Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

Part 3: Rumah Untuk Rangga
Episode Cerita Andini



“Ya deh, kamu ikut ibu nanti di antar sampai di rumah, pak Rangga nih kunciya “kata Andini dan mereka bertiga langsung menuju mobil yang terparkit di depan sekolah, dengan sigap Rangga membuka pintu belakang menyilahkan Andini untuk masuk terlebih dahulu tapi Andini malah menuju pintu samping depan langsung membuka pintu dan duduk di samping pengemudi Rangga berdiri dalam keadaan melonggo kemudian Rangga menoleh ke Fitria memberi isyarat dan Fitria mendekat dan masuk mobil lewat pintu belakang sambil garuk garuk kepala yang tidak gatal Rangga pun segera menuju pintu pengemudi dan mambukanya langsung dengan sigap Rangga menjalankan mobil itu dan meninggalkan halaman sekolah Fitria memberi petunjuk ke arah mana mobil harus di jalankan dan Rangga mengikuti arahan Fitria dan tidak ada 15 menit kemudian mereka sudah ampai di rumah Fitria


Setelah mengucapkan terima kasih Fitria masuk kedalam rumah, Rangga dan Andini tidak ikut masuk karena mereka berdua dari pagi belum makan


“Mau makan di mana bu “tanya Rangga


“Di rumah Makan Padang aja ya nanti di arahin “kata Andini


“Siap bu” jawab Rangga


Tanpa banyak bicara mereka berdua sudah sampai di pelatar rumah makan padang, lalu Andini keluar dari mobil sambil menggandeng tangan Rangga mereka masuk rumah makan padang tersebut Rangga menjadi salah tingkah mendapat perlakuan Andini tersebut


“Biar kayak ABG pacaran gitu “komentar Andini, Rangga hanya dapat tersenyum mendengar komentar Andini


Mereka mencari tempat duduk di pojok ruangan dan Rangga mempersilahkan Andini duduk setelah menarik korsi untuk Andini dan Andini merasa dirinya seperti ratu diperlakukan demikian oleh Rangga setelah itu Rangga duduk di depannya


“Seperti biasanya ya bang” kata Rangga


“Baik mas” kata pelayan yang menghantar Andini dan Rangga sampai di tempat duduk


Kemudian datang dua orang pelayan dengan cepat mengatur beberapa piring di meja Andini dan Rangga berupa menu menu yang tersedia di rumah makan padang tersebut dan mereka memesan minuman secara terpisah,


Sementara mereka berdua menunggu pelayan menyiapkan menu makanan di atas meja pandangan Andini tak lepas dari Rangga yang duduk didepannya meleleh hati Andini melihat Rangga ganteng yang duduk berdua disini Andini merasa seperti kembali muda sebab Andini selama ini belum pernah merasakan jatuh cinta yang sebenarnya selama perkawinannya dengan romo Ki Sudibyo Andini hanya merasa sebagai anak yang harus berbakti dan menghormati ki Sudibyo sebagai orang tuanya apa lagi ke dua orang tuanya sudah tiada


Hubungan Andini dengan Ki Sudibyo menikah di umur yang sangat muda tanpa rasa cinta hanya merasa sayang sebagai orang tua yang selalu perhatian kepada Andini apa lagi setelah 5 tahun terakhir ini ki Sudibyo menderita penyakit Diabetes Meliitus yang menjadikan badan bersusut yang dulunya badannya segar kini layu mungkin kalau ditiup anggin akan tumbang dan memang usianya sudah cukup lanjut sekarang berusia 80 tahun dan usia mereka terpaut 48 tahun, tapi semangatnya masih bisa mengalahkan anak muda walau fisiknya sudah tidak memungkinkan.


Andini kini merasakan benar kata suaminya ki Sudibyo yang pernah mengatakan suatu saat kamu akan merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda yang usianya jauh di bawah kamu dan kamu akan merasakan kembali seperti gadis remaja


Andini tersenyum dalam hati dan bertanya didalam hatinya, apakah ini jodohku yang sebenarnya tapi biarlah sang waktu yang akan menjawabnya lama Andini memandangi wajah tampan Rangga itu membuat Rangga salah tingkah dan merasa perhatian Andini ke Rangga sungguh membuat Rangga tidak enak di hati


“Bu….“ kata Rangga kemudian


Andini tersadar dari lamunannya dan segera tersenyum manis “Maaf ….“ kata nya


“Kok malah melamun sih, siang-siang gini bisa kesambet lho “kata Rangga


“Biar saja kesambet asal yang nyambetin pak Rangga aku rela” jawab Andini sambil meleletkan lidahnya dan tersenyum lucu membuat hati Rangga serba salah


Degh ….


Seakan jantungnya berdetak lebih keras dan mungkin muka Rangga kelihatan merah dan lucu


“Ha ha ha ….mukamu lucu sekali, dasar ….“ kata Andini, lanjutmya “Awas nanti tak balas ya udah berani ngombalin aku”


“Mari bu dimakan…” kata Rangga


Sambil makan mereka sudah semakin akrap saja saling tertawa lucu bak 2 remaja yang sedang di mabuk asmara


“Maaf bu….“ kata Rangga sambil mengambil tisu dan mengusap di sudut bibir Andini terlihat sedikit ada kuawah santen yang menempel disana Andini merasa perbuatan Rangga kali ini sangat romantic dan Andini menebarkan senyuman termanisnya


“Nah begini kan tambah manis dan cantik nya bertambah 100 kali“ sanjung Rangga


Andini teripu malu dan menundukan muka rona merah diwajahnya terlihat makin cantik dan tatapan Rangga makin dalam menembus jantung hati Andini tanpa sadar Andini berguman “Ih gombal kamu ah ….“


“Ha ha ha ….“ kata Rangga


“Satu satu bu, kedudukan sama kuat“ goda Rangga


“Wajah bu Andini tambah cantik saja kalau tersipu malu “ucap Rangga


Saking gemesnya Andini mencubil lengan Rangga yang ada di depannya padahal tanggan nya bekas kuah gulai belum dibersikkan


“Bu ini tissunya“ sambil menyodorkan sekotak tisu didepannya


“Biarin ini hukuman untuk tukang gombal seperti kamu “kata Andini


“Bu Andini curang nih…. “ kata Rangga


Sesaat mereka terdiam dan saling pandang mata mereka bertemu lama mereka saling pandang tanpa disadari ke dua tanggan Rangga meraih kedua tanggan Andini meremasnya pelan penuh perasaan kasih sayang tersebar diaantara senyuman dan akhirnya Rangga sadar dan melepas genggamannya dari tangan Andini sambil mengucap “Maaf ….“


Andini tersipu malu dan menjawab “Ngak apa apa kok“


Suasana menjadi hening keduanya menunduk kan wajah seakan ada yang memberi aba aba dan saling canggung


“Pak Rangga, sebaiknya mulai sekarang kita memanggil nama saja ya, kayak nya kok lebih kekuargaan dari pada panggilan dengan sebutan pak atau bu “usul Andini


“Baik bu …. eh…. Dini ….boleh aku panggil Dini aja ….“ kara Rangga


“Boleh kok memang sejak kecil aku di panggil Dini, dan aku akan memanggil mu Rangga atau Nga saja“ tanya Andini


“Terserah ibu ….eh…Dini yang enak yang mana“ jawab Rangga, lanjutnya “Tapi nanti kalau di lingkungan sekolah aku akan tetap memanggil ibu, jangan protes ya itu panggilan kehormatan untuk mu Dini“ kata Rangga


“It’s Ok ngak masalah …. “ jawab Andini


Setelah makanan mereka habis Andini pamit ke toilet sekalian cuci tangan yang terkena gulai sapi sepuluh sampai lima belas menit nerlalu kemudian Rangga menanti Andini kembali lalu Rangga gentian mita ijin untuk cuci tangan dan Andini menganggukan kepala tanda setuju


Lima menit kemudian Andini menanti Rangga datang dan mengajak Andini meninggalkan Rumah makan itu


“Sebenta Nga, aku bayar dulu makanannya “kata Andini


“Ngak usah…. udah aku bayar kok, yuk “kata Rangga


“Lho kok ….“ kata Andini terheran heran sambil mengerutkan keningnya seakan ngak percaya


“Nanti aku jelasin di mobil“ kata Rangga sambil menarik tanggan Andini keluar dari Rumah makan tersebut lalu mereka meninggalkan rumah makan itu dan Andini mengandeng lengan kiri Rangga menuju parkiran mobil membuka begasi menaruh barang barang yang di belinya tadi dan


Rangga langsung membukakan pintu mobil di sebelah kiri depan dan menyilahkan Andini untuk masuk dan duduk di samping pengemudi, setelah menutup pintu mobil Rangga melangkah ke pintu mobil sebelah kanan membuka dan duduk nemasang kunci kontak dan menghidupkan mesin mobil mulai menyala dan menghidupkan AC mobil dan memutarnya di no 2, mobil yang tadinya pengab kini beranggur angsur menjadi sejuk, menoleh ke arah Andini dan memasang kan selempang pengaman yang belun terpasang sehingga wajah mereka semakin dekat peresaan Andini menjadi sangat nyaman inggin Andini mencium pipi Rangga yang dekat sekali dengan wajahnya tapi di urungkan niatnya, Andini ngak mau di cap sebagai wanita murahan di mata Rangga lalu Rangga memasang selempang pengaman untuk dirinya sendiri dan menjalan kan mobil seuai arahan Andini.


“Ayo cerita dong jangan diam aja “kata Andin setelah mobil berjalan menuju toko swalayan sebab di Kabupaten ini belum ada moll seperti di kota besar


Rangga menghela nafas panjang dan mulai berbicara “Maaf aku bohong tadi kantor yang mengatakan belum siap secara materiel Dini….maaf ya “kata Rangga, lanjutnya “Itu hanya sebagai alasan aja supaya permohonan aku kabulkan oleh Dini untuk menunda tugas mengajar kan lumayan libur 1 minggu lagi…. he he he “lanjut Rangga


“Hu sebel “rengek Andini sambil mencubit sayang pada lengan Rangga


Rangga hanya tertawa saja lihat tingkah Andini yang manja lalu Rangga melanjutkan “Jujur dan acungkan jempol buat Dini yang merupakan negosiator handal aku tunduk, biasanya aku ngak pernah kalah dalam bernegosiasi bahkan kepada Dekan dan Rektor yang aku nego pasti mudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit, tapi disini aku ngaku kalah denganmu Dini “kata Rangga


“Masak sih aku ngak merasa tu…. “kata Andini


“Boleh aku menilai Dini secara jujur, walau aku baru bertemu beberapa jam belakangan ini “kata Rangga


“Silahkan, aku suka dapat masukan dari mu Rangga” kata Andini


“Pertama Dini seorang yang keras dan teguh pendiriannya dan yang terpenting penuh kelembutan dan pengayomam membuat Dini cukup di segani oleh semua karyawan, guru dan siswa di lingkungan sekolah, penuh perhatian dan negosiator ulung, kedua pimpinan yang tegas ngak pernah kenal kompromi sehingga anak buah sungkan dan menjalan perintah dengan penuh dedikasi, gitu Dini ini penilaian jujur bukan cari muka didepan Dini selaku kepala Sekolah “kata Rangga kemudian


“Ketiga…. “kata Andini


“Ketiga …. eemmm …. Dini cantik, anggun dan keibuan dan …. aku suka “lanjut Rangga


“Gombalnya keluar lagi tu “komentar Andini sambil menunduk dan kedua belah pipinya kemerah merahan


“Bukan gombal Dini, hanya laki laki yang buta yang menilai Dini itu jelek “kata Rangga


Andini hanya diam dan tersenyum manis dan Rangga bisa mengamati dan menikmati wajah Andini dari spion tengah yang menghadap ke muka Andini langsug


“Boleh aku menilai mu Rangga “kata Andini


“Boleh, asal penilaian jujur aku senang Dini “Jawab Rangga


“Kamu tu ya … Ganteng, kece dan nyebelin “kataAndini sambil tersenyum” Pinter, banyak akal seperti kancil dan yang terpenting dapat membuat hatiku meleleh dan jantungku berdebar debar terus dan … aku suka “ kata Andini


“Masak sih padahal aku tu ….jelek dan miskin lagi “kata Rangga


“Ya mungkin itu penilaian sepihak dari kamu sendiri bukan orang lain yang ngak tau keseharianmu seperti aku sehingga penilaian mu tidak obektif jadi yang masuk akal penilain aku dong …. “sanggah Andini


Ya ya ya “jawab Rangga, ngak ada gunanya berdebat dengan Andini pasti aku kalah batin Rangga, mobil terus melaju sampailah mereka di toko syalayan merupakan koto terbesar di kata Kabupaten ini


Tanpa sadar Andini dan Rangga sudah mengungkapkan perasaannya masing masing cinta mereka secara tersamar, walau baru beberapa jam mereka bertemu, seakan hati mereka menyatu menemukan titik temu, seperti teman lama yang saling mengungkapkan rasa di hati masing masing, keterbukaan ini yang membuat kedua hati ini dapat menyatu tinggal menunggu waktu untuk mengungkapkannya


Setelah Andini dan Rangga sampai di pasar swalayan itu dan memparkir mobil di tempat parkir mereka bedua masuk melalui pintu samping pasar salayan tersebut, Andini tanpa malu malu lagi menggandeng lengan Rangga menuju tempat pakaian Andini sempat memilh beberapa pakaian untuk Rangga yang pantas untuk mengajar termsuk pakaian batik dan dan beberapa kaus untuk dipakai dirumah sedang pakaan dalan kaus singlet dan CD Rangga mengambil sendiri Rangga hanya mengikuti Andini belanja mereka menuju kasir tapi bukan untuk membayar melainkan titip belanjaan di kasir yang kebetulan teman Andini waktu di SMA dulu.


Lanjut Andini mengajak Rangga ke super market di swalayan itu membeli keperluan sehari hari seperti gula, kopi, teh, peralatan mandi, dan masih banyak lagi yang di beli Andini, Rangga hanya mengikuti dari belakang sambil membawa semua barang barang yang Andini beli.


Hampir satu jam mereka berdua berkeliling pasar swalayan itu sambil bersendau gurau banyak juga yang memperhatikan mereka berdua tapi Andini dan Rangga tak mengabaikannya moment seperti ini yang jarang sekali di dapat dari Andini ataupun Rangga.


Setelah mereka selesai berbelanja menuju ke kasir yang teman Andini dan menyatukan barang barang mereka dan kasir menghitung belanjaan mereka Andini cepat mengekuarkan katu ATM nya, tapi Rangga sempat protes dan diabaikan oleh Andini “Satu satu“ komentar Andini sambil meleletkan lidahnya kearah Rangga


“Ya, itukan kebutuhanku“ kata Rangga


“Ngak papa sekali kali aku belanjaain kamu, jangan protes“ kata Andini sambil tersenyum manis, sementara kasir yang teman Andini pun tersenyum melihat kelakuan kedua manusia di depannya berebut membayar semua barang barang mereka


“Ya ….kalah deh ….he he he….makasih Dini“ kata Rangga menyerah dan memasukan ATM nya kembali di dalam dompet


Bawaan mereka banyak dan semua itu dibawa Rangga tangan kiri dan kanan membawa belanjaan yang cukup banyak menuju parkiran mobil


Masih di pandu oleh Andini meninggalkan pasar swalayan itu menuju rumah Andini yang belum pernah ditempati 15 menit kemudian Andini dan Rangga sampai di tempat tujuan Andini keluar membuka pagar besi didepan rumah tersebut dan menyuruh Rangga memasukan ke halaman untuk parkir semua bawaan Rangga yang dinurunkan dan Andini membuka pintu utama rumah tersebut


Rangga sedikit terkejut ternyata rumah ini sudah lengkap isinya, ada meja tamu di ruang tamu ada ruang keluarga yang berisi sofa dan TV 32 in yang menempel di dinding dibelakangnya ada dapur sedang di samping kiri 2 kamar yang masih tertutup pintunya di belakang masih ada 2 ruang lagi tambahan. Andini menyilahkan Rangga duduk di ruang keluarga setelah semua bawaan mereka di taruh di atas meja ruang keluarga


“Nga, bawaan pakaian mu di masukan ke kamar belakang ya, sedang barang barang lainnya di bawa ke ruang makan “perintah Andini


Tanpa banyak bertanya lagi Rangga melaksanakan perintah Andini dengan segera, setelah semua barang barang dimamasukan tempat masing masing sesuai dengan petunjuk Andini lalu Andini menggandeng tangan Rangga dan membawanya ke kamar depan dan menunjukan isinya


“Ini kamar aku Nga dan semua barang barangku ada disini termasuk pakaian di almari sebab aku sering juga tidur di sini dengan Bagas anakku bila liburan atau jemu dengan suasana rumah disana “Kata Andini dan Rangga hanya menganggukan kepalanya kemudian Andini menuntunnya ke kamar belakang


“Dan ini kamar Bagas Anakku semua barang barang yang ada disini mlik Bagas tapi nanti bisa kamu tempati kok, biar nanti barang barang Bagas di satuan ke sisi sebelah kiri dan sisi sebelah kanan untuk Rangga “penuturan Andini panjang lebar


“Sini aku bantu membereskan pakaianmu ya “kata Andini kemudian


Rangga membuka barang belanjaan dari tolo swalayan tadi dan menyusunnya di atas tempat tidur Andini membuka Almari pakaian dan memindahkan barang barang Bagas dari sisi kanan almari pakaian ke sisi kiri almari pakaian dan menusunnya rapi, kemudian membawa satu persatu pakaian Rangga yang baru di beli dan memaskan ke Almari di sebelah kanan


Kaus dan Kaus kaus di tempatkan pada rak bagian atas sedang celana dalam kaos singlet juga celana panjang di rak tengah dengan cekatan Andini menyelesaikan itu tanpa suara Rangga hanya melihat saja semua tingkah laku Andini dan menatapnya kagum


“Eh ….tatapanmu menjatuhkan dompetku“ ledek Andini setelah melihat tatapan Rangga yang penuh kemesraan


“Habisnya Dini melakukan sendiri kan aku jadi ngak enak dengan ibu kepala sekolah lho, aku takut ibu kepala sekolah jadi cemburu dan aku takut dipecat, kan aku yang rugi ngak bisa dekat dekat dengan ibu kepala sekolah lagi “cetus Rangga sambil tersenyum


“Biar aja kalau ibu kepala sekolahmu memecatmu biar nanti Dini angkat jadi supir pribadi Dini ya bereskan“ kata Andini membalas ledekan Rangga


“Ngak mau lah kalau hanya jadi supir pribadi Dini tapi maunya jadi pacar Dini aja yang cantik“ kata Rangga membalas ledekan Andini


“Berani bener kamu ledek isti orang “kata Andini sambil mencubit pinggang Rangga yang ada disampingnya


”Ampun Dini, sakit nih ….“ kata Rangga, Andini puas melihat Rangga kesakitan dan keluar dari kamar tidur anaknya menuju ke dapur untuk membereskan barang barang yang di belinya tadi di pasar swalayan bersama Rangga.


Rangga keluar dari kamar sambil memegang perut sebelah kiri yang masih sakit karena cubitan Andini lalu duduk di sofa di depan TV meraih remod TV dan menyalakan melihat tayangan sepak bola yang saat itu baru tayang pada babak ke dua Andini datang dengan membawa dua gelas berisi air teh hangat manis


Suasana kembali cair lagi dengan canda canda yang menyerempet suasana hati baik Andini dan Rangga saling ledek bagaikan sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta baik Andini dan Ragga merasakan kasih sayang itu tapi semua ini harus berakhir waktu jugalah yang membatasi pertemuan Andini dan Rangga


Sebelum Andini pamit ke Rangga Andini minta Rangga untuk menjadi guru privat untuk anaknya Bagas soalnya pada mata pelajaran Matrmatika dan Fisika Bagas sangat lemah Ranggapun mengiyakan keinginan Andini, setelah itu Andini pamit untuk pulang ke rumah menemui suami tercinta dan berpesan besok boleh memakai motor Andini yang di garasi dan sampat juga menyerahkan STNK dan kunci montor Andini


And cerita Andini


“Gitu romo hari ini paling membahagiakan buat Dini ketemu pujaan hati “ucap Andini


“Kalau memang dia jodohmu dalam tidak lama pasti melamar kamu, romo percaya akan anak muda itu bisa dipercaya tapi romo minta satu hal pertemukan romo dengan pemuda itu secepatnya ada suatu rahasia yang harus romo buka kalau memang itu jodohmu, percaya pada romo anakmu Bagas pun akan setuju setelah mengenal pemuda itu “kata Ki Sudibyo


“Ia romo, Dini juga ngak mau menerima lamaran Rangga kalau Bagas dan romo ngak setuju makanya Dini masih jaga jarak ke Rangga romo” jawab Andini



Bersambung ….
Part 4

https://www.semprot.com/threads/kyai-walang-sungsang.1358820/page-10
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd