Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.



Part 7



POV Pak Sumarto (bagian 5)




Mulustrasi Pak Sumarto


Empat hari sudah berlalu setelah salah satu warga desa Margo Mulyo menginap dirumah gedong tepi jalan raya kota Prasmanan.

Dipagi hari yang cerah wanita penjaga rumah sekaligus pembantu rumah tersebut sedang berlari diatas treadmill diruang gym menghadap samping rumah, memandang taman yang membentang luas dan sebuah kolam ikan beserta air mancur ditengahnya milik sang majikan. Terlihat ada seorang pria lansia sedang memangkas rumput diarea taman menggunakan gunting besar dengan telaten setelah memangkas ranting pohon diarea taman.

Pandangannya tak lepas dari kegiatan sang lelaki yang terkadang mengusap keringat didahi dengan lengan tangan kanan disela kegiatannya.
Namun wanita ini dibuat menelan ludahnya sendiri saat melihat lelaki tersebut melepaskan kaos yang dikenakan, memperlihatkan tubuh atletisnya. Dengan dada bidang berbulu dan otot-otot yang terlihat berkilau dibadan juga kedua lengant,berkilau karena pantulan cahaya dari keringat yang menempel di kulitnya.

Melihat pria lansia yang membantu pekerjaan yang seharusnya dilakukan sang pembantu,ia hentikan kegiatannya untuk sesaat. Turun dari treadmill lalu berjalan ke taman menghampiri lelaki lansia yang ia lihat sedari mengerjakan pekerjaannya jika di taman. memberi makan ikan dan memberi makan burung koleksi majikannya,namun terkadang rumput dan pohon-pohon disana ia potong agar tidak terlalu rimbun.

Karena iba,ia hampiri lelaki tersebut dan mengambil handuk kecil yang ada dipundaknya. Ia gunakan untuk mengelap wajah lelaki lansia tersebut dengan jantung berdebar, lalu menyerahkan handuk tersebut agar bisa digunakan si lelaki untuk mengelap keringatnya sendiri. Setelah menyerahkan handuknya, wanita itu menawarkan es teh manis untuk melegakan dahaga si lelaki di sela kegiatannya di bawah sinar matahari pagi.






Mulustrasi Sulastri



"Sini om istirahat dulu...
udah Lastri buatin es teh nya...
sekalian sarapan ya,tapi pakai indomi biar om nggak kelamaan nunggu
hehehee"
sahut sulastri membawa nampan berisi Porong, dua gelas kosong dan dua mangkuk mie kuah ayam bawang

"Waahhh..
Mantep banget nih,pagi-pagi udah diladenin janda cantik. Tapi kok malah buatin teh? om kan persennya es susu.."
Godaku sambil mendekati sulastri yang duduk bersila di atas gazebo, memperlihatkan gundukan dibalik celana yoga.

Sejak menikmati malam pertama tidur bersamanya,aku selalu melihat cetakan gundukan diselangkangannya seperti terganjal sesuatu. Terbukti ditempat sampah kamar mandi,terdapat benda putih yang tergulung rapi. Yang bearti sampai sekarang dia masih dalam masa "kotor"

"Susunya habis om,tinggal susu kenyot"
Canda Sulastri

"Mending es teh aja deh..
kalau itu rasanya asem,udah kecampur keringat soalnya
Hahahaa"
ejekku menanggapi candaan sulastri

"Hahahahaaa
jangan salah om,walaupun kecut bisa bikin ketagihan lhoo"

"Nggak ah,masak iya cuma om yang ngenyot. Terus punya om kapan dikenyotnya?
Hahahaaa

yuk makan,becanda terus malah nggak jadi makan kita"

"hahahaa
Biar nggak penat om..

lagian om juga suka becanda jorok sih..
Emang yang pengen dikenyot apanya om..?
hihihii"


Tak kugubris omongan sulastri agar dia bisa terdiam walaupun hanya sesaat,karena sejak malam pertama tidur bersamanya dia menjadi lebih aktif bicara. Dan bukan hanya aktif bicara, dia terkadang mengalihkan pembicaraan kearah yang menjurus,bahkan sempat ia membicarakan pengalaman sexnya waktu bersama suami dan saat ia berprofesi sebagai pemijat ditempat kerjanya dulu. Namun mulutku tertutup rapat dan tidak pernah membahas tentang apa yang ia lakukan dimalam itu,malam dimana aku dicumbu wanita ini disaat aku tertidur karena terlalu relax menerima pijatan dan urutannya dikaki kananku yang sekarang sudah sembuh berkat bantuannya.

Entah kapan lagi aku bisa merasakan aksinya lagi disaat aku tertidur, karena jujur aku merindukan empot ayam miliknya. Dan berharap tidak hanya saat aku tertidur ia mencumbuku,namun saat mataku terjaga agar aku bisa menikmati tubuh semoknya hingga puas. Mengamati expresinya ketika kontolku keluar masuk didalam lubang kenikmatan miliknya, mengerjai titik-titik sensitif ditubuhnya dengan lidah dan mulut atau sentuhan dan rabaan lembut jari jemariku.

Disela sarapan,aku dan Sulastri mengobrol membicarakan keluargaku dan keluarganya di gunung selatan. Kuceritakan secara singkat keadaan keluargaku dan cucuku satu-satunya,dan dia menceritakan keluarganya disana yang ternyata kedua orang tuanya sudah meninggal. Dia adalah anak ketiga dari 3 bersaudara, kedua kakak laki-lakinya sudah beristri dan mempunyai anak. Dan aku kaget ketika ia mengatakan tidak ingin pulang karena tidak Sudi menemui kedua kakaknya yang gila harta, berebut warisan orang tuanya. Karena merasa canggung dengan obrolannya yang terdengar mengutuk ketidak Adilan Tuhan yang sudah mengambil nyawa kedua orangtuanya,aku pun mengajak Sulastri masuk rumah saja. jam sudah menunjukkan pukul 9.30, matahari yang mulai naik keatas membuat keringat di dahi ku mengalir walau dibawah gazebo taman.

Setelah masuk kedalam rumah, Sulastri berjalan kearah dapur untuk mencuci mangkuk dan gelas. Kuambil satu batang rokok kesukaanku yang kutaruh didalam kamar sulastri lalu membakar ujungnya,masuk ke kamar mandi untuk buang air besar lalu lanjut mandi.





Tujuh hari berlalu
sekitar jam 11 siang akhirnya ada tamu yang berkunjung dirumah ini, terdengar suara bell yang ditekan dan teriakan wanita yang tidak asing ditelingaku memanggil nama sulastri. Bukan suara bell seperti biasanya,saat ditengok keluar rumah ternyata anak-anak sekolah yang iseng.
Karena aku tahu Sulastri sedang membersihkan ruangan di lantai dua,aku pun inisiatif beranjak dari sofa di ruang keluarga untuk membukakan pintu gerbang.


"Biar aku aja las yang bukain,kamu lanjut bersih-bersih aja nggak apa-apa..
Kuncinya yang ini kan?"

Teriakku kepada Sulastri yang sepertinya dia bersiap turun karena mendengar majikannya memanggil,namun ia berhenti setelah mendengar tawaranku yang sudah didepan pintu depan sambil membawa kunci gerbang.

"Iya om bener,yang gantungannya ekor kambing..

aku buatin es jeruk aja ya om buat ibu boss,siapa tahu dia ngajak anaknya si Fatah. Fatah kan suka es jeruk.."
Sahut sulastri

"Gitu juga nggak apa-apa las,lagian panas banget hari ini"
Jawabku sambil keluar rumah



Mulustrasi Eli Astuti


Setelah berjalan sekitar 6 meter,nampak ada dua wanita cantik di luar gerbang sedang mengamatiku. Mereka adalah Juminten istri Sujono yang menggandeng seorang bocah laki-laki di sisi kanannya, sedangkan wanita disebelahnya adalah cucuku tercinta yang menggandeng seorang bocah perempuan di sisi kirinya.
Sungguh lega hatiku bisa melihat senyuman manis cucuku,melambaikan tangannya lalu diikuti dua bocah disampingnya yang melambaikan tangannya juga. Berteriak memanggil-manggil namaku,memanggilku berkali-kali dan mengataiku "lemot" karena terlalu lama berjalan. Dengan terpaksa aku pun berlari kecil,karena jarak menuju pintu gerbang masih sekitar 8 meter lagi.
Setelah sampai didepan pintu gerbang,kubuka gembok yang dengan kurang ajarnya menghalangi cucuku untuk masuk. Ingin sekali kupeluk dan kucium wajah cucuku, melepaskan rasa rindu ku kepadanya. Namun itu tak mungkin kulakukan didepan mata Juminten dan kedua bocah ini,aku lebih memilih mengungkapkan rasa rinduku jika sudah berdua saja. Karena aku tahu Eli pun juga merasakan hal yang sama,dan untuk sekarang pasti bukan hanya saling berpelukan dan cipika-cipiki. Tapii...
Aahhh...
Otakku mulai berimajinasi


"Ya ampuuuunnn...
Ada suami istri yang mau nengok Mbah Marto yaaa..?
Aduh,jadi terharu akuu"
Candaku kepada dua sejoli yang belum saatnya ini sambil membuka gerbang agar mereka bisa masuk.

"iiiihhhh...
Mbah Marto ini sok tahu!!
aku tuh kesini mau dikasih lihat rumah baru tauk...
Iya kan sayangkuuuhh?"
Sahut nonong sambil merebut tanganku dan menciumnya

"iya sayangkuuhh
ini adalah rumah kita berdua.
ayo kita masuk,nanti kita berenang bareng
hehehee"
jawab gembul yang juga mencium tanganku lalu berlari masuk sambil menggandeng nonong

"Adeeekkk
Cinta tak selamanya indah deekk.."
Gumamku dalam hati melihat tingkah dua bocah itu


Mulustrasi Eli Astuti

"Simbaahhhhhh..
hiks"
panggil Eli dengan air mata yang mulai mengalir

Dipegangnya pergelangan tangan ku dengan kedua tangannya,ia cium punggung tanganku lalu memeluk erat tubuhku.
Kubalas pelukannya dengan merangkul pinggangnya.

"Udaahh..
Masuk rumah dulu,kangen-kangenannya didalam rumah aja to el..

Mbah Marto tolong tunggu sebentar ya,biar aku masukin mobil dulu.
Eli mau ikut naik mobil nggak?
atau nunggu disitu sama simbahmu?"
Tanya Juminten yang memisahkan pelukanku dengan Eli, berjalan menuju mobil panther yang sepertinya milik ayahnya.


Mulustrasi Juminten

"Aku nyusul anak-anak aja deh mbak, kayaknya mereka nggak bisa buka pintunya tuh,
Ketinggian buat mereka
Hahahahaa"
Jawab Eli sambil tertawa lalu berlari kecil menyusul kedua bocah tadi


Tak lama setelah Eli menyusul gembul dan nonong, Juminten pun menyetir mobilnya agar masuk ke halaman rumah gedongnya.
Kututup pintu gerbang lalu menggemboknya,agar tidak ada orang asing yang sengaja masuk sekedar ingin melihat rumah ini dari dalam pagar. Aku pun berjalan mendekati istri Sujono yang sudah melepaskan jaketnya lalu meninggalkannya didalam mobil,menutup pintu mobil lalu berjalan kearah pintu depan.


Mulustrasi Juminten

Berjarak sekitar dua langkah antara aku dan Juminten,tercium bau parfum yang menyeruak masuk kedalam hidungku. Baunya pun menjadi terasa lebih segar saat mataku melihat ayunan pantat Juminten yang bergoyang seirama dengan langkah kakinya. Tercetak bentuk segitiga dipantatnya, membuktikan betapa tipisnya celana yang ia kenakan untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. ia pamerkan leher putihnya saat mengikat rambut menggunakan gelang karet dipergelangan tangannya. Terlihat keringat yang muncul diantara pori-pori lehernya, membasahi kulit dengan bulu-bulu halus disekitarnya. Mataku jadi makin mengeksplorasi tubuhnya karena tidak melihat adanya BH,kusejajarkan jalanku dan melihat dadanya dari samping.

Terlihat jelas payudaranya yang berkeringat,tak sengaja aku melihat setetes keringat yang mengalir diatas payudaranya yang nampak akan tumpah. Membuat aku yang berada dibawah terik matahari makin merasa kepanasan. Ingin sekali kutawarkan jasa ku untuk mengganti kain yang ia kenakan agar aku bisa melihat lebih jelas tubuh bagian atasnya,karena keringatnya dengan kurang ajar telah membasahi sebagian tanktop yang ia kenakan. Bahkan keringat tersebut berani sekali membasahi payudara Juminten,hingga putingnya pun tak luput menjadi korban keganasan keringatnya. Membuat puting kecoklatan milik Juminten tercetak jelas,namun kutepis jauh-jauh fikiran ku tentang Juminten. Sebab suaminya adalah satu-satunya tetangga yang sangat akrab denganku walau usia kita terpaut jauh. Bahkan kita sudah seperti keluarga,susah maupun duka selalu ada.


"Panas banget ya ci hari ini.
Tadi habis darimana, kok kayaknya didalam mobil ada banyak gulungan kain sama kantong plastik gedhe-gedhe?"
Tanyaku kepada Juminten sambil berjalan kedalam rumah

"Iya mbah,nih keringatku aja sampai ngalir deres hahahaa

Tadi habis belanja di kota single Mbah sama Eli..
terus karena liat anak-anak lagi main game dirumah, kuajak aja sekalian biar nggak keterusan yang ngegame.
Nggak baik soalnya"
Jawab Juminten sambil mengelap keringat di lehernya

"O iya mbah, cucumu sekarang tak ajak kerja dirumahku lho..

yaahhh
walaupun gajinya masih sedikit, setidaknya bisa buat dia jajan ya mbah.."
Ujar istri Sujono

"Wah,ya syukur lah ci kalau dia bisa kerja di tempat cici..
Deket dari rumah, nggak usah naik sepeda kalau berangkat hehehee"
Ucapku yang merasa canggung karena kepergok saat mengamati belahan dada Juminten dari samping

"doain aja bisa lancar usaha kecil-kecilanku Mbah, biar bisa nambah karyawan biar nggak se repot sekarang..
Syukur-syukur bisa beli kebon kosong samping rumah itu. lumayan kan Mbah buat bisnis.
selain Deket rumah, itu kebon ada di tepi jalan"
Ujar Juminten lalu berlari meninggalkanku

"Mbak Lastriii...
huhuhuuu

Tolong pijitin aku mbaaakk...
Badanku kaku semua,udah kayak robot..
huhuhuu"
Ujar Juminten yang memeluk Lastri sambil memelas dengan pura-pura menangis

"Waduh Bu boss...
maaf..
minyaknya yang buat mijit tinggal sedikit...
Lastri beliin dulu aja ya,Bu boss tunggu disini"
Rujuk sulastri

"Waduuhh
yaudah kita belanja aja sekalian buat rumah sini sama rumah didesa.

yuk kita belanja anak-anak...
Siapa yang ikuutt..??"
Ajak Juminten lalu meneguk segelas es jeruk dimeja ruang keluarga.

"Akuuu"
Sahut nonong dan gembul bersamaan

"Lastri juga ikut sekalian ya Bu boss..
ada barang yang mau Lastri beli juga soalnya,tapi nggak enak hati kalau nitip Bu boss...
hehehee"
rayu Lastri sambil memijit-mijit lengan Juminten

"Haiissshhhh
pasti cuma pengen liat berondong di mall kan?"
Tebak Juminten yang membuat Lastri cengengesan

"Yaudah ayok,buruan siapin apa yang mau dibawa

Eli mau ikut nggak,atau mau nitip beliin apa?"
tanya Juminten yang menuangkan teko berisi es jeruk kedalam gelasnya

"enggak ah, nggak ikut aku mbak
Mending ngadem disini.
Mau tidur sebentar aku"
Jawab Eli yang sudah tiduran diatas sofa depan TV

"Ayo sayang,kita naik mobil duluan"
kata Gembul berlari kecil sambil menarik tangan nonong

"Maaf ci,aku mau nitip beliin rokok satu slop bisa?
ini duitnya"
tanyaku kepada Juminten

"Bisa Mbah,sini uangnya. Rokoknya sama kayak yang dimeja itu kan?"
Tanya Juminten dan kubalas dengan anggukan

"Yaudah
aku berangkat dulu ya el,Mbah
Nitip rumahnya bentar..

itu kunci gerbangnya nanti kasihin Lastri aja,biar yang bukain gerbang dia.
Mbah Marto kalau mau tidur siang,tidur aja.."
Ujar Juminten lalu berjalan keluar rumah

"iya ci..
Hati-hati dijalan.."
Sahutku yang dijawab Juminten dengan acungan jempol

Kulihat dari ruang keluarga, nampak se-onggok lemak berlari dari dalam kamarnya. Mengganti daster yang tadi dikenakan menjadi celana jeans biru berpadu kaos putih dengan sablon GC berwarna emas.

"Mau pamer lemak atau belanja sih kamu itu laasss..?
nih,kunci gerbang"
Candaku dengan Sulastri lalu melempar kunci gerbang tepat diatas payudaranya

"Pamer lemak laahh..
siapa tahu ada yang minat
Wlee"
Jawab sulastri sambil menjulurkan lidah

"Berangkat dulu ya om, nitip rumahnya si boss.."
sahut sulastri sambil berlari keluar rumah


Setelah kepergian mereka,aku berjalan menghampiri Eli yang sepertinya baru saja tertidur menyamping. Terlihat pulas sekali tidurnya, ingin ku bangunkan dia dan meminta jatah nikmat namun ku urungkan.
Aku yang risih melihat gelas kotor diatas meja pun mengambilnya lalu kubawa ke dapur,ku cuci gelas dan teko yang tadinya berisi es jeruk. Dapur dirumah ini menjadi satu dengan tempat mencuci piring, disampingnya terdapat satu meja makan berisi 6 kursi. Bersekat meja pajangan yang masih kosong dan jalan menuju pintu belakang rumah, terdapat sebuah kamar yang tak lain adalah milik sulastri

Setelah mencuci gelas dan teko,aku berencana memasak mie goreng. Merebus air diatas kompor gas lalu menyiapkan dua mie, satu telur ayam dan dua cabe rawit.
Sambil menunggu air yang mendidih,ku tuangkan bumbu mie tersebut kedalam piring lalu menambahkan irisan cabe rawit.
Ku aduk bumbu beserta irisan cabai menggunakan garpu,lalu kumasukkan dua mie instan kedalam panci kecil dengan satu gagang berwarna hitam disamping.


"Sayaaaangg...
Eli mauu..
tolong sekalian buatin mie goreng buat eli dong hehehe"
Pinta Eli yang tadi kulihat masih tidur diruang keluarga.
berjalan kearah dapur menghampiriku, memelukku erat dari belakang.

"mau dikasih telor nggak?"
Tanyaku

"Enggak usah mbaaaahhh
aku tuh maunya telor yang iniii
Hihihii"
jawab Eli dengan tangan meremas kontolku dari dalam

"Masak siihhh...?
Bukannya ada pakdhe giwarno?"
Goda ku, melepaskan pelukan eli dan melanjutkan kegiatan memasakku

"sejak simbah pergi, Eli selalu menolak ajakan dia karena belum juga dibelin motor..

Terus seminggu kemudian dia Dateng kerumah bawa uang banyak,niatnya ngasih uang buat beli motor tapi minta jatah jugaa

Yaaa
Eli terima terus usir dia, sampe Eli teriak-teriak biar dia keluar"
Jelas Eli sambil menyilang kan tangan dengan memperhatikan ekspresi kesalnya

"Malahan dia berani ngancam Eli, katanya nggak akan nyariin pekerjaan di sekolahnya buat eli"
Tambah Eli

"Waduuhh
pakdhemu marah itu sayang..
Tapi waktu itu kamu udah kerja ditempatnya ci Jum atau belum?"
Tanyaku

"biarin dia marah!
Eli juga marah Mbah waktu itu karena udah tahu kalau dia berani nyakitin suamiku!!
Eli putusin sekalian perjanjian yang ngelayanin dia sampai dapet kerjaan buat Eli. Lagian eli kayak dimanfaatin lhoo..
Bisa aja kan dia nggak nyariin kerja buat Eli,biar bisa ngewe teruh sama eli
Huh! Sebel!!"
Jawab Eli sambil memukul-mukul lenganku dengan pelan

"Eli mulai kerja ditempatnya mbak Jum itu sejak dua hari setelah kamu tinggal pergi sayang..
Nah,waktu pakdhe nemuin Eli itu pas ditempat kerja sedang nggak ada kerjaan lagi..
Eli disuruh pulang sama mbak Jum,buat istirahat katanya..."
Imbuhnya

"Kamarnya mbak Juminten dimana Mbah,Eli pengen mandi sebentar...
Sekalian mau milih baju buat Eli bawa pulang, tadi pas dimobil katanya banyak pakaian yang udah nggak muat tapi disimpen dialmari kamarnya"
Tanya Eli dengan antusias

"Itu dilantai dua sayang...
kamarnya yang ada lukisan bunga di samping pintunya..

Masuk aja,didalam juga ada kamar mandinya."
Jawabku

"Ok,makasih ya sayaang"

"Cup"
Eli pun berlari kearah depan setelah mencium pipiku

"Mau makan disini atau dikamar sayaang..??"
Tanyaku

"Disini aja,eli mandinya sebentar kok..
Cuma mau hilangin keringat di badan"
Jawab Eli sambil sedikit teriak


Aku yang sudah mendengar bahwa Eli sudah memutuskan perjanjiannya dengan giwarno sedikit merasa lega,bukan karena aku tidak mempercayai giwarno akan mencarikan kerja disekolahnya. Namun yang ku takutkan jika Eli bekerja disana,Eli akan dimanfaatkan giwarno untuk melampiaskan nafsunya. Mempersenjatai dirinya dengan jasanya dan berlindung dibalik kedudukannya disekolah tempat giwarno bekerja. Yang berarti bisa saja dengan kekuatan giwarno,cucuku menjadi budak seksnya selama Eli bekerja disana.

Aku yang melihat mie didalam panci sudah terlihat matang, mengambil saringan penggorengan diatas teflon yang tadi pagi digunakan Sulastri untuk menggoreng lauk untuk sarapan. Segera kutiriskan mie yang telah ku rebus menggunakan saringan di atas wastafel tempat cuci piring,membagi mie menjadi dua kedalam piring untukku dan Eli lalu mengaduk kedua piring berisi mie tersebut dengan sendok agar bumbu bisa merata disetiap helai mie.
Seusai membuat mie, aku pun membuatkan es teh untuk kita berdua. Menaruh es teh dan mie goreng di atas meja makan,dan karena melihat ada pisang Ambon yang dibeli Lastri akupun mengambil sebatang sekedar pengganjal perut.

Sambil memakan pisang, aku berjalan ke ruang keluarga mengambil rokok dan asbak lalu menyalakan sebatang rokok favoritku. Duduk diatas kursi, meminum es teh sambil menunggu cucuku tersayang datang untuk makan bersama.
Tak lama setelah menghabiskan sebatang rokok, sayup-sayup terdengar suara Eli yang sedang bersenandung. Suara tersebut lambat lain makin kencang saja terdengar ditelingaku, lalu nampaklah se sosok malaikat kecilku yang sudah beranjak dewasa. Mengenakan kaos hitam berwarna hitam yang tampak kontras dengan warna kulitnya dan celana pendek berwarna merah muda. Memamerkan kulit mulusnya yang tidak tertutup kaos maupun celana yang dia kenakan. Berjalan mendekatiku dengan senyum manisnya, memperlihatkan gigi gingsul disisi kanan.



Mulustrasi Eli Astuti


"Simbah saa..yaaang...
Makasih udah masakin mie kesukaan eli
emmuaahhh"
ujar eli mendekatkan wajahnya lalu mencium pipi kananku

Kutarik kursi disebelah kananku agar dia duduk disamping kananku

"Sama-sama sayaang..
Cup"
Jawabku sambil menarik pundaknya agar mendekat lalu mencium pipi kirinya

"Yuk dimakan dulu sayang,udah nggak anget lagi ini mie nya gara-gara mandi mu kelamaan"

"ya mau gimana lagi,nyari baju buat nyantai susah sayang..
Bajunya ada kerahnya semua..

Eli dapet ini aja ditumpukkan bawah.."
Jawab eli sambil mengambil tempe goreng yang digoreng Sulastri tadi pagi

"Eli sekalian nyiapin baju yang mau dibawa pulang nggak?"

"Nanti aja lah,nunggu mbak Jum pulang.
Nggak enak kalo Eli yang milih"
Jawab eli


Kami pun menghentikan percakapan,melahap makanan dan menghabiskan es teh didepan kita hingga tak tersisa. Setelah makan aku dekatkan asbak dan rokokku,Eli yang melihatku sedang menghidupkan sebatang rokok berinisiatif membereskan piring dan gelas dimeja makan lalu mencucinya.
Belum habis rokok yang kupegang,Eli sudah selesai mencuci piring bekas kita makan. Berjalan mendekatiku, menarik pundakku agar aku berputar menghadap dia.

Sadar dengan keinginannya,aku pun memutar badan dan kursi yang kududuki. Setelah posisiku menghadap ke samping (menghadap Eli) dia pun jongkok,meraih kolor celana di pinggangku lalu menariknya kebawah agar celana yang kupakai terlepas. Aku pun dengan refleks sedikit mengangkat tubuhku agar dia bisa menarik celanaku dengan mudah, terpampanglah kontolku yang sudah tidak terbungkus celana kolor maupun celana dalam.

"Tuh kaaannn..
simbah kebiasaan!!

kalau simbah nggak pakai celana dalam,dibalik celana pendek yang simbah pakai tuh tititnya bisa kelihatan menggantung-gantung pas jalan...
Apa lagi ini celananya tipis...
tadi pas simbah lari-lari mau bukain gerbang,mbak Jum aja sampai melongo liat ini niihhhh
Nakaalll!!"
Ujar eli sambil meremas kontolku dengan gemas

"Ad..du du duuhh
Jangan diremes sayang,diemut ajaa
hehehehe"
sahutku sambil bercanda

"iiiihhhh
Aku nggak mau emut tititnya simbah kalau besok-besok masih nggak dipakein celana dalam"
Timpal Eli dengan kedua tangan yang mengurut kontolku pelan

"iya iyaa..
besok simbah coba biasakan make celana dalam ya sayaang
aahhhhhhh..."
Jawabku sambil mendesah, merespon rasa nikmat akan sedotan mulut eli di palkonku



"slruuuuupp
aahhhhhh

Glok glok glok glok
slruuuuupp
aahhhhhhh
Cuih

kangen tititmu aku tuh mbah.."
Ujar eli sambil meratakan ludahnya disekujur batang kontolku

"Slruuuuupp
glok glok glok glok
ahhhh

glok glok glok glok glok
slruuuuupp
Slruuuuupp
Aahhhhhh"
eli masih sibuk mengoral kontolku,walau hanya setengahnya saja yang bisa ia telan

"eemmmhhhh

Kok titit sih sayaang
ini namanya kontol, kalau punya kamu itu namanya memek..."
Terangku kepada eli sambil memasukkan jempolku dimulutnya

"Slruuuuupp

kalau kontol ini ngobok-obok memek eli, namanya apa sayang?"
tanya Eli disela kesibukan mulutnya mengulum jempolku

"itu namanya ngewe
hehehee"
jawabku cengengesan,menarik keatas tubuhnya agar dia berdiri


Dengan tatapan mata yang sayu,dia bergerak dengan arahan tanganku. Menidurkan tubuh bagian atasnya keatas meja makan, sedikit membuka kakinya lalu menyandarkan di kedua pundakku. Kutarik celana kolor berwarna pink yang ia kenakan beserta celana dalam biru muda yang terlihat basah,namun hanya di bagian depan memeknya saja. Setelah kedua kain tersebut terlepas,aku pun menggeser kursi yang tadi kupakai lalu mendudukinya menghadap hidangan spesial milik cucuku tercinta. Kudorong sedikit tubuh eli agar bisa memberi ruang untuk kakinya menapak tepi meja,ku buka lebar-lebar pahanya agar terlihat jelas selangkangan mulusnya. Memperlihatkan memek yang sudah basah mengeluarkan lendir bening disela lubang sempitnya, seperti memohon agar segera disentuh atau bahkan dibuat menganga.

Aku yang sudah berhari-hari menahan rindu dengan memek milik cucuku,langsung saja melahapnya. Mengecup dan menyedot bibir memeknya, menjilat-jilat garis vertikal antara lubang hingga klitorisnya naik dan turun lalu berputar-putar disetiap ujung bawah maupun atas. Menerima perlakuanku,Eli hanya bisa mendesis dan mendesah merasakan nikmat. Tadinya hanya lubang memeknya yang basah, sekarang merata hingga memek dan klitorisnya. Lubang memeknya pun makin banyak mengeluarkan lendir beningnya hingga ikut membasahi dubur yang mengkerut. Bermaksud membuat jalan agar di suatu waktu aku bisa menikmatinya kumasukkan telunjuk tangan kiriku kedalam memek basahnya, mengusap lendir disekitar dubur lalu memasukkan telunjukku kedalam duburnya perlahan.


"Aahhhhhh
Sakit sayaang...
Pelaaaannnnn eennggghhhh"


Baru setengah jari telunjukku yang masuk, kuputar-putar telunjukku lalu menarik dan menekan kedalam dubur dengan perlahan, terasa sempit sekali dubur eli hingga jariku terasa diremas dan disedot. duburnya makin mencengkeram jariku saat pinggulnya ia angkat, otot yang menggerakkan pinggulnya berkontraksi berakibat makin susahnya jariku untuk masuk lebih dalam kedalam saluran pembuangan milik Eli.
Karena merasa agenda pembangunan jalan dilubang belakang eli terhambat, kualihkan agenda pembangunan jalan tersebut menjadi pemanfaatan sumberdaya air di memek sempitnya. Kukerjai memek eli menggunakan mulut dan lidahku seperti sebelumnya dengan telunjuk kiri yang masih menancap mantap dilubang duburnya, sedangkan tangan kananku meraba paha bagian dalam milik eli agar makin memberi sensasi geli yang eli dapatkan. Merasa cengkraman otot duburnya makin kendur, kuputar-putar lalu menarik dan mendorong jariku agar keluar masuk didalam duburnya.

Dengan semangat dan pantang menyerah akhirnya usahaku tak sia-sia,Eli yang ku perlakukan sedemikian rupa telah menumpahkan sumber daya air miliknya. Perlahan air tersebut mengalir melewati kulit diantara memek dan duburnya, mulai membasahi jariku yang sibuk keluar masuk area proyek pembangunan jalan. Setelah area lubang dubur dan jariku makin basah,ku percepat laju keluar masuk jari telunjukku yang ternyata sudah lancar tanpa hambatan. Kucabut jariku dari lubang dubur eli lalu menusuk memeknya dengan jari tengah tangan kananku bermaksud membasahinya dan mengalirkan air dari dalam memeknya agar mengalir keluar. Usahaku tak sia-sia,air dari dalam memeknya terlihat mengalir keluar dan turun membasahi area dubur eli. Seperti sengaja berkumpul tepat di lubang belakang tersebut. Tak ingin membuang kesempatan, ujung kedua jariku menusuk lubang duburnya perlahan membuat celah agar kedua jariku bisa masuk dan makin memperlebar jalan.



Masih dengan kedua jari tangan kiri yang masih mengobok-obok dubur eli,aku berdiri mengambil sebatang pisang ambon yang tersaji diatas meja samping kiri tubuh Eli. Bagian ujung pisang yang sedikit memperlihatkan dagingnya kugunakan untuk menggesek-gesek memek eli lalu memasukkannya kedalam memek beceknya.

"Slep"

Pisang tersebut amblas separuh,lalu dengan telaten aku mainkan kedua lubang milik eli. Kudiamkan pisang yang tertancap dimemeknya dan kuhentikan kegiatan kedua jari tangan kiriku diboolnya, sedangkan tangan kananku menyibakkan keatas kaos yang Eli pakai hingga memperlihatkan buah dada mungil dengan puting berwarna pink kecoklatan berdiri seperti menantangku. Kuremas pelan payudaranya lalu menyentil gemas puting yang berani-beraninya menantangku, dengan penuh nafsu kudekatkan wajahku didepan puting kurang ajar itu. Menjilat-jilat puting tersebut hingga basah, dan karena gemas ku sentil-sentil puting itu hingga eli menggerak-gerakkan badannya

"aahhhhh
yang kenceng sayang...
Aaahhhhhhh"

"Eli sekarang nakal ya..
Sekarang juga mulai berani nggak pakai BH
Slruuuuupp slruuuuupp"
Kulahap susu kiri eli sambil menggigit gemas putingnya

"Aaahhhhh
emmmhhhhh emmmhhhhh
uuuhhhhhh
gigit laaa...gggiihhhhhh
aaahhhhhh
yang kenceng sayaaa...aangg
aahhhhhh eemppphhhhhh
uuuuuhhhhhhh"
Desah eli yang membuatku merinding

Mendengar desahan eli yang sempat membuatku merinding,tangan kiri ku pun mulai menekan kedua jariku hingga tertelan seutuhnya dilubang duburnya karena hawa nafsu telah mengendalikan ku.

"eenggghhhhhhhhh
hah
hah
haaa...aaaaahhhhhh
terus sayang, sakiii..iittt
taaappiiiihhhhhhh
ennaaaaakkkk
aaahhhhhh
aahhhhhhh eenggghhhhhhhhh
eenggghhhhhhhhh aaahhh
aaahhhhh"
Desah eli yang makin membuatku bersemangat

Kulepaskan emutan di payudaranya lalu dengan tempo cepat ku keluar masukkan pisang yang tertancap dimemeknya membuat eli bagaikan cacing kepanasan, pinggulnya meliuk-liuk merasakan nikmat menerima sodokan dikedua lubangnya. Melihat reaksinya aku pun mempertahankan kecepatan sodokan pisang dimemeknya, sedangkan kedua jemariku kini berusaha meregangkan lubang duburnya yang makin basah dialiri cairan yang mengalir dari lubang memek eli.

"Uuuhhhhhh uuuuuuhhhhhhhhhhh
Aaaaahhhhhh.....
Saayy...yaaaang.... eenggghhhhhhhhh
ahhhhh ahhhh aaaahhhhhhh"

Badan eli bergetar, sepertinya dia sudah mendapatkan klimaksnya. Kudiamkan kedua lubang tersebut agar tetap terganjal, sambil menunggu nafas eli makin teratur. Tak lama setelah klimaksnya Eli, jari tangan kiriku kucabut dan menggantikan posisinya dengan pisang yang sudah mengobok-obok memek eli. Karena batang pisang tersebut sudah basah, langsung saja kumasukkan secara paksa kedalam liang dubur eli yang ternyata sudah bisa masuk tanpa kendala. Ku keluar masukkan pisang tersebut bertujuan untuk memasukkan cairan kenikmatan eli yang mengalir kedalam liang duburnya,selain itu untuk membiasakan otot dubur eli untuk menerima benda yang keluar masuk kedalam lubangnya. Setelah nafas eli mulai teratur dan dadanya tidak kembang kempis seperti tadi,kutancapkan pisang di duburnya hingga 3/4 nya saja. Agar seperempat bagian sisanya bisa kugunakan untuk mencabut pisang itu sebelum aku meng analnya.

Aku pun menarik paha eli hingga pantatnya terlihat menggantung ditepi meja,ku ludahi tangan kananku lalu meratakan ludah tersebut di palkon hingga batang kontolku. Sekiranya kontolku sudah cukup basah merata, kuhujamkan kontolku kedalam memek eli perlahan hingga tertelan setengahnya. Kudiamkan sejenak sembari memberikan ciuman mesra di bibirnya, saling melilit lidah bahkan saling bertukar ludah.
Layaknya seorang aktor film biru,aku mulai menggenjot memek eli sambil berciuman dan bahkan kedua tanganku sibuk meremas-remas payudara miliknya. Ciumanku kini berpindah turun keleher jenjang miliknya, menjilat-jilat leher samping bawah telinganya. Menyedot lembut tanpa meninggalkan bekas dikulit lalu naik kearah telinga milik eli, kujilati telinganya hingga ia mendesah lalu ku akhiri dengan sedotan manja didaun telinganya.

Puas dengan leher dan kepala eli,kali ini jilatanku turun ke pundaknya. Kujilati setiap centi kulit dipundaknya lalu turun ke dada,ku jilati seluruh gundukan yang ada di dadanya tanpa menyentuh puting sombong miliknya. Berdiri tegak tanpa rasa takut, memperhatikan perlakuanku terhadap majikannya. dengan sodokan pelan namun pasti,kontolku sudah makin terasa masuk kedalam lubang memek eli lebih dalam lagi. Ingin ku tengok sekedar ingin tahu sudah seberapa dalam kontolku memasuki lubang kenikmatan ini,namun tak kulakukan. Sebab kali ini aku ingin sedikit bermain dengan Eli, sekedar ingin tahu seberapa sabar dia dengan perlakuanku.

"Aaahhhhh
eeemmpppphhhhhhh
aaaaaahhhhhhhhhhhh
saaa...yaaaaangggg
aaahhhhhh"
Desah eli dengan berusaha mengarahkan puting susunya didepan mulutku, seperti berharap agar segera ku hisap daging kecil tersebut

Tanganku mengangkat kedua lengan Eli keatas lalu menekuknya agar ia gunakan lengannya untuk bantalan kepala.



Terpampanglah ketiak putih mulus bersih tanpa bulu miliknya, dengan cekatan langsung saja ku jilati ketiak tersebut. Tak sampai disitu,jilatanku makin melebar ke area ketiaknya. Dari bawah ketiak yang sejajar dengan putingnya hingga ke lengan bagian dalamnya.

"Uuu...uuuhhhhhh
gee..eee...eellliiiii
aaahhhhhhh"

"Tetek eli sayaa...ngg
aaahhhh
teteee...eeekkk"

Tak ku gubris permintaan eli, kali ini kugoda dia dengan juluran lidahku yang seakan-akan bersiap untuk mengerjai putingnya. Namun bukan memainkan puting susunya,melainkan hanya meniup puting tersebut. Aku pun langsung berdiri tegap tanpa melihat matanya, memfokuskan untuk menggenjot memek sempit milik eli

"Aaahhhhhh aaaahhhhh
Jaaaa..haaattt aahhhh
simbah jahaaaa...aaattt
eeemmpppphhhhhhh
emmppppphhh"

"Ceplak!
Ceplak!!"

Eli menampar-nampar payudaranya dengan keras,hingga terlihat bekas merah menempel dikulit mulusnya. Karena melihatnya memelas, kuhadiahi di dengan mempercepat tempo sodokanku lalu meremas payudaranya. Kuremas agak keras dan terkadang memelintir puting susunya kekanan dan kekiri, menariknya hingga kedua bola matanya memutar keatas.

"Aaahhhhhhh
Remaaassss yang keennnceeeengggg
aaahhhhhhh
uuuu....uuuuhhhh

iyaaaaaa..aaaahhh
aaahhhhh uuuuuuhhhhhhhhhhh
aaaaaa..aaaaaaahhhhhhh
uuuuuu.....uuuuuuhhhhhhhhhhh"

Badan eli bergetar hebat lalu mengeluarkan air kenikmatan didalam memeknya, menyirami batang kontolku yang masih tertanam di lubang kesukaan para pria milik wanita muda ini.

"hah
haahhhh
hah haahhh"

Nafasku dan eli sama-sama ngos-ngosan disiang hari yang panas ini. Bukan karena setelah mengangkat dumbell atau mengayuh spinning bike, namun karena berlari mengejar kepuasan kita masing-masing. Dan tak ku sangka eli yang sekarang bukan seperti eli yang terakhir kutemui, terlihat lebih liar dan sedikit kasar bahkan minta diperlakukan kasar.

"Apakah karena sejatinya dia seperti ini,atau efek dari pemerkosaan itu?
ahhh
mungkin karena memang aku belum mengenal dia seutuhnya,makanya aku kepikiran"
Gumamku dalam hati

Setelah melihat nafasnya sudah teratur, kudekatkan wajahku dengannya. Tersungging senyum manis diwajahnya, memperlihatkan gigi gingsul yang membuatku kesakitan karena diabetes dadakan.

"Gimana sayang,mau lanjut?"
basa-basiku

"Hihihi
Ya lanjut dong sayaaang..
Lampiaskan semua nafsumu,
aku milikmu"
Jawab eli yang kali ini menggigit bibir bawahnya

"Cup
Slruuuuupp"

Mendapati izin dari cucu kesayanganku, kulumat bibir tipisnya. Kedua tanganku meraih pundak eli dari belakang lalu mengangkatnya, berdiri mengendong Eli dengan kontol yang masih menancap didalam memek dan juga pisang Ambon yang masih bersarang dilubang duburnya. Paham akan maksudku,dia rangkul leherku namun mengangkat dirinya agar susu miliknya tepat diwajahku. Kuhisap puting angkuh miliknya sembari membopong tubuh eli dan menahan pisang di duburnya dengan jari tangan kiri agar pisang tersebut tak lepas dari kandangnya.

"Aaahhhhhhh
iyaaaahhhh
Hisap tetek eli sayaang..
uuuhhhhhh uuuuuuhhhhhhhhhhh

Mainkan lidahmu atau gigit saja putingkuuuhhhhh

emmppppphhh aaahhhh
aaahhhhhhh aaaaaahhhhhhhhhhhh"
Pinta Eli sambil menggoyangkan pantatnya

"Slruuuuupp
aahhh
slruuuuupp slruuuuupp"

"aaahhhhh
iyaaaahhhh iyaaaaahhhh
aaahhhhh emmmhhhhh
iyaaaahhhh terus sayaangg
teruuusss aaahhhhhh

gigiiiittt emmppppphhh
iyaaahhh gigit yang kenceeeenggg
eenggghhhhhhhhh aahhhhh
aaaaaahhhhhhhhhhhh"
Racau Eli dengan pantat yang masih bergoyang disela menahan nikmat

Terasa ada yang mengalir dari palkonku yang asalnya dari dalam liang memek eli, mengalir perlahan hingga melewati batang kontol dan buah zakarku. Menetes sedikit demi sedikit membasahi lantai yang ku pijak. Dan karena nafasku terhambat untuk menahan berat badan eli dan menahan nikmat jepitan memeknya walau hanya palkonku yang masuk,aku pun dengan sengaja menjatuhkan diri diatas kursi berniat memberi kejutan untuknya. Memaksa memek beceknya menelan utuh kontolku,dan akan makin kencang penetrasi kontolku kedalam memeknya jika memanfaatkan jatuhnya tubuh Eli di pangkuanku.

"Buk"

"Slep!"

Begitu kira-kira suara jatuhnya tubuhku dikursi dan suara masuknya kontolku kedalam memek milik eli.

"eeeeenngggghhhhhhhhhh....."
lenguh eli panjang

Lagi-lagi badan eli bergetar hebat, melingkarkan tangannya di leherku dan menempelkan keningnya di keningku. Pinggulnya seperti tak terkontrol gerak-gerak maju dan mundur merasakan kenikmatan yang tidak ia duga,melenguh dan mendesis seperti menahan sesuatu agar aku tak mengetahuinya.

"Ccuuuuuurrrrr
crut crut"
Tiba-tiba Eli kencing diatas pangkuanku. yang pastinya membasahi tubuh bagian bawahku, kursi dan lantainya

"Uuu....uuuuuuhhhhhhhhhhh"
Desah eli saat air kencingnya keluar

Dengan kening yang masih sama-sama menempel,eli membuka mata dan menyunggingkan senyum manisnya meng ekspresikan kepuasan saat kita bercinta. Kita pun berciuman lama, saling mengungkapkan rasa rindu dan nafsu yang sama-sama kita tahan selama beberapa hari belakangan. Berlomba-lomba mengeluarkan desahan, bukti kita sama-sama menikmati pecumbuan didalam rumah orang. Kedua tanganku tak berhenti meremas dan memainkan pisang yang menancap duburnya, Eli pun mengangkat kaki kanannya agar ia menginjak tepi kursi yang ku duduki sedangkan kaki kirinya menapak diatas lantai.



Dilepaskannya ciuman panas kita disela percumbuan ini,menegapkan badannya lalu menyodorkan payudaranya didepan mukaku. Kepalaku didorong tangan kanan Eli, menempelkan putingnya yang mengacung di mulutku. Tak mau mengecewakan eli,ku hisap dan gigit-gigit kecil putingnya.

"uuuhhhhhh
terus sayaangg....
eessssshhhhhh aaaaaahhhhhhhhhhhh
eeemmpppphhhhhhh"
Desah eli menikmati hisapan dan gigitan di putingnya

Tanganku yang sudah tidak menerima beban tubuh eli, mengangkat dan menjatuhkan tubuh Eli agar kontolku tidak hanya merasakan jepitan memeknya. Yang benar saja,dengan gaya ini aku merasa jepitan memeknya makin kuat. Meremas dan menghisap-hisap kontolku saat masuk ke dalam memeknya, dan mengurut kontolku saat kontolku terjabut. Sadar akan reaksiku yang keenakan dan mengatur nafas agar pejuhku tidak keluar, dengan senyum liciknya tangan Eli mengarahkan tangan kananku agar memegangi pisang di duburnya dan mengarahkan tangan kiriku agar meremas susunya. Ku turuti saja arahannya dan bersiap dengan apa yang akan ia lakukan.

"uuuhhhh
hah hah
hah haahhh

emmppppphhh aahhhh
aahhhh aaahhhhh"
bukan desah eli tapi desahku

Dengan lihai ia putar-putar pinggulnya, mengangkat tubuhnya lalu menjatuhkan tubuhnya lagi dilanjut goyangannya lagi dan berulang terus. Dengan urutan, sedotan dan cengkraman memeknya, aku hanya bisa diam pasrah menikmati servis spesial dari cucuku. Mengerjai kontol kakeknya dengan memek sempit dan nakal miliknya. Desahan dan erangan sama-sama kita keluarkan, kulihat eli juga seperti kesusahan menahan orgasmenya. Menggigit bibirnya sendiri dengan mata yang terpejam, meresapi kenikmatan kontolku yang menumbuk memeknya hingga diujung lubang.

"eennggghhhh aaahhhhhhh
aahhhhhhh aaaahhhhhhhhhh
eeliii kee...luaaaarrrrrr...
eeemmpppphhhhhhh
emmmhhhhh aaaaaaahhhhhhh...."
Desah eli dilanjutkan dengan siraman air dilubang kenikmatannya

badan eli ambruk di pangkuanku, memelukku lagi sambil memejamkan mata. Meresapi kenikmatan didalam memeknya yang tersumpal kontol kakeknya. Kepalanya tertunduk bersandar di pundakku.

"Gilaaakkkk
mau muntah duluan aku tadi!!
gila sih..
bisa sehebat ini dia,belajar darimana ya?"
Ujarku dalam hati dan bertanya-tanya dengan skill eli

Sambil menunggu nafas eli sampai teratur kembali dan mengatur nafasku sendiri agar bendungan pejuhku tidak jebol, aku menenangkan diri dengan mengelus-elus kepala eli namun tangan kiriku masih berjaga-jaga menahan pisang di duburnya agar tak terjatuh dengan posisi ini. Dengan ekspresi wajah yang puas seperti mendapatkan hadiah berupa sepeda dari presiden, eli tertawa kecil lalu menatapku dalam.

"goyangan eli enak kan Mbah?
Hehehehe"
Tanya eli yang bangga akan kemampuannya

"Iya sayang,enak bangeett...
simbah sampe mau keluar tadi.
untung aja kamu keluar duluan, jadi bisa ketunda hehehe"

"Hihihii
Suamiku memang hebat, selain tit..
eh kontolnya enak, bisa tahan lama dan buat eli keluar terus
emmuaahhh"
Puji eli lalu mencium keningku

"Tahu nggak sayang, aku bisa goyang begitu yang ngajarin siapa coba tebak?
hihihi"
Tanya eli yang membuatku penasaran

"eemmmm...
terakhir kita ngewe tuh kamu belum sehebat ini sayang,
kalo suruh nebak sih jawabannya ya Sulastri atau ci Juminten"

"Heheheee
bener banget,mbak Juminten yang ngajarin..
Tapi aku nggak mau cerita lebih, soalnya aku udah janji kalau itu rahasia kita berdua
Wleee"
Ujar eli sambil menjulurkan lidah meledekku

"Waaahhhh
ada rahasia-rahasiaannya...
Rahasia macam apa tuuuhh?"
Tanya ku lagi,kepo

"Eemmmm...
Kamu tanya aja sama mbak jum langsung ya sayaang...

sebenarnya aku pengen cerita juga, tapi mbak Juminten nyaranin buat rahasiain hal ini...
Malu katanyaa
hihihii"
Jawab eli yang belum mau membocorkan rahasia mereka

"ya mana berani"
Jawabku singkat

Eli pun berinisiatif memulai ronde selanjutnya, ia pegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mengajakku bergulat menggunakan lidah. ia berdiri menyisakan palkonku yang masih menyumpal di memeknya, menyervis palkonku dengan skill baru yang ia dapatkan dari Juminten. Meremas dan menyedot palkonku kedalam memek beceknya, dengan sengaja ia hanya memasukkan kontolku seperempatnya saja lalu mencabut kontolku sampai mau lepas. ia masukkan seperempat lagi, ia cabut lagi hingga mau lepas. ia ulang-ulang terus sampai aku ingin menyerah karena merasakan nikmat yang tak bisa ku utarakan.

Aku yang merasa dibuat kentang dengan jawaban eli dan tidak tahan dengan skill barunya, mendapatkan sebuah ide untuk mengerjainya lagi. Sebuah ide cemerlang dari teman sejiwa yang hanya muncul didalam otak kotor seperti otakku. Dengan cepat kucabut pisang yang mengganjal dubur miliknya bersamaan dengan kontolku yang hampir terlepas dalam genggaman memek eli. sadar akan palkonku yang basah akibat cairan orgasme eli, langsung saja kuraih kontolku dan mengarahkannya ke lubang burit miliknya.

"Plup!"

"eenggghhhhhhhhh.."

"Slep!"

"Ooohhhhhh!!
aaaaaahhhhhhhhhhhh...!!"

Desah eli dengan kencang karena kaget setelah mendapati dubur yang tadinya tersumpal pisang,kini diganti dengan kontolku yang ukurannya 2x lebih besar. Terasa nikmat walaupun palkonku saja yang masuk kedalam dubur milik cucuku, didalam sana palkonku berasa diremas-remas dan hebatnya lubang ini adalah remasannya lebih kencang daripada remasan memek milik Eli.



"Oooooooohhhhhh
sayang,
sayang
emmppppphhh"
Desah eli sambil menepuk-nepuk pundakku

"ooooohhhhh
hoh hoh
hoohhh

bentar,
sebentar,
sebentar

eenggghhhhhhhhh"

Tanpa memperdulikan permohonan eli dan kesiapannya,ku angkat dan menekan kebawah pinggulnya agar kontolku bisa keluar masuk kedalam dubur miliknya. Walaupun begitu,kaki Eli terlihat mengikuti arahan tanganku yang mengangkat dan menekan pinggulnya. Mengurangi beban berat tubuh miliknya di tanganku. Perlahan lahan kutekan lebih dalam pinggulnya agar batang kontolku juga ikut memasuki lubang dubur miliknya, menelusup masuk perlahan dibaluti lendir licin bekas klimas sang empu dubur yang sedang ku gali. Melihat eli yang mengernyitkan dahi menahan perih, kubantu dia untuk menyamarkan rasa perih dan sakitnya dengan memainkan putingnya. Kuhisap dan kusentil-sentil putingnya bahka kuselingi dengan gigitan kecil di puting tersebut, berharap bukan hanya sakit dan perih yang dirasakannya. Kucoba menekan lagi pinggulnya,memaksa bool Eli agar menelan kontolku lebih dalam.

"eenggghhhhhhhhh

hoohhh
hoh hhoohhh
hooohhhh

sa..kiittt
eenggghhhhhhhhh"

Usaha kita berdua membuahkan hasil yang cukup membuatku senang,kini dubur milik eli telah menelan seperempat panjang kontolku. Aku pun berasa diberikan kejutan cucuku,eli yang bilang sakit malah membantuku untuk menekan pinggulnya. Memaksakan duburnya menelan kontolku dengan melemaskan otot duburnya lalu menekan lagi kontolku agar masuk lebih dalam. Aku merasa diuntungkan karena kontolku telah dilumuri cairan kenikmatan dari memek eli, memperlancar penetrasi kontolku di duburnya. Namun dengan masuknya setengah dari panjang batang kontolku, aku tak tega melihat wajahnya yang meringis menahan sakit. kakinya pun sudah mulai bergetar karena menahan berat tubuhnya. Mungkin dia akan meng istirahatkan kakinya jika kontolku bersarang dimemeknya karena sekarang memeknya sudah terbiasa menerima kontolku seutuhnya, tidak dengan posisi kontolku yang berada di bool miliknya yang baru masuk setengahnya saja sudah membuat dia meringis kesakitan. ku angkat tubuh eli agar dia melepaskan kontolku dari dubur miliknya, menyuruh dia berbaring diatas meja makan dan memposisikan pantatnya di tepi meja.



"Pelan-pelan sayang,
masih belum terbiasa aku...

Cuih
Cuih

Rasanya sakiiitt tapi enak,
kayak pas pertama kali memekku kamu masukin pake kontol inii"
Ujar eli sambil meludahi tangan kanannya lalu meratakan ludahnya dibatang kontolku

Dengan lembut ia urut kontolku sambil meratakan ludahnya, ia ludahi lagi tangannya lalu mengusapkannya lagi dikontolku. Diarahkannya kontolku di depan lubang duburnya, aku yang paham akan maksudnya mengambil alih kendali kontolku agar lebih terarah. Ku tusuk duburnya dengan perlahan kudorong pinggulku dan melihat palkonku telah memasuki lubang ternikmat nomor 2 milik Eli, kudorong lagi perlahan agar masuk lebih dalam. Beruntung kontolku tadi sudah dibaluri ludahnya eli, membuat penetrasi kontolku didalam duburnya menjadi lancar namun terasa terhenti saat kontolku sudah masuk setengah. Kudiamkan dahulu kontolku sambil mengocok memeknya dengan dua jari tangan kananku, membuat eli yang mendesis dan melenguh kesakitan berubah menjadi mendesah. dengan tempo lambat kugenjot dubur sempit miliknya tanpa memaksa untuk masuk lebih dalam, kuhentikan kocokan kedua jari kananku agar eli merasakan penetrasi kontolku di duburnya.

"eenggghhhhhhhhh
ouuhhhh
uuuuhhhh uuuuuuhhhhhhhhhhh
emmppppphhh

periihhh..
tapi enak sayaangggg
eennggghhhh eenggghhhhhhhhh
aauuhhhh uuhhhhhhhhh"
Desah eli sambil meremas susunya

Aku yang melihat eli meremas-remas susunya pun merasa makin meluap-luap nafsuku, kugenjot lebih cepat lagi duburnya sambil memainkan klitorisnya. lambat laun kurasakan otot-otot dubur miliknya sudah tak setegang tadi, memberiku peluang untuk memasukkan kontolku lebih dalam. Kucicil sedikit demi sedikit galianku sambil menggenjotnya dan tanpa kusadari,kini kontolku bisa masuk seutuhnya kedalam dubur milik Eli. Kudiamkan sejenak posisi kontolku yang sudah masuk seutuhnya. dengan kedua jari tangan kanan yang mengocok memeknya, kudekatkan wajahku mendekati putingnya lalu memberi servis seperti biasanya di susunya. Kulepaskan kulumanku di susunya lalu menggenjot kembali bool miliknya, menarik hingga hampir terlihat palkonku lalu memasukkan kembali kontolku hingga pinggulku menyentuh pantatnya. Ku ulangi terus sambil meludahi lalu meratakan ludahku dibatang kontolku, memaksa ludahku menjadi pelumas kontolku melakukan penetrasi. Makin lama makin lancar saja yang kurasakan saat kontolku dengan sibuk keluar masuk kedalam memeknya. Ku percepat lagi genjotanku, terdengar makin keras desahan eli kali ini tanda ia akan mencapai orgasmenya.

"eemmmhhhh
uuuhhhh uuhhhhh
enn..naakkk eeengghhhhhhhh

teerrrr...uuuuussss uuhhhhh
uuhhhhhhhhh uhhhhhh
aaaahhhhhhh aaahhhh
aaaahhhhhhhhhh"

Merasa kapok ditinggal klimaks duluan,kuturunkan tubuh eli agar menungging.



Tanpa mencabut kontolku,kutarik paha mulus miliknya agar tubuh bagian bawahnya turun dari meja. Kuarahkan tubuhnya agar menungging dengan badan yang masih diatas meja makan, memamerkan tubuh langsingnya dari belakang. Aku pun berinisiatif menampar-nampar pantat eli dengan gemas, meremas-remas pantatnya dan melebarkan pantatnya ke samping memperlihatkan kontolku yang menancap di bool miliknya.
Mendengar jeritan dan desahan eli saat kukerjai pantatnya, makin membuatku bersemangat untuk menggenjot kembali. Langsung saja kugenjot dengan tempo sedang karena aku tahu,Eli dan aku sudah diambang batas. Sama-sama akan mencapai orgasmenya, menyiramkan benih-benih cinta kita berdua. Dengan tangan yang masih meremas-remas pantatnya, ku naikkan lagi tempo sodokanku yang membuat eli makin meninggikan volume desahannya.

"uuuhhhhhh uuuuuuhhhhhhhhhhh
eenggghhhhh eenggghhhhhhhhh
tee...rrrruuuusssss...

aaahhhh ahhhh
aaahhhhhh
uuuu....uuuuuuhhhhhhhhhhh"

"keluar,
keluar sayaang
eennggghhhh aaahhhhhhh
aahhh aaahhhh
aaahhhhhh aaaaaahhhhhhhhhhhh"
Desah eli disusul dengan tembakan peluru kental di boolnya

"Croooooootttttt
Crot!
Crot! Croooootttttt"

Empat tembakan peluru kental ku bersarang didalam lubang belakang milik cucuku. Terlihat eli kelelahan setelah pertempuran siang hari ini, keringatnya mengalir keluar dari dalam pori-pori memberi kesan seksi. Kulihat jam digital diatas pintu belakang rumah sudah menunjukkan pukul 13.29.



Segera kucabut kontolku dari dubur eli, mengalirlah cairan kental yang asalnya dari pusaka keramatku. Mengalir perlahan dan menetes di lantai keramik berwarna putih.

"Sayaang...
sayaaaangg..."
Panggilku

"hemm?
iya sayangkuuhh"
Jawab eli memutarkan badan dan menatapku dengan wajah kecapean

"Mandi bareng yuk,
mumpung mereka belum pulang"
ajakku yang membuat eli tersenyum lebar

"Slruuuuupp
Slrruuuuuuuuuppp"
Entah siapa yang memulai,kita pun berciuman





"Kreeeeekkk....."
Ditengah ciuman mesra kami, terdengar suara pintu gerbang yang terbuka
 
Juminten nya juga dihajar hu..
Buat Juminten ketagihan & temui Mbah setiap minggu..
3some sama Sulastri atau Eli...
Perawani Anal Juminten & Sulastri...
 
Bimabet
Mantabzzz... terimo kaseh apdetnyo @Moonton
Makasih updatenya om @Moonton
Makasih atas apdetnya om @Moonton
:beer: :beer:
Makasih update nya suhu @Moonton ..di tunggu update selanjutnya
Makasih buat updatenya kak @Moonton
Sama-sama suhu, terimakasih sudah mau membaca coretan buluk ku:matabelo:

Menang banyak si mbahh nhh
Nuhun updatenya juragab
Selama masih "POV Mbah Marto", si embah bakal menang banyak hu. tp suatu saat bakal ketemu masa expirednya jugaa:lol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd