Kiai Walang Sungsang
Part 58 : Peresmian (An) Dini
Pov 3rd
Setelah peristiwa penyerangan anak anak gank montor yang di pimpim oleh Damar keadaan sekolah SMA XX kota Kabupaten sangat kondunsif kegiatan belajar mengajarpun sangat aman hanya kesibukan Andini bertambah karena di tunjuk sebagai ketua sub Rayon ujian Negara yang menyita banyak tenaga dan pikiran hampir setiap hari Andini di sibukan dengan urusan ujian Negara yang semakin bertumpuk yang konsultasi dengan ketua sub Rayon sampai mengadakan rapat rapat panitia ujian baik tingkat rayon, sub rayon maupun tingkat sekolah hal ini membuat kesibukan Rangga dan Astrit juga meningkat kesibukan utama mengajar tentu saja menjadi preoritas utama dalam segala kegiatan
Kesibukan Arum pun bertambah dengan sudah di mulai pemilihan calon angota paskibraka tingkat Kabupaten yang di lalui dengan sangat sempurna sekali dalam beberapa seleksi Arum dapat meyakinkan para Pembina paskibraka tingkat Kabupaten dan lolos menjadi wakli tingkat Kabupaten ke tingkat Propinsi yang diadakan di kota Propinsi di bawah tanggung jawab Kodam sebagai penanggung jawan paskibra tingkat Propinsi hal ini menambah kesibukan Rangga yang harus mengantar dan menjemput Arum katika seleksi diadakan di tingat Propinsi
Seleksi tingkat Propinsi pun dapat di lalui dengan baik sekali dan menjadi wakil tinggat Propinsi ke tingkat Nasional dan akan bergabung dengan teman teman se Indonesia dari 34 propinsi yang ada dan kesibukan Ranggapun bertambah untuk selelu mendampingi Arum di setiap even seleksi baik dari tingkat Kabupaten, Propinsi dan tingkat Nasional
“Mbak Dini aku berhasil masuk tingkat Nasional mewakili tingkat Propinsi” kata Arum setelah pengumuman tingkat Propisi melalui email
“Syukur alhamdudilah dik berhasil masuk ke tingkat Nasional” kata Andini
“Selamat ya dik Arum mbak percaya kalau dik Arum pasti bisa” kata Astrit ketika mereka berkumpul di ruangan Andini ketika jam istirahat sekolah
“Makasih mbak Dini dan mbak Astrit sudah mendukung aku selama ini” kata Arum sambil mencium tangan Andin dan Astrit yang kini duduk di di tengah tengah antara Andini dan Astrit
“Aku juga sangat bangga banget dik Arum terpilih sebagai duta Propinsi untuk mewaliki ke tingkat Nasiobal” kata Rangga yang kini duduk sendiri
“Makasih ya mas Rangga yang selalu mendukung Arum selama ini membuat mas Rangga pontang panting kesana kemari untuk mememani Arum selama seleksi berlangsung” kata Arum sambil berdiri dari tempat duduknya dan kini duduk di pangkuan Rangga
“Apa sih yang ngak untuk dik Arum, tapi jangan lupa 1 bulan lagi ujian kenaikan kelas dik” kata Rangga sambil mengusap mesra rambut Arum
“Tenang aja mas aku sudah siap kok” kata Arum dan Rangga mencium bibir Arum sebagai ucapan selamat dari Rangga
“Mas Rangga selalu deh” kata Arum setelah menerima ciuman di bibir nya
“Selalu apa dik” kata Rangga
“Selalu nyosor bibir mas Rangga tanpa permisi dulu” kata Arum sambil tersenyum
“Ya biarin to dik Arum suka to” jawab Rangga
“Banget mas” kata Arum sambil membalas ciuman Rangga
Andini dan Astrit pun tertawa melihat polah tingkah Rangga dan Arum
Sememtara itu Kesibukan Andini terus meningkat dan menjelang hari H ujian Nasional dimana semua sudah teratur dan tinggal penyelenggara di tiap tiap sekolah yang berada di bawah kendalinya dan sampai Ebtanas berakhir pun masih tetap terkendali
Setelah Ebtanas berakhir kini Rangga, Andini dan Astrit mengurus segala sesuatunya untuk peresmian perkawinan mereka baik di pihak Andini maupun Astrit sementara itu keluarga Rangga, ibu, bapak dan ke dua adiknya sudah berada di kota Kabupaten
Rencananya ijab Kabul untuk Andini di selenggarakan di rumah ki Sudibyo dan ijab Kabul untuk Astrit di selenggarakan di rumah Astrit keesokan hari nya sedang resepsi pernikahan akan diadakan serentak di suatu tempat yang biasa menyelenggarakan acara resepsi pernikahan
Hari dan waktu sudah di tentukan ayah ibu dan ke dua adik Ranggapun sudh berada di kota kabupaten tersebut yang kini berada di rumah Andini di sebuah perumahan di Kabupaten tersebut
Sedang rumah besar ki Sudibyo pun sudah mengalami renovasi yang cukup besar dengan memambah 3 ruangan di lantai dasar satu ruang khusus untuk Rangga yang dulu kamar tamu dipambah sebagian uang keluarga sehingga ruang Rangga cukup besar di samping kamar tidur juga menjadi kamar kerja nya selain kamar Andini dan kamar Astrit juga dibuat kamar untuk Arum yang menggeser sebagian ruang makan dan sebagian ruang keluarga yang di buat kecil sedang ruang makan di geser lagi keluar dari rumah induk di dekat dapur dan kini renovasinya sudah 90 % jadi tinggal tungga penambahan fornitur yang di pesan khusus untuk menjadi kamar tidur buat Rangga dan Arum sampai hari H pernikahan Rangga, Andin dan Astrit ketiga ruangan itu sudah siap di tempati
Kamar Rangga yang paling besar di antara 4 kamar yang lain di lantai dasar di dalamnya ada sebuah tempat tidur ukuran raksasa yang cukup di gunakan mereka berempat di samping ruang kerja yang menyatu menjadi satu dengan kamar tidur dan juga kamar mandi dengan dinding dari kaca transfaran hanya di tutup dengan korden pastik dengan warna biru laut menambah keindahan kamar Rangga sedang kamar tidur Arum dibuat sama dengan kamar tidur Andini dan Astrit baik letak dan forniturnya juga sama persis demikian juga di dalam kamar mandi juga sama tiga kamar istri dan calon istri Rangga natinya
Sebulan setelah berakhir ujian Nasional Rangga, Andini dan Astrit meresmikan pernikahan mereka secara Negara hari pertama di lakukan pernikahan resmi ijab Kabul dengan Andini di kediaman almarhum ki Sudibyo dengan di hadiri pengulu kepala kantor agama Kabupaten dengan pengulu nya kepala kantornya departemen agama tanpa penambahan tenda hanya di pendopo rumah ki Sudibyo sudah cukup dan hadiri oleh kerabat dekat dan beberapa teman guru
“Aku terima nikah dan kawinnya Andini Murtiningsih binti Heri Prasetio dengan mas kawin tersebut di atas” jawab Rangga dengan tegas dan dalam satu tarikan nafas
“Syah” jawab pengulu
“Syah, syah syah” jawab para saksi yang hadir pada pesermian ijab Kabul dan di lanjutkan penandatangan surat Nikah yang di keluarkan oleh Negara tidak ada jamuan istimewa hanya sekedar makan ringan dan minuman saja dan selesai acara
Sore harinya setelah tamu undangan sudah pada pulang kini tinggal Rangga dan Andini berada di kamar temanten di kamar Rangga yang cukup besar Rangga dan Andini di temani oleh Astrit dan Arum juga berada di kamar itu mereka berempat sedang bercengkrama bersama sama dan mereka beriga masih terbalut pakaian jawa berupa kebaya dan jarit ketat membuat tubuh tubuh Andini, Astrit dan Arum tampak luwes lemah gemulai
“Selamat mas Rangga dan mbak Andini sekarang sudah syah menjadi suami istri beneran semoga menjadi keluarga yang sakinah, warohmah warwadah ya” ucap Astrit yang duduk di sofa panjang di dalam kamar Rangga yang tampak megah
“Makasih adik ku cantik” jawab Andini dan Rangga hampir bersamaan
“Aku juga mengucapkan selamat untuk mas ku yang ganteng dan mbak ku yang cantik semoga langgeng” kata Arum dengan centilnya
“Makasih ya dik Arum kata Rangga sambil menarik tangan Arum yang kini jatuh di pelukan Rangga
“Apa sih mas sukanya narik narik tak bilangin sama mbak Dini dan mbak Astrit lho” ucap Arum dengan manja dan tidak berusaha melepas pelukan Rangga malah merapatkan pelukannya ke tubuh Rangga Andini dan Astrit hanya tersenyum melihat tingkah Arum yang ngemesin apa yang di ucapkan selalu bertentangan dengan apa yang di perbuatnya
Saking gemesnya Rangga memejet hidung Arum sedang Andini dan Astrit memporak porandakan rambut Arum sehingga sanggul Arum terlepas dan rambut sehingga rambut Asli yang panjang terurai bebas
“Ih mbak Dini dan mbak Astrit kebiasaan deh” kata Arum sambil menjauh dari jangkauan tangan Andini dan Astrit tapi masih dalam pelukan Rangga dan kecupan di kening Arum pun tak dapat menghindarkan sambil menciumi bibir Arum sambil merapikan rambut Arum dengan tangan Rangga dan Arum pun memejamkan matanya menikmati ciuman Rangga
Mereka bercengkrama bagai saudara besendau gurau ada saja yang menjadi topic gurauan mereka dan tertawa mereka bersama, semenjak penyerangan anak anak gank montor beberapa bulan yang lalu hubungan mereka berempat tambah mesra dan saling pengertian satu dengan yang lain dan kehidupan Rangga pun sunggung berwarna walau pun tugas menanti baik untuk Andini, Astrit ataupun untuk Arum yang kadang ke luar kota mengikuti tempat tes paskibra baik tingkat Kabupaten ataupun tingkat Propinsi dan harus menginap di kota propinsi beberapa hari dan ini manjadi tanggung jawan Rangga sepenuhnya
Ketika Rangga bertugas mengawal Arum tugas utuk mendampingi Andini di gantikan oleh Astrit walaupun hanya bertugas mendampingi Andini dan kedua pengawal Andini dan Astrit selalu berada disampingnya walau yang tau hanya Andini dan Astrit saja
Hubungan Arum dengan teman teman di sekolahnya paska tragedi gank montor pimpinan Danar pun menjadi berita yang sangat menarik di kalangan teman teman Arum dan semakin terkenal dan menjadi buah bibir di kalanga siswa bahkan guru guru pun ikut ikutan menggosip satu dengan yang lain Semenjak Rangga datang mengajar di sekolah itu selalu ada saja kejutan yang di buatnya Ranggapun menjadi buah bibir di kalangan sivitas akademika SMA XX kota Kabupaten bahkan berita itu sampai keluar dari area sekolah di kantor Dikbut, kantor Bupati dan terutama di kalangan kepolisian yang langsung menagani kasus tersebut menjadi topic berita terhangat
Obrolan mereka berakhir ketika Astrit mendapat bel dari ayahnya pak Kromo supaya cepat pulang untuk persiapan besok paginya adalah acara ijab Kabul yang bertempat di rumah Astrit
Arum dan Astrit panit ke Andini dan Rangga untuk pulang kerumah dengan diantar Parjo supir keluarga ki Sudibyo dan Arum pun ikut ke rumah Astrit untuk medampingi Astrit naik kepelaminan besok paginya di rumah Astrit
Sesampainya di rumah Astrit langsung masuk kamar temanten yang sudah di rombak cukup megah dengan kamar mandi di dalam dan sudah di pasang AC walau hanya ½ pk dan kini sudah ada sedikit dekorasi menghiasi kamar Astrit
Sepeninggalan Astrit dan Arum kini Andini dan Rangga hanya bedua di dalam kamar Rangga yang cukup besar
“Mas aku bersih besih dulu ya” kata Andini
“Sebentar diajeng mas mau menikmati istriku dulu yang jarang memakai pakaian kebayak seperti ini dan melihat kecantikanmu yang sungguh alami”kata Rangga sambil mengusap rambut Andini yang masih tertata rapi dengan sanggul sungug menrik, lanjutkan “Biarka dulu diajeng bersih bersihnya nanti saja”
Digandengnya tangan Andini supaya lebih dekat, Rangga duduk di sofa yang cukup besar dan panjang dan menarik Andini duduk di pangkuannya sambil terus memandang wajah Andini yang cantik bagai bidadari turun dari surga
Ranggapun mulai mencium bibir Andini yang merekah merah karena lipstick
“Kangmas” leguk Andini di celah celah ciuman Rangga yang ke dua tangannya masih berada di pingul Andini sambil sedikit meremas pinggulnya
“Kangmas, aku mau cerita boleh ngak” kata Andini
“Mau cerita apa sayang” jawab Rangga sambil melepas ciumannya
“Mas kemarin aku dengan dik Astrit ke dokter kandungan” kata Andini
“Oh ya” jawab Rangga sambil tangannya mulai melepas peniti peniti yang menyatukan kebayak Andini tanpa merusak dandanan nya
“Aku dan dik Atrit melepas iud yang terpasang” kata Andini
“Lho kalau jeng Dini hamil gimana apa sudah siap” kata Rangga
“Itulah tujuanku dengan dik Astrit karena aku dan dik Astrit sudah siap menjadi ibu dari anak anak mu mas biar rumah ini ramai ngak sepi” kata Andini
“Kalau itu sudah dirasa pas untuk diajeng dan dik Astrit aku hanya bisa bersyukur” kata Rangga
“Ada satu lagi mas, tadi malam aku di datangi ibu Lasmini dan memberiku minuman jamu katanya jamu kesuburan biar cepet dapat momongan dan pada mimpi ku aku minum seger banget kayaknya” kata Andini, lanjutnya “Dan juga dik Astrit juga di datangai oleg ibu Lasmini dan mamberikan jamu yang sama”
Tangan Rangga yang dari tadi ngak bisa diam sambil melepas kebaya dan jarit yang Andini pakai dan setelah Andini bediri tinggal memakai celana dalam saja bra kebaya dan jarit nya sudah menghilang entah kemana
“Ih mas curang Dini cerita malah mas ada pekerjaan tangan ya, sebel” kata Andini sambil memukul mesra dada Rangga
“Sekarang mas Rangga diam aja ya” kata Andini sambil menciumi bibir Rangga yang kini Andini dan Rangga berdir di depan sofa yang tadi didudukinya Rangga dan Andini sambil berciuman tangan Andini melepas baju yang Rangga pakai satu persatu dengan pelan sementara Andini melepas baju Rangga satu persatu sambil berciuman tangan Rangga pun tak tinggal diam selelu membelai buah dada Andini yang masih terbalut BH warna putih senada dengan CD nya juga warna putih
Tidak lama Ranggapun sudah telanjang hanya tertingga CD yang masih menempel di badannya tanggan Andini ke atas ingim melepas sanggul yang dipakainya dan otomatis buah dadanya juga ikut terangkat ke atas dan kini Rangga duduk di sofa tangan Rangga mencoba melepas ikatan Bra yang berada di punggung nya dan di lepas begitu saja dan bibir Rangga menciumi buah dada Andini yang bergelantungan di depan matanya
“Massss aahhhh geli” teriak Andini dan berusaha menjauhkan bibir Rangga dari buah dadanya setelah berhasil melepas sanggul yang Andini pakai rambut nya kelihatan berantakan karena hair sprai yanh dipakainya membuat rambut menjadi kaku
Rangga berdiri dan menaik Andini untuk berdiri dan mengankat tubuh Andini dalam gendongannya dan itu membawa Andini masuk kekedalan kaar mandi
“Eeee mmaaassss mau diapain” kata Andini
“Katanya mau bersih bersin ayo diajeng tak mandiin biar segar dan nanti dapat tidur dengan pulas” kata Rangga sambil membawa Andini masuk kedalam kamar mandi yang berada di kamat tidur Rangga yang cukup besar
“Tak kiraan mau di bawa kemana” ujar Andini
“Nanti setelah mandi kita jalan jalan ke surga ya” kata Rangga sambil mengecup bibir Andini yang berada di depan wajahnya
“Kesurga mas asiikkk” bisik Andini di telingan Rangga
Sesampainya di kamar mandi Rangga langsung melepas celana dalamnya dan di ikuti oleh Andini juga meleas celana dalam yang berwarna putih
Rangga menghidupkan shower dan menyetelnya dengan air hangat dan menarik Andini kewarah shower yang memancar dari atas dan mengambil shampo dan menuangan di tangannya dan mengusapnya di kepala Andini dan meratakan agar shampo merata di rambut Andini yang terlihat kaku dengan sekejab rambut Andini yang basah dan terlihat lemas dalam tangan Rangga yang selelu mengusap dengan shampoo membuat Rambut Andini menjadi lemas kembali dan Rangga menuangkan sabun cair ke tubuh Andini dan mererima perlakuan Rangga denga tersenyum dan ketika tangan Rangga mengusap buah dada Andini sempat meleguk dan mengucap
“Geliii aahhhh” kata Andini
Namun pernyataan itu tidak mendapat tanggapan dari Rangga yang msih konsentrasi menyabuni pada sekitar payudara Andini dan meremas remasnya dengan lembut yang terlihat ranum kemudian di ciumnya putting pada payudara Andini dan tangan Rangga bergeser keperut dan mengusap dan meratakan sabun cair yang berada di perut hanya sebentar tangan Rangga disana dan bergeser ke bawah mengusap memek Andini dengan sabun ditangan membelai celah celah memek Andini dari atas sampai kebawah bahkan sampai ke anus
Andini merasa sangat di manja dengan Rangga yang kini sudah resmi menjadi suaminya secara syah secara Negara dan Agama dan itu menjadikan Andini begitu pasrah akan atas perlakuan Rangga yang penuh kash sayang memandikan dirinya bagai seorang bayi pasrah ketika di mandikan oleh ibunya
Kaki kiri Andini di angkatnya ke atas sehingga tangan Rangga lebih mudah membersikan lipatan pipatan pada memek Andini yang merekah merah muda membuat nafsu sang Suami bertambah besar
Rangga pun kini berjongkok membersihkan kaki jenjang Andini mengusap selangkangan bagian dalam yang membuat Andini mendesah kenikmatan tangan Rangga terus ke bawah hingga sampai tumit
Setelah semua tubuh Andini kena sabun cair Rangga berdiri lagi dan mereka berciuman dengan sangat mesra
Kini giliran Andini menuangkan sampo ke dalan tangannya kemudian meratakan di rambut kepala Rangga dan bagian lain yang di tumbui rambut seperti jambang Rangga ketiak Rangga dan daerah selakangan Rangga dan juga membersikan burung Rangga yang masih terlihat lemas dan sentuhan Andini seketika itu menjadi tegang sempura menjulang menentang langit
Andini tersenym melihat perudahan penis Rangga yang kini membesar di genggamanya dan membuat Andini merasa puas
Diambilnya sabun cait dan di tuangkan ke tubuh Rangga secara merata dan di usap usapnya dari dar area leher turu ke dada yang dihiasi dengan bulu tipis, ketiak dan kedua tangannya sanpai celah celah jari jarinya dan purut Rangga yang kotak kotak pinggul dan pamtat terlihat padat dan kembali lagi ke penis disabuninya hingga bersih semua lipatan terkene sabun tak lupa juga buah jakar Rangga yang merisi 2 telur asin bergelantungan di belainya dengan mesra
Kemudian Andini berjongkok menuangkan sabun cair kembali ke kali kali Rangga yang tampak kekar dan memberi sentuhan pada setiap bagian yang ada sampai ke telpak kaki Rangga
“Sudah diajeng sudah bersih semua” kata Rangga sambil mengangkat tubuh Andini kembali berdiri dan langsung di peluknya tubuh mereka bersatu dalam bulatan sabun mandi dan dada Andini dan dada Rangga bersatu dalam gerakan aling mengusap tangan Rangga meremasi pantat Andin demikian juga tangan Rangga meremasi pantat Rangga saling meresam dan membuat kenikmatan mandi bersama mereka
Ranggapun segera menarik tubuh Andini ke bawah shower yang dari tadi menancarkan airnya dari atas dan mereka bedua bilas sampai bersih setelahnya Andini mengambil handuk untuk mengeringkan badannya dan dan badan Rangga secara begantian
Dengan sangat sigap Rangga kembali mengangkat tubuh telanjang Andini dan dibawanya ke dalam kamar dan menidurkannya di tengah ranjang Rangga yang paling besar
“Udah siap jeng” kata Rangga sambil merebahkan disebelah tubuh telanjang Andini
“Sudah dari tadi mas” jawab Andini sambil memiringkan tubuhnya menghadap ke tuhuh Rangga yang sudah miring menghadap tubuh Andini
“Baiklah kita berdoa dulu supaya kalau ini jadi akan akan menghasilkan anak yang soleh ya jeng” kata Rangga sambil tiduran di samping Andini sambil memejamkan matanya berdoa supaya di beri keturunan yang soleh dan di ikuti oleh Andini juga memejamkan matanya untuk berdoa kepada semesta
Setelah selesai berdoa Rangga pun segera mendaratkan bibirnya di kening Andini dan Andini menerima kecupan di kening dengan memjamkan matanya dan meresapi kasih sayang d berikan Rangga kepadanya setelah melepas ciuman di kening Ranggapiun segera mencium bibir Andini dan di sambut dengan ciuman juga bibir bibir mereka salng bertauatan satu sama lainnya
Sambil berciuman tangan Rangga membelai payudara Andini dan membelainya dengan sangat lembut dan ini membiat gerakan Andini yang mulutnya masih tersumbat oleh bibir Rangga hanya berguman sambil menggerakan selutruh tubuhnya merespon usapan Rangga di payudara nya tangan Andini pun ngak mau kalah segera mengarah ke selakangan Rangga dan membelai penis Rangga yang sudah membesar dari semula melaian lembut tanggan Andini membuat gerakan tubuh Rangga yang ersepon dan menghentikan ciumannya dari bibir Andini bergeser kearah telinga kanan Andini dan mengulumnya dan Andini hanya bisa mendesah desah keenakan atas perlakuan Rangga
Ciuman Rangga pun tidak berhenti sampai di sana terus bergerak kearah ketiak Andini setelah lengan kanan Andini di naikan ataskan dan Rangga dengan leluasa menciumi ketiak Andini yang bau wangi sabun Andini hanya bisa menggeliat kekanan kekiri sementara tangan Rangga sasih di payudara Andini meremas sambil dan kadang memainkan putting nya baik kiri maupun kanan
Didorongnya tubuh Andini supaya terlentang sempurna dan bibir Rangga kini mulai menghisap payudara Andini yang kiri dan kanan dan memberikan tanda kemenangan di selitar puncak gunung kembar milik Andini dan menjilati putting putting Andini yang terasa menonjol keluar dan keras
Dengan bibir Rangga di buah dada Andini tanganRangapun mulai bergeser kearah perut rata Andini dan mengusap dan membelainya lembut semakin lama gerakan mulut Rangga di buah dada Andini semakin cepat dan sedotan dan kecupan pun semakin sering terdengan dan dengan tiba tiba bibir Rangga menyedot kersa putting Andini sebelah kiri dan ini membuat Andini terkejut dan mendesah kesar
“Maaaassssss” teriak Andin manja dan Rangga pun tersenyum puas melihat respon Andini saat itu
Rangga pun kini bergeser ke belakang dan membuka selakangan Andinin lebar dan tanpa malu malu Andini tersenyum memamerkan memek nya yang merekah indah kepada Rangga
“Mas silahkan menu utamanya di cicipin” kata Andini sambil tersenym manis
Tanpa komentar Rangga langsung mendekatkan wajahnya ke memek Andini yang sudah merekah merah muda dan memberi ciuman langsung ke kelentit Andini yang sudah menonjol dari tadi dengan tersenthnya kelentit Andini dengan bibir Rangga Andin pun tanpa sadar meleguk puas sambil mengucap
“Maaaaassssss oohhhhh” kata Andini
Posisi Rangga seperti orang sujud namun kepala Rangga kini berada di atas memek Andini yang terbuka lebar
Dijilat, dicium dan disedot sedot ringan kelentit Andini yang merasakan semakin bertambah horny dan pesaran melayang layang ke angkasa sambil menikmati perlakuan Rangga di atas dirinya tak lama kenuduan dua jari Rangga masuk kelubang peranakan Andini dan bergerak menusuk nusuk ke lubang peranakanya yang seakin lama semkin cepat sampai Andini sulit mengatur nafasnya seiring dengan itu Andini merasakan ada pergerakan enak dari dalam vaginanya menyundul nyundul keluar ingim keluar yang semula di tahannya tapi lama kelamaan ngak kuasa untuk menahan gerakan kenikmatan dari dalam vagina nya menyembur cairan cinta yang amat banyak
“Aaahhhhh mmaaaasssss Diinniiiiii” aahhhhhhh”teriak Andini menggema di kamar Rangga dan kedua kaki Andini yang berada di pundak Rangga langsung maeapat menghimpit kelapa Rangga dan ke dua tangan ya menekan kepala Rangga lebih dalam lagi dan berakhir dengan semprotan cairan cinta yang keluar dari dalam vagina Andini Rangga pun ngak bisa menghidar dari semprotan cairan cinta Andin hanya bisa menerima cairan tesebut dengan membuka mulutnya dan merenima cairan cinta Andini yang menymbur ke mulut Rangga 10 detik kemudian tekanan tangan Andini mulai melemas dan Rangga pun mulai bisa bernafas lega dan menggerakan tubuhnya ke pusisi awal berjongkok di atas bawah selakangannya dan merebahkan tubuhnya memberi ciuman ke bibir Andini yang masih terpejam menikmati orgasme yang pertama di berikan oleh Rangga pada malam pengantenya
Rangga pun menatur kaki Andini kini berada diatas kali kali Rangga dan memegang kontol besarnya dan menggesek geseknya di sekitas memek Andini yang sudah basah kuyup dan tanpa melepas ciuman di bibir Andini di dorongnya penis besar Rangga memasuki liang senggama Andini yang mengakang sempurna dan Rangga pun mulai menyatukan dirinya dengan diri istri nya yang terlentang pasrah
“Maaaasssss mentok” ucap Andini dengan wajah sayu dengan senyum tertahan membuat Andini bertambah ayu dan Rangga pun hanya mengangukan kepalanya dan segera mencium lagi bibir Andini yang terbuka
Secara perlahan lahan Rangga mulai menggoyang pantatnya naik turun dengan irama sedang Andini meresponnya dengan menggoyang pantatnya ke kanan dan kiri sambil mengkaitkan kaki kakinya ke pinggul Rangga 7 sampat 8 menit kemudian Andinidan Rangga mersakan sesuatu yang mendesak akan keluar dan Rangga mulai menggenjot pinggulnya dengan secara intensif lagi dan Andini melepas kaki kakinya dan kini menekan kearah tubuh Rangga supaya kontol Rangga lebih dalam memasuki tubuh Andini dan selang 2 menit kemudian erangan erangan kenikmatan meluncur dari mulut Rangga dan Andini bersaut sautan seperti orchestra birahi yang sedang terpacu.
Bersambung
Part 59