Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Laili, Deni, dan Dosennya

Luar binasa suhu ga bertele" critanya tapi alurnya mntap. Monggo di lnjut suhu.
 
mantap sangat ceritanya hu....dr pertama baca story awal eh langsung maraton sampe sini
Gf nya emang joss
kali aja kapan kapan bisa ikutan...hehe
 
Khusus cerita ini namanya cerbungbung alias cerita bersambung-sambung hehe:Peace:
 
selalu menarik cerita mahasiswi dengan dosen nya
lanjut kan bro
 
masih bosen dengan latar massage brader... belum ada pengalaman baru
yaaa.. kali aja ada suhu-suhu dimari (sekota) yang bisa diajak bikin "cerita" baru..
apalagi kalo punya spec okeee
Ayo suhu bikin cerita bersama dg tema yg anti mainstream 😁 hehe mumpung se town (ngarep 😆😆)
 
Aku menyesal telah berpikir buruk kepada Laili, kekasihku. Tak mungkin Laili mau dengan dosen setengah tua yang lebih pantas menjadi orangtuanya. Aku juga berpikir boleh saja Laili nakal dan 'bermain' dengan lelaki lain, tapi jangan dengan dosennya atau seorang yang sangat jauh lebih tua. Sayang sekali jika vagina Laili yang legit dan wangi dimasuki oleh kemaluan seorang pria setengah tua. Toketnya yang gede ranum pun terlalu indah untuk ukuran pria seperti dosennya tersebut.

"Jadi bagaimana Laili?, maafkan Bapak karena merevisi lagi pekerjaan kamu, tapi sungguh ini demi kebaikan kamu ketika nanti penelitianmu diuji didepan beberapa dosen lainnya nanti", seru dosen itu.

"Bagaimana gimana Pak? kemarin kan Bapak juga sudah merevisi penelitianku, dan kupikir yang salah hanya yang kemarin. Aku tidak tahu lagi harus gimana Pak. 2 minggu lagi ujian penelitian sudah mulai dan minggu depan batas akhir pendaftaran dan pembayaran", ujar Laili pasrah.

Kulihat Laili pasrah dan wajahnya begitu melas. Dosennya juga tak berkata apapun, hanya tangan kanannya memukul-mukulkan pelan bolpen yang dipegang nya ke pinggiran meja. Aku yang melihat Laili pun juga merasa iba.

"Hmmm.. Mau gimana lagi Lail, Bapak juga tak bisa membantu lebih lagi. Kamu harus membetulkan pekerjaanmu dan secepat mungkin agar kamu bisa daftar ujian penelitian. Ini juga sudah terlalu malam, Bapak harus segera pulang karena istriku pasti sudah menunggu untuk dibasahi sawahnya", ujar Pak Dosen yang kemudian berdiri.

Aku kaget mendengar perkataan dosen itu yang sedikit cabul. Aku juga yakin kalau Laili tidak sebodoh itu kalau tak mengerti arti perkataan dosennya. Kulihat Laili yang semula duduk diam lalu berdiri juga. Jemari tangan Laili berada di baju memainkan kancingnya. Lalu secepat kilat dibukanya kedua kancing bajunya yang paling atas ketika dosen tersebut membelakangi Laili, dosen tersebut mengambil jaket kulit warna hitam yang tergantung di dinding.

"Pak....Sebentar.. Aku setuju", ucap Laili dengan suara agak berat. Aku kaget dan penasaran, mengapa Laili membuka kancing bajunya dan apa yang telah disetujui oleh Laili. Apakah Laili akan melakukan hal yang sama kepada Si Deni, agar penelitiannya tak direvisi ?. Aku semakin penasaran dan jantungku berdegup kencang akibat keadaan ini. Dosen itupun menoleh kearah Laili. Matanya terbelalak melihat penampakan yang begitu menggairahkan. Dengan hanya dua kancing yang terbuka, bra yang sudah dipelorotkan sedikit kebawah agar tak menutupi gunung kembar milik Laili. Menyembullah kedua toket gede Laili yang putih mulus. Aku yang melihat dan baru tadi menikmatinya pun tak kalah melotot. Hal yang sungguh memancing nafsuku untuk bangkit lagi.

"Biar aku yang menghangatkan Bapak dulu malam ini, baru Bapak pulang. Tapi Bapak janji jadi tidak merevisi penelitianku dan memudahkan aku ketika ujian penelitian nanti. Gimana Pak?", kata Laili sambil mendekat kepada dosennya. Langkah kakinya pelan dan menggoda, bak pelacur kelas atas yang akan melakukan striptease untuk menggugah nafsu para pria hidung belang. Segera dosen tersebut nyosor kearah toket Laili lalu menjilatinya dan menyedot-nyedot keras.

"Aaahh.. Pak. Pelan-pelan dong. Janji dulu Pak yang tadi", teriak Laili pelan kaget akan kelakuan ganas dosennya.

"Iya Laili, Bapak janji. Bapak pastikan kamu lulus dan nilaimu bagus", ucap sang Dosen berjanji. Sluurpps...sluurpp.. Dosen tersebut menikmati puting Laili yang terlihat semakin mengeras tanda bahwa Laili mulai naik gairahnya. Sambil menikmati toket Laili yang mulus, tangan dosen tak mau diam, Ia mencari ujung bawahan Laili dan segera mengangkatnya keatas sampai perut. Tangan kanannya memainkan vagina pacarku itu sedangkan tangan kirinya meremas-remas pantat Laili yang semok bergantian kanan kiri. Sungguh ganas seperti singa yang memangsa seekor domba setelah lama berpuasa.

"Ooohh Laili, kemana celana dalammu ?", tanya dosen itu.

"Seringkali aku tak pakai Pak, pahaku dan pantatku besar. Kata pacarku itu lembab nanti bisa memproduksi bakteri penyebab keputihan", jawab Laili.

"Ahhh, begini terus saja Lail, khususnya kalau kamu hendak bertemu dengan Bapak", pinta sang Dosen.

"Iya Pak.. kalau ketemu Bapak ya.. Asal aku segera lulus, nanti kalau sudah lulus akan kuberi servis spesial untuk Bapak", jawab Laili sambil meracau akibat dikuasai nafsunya.

Kemudian dibalikkannya Laili menghadap ke meja, didorong sedikit sehingga Laili bertumpu pada meja didepannya. Kaki kanan Laili diangkat dan ditumpukannya keatas meja. Nampaklah dari belakang , kedua lubang kenikmatan pacarku itu. Dosen itu berlutut lalu menjilati vagina Laili, membuat Laili mengerang nikmat dan sontak menggerakkan badannya kearah mulut dosennya. Laili meracau terus, tak kuasa menahan nikmat, dosen tersebut semakin liar menjilati vagina Laili. Aku yang melihatnya pun semakin bernafsu, aku tak menyangka bahwa Laili, pacarku, berlutut di hadapan seseorang yang jauh lebih tua darinya. Tak apalah pikirku, karena ini juga demi Laili agar segera menyelesaikan kuliahnya.

Puas dengan menjilati vagina Laili, dosen tersebut berdiri dan pergi mengambil sesuatu kearah kanan ruang tersebut. Aku tak tahu apa yang akan diambilnya. Kulihat kearah Laili lagi, nampak merekah lebar vaginanya dan basah. Aku juga merasa tak tahan, batang kontolku meronta-ronta ingin masuk kedalam sarangnya itu. Tak lama kemudian dosen itu kembali dan ternyata yang diambilnya adalah baby oil. Ditaruhlah botol itu diatas meja pergumulan mereka berdua. Lalu dosen itu kembali berlutut dan Ia menjilati vagina Laili lagi, tetapi tak lama, sang dosen dengan cepat menjilati lubang dubur Laili. Laili kaget dan melihat kearah dosennya.

"Jangan Paaakkk.. Geli sekali disitu". ujar Laili melarang dan dengan tangan kanan Laili mendorong kepala dosennya tetapi kakinya tetap diatas meja.

"Sudahlah.. Kamu diam saja Lail. Bapak tau tanda 'silit' (dubur/lubang pantat) sudah tidak perawan. Bapak juga mau mencoba lubang belakangmu, pasti enak karena bokongmu juga gede sekali", ucap sang dosen penuh nafsu.

"Ahhh.. aahhhh. Pak...Tolong jangan Pak.. Itu cuma buat pacarku Pak", sergah Laili. Namun kulihat justru Laili mendorongkan pantatnya kearah lidah dosennya. Yang justru hal itu menandakan lampu hijau bagi sang dosen untuk terus mencumbu lubang pantat Laili.

"Ayo Lail, siapkan yaa. Jangan tegang, Bapak selesaikan secepatnya karena sudah terlalu malam", ucap dosen pada Laili.

Laili hanya diam. Segera dosen tersebut membasahi seluruh kontolnya dengan baby oil dan sedikit disiramkan juga ke belahan pantat Laili. Otomatis cairan yang digunakan sebagain pelumas itu turun meluber kearah lubang pantat Laili. Diarahkan kontol sang dosen kearah dubur Laili, digesek-gesekkan sebentar. Ditusuk-tusukkan ujung kontolnya sedikit-sedikit sehingga dubur Laili agak terbuka. Kemudian ditempelkan kontolnya ke dubur Laili, perlahan kontol tersebut mulai masuk ke lubang dubur Laili dan semakin dalam.

Mereka berdua menahan nafas menikmati proses anal sex yang mereka lakukan.

"Aaaahh....Nikmat sekali silitmu Lail.. Begitu rapat dan serasa menyedot kontol Bapak hingga lebih dalam", racau dosen itu kenikmatan. Laili yang menerima sodokan kontol di duburnya juga teriak-teriak pelan.

"aahhh..aahhhh.aaah", hanya itu yang suara yang keluar dari mulut Laili. Sepertinya Laili tak merasakan kenikmatan. Itu karena kontol dosennya kulihat terlalu kecil. Belum pernah aku melihat kontol sekecil itu, dan kuyakin Laili juga baru kali ini merasakannya. Entah berapa menit berlalu, namun yang pasti tak sampai 5 menit. Tubuh dosen itu mengejan dan bergetar,tangannya mencengkram erat pantat Laili daaaannn...

"Aaaaagggghhhh....Aaakkkuu kkkelluaarrr Lail", ucap dosen tersebut menyemprotkan pejunya kedalam dubur Laili.

Laili melihat kearah dosennya yang kemudian segera mencabut batang kontolnya dari lubang duburnya. "plopp", suara yang keluar akibat kontol yang dicabut itu.

Tak nampak wajah puas dan bahagia di raut muka Laili, tetapi berbeda dengan sang dosen yang sangat merasa puas. Segera mereka berdua merapikan pakaian masing-masing dan sempat kulihat dosen memberikan tissue basah kepada Laili.
Aku segera beranjak pergi keluar dari ruangan itu dan kembali duduk ketempat semula.
Mantab gan 👍👍👍 full complex real storynya .. bikin thread lain aja gan yg incest ato yg anti mainstream hehe😆
 
Wah kmn ni semuanya kok diam2 aj jgn sampai mati tread nya lestarikan
 
Pada kemana yak :(
Masih disini menunggumu
Menanti lanjutan dari ceritamu
Lanjut suhu ;)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd