Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

Part 59 : Peresmian Astrit


Pov 3rd

Semalaman Rangga dan Andini menikmati malam pertama setelah resmi menjadi suami istri yang syah baik melalui hukum Agama dan hukum Negara mereka berdua mengarui samodra birahi sampai menjelang tengah malam

Pada pertarungan mereka yang ke tiga Andini sudah merasa loyo dan sudah capek banget dan akhirnya Rangga memasukan kontolnya ke memek Andini dalam keadaan tidur dan Rangga menyadari itu segera melepas kontol besarnya dan duduk di tepi ranjang Andini yang terlihat sangat pulas dalam tidur nya dan Rangga mencoba menggoyangkan tubuh Andini tapi tubuhnya sudah tidak merespon goyangan Rangga

“Oh sudah tidur to, tapi si joni belum juga keluar yang ke tiga kalinya” ucap Rangga dalam hati lalu Rangga sambil membelai kontol besarnya untuk segera tidur tapi ngak mau juga tidur dan Rangga menyelimuti tubuh telanjang Andini dan meninggalkan Andini tidur di tempat tidur dan Rangga duduk bersila sambil mengatur pernafasan untuk meredakan gejolak birahi yang masih ada setelah setengah jam maka penis Rangga berangsur angsur mengecil

Setelahnya mandi besar dan ambil air wudhu dan melakukan sholat tahajud malam di lanjutkan dengan meditasi sampai jam 1 tengah malam kemudian iseng menerawang keadaan Astrit dan Arum yang tengah istirahat di kamar Astrit dan Rangga mendapatkan Astrit masih belum tidur sedang Arum sudah terlelep di sebelahnya Astrit

Pada saat itu Astrit memakai kimono saten tipis berwarna kuning ada bunga bunga merah dan menghiasai kimono saten yang di pakainya

“Assalamualaikum dik Astrit, belum tidur” kata Rangga menghubungi setelah masuk kedalam alam raksa jati untuk menghubungi Astrit yang baru termenug di dalam kamar

Astrit mendengar bisikan pelan lalu memejamkan mata dan menyapa balik Rangga dan melihat Rangga duduk bersila di sofa sedang Andini sudah tertidur dengan pulasnya

“Waalaikunsalam Mas Rangga” jawab Astrit

“Kok melamun sendiri sih ada masalah apa” kata Rangga

“Ngak kok mas ngak ada masalah apa apa, sedang merenung perjalanan hidup aku dan harapan harapan aku ke depannya” kata Astrit, lanjutnya “Aku mempunyai satu cita cita yang belum terlaksana”

“Apa itu” kata Rangga

“Aku kan dari kecil suka dunia mode dan bercita cita menjadi disainer gitu mas tapi setelah lulus SMA oleh bapak dan kakak ku di arahkan menadi guru seperti ini” kata Astrit

“Lalu dik Astrit ingin menjadi model gitu lenggak lenggok di atas catwalk gitu” kata Rangga

“Ihh mas Rangga, bukan itu maksud aku” kata Astrit sambil cemberut lucu, lanjutnya “Aku ingin menjadi perancang busana gitu menjadi disainer bukan yang melenggak lenggok di atas catwalk gitu”

“Oh gitu ya, bagus itu kebetulan mas punya rencana mengembangkan rumah modist menjadi pabrik pakaian jadi untuk segala umur kalau gitu nanti yang mengelola dik Astrit aja ya” kata Rangga

“Lha bagaimana dengan pekerjaan sebagai guru” kata Astrit

“Ya resent to mudah kok tapi kan dik Astrit ngak terkena kontrak seperti mas kalau resent harus mengembalikan dana dana yang sudah mas pakai ke kas penda pemberi bea siswa dulu” kata Rangga

“Ia sih” jawab Astrit tersenyum manja

“Oke nanti kita obrolin lagi ya, sekarang dik Astrit tidur biar besok badan dik Astrit menjadi segar dan semangat gitu, temantennya kok loyo dan itu dik Arum sudah tidur ya” kata Rangga mengakhiri perbincagan singkat dengan Astrit

“Sudah tu mas apa perlu di bangunan mas” kata Astrit

“Ngak usah dik nanti aja mas kunjungi dalam mimpi” jawab Rangga

“Ya udah mas, aku mau istirahat dulu, Assalamualaikum” jawab Astrit

“Waalaikumsalam dik selamat tidur” kata Rangga dan sebelun Astrit terlelep Astrit merasakan keningnya tersentuh seperti di cium seseorang dan di rabanya keningnya ternyata sedikit basah dan beguman dalam hati “Terima kasih mas”

Rangga masih dalam keadaan hening hening eling kemudian menerobos dalam mimpi Arum dan merasakam Arum berada di subuah taman yang asri dan indah sedang duduk di salah bangku di taman tersebut kumudian Rangga datang menghampirinya dan langsing mencium kening Arum dan Arum terkejut atas kedatangan Rangga yang serta merta mencium keningnya

“Ahhh mas Rangga bikin Arum terkejut aja” jawab Arum dengan cemberut

“Dik Arum sih dari tadi ngalmun aja” kata Rangga sambil membelai mesra kepala Arum sambil memainkam rambut Arum yang jatuh di wajahnya

“Arum tu baru kangen sama mas Rangga tau, kangem banget malah” kata Arum sambil membelai wajah Rangga yang kini duduk disampingnya

“Sini dik Arum duduk di pangkuan mas, mas juga kangen terus pada dik Arum yang mas amat sayangi sama persis dengan diajeng Andini dan dik Astrit semua sangat mas sayangai dan mas akan menjaga semuanya” kata Rangga sambil menarik tubuh Arum duduk si pangkuan Rangga

Arum sangat manja dengan Rangga sebagai calon istri ketiga paling muda dan paling manja dan kini wajah Arum sungguh dekat dengan wajah Rangga dan sebuah ciuman jatuh di bibir Arum yang mungil di kecupnya sekali dan mulut Arum terbuka dan di kecupnya bibir Arum dan dikeluarkan lidahnya menyapu bibir Arum dan seanjutnya terjadi ciuman penuh nafsu dan tangan Rangga menyusup di buah dada Arum yang sudah tidak memakai apa apa lagi di remas remas payudara Arum dengan sangat lembut sehingga tubuh Arum melenggak legok seperti orang menari di atas pangkuan Rangga bibir Rangga merosot kebawah langsung meciumi payudara Arum yang tidak begitu besar tapi masing sangar kencang dan pas di mulut Rangga ketika bibir Rangga sampai di putting Arum dan Arum memajukan dadanya agar Rangga lebih dalam menciumi putting nya

“Maaasss Raaaanggaaa terus mas sedot yang kencang beri tanda di situ massss aaahhhh” kata Arum memberi perintah pada Rangga untk membuat cupangan di dada kirinya dan tanpa di suruh ke dua kali payudara Arum yang kiri di ciumnya sampai ada tanda marah di payudaranya tangan Rangga yang kanan menahan Arum supaya didak jatuh dan yang kiri membuka selangkanga Arum yang suda tidak ada penutup apa apa sehingga tangan Rangga mennyenyuh memek Arum dan mebelai memek Arum denga lembut yang lama kelamaan selakangan Arum membuka di pangkuan Rangga sehingga membuat jari jari Rangga langsung menyentuh kelentit Arum yang sudah membesar

“Ahhh maaasss eennnaaakkkk …” kata Arum sambil menggelengkan kepalanya kekiri dan kanan dan tangan kanan Rangga yang kokoh menahan tubuh Arum biar ngak menjauh dari tubuh nya bibir Rangga terus menciumi payudara Arum kiri dan kanan dan lebih keras lagi menggigit nya sehingga cupangan yang di buat Rangga tidak hanya satu

Tangan kiri Rangga lebih cepat menjamah memek Arum sehingga

“Mas Arrruuummmm piiiipiiissss” teriak Arum dan sseerrrrtttt, sseeeerrrttttt, sseeerrrttttt cairan cinta Arum membasahi selakangannya dan jari jari Rangga yang berada di bawah memek Arum yang banyak dan pada saat yang sama Arum tersadar dari tidurnya dan kini berbaring di semping Astrit yang sudah tidur pulas dan meraba selangkangannya basah kuyup dan Arum tersenyum serta merasakan ada sebuah ciuman di keningnya dan mengucapkan terima kasih yang sangat pelan sambil mengusap keningnya

Arum kembali tertidur dengan senyuman mengambang dibibirnya

=====

Pagi harinya Astrit terbangun sudah jam 4.30 waktu melakukan sholat shubuh dan membangunkan Arum dan mengajaknya sholat shubuh bersama Arum pun segera bangun dan mulai bersih besih diri mandi besar karena semalem kedatangan tamu mas Rangga dalam mimpi dan membuat Arum orgasme

“Eh dik Arum kok kramas” kata Astrit menggoda

“Ngak papa to ya” kata Arum

“Hayo tadi malam mimpi apa” kata Astrit menggoda

“Mbak Astrit nih ah nyebelin” kata Arum cemberut

“Kedatangan mas Rangga semalem, terus paginya mandi besar” kata Astrit

“Lho kok mbak Astrit tahu sih” kata Arum

“Tahu lahwong mas Rangga sendiri yang cerita mau datang kedalam mimpi dik Arum” kata Astrit

“Wah konangan nih, hehehe benar mbak Astrit mas Rangga datang ke dalam mimpiaku membuat aku orgasme dan nih lihat” jawab Arum sambil membuka baju yang di pakainya terlihat cupangan merah di dada nya tanda kepemilikan mas Rangga semalam

“Lho banyak banget dik” kata Astrit

“Ngak tau soalnya kalau mas Rangga pas datang ke dalam mimpiku selalu saja membuat tanda merah lebih dari satu kok” kata Arum

“Enak ngak” kata Astrit

“Enak lah pakai banget malah” jawab Arun sambil tersenyum, lanjutmya “Eh mbak Astrit kayaknya ngak pernah di datangi mas Rangga aja”

“Ya pernah sih dik ketika mbak masih pacaran dengan mas Rangga mas Rangga sempat datang dalam mimpi mimpi mbak beberapa kali tapi setelah mbak jadi istri mas Rangga secara resmi mas Rangga ngak perna datang lagi ke dalam mimpi aku” kata Astrit sambil tersenyum

“La iya lah kan mas Rangga sudah bebes bercinta dengan mbak Astrit kapan saja” kata Arum

Kemudian Arum dan Astrit melakukan sholat shubuh bersama dan setelahnya nya Astrit dan Arum membantu ibu Kromo mempersiapkan sarapan umtuk mereka tepat jam 6 dua perias yang sudah datang untuk merias Astrit dan Arum dan keluarga bapak ibu Kromo bersama ke tiga saudara saudara Astrit keluarga mas Susatio, mas Suwignyo dan mas Sudigdo

Dan kesibukan di luar rumah pun telah terjadi banyak tetangga yang membantu mempersiapkan segala sesuatu dengan benar di bagian samping pun sejumlah pondokan sudah dipersiapkan untuk hidangan ala kadarnya tapi tudak ada perjamuan makan besar hanya ada snake dan minuman di tambah makanan ringan lainnya persis seperti hidangan perjamuan kemarin di rumah ki Sudibyo dalam pesermian mbak Andini dan mas Rangga

Setelah di rias Astrit dan Arum memakai pakain warna kuning ke emasan sedang keluarga yang lain memakai pakain hitam

====

Begitu juga terlihat kesibukan kesibukan di rumah ki Sudibyo 2 perias juga sudah datang untuk merias Andini dan Rangga bersama keluarga Rangga yang datang dari kota propinsi

Setelah selesai di rias Andini dan Rangga memakai pakaian jawa dengan warna kuning ke enasan sedang yang lain dengan warna hitam

Rangga tampak gagah dengan terpancar aura putih bersinar dari wajahnya aura yang membuat orang orang akan tunduk akan aora dari kyai Walang Sungsang sendiri

Jam sembilan tepat Rombongan Rangga dan Andini berangkat dengan memkai 4 buah mobil yang telah di sediakan oleh PO Bimasakti milik Rangga

Sesampainya di tempat Astrit di dengan keluarga dengan adad jawa dilanjutkan denga upacara Ijab Kabul Rangga dan Astrit di dudukan berdampingan pak Kromo duduk didepan berjejer dengan pak penggulu dari kandep depag dan saksi saksi bapak Sosro Kartono eyang dari Arum untuk saksi dari Rangga dan pak Wongso masih kerabat pak Kromo sedang pak Bambang Wijaya duduk di korsi lain di samping Rangga

“Saya nikahkan dan kawinkan anakmas Rangga Dipati bin Bambang Wijaya dengan ananda Astrit Maharani binti Kromo Widakdo dengan maskawin seperangkay alat sholat di bayar tunai” kata pak Kromo sambil menggenggam tangan Rangga dengan erat

“Saya terima nikah dan kawin nya Astrit Maharani binti Kromo Widakdo dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai” kata Rangga dengan satu tarikan nafas

“Syah?” kata pak Pengulu

“Syah, syah, syah ….” jawab para saksi pernikahan

Pak Pengulu membaca doa dan memberi sedikit nasehat kepada mempelai berdua di lanjutkan dengan upacara panggih penganten dan acara sungkeman kepada bapak ibu mempelai berdua selanjutnya acara bebas makan bersama

Sore harinya semua tamu sudah pada pulang tingga Rangga dan Astrit di damping oleh Andini dan Arum berada di kamar temanten

“Selamat ya dik Astrit dan mas Rangga semoga selalu rukun dan manjadi keluarga yang samawa” kata Andini sambil mencium kening Astrit lalu mencium biku biku tangan Rangga dan di ikuti oleh Arum

“Aku idem ya mbak Astrit dan mas Rangga” kata Arum sambil tertawa dan mencium pipi Astrit kemudian mencium biku biku tangan Rangga

“Terima kasih mbakku dan adik ku” kata Astrit sambil meneteskan airmata

“Lho mbak Astrit kok malah namgis sih” kata sepontan Arum

“Mbak sangat terharu dik penentian mbak selama hampir 5 tahun ini sudahdi bayar tuntas dan lunas dengan mas ku Rangga” jawab Arum

“Lho kok 5 tahum sih lama banget” kata Arum

“Ya dik mas Rangga adalah cinta pertama mbak dan mak tau kalau mas Ranggamu juga sangat mencintai mbak tapi keadaan yang tidak memungkinkan lama banget mbak menanti mas Rangga untuk menembak mbak tapi tembakan ngak pernah datang dan mbak tau bersis posisi mas mu pada saat itu menjadi tulang punggun keluarga tapi mbak tetap menjaga hati untuk mas mu ini walau aku sudah bertunangan hati mbak ngak pernah berubah ke mas mu yang satu ini dik” kata Astrit

“Tapi sekarang mbak Astrit gembira dong nikah dengan tambatan hatinya” kata Arum

“Aku juga mas mu Rangga juga merupakan cinta ku yang pertama lho, bukan saja dik Astrit saja yang mencintai mas Rangga untuk cinta pertamanya” kata Andini

“Lha kalau ki Sudibyo itu” kata Arum bengong

“Kalau dengan ki Sudibyo itu bukan cinta dik tapi hanya kewajiban bekti dengan orang tua yang menjodohkan aku dengan ki Sudibyo dan setelah orang tua mbak meninggal ki Sudibyo mbak anggap sebagai orang tua mbak tapi ternyata cinta pertamaku untuk mas Rangga dan disini ada keanehan kalau dipikir secara nalar ngak masuk akal ketika pertama kali penis mas Rangga memasuki tubuh mbak mbak mengelurkan dara perawan lagi artinya keperawanan mbak di kembalikan seperti semula oleh kyai Walang Sungsang sehingga cinta pertama mbak untuk mas Rangga dan mbak berharap juga menjadi cinta terakhir mbak” kata Andini

“Amin mbak amin” saut mereka bertiga bersamaan

“Lha kalau mas Rangga gimana” kata Arum sambil melangkah dan duduk di pangkuan Rangga

“Lha kok mas sih dik” kata Rangga sambil membelai rambut Arum dn mencium keningnya

“Ya ialah mbak Asrtit sudah, mbak Dini juga sudah sekarang ginama mas Rangga terhadap cinta mbak Dini dan mbak Astrit” kata Arum dengan centilnya

“Kalau mas sih dulu sama dik Astrit adalah teman tapi yang sangat special sekali karena getaran cinta pertama dik Astrit sampai menebus dada tapi mas ngak berani menyampaikannya sebab keadaan mas pada saat itu sunggung sangat memprehatinkan sekali untuk bisa kuliah juga sudah bersukur untung di tunjang oleh bea siswa jarum sehingga dapat bertahan dan lagi sambil kuliah juga mencari nafkah kerja sebagai tentor di salah satu lembaga bimbingan belajar hasilnya juga lumayan untuk menyambung kehidupan sehari hari untuk membantu ibu dalam mencukupi kebutuhan 50 % dari hasil kerja mas, mas berikan untuk ibu untuk menambah modal dan membiayai sekolah adik adik mas yang juga perlu biaya yang tidak sedilit jadi ngak ada waktu dan dana untu pacaran” kata Rangga sambil memeluk Arum yang ada di pangkuannya, lanjutnya” maafkan dik Astrit mas pada saat itu ngak berani untuk pacaran sebeb keadaan mas pada saat itu”

“Aku tau mas aku sungguh tau keadaan mas sehingga aku juga ngak berani menuntut seperti yang lain dan kini aku bersyukur mas sudah menjadi suami aku” kata Astrit sambil berdiri dan melangkah menekati Rangga yang duduk dan kini Arum berdiri di samping Rangga dan digantikan Astrit duduk di pankuan Rangga sambil mengucapkan terima kasih pada Rangga

Rangga memeluk Astrit dari samping dan menghapus air mata Astrit yang sempat jatuh di pipinya Andini juga berdiri mendekati Rangga dan kini Ranggapun bediri memeluk ke dua istri dan calon istrinta Andini dan Arum di kanan dan kiri Rangga sedang di depan Astrit mereka saling peluk dan Rangga mulai mencium bibir Andini yang berada di sebelak kanan hanya sebentar kemudian beralih ke bibir Astrit dan berakhir ke bibir Arum secara bergantian ke empatnya masih memakai pakain jawa Rangga masih memakai beskap dan ketiga istrinya masih memakain kain dan kebayak dan semuanya berwarna kuning keemasan hanya bedanya pada hiasan kepalanya Astrit masih memekai hiasan kepala cunduk mentul sedang Andini dan Arum tidak

Sudah sini duduk di samping mas semua Rangga di tengah sebelah kanan Andini sebelag kiri Arum dan yang di pangku Rangga adalah Astrit masih sesengguan karena menangis tapi kini di sudur bibirnya mengambang senyuman

“Nah gitu kan tambah cantik kalau tersenyum” ledek Rangga sambil mengusap rambut Astrit

“Mas Rangga bikim malu aja” kata Astrit mecubit manja perut Rangga dan Rangga merasakan kebersaan dengan ke tiga istrinya menjadi yang saling mendukung satu sama lain dan hanya sebuah doa dipanjatkan dalam hati Semoga keluarga kecil ku selalu kompak dan penuh kasih sayang terima kasih Kyai Walang Sungsang

“Tu dik Arum tersenyum sendiri nih giliran dik Arum menceritakan kapan jatuh cinta dengan mas Rangga” kata Andini

“Ya mbak Dini ngak usah lah malu akunya” jawab Arum

“Ngak boleh gitu juga dik, aku, mbak Dini dan mas Rangga sudah saling cerita sekarang dik Arum juga harus cerita”kata Astrit sambil mengucap pipi Arum

“Okey mbakku dan masku” kata Arum, lanjutnya “Aku melihat mas Rangga untuk pertama kali ketika mas Rangga datang pertama kali di sekolah dan pada saat itu pulang sekolah Arum baru jalan berdua dengan Laras dan melihat mas Rangga keluar dari ruangan mbak Dini dan menyapa seorang siswa kelas XII yang kala itu ketakutan gitu dan mas Rangga mengambil mobil mbak Dini dan mbak Dini untuk masuk ke dalam mobil mas Rangga mambukaan pintu belakang tapi mbak Dini malah pilih duduk di samping mas Rangga dan menyuruh mbak kelas XII masuk ke dalam mobil aku penasran sih sama mas Rangga banyak anak anak yang memperhatikan mas Rangga dan mereka pada bertanya tanya dan saling berbisik bisik ganteng ya kayak artis korea dan aku semakin memperhatikan memeng ganteng pikirku pakai celana jean dan baju juga warna biru laut dengan lengan di lipat ¾ pokok nya membuat hati Arum gemeteran dalam hati siapa sih cowok yang bersama bu Andini itu adiknya kali ya seorang teman kelas X yang juga mempehatikan mas Rangga dan ketika di angkot ada kakak kelas XII yang menceritakan yang bersama bu Andini itu guru baru namanya pak Rangga”

“Terus dik Arum kok diam saja ngak bereaksi” kata Andini

“Ya ngak lah mbak, aku kan cewek ngapain mencoba mendekatinya kan nanti di kira cewek apaan hanya bisa menganggumi dari jauh saja sudah cukup buat Arum pada saat itu dan aku berani berkomonikasi untuk pertama kali ketika mau sholat duha ternyata pak Rangga juga mau sholat duha tapi sebelumnya aku dapat info dari mbak Astrit kalau pak Rangga dulunya mantan ketua Bem di fakultas nya dan kebetulan lah punya bahan untuk sang pujaan hati dan aku tidak bertepuk tangan sebelah ketika aku menawarkan pak Rangga sebagai pembimbing LDK dan pak Rangga menyetujuinya gitu ceritanya mas ku” kata Arum sambil mencium pipi Rangga dengan gemes, lanjutnya “Oh iya mas karya wisatanya jadi ke Bali sesuai dengan permohonan teman teman kelas XI dan pelaksanaan nya besok sehari setelah UUK dan aku belum bayar aku minta ijin untuk mengambil uang di tabunaganku untuk bayar karya wusata ya”

“Lho itu kan sudah hak nya dik Arum mau di pakai apa juga terserah dan setiap bulan juga mas tabah kok saldonya maksudnya mas dik Arum sekarang menjadi tanggung jawab mas bukan lagi tanggung jawab eyang kakung dan eyang putri dan tanggung jawab bapak di Arum jadi jangan sungkan di pakai aja seperti untuk diajeng Dini dan dik Astrit juga sama setiap bulan mas tambah saldonya untuk keperluan yang mendadak apapun itu sudah menjadi tanggung jawab mas memberi nafkah lahir batin untuk diajeng dan dik Astri walau aku tau Diajeng dan dik Astrit tidak membutuhkan itu semua tapi tetap saja kewajiban seorang suami mengnafkai istri istrinya dan mas juga mendapat balasannya kok mas mendapar kasih sayang yang tulus dari istri istri mas dan juga tunangan mas dapat hidup rukun, saling pengertian, saling mendukung, saling kasih” kata Rangga

“Terima kasih mas” kata Arum sambil mencium pipi Rangga, lanjutnya “Arum juga mau minta ijin ke mas Rangga untuk membantu 2 teman yang hidupnya di bawah kita kemari 2 orang teman itu sudah menyatan tidak ikut Karya Wisata karena tidak punya dana yang satu orang memang kurang mampu tuanya hanya berjualan bakso yang di kelingkan dari rumah kerumah hasilnya juga pas untuk hidup sehari hari dan anaknya cukup pandai juga mas kalau soal pelajaran sainganku lah dan anak yang satu lagi kakaknya baru kena musibah kecelakaan dan karena banyak dana untuk mengobatan kakaknya dia minta ijin untuk tidak ikut Karya Wisata dan aku ingin ke dua temanku juga bisa ikut Karya Wisata bersama sama kami semua dan aku minta ijin pada mas Rangga untuk menanggung biaya Karya Wisata mereka boleh”

“Duk dik Arum, hatimu memeng seperti emas, mas ngak nyangka dik Arum begitu peduli pada sesama dan mas sangat sangat setuju sekali untuk tujuan kemanusiaan seperri itu” kata Rangga sambil meraih kepala Arum dan memberi ciuman pada keningnya dan di susul dengan ciuman dari Andini dan Astrit juga memberi ciuman pada kening Arum sebagai dukungan pada Arum

“Mas teringat ketika masih duduk di SMA dan juga akan berkarya wisata bukan ke Bali tapi ke Jakarta, Bandung, Bogor dengan menginap satu malan di Jakarta mas tidak punya dana untuk itu dan dari rasa solidaritas teman teman sekelas mereka pada urunan untuk membayar di samping dapat juga subsidi dari sekolah juga sih” kata Rangga

“Terima kasih mas Rangga yang selalu mendukung aku” kata Arum, lanjutnya “Besok aku mau membayar karya wisata untuk 3 orang mas”

“Okey mas setuju” jawab Rangga

“Mas Rangga dan dik Astrit, aku dan dik Arum mohon pamit sudah capek dan mau istirahai biar dan besok masih ada kegiatan lagi resepsi kita” kata Andini dan mereka semua berdiri Rangga menghampiri Andini dan memeluknya sambil memberi ciuman pada kening dan bibirnya dan Andini menerima ciuman Rangga dengan mata terpejam merasakan kasih sayang yang di dapat dari laki laki ini selitar 5 menitan Rangga mengulum bibir Andini tampak pasrah dalam menerima ciuman istri pertamanaya

Setelah melepas ciumannya dari Andini Rangga menarik tubuh Arum jatuh dalam pelukannya dan membei ciuman pada kening kekasih centilnya dan memberikan ciuman di bibir Arum yang mungil dan enak di jilat di kenyut bahkan di sedot sedot dan Arm pun membalas ciuman Rangga dengan pasrah dalam pekukan Rangga ke dua tangan Arum berada di pundah dan merapatkan badannya ke dalam badan Rangga hanya sekiar 5 menitan Rangga memberi ciuman dan melepasnya ketika Arum kehabisan nafas

“Mas ahhhh” teriak Arum sambil mengisi rongga dada nya dengan oksigen yang mulai menipis sehingga Andini dan Astrit tersenyum melihat Arum kehabisan nafas

Setelahnya Andini dan Astrit pamit pulang dengan mengendari mobil merah Andini sedang mobil Rangga di tinggal di rumah Astrit

“Dik kapan kamu mau belajar nyetir biar nanti tak belikan mobil” kata Andini pada Arum

“Ya nanti lah mbak kalau tugad paskibra selesai sebab itu yang menguras tenaga saat ini” jawab Arum

“Oh ya aku belum mendengar tes terakhir penuntuan kepastian dik Astrit untuk berangkat ke Jakarta kagi” kata Andini

“Ya memeng belum ada keputusan dari panitia seleksi nanti panggilan akan di kirim lewat e mail ke masing masing peserta yang menadi wakil daerah masing masing mungkin dalam minggu ninggu ini” kata Arum

“Terus kalau kamu di panggil kapan kamu harus berangkat ke Jakarta utuk mulai berlatih sebagai pasukan pengibar bendera pusaka dek” kata Andini

“Kalau menurut jadwal sih sehari setelah terima rapot kenaikan kelas dan di sana selama 1,5 bulan di karantina tidak boleh ketemu keluarga dan baru di perbolehkan bertemu keluarga setelah hari H pelaksanaan tugas sebagai pengibar bendera mbak” kata Arum

“Lha kok lama sekali dik, mbak ngak yakin kalau mas Rangga kuat menahan tidak ketemu dengan kamu selama itu” kata Andini

“Mas Rangga sudah biasa datang dakam mimpi Arum mbak, tadi malam juga mas Rangga datang dalam mimpi aku dan membuat aku orgasme dan memberi tanda merah merah di dada aku mbak” kata Arum

“Ternyata mas mu nakal juga ya” kata Andini sambil tersenyum

Tak terasa mobil Andini sudah sampai di rumah dan di sambut oleh keluarha mas Rangga yang sudah pulang duluan

“Assalamualaikum Bapak Ibu” kata Andini dan Arum hampir bersamaan dan segera mencium biku biku tangan ibu Sulastri dan pak Bambang keduanya bapak ibu dari mas Rangga

“Waalaikumsalam” jawab mereka berdua sambil menerima uluran tangan ke dua menatunya itu

“Ibu dan Bapak kok belum istirahat”ucap Andini

“Udah dari tadi istirahatnya baru aja bangun nih” jawab ibu Sulastri

“Adik adik mana bu” tanya Arum

“Tu masih di dalam kamar mu” Jawab Sulastri

“Bu pak mohon pamit dulu mau ganti pakaian dulu gerah banget” kata Andini

“Ya sudah sana“ jawab ibu sambil melanjutkan lihat TV di ruang keluarga

Andini melangkah masuh kamar nya sedang Arum juga masuk kamarnya dan di sana ketemu denga adik adik mas Rangga Wulan dan Sari

“Eh mbak Arun udah datang ya” kata Sari sambil beriri dan melakukan cipika cipiki dan di susul dengan Wulan

“Sebentar ya dik mbak ganti baju dulu gerah banget pakai pakaian seperti ini” kata Arum ambil melangkah melangkah mengambil pakaian ganti tangtop warna biru dan celanya ¾ dari dalam almari dan melangkah ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tesebut

Sebentar kemudian Andini masuk Kamar Arum dan mereka ngobrol bareng berempat dengan adik adik mas Rangga sampai larut dan kemudian Arum dan Sari tidur di kamar Arum sedang Wulan tidur di kamar Andini



Kembali ke rumah Astrit

Sepulangnya Arum dan Andini Rangga dan Astrit pamit pada ibu bapak Kromo untuk ganti pakaina dan mereka masuk kamar pengaten mereka ketika Astrit hendak melepas pakaiannya tangannya di tarik Rangga dan langsung memberi ciuman di bibir Astrit sambil berdiri di samping ranjang penganten mereka Rangga dengan lembut menciumi bibir Astrit dan dengan mulut sedikit terbuka Astrit menerima ciuman dan dengan mata terturup merasakan gejokan keminmatan dari ciuman yang Rangga berikan

Sambil masih berciuman tangan Rangga dengan telaten melepas peniti dati kebayak yang dipakai istrinya dan berhasil melepas kebayak yang di pakainya Astrit pin melakukan hal yang sama membuka beskap yang di pakai Rangga dan membuangnya di lantai dan mereka berhenti sejenak rangga dengan telanjang dada tapi jarit masih di kenakan dan berusaha melepas jarit yang dipakinya demikian juga dengan Atrit juga melepas jarit yang mereka pakai dan mereka kini bertelanjang bulat tapi hiasan kepala Astrit masih lengkap Rangga memeluk tubuh Astri dalam keadaan tanpa busana setelah puas Astrit duduk di depan meja rias yang ada di kamar itu dan mulai melepas sanggul yang di pakainya dan meletakannya di meja rias

Astrit pun berdiri dan melangkah masuk kamar mandi bergandengan tangan dengan Rangga yang sudah sama sama telanjang bulat sesampainya kamar mandi yang berada di dalam kamar Astrit Rangga menghidupkan air shawer dan menempatkan Astriy di bawah pancuran sehingga seluruh badan Astrit tersiram air dan dan Rangga mengambil shampoo dan menungkan ke dalam telapak tangannya dan meratakan di rambut Astrit dan segera membilasnya Astrit hanya tersenyum bangga melihat Rangga baru memandikan diririnya kemudian mengambil sabun cair di tuangkan ke dalam tangannya dan merataknya ke seluh badan Astrit dari membersihkan seluh dadan Astrit yang mula mula tangan Rangga meremasi kedua payudara Astrir sambil meratakan sabu cair didaerah itu sambil sekali kali meremasnya dan memainkan putting nya sehingga Astrit kegelian atas pelakuan Rangga dan kini tanggan Rangga bergerah ke punggung dan meratakan di daerah sana dan juga perut Astri pun ngak lepas dari jamahan tanggan Rangga bersama pantat dan selakangannya

Sesampainya di daerah paling pribadi Rangga berjongkok dan melebarkan selakangan Astrit dan mulai menyabuni memek Astri yang sangat menawan bulu tipis di atas kelentitnya sedang di bagian mayoranya bersih dari bulu kelihatan mekar merah muda dan denga serta merta Bibir Rangga mendekat dan mencium labia mayoranya Astrit ke dua tangan Astrit menekan kepala Rangga supaya lebih dalam lagi menciumi vagina nya tapi hanya sebentar dan melanjutkan menyabuki selangan dan kaki kaki Astrit setelahnya Rangga berdiri dan menghidupkan shawer kembali dan membilasnya sampai bersih

Sekarang giliran Astri memandikan Rangga menuangkan shampoo di tangannya dan meratakan ke rambut Rangga sambil memberika massage di kepala Rangga dan membilasnya dengan air dari shower dan kini mengambil sabun cair dan meratakan di seluh badan Rangga dan di awali dari dada Rangga yang di usapnya dengan telaten setiap jengkal dari dada bidang Rangga terkena sabun dan punggung dan pantat pun tak terlapas dari usapan jari jari Astrit dan pindah keperut dan Astrit melihat penis Rangga masih setengah tidur lalu menjilat kepala kontolnya dan membelainya lembut dan sebentar saja sudah mekar dan berubah menjadi burung garuda dan Astrit tersenyum memandang perubahan kontol Rangga secaca siknifikan dan mengambil sabun cair dan menyabun penis Rangga dengan telaten dan memastikan seluruh bagiannya terkena sabun cair dan turun ke bawah selakangannya dan ke dua kakinya lalu menghidupkan shower kembali mambilas nya sampai seluh sabun tang meleket di tubuh rangga kalis beseama air yang keluar dari shower

Astrit menbambil handuk dan mengeringkan tubuh Rangga kemudian tubuh ya sendiri sebelum sempat Astrit melangkah keluar dari dalam kamar mandi Rangga langsung memeluknya tubuh Astrit dalam pelukannya dan mencium bibir Atrit kedua tangan Astrit di kalungkan ke tangan Rangga dan mengangkat tubuh Astrit yang bertumpu pada pantatnya dan segera kedua kakinya menjepit pingga Rangga dan Rangga pun melangkah keluar dari dalam kamar mandi dan membaringkannya di dalam kamarnya kemudiam mereka berciuman lagi sambil tiduran 10 sampai 15 menit mereka masih juga berciuman Astrit menarik wajahnya ke belakang sehingga bibir mereka saling lepas

“Sholat dulu yok, nanti di lanjutkan lagi” kara Astrit dan sambil berdiri dan melangkah ke arah almari pakaian dan mengambil bayu koko untuk Rangga dan sebuah sarung dan mengambil daster dari saten yang tertutup di bagian dadanya setelah memakai celana dalam dan Bra nya lalu memakai daster yang sudah disiapkan dan melangkah kearah Rangga yang masih duduk di ranjang dan masih telanjang

“Ah malu ah sudah gede kok masih telanjang” kata Astrit sambil tersenyum manis

Rangga memeria bayu koko dan sarung dan celana boxes untuk di pakai Rangga dan mereka melakukan sholat mahrib berjemaah

Setelah sholat berjemaah Rangga keluar dari kamar dan duduk di ruang keluarga beggabung dengan saudara saudara Astrit dengan mas Tio yang sudah begitu pahan kerena tinggal di kota propinsi dengan mas Wignya yang jadi dosen di univesitas swasta di kota karesidenan dan mas Digdo yang kini tinggal di ibu kota Negara bersama juga bapak Kromo baru bercengkrama bersama keluarga yang begitu hangat bersama mantu mantu dan cucu cucu dari pak Kromo

“Mas Mau minum kopi ya, Astrit bikinan” kata Astrit yang tiba tiba muncul dan nawarin kopi

“Dik untuk Mas Tio, mas Wignyo dan mas Digdo juga ayah di tawari juga dong” kata Rangga

“Ya mas Tio mau kopi apa coklat” tanya Astrit

“Kopi aja gulanya sedit aja” kata Tio

“Aku juga Trit sama mas Tio” kata mas Digdo

“Kalau mas Wignyo” kata Astrit

“Aku teh aja yang panas dan jangan terlalu manis, kalau minum kopi di marai ibu Negara” kata mas Wignyo

“Ia ialah kalau mau tensi nya naik lagi ya silahkan” kata mbak Yanti istri mas Wignyo

“Bapak minum apa” kata Astrit menyapa pak Kromo

“Biasa saja nduk kaya mas mu Wignyo aja” jawab Pak Kromo

Kemudian Astrit pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk bapak, kakaknya dan untu Suaminya

“Eh dik Rangga, gimana nih kan dik Rangga punya lebih dari satu istri dan ASN juga kan ada peraturan pemeritah yang melarang seorang pegawai negeri di larang poligamui” kata mas Tio

“Ya mas rencana sih aku mau resent setelah kenaikan kelas nanti dan akan mengembangkan perusahan yang telah ada kan romo ki Sudibyo telah mewariskan semua asset nya ke padaku tidak pada putra putranya yang aku terima berupa sebuah perusahan angkotan PO Bima Sakti dan Butik dan Salon Arimbi akan saya kembangkan lagi rencana sih untuk PO Bima Sakti akan saya kembangkan ke arah angkutan Trevel yang baru tren trennya sat ini dengan jurusan yang bervariasi mungkin untuk pertama ini jurusan ke seluruh kota di Jawa tengah dulu dengan kendaraan kecil kecil berisi 10 atau 12 orang satu kendaraan bis bis besar ya tetap di pertahankan denga rote antas kota antar propinsi kalau bisa si antar pulau juga dan untuk Butik dan Salon Arimbi akan saya kembangkan kearah grement dan saya sudah punya gambaran mendirikan pabrik tektil dan pakaian jadi di selatan kota Propinsi di sekitar bendungan Jatibarang tempatnaya bagus sejuk dan terpenting tanahnya sangat terjangko dengan dana yang tersedia sekitas 10T mas, kalau mas Tio punya teman yang punya tanah di sekitar Bendungan Jati Barang bisa bantu mencarikan lahan kan mas Tio kerja di pertanian” kata Rangga

“Wah hebat tu dik” kata mas Digdo sambil mengacungkan jempolnya

“Dan untuk jangka panjangnya mukin akan berkembaang ke Argo dengan tanaman sayuran dan buah buahan di sana hawanya sangat mendukung mas” kata Rangga

“Kalau bisa sih mix faming aja dik apa peternakannya, pertanian dan perikanan air tawar dan lokasi sangat mendukung untuk tempat wisata Argo bisnis seperti di Malang gitu dik jadi para pengunjung di sugui hasil perah sapi, memetik buah sendiri dan memancing dan membakar ikan sendiri saya kira belum ada tu dik” kata mas Tio mamberikan ide yang sangat cemerlang

“Ya mas nanti di pikirkan lagi, wah tentunya saya akan banyak konsul tasi dengan mas Tio nih” kata Rangga

Tak lama kemudian Astrit kembali untuk membagikan minuman yang di pesan tadi dan diskusipun diterus berlanjut kearah bisnis yang sehat banyak masukan dari kakak Astrit untuk mengembangkan bisnis di masa depan

“Ayo sekarang di sekror dulu makan malan dulu ibu tadi udah bikin opor ayam dan sambel goreng ati” ajak bu Kromo kepada anak anaknya dan anak mantunya dan mereka satu persatu meinggalkan ruang keluarga dan mengambil makanan dan di bawa ke ruang tamu sebab runang makan pak Kromo sempit hanya ada 4 tempat duduk sambil makan mereka masih melanjutkan diskusinya yang melebar ke mana mana

Jam menunjukkan jam 10 anak anak mas Tio dan mas Wigyo sudah pada ribut karena kelelahhan seharian main terus langsung pada tidur di kamar masing masing kamar mas Digdo untuk keponakan keponakan sedang mas Digdo tidur di sofa depan TV

Astrid an Ranggapun pamit untuk istirahat masuk ke dalam kamar temanten mereka melakukan shoat isa berjemaah dulu dan setelah selesai Astrit langsung duduk di pangkaun Rangga dan mereka mulai pemanasan dengan cium ciuman di bibir kening pipi dagu dan berakhir Rangga menciumi telingga Astrit dan mamberi menggigit kecil kecil daun telinga Astrit yang merupakan salah satu daerah sensitive Astrit

“Mas geliii …. Ahhh …” sambil menjaukan wajah Rangga

Rangga pun tersenym dan kini melepas daster astrit yang punya bukaan depan setelah melepas beberapa kancing dari daster Astrit dan melelepas bra yang di pakainya sambil berciuman ke dua bibir mereka menyatu kembali kini Astrit tambah aktif juga mulai melepas bajo koko yang di pakai Rangga dan membuangnya di lantai dan berdiri dari pangkuan Rangga sambil menarik ikatan sarung Rangga yang dipakai

Rangga tersenyum melihat istri tercintanya sedah berani lebih aktif dari biasanya dan Rangga menarik tubuh Atrit ke dalam pelukannya kembali mereka sudah sama telanjang dada hanya memakai celana dalam yang sangat ketat

Dipeluknya tubuh Astrit di ciumnya bibir Astrit dan tangan nakal Rangga meremasi buah dada Astrit yang cukup besar walau tidak sebesar milik Andini dan kepalan tangan Rangga sudah tidak mampu untuk menutupi seluruh permukaan payudara Astrit

“Mas ….” erang Rangga dalam ciuman panjangnya

Rangga mulai medorong tubuh Astrit unruk duduk di pinggiran tempat tidur dan Rangga sambil membungkuk badannya menciumi payudara Astrit yang setengah terlentang hanya di tahan oleh kedua tangannya ke belakang dan ini menbuat payudara Astrit semakin membubung dan menentang Rangga

Sambil menciumi putting Asrtrit kiri dan kanan terus menerus tanggan Rangga menyusuri paha Astrit yang mulus bagai pualan tanpa cacat terus keatas dan menarik celana dalam yang di pakai Astrit ke bawah dan Astrit mengangkat pantatnya ke atas sehingga Rangga sukses menelanjangi Astrit tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh Astrit

Rangga menarik pantat Astrit tepat di bibir Ranjang pengantin mereka dan Rangga pun berjongkok di depan selakanan Astrit dan membuka selakangan nya semakin melebar Rangga paling suka melihat memek istri istri nya dan dapat membedakan satu dengan yang lain memek Astrit bentuknya sangat lucu rambut rambut hanya terdapat di atas bekahan membentuk lambang cinta sedang di labia mayoranya bersih dari bulu dengan di luar tampak coklat muda sedikit membesar sehingga tampak membusur kecil sepamjang belahan memenjang dari atas kebawah

Rangga bengan pelan membuka celah memek, membuka labia mayoranya dan terlihat warna merah membara senada dengan warna putting Astrit sampai terlihat labia minoranya di pucuk atas membelah dua kecil dan di tenagnya ada daging tumbuh sebesar jari telunjuk dai bawahnya ada lubang kecil kalau di perhatikan sepintas hanya setitik noda tapi dibawahnya ada lipatan lipatan yang menutupi rongga peranakan

Astrit memperhatikan itu semua sambil tersenyum bangga Rangga mengagumi isi memeknya di dekatinya memek Astrit kemudian diciumnya dengan keras sehingga membuar Astrit terkejut dan menggerakna ke dua kakinya secara reflek

“Ahhh mas Raanggaaa” teriak Astri manja

Rangga menoleh ke Astrit dan tersenyum dan di balas dengan pandangan penuh Cinta

“Aku cium ya” kata Rangga dan di jawab dengan anggukan kepalanya

Diciumnya pelan berawal dari ciuman pada kelentitnya dan Astrit sempat memejamkan mata ketika bibir Rangga menyentuh kelentitnya dan marasakan awal kenikmatan yang di dapat di saputar labia minoranya dengan lidah Rangga dari sebelah anus sampai menyentuh kelentitnya dan itu di ulang ulan sampai beberapa kali ditambah lagi sedotan pada kelentit dan bibir memek Astrit yang merasakan geli yang amat sangat dan hanya bisa merespon dengan menggoyangkan patat nya kekiri dan kekanan sekali kali kedepan dan belakang sehingga seperti penari perut

“Udah massss geli bannggeetttt” ucap Astrit dengan manja

Rangga pum segera menghentikan aksinya dan kini naik ke tempat tidur dan menyodorkan penosnya di depan wajah Astrit yang segera meraihnya dan di masukan kontol Rangga ke dalam mulutnya tak beberapa lama Rangga mengakhiri dan kini menggeser Astrit tidur terlentang di tengah temoat tudur mereka dan Rangga pun menempatkan dirinya di bawah Astrit sehingga paha mereka saling tindih penis Rangga dengan gagahnya ingin membelah memek Astrit yang sebelumnya di gesek geseknya ke belahan memek Astrit

“Mas masukin” kata Astrit

“Apa dik yang di masukin” jawab Rangga sambil tersenyum

“Itu kontol mas di masukin ke memek aku” kata Astrit sambil tangan nya meraih penis Rangga dan diarahkan ke lubang senggamanya, lanjutnya “Ayo masss dorong”

Tanpa di peritah dua kali Rangga langsung mendorong penisnya masuk ke dalam memek Astrit yang sudah siap memerima penetrasi penis Rangga

“Masss sesaakk nih memek adik” kata Astrit setelah merasakan penis Rangga sudah berada di dalam memeknya sehingga pinggul Astrit sulit untuk bergerak

Setelah mendiamkan sebentas penis nya di dalam memek Astrit untuk merasakan remasan remasan pada penisya yang ada di dalam memek Astritr Rangga pun mulai menariknya sudikit dan di masukan lagi dengan sangat pelan karena takut Astrit akan kesakitan meneria penis bersarnya ke dalam memeknya

Rangga pun kini rebah di atas tubuh Astrit yang terlentang sehingga tubuh Rangga tengkurap diatas tubuh Astrit yang hanya bertimpu pada tangan kirinya yang di susupkan di balik tubuh Astri untuk mengurai beben tubuh dirinya yang menindh sempurna tubuh Astrit yang terlantang pasrah

Sambil berciuman Rangga mulai lagi menggoyang pinggulnya naik turun di atas pinggul Astrit yang membuat ke dua kelamin mereka masuk dengan sempurna

Tanggan Astrit berada di pundak Rangga dan ke dua kaki jenjangnya mengkait di pinggul Rangga seakan Astrit bergelantungan di bawah tubuh Rangga yang pekasa sambil tesus memerus memasukkan ujung penis Rangga ke dalam memek Astrit

Tak beberapa lama kemudian Astrit memberi kode pada Rangga bahwa dirinya akan mencapai puncak dan Rangga pun sudah merasakam orgasm akan segera datang

“Dik di barengin ya” kata Rangga sambil mempercepat sodokannya ke dalam memek Astrit

“Maaaassss ooohhhhh” teriak Atrit dan di dahului oleh kejang kejang di seluruh tubuhnya dan pantat nya menekan keatas sseeerrrtttt sseeerrrrtttt sseeerrrtttt

“Dikkkk innniii lluuarrr biaaasssaaa” teriak Rangga dan di barengi oleh chhoorrrttt cchhooorrtttt cchhoorrtttt

Setelah berserang satu dua menit tubuh Rangga jatuh ke samping tubuh Astrit dan mereka saling berciuman lagi dan baru merasakan semua badannya sangat leleh terutama Rangga yang dari kemarin siang hanya istirahat sebentar

Dan Rangga pun menerik selimut dan menyelimuti tubuh telanjang mereka tanpa bisa di tahan lagi Rangga dan Astrit langsung tertidur dengan pulas


Bersambung ….
Part 60
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd