Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

Part 57 : Gank Montor


“Lalu urusanmu di sini bagaimana Arum, kamu sebagai ketua panitia ini lho” kata Andini

“Aku tadi sudah bicara dengan wakil saya bu dia akan menghandel semuanya dan teman teman panitia dan acaranya juga sangat santai kok hanya api unggung tadi tinggal tunggu ibu yang akam membuka api ungun ini” kata Arum

“Ya sudah sekarang bagi tugas ya pak Rangga, pak Kris dan pak Martono di damping oleh ke dua satpan bersama dengan Arum menemui mereka biar acara di sini tetap berjalan sesuai rencana” kata Andini

Setelah itu mereka bubar
======

“Ma aku ikut papa ya” kata Bagas ke Andini

“Boleh tapi jangan ganggu papa ya” kata Andini

“Pa aku ikut ya” kata Bagas ke Rangga

Rangga hanya tersenyum dan menganggukan kelapanya

“Sini dik Bagas sama mbak” kata Arum sambil mengandeng tangan Bagas

Kemudiam mereka ber delapan keluar dari gedung pertemuan dan menuju ke gerbang dan di buka oleh satpan untuk keluar pagar letak gedung yang di pakai LDK ini di depan di seberang jalan ada semacam lapangan bola untuk sarana olah raga warga setempat dan rombongan Damar CS sudah menunggu di lapangan bola dan mereka berdelapan menemui rombongan dari Damar CS setelah rombongan Rangga masuk ke lapangan bola segera rombongan Damar CS membuat lingkaran yang cukup besar mengelilingi rombongan Rangga hanya 4 sekawan yang berdiri di tengah lapngan untuk menanti kedatangan Rangga dari rombongan Rangga berjalan berdampingan dengan Arum dan Bagas sedang pak Kris, pak Martono dan pak Andang di belakang Rangga dan Arum sedang ke dua satpan berada belakang bapak bapak guru

“Hai Rangga apa kabar” kata Damar tanpa sopan sekali

“Kamu siapa aku ngak kenal kamu” jawab Rangga, lanjutnya “Dan aku hanya akan ketemu dengan yang namanya Hengki yang mengaku pacarnya dik Arum”

“Sombongmu Nga nga” kata Damar

“Sekali lagi aku ngak ada urusan dengan mu” kata Rangga

“Urusan Hengki adalah urusan kami semua termasuk teman temanku yang melingkar disini” kata Damar penuh percaya diri, lanjutnya “Kamu telah berani mengusik ketenagan kami disini dengan merebut pacar teman aku”

“Sekali lagi aku ngak ada urusan dengan kamu” kata Rangga tegas, lanjutnya “Aku hanya mau urusan dengan yang namanya Hengki kalau tidak ada lebih baik aku pergi untuk apa aku berurusan dengan anak anak gank seperti kalian hanya buang buang waktu saja”

Rangga dan Damar saling menatap dan mata mereka saling bertemu dan

“Ayok dik Arum Hengki ngak ada kok kita balik ke dalam aja percuma” kata Rangga sambil menggandeng tangan Arum untuk di ajak masuk ke dalam tempat pelatihan

“Hai mau kemana kamu” kata Damar

“Sudah aku katakan kalau aku mau berurusan dengan Hengki saja” kata Rangga sambil membalas tatapan Damar

“Okey tapi ingat urusan Hengki kini menjadi urusan kita semua” kata Damar

“Terserah” kata Rangga ngak kalah keras suaranya

“Hengki nih” kata Damar sambil mendorong Hengk agak kedepan dan berhadapan Rangga dan Arum sedang pak Kris, pak Martono, pak Andang dan ke 2 satpam hanya di belakang Rangga dan Arum dan Bagas

“Apa maumu Heng!“ kata Rangga

“Aku mau kamu manjauhi Arum heh…” kata Hengki tanpa sopan santun

“Hengki dengarkan kamu baru berhadapan dengan gurumu” kata pak Kris dari belakang, lanjutnya “Sopanlah sedikit”

“Ya pak Maaf” kata Hengki sedikit membungkuk terhadap pak Kris

“Apa kamu minta aku menjauhi dik Arum, ngak salah tu” kata Rangga

“Ya kan aku pacarnya dan aku ngak mau kamu dekat dekat dengan Arum” kata Hengki

“Ngak salah dengar aku Heng, sejak kapan aku jadi pacarmu” kata Arum

“Sejak dulu ketika itu pak Rangga belum ada” kata Hengki

“Oh waktu itu kan aku udah nolak aku menjadi pacarmu apa kamu tau alasan aku menolakmu” kata Arum

“Kalau kamu menolaku mengapa setiap malam minggu aku datang ke rumahmu kamu sambut dengan heppy” kata Hengki

“Jangan salah mengerti kamu Heng, kamu datang aku sambut karena kamu adalah tamu aku dan kata eyang aku tamu adalah raja sehingga aku ngak mempermasalahkan kamu datang ke rumahku bukan berarti aku mau jadi pacar kamu asal kamu tau sampai detik ini kamu masih aku anggap sebagai teman biasa dan perlu kamu tau hidup dan mati aku sudah di serahkan kepada mas Rangga sebab semua urusan sudah di serahkan oleh eyang aku ke mas Rangga”

“Sebelum kamu menyatakan putus kamu masih tetap menjadi pacar aku tahu” kata Hengki

“Aneh kamu Heng, nyambung aja belum sekarang minta putus, crasy” kata Arum sambil membuat tanda dengan satu jari di jidatnya

“Apa sulitnya sih mau minta putus ke aku” kata Hengki

“Ngak aku ngak akan minta putus sama kamu soalnya aku bukan pacar kamu kalau aku minta putus ke kamu berarti aku menyetujui aku menjadi pacar kamu Heng!” kata Arum, lanjutnya “Dan kamu akan menolak permintaanku ia kan, dan apakah kamu tau aku menolakmu waktu kamu membak aku dulu karena kamu play boy cap kucing tau”

“Jaga mulut mu Arum” teriak Damar dari belakang Hengki

“Apa urusanmu” kata Arum sambil memandang Damar dengan raut wajah muak

“Udah aku katakan kalau urusan Hengki menjadi urusan kita semua itu berarti pacar Hengki juga menjadi pacar kita semua, bener ngak teman teman” kata Damar sambil tertawa penuh kemenangan

“Gillaaa kamu” teriak Arum

Ranggapun segera menegang tangan Arum mmberi kekuatan dan meredam emosinya

“Tenang dik Arum aku disini akan selelu melindungimu” kata Rangga

Sebentar kemudian Arum sudah tenang

“Kami terutama kami berempat empat sekawan sudah berikra bawa semua persoalan yang menyangkut pribadi kami berempat adalah persoalan kami sumua dan kami tantang kamu Rangga kalau kamu bisa menang melawan kami berempat kami merelakan kamu mengambil Arum dari kami tapi kalau kamu kalah kamu harus segera pergi dari sini tanpa di minta ke dua kalinya dan menyerahkan Arum kepada kami” kata Damar

Rangga menoleh ke belakang dengan mengandeng Arum ke tempat pak Kris “Pak ini bukan keinginan ku untuk menghadapi bereka semua aku titip di Arum dan Bagas aku melawan mereka semua apapun hasilnya aku titip dik Arum dan aku juga minta pak Kris tidak perlu ikut campur urusan ini karena urusan ini menjadi tanggung jawab aku sepenuhnya bukan tanggung jawab sekolah” kata Rangga kemudian kembali ketempat semula

“Aku terima tantanganmu” kata Rangga, tapi ucapan Rangga terhenti karena Arum menarik tangan Rangga dan mencium pipi Rangga kanan dan kiri sambil berujar “Doaku selalu untuk mas Rangga”

“Ya boleh lah sebagai ciuman perpisahan ha ha ha …” kata Damar

Pak Kris melihat peristiwa itu lalu menghubungi bu Andini melalu sambungan seluler

“Assalamualaikum bu Andini” kata pak Kris

“Waalaikumsalam pak, ada apa ya” jawab Andini

“Gawat bu mereka semua menantang pak Rangga berkelahi demi merebutkan Arum dan kayaknya pak Rangga akan menghadapi mereka sendiri ngak mau melibatkan sekolah sebaiknya ibu minta bantuan ke polsek saja sebelum terjadi sesuatu yang tidak di inginkan” kata pak Kris

“Baik pak

, terima kasih, Assalamualaikum” kata Andini

“Wallaikumsalam” jawab pak Kris

Andini segera menghubungi polsek untuk minta bantuan keamanan di tempat LDK yang di rasa kurang kondonsif

Kembali ke lapangan bola

Rangga melangkah ke tengah lapangan dengan langkah pasti mendekati keempat lawan yang masih menanti dalam posisi menghadap ke Rangga setelah nya empat sekawan merubah formasi melingkar sehingga Rangga berdiri berhadapan langsung dengan Damar yang masih bersikap sombong dan Hegki bergeser ke kanan dan kini berada di samping kiri Rangga sedang di samping kanan ada Satria dan di belakang Rangga adalah Imrom yang siap tempur

Rangga pun siap dengan kuda kuda pencak yang sifatnya terbuka kedua kaki agak kelebar badan condong ke depan dan ke dua tangan tangannya berada di depan dada dengan sikap waspada demikian juga ke empat lawannya juga sudah siap dengan kuda kuda masing masing Damar membuka kuda kuda karateka sedang Hengki dan Satria membuka dengan kuda kuda dengan petinju dengan kaki selalu bergerak meloncat loncat kedua tangannya tepat di antara wajah dan dada dengan derakan ringan loncat ke kiri dan kanan mengambil posisi untuk menyerang lawan sedang Imrom dengan tenang berada di belakang Rangga membuka serangan dengan mengayun kan tangan kanannya kearah tungkuk Rangga tapi dengan sigap Rangga sempat membalikan badannya dan menangkis serangan Imron dengan mundur dan maju ke depan dan tangan tangan kiri nya menengkis pukulan jarak pendek dari Imron yang di lancarkan dengan tangan kanan memberi pukulan yang cukup keras ke dada Imron tapi serangan balasan itu dapat di hindari Imron

Rangga dalam posisi condong ke kanan dan begitu serangan ke Imron gagal kaki Rangga bergerak cepat kearah Satria yang sudah siap dengan dengan serangan jep kirinya tapi kaki Rangga lebih cepat lagi sapuan bawah mengenai kaki Satria sehingga Satria kehilangan kesembangan dan

“Braaaak” tubuh besar Satria terjengka ke samping kiri

Rangga berdiri lagi ditempat semula masih delam kuda kuda pencak dengan kaki terbuka dan dalam kewaspadaan penuh dan Hengki tiba tiba memberi pukulan jarak pendek ke lambung Rangga yang terbuka dengan celatan Rangga menutup serangan Hengki dengan sebuah tangkisan dengan tangan kanan dan tangan kiri bersiap menyerang Damar yang bediri di hadapan Rangga tapi serangan Rangga dapat di antisipasi oleh Damar dengan mundur dua langkah dan

“Brraaakkk” sebuah pukulan keras ngengenai lambung kiri Rangga sehingga Rangga jatuh menahan nyeri di bagian perut nya setelah mendapat serangan dari Imron yang berada di belakang Rangga dengan ceroboh menganggap enteng empat sekawan gank montor

Ketika Rangga jatuh terdengan jeritan dari Arum yang melihat kekasih nya kena pukul keras dari Imron yang berada di belakang Rangga dan kesempatan itu tidak di sia sia kan oleh Damar yang bediri di posisi menyerang dengan tendangan kearah depan langsung mengarah ke muka Rangga yang terjatuh terjerembab dengan posisi miring ke kanan dan tangan kiri yang berada di tas tubuhnya sempat dan sempat menagkis tendangan Damar dengan tangan kiri yang berada di atas badannya dan sempat mengirimkan serangan balasan yang di lancarkan oleh Rangga ke arah Damar dengan tendangan ke atas tepat dan tepat mengenai wajah Damar yang baru mengayun kakinya menyerang Rangga

“Ahhhhhh” teriak Damar dan jatuh ke belakang dan kesempatan itu di pergunakan dengan baik oleh Rangga dalam posisi menyerang Damar dengan tendangan kearah lambung Damar dengan keras dalam posisi sama sama terjerembab ke tanah

Dan serangan dari empat sekawan berhenti dan memberi kesempatan untuk Damar dan Satria untuk berdiri lagi demikian juga Rangga pun sudah berdiri masih dalam posisi kuda kuda bertahan

Sementara Hengki dengan posisi bertahan dan merubah menjadi posisi menyerang dan pertama serangannya tertuju pada Rangga yang berdiri di saping kirinya dengan pukulan upper cup dengan kombinasi cep cep kearah muka Rangga dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang hanya terasa angin berderis dan kemudian Hengki sudah duduk di tengan lapangan dengan hidung berdarah karena tonjokan Rangga

Apa sebenarnya terjadi ?

Ketika Hengki melancarkan jep kiri kearah muka Rangga segera menangkisnya dan membalas dengan kecepatan di luar dugaan Hengki tanpa sempat menghindar dari tonjokan kearah hidung Hengki belum sempat mengaduh tendangan Rangga mengenai kaki kiri Hengki di bagian lutut dan Hengki kehilangan kesembangan terhuyun kesampin kiri dan terjatuh dengan pantat mengenai tanah terlebih dahulu sambil mengucap hidungnya yang bedarah karena tonjokan tangan Rangga

Tanpa menunggu waktu lama serangan Rangga tertuju pada Imron yang sebenarnya posisi menyerang kearah Rangga dengan sangat cepat Ranggapun membalik badannya dan dengan tendangan samping kearah lambung Imron tanpa bisa menghindar maupun menagkis tendangan keras Rangga masuk mengenai lambung kiri Imrom dan terhuyun kesamping kanan 5 langkah dan akhirnya jatuh terduduk di tepi lapangan sambil memegang perutnya sakit dan mules karena tendangan keras Rangga mengenai sasaran

Tanpa jeda waktu Rangga langsung menyerang Satria laki laki besar itu yang sudah siap menyerang Rangga dengan jep jep baik dari tangan kiri dan kanan dengan kecepatan yang tinggi hanya terasa angina lewat Rangga membalas serangan Satria dengan gerakan salvo ke udara dan dengan kaki kanannya mengarah ke tungkuk Satria yang belum siap menerima serangan yang begitu cepat sehingga Satria kehilangan keseimbangan setelah kaki Rangga mendarat di tungkuh Satria jatuh terjerembab mencium tanah

Tanpa berhenti Rangga melancarkan serangan kearah Damar yang masih bengong melihat ke tiga temannya jatuh tersungkur dalam waktunyang sangat singkat dan kini secara mendadak mendapat serangan dengan kecepatan tinggi dengan sebuah pukulan tepat di pelipis kanannya dan tanpa perlawanan dan tangkisan pukulan Rangga masuk dan membuat pelipis kanan Damar berdarah dan Damarpun kehilangan keseimbangan kepala terasa pusing dan langsung terjermbab jatuh dalam posisi miring sambil menahan aliran darah di kepalanya

Melihat ke empat teman temannya tersungkur ke tanah teman teman yang lain segera bergerak ingin nenghabisi Rangga tapi dengan sigap Ranga menyambut serangan mereka dengan serangan balik dengan meloncat ke arah dua orang yang paling dekat dengan Rangga dengan menendang ke arah wajah wajah mereka sambil meloncat ke atas dan tepat mengenai sasaran ke dua orang tersebit tersungkur ke tanah dengan kepala pusing terkena tendangan yang cukup keras

Setelah itu Rangga melihat lima anggota gank montor bersiap akan menyerang secara bersama sama tapi Rangga lebih siaga lagi dan menyambut serangan mereka dengan koprol kearah mereka dan dengan seranga bawah mereka berlima tidak sempat menghidar apalagi membalas serangan Rangga kerena serangah Rangga amat cepat sekali tau tau teman teman Damar sudah jatuh terjerembab dan mengaduk kesakitan karena tendangan kearah kaki dan terjerembab dan susul dengan pukulan le arah perut dan wajah mereka terlihat lebab lebab yang terkena pukulan deras Rangga

Masih tersisa 5 anak lagi 3 diantaranya di sebelah kanan Rangga berdiri dan 2 di samping kiri Rangga yang berdiri terlallu jauh dari jangkauan Rangga dan dengan loncatan yang di kombinasi dengan salvo di udara dan mendarat tepat di samping 3 anggota gank montor tapi dalam satu gebrakkan k tiga anggota gank motor jatuh ke tanag dengan masing masing anggota badannya terluka dan kini tersisi 2 anggota gank motor itu merasa gentar melihat sepak terjang Rangga yang dalam waktu singkat dapat mengalahkan 14 orang teman temannya apa lagi dapat menjatuhkan empat sekawan sengan mudah langsung berjongkok sambil mengangkat tangan ke atas sambil berseru “Ampuuuunnn paaakkkk”

Rangga pun membaralkan serangan terhadap kedua anggata gank montor tersebut

Rangga berdiri dengan menahan gerakan pukulan atas kedua anggota gank montor dan berdiri tegak serta menghampiri Hengki yang masih duduk sambil memegang wajahnya yang berdarah di hidungnya dan Damarpun ngak jauh berbeda dengan Hengki

“Bagaimana masih penasaran ayo berdiri lawan aku, kamu juga Damar aku tau kok kalau kamu dendam ke aku kerena pak de mu ya kan” kata Rangga

Bersamaan dengan itu terdegar sirine pulisi meraung raung menuju tempat perkelahian itu Damar, Hengki, Imron dan Satria semua pada bengong melihat kenyataan ini dengan sengat mudah Rangga mengalahkan mereka yang lebih dari 15 orang dengan satu gebrakkan kurang dari 15 menit di samping suara sirine pulisi meraung raung memcahkan keheningan malam

Dengan cepat dan sigap semua anggota kepulisian yang di terjunkan segera meringkus personil Gank montor dan membawanya ke polsek untuk di mintai pertanggung jawaban apa lagi dengan Hengki yang mempunyai catatan kalau om nya adalah kapolsek dari Kabupaten tersebut

Ternyata sebagian peserta LDK pada lari tidak mengikuti acara api ungun mereka pada menyaksikan aksi Rangga menghabisi gank momtor yang di pimpin oleh Damar dan banyak dari mereka ikut bersorak sorak melihat satu persatu anggota gank montor pada tumbang dan bergelimpungan jatuh dan tidak mampu berdiri lagi da nada beberapa dari peserta LDK mengabadikan peristiwa itu dengan memvidiokan mereka dengan ponsel yang mereka bawa

Arum yang melihat itu langsung berlari kearah Rangga dan setelah berada di depan Rangga segera memeluk Rangga dan memberi ciuman di bibir Rangga sudah tidak peduli lagi dengan keadaan sekitarnya ada banyak orang yang memperhatikan pasangan Arum dan Rangga sedang berciuman di tengah lapangan tapi hanya sepuluh detik adegan mesra dari Arum dan Rangga berlangsung

“Udah dik malu ah di lihat teman temanmu dan ada juga bapak gurumu dan juga bapak bapak pulisi semua memperhatikan kita” kata Rangga

“Aku amat senang ketika mas Rangga memenangkan pertarungan ini sehingga tanpa sadar dan sepontanitas aku lakukan ini mas, maaf ya” kata Arum sambil masih memandang Rangga dengan pandangan penuh cinta

“Ya ngak papa juga sih, tapi kan dik Arum menjadi bahan olok olokan mereka” kata Rangga

“Ya ngak papa mas wong aku sudah benar benar cinta sama mas Rangga” kata Arum

“Selamat pak Rangga” ucap pak Kris, pak Martono dan juga pak Andang sudah berada di dekat Rangga dan Arum berdiri

Langsung pelukan Arum terlepas begitu melihat pak Kris, pak Matono dan juga pak Andang ada di dekat mereka

“Maaf pak” kata Arum sambil tersenyum dengan wajah semu merah karena menahan malu

“Itu wajar kok Arum” kata pak Martono

Sementara semua gank montor di bawa masuk ke dalam mobil pulisi dan di bawa ke polsek tidak terkecuali Hengki, Damar, Satria dan Imron

Montor montor mereka teteap di tinggal di depan gedung tempat LDK berlangsung

Kini Rangga, Arum, pak Kris, pak Martono juga pak Andang bersama Bagas sudah masuk kembali di dalam gedung disambut oleh Andini dan Astrit dengan senyuman kasih sayang dan mereka masing masing memberikan satu kali ciuman di pipi Rangga dan Arum

“Bagaimana perasaan mu dik Arum” tanya Astris ketika mereka berjalan berdampingan

“Plong mbak rasanya seperti mendapt lotre ber milyat milyar rupiah mbak, tapi aku sempat stress mbak ketika mas Rangga kena pukulan dari belakang dan tersungkur jatuh ke tanah, tapi setelahnya aku gembira sekali satu persatu lawan mas Rangga tumbang dan jatuh dan ketika itu sirine polisi meraung raung dan itu menambah bahagia sekali baru kali ini aku melihat mas Rangga bertarung seperti lihat film kungfu saja dan banyak teman teman bertepuk tangan memnuat hati ini tambah berbunga” kata Arum, lanjutnya “Mbak Astrit si ngak mau ikut keluar”

“Aku ingin ikut keluar tapi tangan aku di pegang erat oleh mbak Dini yang kedua tangannya sudah dingin semua sampai ada telpun dari pak Kris yang mengabarkan suasana tambah gawat dan pak Kris mengusulkan segera menghubungi polsek dan setelahnya mbak Dini telpun polsek baru agak tenang sampai terdengar raungan sirene mobil polisi” kata Astrit

“Kasian mbak Dini ya gara gara aku” kata Arum

“Begitulah dik cinta mbak Dini ke mas Rangga mbak juga merasa kawatir sih dengan mas kita menghadapi anak anak gank montor tapi sekarang ngak lagi malah sangat bahagia setelah mas kita bisa memenagkan pertandingan melawan gank motor tadi menurut catatan pulisi gank montor pimpinan Damar lah yang sulit di kalahkan tapi dengan mas kita gank motor pimpinan Damar ngak bisa berkutik dan sekarang pulisi punya alasan untuk menahan dan membubarkannya karena selelu meresahkan masyarakat terutama kelakuannya kebut kebutan di jalan raya tanpa berpikir keselamatan orang lain” kata Astrit

“Benar mbak membuat masyarakat resah dengan adanya aksi kebut kubutan di jalan raya” jawab Arum

Kini mereka semua masuk kedalam ruang secretariat untuk melanjutkan acara LDK yang dari tadi siang di skor karena kedatangan gank montor dan suasana kondonsif sudah bisa di atasi dengan di giringnya semua anggota gank montor ke polsek

Di sebuah ruang kini berkumpul Andini, Rangga, pak Kris, pak Martono dan juga pak Andang selaku BP SMA XX Kabupaten dengan pak Heru Kapolsek sedang berbincang bincang

“Terima kasih pak Heru atas kerja samanya untuk menangani anak anak kami dari SMA XX di Kabupaten” kata Andini

“Bukan begitu bu Andini justru pulisi sangat berterima kasih kepada sekolah terutama pada pak Rangga karena pulisi punya alasan yang kuat untuk membubarkan gank montor nya Damar yang kerap kali membuat keonaran dan saya pribadi bisa menghukum Hengki keponakan saya dengan alasan membuat onar di sekolah kemarin itu saya pindahkan dari Surabaya ke kota kabupaten denga janji tidak akan mengulang lagi kesalahan yang di buatnya kalau perlu sel polsek terbuka untuk anak seperti gank montor dalam gugus pembinaan remaja biar staf yang menangani remaja punya kerjaan ha ha ha” kata pak Heru selaku kapolsek

“Oh begitu ya pak” kata Rangga

“Dalam rangka pembinaan pemuda dan remaja yang sudah tercemar oleh Narkoba saya pernah usul ke polda untuk memasukan bela diri pencak silat untuk salah satu cara bela bangsa dan usulan itu baru di godok di polda dan kemarin ibu Niken Suryani mengusulkan kalau pak Rangga menjadi pelatih dari beladiri yang menurut bu Niken kalau pak Rangga adalah adik seperguruanya pencak Sekar Kedaton ya” kata pak Heru

“Wah mbak Niken tu buka rahasia aya” kata Rangga, lanjutnya “Aku siap pak untuk menjadi pelatih pencak silat Sekar Kedaton”

“Ya gitu dong” kata pak Heru

“Pantas gerakan pencaknya tadi sangat kentara sekali dan anak 15 orang di sikat habis dalam waktu kurang 15 menit” kata pak Kris yang baru tau kalau Rangga punya bela diri Sekar Kedaton

“Jangan membesar beraskan berita ah pak Kris ini ada ada saja wong saya hanya menari kok mereka jatuh sendiri” kata Rangga

“Gitu aja menari ya pak Rangga kalau berkelahi dengan sungguh sungguh jadi apa tu anak anak” imbuh pak Martono dan mereka trtawa besama sama

Setengah sepuluh malam kapolsek pamit dan mengharap kedatangan pak Rangga dan Arum bersama pak Kris ke kantor untuk menjadi saksi dari aksi anak anak gank montor

“Baik pak mungkin hari senin pak karena LDK nya sampai besok siang” kata Andini mewaliki sekolah

Langsung acara LDK di lanjutkan dengan istirahat karena sudah waktunya untuk istirahat

Kini tinggal Rangga, Andini, Astrit dan Arum yang masih di ruang sektretriat dan belum masuk ke dalam kamat sedang semua perserta dan Pembina dan alumus sudah pada masuk dalam kamar untuk beristirahat

“Mas aku mau istirahat dulu ya” kata Andini yang kini duduk di samping Rangga

“Ya” jawab Rangga sambil menahan tangan Andini yang mau berdiri dan menariknya duduk kembali dan Rangga memegang tungkuh Andini dan memberi ciuman di bibir Andini dan menerima ciuman itu dan membalasnya

“Udah mas kasian Bagas tidur sendiri di kamar” ujar Andin sambil melepaskan ciuman di bibir Rangga

“Aku juga mas udah ngantuk” ucap Astrit sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Rangga dan tanpa di beri aba aba lagi Rangga segera menempelkan bibirnya ke bibir Astrit dan melumatnya Astrit pun membalas lumatan Rangga

“Dik Arum ngak ikutan istirahat” kata Astrit

“Aku nanti saja mbak ingin pacaran dulu sama mas Rangga ini kan malam minggu mbak waktunya aku pacaran dengan mas Rangga” kata Arum sambil tersenum cantik sengan lesung pipit di ke dua pipinya

“Ya udah selamat pacaran dulu ya, mbak tinggal” kata Astrit sambil melangkah meninggalkan Rangga dan Arum dan mengikuti Andini masuk kamar bersama

“Mas ayo ke taman itu disamping ruang secretariat” kata Arum sambil menarik tanggan Rangga untuk berdiri dan mereka melangkah bersama ke taman yang di tunjukan oleh Arum

Mereka berdua melangkah bersama dengan badan mereka saling berhimpit tangan kiri Rangga berada di pundah Arum dan tangan kanan Arum berada dipinggul Rangga dan kelapa Arum pun bersandar di dada bidang Rangga dan berjalan dengan sangat pelan kini mereka sudah tidak malu malu lagi mengumbar kemesraan di tempat umum

“Dik gimana nanti kalau ketahuan gurumu dan teman temanmu” kata Rangga sambil mengisap rambut Arum dengan penuh kasih

“Aku sudah pasrah kok mas dan tadi pun mereka semua sudah pada tahu kita ciuman di tengah lapangan” kata Arum sambil tersenyum manis

“Ya udah kalau di Arum sudah mantab mas juga akan lebih mantab lagi” kata Rangga yang melihat tempat duduk di pingggir taman yang terlihat rimbun oleh banyak tanaman dan minimnya penerangan di tempat itu

“Dik kita duduk di bangku itu ya” kata Rangga sambil menunjuk ke bangku yang ada di depan mereka Arum hanya tersenyum dan mengangukan kepalanya tada setuju

Ranggapun menarik Arum menuju ke bangku yang ada di hadapannya dan setelah Rangga duduk dan menarik tangan Arum dan mendudukan di pangkuanya

Mereka pun kini duduk saling ber pangku ria Rangga duduk di bangku dan Arum duduk di pangkuan Rangga dengan menyamping tangan Rangga masih di pundak Arum dan mengarahkan wajah Arum dan mereka saling tatap dan tak lama kemudian bibir mereka menyatu satu sama yang lain

Ciumampun ngak bisa lagi di hidari didorong oleh raya rindu yang berkepnjangan yang sudah hampir satu minggu mereka tidak saling menyalurkan hasrat walau hanya kecupan mesra di ruang kepala sekolah bersama Andini dan Astrit tapi secara perorangan Rangga dan Arum tidak pernah sedalam ini

“Mas gimana nanti kalau Arum ketagihan di cium terus sama mas Rangga” kata Arum sambil terseyum mesra di celah celah ciuman mereka terlepas

“Ya ngak papa to dik mas juga akan ketagihan sama bibir di Arum ini” kata Rangga sambil menyentuh bibir Arum yang masih tersenyum, lanjutnya “Mas akan memberi kepuasan pada dik Arum waktu pacaran kita tiba pada hari sabtu dan minggu hari yang khusus untuk dik Arum”

“Kok Cuma hari sabtu dan minggu saja sih” kata Arum

“Ya dik supaya adil ya kan satu minggu ada 7 hari 2 hari untuk diajeng, 2 hari lagi untuk dik Astrit dan 2 hari juga untuk di Arum” kata Rangga

“Dan yang satu hari” kata Arum

“Yang satu hari ya untuk istirahat dan untuk meditasi dan perenungan pokoknya setiap minggu satu hari untuk aku sendiri untuk komunikasi dengan kyai Walang Sungsang dan juga untuk menghadap semesta dan untuk bersyukur atas anugrahnya dan lindunganya untuk kita semua dan juga untuk memikirkan memperbesar perusahaan yang romo berikan untuk aku” kata Rangga

“Kalau untuk mbak Andini dan mbak Astrit hari apa saja” kata Rangga

“Aku ngan mau sekaku itu sesantainya saja kapan mereka senggang tidak ada kepastian hari untuk hari senin untuk diajeng atau sebaliknya biar mereka yang menentukan sendiri dan waktu akan berjalan dengan sendirinya seperti kemarin aku diajeng dan dik Astrit juga tidur dalam satu ranjang dan aku memberikan kasih secara seimbang untuk diajeng Andini dan di Astrit juga kita bertiga merasa puas” cerita Rangga sambil mengusap rambut Arum dengan mesra

“Wah aku juga ingin seperti itu mas bisa tidur berempat sama sama mbak Astrit dan mbak Andini juga bersama dengan mas Rangga juga tentunya” kata Arum

“Ngak boleh dik” kata Rangga

“Ahhh mas Rangga curang” kata Arum

“Sebab di Arum masih menjadi pacar mas Rangga nanti kalau dik Arum sudah resmi menjadi istri mas Rangga kita tidur ber empat ya” kata Rangga

“Kalau begitu sekarang aja di resmikan Arum menjdi istri mas Rangga yang ke tiga ya mas” rengek Arum ke Rangga

“Ngak bisa seperti itu dik, perkawinan secara resmi itu harus di ketahui oleh orang tua kita dan merestuinya dik tidak seperti membeli pisang goreng dan di makan sembarang an saja semua ada aturannya walau secara sirri sekalian dan mas harus menjaga sopan santun ke orang tua dik Arum” kata Rangga

“Kan sudah mendapat ijin dari eyang” kata Arum

“Ya walaupun sudah mendapat ijin dari eyang walau pun eyang juga berhak menjadi wali dik Arum tapi kan masih ada ayah dik Arum yang lebih berhak menjadi wali dan mas belum sempat berkenalan juga denga ayah dik Arum yang sekarang ada di jawa barat, itu sama saja mas melarikan dik Arum” kata Rangga

“Jadi kapan dong mas mau ke Tasik menemui ayah Arum dan melamar Arum” kata Arum

“Tidak semudah itu dik, mas masih banyak tugas disini mengawal dan mensuprot diajeng Andini sebagai kepala sekolah yang di tunjuk sebagai ketua sub Rayon untuk ujian Nasional ya paling cepat nanti setelah ujian Negara selesai” kata Rangga memberi pengertinan Arum dengan hati hati dan penuh kasih sayang

“Jadi masih lama dong” kata Arum

“Tapi yang pasti sebelum dik Arum lulus ujian Negara kita sudah menikah walau masih secara sirri dulu”kata Rangga sambil mendaratkan ciumannya ke bibir Arum yang sudah siap menerima ciuman Rangga yang kedua dalam ciuman ini Rangga pun sempat merabai payudara Arum dan memainkan putingnya di balik kaus dan Bra yang Arum pakai saat ini

Bersambung ….
Part 58
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd