Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kopi

wuahh:ngeteh:hh... icip-icip kopine, yuk Jum po oh, rek... karo uwel-uwel seng di buntel mental-metul gembandul iku..
:remas:
 
Terakhir diubah:
Bab 3


My bad... My bad. Sial banget hari ini. Pulang kerja liatin cewe cakep. Gara-gara gitu juga, aku sampai gak liat jalan. Gak tau kalau di depan ada trotoar. Selip dikit lalu mak jelub. Untungnya motorku gak apa-apa. Hanya tangan dan kakiku sedikit terkilir akibat nahan motor yang beratnya minta ampun.

Gara-gara cewe itu pula otakku jadi kotor. Nah ini masalahnya. Tante tari kan terkilir. Sedangkan si otong lagi keras-kerasnya. Sayang kalau dianggurin. Tapi pake tangan juga gak mungkin. Bayangkan aja pergelangan kalian terkilir. Buat diem aja sakit. Apalagi gerak. Apalagi geraknya cepet. Nah tuh kan. Tau kan betapa kesiksanya diriku.

Alhasil aku pun hanya bisa termangu kesal dengan nasib yang kualami sore ini. Oke, sekarang bukan saatnya meratapi nasib. Sekarang waktunya memperbaiki kesalahan.

Langkah pertama yang harus kulakukan adalah menuju tukang pijat. Menurut info yang pernah kudapatkan dari tetangga sesama tukang ngopi, di sekitar sini ada seorang tukang pijat, cewe, katanya cakep, yang bisa mijet terkilir, yang bisa diajak lebih dari mijet yang terkilir, yang tarifnya lumayan murah. Jadi aku bisa ngirit tenaga. Sekalian ngirit ongkos hehehe. Nah, sekarang saatnya cari tahu dimana tempatnya. Segera kumenuju warung Yu Jum, eh, Bi Yem hahaha.

"Bi Yem, Kebo tadi ke sini tah?"

"Eh, kamu To. Kaget aku. Belum kelihatan tuh. Ada apa?"

"Oh enggak. Mau tanya aja. Tempatnya Marlena yang tukang pijet itu di mana ya bi?"

"Kamu mau pijet apa mau kelon To?"

"Pijet bi. Tangan sama kakiku terkilir tadi. Katanya Kebo di sekitar sini ada tukang pijet namanya Marlena. Jadi aku tanya aja tempatnya di mana. Kira-kira Bi Yem tau gak di mana?"

"Oalah le... Kalo yang gitu juga semua juga pada tau. Tapi beneran kamu mau pijet? Bukannya mau 'pijet'," Bi Yem menekankan kata pijet yang terakhir. Ah, aku mengerti maksudnya.

"Ya, kalo boleh dapat tambahan ya rejeki itu namanya bu."

"Yo wes tak kasih tau tempatnya. Tapi kalo ada apa-apa resiko ditanggung sendiri lho yo," Bi Yem tersenyum menyeringai.

"Iya deh, iya," aku tersenyum pasrah, setengah antusias gimana gitu.

Akhirnya Bi Yem memberi alamat rumah Marlena si tukang pijet kepadaku. Rupanya cukup dekat. Gak capek lah kalau jalan kaki. Sekalipun kakiku dalam kondisi terkilir.

Setengah jam kemudian tibalah aku di rumah Marlena. Lumayan kecil, hanya ada teras, tanpa ada halaman tambahan di depannya.

Tok tok tok....

"Assalamualaikum."

Agak lama menunggu.

"Assalamualaikum."

Hadeh... Kesel jadinya. Mana tangan sama kaki mulai sakit lagi ini. Gimana sih, niat jadi tukang pijet gak sih.

"Assalamualaikum."

Agak lama kemudian barulah terdengar suara dari dalam.

"Wa'alaikum salam."

Oooh.... Merdu sekali suaranya. Pasti cantik orangnya. Pikiranku melayang gak karuan mendengar suara indah itu. Tanpa sadar aku melamun, membayangkan bagaimana nanti seluruh tubuhku dijamah perempuan jelita bernama Marlena itu. Oooh senangnyaaa.....

Krieeet....

"Ya mas?"

"Mas..."

"Mas?" sebuah jari menyentuh pundakku. Membuatku terkejut dan terbangun dari lamunan.

"Waduh biyung!" aku kembali terkejut dengan pemandangan di hadapanku.

"Ada apa mas?"

"be.. Bener ini rumah mbak Marlena, yang pinter mijet itu?"

"Iya saya Marlena. Mas mau pijet? Silahkan masuk kalo gitu."

Sang tuan rumah pun mengajakku duduk di kursi tamu. Aku yang terkejut dengan lemas melangkahkan kaki ke dalam. Sedangkan si mbak Marlena menutup pintu dengan lembut. Lalu melangkah ke dalam kamar depan.

Kutolehkan kepalaku ke kiri, ke kanan. Sekedar melihat kondisi rumah ini. Ada beberapa hiasan rumah dengan bahan dari batu onyx. Ada pula bunga yang tampak serasi dengan vasnya di salah satu sudut ruangan. Di salah satu dinding tampak beberapa foto ukuran sedang dengan pigora berwarna warni. Di dalamnya nampak sosok cantik rupawan. Sekilas tampak mirip dengan perempuan yang kutemui. Tetapi dalam foto itu dia terlihat langsing, sexy. Sedangkan yang ini, bahkan badanku aja kalah gede.

"Sedang lihat apa mas?" tanyanya.

"Oh, i.. Ini mbak. Foto itu..." entah kenapa aku tak dapat melanjutkan lagi.

"Hihihi. Itu memang diriku mas," dia pun tertawa ditahan.

"Tapi kok?"

"Yang itu beberapa tahun yang lalu. Waktu masih perawan. Setelah nikah eh bobotnya naik. Gara-gara itu suamiku, emm mantan, lari dengan perempuan lain. Emang dia lebih sexy sih dari aku," ucapnya cuek.

"Sekarang, sejak menjanda malah beratku tidak turun-turun," lanjutnya.

"Oalah, gitu tho ceritanya."

"Iya mas. Udah ah, ceritanya lanjut nanti aja. Sambil mas kupijat. Yuk."

Hadeh, kenapa lagi diriku ini. Nurut gitu aja sama Marlena bul-bul ini. Tiba-tiba saja aku sudah berada dalam kamarnya. Dan pakaianku sudah lepas semua. Tinggal sehelai sarung yang jadi penutup aurotku. Lebih parahnya, posisiku sedang tengkurap, di kasurnya dia pula. Gila!

"Ada keluhan yang mana mas?"

Pertanyaan dengan suaranya yang lembut benar-benar menghipnotisku. Kontras dengan badannya yang segede gajah itu.

"I.. Ini mbak. Tangan dan kakiku terkilir. Abis jatuh dari motor tadi."


"Oooo," hanya itu yang terucap dari bibirnya.

Sementara itu tangannya mulai meraba seluruh bagian belakang tubuhku. Tangannya yang halus itu meremas, menekan lembut, meraba setiap mili kulitku. Aku yang tak terbiasa disentuh oleh wanita, langsung membayangkan segala macam kemungkinan. Yang enak-enak tentu saja hahaha, uhuy.

Dalam bayanganku si mbak Marlena terlihat sangat seksi. Menggemaskan sekali. Sosok dalam foto ruang tamu itu benar-benar melekat di otakku. Membuat jantungku berdebar kencang. Sehingga darahku mendidih dari ujung kaki ke ujung kepala. Ditambah setiap pijatannya, uhhh.... Syaraf-syaraf sensorikku berkontraksi tanpa henti. Mengirimkan sinyal yang siyalnya mengarah ke si otong. Akibatnya my dick langsung wake up men. Keras sekeras-kerasnya.

Ketika aku sedang enak-enaknya dibuai khayalan, tiba-tiba mbak Marlena memencet sedikit keras kakiku yang terkilir.

"Aauw..." sakiit banget rasanya.
"Tahan ya mas. Ini kalo gak dibenerin ya sakit terus seumur hidup lho," ujarnya mendinginkanku.

"I.. Iyaa," balasku sambil menahan rasa sakit.

Aduuuh, sumpah sakit banget. Kaki terkilir lagi bengkak-bengkaknya langsung dipijat itu rasanya sakit. Sumpah.

Setelah lama mengarap kakiku yang terkilir, akhirnya tangan lentik itu berpindah juga. Semakin ke atas dengan perlahan. Merayap menuju ke...

Sesampainya di bagian itu, aku malah merasakan sensasi tersendiri. Seumur hidup belum pernah ada perempuan yang merabaku di daerah situ. Oooohhhh.... Aku meleleeeh....

Kurasakan badannya bergeser. Sentuhan itu semakin lembut, mengarah ke atas. Melewati punggungku. Ooohhh rasanya badanku dipijit bidadari dari surga. Kemudian tatkala tangannya mulai meremas pergelangan tanganku rasa sakit itu mulai kembali. Oooohhhh... Sa...

Sakit?

Hei, ini sakit. Bukan enak.

"Wadouuuuwwww......" hancur sudah khayalan yang kubina dengan indah.

Aku meringis kesakitan menahan rasa ini.

"Kuat ya mas... Biar nanti gak sakit lagi," ucapnya mencoba menenangkanku.

Tapi, dengan mataku yang melihat wajah dan tubuhnya, suara itu terdengar menjadi "Rasakan kau. Ngapain dari tadi ngayalin aku heh!"

Aku jadi gentar. Badanku langsung melemas. Sakit yang tadinya kurasa kini hilang entah kemana. Seluruh tulang belulangku seakan rontok semua.

Aku berharap ini hanya mimpi buruk saja, dan aku segera terbangun. Tapi senyum itu... Di mataku terlihat seperti nyata. Mungkin bagi kalian itu senyum manis menyejukkan. Tapi bagiku itu seperti seringai mak lampir ketika puas melihat mangsanya lemas tak berdaya. Bayangkan kalau kalian di posisiku. Kalian akan terlihat seperti orang yang sudah jatuh, duduk lemas habis lari sprint seribu meter, ketakutan akut karena di depannya ada sekawanan gajah ngamuk yang siap melemparmu. Seperti itulah aku sekarang.

Dan akumulasi efek dari segalanya adalah: keringat dingin, badan lemas, muka pucat, pandangan mulai kabur, dan...
 
Pertamax.

Apdetnya dikit aja ya. Sekarang balik megawe dan ngerusuh lagi :pandaketawa:
 
Hahaha.. Pijatannya mba marlena pasti mantap ya hu pai?
 
Wkwkwkwkwkk..
Pijatnya sama arimbi kaya e.. Langsung ngedrop dech..
 
sak sruputtan:ugh: wae iki, CakPai!?

iki pijet:stress: opo di ongkek-ongkek...
:sakit:lha!​
 
Bimabet
Apa iniii....?
Kaga disini, kaga di sebla. Sama sama bkin kentang. :tendang:
Tapi keren sii. :hore:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd