughhhhhh..” aku dan mbak Siti melenguh panjang.

“Hihihihihihi.. enak Hen..? Memeknya enak yach..? Gimana mbak..? Enak kan kemaluan Hendra..?
Hihihihi.. nikmatin mbak kemaluan Hendra ini..” kata mbak Yanti mengempos semangat mbak Siti.

Aku segera memegangi pinggang mbak Siti dan mulai menurunkan perlahan-lahan..
Clepp.. Blless..! Perlahan-lahan kemaluanku mulai menyeruak masuk di lubang senggama mbak Siti,

“Hheegghhh.. pelaaannn.. aaduuhhh.. robeekk.. punyakuuhh.. aaduuuhh sakiiitttt.. aaauuwwww..!! Oooggghhhhhh..”
Mbak Siti mulai mengerang kesakitan saat kontolku mulai melesak perlahan di lubang senggamanya.

“Ntar juga enak mbak.. Pertama sich emang sakit, mbak.. Tapi lama-lama mbak Siti akan merasa keenakan..
terus ketagihan dech sama punyanya Hendra.. hihihihihi..”
kata mbak Yanti sambil mengangkat kaki kanan mbak Siti dan menaruh di samping pinggul sebelah kananku.

Posisi mbak Siti sekarang setengah berjongkok membelakangiku.. dengan kemaluanku yang baru terbenam hampir setengahnya.

Mbak Yanti melihat mbak Siti meringis kesakitan merasakan sumpalan kemaluanku di lubang vaginanya..
tangan kanannya mulai beraksi mengelus-elus lagi kelentit mbak Siti..
sementara mulutnya mulai mengisap-isap kedua payudara mbak Siti silih berganti kiri dan kanan..
tangan kirinya meremas-remas tetek kanannya mbak Siti.

“Yantiii.. jangann..!! Sudaaahh..aahhh.. geliiii.. ohh.. saakkiiiit Heennn..! Punyaku sakkiittt.. sudaaahhh.. ohh.. sudaaahhh..!!
Aakuuu.. aauuuww..! Oohh.. aaku maaluuu.. aakuuu.. Oohh.. maaafiinnn akuuu.. suamikuuu.. aaaduuuhh..
Oohh.. sudaaaahhh.. suudaaahhhh.. aaaahhh..”
Mbak Siti merintih antara geli.. sakit.. malu dan merasa bersalah karena mengkhianati suaminya.

“Sudahlah.. mbak.. nikmatin aja.. lupain suamimu sebentar..” kata mbak Yanti lagi.

Slebb..! Aku kembali menekan pinggangnya ke bawah dan.. bllleesss..
Dengan perlahan-lahan kemaluanku mulai menerobos kembali di dalam lubang vaginanya mbak Siti.. Hingga terbenam seluruhnya..

Seketika mbak Siti mengerang panjang saat merasakan kemaluannya dimasuki kemaluanku itu.
“Hheegghhh.. aauuwww.. aaddduuhhh.. saakiiiitttt Heeenn.. Ampun..! Aaadduuhhh.. aaampuunn.. ssaaakiittt punyaku.. sakiiitt..
sssshhhhh.. ssudah.. Yantiiii.. sudaaahhh.. aaduuuhhh.. geeellliii.. aauuuwww..! Oohhhh..”

Mbak Siti makin mengerang dan merintih-rintih merasakan geli dan sakit bercampur aduk di memeknya.

“Hhhmm.. ssllrrppp.. nikmatin.. aja mbak.. Hhhhmmm.. ssllrrrppp.. hhhmmm.. sssllrrppp hhhmmmm.. sssllrrrpppp..
Aku juga pertamanya sakit.. tapi lama-lama enak lho mbak.. Hhhmmm.. slllrrppp.. hhhmmm.. ssllrpppp..”
mbak Yanti berkata di tengah kesibukannya mengisap-isap tetek mbak Siti.

Ssrrttt.. bless.. ssrrttt.. bbllleess.. ssrrttt.. bbllesss.. jlebb.. jlebb.. jlebb.. ssrrtt.. ssrttt..!
Aku mulai menaik-turunkan pinggang mbak Siti dengan perlahan..
sehingga kemaluanku mulai keluar-masuk di lubang vaginanya dengan perlahan-lahan.

Memeknya mbak Siti lebih sempit dari memeknya mbak Yanti karena mbak Siti belum mempunyai anak..
sehingga lubang senggamanya ini belum pernah mengeluarkan kepala bayi..
jelas berbeda dengan mbak Yanti yang sudah pernah mengeluarkan kepala bayi dari kemaluannya.

Lama-lama memeknya mbak Siti mulai banjir oleh cairan precum kami berdua.
Mbak Siti juga sepertinya sudah mulai dapat menikmati kemaluanku yang sedang keluar-masuk di lubang vaginanya.

Erangan kesakitannya sudah tidak terdengar lagi..
yang terdengar kini adalah desahan-desahan keenakan merasakan kocokan-sodokan kemaluanku yang keluar-masuk di liang memeknya..
Ditambah lagi permainan mulut serta tangan mbak Yanti yang menyerang di kedua payudara dan itilnya.

“Oohhhh.. ssshhh.. aaahhh.. ssshhh.. ooohh.. aachhh.. ooohh.. aachhh.. ssshhh.. aaahhhhh..” mbak Siti mendesah-desah keenakan.

Clebb.. crebb.. crebb.. clebb.. crekk.. crekk.. clepp.. clepp.. clebb.. clebb..
Batang kemaluanku semakin bertambah lancar sekarang ini keluar-masuk di liang vaginanya..

Kulihat tangannya mencengkram kuat bantalan sofaku..
dan mbak Sitipun dalam posisi jongkoknya itu mulai menggerakkan pantatnya naik-turun di atas selangkanganku..
walaupun masih perlahan gerakan naik-turunnya.. mulutnya terus menerus mendesah-desah keenakan.

Entah karena merasa sangat enak memeknya disodok-sodok oleh kemaluan besarku..
atau karena dia masih malu untuk mengatakan bahwa memeknya sangat enak sekali disodok-sodok kontolku..
dari mulutnya yang terdengar hanyalah suara desahannya saja.

Gerakan naik-turunnya itu membuatku sedikit menghemat tenagaku..
sebab aku tidak perlu terlalu mengeluarkan tenaga untuk mengangkat-turunkan tubuhnya..

Ahh.. sekarang aku lebih dapat konsentrasi..
menikmati jepitan memeknya yang sempit dan menjepit ketat batang kemaluanku di kekapan dinding memeknya.

Walaupun lubang memeknya sudah sangat basah.. tetapi aku masih sangat merasakan betapa ketatnya dinding vagina mbak Siti ini menjepit batang kemaluanku dan geseran-geseran batang kemaluanku di vaginanya masih peret saja kurasakan.

Bunyi kecipak beradunya kemaluan kami bercampur aduk dengan suara desahan kami berdua dan suara seruputan mulut mbak Yanti.. yang sedang asyik mengenyot-ngenyot payudara mbak Siti.. memenuhi ruanganku ini.

“Ohh.. ohh.. ssshhh.. aachhh.. ohh.. ssshhh.. aahhh.. ohh.. shhhh.. aaahhhh.. ssshhh.. ooo hhh..”
Desah mbak Siti menikmati batang kemaluanku yang sedang keluar-masuk di memeknya..
Plus juga menikmati kenyotan-kenyotan mbak Yanti di kedua bungkah payudaranya.

“Memekmu sempit sekali, mbak.. ohh.. nikmat.. ohh.. enak.. ohh..”
tanpa ampun.. aku mendesah keenakan merasakan jepitan vaginanya.

“Hhhmmm.. ssslrrrpppp.. hhhmmm.. sssllrrrppp.. hhhmmm.. ssllrrrppp..”
suara mbak Yanti yang sedang sibuk mengenyoti payudara mbak Siti.

Sepertinya mbak Siti betul-betul menikmati sodokan-sodokan batang kontolku di memeknya..
Suara desahannya terus menerus terdengar keluar dari mulutnya..

Hanya saj mbak Siti tidak mengucapkan kata-kata vulgar saat merasakan enak..
Tidak seperti mbak Yanti yang mengungkap perasaan enaknya dengan kata-kata vulgar.

Entah karena dia masih malu atau karena dia tidak biasa mengucapkan kata-kata vulgar..
Atau karena tabu baginya untuk mengucapkan kata-kata vulgar..

Tapi yang jelas aku tau.. bahwa mbak Siti betul-betul merasakan keenakan yang belum pernah dia alami sebelumnya..
sebab saat ini tidak terdengar erangan kesakitan keluar dari mulutnya..

Yang ada.. mulutnya terus menerus mengeluarkan desahan-desahan penuh nikmat.
“Sssshhh.. aaahhh.. ssshh.. oohh.. aaahh.. ssshhhh.. aaahhh.. ohh.. Sssshhh.. aaahh.. ohh..”

Desah mbak Siti menikmati sodokan-sodokan kontolku di memeknya
dan menikmati permainan mulut mbak Yanti di kedua teteknya serta jari jemari tangan mbak Yanti yang bermain di kelentitnya.

“Uuugghhhh.. gila.. memekmu masih peret aja mbak, biarpun memekmu sudah banjir begini..
Oohh.. nikmaaat.. mbak.. memekmu.. ooouuugghhh.. aaahhhhhh.. mbak, ohhhh.. sedaaaappp..”
desahku menahan kenikmatan merasakan rapetnya lubang vagina mbak Siti.

Tubuh mbak Siti bergetar hebat.. gerakan naik-turunnya semakin tidak beraturan.
Tiba-tiba.. dengan kuatnya dia menghentakkan pantatnya ke bawah.. lalu terdiam. Tubuhnya mengejang-ngejang..

Erghhh.. Kurasakan batang kemaluanku menjadi hangat..
Lalu.. nyut-nyut-nyut-nyut.. terasa di batang kontolku dinding vaginanya berdenyut-denyut dengan kuat.

Ahh.. rupanya mbak Siti telah mencapai puncak orgasmenya..
Nafasnya kudengar tersengal-sengal dan mulutnya mengeluarkan suara lenguhan panjang.

“Ooughhh.. ssshhhh.. oughhh.. ssshhhh.. aahhhh.. oughh.. sssshhh.. oughhhh..”
Mbak Siti melenguh panjang saat mencapai puncak orgasmenya.

“Woowww.. hangatnya cairanmu mbak..! Hehehehe.. Mbak Siti keluar yach..?
Kok gak ngomong-ngomong sich keluarnya..? Enaaaaakkk.. yaach mbak kontolku..?” Tanyaku bergetar.

”Oohhh.. memekmu berdenyut-denyut mbak.. oouugghhhh.. kontolku seperti diremas-remas nich.. oohhh..”
Aku mendesah nikmat ketika merasakan hangatnya cairan laharnya dan denyutan dinding vaginanya di batang kontolku.

“Hihihihihihi.. mbak enak yach sampai lupa ngasih tau mau keluar.. emang kontolnya Hendra luar biasa tuch..
bikin puas memek kita.. hhhhmmmm.. ssslllrrrrpppppppppp..” mbak Yanti berkata sambil mengisap kuat teteknya mbak Siti.

“Ooooooough.. Yaaanntttiii.. ohh..” lenguh mbak Siti menikmati kenyotan mulut mbak Yanti di teteknya.

Kuberikan kesempatan kepada mbak Siti untuk menikmati puncak orgasmenya yang berhasil dia rengkuh..
padahal kontolku sudah mendekati puncak kenikmatannya juga.
Tapi biarlah.. sengaja kubiarkan dia menikmati puncak pendakiannya yang mungkin baru pertamakali ini dia rengkuh.

Setelah kurasakan dinding vaginanya mulai berkurang denyutannya.. mulai lagi aku mengangkat-turunkan pinggangnya..
kembali memompakan memeknya di atas batang kemaluanku..

Bless.. clebb.. clrebb.. clebb.. kontolku kembali keluar-masuk di lubang kenikmatannya.

Air maniku sudah mulai menjalar di batang kemaluanku.. puncak kenikmatanku sudah di ambang pintu.
Selang tak lama.. kontolku mulai terasa makin berdenyut-denyut kuat.. untuk segera mengeluarkan isinya..

Jlegh.. dengan menghentakkan pantatku ke atas dan menarik pinggang mbak Siti ke bawah..
kontolkupun terbenam lebih dalam di lubang kenikmatannya hingga kepala kontolku terasa menyundul dinding rahimnya dengan kuat.

Air manikupun muncrat menembaki dinding rahimnya itu..
Aku mengerang.. melenguh menikmati keluarnya air maniku. Crott.. crott.. crott.. crott..

Mbak Siti merasakan yang merasakan hangatnya spermaku menembaki dinding rahimnya.. jadi kaget dan berusaha bangkit..
Tapi sayangnya tenagaku lebih kuat menahan pinggangnya..
hingga kontolku tuntas mengeluarkan semua muatannya di dalam rahim mbak Siti.

“Oouugghhhh mbaaakk.. aku keluaaaar.. aaachhhhh.. Nikmaaaattthh.. enaak banget ngentotin mbak Siti..
Bener-bener enaaaakkk mbakk.. Ooouugghhh mbak.. terimaaa.. ini.. pejuuuhkkuuu mbak.. aaachhhh..”

“Eeehhhh.. Hen.. eeehhh.. d-dil-luaaaarrrhh.. aaduuuuhh.. kok.. dikeluarin.. did-dalamhh..!? Adduuhhh.. gimana ini..?
Aduuuhhh.. hangaaattt.. sekaliiii.. ough..!” Serunyanya kaget dan panik saat merasakan dinding rahimnya disembur oleh air maniku.

“Aaaachhh.. mbak.. biarlah mbak.. nanggung sich.. enaak.. siichh.. aaaachhh..! Mbak nikmatin aja pejuhku.. mbak.. aaaachhh..”
kataku meracau penuh nikmat.

Ahh.. Puas banget bisa mengentot mbak Yanti dan mbak Siti malam ini.. Terutama mbak Siti..
yang memang dari tadi sore sudah kubayangkan lekuk tubuhnya..
Tapi malam ini aku berhasil menikmati tubuhnya.. merasakan memeknya yang sangat sempit..
Plus.. aku pula berhasil ngecret di dalam memeknya..! Haha..

Kontolku mulai berhenti berdenyut dan menyemprotkan air mani.. Perlahan-lahan kontolku mulai melemas dan mengecil..
Bersamaan dengan itu air maniku mulai meleleh keluar dari lubang memeknya mbak Siti.

“Hendra.. kenapa kamu keluarin di dalam..? Bagaimana kalau nanti aku hamil..? Apa yang harus kubilang pada suamiku..?”
Kata mbak Siti lirih.. terdengar nada khawatir di sana.

“Iyach mbak.. maaf.. Aku gak sempet nyabut kontolku.. saking enaknya sich tadi..
Yach.. jangan bilang sama suami mbak dong. Masa' mbak Siti mau bilang sama suaminya habis ngentot sama aku..?”
Kataku membela diri.. hehe..

“Kalian tega.. membuatku selingkuh. Membuatku melakukan hal yang tidak boleh kuperbuat..!” Mbak Siti mencerca kami.

“Lho.. mbak kenapa pake ngintip kita..? Terus kok tadi diam aja juga..? Mbak lupain aja.
Yang penting kan kita udah ngerasain kontolnya Hendra yang gede ini.. hihihihi..” kata mbak Yanti asal.. tak menanggapi

“Lagipula nanti juga mbak Siti akan ketagihan sama kontolnya Hendra.. hihihihihi..
Punya mbak Siti pasti nanti gatel dech pengen digarukin lagi sama kontolnya Hendra.. seperti aku.
Pertamanya sich sakit diterobos kontolnya Hendra. Eech.. 2-3 hari kemudian memekku gatel pengen digarukin lagi sama kontolnya Hendra. Udah kucobain digarukin sama kontolnya suamiku.. tapi gatelnya gak berkurang. Jadi aku minta lagi dech sama Hendra..”
kata mbak Yanti lagi panjang lebar.

“Tapi .. aku malu sama suamiku.. aku sudah mengkhianati perkawinan kami..” kata mbak Siti terdengar lirih.

“Sudahlah mbak.. kita kan sama-sama punya suami.. jadi bukan mbak saja yang mengkhianati perkawinannya..”
kata mbak Yanti mencoba menenangkan mbak Siti.

Mbak Siti hanya tertunduk antara malu dan merasa bersalah sama suaminya..
tapi dalam batinnya pasti dia mengakui kebenaran kata-kata mbak Yanti..
dan harus dia akui bahwa dia telah mencapai kepuasan saat memeknya diterobos kontolku.

Beberapa saat berselang Mbak Siti mulai beranjak bangkit.. Plop..! Kontolkupun terlepas dari jepitan memeknya.
Kulihat dia mengenakan celana dalamnya lalu dasternya.. kemudian melangkah meninggalkan ruanganku.

Kuperhatikan juga langkahnya sedikit tertatih-tatih.. seperti merasakan perih dan sakit di vaginanya akibat terobosan kontolku.
Hehe.. persis seperti mbak Yanti saat pertamakali kugasak waktu itu. Tawaku dalam hati.

Mbak Yanti menghampiriku dan menciumku. Diapun lalu mengenakan lingerienya dan kembali ke rumahnya.
Kini tinggal aku sendirian dengan kemaluan yang terkulai lemas.

Tak lama kemudian pintu belakang kukunci.. jendela kututup. Tak lupa kain gordennya pun kututup.
Lalu dengan bertelanjang bulat aku masuk ke dalam ruangan tidurku..

Beberapa saat kemudian.. tanpa dapat kutahan lagi aku jatuh tertidur dengan lelap.
Ahh.. betapa nikmatnya.. dapet dua memek legit tetangga. (. ) ( .)
-------------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
---------------------------------------------------------

Cerita 82 – BinOr Lain Tetangga Kontrakanku


2. Ketagihan

Sudah 2 hari ini aku sibuk dengan pekerjaanku.. setiap harinya aku selalu pulang larut malam.
Seperti malam ini.. aku tiba di parkiran rumah kontrakan saat jam menunjukkan pukul 21.10.

Bertepatan dengan aku mematikan mesin mobil.. ada sebuah mobil berhenti di depan pintu gerbang..
tak lama kemudian turun seorang wanita berjilbab dari mobil tersebut.
Setelah kuperhatikan dari spionku ternyata wanita tersebut adalah mbak Siti.. tetangga rumahku.

Kulihat dia tengah berbicara dengan seseorang di dalam mobil.. jendela mobilku kubuka sedikit..
kuperhatikan lawan bicara mbak Siti dari jendela mobilnya yang terbuka lebar.. ternyata lawan bicaranya itu adalah suaminya mbak Siti.

Kudengar percakapannya saat itu yang mengatakan bahwa sang suami akan bermalam di rumah orangtuanya..
karena ibu dari sang suami atau mertuanya mbak Siti sedang sakit. Jadi suaminya akan menjagainya malam ini.

Aku tersenyum mendengar percakapan mereka..
berarti malam ini aku bisa menikmati tubuh mbak Siti lagi dengan bebas tanpa khawatir akan kehadiran suaminya.

Dengan sabar kutunggu mbak Siti selesai berbicara dengan suaminya..
Kulihat jendela mobil suami mbak Siti mulai ditutup.. mobilpun mulai meninggalkan mbak Siti.

Mbak Siti terlihat sedang melambaikan tangannya.. dia masih di depan pintu gerbang sampai mobil itu hilang dari pandangannya..
Setelah itu mbak Siti masuk ke halaman rumah kontrakan kami..
dia mulai melangkahkan kakinya menuju rumahnya setelah terlebih dahulu menutup dan mengunci pintu gerbang.

Mbak Siti tidak melihat aku yang masih dalam mobil.. dia sedikit terperanjat saat aku keluar dari mobil.
Tapi setelah mengetahui bahwa itu adalah aku, diapun tersenyum..

“Eehh.. Hendra.. kaget aku. Kukira siapa..? Baru pulang Hen..?” Kata mbak Siti.
“Iyach mbak..” jawabku singkat.

“Mbak juga baru pulang..? Kok sendirian..?” Tanyaku pura-pura tidak tau.
“Iyach nich Hen.. baru pulang dari rumah mertua. Suamiku kembali ke rumah orangtuanya.. soalnya ibunya sedang sakit..”
jawabnya menjelaskan.

“Kamu sudah makan Hen..? Kalau belum ini kebetulan aku membawa sedikit makanan..” kata mbak Siti.
“Wahh.. belum mbak. Boleh tuch.. dapat makan gratisan..” jawabku senang.

“Yah sudah.. nanti kamu ke rumahku. Lewat belakang saja.. biar tidak ada yang menggosipkan..” katanya lirih..
karena kami sudah berada di depan pintu rumahnya.

Aku mengangguk sambil tersenyum.. melanjutkan langkahku menuju rumahku yang tepat berada di samping rumahnya.
Kulihat mbak Siti tersenyum sebelum melangkahkan kakinya ke dalam rumah dan menutup pintunya.
Tak lama kudengar bunyi kunci yang diputar.

Aku segera membuka pintu rumahku.. lalu menutup dan menguncinya.
Setelah menyalakan lampu teras.. akupun bergegas menuju ke arah belakang rumahku..
setelah terlebih dahulu melepaskan sepatuku dan menyalakan AC di kamar tidurku..
tak lupa lampu di kamar tidurku dan di ruangan santaiku kuhidupkan.

Kemudian aku membuka pintu belakang rumahku.. setelah menutup pintu belakangku aku meneruskan langkahku.
Kulompati tembok pembatas rumahku dengan rumah mbak Siti.

Kulihat dapurnya masih gelap.. tapi lampu di dalam rumahnya sudah menyala.
Dengan perlahan kuketuk pintu belakang rumah mbak Siti.

Tanpa menunggu lama pintu belakangnya terbuka dan kulihat mbak Siti tersenyum.
Pakaiannya masih yang tadi.. mbak Siti masih mengenakan jilbabnya.. di tangannya terlihat bungkusan plastik.

Dia melangkah keluar dari rumahnya sambil menyalakan lampu di dapur.
Setelah menyuruhku duduk dan meletakkan bungkusan di meja makan.. dia mengambil beberapa piring.

Aku melihat mbak Siti membeli sate kambing untuk makan malamnya..
dan kulihat cukup banyak juga dia membeli sate kambing.. mungkin sekitar 20 tusuk ada.

“Wuih.. sate kambing, enak nich mbak.. tapi kok banyak juga mbak Siti belinya..?” Kataku mengomentari.
“Iyaahh.. sengaja aku beli sate kambing ini biar kuat.. hihihihi.. Kan buat berdua.. jadi gak kebanyakan..” jawab mbak Siti.

“Lha.. kan suaminya gak ada mbak..?” Kataku sedikit heran.
“Kan ada kamu yang nemenin..” katanya lagi.

“Tadinya aku mau panggil kamu.. tapi karena kebetulan kita ketemu.. jadi aku gak usah repot-repot panggil kamu..” lanjutnya.
“Oohhh.. begitu..” kataku mengerti.

Kami berdua kemudian menikmati makan malam ini sambil berbincang-bincang..
tapi sedikitpun mbak Siti tidak pernah menyinggung soal persetubuhan yang pernah kami lakukan..
dan dia tidak sedikitpun menyinggung tentang kemaluannya yang gatal minta digaruk..
tidak seperti mbak Yanti.. yang langsung mendatangiku saat kemaluannya merasa gatal minta digarukin.

Makan malam kamipun selesai sudah.. mbak Siti lalu menawari aku secangkir kopi.. dan aku mengiyakannya.
Setelah merapikan meja makan dan menaruh piring-piring kotor ke tempat cuci piring..
mbak Siti lalu membuatkan secangkir kopi dan menghidangkannya padaku.

“Ini Hen, kopinya.. hati-hati masih panas..” katanya mengingatkan.
“Iya mbak.. makasih..” jawabku.

“Hen, kamu kan sudah ada secangkir kopi untuk desertnya..” katanya.
“Iya mbak.. makasih dech atas desertnya..” kataku lagi sambil tersenyum.

“Nach kalau aku kan belum dapet desertnya.. boleh gak aku minta desertnya sama kamu Hen..?” katanya lagi.
“Oh iyach mbak, boleh. Mbak mau apa..? Mudah-mudahan aku punya sesuatu di rumah untuk desertnya..” kataku memastikan.

“Ach.. gak usah ke rumah.. kamu punya kok di sini..” lanjutnya lagi sambil menghampiri tubuhku.
“Ngg.. Maksud mbak Siti..?” Aku bertanya terheran-heran.

“Ini.. ada di sini..” katanya sambil berjongkok di sampingku dan meremas lembut kemaluanku.
“Oohh.. mbak Siti.. silakan mbak kalau mbak mau desertnya yang itu. Aku dengan senang hati mengabulkannya untuk mbak..”
kataku gembira.. karena malam ini aku bakalan menikmati kembali tubuh sintal mbak Siti.

Aku segera berdiri sambil mengubah kursiku menghadap ke mbak Siti yang sedang berjongkok..
lalu aku melepaskan celana panjang dan celana dalamku.

Taraa..! Kemaluanku terpampang di depan mata mbak Siti.
Aku lantas duduk kembali setelah melepaskan celana panjang dan celana dalamku.

Mbak Siti langsung meraih kemaluanku yang masih tertidur.. tanpa menunda waktu lagi mulutnya langsung menyerbu kemaluanku.
Kulihat kemaluanku yang masih lemas itu mulai masuk dalam mulut mungilnya mbak Siti.

Mbak Siti mulai mengemut-emut kemaluanku.. kemaluanku diisap-isapnya..
kadang-kadang lidahnya menjilati seluruh kemaluanku.. mulai dari biji pelerku merambat sampai ke kepala kemaluanku.

“Ohh.. mbak.. ohhhh.. enaaaaakkk.. ohhh..” akupun mulai mendesah keenakan merasakan isapan dan jilatan mbak Siti di kontolku..
batang kemaluanku perlahan mulai bangkit dari tidurnya.

“Hhhmmm.. sssllrrppp.. hhhmm.. ssllrrpp.. hhh mmm.. ssrrrlllpp.. aaahhh.. hhhmm.. ssllrrpp.. hh hmm.. ssllrrrpp.. aaahhhh..”
suara mbak Siti yang sedang sibuk mengkaraoke kontolku.

“Hhhmmmm.. uaaahhhh.. hhhhmmm.. uuaaah hhhhh..” mbak Siti berusaha memasukkan kontolku sedalam mungkin ke dalam mulutnya.. sehingga kurasakan kontolku bersentuhan dengan anak tekaknya.

Batang kemaluanku semakin mengeras.. mbak Siti semakin bernafsu mengkaraoke kontolku.
Akupun semakin mendesah keenakan merasakan permainan mulut dan lidah mbak Siti di batang pusakaku ini.

Ternyata mbak Siti ini ahli juga dalam mengkaraoke batang kemaluan lelaki.
Entah dia melakukan hal ini pada suaminya atau tidak.. yang jelas aku menikmati kuluman-kuluman dan jilatan-jilatan yang dilakukannya.

“Heennn.. aku sudah tidak sabar lagi.. aku sudah ingin lagi merasakan punyamu masuk ke dalam punyaku Heeenn..”
kata mbak Siti sambil berdiri.. setelah kontolku berdiri tegak dengan sempurna.

“Aku juga mbak, aku sudah tidak tahan lagi untuk ngentotin memek mbak yang sempit ini..”
kataku sambil meraih memeknya yang masih tertutup oleh baju gamisnya.

Mbak Siti mulai menarik ke atas baju gamisnya dan menyodorkan pantatnya ke arah selangkanganku.

Aku sempat kaget.. karena di balik bajunya itu mbak Siti tidak mengenakan celana dalamnya..
sehingga belahan memeknyapun dapat terlihat dengan jelas olehku.

Lubang memeknya yang merahpun mulai terlihat olehku.. karena mbak Siti mengangkangkan kedua kakinya..
Sementara kedua tangannya membuka belahan bibir vaginanya.

Aku segera mengarahkan kontolku.. menyambut kedatangan pantatnya yang sedang mundur itu..
Dan.. Sleeppppp.. kepala kontolku mulai menyelinap masuk ke belahan bibir vaginanya.

”Nghhhh..aahhhhh..” Mbak Siti melenguh panjang sambil tetap mendorong pantatnya ke belakang..
menyambut kedatangan tusukan kontolku di lubang memeknya.

Bbblleessss .. kontolku mulai menerobos masuk ke dalam memeknya mbak Siti.

Lagi-lagi mbak Siti melenguh panjang merasakan memeknya yang penuh sesak oleh jejalan batang kontolku.
Mbak Siti merasakan gatal pada dinding memeknya mulai terobati dengan masuknya kontolku ini.

Tanpa berhenti mbak Siti terus menekan lagi pantatnya ke bawah.. bbblleesseepp..!
Kontolku kini sukses terbenam seluruhnya di lubang senggama mbak Siti.

“Ooohhhhh.. Heennn.. punyamu masuk semuanya ke dalam punyaku.. Oooohhhh.. Heennn.. besaaaaarrr.. sekaaliii.. punyamu..
ohh.. enaaaakkkkk punyaku dimasukin oleh punyamu yang besar iniiiiii.. oohhhhh..” mbak Siti melenguh dan mengerang penuh nikmat.

“Erghh.. akkkuuu.. jugaaa.. enaaaakkk mbak.. Kontolkuuhh.. kejepit.. ol eh.. memekmuuuu ini..
Ooohhhh.. mbak.. memek.. mbak juga enak.. sempiiiitt..” aku mendesah.

Mbak Siti terdiam menduduki paha dan selangkanganku..
nampaknya dia sedang meresapi kontolku yang penuh sesak menyumpal memeknya..

Dengan bertumpu pada kedua tangannya yang sedang di lututku.. mbak Siti mulai menaik-turunkan pantatnya dengan pelan-pelan..
mbak Siti betul-betul menikmati pergesekan kulit batang kemaluanku dengan dinding vaginanya yang menempel ketat di batang kemaluanku itu.

Aku juga tidak mau tinggal diam saja menikmati memeknya yang sedang mengocok-ngocok kontolku ini.
Segera kuangkat bajunya yang longgar itu ke atas.. memasukkan kepalaku hingga bajunya teronggok semuanya di pundakku..
sementara kepalaku dengan leluasa menjilati dan menciumi punggungnya.

Ternyata.. mbak Siti tidak mengenakan bra juga di balik baju gamisnya ini..!

Kedua tanganku mulai merayap ke depan.. yang menjadi sasaran kedua tanganku adalah kedua payudaranya.
Selanjutnya mulai kuremas-remas kedua payudaranya mbak Siti.. dan aku merasakan kedua putingnya sudah mencuat keluar.

Kupilin-pilin juga kedua putingnya ini ambil agak sedikit kutarik-tarik..
mbak Siti tambah merintih-rintih menikmati permainan tanganku yang meremas payudaranya dan memilin putingnya.

“Oohhh Heeennn.. ohh Heeenn.. Ssshhhh.. aaah hh.. sssshhh.. ooohhh.. ssshhhh.. aaahhhh.. ssshhhh.. aaaahhh.. ohh..
Heeeennnn.. teruuuusss Hen.. teruuuusss.. o ohh.. enaaakk.. Heeen.. eennaaakkkk.. ohhhh..”
Mbak Siti merintih-rintih keenakan sambil terus memompa kontolku keluar-masuk di dalam vaginanya.

Memek mbak Siti pun semakin banjir oleh cairan precumnya dan cairan precumku..
Kontolku sedikit lancar keluar-masuk di dalam memeknya ini..
tapi aku masih merasakan dinding vaginanya menempel erat di batang kemaluanku.

Aku membiarkan mbak Siti sibuk memompa memeknya di batang kemaluanku ini..
agar aku dapat memberinya kepuasan yang belum pernah dia alami selama hidupnya..

Akan aku buat dia menggelepar keenakan menikmati kontolku yang panjang dan besar ini.

Aku merasakan gerakan naik-turun mbak Sitipun semakin bertambah cepat..
saat menurunkan pantatnya ke bawah pun mbak Siti menghujamkan pantatnya dengan kuat.

Erghhh.. aku merasakan kontolku sering menyentuh dinding rahimnya.

Mbak Sit ipun merasakan hal yang sama saat dia mendorong kuat pantatnya ke bawah..
Dia merasakan dinding rahimnya tersundul oleh kepala kontolku.. membuat suara rintihan lirihnya semakin sering terdengar.

“Ooohhh.. sssshhhh.. ohh.. ssshhhh.. ohh.. ss shhhh.. ohh.. aaaaccchhhhhh.. Heeeennn.. ssshhh.. o oohh.. ssshhhh..
ohhh.. enaaaakknnyaaa.. punyamu.. in i Heennn.. besar.. panjang.. keras.. dan.. taaahhha aannn.. lammmaaaa.. aaaahhhh..”
pujinya di sela desah dan erangan nikmatnya.

”Sshhhh.. ooohhh.. Heeennn.. ssshhh.. aaahhh.. puaasss.. aakuuu.. ssshhh.. aaahhh..” mbak Siti kini merintih lirih.

“Aaaahhh.. mbak.. aaakuuuu.. jugaaa.. enaaakkk.. mbaaakkk.. o ooohhh.. aaahhhh.. memekmu.. mbaakkk.. enaaakk sekalliii..”
akupun tak kalah nikmatnya mengerang keenakan.

Mbak Siti semakin cepat memompa kontolku keluar-masuk di dalam memeknya..
Sementara itu aku juga semakin gencar meremas-remas payudaranya juga memilin-milin kedua putingnya..

Mbak Siti semakin merintih-rintih keenakan.. aku juga semakin mengerang kenikmatan.
Suasana dapur mbak Siti lebih ramai dengan suara rintihan-rintihan lirih kami.. ditambah dengan bunyi kecipak beradunya kemaluan kami.

Bukan hanya lubang memeknya saja yang sudah semakin banjir..
tapi tubuhnya mbak Siti pun sudah banjir oleh keringat.. tubuhku pun sudah banyak mengeluarkan keringat.

“Ohh.. Heeennn.. enaakkk.. sekaallliiii.. ooo ohhh.. ssshhh.. aaaccchhh.. Heennn.. aakuuu.. sudaaaahh.. gaakkk.. taahann lagiii.. Heennn..
Akkuuuss..sudaa ahhh.. mauhh.. kellluaaaarr.. ohh.. Sssshhhh..”
Mbak Siti kian ramai mendesahkan nikmatnya menjelang puncak nikmatnya.

”Aahhhh.. sssshhhh.. aaahhhhh.. Hheennndddraaaaaa.. oohhh.. aaakkkhhuuu.. keellluaaarrrr.. oohh.. Heeennn..
enaaaakkkk.. niikmmmaattt..” mbak Siti mengerang panjang menyambut puncak kenikmatannya yang berhasil dia raih.

Jlegh..! Mbak Siti menekankan pantatnya dengan kuat.. lalu terdiam.
Pada saat itu juga aku merasakan dinding vagina mbak Siti berdenyut dengan kuat..

Bertepatan dengan erangan mbak Siti.. Ssrrrr.. ssrrrr.. ssrrrr.. sssrrrrr.. sssrrrrr.. sssrrrr..
Kurasakan hangatnya lahar kenikmatan mbak Siti menyirami batang kemaluanku yang sedang terbenam di dalam vaginanya.

Nyut-nyut-nyut-nyut.. Terasa denyutan-denyutan yang kurasakan sangat kuat sekali..
seolah-olah sedang memijat-mijat batang kemaluanku.

Terdengar suara nafas mbak Siti yang tersengal-sengal..
Kuremas-remas payudaranya dengan lembut untuk sekedar memberi tambahan sensasi pada pencapaian puncak kenikmatannya ini.

“Ooohh.. Heennn.. ooohhhh.. enaaaakkkk.. sekaaalllliii.. Aakuu.. selalu puas oleh punyamu.. ini..
Ooohhh.. Heennn..” rintih mbak Siti penuh nikmat.

“Iyaaachhh.. mbak.. akan aku buat mbak puas sampai pagi.. tenang saja mbak..”
kataku sambil tetap meremas-remas lembut kedua payudaranya.

Mbak Siti terlihat menikmati remasan lembut di kedua payudaranya.. nafasnya mulai normal kembali.
Tubuhnya mulai bersandar ke tubuhku.. sementara batang kontolku masih terbenam di dalam vaginanya..
tangan kanannya melingkar di leherku.. kepalanya menoleh ke arahku.. mulutnya tersungging senyum kepuasan.

Aku jadi gemas melihat senyumnya itu.. kucium mesra bibirnya dengan lembut.
Mbak Sitipun membalas ciumanku.. aku mulai menjulurkan lidahku memasuki rongga mulutnya.
Kedatangan lidahku disambut dengan lidahnya.. lidah kami saling menari.

Kedua tanganku mulai menarik bajunya ke atas.. sehingga kedua payudaranya terlihat oleh mataku.
Kedua putingnya yang mencuat keluar pun terlihat olehku.

Srekk..! Bajunya kutarik ke arah belakang.. sehingga bagian depan tubuhnya betul-betul terbuka.
Kehentikan ciumanku di bibirnya dan mulai mengarahkan mulutku menuju ke payudaranya..

Sementara tangan kananku mulai sibuk meremas-remas payudara kirinya..
Slrupp.. payudara kanannya mulai kuisap-isap.. putingnya mulai kujilati dan kugigit-gigit lembut.

Seketika mbak Siti kembali merintih lirih.. “Oohhhh.. Heenn.. geli.. geliii.. aaacchhh.. Heenn.. aaachhhh.. ssshhh.. ooohhh.. ssshhhh..”
Tubuhnya mengeliat lembut.. menikmati permainan mulut dan tanganku di payudaranya.

Tubuh mbak Siti menggelinjang merasakan nikmat dan geli.. Namun karena tertahan oleh tangan kiriku yang sedang memegangi pinggangnya dan tangan kananku yang sedang beraksi di payudaranya.. membuat mbak Siti tidak bisa terlalu menggerakkan tubuhnya.. kecuali bagian bawahnya saja.

Gelinjangan-gelinjangan tubuh bagian bawahnya membuat liang memeknya mulai memutar-mutar kontolku yang masih terbenam di lubang memeknya itu.
Arghhh.. tak pelak aku merasakan nikmat saat lubang vaginanya itu memutar-mutar kontolku.. seolah menggerusnya di dalam sana.

“Mbaaakkk.. aaaaahhh.. enaaakkk.. hhhmmm.. sssllrrpppp.. h hhmmmm.. ssslllrrrpppp.. teruuussss.. mbak..
putar teruss.. goyang pantatmu.. enaaaakkk mbaaakkk.. aaaahhhhh..”
aku melenguh dan mengerang nikmat di tengah kesibukan mulutku yang sedang mengisap-isap teteknya.

“Ooouugghhh.. akuuu juga.. enaaakk.. Heennn.. ooooh hhhh.. Heeeennn.. iisaaaapppp.. tetekku..
teruuusss.. re maaaasss.. ohh.. Heeenn.. aaakkkhhuuu.. ohh.. ssshh hhh.. aaaahhh.. sssshhhhh..” mbak Siti merintih lirih.

Nafsu birahi mbak Siti mulai timbul kembali.. pantatnya semakin cepat memutar-mutar.
Saat memutar pantatnya itu mbak Siti menambahinya dengan gerakan naik-turun..
sehingga kenikmatan yang sedang kualami makin bertambah.

Mbak Siti juga mengalami hal yang serupa denganku.
Gesekan-gesekan dinding vaginanya dengan batang kemaluanku tak henti-hentinya mendera kedua kemaluan kami.

Aku melepaskan pegangan tangan kiriku pada pinggangnya lalu mengarahkan tangan kiriku ke selangkangannya.
Kemudian mulai mengelus-elus kelentitnya.. dapat kurasakan kelentitnya sudah mencuat keluar.

Menyadari hal itu.. aku mulai menggunakan jari jempol dan telunjukku untuk memilin-milin lembut itilnya tersebut..
Saat jari-jariku mulai beraksi di kelentitnya.. mbak Siti semakin merintih-rintih keenakan.

“Ooouuugghhh.. ssshhh.. aaahhh.. oooo ohhhh.. Heeennn.. kamu aaapaainnn itilkuuuu.. oooo ohhhh.. sssshhh.. aaaahhhh..
Heeenn.. enaaakk sekaliiii.. Aaakkhhuuu.. ohh.. belum.. pernaaah.. seenak.. iiinnniii..” rintihnya sambil menggeliat-geliatkan tubuhnya.

“Hhhhh.. Henndraaa..ahhh.. ssshhhh.. terrruuuu sssshh.. eenaaaakkk.. ooohhh.. ssshhh.. aaahhhh.. Hendraaa..
Oooohhh.. ssshhhh.. aaahhhh..” mbak Siti merintih merasakan nikmat yang luar biasa saat itilnya mulai kupilin-pilin.

Mbak Siti semakin menggila menggoyangkan pantatnya.. saat aku yang semakin gencar memilin-milin itilnya..
meremas-remas dan mengisap-isap payudaranya.. juga menggigit-gigit lembut putingnya..
aku merasa kontolku seolah dipilin-pilin oleh lubang memeknya. Dan kurasakan lubang memeknya semakin bertambah banjir..

Aku sendiri merasakan nikmat yang sangat luar biasa dengan goyangan pinggul dan pantat mbak Siti itu.
Tapi aku bertahan untuk tidak mencapai kepuasanku dulu..
aku ingin membuat mbak Siti malam ini betul-betul terkapar karena kepuasan dientot kontolku.

“Ooouuuhhh Heeennn.. teruuusss Henn.. teruusss.. Oooo ohhhh enaakk.. ooohhh.. ssshhhh.. aaaahhh.. ssshhhh..
Heeenn.. ohh.. teruuuusss Hennn.. ooohhh.. sshhh.. aaahhh.. sshhhh.. aaahhhh.. Heennnn.. gilllaaaa.. kkkaaammuuu..
ooohhh.. aakuuuu.. sshhh.. ooohhh.. enaaakk.. ssekaaliii.. punya muu.. hhhh..” Mbak Siti mendesah-desah makin ramai.

“Ngghhh.. Hennd.. kkammuuu.. masihhh.. laaammmaaa.. Heeenn..? Ooohhh.. Heeen.. ssshhhh.. akkkhhuuu.. mauu.. keluaaa rr.. lagiiiii..!! Hendrraaahh.. aaahh.. akuuu.. pu aaaasss.. ddiiientot.. kamuuuuhh.. oohhh.. aakuuu.. k-keluaaaarrr.. aaaaahhhh.. Hendraaaa.. aaahhh.. ssshhhhh.. aaaaahhhh..” mbak Siti mengerang panjang menyambut puncak kenikmatan yang berhasil ia raih untuk keduakalinya.

Ssssrrrr.. ssrrrrr.. ssrrrrr.. sssrrrr.. ssrrrrrr.. kembali aku merasakan hangatnya lahar kenikmatan mbak Siti menyirami batang kemaluanku.

Aku tersenyum puas berhasil membuat mbak Siti mencapai kepuasannya untuk keduakalinya..
sementara aku masih jauh untuk mencapai puncak kenikmatanku..
Aku akan membuat dia terkapar kepuasan sebelum aku mencapai orgasmeku.

“Belum mbak.. belumhh.. nikmatin saja mbak kontolku ini.. malam ini.. aku akan buat mbak puas merasakan kontolku..” kataku tersenyum.

“Ohh.. gila kamu Hen.. aku sudah duakali dapet.. tapi kamu masih belum..? Hebat kamu.. coba suamiku bisa sepertimu..
aku mungkin wanita paling bahagia.. bisa setiap malam selalu mencapai klimaks..”
kata mbak Siti dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

“Tenang saja mbak.. aku akan meladeni mbak Siti.. kapanpun mbak Siti ingin merasakan nikmat dan puas..
kontolku akan selalu siap sedia buat mbak Siti..” balasku vulgar.

Mbak Siti tersenyum mendengar perkataanku.. mulutnya menciumi mulutku lembut dan mesra.
Lalu dia membisikkan ajakan untuk melanjutkan permainan kami di dalam rumahnya.

Dia ingin merasakan kontolku menerobos lubang senggamanya saat dia terlentang di atas tempat tidurnya.
Dia ingin lebih dalam lagi merasakan kontolku memasuki relung senggamanya.
Aku tersenyum dan mengangguk mengiyakan mendengar bisikannya.

Tak lama.. setelah tuntas memeknya mengeluarkan tetes-tetes kenikmatannya..
mbak Siti mengangkat tubuhnya.. sehingga kontolku terlepas dari bekapan memeknya.

Dengan baju gamis yang sudah tidak karuan lagi menutupi tubuhnya.. mbak Siti beranjak ke dalam rumah sambil menarik tanganku.
“Hen, tolongin dong bukain bajuku..” kata mbak Siti setelah berada di dalam rumahnya.

Aku segera menolongnya membuka baju gamisnya. Kutarik ritsleting bajunya ke bawah.
Perlahan-lahan kulihat punggungnya yang mulus terpampang di hadapanku.

Srettt.. Kuloloskan baju gamis tersebut menuruni tubuhnya.
Mbak Siti sendiri sedang membuka jilbabnya.. rambut panjangnya terurai.

Tubuh telanjang dengan rambut terurai memberikan pemandangan yang membuatku semakin bernafsu.
Kupeluk tubuhnya dari belakang.. kedua tanganku mulai meremas-remas kembali kedua payudaranya.

Mbak Siti melenguh saat payudaranya kuremas.. “Ohhh.. Heeennn.. sabaarrr.. ohhh.. Hen.. ohh hh..” lenguh mbak Siti.
Aku semakin bernafsu mendengar suara lenguhannya.. kuciumi kuduk.. pundak dan belakang telinganya.

Mbak Siti semakin mendesah kegelian. “Oohhh.. Heeenn.. geliii.. hebat.. kamu.. Hen.. ooohh.. oohh.. ooohhh.. akhhuu.. jaaddiii.. pingin lagi.. Oohhh.. Heennn setubuhi akuuu.. dengan.. punyamu.. yang.. besaaaarr.. ittuu.. Heenn.. ooohhhh..” desah mbak Siti.

Kuselipkan batang kemaluanku ke selangkangan mbak Siti dari arah belakang..
kedua payudaranya yang mengkal masih tetap kuremas-remas dengan gemas.

Sambil kugerakkan maju-mundur kontolku menggesek-gesek bibir kemaluan mbak Siti..
tangan kananku mulai merambat ke bawah.. ke arah selangkangannya.

Setelah ketemu.. kuelus-elus kelentit mbak Siti yang sudah mencuat keluar.
Mbak Siti menunggingkan sedikit pantatnya.. agar dapat lebih merasakan gesekan-gesekan kontolku di belahan bibir vaginanya.

“Enak mbak dientot kontolku enak kan..? Mbak pasti pengen lagi dientot oleh kontolku ini..”
kataku berbisik di telinganya sambil menciumi belakang telinganya.

“Hhhhmmm.. iyaaaahhh Heeen.. enaaaakkk sekaaalliii.. a akkuuu.. pengeeen lagi.. oohh.. ssshhhh.. aaaahhh.. He een.. gellliii.. eenaaaakkk.. terusss.. Henn.. aku.. sudaaahhh.. pengen lagi.. dimasukin.. punyamu.. yang gedeeeee.. ini.. Heeenn.. oooohhh..”
mbak Siti merintih-rintih lirih.. sambil tangannya mengusap-usap kepala kontolku yang sedang maju-mundur di belahan vaginanya.

Pelan mbak Siti melepaskan diri dari pelukan dan ciumanku.. dia beranjak menuju ranjangnya.
Kulihat dia merebahkan tubuhnya sambil membuka kedua kakinya lebar-lebar.. dengan mata yang berbinar penuh nafsu birahi.

Dengan posisi seperti itu aku dapat melihat lubang memeknya sudah sangat merah sekali..
karena daritadi mengalami gesekan-gesekan dengan batang kontolku.

Kulihat juga lubang vaginanya yang merah itu tampak mengkilat..
karena cairan-cairan kenikmatannya yang sudah 2 kali membasahi lubang vaginanya itu.

Segera kuhampiri dia lalu bersimpuh di hadapan selangkangannya yang sedang terbuka lebar.
Aku mengarahkan kontolku ke lubang vaginanya.. Slebb.. kuselipkan kontolku itu ke bibir vaginanya.

Ssssllleeeepppp..! Kontolku kembali terjepit oleh lubang vaginanya.

Sontak Mbak Siti melenguh panjang saat merasakan jejalan kepala kontolku di lubang memeknya.
“Oooouuuggghhhhh.. Heendraaaa.. aaaccchh hhh.. punyamuuuu.. besaaaarrr.. seeekaaaliiiii.. ohh h.. puaskan aku Hen, ooohhhh..”
lenguh mbak Siti sembari memeluk pinggangku.

Dengan perlahan-lahan aku mulai mendorong masuk kontolku ke dalam lubang memeknya mbak Siti.
Bbblllleeeeeessssss.. kontolku mulai melesak masuk di lubang memek mbak Siti dengan perlahan-lahan.
Kulihat batang kemaluanku sedikit demi sedikit menghilang.. ditelan lubang vagina mbak Siti.

Mbak Siti kembali merintih merasakan memeknya penuh sesak oleh batang kemaluanku.
“Oouugghhh.. Heennn.. oouugghhh punyamuuu besaaaarrrr.. ooouugghhhh.. mekikuuuu u.. penuh.. sesaaaakkk.. oouggghhh..
Masukin.. semuaaanyaaaahh.. Heeennn.. aaaahhhh.. oooouuugghhh..”
Rintih mbak Siti yang merasakan kontolku mendesak lalu menerobos masuk di lubang senggamanya.

Dinding vaginanya begitu ketat melingkari batang kemaluanku.. Aku terus menekan masuk kontolku..
Bblllleesseepp..! Akhirnya seluruh batang kemaluankupun terbenam di dalam lubang vagina mbak Siti.

Tubuh mbak Siti mengejat saat merasakan kepala kontolku menyundul dinding rahimnya.

“Oouugghhhh.. Heenndraa..ahhh.. menttookkkhh.. pu nyammuuu.. oouughhh.. rahimkuu.. oouugghh..
punyamuuuu.. oouugghhh panjaaang sekaali.. aaaahhhh.. Heeenn.. enaaaaakkk.. nikmaaatt..” mbak Siti mengerang merasakan nikmat.

Setelah mendiamkan sesaat batang kemaluanku di dalam cengkraman lubang vaginanya yang ketat menempel.
Perlahan-lahan kontolku mulai kutarik keluar hingga batas leher batang kemaluanku.

Kulihat dinding vagina mbak Siti ikut tertarik keluar.. akibat saking ketatnya menempel di batang kemaluanku..
Sementara kulihat itilnya semakin mencuat keluar.. dengan gemas kupilin-pilin itil merahnya itu..
membuat mbak Siti kembali melenguh merasakan geli dan nikmat yang bercampur aduk yang belum pernah ia alami bila ia bersetubuh dengan suaminya.

“Aaacchhhh.. geliii.. aaacchhh.. geeliiiii.. nikmaa aatt.. ooohhh.. ssshhhh.. ooohhh.. sshhh.. aaahhh.. ooohhh.. masukin.. lagi Hen..
masukin lagi punyamu.. ohh tekan lagi yang dalam.. aaahh.. sshhhh.. aaahhh.. ssshhhh.. ooohhh..” mbak Siti melenguh.

Mendengar mbak Siti yang melenguh-lenguh karena menikmati enjotan-enjotan kontolku di memeknya..
hilang citra dirinya yang alim dan setia sama suaminya.

Mbak Siti lupa sudah akan dirinya yang sudah bersuami dan berjilbab.
Yang diingatnya sekarang adalah menikmati sodokan-sodokan kontolku di lubang memeknya.

Yang diingatnya adalah menggapai kepuasan dan kenikmatan bersetubuh sebanyak mungkin..
selagi dia bisa dan selagi suaminya tidak ada.
Yang diinginkannya adalah bersetubuh denganku dan menikmati sodokan-sodokan kontolku sampai pagi.. sampai dia kelelahan.

Jlegh..! Kuhentakkan kontolku sekaligus menerobos lubang memeknya.
Mbak Sitipun mengerang merasakan kerasnya kontolku menghantam dinding rahimnya.

Sleebbbb.. kutarik kembali kontolku keluar dengan perlahan..
Jlebb.. kuhentakkan kembali saat kulihat leher kontolku di ambang lubang senggamanya.

Setiap kuhentakkan keras-keras ke dalam lubang memeknya.. mbak Siti selalu mengerang penuh nikmat.

“Hheegghhh.. aaaahhh.. sssshhh.. aaahhh.. lagiiii.. Heenn.. lagiiiii.. tekan yang keraassss.. hheegghhh.. aaahhhh..
iiyyaachhh.. tteruuus.. begituuuu.. Hennn.. hhheegghhhh.. aaahhhh.. eenaakkk.. laaggiiii.. aaahhh.. hheegghhhh.. ohhh.. Hendra..
enak bersetubuh denganmu.. ohh ssshhhh.. aaahhh..” mbak Siti mengerang-erang keenakan merasakan sodokan-sodokan kontolku.

Aku memeluk tubuh mbak Siti.. kedua tanganku masuk ke belakang tubuhnya.. kuciumi mulut dan bibirnya dengan lahapnya.
Lidahku menjulur masuk dalam rongga mulutnya.. kedua lidah kami saling bersentuhan.

Pantatku mulai gencar memompa kontolku keluar-masuk memeknya dengan cepat..
Setiapkali hujaman kontolku masuk ke dalam lubang senggamanya.. mbak Sitipun mendengus dan matanya membelalak..
merasakan dinding rahimnya yang tersodok oleh kepala kontolku dengan kuat.

“Hhhhmm.. hhhmmm.. sssllllrrpppp.. hhhheeehh hhhhhh.. hhhmmm.. sssllrrrppp.. hhheeeehhhh.. hhhhmmmm.. sslllrpppp..”
dengus mbak Siti yang masih sibuk membalas ciumanku dan menelan air liurku.

Aku semakin bersemangat memompa kontolku keluar-masuk di dalam lubang senggamanya.
Ritme keluar-masuknya bertambah cepat.. sementara hujaman-hujamannya bertambah keras dan dalam..
dan selalu sukses membuat mbak Siti mendengus dengan mata terbeliak.. yang kulihat hanya putihnya saja.

Saat itu kurasakan tubuh mbak Siti bergetar hebat.. kakinya memancal-mancal dan mengejang-ngejang.
Aku tau bahwa saat ini mbak Siti sedang berada di titik orgasmenya yang akan ia raih kembali untuk ketigakalinya.

Aku semakin mempercepat gerakanku.. kulepaskan ciumanku di mulutnya..
membuat mbak Siti leluasa untuk mengerang-erang menyuarakan kenikmatannya..
menyambut puncak kepuasannya yang akan dia raih sebentar lagi.

“Auuhh.. ahh.. ohh.. sshhh.. aaa uuhh.. aahh.. ssshh.. oohh.. sshh.. ohh.. Henndraaa.. akuuuuu.. tidaaak.. taaahhaaaa nnnn.. lagi..
Aaaku.. mau.. keluaaaaaaarr.. ohh.. Hennnn.. aaakuuuu.. tidaakkk.. kuaaattttt lagiiiiii.. Oohhhh..hhhh..”
Mbak Siti meracau riuh mengejar puncak nikmatnya.

“Henndraaa..aaakkhhuuu.. saaammpaaiiii.. a aaaahhhh.. aaakuuu.. keluaaaarrr.. Eennaaakkkkhh.. aaahhh.. ooohhhh..
eenaaaaakkkkk.. ddiiienttoooottt.. kontolmu.. ooohhhh.. Heeennn.. akuuu.. puaaasss..hhhh..”
mbak Siti mengerang menyambut puncak kenikmatannya yang berhasil dia raih kembali.

Aku terkejut dengan perkataannya yang vulgar saat dia menyambut puncak kenikmatannya itu..
Karena untuk pertamakalinya aku mendengar dia mengucapkan kata-kata vulgar..
tidak seperti tadi.. yang kudengar dia masih menjaga kata-katanya.

Tapi aku tidak mempedulikan perkataannya itu. Yang kupedulikan adalah membuatnya puas.
Dengan mendengar erangannya tersebut.. akupun menghujamkan kontolku sedalam-dalamnya di liang memeknya..
mendiamkan kontolku itu terbenam di dalam relung kenikmatan mbak Siti.

Kubiarkan mbak Siti menikmati puncak kenikmatannya..
kurasakan dinding vaginanya berdenyut sangat kuat sekali saat mengeluarkan lahar kenikmatannya.
Mulutnya megap-megap.. nafasnya tersengal-sengal.. matanya terpejam.

Kupandangi wajahnya sambil tersenyum mesra.. kuciumi telinganya sambil berbisik..
“Enak mbak..? Enak yach kuentot..? Puas yach mbak disodok-sodok kontolku ini..? Mau lagi mbak..? Mau puas lagi..?” Kataku berbisik.

Dengan nafas yang masih tersengal-sengal.. mbak Siti menganggukkan kepalanya dan tersenyum..
tanda dia masih ingin lagi dipuaskan oleh batang kontolku..
tanda dia masih ingin menikmati sodokan-sodokan kontolku di lubang memeknya.

Akupun tersenyum lalu kucium bibirnya dengan lembut dan penuh mesra.
Kami bersetubuh kembali sampai mbak Siti dan aku muncrat bersamaan.
Aku memuntahkan sperma untuk pertamakalinya.. sementara mbak Siti berhasil meraih puncak kenikmatannya yang keempat kalinya.

Setelahnya kami berdua tertidur kelelahan. Saat subuh kami kembali melakukan pertempuran kami..
hingga mbak Siti berhasil memuntahkan lahar kenikmatannya sebanyak 3 kali.. dan aku hanya memuntahkan air maniku 1 kali saja.

Aku kembali ke rumahku setelah tuntas melaksanakan tugasku.. memberikan kepuasan pada mbak Siti.

Sementara mbak Siti berjalan ke arah kamar mandinya..
untuk membersihkan tubuhnya dan lubang memeknya yang penuh dengan air maniku dan cairan kenikmatannya. Aaahhh.. (. ) ( .)
-------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Mantap editannya walau copas jadi enak di simak dan crot crot crot terus . Tancap terus suhu Pecah utak
 
Duh..........keramas lagi deeeeh
 
Mantul
Mantap betul kompilasinya hu
Lanjutkan huuu
 
-----------------------------------------------------

Cerita 83 – Tetanggaku Juga Kekasihku..

Awal kisah ini
dimulai saat aku baru saja terima rapor cawu I kelas 2 SMA.
Rumah yang tepat berhadapan dengan tempat tinggalku baru saja ditempati penghuni baru.. pindahan dari Gorontalo.

Suami istri dengan dua anak.. seorang lelaki dan seorang perempuan. Suaminya bekerja di salahsatu instansi pemerintah.
Sebagai seorang penjabat.. Oom Banu sangat sibuk dan sering dinas ke Jakarta.
Sang suami ternyata kenalan baik kakakku yang nomor dua, jadi keluargaku dan keluarga baru tersebut cepat menjadi akrab.

Aku biasa memanggil mereka dengan Oom dan tante Banu.
Nama asli Tante Banu adalah Yuri.. merupakan seorang wanita berdarah Menado.. cantik.. putih dan sangat menarik hati.
Penampilannya selalu nampak OK dan sangat serasi.

Kedua anak tante Yuri, sangat akrab denganku, yang sulung perempuan usianya baru 3,5 tahun, sedangkan adiknya 2 tahun.
Sering aku mengajak mereka bermain, maklum aku anak laki-laki bungsu dari enam bersaudara.
Aku disukai anak-anak kecil, dan cepat sekali akrab dengan mereka.

Hingga akhir cawu II.. kehidupan rumah tangga mereka harmonis saja.
Tante Yuri memang sering pergi sesaat setelah Oom Banu berangkat ke kantor.
Biasanya pukul 13.00 sampai sekitar 14.00 WIB tante Yuri sudah kembali.
Hal itu sering tante Yuri lakukan setelah mereka bertempat tinggal kira-kira enam bulan di rumah tersebut.

Jika Oom Banu ke luar kota.. tante Yuri pulang agak lebih sore..
kadang malah sehabis maghrib baru tante Yuri pulang mengendarai mobil sedan Honda Prestige warna merahnya.
Beberapakali aku yang membukakan pintu garasinya, karena saat itu aku sedang di rumahnya bermain dengan kedua anaknya.

Biasanya jika tante Yuri pergi, anak-anak biasa dijaga oleh pembantunya dan adik perempuan Oom Banu.
Adik perempuan Oom Banu sebaya denganku, tapi walaupun aku sering bermain dengannya, aku tidak tertarik padanya.

Aku hanya merasa kasihan kepadanya, karena seringkali dia mengeluh karena perlakuan tante Yuri kepadanya tidak baik.
Pernah aku melihat dia dimarahi tante Yuri dan disiram air bekas cucian pakaian yang banyak sabunnya.

Cawu I kelas tiga berakhir, saat libur dua minggu kugunakan waktuku untuk jalan-jalan sama teman-teman ke suatu tempat rekreasi di dekat kotaku.
Jaraknya lebih kurang 45 km dari kotaku, tempat itu terletak di lereng gunung dan berhawa sejuk, berbeda dengan kotaku yang panas.

Aku masih ingat saat itu hari Senin.. kira-kira jam 10.00 WIB.
Saat aku berlibur di tempat rekreasi itu.. kulihat mobil tante Yuri diparkir di halaman sebuah restoran.

Aku tidak berpikiran apa-apa waktu itu.. bahkan ketika aku berpapasan dengan tante Yuri yang digandeng mesra oleh seorang lelaki
dan di belakang mereka bergandengan pula sepasang teman tante Yuri..
aku tetap belum paham dan mengerti apa sebenarnya yang terjadi dan tante Yuri lakukan bersama teman-temannya.

Mungkin karena memang saat itu secara kejiwaan aku masih polos dan lugu..
serta belum mengenal arti cinta atau hubungan laki-laki dan perempuan..
Jadi aku menganggap hal tersebut biasa saja.. bahkan aku menyapa tante Yuri dengan sopan.

Mendengar dan melihatku.. spontan tante Yuri nampak terperanjat dan kaget.. dan segera melepaskan pelukan lelaki temannya tadi.
Kemudian dia menghampiriku dan basa-basi menanyakan acaraku di tempat itu.

Sebelum kami berpisah.. tante Yuri menggamitku seraya memasukkan sesuatu ke dalam kantong bajuku..
kemudian dia berpesan agar aku merahasiakan pertemuan tadi dengan siapapun.
Aku mengangguk dan berjanji tidak akan bercerita pada siapapun tentang pertemuanku dengannya di tempat rekreasi tersebut.

Sesaat setelah kami berpisah, kurogoh saku bajuku.. ternyata tante Yuri memberiku uang sejumlah 50 ribu rupiah..
Aku heran bercampur senang. Hehe.. jadi kugunakan uang itu untuk mentraktir teman-teman.

Seusai liburan, seperti biasanya kujalani masa-masa studiku seperti biasa.
Di kelas aku boleh dikatakan sebagai murid dengan prestasi belajar yang baik..
kelasku termasuk kelas unggulan yang murid-muridnya dipilih dari 10 terbaik di masing-masing kelas 2.
Dari kelas satu hingga kelas tiga, aku biasa menduduki rangking tiga besar.

Aku setiap hari berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki bersama teman-temanku.
Pada hari Sabtu kelasku pulang agak cepat dari biasanya.. karena dua orang guru yang seharusnya mengajar di kelasku tidak masuk.
Jadi waktu kosong diisi dengan mencatat pelajaran dari guru mata pelajaran lain yang berikutnya.

Seperti biasa.. aku pulang jalan kaki. Kira-kira 1 kilometer dari sekolahanku, tiba-tiba sebuah mobil merah berhenti di sampingku.
Dapat segera kukenali siapa pengemudinya.. dialah tante Yuri.

Aku sempat terkesima melihat penampilannya, dia nampak cantik sekali, apalagi dengan kacamata hitamnya.. wah sungguh bukan main.

Dia buka jendela pintu mobilnya dan memintaku segera naik ke mobilnya.. mengajakku pulang bersama.
Kuterima ajakannya.. dan aku segera masuk dan duduk di dalam mobilnya yang ber AC dan empuk jok kursinya.
Dia tidak mengajakku langsung pulang.. tetapi jalan muter-muter dengan mobilnya.

Kulirik dia.. Wuihh.. sungguh sangat cantik..!
Secara tidak sengaja kulihat paha putih dan mulus miliknya yang terbuka di antara belahan rok spannya..
Hadow..!! Benda itu benar-benar membuatku terkesima.

Setelah beberapa menit kami berjalan, tante Yuri berdehem.. membuatku terperanjat dan segera memalingkan wajahku ke luar jendela.
Diajaknya aku ngobrol tentang pertemuanku di tempat rekreasi dahulu.. menanyakan padaku apakah aku bercerita pada orang lain.

Aku jawab.. bahwa aku tidak bercerita pada siapapun..
Dan aku katakan sekali lagi bahwa aku tidak akan bercerita kepada siapapun tentang hal itu.
Mendengar hal itu tante Yuri nampak lega dan menghela nafas panjang.

Sesampainya di rumah.. seperti biasanya aku membantu membukakan pintu pagar dan garasi rumahnya.
Diparkirnya mobilnya. Dan saat aku menutup pintu pagar rumah serta berpamitan pulang, dipanggilnya aku.

Aku mendekatinya dan mengikutinya masuk ke ruang keluarga.
Dia segera duduk di sofa di depan TV ruang keluarga, dan memintaku duduk di dekatnya.

Serta merta dipeluknya aku dan diciumnya pipiku kanan dan kiri sambil dia mengucapkan terimakasih. Aku diam saja.
Kemudian dipegangnya wajahku dengan kedua belah tangannya, dan secepat kilat diciumnya bibirku dan mulutku dilumatnya.
Aku hanya terperangah kaget dan tak bereaksi apapun.

Sesaat kemudian dilepas pelukannya, dan dia tersenyum padaku. Segera dia bangkit dan memintaku pulang.
Entah kenapa sejak kejadian itu aku jadi semakin membayangkan dia.. aku ingin semakin sering ketemu dengannya..

Bakhan hingga di dalam mimpiku pun aku sering terbayang tante Yuri.
Setiapkali bertemu dia selalu melempar senyum padaku. Aku jadi semakin sering melamun dan membayangkan dia.

Sebulan sejak kejadian itu, kudengar kabar bahwa tante Yuri ketahuan selingkuh.
Kulihat Tante dan Oom Banu sering bertengkar.
Oh.. ya, adik perempuan Oom Banu sekarang tidak tinggal di rumah itu lagi. Anak tante Yuri yang sulung sudah masuk playgroup.

Sejak terdengar berita itu.. tante Yuri jarang keluar lagi seperti biasanya..
Paling-paling dia keluar hanya sebentar untuk keperluan antar jemput anaknya yang playgroup.

Aku tetap seperti biasa.. tetap main ke rumah tante Yuri dan ngobrol dengan Tante dan Oom Banu.
Bagiku mereka sudah kuanggap seperti kakakku sendiri.

Pada suatu hari menjelang terima rapor dan libur Cawu II.. di sekolahku seperti biasa diadakan lomba-lomba kesenian dan olahraga, dan kami pulang lebih awal.
Aku masih ingat hari itu hari Kamis, aku pulang sekitar jam 09.00 WIB.

Sesaat setelah aku masuk ke rumah dan berganti pakaian, kudengar telepon berdering.
Segera kuangkat dan dari seberang sana terdengar suara tante Yuri.

Mengetahui aku yang menerima, tante Yuri bilang.. "Wah.. kebetulan nih.." katanya.
"Tante mau minta tolong sebentar.." Tante Yuri memintaku segera ke rumahnya.

Aku segera mengunci pintu-pintu rumah dan meletakkan anak kunci di tempat biasanya, maklum di rumah tidak ada siapa-siapa.
Bapak, Ibu dan kakak-kakakku tidak ada di rumah.

Segera aku pergi ke rumah tante Yuri. Suasana rumah tante Yuri nampak sepi.
Segera kupencet bel rumah dan tante Yuri nampak membukakan pintu dan mempersilakan aku segera masuk.

Aku terpesona melihatnya.. Wuahh.. dia sungguh cantik dan seksi sekali..
Mengenakan gaun tipis warna pink yang kadang menampakkan lekuk indah tubuhnya.. dengan belahan lebar di dadanya..
sehingga sedikit nampak tersembul buah dadanya yang putih dan halus kulitnya.

Jdeg.. deg.. deg.. Jantungku berdetak keras ketika pandangan mata kami beradu.
Tante Yuri tersenyum.. dan kubalas senyum manisnya dengan senyum pula.

Kami mengobrol di ruang keluarga sambil menonton TV.
Aku menanyakan tentang kedua anaknya, tante Yuri bilang mereka berdua ke Jakarta, ke rumah uwaknya di antar Oom Banu.

Jadi rumah saat itu sepi.. hanya tinggal kami berdua saja.
Tante Yuri mengobrol sambil menyilangkan kaki kanannya ke atas kaki kirinya..
sehingga gaun tipisnya terbuka dan terlihat jelas pahanya yang putih dan halus.

Aku tidak henti-henti melirik dan memperhatikannya.
Tante Yuri pura-pura tidak tau.. bahkan secara sengaja gaunnya ditarik ke samping..
sehingga paha mulusnya nampak tersembul keluar.. sungguh suatu pemandangan yang sangat merangsang..

Dan.. tanpa terasa batang kemaluanku langsung berdiri tegak dan keras.. menyaksikan keseksian tante Yuri.

Sesaat setelah ngobrol, tante Yuri berjalan ke arah TV dan mengambil sesuatu di rak VCD.
Segera dipasang dan dinyalakan VCD tadi. Sontak aku kaget dan merasa malu..
Karena ternyata VCD tersebut VCD porno.. dan baru sekali itu seumur hidupku melihat adegan-adegan panas di dalam VCD tersebut.

Tante Yuri lantas duduk di dekatku dan merapatkan badannya ke tubuhku.
Diletakkan tangan kanannya di paha kiriku lalu dielus-elusnya..
Tak lama kemudian diraihnya tangan kiriku dan diletakkannya di atas paha kanannya.. dimintanya aku mengelus pahanya.

Secara naluri tanganku tidak hanya berhenti mengelus pahanya.. bahkan lebih dari itu.
Langsung menuju ke celah pahanya yang tertutup celana dalam pink tipis..!

Kugosok dan kutekan tanganku ke vagina yang masih tertutup celana.
Nampak tante Yuri senang dan kadang dikepitnya pahanya untuk menjepit tanganku yang nakal.

Tanganku menyelusup masuk ke dalam celana dalamnya dan menusukkan jariku ke dalam kemaluannya.
Sesaat kami melakukan hal itu, yakni saling mengelus sambil melihat adegan TV yang sangat merangsang.

Tiba-tiba diraih dan dipeluknya kepalaku, dan segera dibenamkannya wajahku ke dadanya.
Ternyata tante Yuri tidak mengenakan BH.. sehingga wajahku langsung menyentuh buah dadanya yang hangat dan lunak.

Aku menurut saja dan segera tanganku bereaksi.. menjalar kian kemari.. membuka ikatan gaun tipis yang dikenakan tante Yuri..
dan segera mencampakkannya jauh-jauh ke lantai.

Dan nampak seluruh tubuh tante Yuri tidak tertutup apapun kecuali CD pink yang masih melekat ketat di kemaluannya.
Buah dada tante Yuri sekarang sudah tidak tertutup apa-apa lagi, dan segera tante menempelkannya di wajahku.

Aku bereaksi mencium dan mengulum puting susunya, kemudian bibirku menjalar ke lehernya, akhirnya mulut kami saling mengulum.

Tangan tante Yuri bergerak melepas kaos dan membuka resleiting celana pendek jean yang kukenakan..
kemudian secara sigap diraihnya batang kemaluanku dan digosoknya dengan tangan kanannya.

Pelan-pelan direbahkannya badannya di sofa.. sembari ditariknya badanku hingga menindih tubuhnya.

Kami saling mencium kembali. Secara naluri.. aku meniru adegan yang ada di VCD porno tadi.
Pelan-pelan bibirku bergerak ke bawah.. menyusuri lehernya yang putih.

Terus turun dan turun ke bawah.. hingga mencapai buah dadanya..
Crupp.. segera kuisap dan kuremas buah dadanya yang putih dan sudah mengeras.

"Oughh.. hhh.." Terdengar tante Yuri mengerang dan merintih.

Diremas-remasnya batang kemaluanku yang sudah mengeras.. lalu dikocoknya pelan.
Ahhh..! Sungguh luar biasa rasanya.. sebab baru pertamakali aku merasakan hal tersebut.

Tiba-tiba didorongnya tubuhku, lalu dia duduk di sofa menghadapku.. disuruhnya aku berdiri dan segera dilepas celana dalamku.

Toeweww..!! Dengan terlepasnya CD tadi.. nampak tugu monasku tegak berdiri dengan keras..
Crop..! Segera diisap dan dikulum dengan mulutnya, aku mengerang dan mendesis keenakkan.

Sesaat kemudian dia lepas pula celana dalamnya, dan segera dibaringkan tubuhnya di sofa sambil dibuka kedua belah pahanya.

Aku terkesima takjub melihat pemandangan di depanku.
Kini nampak jelas celah vagina yang berwarna kemerahan di antara kedua belah pahanya yang putih.

Segera wajahku menyerbu ke vaginanya dan kujilati vaginanya.. seperti apa yang kulihat di adegan VCD.
Tante Yuri mengerang dan melenguh.. pantatnya sesekali didorongnya ke atas..
sehingga mulut dan lidahku semakin keras menempel di vaginanya.

Adegan tersebut berlangsung sekitar lima menit-an.. setelah itu diraihnya bahuku dan ditariknya badanku..
Aku segera menindih tubuhnya. Kuremas-remas payudaranya sambil kupilin-pilin pelan putingnya.

Mulutnya meraih dan mencium mulutku serta dimainkan lidahnya..
tangannya memegang penisku dan menempel serta menggosoknya di liang kemaluannya.

Beberapa saat kemudian dibimbingnya penisku memasuki liang vaginanya.. ”Masukkan itumu ke punyanya tante..”
Ia berbisik dan membuka kakinya lebar-lebar.. memberi akses seluas-luasnya kepadaku untuk menikmati tubuh mulusnya.

”Gimana caranya.. tante..?” Aku bertanya lugu.

Sebagai seorang pemula.. jelas saja aku memang belum tau caranya bersetubuh.
Tapi ada rasa geli di ujung penisku saat kutempelkan benda itu di tengah-tengah daging yang berbulu milik Tante Yuri.

”Seperti yang tadi kamu udah tonton.. Begini nih..” ujar tante Yuri.
Dia meraba kontolku dan perlahan menggeser ujungnya hingga akhirnya kurasakan ada celah yang sangat hangat dan membasah.

”Dorong.. Gi. Tapi pelan-pelan aja..” bisiknya.

Kulakukan apa yang ia perintahkan.. aku mulai mendorong. Slebb.. slebb.. slebb..
Kutekan batang penisku sedikit demi sedikit. Kulihat tante Yuri hanya meringis dengan mata terpejam-pejam.

Aku bergerak makin mendekatinya untuk mengemut putingnya sambil terus mendorong kemaluanku menyeruak liang nikmatnya itu.
”Enak nggak..?” Bisik tante Yuri di telingaku.

”Enakk bangetth tantehh. Masukin semua yahh..?” Tanyaku dengan suara bergetar menahan nikmat. Tante Yuri mengangguk.

Aku pun dengan bersemangat mendorong lebih keras.. Bleessp..!!
Dengan mudah batang penisku mengisi liang vaginanya.

Urgghh.. Rasanya hangat.. geli.. sekaligus nikmat.

Kubiarkan terdiam sebentar sampai tante Yuri berbisik.. ”Maju mundurin pelan-pelan.. Gi. Gesek punya tante..” desahnya mengarahkan.
Segera aku ikuti arahannya.. mulai kumaju-mundurkan penisku pelan-pelan.

Kudengar nafas tante Yuri makin tak teratur.. semakin berat dan putus-putus.
Tangannya kemudian meremas-remas pantatku.. sambil bibirnya mencari mulutku untuk diajak berciuman.

Kuladeni semua yang ia inginkan.
Kulumat habis bibirnya sambil tanganku tak henti-henti meremas payudara besarnya yang terasa sudah mulai kendor.

Ahhh.. Kurasakan nikmat yang luar biasa di persetubuhan pertamaku itu. Tante Yuri benar-benar total mengajariku.

Tak menunggu lama.. beberapa saat kemudian kami mulai berpacu mengumbar nafsu sepuas hati kami.
Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa.. belum pernah sekalipun aku merasakan sebelumnya.

Jlebb.. jlebb.. jlebb.. Dengan cepat dan keras kuhentakkan penisku ke dalam liang vaginanya.
Tante Yuri mengerang.. merintih dan menggerak-gerakkan pinggulnya naik-turun seirama dengan gerakanku.

Mulutku menciumi lehernya.. kadang ke buah dadanya.. hingga akhirnya mengulum bibirnya sambil menggerakkan pinggulku..
Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. naik-turun untuk menarik dan mendorong penisku ke dalam liang vagina tante Yuri.

Sesaat kemudian tante Yuri terdengar mengerang keras dan memintaku untuk mempercepat gerakan pinggulku.
Tiba-tiba dia mempererat pelukannya dan mengejang keras.. sambil dari mulutnya keluar teriakan-teriakan agak keras.

Tidak lama kemudian.. srrr.. srrr.. srrr.. terasa sesuatu yang hangat membasahi batang kemaluanku.. terasa vaginanya bertambah licin.

Tiba-tiba dia mengendurkan pelukannya dan menghela nafas panjang. "Ooohh.. Nugi.. oohh..” desahnya.
Segera diraihnya wajahku dan dilumatnya mulutku dengan ciuman yang panjang, sementara pinggulku tetap bergerak naik-turun.

Pelan-pelan didorongnya badanku dan dikempitkan kedua kakinya di pantatku.. sehingga pantatku tidak dapat bergerak naik-turun.
Nampak rasa puas dan senyum manisnya.

"Oohh.. Nugi.. kau belum keluar ya..?" Tanyanya. Terus terang aku tidak tau maksud perkataannya saat itu.

Tiba-tiba digulingkan tubuhku.. sehingga kami berdua jatuh di lantai di atas karpet.
Tubuhku menelentang, diraihnya celana dalamnya dan dilap vaginanya.

Sesaat kemudian tante Yuri jongkok tepat di atas batang kejantananku.
Dipegang dan.. Blessepp..! Kembali dibenamkannya penisku ke dalam liang vaginanya..
Lalu dia gerakkan tubuhnya naik-turun.. sehingga penisku menggosok dinding dalam liang vaginanya.

Kedua belah tangannya menekan dadaku, dan kepalanya mengangguk-angguk seirama gerakan tubuhnya.
Cepat tangganku meraih dan meremas-remas buah dadanya. Rambutnya tergerai lepas dan berulangkali menyentuh wajahku.

Tante Yuri mengerang dan sesekali memekik agak keras.. untung rumah tante Yuri agak besar..
sehingga erangan dan teriakannya tidak terdengar dari luar.

"Ohh.. aah.. aduh.. Nugi.. Enak.. sungguh enak.. Ohh.. yach..! Yach..!!"
Desahnya sambil digerakkannya tubuhnya persis seperti orang menunggang kuda liar.

Aku mengimbangi gerakannya dengan menaik-turunkan pantatku.. sehingga membuat tante Yuri semakin liar dan histeris.
Tiba-tiba dia membungkuk dan menggerakkan tubuhnya semakin cepat, sambil jarinya memutar-mutar dinding luar vaginanya.

Suara erangannya semakin keras dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, serta memeluk tubuhku erat sekali.
Srrr.. srrr.. srrrr.. Terasa kembali cairan hangat membasahi penisku di dalam liang kenikmatannya.
Saat itu penisku sudah mulai berdenyut-denyut.. seperti hendak memuntahkan sesuatu.

Keringat sudah membasahi tubuh kami berdua.. desakan dan dorongan letupan di ujung kemaluanku semakin terasa..
Tetapi gerakan tante Yuri sudah mulai lemah dan pelan.. dan akhirnya berhenti. Tubuhnya terkulai lemas menindih tubuhku.

Batang kemaluanku masih keras.. namun desakan.. dorongan dan denyutan kembali hilang.

Kembali lagi tante Yuri tersenyum dan mengulum mulutku.
"Ohh.. Nugi.. Tante puuaass.." katanya sambil tetap dalam posisi telungkup di atas tubuhku.

Kemudian tante Yuri menghujani wajahku dengan ciuman yang bertubi-tubi.
Penisku masih tegar.. menancap keras dan berada di dalam di vaginanya yang berdenyut-denyut seperti mengemutnya.
Bila pinggul tante Yuri bergerak.. maka terasa enak dan nikmat rasanya.

Dalam posisi seperti itu.. mulut kami saling berpagut dan ciuman yang panjang.. yang seolah tak akan selesai kami lakukan.

Lidah tante Yuri menyelusuri sekujur wajahku.. ke leherku dan kembali ke mulutku..
dengan batang kemaluanku masih tetap terbenam di liang vaginanya.

Saat kami sedang asyik bercumbu, terdengar dering telepon berbunyi.
Tante Yuri segera bangkit dan menuju ke pesawat telepon.
Diangkatnya gagang telepon sambil jari telunjuknya ditempelkan di mulutnya sebagai isyarat agar aku diam.

Tante Yuri menerima telepon sambil berdiri merapat ke dinding.. ternyata telepon dari Oom Banu di kantor.

Mataku tak hentinya menatap tubuh dan wajahnya..
Ahh.. sungguh pemandangan yang indah dan hampir aku tak percaya dengan apa yang baru saja kualami sesaat tadi.

Aku cubit tanganku terasa sakit.. berarti ini bukan mimpi.

Melihat apa yang kulakukan.. tante Yuri tersenyum geli.. dilambaikan tangannya agar aku mendekatinya.
Tanpa disuruh untuk keduakalinya aku segera bangkit dan menghampirinya.

Kupeluk tubuhnya dari belakang dan mulutku langsung menyerbu leher putihnya, sementara tanganku meremas-remas buah dadanya.
Matanya terpejam menikmati apa yang kuperbuat. Tangan kirinya meraih kepalaku dan ditariknya menuju buah dadanya.

Segera kuubah posisi tubuhku sehinga menempel tubuhnya dalam posisi berhadapan.
Tangan kiri tante Yuri meraih penisku yang masih tegang dan keras, digosok dan dikocoknya pelan..
Aduh .. nikmat sekali..

Sambil menelpon.. tante Yuri tetap memintaku mencumbuinya..
namun jika aku mau mencium mulutnya.. maka segera didorongnya wajahku.
Aku mengerti maksudnya, maka bagian tubuh lainnya yang menjadi sasaranku.

Lidahku menjilati sekujur tubuhnya, mengisap puting susunya, meremas buah dadanya dan terus ke bawah.
Kaki kirinya segera kuangkat dan kuletakan di atas meja di dekat kami bercumbu..
sehingga celah vaginanya terbuka menganga, yang dengan segera kujilati.

Tangan kiri tante Yuri memegang dan menekan kepalaku ke kemaluannya..
sementara tangan kanannya tetap memegang gagang telepon.
Dia nampak menahan rasa nikmatnya agar tak keluar erangan dari mulutnya.

Tiba-tiba didorongnya wajahku menjauh dari vaginanya dan jarinya memberi isyarat agar aku sementara menghentikan cumbuanku.
Sesaat kemudian diletakkannya gagang telepon dan langsung diraih tanganku, dan segera ditariknya aku menuju kamarnya.

Segera ditutup dan dikunci pintunya..
langsung diraihnya tubuhku dan kami berguling-guling dan saling tindih di atas kasur tempat tidurnya.

Tempat tidurnya nyaman, empuk dan bersih. Kembali kami saling mencumbu dan merangsang satu sama lain.
Tante Yuri menelentangkan badannya, dan memintaku menindih tubuhnya dalam posisi terbalik.

Batang kemaluanku tepat di wajahnya dan kemaluannya persis di wajahku, aku segera tau maksudnya.
Dan segera kami bereaksi, kujilati kemaluannya yang tanpa rambut, bau vaginanya membuatku semakin mabuk kepayang.
Dikulum dan disedotnya penisku.. sehingga semakin keras dan tegang.

Lebih kurang 10 menit hal itu kami lakukan.. selanjutnya tanpa diminta.. kubalik posisi tubuhku..
Jlebb.. segera kumasukkan batang penisku ke liang vaginanya, dan kugerakkan pantatku naik-turun dengan cepat dan keras.

Tante Yuri mengerang-ngerang, dan teriakkannya sesekali terdengar lepas tak ditahannya.
Kugenjot terus liang kenikmatannya, kupacu gerakkanku dan lagi-lagi dia mempererat dan mengencangkan pelukannya sambil merintih..
"Ohh.. aahh.. uuh.. Nugi.. Nugi.. teruuss.. teruss Sayang.. auuw.. enak Nugi.. teruus..!"

Diraihnya wajahku dan dilumatnya mulutku.
"Eehmm.. ehmm.." suara yang keluar dari mulut tante Yuri saat menciumku.

Setiapkali kuhentakkan batang kemaluanku keras-keras ke vaginanya..
sesaat kemudian tubuhnya mengejang dan kepalanya bergoyang-goyang ke kiri dan ke ke kanan sambil mulutnya mengerang keras.

Pinggulnya menghentak-hentak dengan keras mengimbangi gerakanku, keringat kami bercucuran, membasahi tubuh kami.

Dan pada suatu hentakan yang keras.. tante Yuri mendekap kepalaku keras-keras dan melolong histeris..
Hingga akhirnya kedua kakinya terkulai lemas.

Saat itu di ujung penisku terasa ada yang berdenyut dan sepertinya mau kencing.

Kubilang sama tante Yuri.. "Tante.. aku pengin pipis rasanya Tante.."
Tante Yuri menjawab.. "Biar.. terus aja.. biarkan pipis di memek Tante aja. Ayo..!"

Mendengar jawabannya aku sudah tidak peduli lagi.. kupercepat gerakan pantatku.. clepp-clebb-clebb-clopp-crekk-crekk..
Terasa desakan dan denyutan di penisku semakin menjadi saat ujung penisku menggesek dinding dalam liang vagina tante Yuri.

Sampai akhirnya secara tak sadar.. aku telah memeluk tubuhnya saat kurasakan desakan nikmat dari dalam batang penislku kian kuat.
Aku pun makin mengencangkan genjotanku. clebb-clebb-clebb-clebb-crekk-crekk-crekk-clebb..

”Tantehh.. ahh.. ahh..” desahan dan lenguhanku makin berat. Hingga akhirnya aku tidak dapat menahan lagi kencingku.

"Ooh.. Aah.. Tante.. Tante.." desahku. Suaraku tertahan oleh jeritan.. Crett.. crett.. crett.. crett.. crett..

Kurasakan cairanku menyemprot deras dari lubang penisku disertai denyutan-denyutan kecil yang luar biasa nikmatnya.
Kubuang air kencingku di dalam vagina tante Yuri.. tapi aneh rasanya. Nikmat sekali.. tidak seperti bila aku kencing biasa di kamar mandi.

Kuperas semuanya hingga tidak ada yang tersisa sedikitpun.. kupindah semuanya ke lubang kelamin tante Yuri.
Ehm.. aku lemas.. tapi sangat puas.
Tubuhku jadi terasa ringan dan nyaman. Rasanya puluhankali lebih nikmat daripada onani sendiri di kamar mandi.. !

Setelah itu aku merasa lega dan nikmat.. Sesaat kemudian gerakan dan hentakan tubuhku berhenti.
Badanku terasa ringan dan lemas sekujur, dan aku telungkup di atas tubuh tante Yuri.

Kupandangi wajahnya, dan kami saling menatap.
Tante Yuri tersenyum, tangannya mengusap wajahku dan menyibak rambutku yang tergerai.

Ohh.. ya.. aku lupa menceritakan bahwa peraturan di sekolahku cukup memberi keluasaan kepada murid..
sehingga murid laki-laki tidak dilarang memelihara rambut panjang.
Mengikuti hal itu.. aku pun mempunyai rambut ikal panjang sebahu.. sehingga membuat penampilanku layaknya pemain band saja.

Tante Yuri mencium mulutku dan mengusap rambutku. Dia berbisik.. "Gimana rasanya..? Enak apa nggak..?"
Aku tidak menjawab, namun tersenyum saja, dan langsung kupeluk dia dan kucium mulutnya.

"Nugi.. kau jangan cerita pada siapapun ya.. tentang apa yang kita lakukan barusan.." Aku mengangguk mengiakan.

Pelan-pelan didorongnya tubuhku ke samping, dan kami berbaring sambil berpelukan. Kami bercumbu dan bercanda seperti anak kecil.
Kadang aku gemas dan kuremas buah dadanya, jika tante Yuri gemas padaku diremasnya penisku.

Sesaat kemudian kami bangun dan tante Yuri segera menggandengku ke kamar mandi yang memang ada di dalam kamarnya.
Segera diguyur dan disiramnya tubuhnya dengan air dari shower sambil berendam di bathtub warna pink.

Kubantu tante Yuri menggosok dan menyabuni tubuhnya.
Saat aku menyabuni kakinya, tanganku iseng meraba kemaluannya dan memasukkan jariku ke dalam vaginanya.

Tante Yuri mendesis, secara naluri aku segera menjilati vaginanya. Dan terdengar erangan dan rintihannya.
Kembali kami bercumbu dan bercinta sepuas-puasnya di kamar mandi.

Di atas lantai kamar mandi yang dingin kugenjot vaginanya dengan keras dan bernafsu.. sampai akhirnya tante Yuri mencapai klimaksnya. Kami lanjutkan hingga kemudian aku pun kembali mencapai klimaks pula.

Jam berdentang 12 kali. Jadi sudah tiga jam aku di rumah tante Yuri.. 2 jam lagi Oom Banu datang.
Segera kami berpakaian.. tante Yuri ke luar kamar mengambil pakaianku dan pakaiannya yang berserakan di lantai ruang tamu.

Setelah kukenakkan dan kurapikan pakaianku, aku segera pulang.

Saat aku hendak keluar.. tante Yuri meraih tubuhku dan menciumku sambil berpesan agar rahasia kami tersimpan rapat..
serta berjanji besok akan mengulang lagi apa yang kami lakukan pagi tadi.

Inilah pengalaman pertamaku dengan wanita, yang tidak lain tetanggaku sendiri.
Aku bersyukur dapat bercinta dengan wanita secantik tetanggaku.
Wanita cantik yang sering dikagumi oleh gadis-gadis mahasiswi yang kost di rumahku.
-------------------

Pada minggu pertama liburan cawu II sungguh suatu moment yang tidak pernah kulupakan seumur hidupku.
Kami berdua tidak pernah melewatkan kesempatan untuk bercumbu setiap hari.

Kami biasa melakukan siang hari saat Oom Banu di kantor..
Saat itu di rumah hanya ada tante Yuri saja.. sementara kedua anaknya masih berlibur di Jakarta.

Pada hari ke-8 liburanku, Oom Banu ke Jakarta untuk menjemput anaknya. Oom Banu di Jakarta selama 4 hari.
Oom Banu berangkat dengan pesawat terakhir.. kami berdua mengantar kepergiannya ke bandara.

Begitu pesawat Oom Banu lepas landas.. kami bergegas menuju mobil.
Tante Yuri menyetir mobil.. tanganku mengelus lembut pahanya menyusup masuk ke dalam bawah rok mini ketat yang dipakainya.

Secara meyakinkan tanganku menyelusup masuk ke dalam celana dalamnya dan jemariku langsung bermain-main di bibir vaginanya..
untuk selanjutnya menyelusup masuk ke liang vaginanya.

Tante Yuri mendesis dan merenggangkan pahanya.. sehingga jemariku semakin leluasa mengobok-obok liang vaginanya.
Tante Yuri terus melajukan mobilnya, tidak langsung pulang ke rumah.. namun mengambil jalan memutar melalui jalan tol.

Senja mulai temaram, tante Yuri mengajakku ke rumah temannya.
Amboy.. sebuah rumah yang indah dan besar, dengan halaman yang amat luas.

Sepertinya tante Yuri sudah biasa datang ke sana, sebab begitu sampai di gerbang rumah tersebut.
Si penjaga pintu segera membukakan pintu gerbang dan langsung tante Yuri mengarahkan mobilnya ke halaman belakang.
Lalu memarkirnya di garasi, di belakang rumah.

Aku semakin tidak sabar.. segera kubuka rok mininya, langsung kulepas celana dalamnya.
Masih di dalam mobil, di garasi.. kucumbui dia, kurebahkan sandaran kursinya, dan segera kujilati celah nikmatnya.

Kami berdua sudah benar-benar lupa diri..
barangkali kalau tidak ada ketukan di jendela mobil, kami berdua sudah melakukan senggama di dalam mobil.

Segera kami berdua bangkit dan segera mengenakan serta merapikan pakaian kami.
Kami turun dari mobil, nampak seorang pemuda berdiri dekat mobil kami dan tersenyum sambil menyapa..
"Slamet sore Tante.."

Tante Yuri segera menghampiriku dan menggandeng tanganku dengan mesra. Kudekap pinggangnya dengan erat.
Kami berdua berjalan menuju ke dalam rumah, di belakang kami pemuda tadi berjalan mengikuti.

Di depan pintu menunggu seorang perempuan setengah baya yang tidak kalah cantiknya dengan tante Yuri..
menyambut kedatangan tante Yuri. Keduanya lalu berpelukan dan ketawa-ketawa.

Sesaat tante Yuri bicara dengan perempuan tersebut.. aku tidak mendengar apa yang mereka cakapkan.
Mata perempuan tadi tidak henti-henti menatapku seolah hendak menelanku.

Tidak berapa lama tante Yuri menghampiriku.. lalu setengah berbisik dia berkata padaku kalau tante Heni..
– kenalan tante Yuri.. yang tidak lain adalah si pemilik rumah..– ingin 'tidur' denganku.

Aku benar-benar kaget.. segera tante Yuri kutarik untuk kuajak pulang.
Tante Yuri menepis tanganku dan membujuk kembali agar aku bersedia melayani tante Heni.

Segera tante Yuri memutar badannya dan mendekati pemuda tadi, ditariknya pemuda tadi menuju ke sebuah kamar.
Terdengar pintu kamar ditutup dan mereka berdua hilang dari pandang mataku.

Aku hanya berdiri mematung melihat pemandangan tadi. Entah perasaan apa yang ada di dalam hatiku.
Rasanya hatiku hancur membayangkan apa yang bakal dikerjakan mereka berdua di kamar.

Beberapa saat aku masih berdiri mematung.. hingga tidak terasa olehku sebuah tangan memegang bahuku..
Lalu membimbingku menuju ke sebuah kamar lainnya.

Kuakui tante Heni memang cantik, kulitnya putih bersih dan harum wangi badannya.
Sesaat sebelum masuk ke kamar, kutarik tanganku hingga terlepas dari genggamannya.

Dengan suara tertahan di tenggorokan, kukatakan padanya kalau aku tidak mau meladeninya.
Tante Heni kembali membujukku, tiba-tiba terlintas di benakku ide gila.

Kukatakan aku mau meladeninya, tetapi kami harus melakukannya di depan mata tante Yuri.
Artinya.. kami bermain seks di kamar yang sama dengan kamar tante Yuri.

Tante Heni tersenyum dan segera menarik tanganku menuju ke kamar yang tadi dimasuki tante Yuri.
Diketuk pintunya, tidak berapa lama pemuda tadi membukakan pintu.

Dengan sedikit dorongan tubuhku, aku menerobos masuk ke kamar.
Kulihat dengan mata kepala sendiri.. tante Yuri tanpa busana di atas peraduan..
Sementara pemuda tadi juga tidak mengenakan sehelai benang pun.. dengan penis masih tegak berdiri.

Aku benar-benar jengkel dan masygul, tetapi aku tidak dapat berkata apapun.
Aku sudah dapat membayangkan apa yang baru saja mereka lakukan.

Tante Heni menyusul masuk, segera dia tutup pintu serta menguncinya.
Tante Yuri bangun dan segera mendekatiku, sepertinya dia tau perasaan yang berkecamuk dalam dadaku.

Dibimbingnya tanganku dan didorongnya aku hingga badanku telentang di atas dipan.
Satu per satu pakaian yang melekat di tubuhku dilepaskannya. Aku diam saja, membiarkan apa yang dia lakukan.
Hatiku masih terasa perih memikirkan apa yang diperbuatnya bersama dengan pemuda tadi.

Saat dia melepas celana dalamku.. dielus-elus penisku dengan lembut dan segera dikulum di dalam mulutnya.
Dengan merasakan nikmat di batang penisku, perlahan-lahan emosiku menurun.

Kutarik badannya ke atas dan segera kucumbui dia dengan kasar dan buas.
Kugigit-gigit puting susunya, lalu kujilati seluruh tubuhnya, dan akhirnya celah vaginanya juga tidak luput dari jilatan lidahku.
Terdengar erangan dari rintihan nikmat dari mulutnya.

Tante Heni dan pemuda tadi memandang adegan yang kami lakukan dengan mata hampir tidak berkedip.
Tante Yuri benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, tidak malu-malu dari mulutnya keluar teriakan dan erangan keras.

Pemuda tadi mendekati tante Heni, dan mencumbunya.
Perlahan-lahan direbahkan tubuh tante Heni di atas lantai yang ditutup karpet tebal.
Satu per satu baju tante Heni ditanggalkan.

Aku tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan.
Perhatianku tercurah penuh pada tubuh tante Yuri.. yang ternyata tanpa kusadari kucintai dengan segenap hati dan perasaanku.

Sesaat kemudian. "Nugi.. ayo Nug.. tante udah pingin sekali.. Ayo Nugi.. masukkan.. ohh.. ah.. masuukinn.. Nug..!"
Ctapp..! Dicekalnya penisku dan digiring menuju liang kemaluannya.

Sebelum dibenamkan ke dalam vaginanya.. slepp.. slepp.. digesek-gesek ujung kemaluanku pada bibir vaginanya.
Akhirnya aku pun tidak tahan.. Jlebb..! Dengan sentakan keras kubenamkan penisku ke dalam kamaluannya.

Lalu bagai kesetanan.. kugenjot keras-keras penisku keluar-masuk vaginanya. clepp-clebb-clebb-clopp-crekk-crekk-cleb-creb..

Tidak ada rasa malu atau sungkan.. tante Yuri memperdengarkan teriakan dan erangan histeria..
menahan nikmat keluar dari mulutnya pada saat kutekan masuk penisku ke vagina tante Yuri.

"Ohh God.. ohh.. yachh..!! Yach..!! Teruus.. terushh Nug.. achhh.. achhh.. ohhh.. ohhh.. ohhh.."

Saat tante Yuri hampir orgasme.. Plop.. kucabut penisku dari bekapan liang nikmat vagina tante Yuri..
segera aku bangkit menghampiri tante Heni yang telah selesai bermain dengan pemuda tadi.. beberapa saat yang lalu.

Nampak tante Yuri kecewa sekali. Aku memang ingin melampiaskan rasa dongkolku tadi padanya.
Kuraih tangan dan kutarik bangun tante Heni.. segera kubopong dia dan kurebahkan di atas dipan..
bersebelahan dengan tubuh tante Yuri.

Kutindih tubuhnya dan jlebb.. langsung kutancapkan penisku di kemaluannya.. blessep.. melesak amblas.

Liang vagina tante Heni terasa amat licin dan basah karena sudah dilumasi oleh pemuda tadi.
Kugenjot keras-keras penisku di liang vagina tante Heni, dan segera terdengar lolongan dan erangan dari mulutnya.

Pemuda tadi mendekati tante Yuri dan hendak menggauli tante Yuri lagi.
Segera kudorong tubuhnya dan kucabut penisku dari vagina tante Heni, langsung kuarahkan ke vagina tante Yuri.
Aku benar-benar tidak rela vagina tante Yuri dimasuki penis lelaki lain, apalagi dibanjiri oleh sperma lelaki itu.

Kutancap keras-keras vagina tante Yuri. Tante Yuri melolong histeris..
Sesaat kemudian gerakan tubuhnya menggila dan dikepitnya pinggulku dengan kedua kakinya erat sekali.

Srrr.. srrr.. srrrr.. srrr.. Tidak lama kemudian terasa hangat batang penisku diguyur oleh cairan vaginanya.

Kulirik di sebelahku tante Heni sedang digeluti oleh pemuda tadi.
Namun rupanya pemuda tadi tidak sanggup bermain lama.. belum sampai tante Heni mencapai klimaks, dia sudah terkapar loyo.

Tante Heni nampak merasa kesal, didorongnya tubuh pemuda tadi hingga jatuh ke bawah dipan.
Ditariknya badanku dari pelukan tante Yuri dan dibuat dalam posisi tiduran telentang.. penisku nampak mencuat tegak berdiri.

Dia tindih tubuhku dan jleegh..! Dimasukkan penisku ke vaginanya.

Sambil jongkok di atas tubuhku, digerakkan pantatnya naik-turun. Tante Heni mengerang-ngerang nikmat.
Akhirnya tubuhnya bergetar hebat.. kembali terasa kehangatan mengguyur batang penisku yang terbenam amblas di vagina tante Heni.

Tante Heni menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku dan melumat mulutku agak lama.
Sesaat kemudian direnggangkan pelukannya, dan sambil menatapku dia tersenyum, senyum penuh rasa kepuasan.
Sementara penisku masih terbenam dan mengeras di liang vagina tante Heni.

Perlahan kudorong tubuh tante Heni ke samping.. segera kuraih kembali tante Yuri.. dan kupaksa dia melayaniku lagi.
Penisku terus merangsek dan mengobok-obok kemaluan tante Yuri.
Rintihan dan erangan nikmatnya keluar lepas dari bibirnya.. "Oohh.. ach.. Nugi.."

Aku tidak mempedulikan lagi rintihan dan erangannya, dan semakin kutambah energi genjotan penisku di vaginanya.
Dan akhirnya, klimaksku tercapai. Crott.. crott.. crott.. crott..

Semburan cairan maniku mengalir masuk seperti ledakan gunung berapi ke vagina tante Yuri.
Ahhh.. Benar-benar suatu momen yang luar biasa.

Tante Heni dan pemuda tadi masih melanjutkan permainan mereka.
Tante Heni dalam posisi doggy style. Pemuda tadi menghujamkan penisnya dari belakang.
Terlihat tante Heni menikmati hujaman penis si pemuda.

Tidak berapa lama si pemuda mengerang keras, ditariknya penisnya dan dibuang air maninya di atas punggung tante Heni.
Melihat pemandangan itu, aku tidak tahan, segera setelah pemuda itu terbaring di tempat tidur, segera kuhampiri tante Heni.

Tanpa kutanya lagi, langsung kubenamkan batang kemaluanku ke vaginanya dalam posisi doogy style.
Kembali terdengar rintihan dan erangan dari mulut tante Heni. Orgasme dicapai tante Heni.. namun aku belum.

Kubalik posisi tante Heni. Kutelentangkan tubuhnya.. kubuka lebar-lebar pahanya..
Kuhentakkan batang penisku.. Jlebb..! Langsung amblas penisku ke dalam vagina tante Heni.

“Arghhh..” Tante Heni mengerang nikmat.. seraya menaikkan pantatnya.
Sampai akhirnya puncak kenikmatann kuperoleh juga. Kutumpahkan benihku ke dalam vagina tante Heni.

Hari Minggu sore, Oom Banu datang dari Jakarta, kedua anak tante Yuri ikut serta bersamanya.

Suatu hari sepulang aku dari kencan ketigaku dengan tante Yuri di rumah tante Heni.
Di dalam mobil tante Yuri bilang kalau Oom Banu hendak kursus di Jakarta selama 4 bulan.

Mendengar itu aku amat gembira.
Dapat kubayangkan hari-hari yang menyenangkan saat aku dan tante Yuri bercinta sepuas hati setiap hari.

Benar kata tante Yuri.. hari Minggu malam Oom Banu berangkat ke Jakarta naik kereta api..
Aku diminta tante Yuri menemaninya mengantar Oom Banu ke stasiun. Tentu saja dengan senang hati kulakukan hal tersebut.

Saat mau berangkat.. Oom Banu berpesan kepadaku untuk menemani tante Yuri dan anak-anaknya di rumah.
Aku mengangguk mengiyakan dan melirik tante Yuri. Tante Yuri tersenyum penuh arti padaku.

Saat pulang dari stasiun.. tante Yuri menyetir mobilnya sambil tangannya meremas tanganku..
sementara dua anaknya duduk di jok belakang sambil bercanda.
Kuremas tangannya dan kucium punggung tangannya, tante Yuri tersenyum penuh arti.

Selanjutnya selama 4 bulan kami lalui hari-hari indah kami.
Aku sering diminta tante Yuri menemaninya ke super market untuk belanja atau untuk keperluan lain..
padahal kesempatan itu sering kami pergunakan untuk bercinta di rumah tante Heni.

Oh ya.. aku lupa menceritakan, sebulan sejak hujaman penisku di vaginanya.. aku diberi tante Yuri sebuah handphone.
Kata tante Yuri agar mudah menghubungi aku di mana dan kapan saja.

Sejak mengenalku dan merenggut keperjakaanku.. tante Yuri jarang keluar rumah.
Jika dia perlu denganku.. maka dia segera telpon aku.. untuk selanjutnya kami ketemu di suatu tempat yang aman.
Tempat yang paling aman adalah di rumah tante Heni dan di rumah tante Yuri sendiri, jika Oom Banu tidak ada di rumah.

Dengan demikian tante Yuri sekarang tidak perlu lagi sering keluar rumah..
Karena dia dapat menyalurkan hasratnya kepadaku sepuas hatinya.. selama keadaan memungkinkan. Haha.. (. ) ( .)
------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Bimabet
----------------------------------------------

Cerita 38 - "Mau Dibantuin Ga..?"

Fenny

Aku
adalah seorang pegawai di sebuah bank swasta nasional dengan posisi yang lumayan tinggi untuk pria seumuranku.
Umurku sendiri baru 30 tahun.. tapi aku sudah menduduki posisi sebagai manager marketing, namaku Arbi.

Dengan posisi itu aku mendapat tekanan dalam pekerjaan membuatku terkadang stres..
namun untuk melampiaskan itu semua aku selalu pergi keluar kota menenangkan pikiran bersama dengan istriku.

Namun entah mengapa.. beberapa minggu ini istriku kelihatan mudah sekali marah..
sehingga ketika aku menginginkan pelepasan beban melalui seks seringkali malah gagal.

Hal ini membuat konsentrasiku dalam pekerjaan sedikit terganggu.

Memang.. bagi kita para lelaki.. pelepasan seks selalu jalan pertama yang kita tempuh dalam mengurangi beban pikiran..
bila tak tersalurkan maka akan mengganggu semangat dan pikiran kita.

Dan hal itulah yang aku alami beberapa minggu belakangan.

Apalagi bulan-bulan ini adalah bulan menjelang hari raya lebaran yang mana di mana semua bisnis..
baik itu besar maupun kecil meraup keuntungan sebesar-besarnya.

Sedangkan di tempatku berada keadaannya terbalik.. sehingga tekanan yang aku terima semakin berat..
dan membuatku terkadang harus melepaskan semua beban itu dengan melakukan onani di kamar mandi..
karena istriku sendiri kelihatannya sedang bermasalah di tempat kerjanya.

Namun semua itu berakhir ketika hari itu.. hari Kamis. Di mana aku pulang ke rumah seperti biasa menjelang pukul 7 malam.

Aku sampai di rumah.. setelah memarkirkan mobilku.. aku berjalan masuk dan bertemu dengan istriku yang juga baru pulang dari kerja.
Kami berciuman di pipi sebentar lalu aku masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.
Lalu akupun mandi untuk menyegarkan diri dari segala kepenatan yang melingkupiku.

Selesai aku mandi.. di luar terdengar suara orang tertawa.. dan setelah aku keluar kulihat teman wanita adik istriku datang berkunjung.
Gadis itu bernama Fenny.. tinggal hanya beberapa rumah dari rumahku.

"Malam mas..?” Sapa Fenny padaku.
"Malam Fenny, pa kabar..?” Aku balik bertanya.

"Baiiiik banget mas. Emang gimana mas keadaan kantor..? Kok kayaknya tegang banget gitu ya..?”
Tanya Fenny padaku.. karena melihatku kusut.. meskipun telah selesai membersihkan diri.

"Ya.. gitu dech.. namanya kantor pasti teganglah..” Jawabku singkat.

Tak sengaja, aku mengamati Fenny yang masih menggunakan pakaian kerjanya.
Ia tampak begitu cantik.. apalagi Fenny merupakan sekretaris direksi di salahsatu perusahan IT terkenal di Ibu kota.

Namun semua itu aku kesampingkan. Aku mendekati istriku yang kala itu sedang ganti pakaian setelah selesai mandi.
Kupeluk dia dari belakang.. dan mulai menciumi lehernya yang merupakan salahsatu titik lemahnya..
Namun bukan gairah yang kudapatkan.. malah dampratan yang membuatku marah.

Ia mendorongku dan mengatakan bahwa ia sedang tidak mood untuk melayaniku.. Gondok juga aku.
Maka akupun pergi dan duduk di halaman rumah sambil merokok untuk menghilangkan emosi yang membara di dalam hati.

Aku duduk menyendiri sambil menikmati bir yang aku bawa dari dalam sambil merokok.
Menatap ke langit yang gelap.. mencoba membayangkan bagaimanakah kehidupanku di masa yang akan datang.

Aku yang pada dasarnya adalah lelaki yang setia.. tak sanggup berpikir bila harus berpisah dengan istriku dan hidup menyendiri.
Sungguh sebuah bayangan yang selalu kutepis.

Namun bayangan akan hal itu semakin mendekati kenyataan..
Semua itu didukung dengan kondisi istriku yang sedang naik daun dan pendapatan yang lebih besar daripadaku..
Atau .. mungkin ia telah mendapatkan teman pria yang lain..?

Pikiran-pikiran itulah yang selalu menghantuiku selama ini.

Karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri.. hingga tak menyadari kehadiran Fenny yang duduk di depanku.
Aku terkejut ketika Fenny memanggilku dengan cukup keras.

"Mas..!”
"Eh, ya.. sori ga denger..!?” Kataku terkejut.

"Iihh.. Mas Arbi, melamun terus tuh..?” Kata Fenny lagi.
"Iya, sory ya. Emang ada apa Fen..?” Tanyaku lagi padanya.

"Ga papa mas.. keliatannya Mas Arbi pusing banget.. kusut gitu..?”
"Biasalah banyak masalah..!?” Jawabku lempeng.

"Emang Fenny bisa bantu apaan..?” Kata Fenny antusias.

Aku sempat terkejut mendengar pernyataan Fenny.. namun aku segera menjawabnya..
"Ga usah, kok ga langsung pulang kenapa Fen..?” tanyaku balik.

"Hehehehe.. di rumah ga ada orang.. Fenny takut sendirian.. pulangnya entar nunggu mama..” kata Fenny malu-malu.
Lucu juga mendengar alasan Fenny.

Setelah itu aku mengambil minumanku dan meminumnya.. tapi ketika aku menoleh..
ternampaklah rok span Fenny tersingkap.. memperlihatkan kehalusan batang pahanya yang putih.. membuatku langsung terangsang.

Aku lantas kembali bersandar.. menyalakan kembali rokokku..
pura-puranya mencoba menghilangkan semua gairah yang muncul tiba-tiba.

Dua-tiga isapan rokok kunikmati.. terdengar istriku dan adiknya keluar dari dalam rumah..
berpamitan padaku untuk keluar sebentar ke mall.. belanja kebutuhan bulanan.

Aku mengangguk.. sementara adik iparku berbicara pada Fenny.. memintanya menunggu kalo mau.. kalo tidak, ikut aja.
Sepertinya Fenny lebih memilih untuk tidak ikut. Ia menjawab nunggu aja.
Selesai itu istriku dan adiknya pergi meninggalkan rumah.

Aku berkata pada Fenny.. kalo membutuhkanku aku berada di dalam.
Lalu aku pergi meninggalkan Fenny yang masih duduk di luar sambil bermain dengan hapenya.

Aku masuk ke dalam, memang.. tapi aku bersembunyi di ruang tamu dekat gorden..
untuk mengintip lebih dekat Fenny yang memang membelakangi gorden.. sehingga akan tampak lebih jelas.

Apalagi ketika Fenny melepas blasernya..
blouse kerjanya yang memiliki renda pada daerah kancing dengan warna yang tidak terlalu terang..
tapi justru jadinya memperlihatkan keindahan tubuh mungil Fenny.

Aku tak tahan lagi.. maka akupun segera pergi meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarku.
Penisku sudah begitu tegangnya dan butuh pelepasan..
Namun.. tak lama kemudian terdengar suara panggian Fenny padaku..

"Mas.. Mas Arbi.. mas..!?”
"Apa Fenny..?” Tanyaku sambil membuka pintu kamarku.

"Mas, Fenny numpang minum ya..?”
"Ya..?” Jawabku singkat. Menatap nanar tubuh Fenny yang indah..

Apalagi saat itu ia tak memakai lagi blasernya, dengan blouse yang tipis.. sehingga menampakkan tubuh indah.

Bra warna biru yang tercetak jelas membuatku semakin tak dapat menahan gairahku sendiri..
Ya.. mungkin tadi tak begitu terlihat karena tertutup blasernya.. namun sekarang semua itu begitu indah dan terlalu menggoda.

Selesai minum Fenny kembali menuju ke ruang makan.. di mana aku sudah menantinya.
Kami bertemu.. Fenny tersenyum manis padaku.

Aku berdiri di hadapannya.. Fenny lantas berjalan kembali di sampingku.
Deg.. deg.. Ada kebimbangan di dalam hatiku mengenai semua ini.. antara gairah dan akal sehat.

Namun ternyata gairahkulah pemenangnya.. Maka dengan cepat tangan Fenny kucekal.. dan responnya terlihat terkejut.
Aku berbalik dan segera menarik Fenny ke dalam dekapanku. Fenny tak melawan.. hanya menatap penuh rasa keterkejutan.

Aku peluk Fenny dan mencium bibirnya lembut namun penuh gairah.
Fenny tak melawan.. hanya pasrah.. hingga pada akhirnya ia ikut terbawa oleh gairahnya sendiri dan membalas lumatanku.

Tanganku tak berhenti begitu saja.. kuraba punggungnya.. turun ke bawah..
lalu meremas kuat bongkahan pantat yang bulat dan penuh milik Fenny.. semakin membuatku kian terangsang.

Tak ayal.. penisku yang telah sangat tegang menempel keras pada perut Fenny..
denyutan kencang penisku terasa begitu kuat di perut Fenny.. mungkin itu pula yang membuat Fenny jadi ikutan bergairah.

Tanganku bergerak semakin liar... menuju ke bagian depan tubuh Fenny.
Membuka kancing blousenya satu per satu hingga terbuka semua..
Ssrett.. menyusup masuk ke dalamnya.. meremas lembut payudara Fenny yang berukuran kira-kira 34 cup B itu.

Setiap remasan yang aku lakukan Fenny mengerang di sela ciumanku.. dan itu membuatku semakin bergairah.
Tanpa kusadari tangan Fenny ternyata bergerak menuju selangkanganku.. membuka celanaku..
untuk selanjutnya meremas lembut penisku yang sudah sangat tegang.

Beberapa saat kemudian, aku teringat.. bahwa yang kulakukan sekarang ini menyalahi aturan..
Degh.. Seketika itu juga aku melepaskan ciumanku.. juga remasanku pada bungkah payudara sekal Fenny.

Aku melangkah mundur sambil menatap penuh rasa bersalah pada Fenny yang kini telah ikut terangsang oleh karenaku.
Kulihat wajahnya memerah.. diiringi nafasnya yang memburu menandakan gairah yang memuncak.

"Maaf.. maafin.. aku Fen.. maaf..” kataku gugup.
"Maafin Mas Arbi, Fen.. maaf..” kataku semakin kacau.

Namun tiba-tiba Fenny melangkah mendekatiku.. lantas menyentuh bibirku dengan jarinya dan berkata dengan lembut..
"Ga papa kok mas. Fenny tau kok..” kata Fenny mencoba menenangkanku.
"Emang Mas Arbi lagi pengen banget ya..?” Tanya Fenny kembali.

"Iya.. Tapi.. ya udahlah, ga papa. Maafin mas ya Fen..!?” Kataku lagi.. masih merasa 'bersalah'.

"Mau ga Fenny bantuin..?” Kata Fenny pelan sambil menatapku tajam.

Jderr..!! Aku terkejut sekali dengan jawabannya yang seperti itu..
Kutatap matanya.. mencari penegasan pada binarnya.. tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan.. apa yang baru saja kudengar..

Fenny mendekatiku.. lalu ia menarikku mendekat dan sambil berbisik di telingaku.. ia menciumku kemudian.
Dengan lembut dan penuh perasaan.. hingga akhirnya akupun membalas ciumannya.

"Di sofa aja yuk Mas..” Ajak Fenny seraya bergerak dan menarikku.

Fenny langsung duduk di sofa dan membuka kakinya..
Aku tak mau langsung melakukannya.. kucium bibirnya.. lalu turun ke leher dan berhenti di kedua bukitnya..

Dengan gemas kuciumi bukit di dadanya.. kombinasi jilatan dan kuluman membuat dia mendesah.
Tangan Fenny membimbing tanganku ke arah dadanya.. dan lantas menempatkannya pada bungkahan payudaranya..
seiring itu ia juga membantu tanganku supaya meremas payudaranya sendiri.

Aku lakukan pertama dengan lembut.. lalu semakin kuat dan penuh nafsu. Kemudian.. aku memeluk tubuh Fenny dengan erat.
Ciumankupun turun pada leher jenjang Fenny. Desahan lembut keluar dari bibirnya,
sementara tanganku membuka kait penahan bra Fenny.. lalu menyingkapkannya..
hingga tanganku dapat bersentuhan langsung dengan lembutnya payudara Fenny.

Desahan Fenny berubah menjadi erangan penuh gairah. "Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erang Fenny.
Tanpa melepas blouse kerjanya, aku menikmati kelembutan dan keindahan tubuh Fenny.

Waktu berlalu.. dan ciumankupun telah berubah pada payudaranya.. erangan dan gelinjang tubuh Fenny semakin keras dan kuat.
Ciuman dan jilatanku pada payudara Fenny membuatku mengerang semakin keras..

Apalagi ketika jariku menggosok vagina Fenny yang telah basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam model thong miliknya..
yang kini telah terasa basah kuyup oleh cairan pelumas kenikmatannya.

"Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Fenny. Sengaja kutinggalkan beberapa bekas kemerahan di buah dadanya..
Supaya dia berhenti melakukan dengan pacarnya untuk beberapa hari. Pikirku nakal. Hehe..

Dia cemberut ketika tahu ada bekas kemerahan di dadanya.. tetapi justru kecemberutannya makin menambah kecantikan wajahnya.
Tapi itu ga lama.. setelah beberapa saat Fenny kembali mengerang panjang.. langsung kulumat bibirnya..
mencoba mengurangi keluarnya suara erangan kuat Fenny.

Tubuh Fenny menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat. Tubuh kami berhimpitan ketat.

Bibirku menyusuri perutnya lalu berhenti di selangkangannya.. terasa asin ketika lidahku menyentuh vaginanya.. cairan cintanya.
Tangannya meremas rambutku ketika lidahku menari-nari di bibir vaginanya..
kakinya menjepit kepalaku.. aku makin bergairah mempermainkan vaginanya dengan bibirku.

Selang beberapa saat.. Fenny yang telah 'panas' menarikku untuk berganti posisi..
Ia merebahkanku di sofa.. lantas bergerak pelan mengangkang di atas tubuhku.

Berbalik.. kini ia yang duduk di atas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok span yang tersingkap sampai pinggulnya.

Setelah beberapa saat kemudian.. Fenny telah tenang.
Ia lepaskan pelukannya padaku.. ia tersenyum manis dan berkata di sela deru nafasnya..

"Hah.. enak.. banget.. mas.. hah.. hah.. enakk.. banget.. kini giliran hah.. hah.. Fenny..” katanya mendesah terputus-putus.

Ia lantas berdiri.. kemudian menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..!
Betapa terkejutnya dia ketika melihat penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan kokohnya..
Penisku yang berukuran sekitar 15 cm tak begitu panjang.. namun diameternya yang gemuk membuatnya terlihat besar.

Fenny memegangnya penuh rasa hati-hati dan nafsu.. setelah terpegang, Fenny mengocoknya perlahan..
membuatku yang sudah sangat terangsang menjadi lebih mudah mencapai puncak gairahku.

Aku lantas mengangkat pantatku.. menyodorkan penisku ke mulutnya..
dia menggenggam dan mengocoknya.. memandang ke arahku sejenak sebelum menjilati dan memasukkan penisku ke mulutnya.

Tanpa kesulitan.. segera penisku meluncur keluar-masuk mulut mungil teman wanita adik istriku yang cantik.
Erghhh.. kembali kurasakan begitu pintar dia memainkan lidahnya.

Antara jilatan.. kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang tinggi.
Eranganku mengeras seiring dengan kocokan Fenny pada penisku.

Beberapa saat berselang Fenny mengangkat tubuhnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya..
kubantu geraknya dengan menuntunkan penisku tepat berdiri tegak di bawah bibir vaginanya.

Dengan bertumpu sebelah tangah di pundakku Fenny menurunkan tubuhnya perlahan..
Slebbhh.. “Nghhh..hhh..”
Erangnya nikmat.. ketika kepala.. lalu batang penisku membelah lepitan vagina sempit nan membasahnya.

“Erghhh..hhh..” Geramku tak kalah penuh nikmat saat merasakan sekujur kulit batang penisku dibekap kehangatan..
kerapatan belahan nikmat otot dinding-dinding liang vaginanya.

Peniskupun membelah bibir vagina Fenny.. terbenam padat di selorong liang hangat membasah nan menjepit penuh nikmat.
Rasa hangat dan basah serta denyutan kuat menyapa penisku.. Oughh.. Sungguh kenikmatan yang sudah lama aku cari dan damba.

Dengan satu gerakan penisku melesak terbenam dalam liang vagina Fenny..
Pijatan dan denyutan dinding vagina Fenny kurasa sangat nikmat..

"Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat mengiringi gerusan batang penisku di liang vaginanya..

“Erghh.. Mas juga Fennhh..” Eranganku tak kalah nikmatnya..
menerima segala rasa nikmat yang membekap di sekujur kulit batang penisku di lepitan hangat membasah vaginanya itu.

Setelah beberapa saat berdiam diri beradaptasi.. Fenny lalu bergoyang dengan lembut maju-mundur.. memutar dan naik-turun..

Sementara itu penisku bagaikan dipelintir.. dipijat.. diremas-remas lembut oleh dinding vagina Fenny..
membuat hanya tak sampai 2 menit aku harus mengerang panjang.

"Aaahh.. aahh.. Fenny.. Fenny.. aahh.. aku.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.
"Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. keluariinn.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk.. bangett..” desah Fenny membalas.

Fennypun semakin memainkan tekniknya.. hingga memaksaku mengerang panjang.. crett.. crett.. crett.. crett..
sambil memeluk tubuh Fenny penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berkali-kali dalam liang vagina Fenny.

Di atas selangkanganku Fenny semakin liar mengggoyang.. mengaduk-aduk batang penisku di liang nikmat vaginanya.
Sementara pijatan dan remasan dinding vagina Fenny semakin liar pula memberikan rasa nikmat yang tiada tara.

Rasa nikmat yang tiada tara itu kembali menguasaiku saat.. setelah selesai mencapai puncaknya Fenny tak berhenti..
malah semakin liar bergoyang menggerus batang penisku yang terbenam di liang vaginanya.

Tiba-tiba Fenny memelukku erat disertai dengan gelinjang dan kejangan liar tubuhnya..
bibirnya dengan nafas terengah mencari-cari bibirku.. kusergap.. hingga kamipun berciuman panas.

Sementara di bawah.. Fenny semakin kuat menekankan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada batang penisku..
yang dibekap megap-megap digerus keliatan liang vagina.. hingga penisku terbenam seluruhnya.. setandasnya..

Arrgghh.. Betapa rasa nikmat itu memang amat sangat memabukkan..

Kami berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda.. dan Fenny yang pertama melepaskan pelukannya..
Sambil memegang wajahku, ia berkata.. "Mas.. hah.. hah.. enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya.. hah.. hah..”

"Iya, aku juga enak. Makasih Fenny, enak banget. Mas puas banget..” balasku dengan lemas namun lega.

"Hihihihi.. Mas Arbi nakal juga ya..”
Kata Fenny yang berdiri.. lalu membetulkan kembali celana dalamnya.. dan kemudian ia bersimpuh di hadapanku.

Ia pegang penisku yang masih tegang itu dan mengelusnya.. lalu menjilatinya dari buah pelirku sampai dengan kepala penisku.

"Ahh.. enak Fenny, enak.. ahh.. Maaf ya tadi aku keluar duluan..?” Erangku kembali diserang nikmat.

"Emmhh.. ga papa mas, kalo mas keluar lagi juga ga papa kok..” kata Fenny yang kemudian mengulum penisku.

Ia menjepitnya dengan bibir tipisnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilati kepala penisku..
Fenny juga melakukan isapan lembut pada penisku. Perpaduan dari semua itu sangat memberikan kenikmatan padaku.

Fenny melepaskan kulumannya.. lantas kembali mengocok penisku dengan lembut.. mengulumnya kembali..
membuatku mengerang-erang keenakan.
Fenny melakukan itu berulangkali.. sampai penisku kembali menegang dan mengeras..

Puas dengan permainan oralnya kutuntun untuk kemudian merebahkannya ke sofa..
Aku lalu setengah berjongkok di depannya.. tangannya meraih batang penisku yang telah mengacung lagi..
lalu menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..

Dia menatapku dengan pandangan penuh gairah..
Aku jadi agak malu memandangnya.. namun nafsu ternyata masih lebih berkuasa..

Fenny sedikit beringsut mengangkat pinggulnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya..
perlahan ia tuntun penisku yang telah kembali menegang itu tepat di bawah lepitan bibir vaginanya.. lagi..!

Slebbhh.. Jlebb..! Dengan sekali dorong melesaklah lagi penisku kembali ke liang hangat vaginanya..
Dan ahh.. ia masih tetap menatapku ketika aku mulai mengocoknya. Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb..

Kakinya lantas bergerak menjepit pinggangku.. kutarik dia dalam pelukanku..
kudekap erat hingga kami menyatu dalam suatu ikatan kenikmatan birahi.. saling cium.. saling lumat.

Fenny mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan tubuhnya lebih dalam ke sofa..
lalu kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di pundakku.

Aku tak pernah bosan menikmati ekspresi wajah innocent teman adik iparku yang memerah penuh birahi.. makin menggemaskan.
Buah dadanya bergoyang keras ketika aku mengocoknya vaginanya.. dia memegangi dan meremasinya sendiri.

Beberapa saat kemudian kuputar tubuhnya untuk posisi doggie.. dia tersenyum..
Tanpa membuang waktu.. kulesakkan lagi penisku.. kali ini dari belakang..

Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!” Dia menjerit dan mendorong tubuhku menjauh..
kuhentikan gerakanku sejenak lalu mengocoknya perlahan.. tak ada penolakan.

Kupegang pantatnya yang padat berisi... Fenny melawan gerakan kocokanku..
Kami saling mengocok.. dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya.

Aku bisa melihat penisku keluar-masuk vagina teman wanita adik istriku ini..
Kupermainkan jari tanganku di lubang anusnya.. dia menggeliat kegelian sambil menoleh ke arahku.

Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang indah dari sela blousenya yang terburai..
kuremas dengan gemas dan kupermainkan putingnya.

Aku benar-benar menikmati tubuh indah teman wanita adik iparku ini dengan berbagai caraku sendiri..
Ada rasa nikmat tersendiri di hatiku.. yang sangat berbeda sekali.

Kuraih tangannya dan kutarik ke belakang dengan tangannya tertahan tanganku..
tubuh Fenny menggantung.. aku jadi lebih bebas melesakkan penisku sedalam mungkin di liang nikmat vaginanya.

Desah kenikmatan Fenny makin keras memenuhi ruang.
Kudekap tubuhnya dari belakang.. kuremas kembali buah dadanya..

Batang penisku masih menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Fenny makin liar.
"Aduh Masshh.. enak banget masshh.. Fenny sukaa, trus Mashh.. hhhhh.."

Kulepaskan tubuh Fenny.. kembali kami bercinta dengan doggie style..
Entah.. mungkin lebih setengah jam kami bercinta.. belum ada tanda-tanda orgasme di antara kami.

Kami berganti posisi.. Fenny kembali sudah di pangkuanku.. tubuhnya turun-naik mengocokku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku..
Clrupp.. segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam di antara kedua bukitnya.

Gerakan Fenny berubah menjadi goyangan pinggul.. berputar menari hula hop di pangkuanku..
Berulangkali dia menciumiku dengan gemas..

Oughh.. sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya.

Tak lama kemudian.. tiba-tiba Fenny menghentikan gerakannya.. dia juga memintaku untuk diam.
"Sebentar Mas, Fenny ngga mau keluar sekarang.. masih banyak yang Fenny harap dari mas Arbi..”
katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya.. aku hampir tak bisa napas.

"Kamu turun dulu deh, Fen..” pintaku.
"Tapi Mas.. Fenny kan belum ..” protesnya.
"Nghh.. Udahlah.. percaya Mas Arbi deh..” potongku.

Perlahan kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit..
Slepp.. lalu kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang..

Fenny mengerti maksudku.. kakinya dibuka lebih lebar.. mempermudah aku melesakkan penisku.

Tubuhnya makin condong ke depan.. Slebbh.. jlebhh..
"Oughh.. Masshh.." desah kenikmatan kembali mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.

"Sss.. aduuh Mass, enak bangethh Masshh.. belum pernah aku.. aauuh..”
Desahnya lagi.. sambil membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.

Kami saling bergoyang pinggul.. saling memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya.
Nikmat sekali goyangan Fenny.. lebih nikmat dari sebelumnya..

Berulangkali dia menoleh memandangku dengan sorot mata penuh kepuasan..
mungkin dia belum pernah melakukan dengan posisi seperti ini.

Tubuhnya makin lama makin membungkuk hingga tangannya sudah tertumpu meja sebelah dinding.
Kudorong sekalian hingga dia telungkup di atasnya.. aku tetap masih mengocoknya dari belakang..

Dia lantas menaikkan satu kakinya di pinggiran meja.. penisku melesak makin dalam..
Kocokanku makin keras.. sekeras desah kenikmatannya.

Kubalikkan tubuhnya.. dia jadi menelentang di atas meja.. kunaikkan satu kakinya di pundakku..
Lantas kukocok dengan cepat dan sedalam mungkin.

"Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Fenny nggaak kuaat, mau keluar niih..” desahnya
"Sama.. Mas juga..hhhh..” lenguhku di sela sodokan penisku di liang vaginanya.

"Kita sama-sama mashh.. kel-luariin d-di dallamhh sajahh.. Aamman kokhh.. Fenny pake pilll.. jangan ku..aa.. sshhiit ..!!”

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya ternyata sudah orgasme duluan..

Sontak aku makin cepat mengocoknya..
Tak kuhiraukan teriakan orgasme Fenny.. makin keras teriakannya makin membuatku bernafsu.

Semenit kemudian aku menyusulnya ke puncak kenikmatan..
“Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..
“Auughh.. masshh..!”

Kembali dia teriak keras ketika penisku berdenyut menyemprotkan sperma di vaginanya.
Untuk keduakalinya aku membasahi vagina dan rahim teman wanita adik istriku dengan spermaku..

Dia menahanku ketika kucoba menarik keluar. "Tunggu, biarkan keluar sendiri..” cegahnya..
Maka kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya.. kucium kening dan pipinya sebelum akhirnya kucium bibirnya.

"Makasih Mas.. permainan yang indah.. the best deh pokoknya..” bisiknya menatapku tajam.
Kuhindari tatapannya.. Tak sanggup aku melawan tatapan tajam teman wanita adik iparku itu.

“Sekarang gantian Mas.. aku pengin membantu Mas Arbi sekali lagi..”
Fenny berkata sambil mendorong tubuhku.. lalu turun mengambil posisi agak berjongkok di pinggir meja.

Aku sangat mengerti apa yang akan dilakukan oleh Fenny. Aku pun segera berdiri di hadapannya.
Kedua tangan mungil Fenny merengkuh pantatku dan menariknya mendekat ke wajahnya yang jelita itu.

Tanpa basa-basi dia segera menciumi batang kejantananku dengan bibirnya yang tipis itu.
Perlahan.. lidahnya yang lembut mulai menjilati seluruh permukaan kemaluanku.
Kadang diselingi pula dengan kecupan dan hisapan lembut di kantong bijiku. Aku mulai terbuai oleh permainannya.

Fenny sudah mulai mengulum kepala penisku dengan sangat lembut.
Kemudian dengan sangat mesra dia mulai memasukkan seluruh tongkat pusakaku ke dalam mulutnya yang mungil.

Sementara di dalam kuluman hangat mulutnya.. lidahnya menggelitik leher penisku.
Bagian yang paling sensitif dari tubuhku. Aku mulai menggelinjang penuh kenikmatan.

Aku belai lembut kepala Fenny.. dia bereaksi dengan menyedot ringan kepala penisku.
Lidah dan bibir Fenny masih terus menggerayangi kemaluanku.

Nafasku semakin memburu.. sambil mataku lekat memandang adegan panas gadis yang tengah berjongkok..
dengan pakaian semrawut di depanku.
Sepertinya Fenny juga menikmati apa yang dia lakukan.. lirikannya juga tak lepas dari mataku.

“Ahhh.. ahhhh.. Fenn.. nikmat.. ah.. Fenn.. kamu pinter Fenhh.. ahhh terus.. iya.. iya..”
Tanpa bisa aku kontrol mulutku mulai menyuarakan apa yang aku rasakan.

Fenny membalas desahanku dengan gelitikan lidahnya di batang penisku.Ini membuat aku semakin terbang ke awang-awang.
“Ahhhhh.. ahhh.. enak Fenny.. mulutmu enak sekali.. terus.. ahhhhh.. aku nggak tahan.. ahhh..” erangku penuh nikmat.

Fenny bisa membaca gelagat bahwa puncak gunung kenikmatan sudah di depan mataku.
Dia lantas agak mengubah gayanya.. bibirnya mengecup kepala penisku.

Tangan kanannya yang sedari tadi mengelus pantatku mulai mengocok batang penisku.
Mula-mula lambat.. semakin lama kocokannya semakin cepat.

Tubuhku tak bisa kutahan untuk tidak gemetar penuh kenikmatan.
Dalam kondisi seperti ini biasanya aku memejamkan mata untuk lebih menikmati perasaan ini.

Mau ga mau aku mengerang keras.. hingga peniskupun kembali mengembang semakin besar..
Dan.. tiba-tiba penisku menyemprotkan spermanya lagi.. kali ini di dalam mulut Fenny.

Fenny yang mengetahui gejala aku mendapatkan puncak kenikmatanku tak melepaskan kulumannya.. malah semakin kuat mengisapnya.
"Aaah.. aahh.. Fenn.. ohh.. Fennyy.. aahhh..!”

Croot.. croott.. “Aaahhh..”
Beberapakali semprotan di dalam rongga mulut Fenny.. tidak sebanyak yang tadi-tadi.. memang..
namun ada beberapa tetes spermaku yang keluar di sela bibir tipisnya yang sedang mengulum penisku.

Fenny melepaskan kulumannya.. sambil masih bersimpuh ia menelan spermaku yang memenuhi mulutnya.
Setelah itu Fenny aku bantu berdiri.. dan ia membenahi dirinya yang acak-acakan.. mulai dari blouse kerjanya sampai dengan roknya.

Beberapa saat setelah itu Fenny telah selesai berbenah dan kembali duduk di halaman depan.. bersama denganku.

"Fenny, ga ke kamar mandi..?” Tanyaku padanya.
"Ga papa mas.. Fenny baik-baik aja kok. Makasih ya mas..” Ucap Fenny padaku.
"Iya sama-sama..” jawabku sambil menundukkan kepala.

Tepat beberapa saat setelah itu.. istriku dan adiknya pulang dari mall dekat rumah.
Suasana rumah jadi kembali ramai seperti biasa.
Tapi.. yang berbeda adalah suasana hatiku yang telah mendapatkan kepuasan dan 'bantuan dari Fenny..' teman adik iparku sendiri.

Fenny terlihat agak kusut dengan keringat yang mulai bermunculan di sekujur tubuhnya..
sementara bekas spermaku yang sempat mengenai payudaranya pun tak dibersihkan.

Tak ada yang berubah.. hanya berkurangnya beban hati saja. (. ) ( .)
-------------------------------------------------------------

Catatan Kecil:
Awalnya Cerita ini memang akan Nubi masukkan di Trit ini..
Namun ga jadi.. sebab teringat kalo udah pernah Nubi posting di Trit tersendiri.

Nah.. 'kebetulan' pas Nubi cek n ricek.. ternyata Cerita 38 TERLEWAT.. alias belum ada.
So.. dengan segala kerendahan hati.. Nubi masukkan saja Cerita ini sebagai Cerita ke-38.

Harap Paklum n KEEP SEMPROT..!!
:beer:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd