Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Izin pantau gan
Monggo huu..
Makasih suhu @Moonton update nya.
Sami-sami huu :malu:
Juminten nya juga dihajar hu..
Buat Juminten ketagihan & temui Mbah setiap minggu..
3some sama Sulastri atau Eli...
Perawani Anal Juminten & Sulastri...
tunggu tanggal mainnya aja hu:o
Lanjutjaaaaa
Siap hu!!
Tapi mohon bersabar ya..
Soalnya para setan dikurung di bulan ini, jadi nggak ada yang bantu
:D
 



Part 8




Pov Eli Astuti (bagian 1)




Mulustrasi Eli Astuti


Malam hari disalah satu rumah warga Margo Mulyo, terlihat seorang gadis yang tengah melihat acara sinetron kesukaannya namun fikirannya melayang mengkhawatirkan sosok lelaki yang dia cinta dan kekasih yang dulu pernah mengisi hatinya. Dia ditinggal oleh lelaki barunya dengan meninggalkan sebuah cerita yang tidak masuk akal bagi dia, namun beruntung lelaki yang dicintainya tidak sampai masuk penjara karena permintaan egois dari dia. Sedangkan mantan lelakinya telah membuat ia kecewa dengan tindakan egois yang mementingkan nafsu dan fantasi liarnya. memaksa gadis tersebut agar melayani lelakinya dan teman yang diajak untuk membantu mewujudkan fantasi liar si mantan. Sangat membekas di ingatan gadis tersebut akan kebringasan para lelaki yang menyetubuhinya malam itu, diawali dengan lelaki yang bermain kasar dan main paksa lalu diakhiri dengan sikap lembut sang pria tercinta namun dengan tega menghajarnya habis-habisan dan membuat dia kuwalahan. Jantungnya terpacu karena mengingat panasnya kedua pergumulan itu, bersama sang mantan dia bisa merasakan nikmatnya bersetubuh dengan cara yang extreme dan merupakan pengalaman baru baginya. Gadis tersebut berangan-angan dan membayangkan rasanya jika yang berada diposisi mantannya adalah kakeknya, dengan ukuran kelamin yang lebih besar dan panjang juga telapak tangan yang kasar. Dia akan dipaksa, diikat, ditampar, dicambuk dan diperlakukan berbagai siksaan dari tangan sang kakek, menerima pelecehan dan sebuah pergumulan panas yang membuatnya menangis gembira jika bisa merasakan bersama orang yang di cintainya.

Ditengah lamunannya ia tersadar dengan rasa geli seperti ada air yang mengalir didalam kelamin miliknya, firasat nya mengatakan bahwa ia akan mengalirkan keluar darah kotor dari kelaminnya karena mengingat pertengahan bulan adalah jadwal rutin menstruasinya. Ia langkahkan kaki menuju kamar untuk mengambil pembalut dan celana dalam, lalu segera ke kamar mandi mengganti celana dalam yang sudah ia pasangi pembalut dengan sayap disisi kanan dan kiri. Anehnya saat ia melepaskan celana dalam, ia tidak melihat ada bekas darah melainkan cairan bening yang sedikit membasahi celana dalamnya. Setelah mengganti celana dalamnya dan memakai celana dalam yang sudah dipasangi pembalut, ia pun berjalan menuju ruang tamu sekaligus ruang keluarga dirumahnya. Lanjut duduk di sofa sambil melihat sinetron kesukaannya, ditemani secangkir teh manis yang sudah dia siapkan sedari tadi dan toples berisi camilan.

Dengan khidmat gadis tersebut mematung menatap layar kaca berwarna hitam dan putih didepannya, meninggalkan teh manis dan satu toples jagung goreng di atas meja. Adegan demi adegan diperlihatkan sang aktor dalam sinetron tersebut, memperlihatkan perjuangan seorang wanita yang mempertahankan hubungannya dengan sang suami meskipun ibu mertua selalu membuat sakit hati. Air mata pun mengalir diatas pipi gadis itu, ia pun mengusap air mata lalu mengambil toples didepannya. ia buka toples tersebut dan memakan jagung goreng didalamnya, ditemani suara lagu tanda sinetron kesukaan eli sudah selesai. Suara kodok saling bersahutan dikala malam menjelang, samar-samar terdengar suara burung hantu yang seperti orang cegukan. Daun-daun kering diatas genteng pun mengeluarkan suaranya saat tertiup angin, tertiup angin malam disebuah pedesaan.








Jam dinding menunjukkan pukul 21.00, aku pun segera mematikan tv dengan memencet tombol power yang berada didepan tv bagian kanan bawah. Setelah mematikan tv,aku dikejutkan dengan suara ketukan pintu depan lalu terdengar suara pria yang memanggilku. Segera kulangkahkan kaki menuju pintu depan untuk membukakan pintu, berjalan dengan perlahan karena kepalaku terasa pusing efek kurang darah.


"Ceklek"

"Hehehee
Nak eli kok belum bobok sih?"
Basa-basi pria yang ada didepan pintu rumahku

"Ini mau tidur,tapi pak RT malah kesini.
Mau ngapain pak?"
Tanyaku dengan judes

"Mau nengok kamu, takut ada apa-apa gituu..

Nak eli udah makan belom?
ini bapak bawain martabak manisnya mas nur, diterima yaa
hehehee"
Ujar pak RT sambil menyodorkan plastik putih berisi box kecil berbahan kertas

"Oohhh...
Makasih ya paaakk...

ya udah, Eli mau masuk terus bobok.
Makasih udah beliin Eli martabak manisnya ya pak.."
Sahutku datar merebut plastik yang dia bawa lalu menarik gagang pintu untuk menutupnya

"E e eeehhh...
sebentar nak eli, pak RT mau ngomong sebentar..."
ujar pak RT sambil menarik gagang pintu sisi luar agar tak tertutup

"ha?
Udah jam segini lho pak...

yaudah!
buruan ngomong!
Kalau nggak penting,aku tutup!"
Sahutku agak membentak karena merasa terganggu dengan kehadirannya

"i i ii iyaaa
hehehe
iya nak eli,
hehehee

anu, ituu
emm...
soal simbah kamuu.."
Ujar pak RT yang membuatku sedikit kaget dan menjadi tertarik dengan apa yang akan ia bicarakan

"Tapi tolong izinin pak RT masuk dulu ya..?
soalnya takut kalau sampai kedengaran tetangga..
hehehe"
Imbuh pak RT yang makin membuatku penasaran dengan apa yang akan dibicarakannya


Kubuka pintu rumahku lalu mempersilahkan pak RT masuk,lalu menengok depan rumah dan kiri kanan rumah memastikan tidak ada yang melihatku mengizinkan tamu masuk ke rumahku di jam segini. Kulihat ada cangkul disamping pot bunga Kamboja di teras sisi kanan, yang sepertinya milik tamu ku malam ini. Karena tidak sabar dengan topik yang akan dibicarakan tamuku segera kututup pintu lalu menguncinya, takut sewaktu-waktu mbak Yanti datang untuk memberi makanan atau sekedar ingin mengajakku tidur dirumahnya. Aku pun mengajak tamu ku duduk disofa dan menawarkan minuman untuknya, dia pun mengiyakan walau sempat menolak sekedar basa-basi. Aku ambil cangkirku yang sudah kosong di meja tamu untuk mengisinya lagi, karena meja tamu memang rendah aku pun agak memiringkan tubuhku agar bisa meraih gagang cangkirku. Tak ku sangka tamu ku memelototi payudaraku yang terlihat dengan posisi ini, matanya tak berkedip menelanjangi lekuk tubuhku seperti tak tahu malu jika dia sedang bertamu dirumahku. Setelah mengambil cangkirku, aku langsung menuju dapur meninggalkan tamuku yang masih melihatku meninggalkan ruang tamu.

Dua cangkir berisi teh dan kopi hitam juga martabak manis yang sebagian sudah kutaruh dipiring kecil, kubawa ke ruang tamu menggunakan nampan untuk ku sajikan kepada tamu ku. Ku taruh cangkir kopi didepannya dan martabak manis yang ia bawa, sedangkan secangkir teh ku kupegang sambil berjalan mendekatinya. Memilih duduk disamping tamuku agar aku tidak melihat langsung tatapan matanya yang menelanjangi tubuhku, dan pastinya dia hanya bisa curi-curi pandang. Dengan sengaja kuletakkan cangkir tehku dimeja, menarik tanganku agar menggeser ujung daster yang kukenakan. Terpampanglah paha putih mulusku, sampai-sampai celana dalamku hampir terlihat. Kusilangkan pahaku memamerkannya didepan mata pak RT yang ada disebelah kiriku, dia pun menyeruput kopi yang kusajikan lalu meletakkannya dimeja. Kubuka obrolan dengan tamu ku, ku dekati tubuhnya dan memegang pundaknya agar menghadap ke arahku


"Pak RT dari mana tadi,
Kok Eli lihat di teras ada cangkul?"
Tanyaku sambil melepaskan tanganku dari pundaknya

Dia pun mengangkat paha kanannya agar berada diatas sofa, membenarkan duduknya agar lebih nyaman posisinya.

"Hehehe
Tadi dari mengairi sawahnya pak RT, belakang rumahnya nak eli...

Tapi,
Pak RT beli martabak dulu buat nak eli di tempatnya mas nur..
Karena pak RT pengen ngasih camilan buat nak eli, sekalian ngobrol sambil makan martabak manisnya...

Martabak manis,
Tapi,
Tak semanis senyumnya nak eli
hehehe"
Jawab pak RT yang sepertinya berusaha menggombaliku

"aaa.. aaaaaa...
Pak RT bisa aja deehhh..."
Aktingku pura-pura baper dengan gombalannya

Kupegang pahanya dan menggeser tubuhku agar makin dekat dengannya, kuelus-elus paha pak RT yang terbungkus sarung motif kotak-kotak sambil menggigit bibir bagian bawahku. Sedikit menggodanya

"hemmm...
jangan gombalin eli paaakk,
Eli gampang baper lho orangnyaaa"

"hehehee
yaa kan pak RT juga udah baper sama nak eli...
Sekarang gantian doong...
lagian kamu itu cantik, manis...
Pak RT jadi..
Cepet kangen
Hehehe"

"ceguk"
Suara pak RT yang menelan ludah

"Sexy jugaa..
itu paha kamu bikin deg deg ser kalo bapak lihat..
Jadi pengen elus
Hehehee"
Ujarnya dengan nafas agak berat

"aaa aaahhhh
Pak RT ini lhooo
eli jadi malu kalau dipuji gituuu..."
ujarku pura-pura malu, menarik tangannya lalu meletakkannya diatas pahaku

"Pak RT tadi mau ngomong apa, tujuan bapak kesini bukan mau merayu eli kaannn..?"
Tanyaku

”ya dua-duanya dong..
Pak RT kangen soalnya sama nak eli..
ini nih, yang bikin pak RT makin kangen
hehehe"
jawab pak RT sambil mencolek tempikku

"auu!!

iiiihhhh
pak RT nakal!"
sahutku lalu ku balas mencolek selangkangannya. Tapi tidak sengaja tanganku mengenai tititnya yang sudah tegang

"aduh, jangan di colek-colek gitu..
dikocokin dong
hehehee"
pinta pak RT

"emmm....
Nggak mau aku,pak RT aja nggak mau ngomongin tujuannya kesini..
malahan pak RT lebih milih rayuin eli..
huh!"
Tegasku pura-pura ngambek, menyilangkan tangan didepan dada dan membelakanginya

"waduuhh
iya,
pak RT bakal ngomong,
tapii kamu jangan ngambek gituuu
ya?"

Tak ku jawab bujukan pak RT, pura-pura merajuk didepan tamuku.

"jangan begitu dong nak eli...
jangan ngambek gitu..

emm...
anu,
Nanti pak RT kasih uang deh buat tabungan nak eli..
ya?"
Rayu pak RT yang tak terduga


Aku pun kembali menghadap pak RT namun dengan tangan yang masih bersilang didepan dada, memasang expresi ngambek sambil menggembungkan pipi.
Terlihat dari gerak-gerik pak RT yang mulai panik dengan gimik ngambek ku, dia pun sedikit mengendorkan sarung yang dia pakai yang ternyata mempunyai fungsi lain yaitu untuk menyembunyikan plastik bening berisi segulung uang kertas warna merah.


"ini,
hehehee
Uang jajan buat nak eli..
Syukur-syukur ditabung aja, dikumpulin buat beli motor atau televisi yaa

ta tapi...
tolong layani pak RT ya nak eli
hehehe"
ujar pak RT yang ternyata ingin menggunakan jasa ku

"Cuma malam ini kan?
Oke!
ya udah, pak RT mau ngomong apa?
biar Eli dengarkan"
ujarku sambil menghitung uang yang dikasih pak RT

"ii iya nak eli..

bapak kangeenn
hehehee"
Jawab pak RT yang kini makin berani meremas susu ku


Tak ku sangka,tamu ku malam ini membawakan uang senilai satu juta rupiah. Hatiku ingin bersorak karena senang, namun tubuhku ku jaga agar tetap diam. Kulihat tamu ku yang menyeruput secangkir kopi didepannya, lalu membenarkan posisi agar mendekati ku dan meremas-remas susuku. Aku pun mendesah mendapatkan rangsangan dari tangannya, kutatap wajahnya yang memerah lalu ku goda dengan menggigit bibir bagian bawahku. Dia pun makin gelisah hanya dengan sedikit godaan dariku, mendapati dirinya sedang diamati wanita didepannya dan mendapat respon dari usahanya merangsang nafsuku. Kurebut tangan kanannya dan kugenggam dengan kedua tanganku, ku taruh tangannya diatas pahaku sambil mengelus-elus punggung tangannya. membuat dia makin kesusahan bernafas dan mukanya terlihat makin memerah


"eemmm
anu,
tadi pagi tuh simbah kamu pak RT suruh tinggal di rumahnya pak Jono yang ada di kota, buat mengelabui tetangga yang tahunya simbah kamu memp3rk0sa nak eli.."
Ujar pak RT sambil mengelap keringat yang ada di dahinya dengan tangan kiri

"Hahh?
Simbah memp3rk0sa Eli?
Kita tuh sama-sama kepengen pak, bukan karena Eli dipaksa...
Siapa memang yang masih mengira kalau Eli di p3rk0sa?"
Jelasku kepada pak RT

"eh?
emm...
itu,
Pak Kadir yang mengira kalau kamu di p3rk0sa...

Pa.. padahal pak RT udah kasih tahu kalau simbah kamu enggak mungkin tega memp3rk0sa nak eli, hehehee

Gituuu"
Terang pak RT yang ceritanya berbeda dengan yang diceritakan mas Jono saat aku tadi siang dirumahnya.

"Ha?
Udah?
Gitu aja pak RT?"

"Eh,
Sama...
anu,
Ta tadi pak RT juga udah beliin simbah kamu rokok,
emm..
terus tak semangati dia, biar enggak usah mikirin nak eli yang ada di desa...
hehehee

Pak RT bilang biar aku aja yang urusin nak eli untuk sementara..
hehehe"
Tutur pak RT yang aku tahu dia berbohong

"Aaa...
pak RT ini,
Bikin Eli jadi makin sayang aja siihhh..."
Rayu ku sambil memposisikan diriku diatas pangkuannya

"Pak kadir kok jahat banget sih sama simbah..
kan udah dikasih tahu pak RT kalau simbah nggak mungkin lakuin itu ke Eli...
iya kan pak?"
Tanya ku menggoda pak RT sambil mengelus pipinya

"eh?
hehehee
ii iya, pak RT uu u..udah ngasih tahu. Tapi dia nggak mau dengerin kata pak RT
hehehee"
Jawab pak RT yang makin kelabakan menerima godaanku


Aku dekatkan kepalaku disamping kepala pak RT, "kita pindah ke kamar yuk"
Pintaku sambil menjilat telinga bagian belakang milik pak RT. Tanpa diperintah untuk menggendongku hingga kamar tidur, pak RT langsung saja menggendong tubuhku dengan semangat. Langkahnya cepat dan mantap, membawa tubuh mungilku yang diam-diam juga sudah menanti ada sebatang titit yang mengobok-obok tempikku. Entah kenapa nafsuku bisa muncul tanpa tersaring dengan kondisi fisik lawan percumbuanku, hanya dengan menggoda pria yang menggendongku saja darahku berdesir dan tempikku kadang berkedut. Hanya dengan orang yang bukan siapa-siapaku dan orang yang tidak menarik bagiku, bisa-bisanya aku mengharapkan keberanian pak RT agar aku dicumbu. Apakah ini murni karena nafsu atau karena ingin melampiaskan rasa rindu dengan simbahku, aku ingin melenyapkan nafsuku malam ini dengan titit mungil milik tamuku.

Dibantingnya tubuhku diatas kasur kamar tidurku tepat ditengah-tengah, pak RT pun menanggalkan sarung dan kaos partai yang dia kenakan menyisakan celana dalam yang menutupi titit mungilnya. Pak RT pun merangkak keatas kasur untuk mendekatiku, menciumi wajahku dan meremas-remas susuku dengan beringas. Kami pun berciuman ganas sambil saling melepaskan celana dalam, kutarik celana dalam yang dikenakan pak RT agar aku bisa melihat titit mungil yang sudah menjebol keperawanan kedua lubangku. Ku belai dan kocok perlahan titit milik tamuku, dia pun tak mau kalah dikala berciuman tangan kanannya menusuk-nusuk tempikku yang lama kelamaan makin basah. Dilepaskannya ciuman kita lalu dia setengah berdiri dengan paha yang mengapit tubuh bagianku, menyodorkan titit kecil miliknya didepan muka ku dan menggesek-gesekkannya dimulutku.



Tanpa disuruh aku pun mengeluarkan lidahku lalu menjilat-jilat titit pak RT, membuat nafasnya makin berat dan lubang tititnya mengeluarkan cairan bening yang mengalir keluar. Karena sudah merasa cukup, dia pun mengarahkan tititnya agar masuk kedalam mulutku. Ku sedot dalam-dalam dan memainkan lidahku memutari batang tititnya didalam rongga mulutku. Pak RT yang mendesah keenakan,dengan tega menungging dan mencumbu mulutku. Dia pacu kocokan tititnya di mulutku hingga aku ingin muntah karena kesulitan mengatur nafas, tititnya menghujam ujung rongga mulutku namun tidak sampai masuk lebih dalam. Aku pun menepuk-nepuk paha pak RT agar berhenti, dan dia pun menghentikan cumbuannya lalu mencabut titit kecil yang ada didalam mulutku. Mendapatkan kesempatan bernafas, kutelan ludahku dan mengatur nafasku agar aku bisa melanjutkan cumbuan titit pak RT di mulutku. Disela aku mengatur nafas,tangan kananku tak diam saja. Kukocok pelan titit pak RT dan menyunggingkan senyuman kepadanya, dia hanya membalas senyumanku dengan desahan dan menggeram keenakan. Pak RT yang sudah tidak sabar langsung merebut tititnya dan menyumpali mulutku dengan titit yang sudah menghasilkan 2 anak dengan istri sah nya. Dicumbu lagi mulutku dengan ritme yang lebih cepat, bulu kemaluannya yang lebat menyentuh hidungku dan buah zakarnya menubruk-nubruk dagu ku.


"Clok clok clok
Clok
enggg
clok clok clok
Clok clok"
Tidak ada yang bisa ku ucapkan selain pasrah

"eenggghhhhhhhhh
Haahhhh
Hah hah hah
hah"
Pak RT menggeram dan mengatur nafasnya


Hampir dua menit aku bernafas dengan kesusahan, dan akhirnya mendapatkan pertanda akan berakhirnya cumbuan titit pak RT di mulutku. Titit kecilnya tiba-tiba berasa membesar dan makin hangat, tangannya pun menjambak rambutku ke depan agar kepalaku makin mendekat ke tubuhnya. Dia tekan pinggulnya hingga tubuhnya menempel di muka ku, hidungku tergencet perut bagian bawahnya yang tertutupi bulu-bulu lebat. Dia tarik pinggulnya pelan lalu menghujam mulutku lagi dengan keras, dia ulangi lagi dan lagi hingga aku tersedak karena kesusahan bernafas.


"Ohok
ohok"
Aku tersedak lalu air liurku keluar dari mulut dan hidungku

"Aaahhhhhhh.....
enngghhhh
aahhhhh"
Desah tamu ku

"Croott!!
Crroooottt"

"Aaahhhhh"
Desah pak RT sambil mencabut tititnya



Kusedot dalam-dalam tititnya saat dia akan mencabutnya, lidahku memainkan peran menggelitik kepala tititnya didalam rongga mulutku. Tamuku hanya bisa mendesah dan mendesis mendapati perlakuanku setelah orgasmenya. Dijabut titit kecil miliknya lalu mundur, memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku. Dia hanya tersenyum dan meremas-remas susuku sambil memandangiku yang memamerkan mulutku, memperlihatkan pejuh yang barusan dia muntahkan dan kutelan habis


"aaahhhhh
remas yang kencang paakk
aahhhh
iya,
eemppphhhhhh
gigiittt"


Dengan rakusnya pak RT meremas dan memainkan susuku, dia pelintir-pelintir putingku sambil menggigitinya. perih namun nikmat,dan tanganku langsung saja menggesek-gesekkan titit pak RT di bibir tempikku.


"Aaahhhhhhh
eessssshhhhhh aaaaaahhhhhhhhhhhh"
Desahku karena merasa nikmat


Sedang nikmat-nikmatnya penis pak RT menggesek-gesek area sensitif tempikku, dia rebut kendali tititnya agar segera masuk ke lubang tempikku. Menghujam tempikku dengan kasar dan menggenjot perlahan, kepala tititnya yang lebih besar dari pada batangnya tersebut menggaruk-garuk dinding tempikku yang lambat laun makin kencang temponya.



"emmmhhhhh
aahhhhh aaahhhhhhh aahhh
aaaaaahhhhhhhhhhhh
tee..rrrruuuusssss eennggghhhh
aaahhhh emmppppphhh"
desahku dengan dikejutkan tangan pak RT yang memelintir dan menarik kedua puting susuku sambil menyerobot mulutku


Tak seperti simbah yang bisa melakukan semuanya bersamaan, dia hentikan genjotan ditempikku karena tangan dan mulut pak RT sekarang sibuk mengenyot puting susuku dengan khidmat. Aku yang tak mau kalah, menggoyangkan pinggulku memutar dan naik turun agar tempikku juga merasakan kenikmatan yang sama dengan susu milikku. Diludahinya kedua susuku,dia ratakan dengan kedua tangannya dan meremas-remas susuku dengan kasar. ia sudahi ciuman dimulutku lalu lanjutkan penggenjotan ditempikku, tangannya sekarang dengan giat meremas susuku dan terkadang mencubit putingku hingga warna putingku memerah. Sabil menggenjot tempikku ia tampar beberapa kali susuku membuatku terpekik karena pedih, satu jari tangan kirinya menyelinap masuk kedalam tempikku bagian atas menambah ukuran lubang di tempikku. Dicondongkan tubuhnya meraih susuku, ia kulum dan jilati puting susuku bahkan sesekali digigit-gigit hingga sedikit meninggalkan luka. Badanku merinding dibuatnya, rasa sakit dan nikmat menyatu menjadi satu. Pentilku yang terasa perih namun geli karena aksi lidah dan mulutnya pak RT memaksaku mengikhlaskan jebolnya pertahananku. tempikku yang disogok dengan penis dan jari pak RT menambah kenikmatan baru, jarinya dengan nakal menggelitik rongga vagina bagian atas.


"Aaaahhhhhhh aaahhhh
eeeeenngggghhhhhhhhhh eemmhhhhh
paaa...aaakkkkk
eeemmpppphhhhhhh aahhhh aaahhh
Aaaaahhhhhhhh"
Desahku merasa nikmat

"eenggghhhhhhhhh"
Desah pak RT menggenggam tititnya lalu ia cabut dari tempikku


Pak RT pun bergegas berdiri dan mengangkangi tubuhku, ia tekuk lutut dibawah ketiak lalu menjambak dan menekan kepalaku agar menghadap samping. Cairan kenikmatan milik pak RT pun muncrat diarahkan di pipiku, membasahi satu sisi pipi yang membuat satu sisinya lagi merasa iri.



Dilepaskan jambakannya di rambutku, kali ini tangannya menyubit hidungku. Memaksaku agar membukakan mulut untuk bernafas. Dia jejali mulutku dengan tititnya disela mulutku yang sedang mengambil oksigen, digenjotnya titit kecil miliknya didalam mulutku. Beruntung, karena tititnya yang kecil aku masih bisa mencuri oksigen untuk bernafas disela rongga mulutku yang terisi titit pak RT.
Tanganku pun tak mau kalah, kuremas dan ku tampar keras pantat pak RT disela ia menggenjot mulutku sambil mencubit hidungku. Kuregangkan pantat pak RT kesamping,membuat dubur miliknya terbebas dari himpitan pantatnya. Sambil menahan regangan dipantatnya, kedua jari tengahku menggesek-gesek duburnya. Pak RT yang pasti merasakan sensasi geli di duburnya pun menghentikan japitan jarinya di hidungku, genjotannya dimulutku pun juga ikut terhenti setelah satu jari tengahku menelusup masuk kedalam duburnya. Kutekan sedalam-dalamnya jari tengahku agar masuk seutuhnya, memaksa agar memasuki lubang belakang milik tamu ku malam ini. Melihat pak RT yang mencabut tititnya dan mengocoknya sendiri, kutampar lagi pantatnya berulang kali hingga ia mendesah. Perlahan kucabut jariku dari lubang duburnya lalu setelah berada di pucuk jari, jari tengahku yang satunya ikut masuk kedalam lubang belakang milik pak RT. Dengan mudah kedua jari tengahku yang kurus ini pun masuk, kukocok dengan perlahan duburnya dan terkadang menggerakkan kedua jariku membentuk huruf O. Mendapati kocokan jari diduburnya, pak RT pun ambruk diatas kepalaku. Memberi akses bebas jariku di lubang belakang miliknya, mengobok-obok duburnya dengan kedua jariku dan bahkan hingga empat jariku masuk semua dengan lancar tanpa pelumas maupun ludah.


"Aaahhhhh
aahh aahh aahhh aaahhhhh
enak, aaahhhh
eemmmhhhh
enaaakkk"
desah pak RT yang sekarang tangan kirinya mengocok titit kecil miliknya yang sudah tegang kembali

"eeemmpppphhhhhhh
teruuusss aaahhhhhh aaaaaahhhhhhhhhhhh
tambah jarimu nak eli,

aahhhh eenggghhhhhhhhh
iya, eenggghhhhhhhhh
tambah lagiii

eenggghhhhhhh
uuhhhhh eemppphhhhhh
hah hah hah
aaaaaaahhhhhhh aaahhhh
aaaaaahhhhhhhhhhhh"
Desah pak RT yang kini 6 jariku memasuki lubang duburnya


Melihat ekspresinya pak RT yang keenakan dengan pelayanan khusus ku, kedua tanganku bergerak cepat agar ke enam jariku keluar masuk dari duburnya. Aku pun tersenyum simpul dan sedikit mengingat cerita pak RT saat ia menenangkan ku setelah mengambil keperawanan duburku. Sambil tiduran dan mengelus-elus tititnya, ia memiringkan badannya menghadapku yang tengkurap menahan sakit setelah aksi titit miliknya mengobok-obok duburku. Singkatnya, dia bukanlah seorang penyuka pria. Dia adalah korban dari orang-orang disekitarnya, dan dia terpaksa memberikan duburnya untuk beberapa orang tersebut.
Diawali dengan seorang ustadz di pesantrennya waktu SMP. Dia dirayu, ditawari pekerjaan dan di takut-takuti oleh ustadz yang paling dekat dengannya, karena waktu itu ustadz tersebut mendatangi kamar pak RT yang katanya sekedar memberi tawaran pekerjaan untuk pak RT dan memberi informasi bahwa SPP pak RT sudah nunggak beberapa bulan. Ustadz tersebut menawari pekerjaan dengan upah akan membayar biayanya sekolah pak RT di pesantren tersebut, dan tentunya dia ditakut-takuti akan dikeluarkan jika orang tua nya tidak segera melunasi. Karena pak RT takut dikeluarkan dan tahu dengan kondisi ekonomi keluarganya, dia pun meng-iyakan tawaran pekerjaan tersebut dan mulailah petualangan pak RT dengan uztadznya hingga 5 tahun setelah pak RT menikah dengan Bu RT. Yang pastinya, ustadz tersebut berani membiayai sekolah pak RT waktu SMA hingga pak RT kuliah mengambil S1. Setelah wisuda, pak RT dibayar bulanan oleh ustadz tersebut dengan gaji yang sama besar dengan gaji di tempat pak RT bekerja.

Yang kedua dan yang paling membuat pak RT menderita adalah dengan Dosennya. Bukan karena ajakan atau paksaan dan rayuan dosennya, waktu itu dengan sadar dan nekat pak RT menggoda dan menawari tubuhnya untuk dosen salah satu matkul yang paling dia tidak bisa. Beruntung atau tidak, dosen dan asistennya sangat terkenal dengan gosip yang beredar bahwa mereka berdua adalah gay dan mereka berdua berpacaran. Kata pak RT memang benar dosen tersebut bisa dipegang janjinya untuk membantu pak RT agar bisa mendapatkan nilai A, bahkan hingga beliau dengan sukarela membantu skripsi pak RT. Namun kebusukan dosen tersebut adalah caranya memperlakukan pak RT, dia dan asisten dosen tersebut diperlakukan kasar layaknya budak dosen tersebut jika sudah berada di ruangan dan dibeberapa tempat kencannya. Bukan hanya dengan titit dan jari dosen tersebut untuk mengobok-obok dubur pak RT, pentungan satpam bahkan tangan dosen tersebut pernah beberapa kali masuk kedalam dubur pak RT. Sangat berbeda dengan perlakuan ustadz yang memerawani dubur miliknya, dan pak RT merasa merdeka setelah ia di wisuda dan berpisah dengan dosen tersebut.

Merasa sudah puas dengan kocokan jariku diduburnya, pak RT menyingkirkan tanganku agar ia bisa berdiri. Dibalikkan tubuhku dengan kasar sambil menampar pantatku kencang, paham akan maksudnya aku pun menurutinya dan memposisikan tubuhku menungging. Diremas-remas pantatku sambil meregang-regangkannya agar duburku sedikit menganga, dia ludahi duburku lalu menjilatinya


"emmmhhhhh"
desahku kaget karena geli


Pak RT dengan rakusnya mengoral duburku sambil meremas dan meregangkan pantatku, dia tusuk-tusuk duburku dengan lidahnya terkadang dia ludahi lagi hingga terasa ludah miliknya sedikit masuk kedalam lubang belakangku. Puas mengerjai lubang pantatku, pak RT memintaku untuk telentang lalu memposisikan tititnya didepan lubang duburku.



Diludahi tititnya sendiri dan meratakannya diseluruh permukaan batang titit hingga kepalanya, ditusukkan titit mungilnya perlahan kedalam lubang belakangku. Perlahan tapi pasti, duburku telah menelan seluruh batang tititnya. Terasa kulit pinggulnya yang menyentuh pantatku, menandakan tititnya benar-benar sudah bersarang didalam lubang yang biasanya digunakan untuk membuang kotoran.


"eenggghhhhhhhhh
enak pak RT..."
Ucapku disela kegiatannya merasakan japitan duburku

"hehehee
duburmu sempit banget,
pak RT pasti cepet keluar ini"
Sahut pak RT


Dengan semangat pak RT menggenjot duburku sambil menggesek-gesekkan jempolnya dikelentitku, membuat rasa perih dan panas akibat gesekan cepat di lubang duburku tidak begitu terasa karena nikmatnya gesekan jempolnya. Terlihat pak RT menikmati sekali jamuan lubang belakang milikku. wajahnya terlihat lebih ekspresif dan natural, sangat berbeda jika dibandingkan saat diruang tamu tadi. Reflek aku jadi menyunggingkan senyuman disela rasa perih dan panas dilubangku, merasa senang dan bangga dengan kemampuanku yang bisa membuat pelangganku puas akan layananku. Kulihat pak RT yang kesusahan mengatur tempo sodokan tititnya di lubang duburku, menandakan ia akan mengakhiri ronde kali ini dengan kedua tangan yang meremas kedua betisku. Hentakan penutup telah di lakukan pak RT, terasa kedutan di lubangku yang berasal dari tititnya yang memuntahkan cairan kenikmatan miliknya. Tersembur kedalam saluran pembuangan, dan tersumbat titit mungil yang lama kelamaan mulai mengecil karena lemas.



Pak RT pun tersenyum sumringah lalu mendekatkan wajahnya, menciumi dan menjilati muka ku hingga basah. Dilanjutkan dengan ciuman mesra, saling melilit lidah dan bertukar ludah.


"Terimakasih ya nak eli...
Pak RT malam ini puas banget
hihihi"
Ujar pak RT lalu turun dari kasurku

"Sama-sama pak RT sayaaang...

Besok-besok kalau kesini bawa uang yang banyak,biar Eli makin semangat...
hihihi"
sahutku ikut bangun dan duduk di tepi ranjang

"Hehehee
bapak usahain yaaa
Tapi belum bisa di waktu dekat, banyak sumbangan soalnya
Hehehee"
Jawab pak RT sambil mengenakan sarung dan pakaiannya

"ya sudah,
Pak RT pamit dulu ya..
nak eli buruan ke kamar mandi, terus bobok.."

"ahh!!"
Teriakku kaget dengan tangan pak RT yang iseng mencubit pentilku yang masih terasa perih

"hihihii

pak RT ini lhooo
Jangan gituuuhhh
kalo Eli jadi pengen nambah gimana cobaa"
ujarku yang kini berdiri dan mencium bibir tamuku

"Cup
Slrruuuuuuuuuppp
slrruuuuuuuuuppp
aahhh"

"Udah ah,nanti pak RT keburu dicari Bu RT.
Pulang sana!
hehehee"
Candaku lalu menggandengnya menuju ruang tamu dengan kondisi masih telanjang


Kubuka kan pintu depan rumah dan mendorongnya keluar


"bapak pulang dulu ya nak elii"
Pamit pak RT

"iya pak, hati2.."
Jawabku dibalik pintu,takut kelihatan orang dari luar rumah


Setelah kepergian pak RT kututup pintu depan rumah dan menguncinya, ku matikan ruang tamu lalu berjalan menuju kamar mandi. Aku pun memilih untuk mandi lagi, karena sekujur tubuhku terasa lengket dan bau.

Selesai mandi, aku berjalan menuju kamarku dan memakai pakaian. mengenakan daster yang sama dengan sebelumnya namun berbeda warna, dan karena akan tidur aku hanya memakai 2 lembar kain yang menempel di tubuhku. Yaitu celana dalam dan juga dater pendek tanpa lengan dengan motif batik. Kulihat kasurku yang hampir copot spreinya, aku pun membenahi sprei kasurku dan menebahinya agar kotoran diatas kasurku terbuang.

Kurebahkan tubuhku yang sudah terasa lelah dan hati belum puas, kudekap guling diatas kasurku sambil tangan kananku menyingkap daster bagian bawahku. menggesek-gesek kelentitku dan membayangkan persetubuhanku dengan simbah, membayangkan tangannya yang kasar memainkan perannya untuk mengerjai tempikku.


"eeemmpppphhhhhhh...
siimmbbbaaaaaahhhhh
eeengghhhhhhhh.."
desahku dengan mata terpejam


Ditengah nikmatnya aksi jariku yang akan mulai memasuki lubang tempikku, aku mendengar suara ketukan pintu belakang dan suara pria yang memanggilku.


"Ellliiiiii..."
Sahut pria tersebut membuyarkan konsentrasiku
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd