Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA League Of Decency ( The Sequels - Milf Series ) )

Status
Please reply by conversation.
layarrrr nya blum d buka uy,,come oN suhu pemirsa udah pada ngantriii
 
juragan..lah dah pagi lagi ini...
bau iler dah
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Warning : harap membaca kisah sebelumnya, sebelum melanjutkan kisah selanjutnya ini




Unwrapped Me
(Part 1)




Lilis







Wati







Sebenarnya, aku paling tidak suka jika harus datang ke tempat sidang seperti ini. Terlalu formal mungkin pikirku. Bila ini tidak berkaitan dengan kasusku, tentu aku memilih indehoi lagi dengan Lilis di rumah suaminya itu.

"lemes ". Begitulah pesan lilis seketika datang ketika aku sedang memasuki ruang sidang. Ah Istri kardi itu semakin fucking on. Kontolku mulai membuat sesak celanaku.

Tentu alasannya sederhana. Bayangan toket montok beserta kulit mulus kencang milik bini kardi itu merasuki otakku.

"Mau lagi?" jawabku membalas nakal pesan istri kardi itu. Suaminya sedang ngobrol dengan salah satu jaksa diteras pintu ruang.

" hmmm.. Padahal sperma kamu masih berceceran disini.."

Ah fuck...

Aku membetot kontolku.

"Masa sih teh ?"..

" hmmm iyah.. Kamu sih.. banyak banget ngecrotnya.."

Aku betot kontolku lebih keras

"Hmmm..Tetehnya nafsuin"

". ngebekas di kasur... nanti kalo suamiku tau gimana..? " ucapnya

"Hmm Biarin... Biarin dia nyium Bekas peju kontol yg bikin enak istrinya.."
ucapku gila.

"Ihhh ga sopan.."

"Lagian teteh sih.. Seksi banget.. Emang Teteh sekarang mau ngapain ?".

" ni aku mau nge - gym , ?

Langsung aku vc, saat diangkat olehnya, ia hanya memakai Bra dan cangcut hitam garis putihnya. Uh.. Aku tidak perduli bila Suaminya masih ngobrol diteras. Ketika tahu aku mulai ke asyikan melihatnya setengah telanjang itu, ia memutus hubungannya.

"Mau..." Ucapku

"Hihihii.. Ga bisa, aku mau pulang malem, nikmatin yah sidangnya "
ucapnya dengan emoji mengeluarkan lidah. Seakan akan tak perduli dengan wajahku yg mulai mesum ini.

Aku tak membalas lagi pesannya. Aku alihkan pikiranku ke hal yg lain. Memikirkan hal yg lain. Bisa gila bila aku masuk ke ruang sidang dengan kondisi seperti ini.


___-_________


Sebelum memasuki ruang sidang.

Aku melihat teh sarah menghampiri mbak wati dengan seorang yg tinggi dan terlihat masih muda. Tingginya hampir sama denganku. Namun ketika bersalaman ia tak lebih tinggi dariku. Kutebak itu adalah pengacara duo terdakwa yakni Hendra dan Tono.

Mbak wati tak pernah sama sekali menyinggung soal pengacara ketika kami berjalan dimobil tadi.

Mungkin ia tak ingin terlihat 'jelas' bahwa ia mempunyai senjata yg bisa membantu suaminya mengurangi masa hukumannya.

Senjata itu adalah pengacaranya.

Entah senjata apalagi yg akan dipakai oleh para istri ini ( Mbak wati, Teh sarah) agar bisa memudahkan suami2 mereka melewati masa sulit ini.

Aku bisa tahu kalo pengacara yg dibawa sarah itu bukan pengacara sembarangan.

Memang aku sempat bilang ke mang ujang bila ini sangat terdengar lucu, bila kasus 'sekecil" ini harus mengundang pengacara segala.

Toh nanti akan ketahuan seperti apa hukumannya melalui keputusan hakim nanti.

Aku memang kurang mengerti, bila harus memahami sistem, cara kerja, atau permainan yg terjadi di setiap sidang seperti ini. Aku tahu pengacara itu mempunyai jurus jitu agar clientnya bebas Dari segala tuntutan.

Nampak ia seperti 'all out' agar masa hukuman clientnya dipersingkat,

Tentu Kardi tak senang dengan keadaan ini. Ia berkali kali menyuruhku agar bisa menambah tuntutan kasus penipuan agar hukumannya diperbanyak.

Mungkin bahasa lainnya, rezza menitipkan dendamnya melalui kardi.

Ridiculous..

Bahwa dendam itu memang ada, tapi tak masuk akal bila ternyata ada orang yg 'dealing' dengan dendamnya sebegitu gigihnya.

Ekspresi yg kurasakan saat itu. Karena aku kurang paham, tentang ambisi seseorang yg begitu gigih membalaskan dendamnya. Sehingga terasa asing suasana sidang di hari itu.

Mang ujang duduk disampingku, sedangkan mang kardi duduk percis di depanku. Aku melihat mbak wati serta teh sarah duduk didepan untuk bisa dekat dengan para suaminya. Pengacaranya mendampingi mereka di sisi sebelah kanan hakim, sedangkan para jaksa duduk rapih berbaris di sebelah kiri hakim.

Seperti yg pernah kuduga, karena aku kurang begitu paham tentang jalan sidang ini, maka aku tak mau terlalu serius menghadapinya. Sampai sampai mang ujang berbisik dikupingku.

"Liat si hendra". ucapnya saat para terdakwa sudah memasuki ruang sidang. Aku kaget melihat hendra yg semakin kurus dan lusuh. Terakhir ketika melihatnya di B.A.P ia terlihat gemuk dan segar. Namun sekarang, ia terlihat kurang gizi.

" pantatnya pasti disodok orang dalem tuh, sampai kurus gitu" ucap ujang kepadaku dan ke mang kardi.

Kami langsung mengeluarkan tawa yg hampir mengganggu jalannya persidangan. Karena terlihat "sad but true". Betapa kurusnya hendra sekarang dengan kostum koko putih dan peci hitamnya itu. Karena mungkin tak sanggup menahan beban pikiran.

" Saksi pertama, saksi kedua, serta saksi ketiga silahkan berdiri satu satu untuk memberikan pernyataannya, serta disumpah berdasarkan keyakinannya ". Ucap hakim memulai persidangan.


Kami bertiga maju kedepan serta bersaksi atas kejadian yg sesuai ketika kami melakukan B.A.P dikantor polisi. Tentu kami mendapatkan serangan dari pengacara hendra dan tono itu, belakangan kuketahui pengacara itu bernama anton. Ia begitu smart, teliti dan jelas untuk bisa membuka kemungkinan kalo hendra dan tono seakan akan tidak bersalah. Tentu aku, kardi dan ujang hanya sebagai saksi, serta berbicara apa adanya sebagaimana b.a.p dikantor polisi.

Entah kenapa, aku menganggap ini semua seperti permainan formal. Tidak terlalu serius aku menanggapinya. Mungkin detailnya sangat panjang, rumit, ribet dan bertele tele. Inilah mungkin alasannya kebanyakan orang malas bila harus B.A.P dikepolisian bila hanya mengalami kasus kasus kecil.

Karena tidak terlalu serius aku menanggapinya, aku menjawab bila ditanya, bersikap cuek, dan tidak melebar - lebarkan masalah, mbak wati pun nampak tersenyum ke arahku. Setelah selesai menjadi saksi dan duduk kembali ke belakang, mbak Wati terlihat senang, aku bisa melihat dari ujung bibirnya bahwa ia berterima kasih kepadaku karena tak ingin membesarkan, apalagi, menambah pidana untuk kasus suaminya. Ia tersenyum sesekali kepadaku tapi kemudian membuang wajahnya.



Selesai sidang, aku serta ujang dan kardi sempat bersalaman dengan hendra dan tono.

Weww.. awkward....

Terasa canggung ketika kami bersalaman. Ibaratnya, kami seakan - akan harus membongkar wajah kami dengan ekspresi senyum palsu saat menjabat tangan mereka. Berbasa basi bla bla bla.

Apalagi aku ketika bersalaman dengan hendra. Betapa canggung ketika aku menjabat tangannya, tidak setelah ingat insiden bersama istrinya beberapa waktu yg lalu. itu bahkan sepengetahuan dirinya. That is Fucked up.
Aku stay cool, berusaha untuk menganggap semua itu sperti tidak pernah terjadi. Aku bahkan mulai bertanya, apa ia normal, bersikap biasa kepada orang yg terang terangan meniduri istrinya ?. This is indeed fuckep up

Aku bahkan melihat istrinya berdiri disampingnya itu. Dengan tampilan yg lebih fresh, lebih mengundang mataku. Dengan jilboob sopannya menunjukkan lekuk tubuhnya yg hot. istrinya bahkan mengabariku bahwa ia sering luluran sekarang, untuk hadiah anniversary suaminya ketika keluar nanti.

Aku mulai kembali menyadarkan lamunanku, tepat saat mbak wati mengucapkan terima kasih atas membantu memudahan sidang ini. Aku ucapkan sama - sama sambil kembali menjabat tangan suaminya, tentu dengan perasaan awkward.

Namun... aku mulai menghilangkan suasana awkward itu, karena teringat omongan dari mbak wati sendiri, bahwa tak mungkin terulang hal yg kemarin itu. Ia dan suaminya sudah membicarakn ini baik - baik dan sama - sama berjanji untuk pergi melangkah, tak mungkin mengingat lagi.

___-______

Kami semua makan bersama setelah keluar dari gedung sidang tadi. Setelah pamit dengan para terdakwa serta jaksa tadi kami memutuskan untuk makan bersama sama diruang makan ini, beserta pengacara mereka yg bernama anton itu.

Anton yg diruang sidang itu mati - matian membela clientnya, ia ternyata sNgat ramah. Mungkin ia hanya bersikap profesional diruang sidang tadi. Begitu ramah ketika sudah diluar dan bercengkrama dengan kami. Ia hobbi memancing ikan sawah, salah satu pengalamanku memancing adalah memancing dengan wawan di empang dengan hesty yg dirumah (baca Unthinking Majority ). Tentu itu adalah pengalaman pancing yg tak pernah aku lupakan dan bukan suatu pembicaraan yg bisa aku bicarakan di kalangan manapun.

Dengan seksama aku mendengar cerita anton tentang kisah memancingnya yg kebanyakan melahirkan kisah kisah horror. Anton terlihat sangat dekat dengan sarah duduknya. Bahkan berkali kali aku melihat anton memang terlihat "dekat" dalam tanda kutip ketika ia duduk dengan sarah.

Apa merekaa..... Hmmm..

Aku cuma tersenyum melihat mereka..
Aku yakin Mbak Wati pun akan cerita mengenai APA yg terjadi dengan mereka.

Justru mbak wati lah yg menjadi perhatianku hari ini. Layaknya kawan lama yg bertemu kembali. Kami membicarakan banyak hal, tentu sambil menikmati segar wajahnya yg semakin mulus, beserta tampilan jilboob mencetak toket besarnya dan putih kulit telapak tangannya. Guru ini memancarkan aura yg hot.

Meski aku yakin ia memang sudah bicara dengan suaminya, sudah melupakan kejadian waktu itu. "tak kan terulang". Namun justru dengan kegilaanku hal itulah yg membuatku penasaran.

Saat aku menjabat tangan suaminya, ia terlihat bersikap biasa, bahkan terlalu biasa untuk seseorang tahu, bahwa tangan yg ia jabat dengannya itu adalah tangan lelaki yg pernah bermain dengan istrinya.

Itulah maksud dari canggung ketika aku menjabat tangannya.

Tapi.. Dibalik itu semua, aku seperti ingin ingin membuka pintu yg lain. Pintu berbahaya, pintu gila, ketika aku melihat betapa seksinya istri hendra ini. Malah makin seksi karena ia merawat tubuhnya untuk hadiah annyversarry suaminya.

Terlebih lagi tadi istrinya berbisik dikupingku sebelum sidang tadi, bahwa ia memamg lulur untuk hadiah suaminya, namun justru bisikan itu entah kenapa malah seperti undangan buatku. Undangan yg membuat penisku nge twitch.

This is Worth to try.... Ucapku dalam hati..


_-_____-___




"Cuma pake sarung jangkrit doang" ucapku ditengah tengah obrolan di sela setelah makan ini.

Kardi duduk bersama ujang serta pengacaranya saling berhadapan bersama sarah. Sedangkan aku duduk agak menjauh disamping mbak wati yg dari tadi aku menikmati kecantikannya.

"Hah.. Apa ? .." tanya mbak wati mendekatkan kupingnya yg di tutupi jilbab itu ke mulutku.

"Cuma pake sarung jangkrit doang.. Pas minggu pagi kemarin aku jalan - jalan.. Mbak bilang cuma pake sarung jangkrit doang .. Pasti seksi banget." ucapku sambil tersenyum mengingat kejadian tiga hari lalu. Apa ia masih menyimpan foto penisku ? Ucapku dalam hati.

Mbak wati mencubit pahaku. Ia tertawa dan bilang

" jangan main bahaya".

Ucapnya tersenyum mengalihkan wajahnya ke bawah,

"Pasti seksi banget.. Mbak kan sekarang lulur tiap hari, pasti makin...".

" Buat si bapak" ucapnya sambil kulihat ada raut kebeanggaan ketika mendengar pujianku." bukan buat yg lain" lanjutnya lagi.

Ia memang tipe pemalu bila ditempat umum seperti ini. Dia memang terlihat semakin segar. Terlihat ... yummy..

"Tau ngga"?

" kenapa ?" ucapku.

" Tadi suami akuu, kaget ngeliat kamu..".
Ia memutar matanya kebawah, menunggu tanggapanku. Beberapa saat kemudian aku dekatkan mulutku dikupingnya yg tertutup jilbab itu.

"Suami mbak tau, kalo aku ngocokin mbak yg lagi pake sarung jangkrit itu". Ucapku bercanda.
Sontak ia mencubit kembali pahaku, namun kali ini ia mencubit lebih dalam,
Sehingga ia mengeluarkan suara" ah", karena yg dicubitnya adalah cetakan penisku yg mulai mengeras.

Ia terlihat kaget, namun tak berbicara sepatah kata, hanya melihatku sesekali dari ujung matanya. Mungkin ia berpikir, kenapa sudah memanjang keluar dari celana dalamku.

Merasa dejavu. Cubitannya membuat nafasku sedikit berat. Terutama ketika diam saja saat cubitannya menyapu penisku. Ia kembali melihat ke arah cetakannya itu, makin terlihat membesar..

"Sampe muncrat pas ngehayalin mbak cuma pake sarung jangkrit doang".
Ia melihatku tak percaya, kemudian ia memegang ujung jilabnya,

" jangan" ucapnya pelan.

Ia memegang ujung jilbabnya sebagai isyarat bahwa orang yg di ajak ngobrol ini adalah wanita bersuami. Memakai hijab pula karena ia guru agama. Aku harus lebih sopan bila berbicara dengannya. Tak lupa pula, dia adalah istri mantan anak buahku.

Namun aku seperti tak perduli, melihat cetakan jilboobnya menutupi susu besar itu. Dan gelembungan pantat besarnya membuat aku tak perduli.

" kamu memang harus ke therapy"

Ucapnya pelan masih memainkan ujung jilbabnya itu sambil melihatku.

"Ga bisa disalahin.. Mbaknya seksi.. Apalagi kalo cuma pake sarung jangkrit doang..".

Mbak wati menggeleng gelengkan kepalanya. Dan ia bersuara.. " tadi suamiku kaget ngeliat kamu ngobrol sama aku diluar sidang tadi.." ucapnya.

"Massa ?".

Ia menganggukan wajahnya sambil memanyunkan sedikit bibirnya. Terlihat manja dan seksi guru agama ini.

" trus dia bilang apa ?" tannyaku.

"Ya aku bilang aja, tadi cuma lagi ngobrol ke kamu, bilang kalo aku luluran buat Suamiku.." ucapnya, kemudian ia angkat ujung jilbabnya untuk disangkutkan ke bahunya, membuat toketnya yg membusung itu terlihat jelas oleh mataku.

Apa suaminya keras penisnya saat melihat istrinya mengobrol denganku ? Apa ini mulai dari awal lagi.

"Dia ga cemburu ?" tanyaku.

"Ngapain cemburu, orang aku ngomong jujur koq!".. Ucapnya lagi

"Mbak jujur banget yah sama suami" namun aku makin jelalatan melihat tonjolan payudaranya itu.

Mbak wati diam. Ia hanya mengangkat kedua tangannya untuk mengaitkan ujung jilbab ke bahunya lebih ke belakang. Semakin terlihat membusung dada nikmatnya, ia menatapku..

"Mangkanya jangan macem macem " ucapnya lagi.

"Aku ini bini orang" ucapnya lagi sambil lebih menyimpan ujung jilbabnya lebiih ke belakang. Entah kenapa ucapannya membuat kontolku lebih keras.

"klo kamu nakal lagi " ucapnya sambil melihat cetakan penisku yg membesar.. "suami aku bisa keberatan" ucapnya lagi berbisik sambil melihat ke arah sarah.

"Hayu sarah kita pulang.." ajaknya lagi sambil berdiri. Mungkin ia ingin menyudahi obrolan menjurus ini.

"Iya Udah sore..Ga bareng sama mas ryan lagi mbak" ucap sarah yg melihat ku duduk agak menjauh darinya.

"Ngga... hari ini aku ada les, aku udah pesen uber koq..". Ucapnya sambil melihat ku tersenyum.

"Ok.. ya udah.. Mari yah semua makasih loh mas masnya semua.."

"Iya sama2, hati hati yah"
ucap kami semua.

Aku melihat mereka pergi, sambil menikmati cetakan bool mbak wati yg terlihat menggelembung. setelah semuanya normal, kami meninggalkan ruang makan ini.









__-___



"Kenapa ngga sekalian aja sih boss vonisnya, ribet mesti nunggu minggu depan" ucap kardi disela sela jalan pulang ini, hari sudah memasuki waktu magrib.

"Elu kira bikin batagor, bahan siap, minyak ada, langsung jadi hari itu juga" ucapku menjawab mang kardi.

Mang ujang tertawa " emang dia mah males ribet boss, apa2nya bininya yg ngerjain".

What a Loser..
Ucapku dalam hati.

"Ngga instance lah Mang,
ngusrus perceraiannya aja berminggu minggu, gimana ngurus beginian".

" kira - kira berapa lama yg boss vonisnya ?"
Tanyanya lagi.

"Minggu besok aja liatnya, itu kan gimana hakim, plus kegigihan pengacaranya, emang kenapa sih mang, kayaknya ada apa - apa nih ?" tanyaku selidik.

"Iyaa.. Bener lu kar.. Ada apa apanya lu?" tanya ujang menimpali.

"Ngga apa2 uyy... cuman pengen tau aja".
" ada yg mesen itu sih kayaknya " timpalku
to the point.

"Kayaknya mah boss " lagi - lagi mang ujang mensupport dari samping.

"Ga ada yg mesen apa apa boss.. Emg siapa yg mesen ? ". Tanyanya pura2

" Kalo orang waktu itu marah2 dirumah mang pas malem itu gimana ?.."

Mang kardi mendadak diam dengan pertanyaanku, pun ujang yg bersikap kasual karena dia pun tau sudah jelas siapa yg ku maksud tanpa menyebut orang itu. Mungkin karena sudah merasa ditembak seperti itu mang kardi pun menjawab.

"Ooohh itu si rezza yah boss.. Udah Ga ada sangkut pautnya boss.. Saya udah ga bakal lagi kenal dia.. Udah jauh kenal sama orang itu." jawabnya yg membuat ujang serta alu belum tau kebenarannya.

"Lah. Yg bener mang.. Bukannya masih jadi pejabat di ormas itu yah?" tanyaku sambil mengingat satu ormas yg sempat kulihat daftar kepengurusannya bahwa kardi ada di sana.

Mang kardi terlihat kaget, mungkin sungkan ketika ku sebut langsung. Dia bersikap pira - pura bodoh, dan dengan terbata bata ia menjawab..

" u... Udah ng- gak boss itu udah ga lagi sekarang ".

If you say so...


Ucapku dalam hati, ingin aku membalasnya dengam nada sarkas, tapi aku sudah terlanjur malas karena sikapnya menutupi orang konspirasinya itu. Aku tidak tahu kebenarannya.

Tapi anda tahu... Kalo kita tahu sesuatu, berarti kita pasti tahu sesuatu....

If you knew something... Then You knew something..
___-_______________


Setelah lewat waktu magrib, kita sampai dirumah kardi.

Awalnya kita masih hangat membicarakan banyak hal, meski sempat awkward karena pembicaraan rezza tadi. Namun mendadak seru karena kami membicarakan tentang sarah dan pengacaranya yg terlihat cukup dekat.

" mau taruhan ga boss kalo sisarah pasti udah dikimpoi sama pengacaranya hahahah " ucap ujang.

"Wah menang banyak tuh pengacaranya, tau sendiri si sarah semlohay gitu, macem pramugari". Lanjut kardi.

"Elu mau kar.. Gw deketin kalo mau.." ucapku menimpali.

'Wah.. Kalah saingan gw sama pengacaranya, ga mau lah takut hahaha "

Cukup dekat. Ya mungkin itu terlihat benar, Meski kadang mang ujang mengoreksi untuk tidak berprasangka yg tidak jelas bila tidak ada bukti. Bisa saja dekat karena mereka client dan pengacara. Namun kardi tetap berkeyakinan bahwa mereka kimpoi satu sama lain.

Tentu kami kompak membuat banyolan tentang hal itu.

Mungkin Aku bisa bertanya dengan mbak wati mengenai kebenarannya.

Kami memang cukup hangat membicarakan itu semua, namun ketika turun dari mobil kami kaget.

Ada seseorang yg jelas aku kenal berdiri dan memanggil kardi dari arah bengkel motor.

Got to be fucking kidding me.. Ucapku dalam hati.

Orang itu berdiri dari duduknya, tersenyum, dan menghampiri kardi serta memeluknya. Ia cukup kaget karena aku ada disini, seperti tak menyangka kalo aku pun memang datang ikut ke sini.

Mengantar kardi dan ujang sama2 ke ruang sidang tadi. Namun ia tetap disambut kardi, malah sangat hangat menyambutnya. Ia menghampirinya dan memeluknya.

That is rezza..

_-________________


Aku diam sejenak, tak percaya, kalo ternyata kardi malah menyambutnya sehangat itu. Berpelukan layaknya old lovers. Is he gay ? Ucapku dalam hati, he must be gay..

"Baru saja Orang ini.. Si kardi... bilang tepat di wajahku saat kutanya tentang rezza.. kalo ia sudah tak ingin kenal dengan orang ini.. Tapi sambutan yg sangat akrab saat mereka bertemu itu, aku mulai merasakan mual di perutku.. Sic ". Ucapku dalan hati lagi.
Aku tahu orang ini tidak beres. Ketika melihat ketidak beresan itu, aku berencana langsung i pulang dari sini, namun mang ujang menahanku. Ia menasehati, bahwa bukan begitu caranya. Mang ujang memang benar, ini adalah rumah kardi dan aku harus bersikap biasa. Meski sangat ingin aku menendang kedua orang itu.

Namun, herannya, rezza seperti hilang tembok egonya, meski ia kaget melihatku, ia tersenyum akrab menunduk sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

" maaf yah pak ryan buat yg kemarin".

Damn.. Dia mengeluarkan kata paling sakti di antara kode kode bersosial.." Maaf"

Memang kata itu terlihat sederhana, tapi kata sakti itu memunculkan empati agar aku membalas jabatan tangannya, sekilas aku menghilangkan penilaian burukku tentangnya.

"Yaa sama - sama.." balasku menjabat tangannya.

Well.. Mungkin kita bisa mengulang dari awal sekarang. Aku memang sudah melupakan yg kemarin. Cuman ada satu yg masih mengganjal.

"Gimana pak Ryan sidangnya lancar.?" tanya rezza ramah terhadapku. Mungkin ia mulai jernih berpikir, kalo aku tak mesti di sangkut pautkan dengan dendam pribadinya. Meski kejadian kemarin membuat dua investor merasa tidak nyaman dan hendak membatalkan kontrak usahanya di ruko itu.. Memang cukup merugikan.. Mungkin itu juga alasannya aku malas bertemu rezza serta para konspirasinya. Dan yg lebih menyakitkan, ia berkonspirasi dengan orang yg ku percayai sejak lama.. Mang kardi...

"Bisa ditanyakan ke kardi pak" jawabku dengan nada datar.
Mungkin aku tak ingin berlama lama disini.

Mang ujang menyadari ke khawatiranku, ia langsung mengajakku duduk di ruang tunggu bengkel yg terang itu sambil tersenyum....

"Duduk dulu boss, kita ngopi dulu temenin saya, saya dijemput ade koq... Temenin sekitar 15 menit " ucap mang ujang. Lagi.... ajakannya merubah pikiran... Awalnya aku ingin segara cabut dari sini. Aku mulai berpikiran ingin kembali berkumpul dan ngobrol seru. Meski kardi dan rezza duduk mojok gelap2an di depan layaknya orang berpacaran.

Aku melihat ke atas, nampaknya sedang mendung sore ke malam ini. Suasana sekitar terasa sangat dingin. Sampai sayup sayup ku dengar obrolan dua itu di pojok

"Yah kenapa yah vonisnya lama banget" ucap rezza.. Mungkin kardi cerita banyak tentang sidang tadi.

Aku tidak marah, tidak aku tidak marah, aku bahkan sudah memaklumi rezza dengan kata maaf nya tadi.

bukan rezzanya yang mengganjal..

Justru kardi.

Aku benci dengan kardinya. Tadi dia bilang tepat diwajahku bila tidak mengenal lagi rezza. Kenapa dia mesti berbohong ?.

Sebenarnya, aku tak perduli bila mereka masih dekat. Tapi entah kenapa ia sangat menutupi orang itu, sebagai orang yg dipercaya dengan posisi penting diproyek, seharusnya melancarkan segalanya, bukan malah membuat investor ketakutan dengan lubang besar yang bekerja sama dengan orang tidak jelas itu. Ia lebih memilih nurut dengan ambisi dendam personal orang itu, ketimbang pekerjaannya diproyek. Melihat mereka akrab seperti itu, Aku mulai kesal dengan kardi, bahkan mereka mulai berbicara berbisik - bisik layaknya mafia meksiko.

Apa ia tidak menghargaiku ? Bahkan aku jelas ada disini, dengan tidak sopan mereka bicara berbisik bisik di depan..

That is a motherfu.....

Muncul mpv hitam masuk ke dalam halaman rumah. Aku yg sedang mengumpat dalam hati tadi tidak kuteruskan karena kedatangan mobil itu.

Awalnya aku bingung.. siapa itu, namun yg keluar adalah teh lilis. Aku baru ingat bila ia nge gym sore ini sampai malam chat sebelum sidang tadi. Akhh aku baru ingat nakalnya ia dengan tampilan bra dan cangcutnya ketika vc tadi.

Ia turun dengan baju warna hijau toska beserta jilbabnya yg keliatan basah disebagiannya karena keringat,

Speak of the devil..

Karena aku kesal dengan suaminya, aku menghampiri teh Lilis yg terlihat seksi dengan kaos hijau toska berkeringat itu.

"Koq masih di sini, emang dateng jam berapa?"

Ia terlihat kaget karena aku masih disini. Kaos hijau toskanya terlihat basah di sana sini karena keringat. Aku memperhatikan lebih detail, itu bukan kaos, aku yakin itu adalah tanktop, karena ada cardigan warna hitam menutupi kedua samping tubuhnya.

"Biasa makan makan dulu tadi, baru aja dateng'.

Kami sama - sama saling saling melempar tersenyum.

" abis nge - gym nih teh ?"

"Iya nih.. Seger banget.. Kamu sama ujang n si papah ya..? "

Dari kejauhan Mang ujang melambaikan tangan ke arah kami dan dibalas oleh teh lilis. Namun tidak dengan suaminya, ia bahkan seperti tidak sadar dengan kedatangan istrinya.

What a douchebag...

"Si papah kemana ?"

Baru aku ingin menjawab lagi pacaran namun aku jawab "lagi dipojok sama temennya ".

" ikhh.. Istrinya dateng koq ga di sambut"
"Ryan aja yg nyambut"
ucapku sambil melihat ke Arab tonjolan toketnya yg basah sana sini karena keringat.

"Hmm.. Bissaaa aja ngomongnya.. Nyambutnya yg sopan yah.. Jangan kaya tadi siang.. " ucapnya sarkas sambil tersenyum mengingat chat tadi.

"Pasti ryan sopanin".. Ucapku sambil berharap ia membuka cardigannya menelanjangi lengannya yg basah.

Mengerti dengan tatapanku, ia tersenyum dengan menggeleng gelengkan kepala.

" aku salin dulu yah.. Keringetan, senam tadi dua jam"

"Paah mau makan apaa ?" teriak lilis dari sini. Mang kardi kaget, ia baru menyadari bahwa istrinya sudah datang. Ia tersenyum sambil bilang "udahh maahh.. Nanti aja.."

Nampaknya, ia masih sangat terlihat sibuk dengan obrolannya bersama rezza. Lilis terlihat bt karena sikap di acuhkan suaminya. Sampai-sampai baru sadar bila istri nya sudah datang.

"Serius amat sih.. Ngobrolin apa..?"

"ga penting"
ucapku.

A - Hole

"Ya udah deh, aku ke dalem dulu.. Bener udah makan?"
tanyanya lagi.

"Udah.. Kopi aja deh.."
"Bentar"
katanya sambil tersenyum dan berjalan ke dalam rumah sambil membawa tas jinjingan berwarna orange.

Aku kembali duduk menemani mang ujang yg duduk sendiri di ruang tunggu bengkel itu. Duduk santai menikmati angin malam. Nampaknya ada motor matic berwarna putih datang ke halaman rumah, mungkin itu adalah adiknya mang ujang. Ia segera pamit dan bilang

"santai aja dulu boss disini.."

"Yaah.. Emang neng lela kemana ?"
ucapku bertanya istrinya. Sudah lama aku tak peenah lagi bertemu dengannya.

"Walah makin sibuk dia itu boss, cape mungkin"

"Ya udah salamin yah.. Hati hati dijalan"


Aku masih mendengar kardi dan rezza saling berbisik masih membicarakan sidang tadi. Aku kata menyuap jaksa dan kata - kata seperti sialan si yayan.
Mang ujang tersenyum, mataku justru melihat kedalam rumah, tempat lilis membuatkan kopi untukku.

" ya udah boss saya pamit.. Mang kardi rezza saya pamit.. "

"Ok"

Mereka terlihat kaget menjawab bersamaan karena terlihat serius dengan obrolan mereka itu.

Kardi berdiri dan dengan perlahan ia menghampiriku kemudia bertanya,

"maaf ya boss, tadi udah pesen minum sama lilis.. ?"

"Kopi.. Tapi belum dateng aja ini..".

" mungkin ganti salin, biasa, ditunggu ya.."

"Katanya udah ga kenal ?"
ucapku spontan.

Kulihat kardi wajahnya pucat dan berkeringat karena gugup

"Di.. Dianya da- dateng bboss... Cuman ga enak ka- kalo ga dii.... Sambut"

Terlepas atas jawabannya yg sopan. Tapi ia seperti lupa akan ucapannya dimobil tadi.

I don't give a shit... Aku jadi males mendengarnya.. Dengan nada jengkel aku bilang..

"Mau liat yg bikin kopi dulu ke dalem".

" silahkan".

Lucu ketika ia bilang silahkan, swperti membuka gerbang surga buatku. Dia langsung pergi menemani rezza didepan.

Aku masuk kedalam rumah. Nampaknya putrinya tidak ada disini. Rumah ini terlihat sangat sepi. Berbagai macam foto keluarga dari ruang tengah menghiasi rumah ini. Aku masuk menapaki lorong khas rumahnya dari rumah tengah ke dapur.
Ah there she is.
Ia sudah membuka cardigan hitamnya beserta jilbabnya menelanjangi lengan kencangnya. Sangat terlihat putih dan mengkilap karena basah keringat. Posisinya membelakangiku. She looks so sexy.

"Hmmm.." ucapku mengagetkannya.

Ia menoleh kebelakang dengan celana legging hitamnya. Entah karena pikiran mesumku atau apa, karena melihat celana legging seksi yg mencetak milfy ass nya itu seakan akan tertulis "Raba aku".

" gimana sidangnya ?"
ucapnya tak menutupi tubuhnya saat aku datang.

"Boring".

" trus si papah kayaknya lagi ngobrolin sidang tuh.. Serius banget.. Emang ngobrolin apa sih ?".

"Obrolan yg bikin saya kesel"

"Sama rezza yah ?"
nampaknya ia tahu perkara permasalahnnya.

"Hmmm.."

"Kamu kesel dong" ucapnya menoleh membalikan badannya dan berdiri diam sambil memanyunkan bibirnya, belahan dadanya terlihat gede montok bebas dan basah oleh keringat.

"Ga apa apa, ngeliat bininya aja" ucapku asal sambil meremas kontolku melihat payudara montok itu.

"Dia lagi ngapain ?" bisiknya

"Lagi ngobrolin ga penting.. Sama kaya orangnya ga penting."

Lilis menggigit bibirnya saat aku bilang suaminya ga penting dan malah berani menghampiri bininya dengan meremas kontolnya dirumahnya ini, saat aku didepannya, bau keringat dari tubuhnya yg segar itu seketika menyeruak ke dalam hidungku.

"Ga sopan," bisiknya pelan di depanku

"Ga sopan gimana ?"

"NgataiN suami gw ga penting" bisiknya lagi

Ku gencet belahan payudaranya dengan dadaku, swhingga lebih menggelembung dan besar. Ku cuim lehernya yg basah karena keringat, terasa asin dan swear dibibirku menyeruak wangi tubuhnya membuat kontolku menekan perut bawahnya.

"Tadi suami aku lagi diteras, kamu malah asik ngeliat video setengah telanjang bininya". Ucapnya lagi mengingat chat siang.

Aku cium bibirnya, kami mulai saling memiringkan kepala, lilis memejamkan matanya, sayu, dan terlihat bergairah.

" klo ngecrot di memek bininya sopan ga" bisikku
Kuteruskan ciumanku menyapu lehernya memanjang ke atas, ia mengeluh panjang.

Lilis meremas tonjolan kontolku keras

"Ga sopan banget" ucapnya berbisik pelan dengan nada marah dan sayu.

"Apalagi kalo ngecrotnya sampe ngeleleh ke kasurnya "lanjutnya lagi pelan menahan gairah.

Kami melanjutkan berciuman dengan hotnya. Selama tiga menit kedepan kami saling bertukar lidah, mengeluarkan suara cpok mengisi ruangan dapur ini sambil merasakan tangannya meremas remas kontolku dibalik celana.

"Ahh ga sopan banget sih lu.. Udah tau laki gw didepan, lu malah cipokin bininya, ngacengin bininya " sambil meremas - remas batang kontolku " pake kontol kaya gini lagi, gede banget " lanjutnya mAnja sambil memijat mijat urat kontolku.

Ku perosotkan leggingnya kebawah, ku keluarkan kontolku, tangannya menggenggam kontol telanjangku dengan desahan uh. Kemudian setelah leggingnya ku peeosotkan sampai lututnya.. dengan kencang ku tabok pipi pantatnya yg kiri.
PLAKKKK!!!!

Ahhh

"My gawd, jahat banget sih lu!!! "
jeritnya agak kencang
Aku tak perduli bila suaminya mendengar istrinya menjerit karena pantat montoknya ditabok olehku. Gairah sudah merasuki kami.. Tabokan keras dipantat itu isyarat bahwa bini kardi yg montok ini adalah milikku.
Dirasuki gairah Lilis mengocok kontolku dengan payudara montok yg nikmat kulihat.

"Tar laki gw denger" ucapnya sayu penuh gairah.

"Laki lu orang ga penting" ucapku asal. Kulihat belahan oayufara mo tok itu , kubuka tali tanktopnya 'ah' dia mendesah liar saat remas toket kirinya.

Lilis malah makin keras meremas kontolku ahh

" jahat banget sih lo.. Udah Ngeremes toket gw bininya.. Trus lo ngatain laki gw ga penting"

Shh hah shh hah shhh hah
remasan kontolnya makin liar.

"Angkat tangan elu lis.. Gw mau ngejilat ketiak elu"..

Ia lepaskan tangan kanannya dari remasan batang kontolku, ia ganti dengan tangan kirinya dan mencari cari kontolku kemudian diremasnya. kemudian ia angkat lengan kanannya ke atas, ketiak lilis yg basah karena keringat itu terlihat seksi, aku jilat ketiak berbulu tipis itu sambil menikmati aroma surgawi tubuhnya.

Ahh shhh

"Ah kardi ga salah milih bini kaya elu"
Ahh ahhh ahhhh
bertubi - tubi, lagi dan lagi aku terus bersihkan tubuhnya yg basah karena keringat itu. Lilis malah terus mengocok kontolku tanpa henti bertubi tubi membalas jilatan lidahku di ketiaknya.

"Eelu keliatan seger banget liss ".
Ucapku melihat toket kirinya sudah keluar dari tanktopnya, tangan kananya ke atas dengan basah karena keringatnya dan air ludahku
Hmmmm..

" iyah.. Kan Gw abis senam.. Elu nafsu kan ngeliat bini orang keringetan tangan ke atas sambil ngetiakin gini.. ?".

Ia letakan jemari kirinya menggenggam pelirku, kemudian ia tekan buahnya keras keras, membuat aku mengeluh panjang.

Aaahhhhhhhhhh

"Lu seneng kan ngeliat bini orang keringetan sambil ngatain laki gw ga penting. ? Hahh?

" aaahhhhhhhhhhhh iyyahhhh

"Ga sopan banget luhhhmmmm"

"Akhh panjang banget kontol elu"
ucapnya lagi pelan dan sayu.

" elu nafsuin banget lis" ucapku masih melihat tiap inci basah tubuh keringatnya.

"Kalo nafsuin banget, bawa donk gw keluar, bawa gw kabur dari sini.." tantangnya pelan.

Aku melihat ke arah bengkel depan, Lilis berbisik di kupingku "katanya dia ga penting" bisiknya sambil mengocok kontolku.

"Kalo lu berani bawa gw kabur.... " Lilis melihat ke arah depan sejenak, kemudian melanjutkan..", gw bakal cipok elu didepan laki gw.. "

"Massa'"? Ucapku sayu.

Aku merasa tertantang dengan kontol yg amat keras di genggam tangannya.

"Hmmm.. buktiin kalo dia ga penting.. Kalo lu berhasil bawa gw pergi, berarti dia emang ga penting.." ucapnya menantangku berbisik sambil terus dia memijat kontolku. " Karena udah tau dia tu ga penting,.... ".. gw cipok lu didepan laki gw, karna udah berani ngambil bininya tepat didepannya. Hmmm terus elu entotin gw pake kontol gede ini....sepuas elo "
Akhhh fuck..

Lilis menggesek gesekan kontolku ke memeknya..

"Berani ?" tantangnya.

"Pake jilbab lo" bisikku

Segera dia rapih rapih memakai cardigannya, dan jilbabnya, serta merapihhkan celana legingnya yg acak acakan karena ulahku. Kemudian ia mulai mengikutiku saat aku berjalan kedepan.

"Karr.. !!!" teriakku kencang dari samping mobil, lilis kulihat tersenyum tak percaya saat aku memanggilnya nama, bukan sebutan mang lagi.

Kardi menghampiriku "mau kemana boss ?".

" elu kan lagi ngurus ngurus sidang tar, elu urus aja (
obrolan ga penting itu) sama si rezza biar lancar.. Gw mau ngajak lilis dulu keluar". Ucapku.

"Mau kemana boss"

"Gw mau nge gym, mau ditemenin lilis, biar tau tempat yg asyik.."

Aku menunggu reaksinya, ia terlihat bingung, namun tak berani melarangku.

"Tapi boss..."

"Kenapa.. "
ucapku lagi.

Lidahnya kelu, dan Tak bisa bicara apa apa lagi.

". Dia harus nemenin gw sambil nambah latihan juga" ucapku lagi tegas dan tanpa ragu.

Aku melihat reaksinya yg bingung tak percaya dengan perintahku. Aku tatap matanya tajam tajam, seakan akan aku tak perduli. Mungkin benar aku bisa menjadi cocky bastard seperti ini. Terang - terangan ingin mengajak istrinya seperti kencan. Menganggap orang didepanku ini ini tidak penting.

Sudah ketebak, ia tak berani melarangku, mungkin ia juga tahu aku agak marah karena ucapnya di mobil tadi namun sekarang bicara bisik bisik tentang sidang tadi. Ia hanya melihat istrinya yg sekarang menyandarkan tubuh bagian depannya ke kap mobil dengan posisi santai. Karena ia memakai tanktop, dengan posisi seperti itu aku bisa melihat jilbabnya tak bisa menutupi seluruh belahan dadanya, aku bisa melihat celah belahan payudaranya yg montok di jibab yg tersingkap itu. Hanya aku yg bisa melihat belahan toket montok itu.

"Mamah kan baru selesai senam tadi..". Ucap kardi ke istrinya.

" hmmm.. Tapi aa Ryan yg nyuruh... Papah ngomong aja sama ryan" ucapnya sambil bisa kulihat ada sedikit senyuman di tepian bibirnya, lilis melihatku dengan memperlihatkan belahan toketnya yg sedikit terlihat itu, kontolku nge twitch melihatnya.

Karena melihat suaminya tak berani melarang, diam - diam lilis mendekatiku dan berkata "udah pah, kita keluar cuman cape - capean di tempat gym..". Ucapnya, yg tidak saja melihat suaminya tak berani melarang, namun juga memperlihatkan ke suaminya ia ingin ikut denganku.


".. La.. La.. Ma.. Ngga.. B...boss"

Aku seperti mendapat hadiah besar saat mendengar ucapannya. Seperti mendapat Undian besar. Ia bukan hanya takut melarangku, tapi juga takut bila istrinya pergi lama denganku. Aku melihat lilis dengan show toketnya di jilbab itu. Aku ingin segera mengklaim hadiah itu.

"Ga seru kalo cuma sebentar.. kalo lilis ikut, nge gymnya lebih asik.. lebih seru.. Lagian punya istri hot begini harus tambah latihan supaya makin seksi..." ucapku lagi.

"Aaww aa ryan makasih" ucapnya sambil mengahmpiriku seperi gadis manja "makasih udah bilang aku seksi " ucapnya lagi sambil mencium bibirku tiga kali secara singkat.

Aku bisa meraskan perut bawahnya menggencet kontolku yg dari tadi sudah keras. Pada ciuman ketiga, aku bisa merasakan sapuan lidahnya di bibirku dengan singkat dan sebentar.

Kardi yg melihat ku masih terlihat kelu. Ia melihat istrinya menciumku singkat didepan matanya Mungkin ia anggap hanya ciuman terima kasih biasa, karena memang ia menyangka kita sudah dekat.

Ah damn.. Tidak buatku..

Lilis bersuara seperti gadis manja kemudian memeluk lengan kiriku. Ia sudah bersikap cuek karena mungkin tahu suaminya tak berani melarangku. ia peluk lenganku menempelkan toket montoknya yg masih tertutup hijab.

"Ya udah aku mau nemenin ryan dulu,.. Titik.. papah terusin aja ngobrol nyah" obrolan yg ga penting ucapku dalam hati.

Entah kardi karena sudah putus asa, atau mungkin tidak mau di ambil pusing. Mungkin pikirnya percuma melarangku karena ia tak berani bilang tidak. Ia pun membalikan badannya dan berjalan menuju rezza.

Aku ambil hadiah undianku ini masuk ke dalam mobil.



_---________,




"Ini gila" ucap lilis dalam mobil sambil tersenyum dan menutup wajahnya.

Mungkin ia sudah kembali kesadarannya. Ini memang gila, namun saat ia kembali melihatku, kucium bibirnya sambil merasakan pertukaran ludah sebentar. Kami masih diam di halaman rumah suaminya. Setelah melepas ciuman kami sama sama melihat ke jendela luar, terlihat kardi sepeeti ditanya oleh rezza sambil melihat ke arah mobil. Aku berharap rezza tadi melihat bininya kardi ini nakal mencium bibirku saat diluar tadi.

Masih melihat suaminya diluar, lilis kembali melihatku. Kami sama terdiam dan matanya terlihat sayu setelah ciuman tadi. Lama kami menatap, lilis membuka cardigannya, seperti tak perduli bila suaminya melihat dari luar yg terus menerus menatap ke arah mobil.

"Kacanya gelap?" tanyanya sambil menelanjangi bahu putih mulusnya, terlihat ia menyingkapkan jilbabnya ke atas, aku bisaelihat belahan toket mulus montok itu dengan jelas.

"Agak terang" ucapku berbohong, kaca mobil ini memang sudah gelap tak mungkin kardi bisa melihat istrinya membuka cardigannya untuk atasannya.

"Sebodo.. Dia ga berani ngelarang elu" ucapnya yg terlihat jengah dengan kepengecutan suaminya.

Kami berciuman dengan panasnya, aku meraba toketnya yg dari tadi gemas kulihat. Ahh aku mengklaim undianku. Mungkin kardi tidak bisa melihat jelas kegiatan didalam mobil ini. Namun ia bisa melihat bayangan gerakan istrinya yg tidak jelas, sedang memberi cipokan basah untuk boss nya.

Ia membuka sletingku dan mengeluarkan daging panas yg dari tadi sudah sangat ganas.. Lilis melihat ke arah suaminya sambil menggenggam kontolku dan bilang "Entot gw pake kontol elu".
Langsung aku nyalakan starter mobilku dan membawa hadiah undianku ini ke penginapan terdekat.

" tadi bilangnya nge - gym" ucap lilis tersenyum saat kami sama2 sudah sampai di penginapan.

Aku membuka celanaku, membebaskan kontolku yg ngacung ke atas.

"Ini juga nge-gym.. Cape capean.. Keringetan sambil entotan"

"Berani banget sih lu ngebawain bini orang ke luar"
ucapnya sambil membuka cardigannya, toketnya dan bahu mulusnya terlihat jelas. "Suami gw ga berani ngelarang elu, trus lu bawa kabur bininya kesini" ia duduk dan perlahan menggenggam kontolku dan mengocoknya."buat elu entotin sepuas lo" bisiknya lagi "gw jadi basah".

" gw mau ngasih hadiah buat orang yg berani ngambil istri orang.."

Ahh.. Ia mulai menyelupkan kepala kontolku ke mulutnya plop, kepala berjilbabnya bergerak saat ia jilat ujungnya sampai belakang helmnya.

" sengaja gw bawa lu kabur, biar bisa ngejerit sepuasnya" ucapku asal.

Ia masih sibuk mengulum kontolku dengan hmmm tanda setuju dengan ucapanku.

Ia buka tanktopnya ke atas saat masih asik memblow setengah kontolku, membukanya dan menelanjangi toketnya. Terlihat masih segar dengan keringat bekas senamnya.

,"Paling seneng ngeliat bini orang keringetan sambil nyepong kontol" ucapku nakal.

Lilis menggigit kontolku sampai aku bilang aww, ia sedikit tersenyum dengan komentar terakhirku. Kemudian ia berdiri mmembuka celana leggingnya, bulu memeknya langsung kulihat, kemudian ia menutup payudaranya dengan lengan kananya, dan menyempitkan kedua kakinya sambil berdiri sehingga terlihat sangat seksi sambil bilang

"Elu udah berhasil nyuri gw dari laki gw, sekarang entot gw pake kontol gede lo nakal " ucapannya sayu dan mengundang.

Aku hampiri hadiahku itu, dengan duduk di atas tepian kasur, dan langsung mencaplok toketnya, dan dia langsung duduk diatas kontolku memposisikan dirinya dan mulai memasukkannya ke dalam. Lilis langsung menjerit

"Ahh basah banget gw"

" aaaaaaaahhkkkkk dalem banget lu bangsat.."
ucapnya lagi saat berhasil memasukan seluruh batangku.

Sambil mencaplok, lilis mulai menaik turun tubuhnya menggoyang kontolku dengan posisi ini, ia menjerit sekencang kencangnya..

"Aahhhhkk akhirnya gw bisa ngejerit kenceng"

ucapnya sambil terus menggoyang goyangkan tubuhnya naik turun dengan memejamkan matanya. Matanya memang tertutup, tapi tidak dengan mulutnya, mulutnya terus mengeluarkan desahan kencang memenuhi seluruh ruangan di kamar hotel ini.

Fuck fuck fuck fuck..
Kami mulai bermandikan keringat, aku masih terus menusukan kontolku jauh kedalam, memeknya terasa sempit dan legit. jeritannya justru menambah semangat tusukanku dari bawah ini. Sambil menghabisi keringat basah yg bercampur ludahku di seluruh toketnya.

Fuck fuck fuck fuck

"Ahh gw ngelayang sampe ubun ubun" ucapnya saat tubuhnya bergetar getar menikmati tusukan kontolku.

"Elu keluar lis ?" tanyaku saat tidak terasa sudah hampir swkitar 12 menit kami diposisi seperti ini.

Lilis terlihat malu saat menganggukan wajahnya dan membenamkannya di bahuku. Aku ingin memakai dia lebih lama, ku banting dia ke atas kasur sampai dia mengeluh, dan kumasukan kontolku ke dalam memeknya dari atas, tanpa ampun ku percepat tempoku sampai trus ia tak berhenti menjerit. Jeritannya semakin kencang semakin ingin aku terus mengocoknya. Aku mengalami kenikmatan yg luar biasa. Lilis terlihat seksi dengan lenguhan dan pejaman matanya, aku bisa melihat urat urat biru di sekitar leher dan toketnya, terbang karena ekstasi tusukan kontolku di memeknya.

"Gaya anjing yang, gw pengen di entot dari belakang" ucapnya agak kencang, kucabut kontolku, dan otomatis ia menungging..

"Ohhh tolong.. Masukin lagi kontol elu" ucapnya manja, membuka pipi pantatnya.

Kutampar pantatnya keras keras,.. sambil aku berusaha memasukan kontolku kembali ke dalam, Ahhh Lenguhnya ketika berhasil kepala helmku masuk ke dalam, dan ia menjerit panjang saat ke seluruhan batang kontolku masuk kedalam. Ku kocok kocok tanpa ampun, ia menjerit kencang, kadang aku jilat punggungnya, kadang mencium bibirnya saat wajahnya kebelakang, bahkan aku ludahi wajahnya bertubi tubi, bininya kardi ini hanya memejamkan sambil menjerit.

Plok.plok plok plok plok
Plok plok.plok plok plok plok ok plokkkkkkkkkk
Ah ah ah ahah ah ah ah
"Ughhh enak banget " ah aah ah ah aaaahhhhhhhhhh"
ia menjerit sampai kehilangan suara saat makin ku percepat sodokanku sambil bergetar getar.

Kucabut kontolku, ku jambak rambutnya dan ku masukan ke dalam menggelembungkan pipinya, kemudian dengan menahan desahan gairah aku bersuara

'"gw mau elu nyium kardi abis ini" ucapku,

lilis hanya menjawab hmmm karena mulutnya penuh dengan kontolku dan hampir kewalahan ketika lebih dalam masuk ke tenggorokannya' akhh deepthroath".

Aku cabut kontolku keluar bersama ludah dan dahaknya yg ikut keluar dan membasahi toketnya.

"Gw cium mulutnya, trus gw kirim fotonya ke elu.. Puass?" ucapnya dengan air mata bahagianya keluar yg sudah memerah karena lesakkan kontolku ke tenggerokannya.

Aku tengkurabkan ia di atas kasur, ku ewe dari belakang sambil sedikit mencekik lehernya..

"Okhhh nafsu banget lu makein gw" ucapnya disela cekikanku dan sodokan kontolku.

"Elu hadiah besar yg harus gw ewe" ucapku terus mengocok kontolku mengaduk aduk memeknya.

"Ahh entotin gw ryan.. Lu udah berhasil.. udah berhasil ngambil bininya buat lu.. Entotin gw sepuas elu pake kontol gede lu ah luaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh"

ia menjerit kencang saat semakin cepat ku aduk aduk dan akhirnya..

CROTT CROTT CROTTT crotttt akhhhhhhhhh
Pejuku mengalir deras masuk ke dalam memeknya. Begitu pula lilis, ia terlihat kembali bergetar getar menerima serangan pejuku. Sampai akhirnya aku ambruk di sampingnya.


_-________________



Ini adalah all new level.. Ucapku dalam hati setelah kembali ke kesadaran kami.

Aku tidak tahu setelah ini akan seperti apa hubunganku dengan kardi. Tentu aku berharap semuanya akan berbeda, berbeda dalam artian tidak terlalu buruk.

Toh lilis makin terlihat berkeringat setelah ngewe tadi, setidaknya, ada benarnya kita memang benar cape capean.

Aku mengantarnya pulang, dan berharap lilis mengirim foto mencium suaminya, dengan bibir lengket bekas kontolku.



Next chapter
Unwrapped Me 2
ini gw demen bgt gan,ngambil bini org dpn lakinya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd