Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Learn

Terimakasih apresiasinya suhu-suhu sekalian. Sebelumnya ane minta maap nih hu, update episode selanjutnya bakal lama karna ane lagi sibuk-sibuknya

Oh iya nih hu, seperti halnya reza dan mila yang sedang belajar tentang sexualitas, ane juga pengen dapet komen perihal penulisan agar supaya ane bisa lebih mengembangkan penulisan serta imajinasi. Tapi.. dikarnakan hati ane yang seperti hello kitty, diharapkan untuk berkomentar menggunakan bahasa yang baik dan sopan

Oh ya.. ane juga mau meminta maaf atas kurangnya interaksi kepada suhu-suhu sekalian

Seperti yang sudah dibilang diawal "thread ini akan panjang dan membosankan"

Terimakasih
 
Eh za.. kamu dari tadi?" Mamanya ines menyepaku. Aku yakin mamanya ines melihat bh yang ines lemparkan pada ku

"Mampus" ucapku dalam hati, sementara tangan ku masih menyembunyikan bh ines dibalik tubuh ku "ehh ma.. udah pulang?" Aku memilih balik bertanya dan menghiraukan pertanyaan mamanya ines

"Baru juga pulang.. ngasok dulu sebelum mandi" jawabnya, mamanya ines mengalihkan padanganya dari ku, merebahkan badan pada sofa dengan dengan wajah menghadap keatas. Ekspresi kelelahan

Pintu kamar ines yang dipasang door stopper sudah tertutup, aku tidak berfikit untuk mengembalikan bh ines yang ia lemparkan pada ku dan aku rasa ini adalah kesempatan aku untuk keluar dari situasi yang tidak mengenakan ini "yaudah ma, aku pulang dulu"

"Oh.. ya.. " mamanya ines menjawab masih dengan posisi yang sama, bahkan sekarang ia sudah menutup matanya.

Aku sangat yakin bahwa mamanya ines lihat bh yang ines lemparkan pada ku, yang aku tidak tau, kenapa ia tidak menanyakan soal itu. Terbesit dipikiran ku klo mamanya ines ngijinin aku menggagahi anaknua. Ines adalah anak satu-satunya, pasti ia ingin yang terbaik untuk ines. Dan aku rasa kejadian barusan masih dianggap gurauan adik-kaka, mengingat mamanya ines sangat mempercayai ku, apalagi ia juga menganggap aku adalah figur kaka yang baik buat ines.

Aku berjalan pulang dengan pikiran yang benar-benar tidak bisa aku tata, saat nyampe rumah dan masuk kamar aku melihat ada 2 pesan masuk disana dan saat aku buka

"Jimat keberuntungan buat kamu za.. aku harap kamu menjaga dan merawatnya dengan segenap jiwa"

"Oh ya.. sekalian buat belajar"

Tentu saja itu dari ines.. aku masih menahan senyum saat melempar hp ke kasur tanpa membalasnya

Setelah mandi aku kekamar mila untuk menjenguknya, ia sedang tiduran di kasurnya sambil bermain hp

"Udah sembuh nih kayanya" ucap ku menyapa mila

"Dihhhhh.." mila cemberut "kemana aja si.. udah tau mila sakit malah ditinggal sendirian"

"Lahhh.. mama kan di depan mil"

"Ya kan sekarang.. tadi mila sendirian"

"Iya.. iya.. maap.. " aku mendekati mila lalu duduk di sebelahnya "maaf ya" sebenernya aku tau, palingan juga mama pergi nganterin bu dian dan palingan juga 10 menit, tapi begitulah mila, ia akan bertingkah sangat manja saat sedang demam "sini.." aku menarik badan mila agar bisa aku peluk "aku janji gak akan ninggalin kamu lagi"

Lama kami terdiam masih dengan aku yang memeluk mila, lalu aku bangkit menuju tumpukan novel milik mila, lalu aku mengambil buku di tumpukan paling atas "daun yang jatuh tidak pernah membenci angin" aku berbicara sendiri karna judulnya unik dan aku mulai tertarik "ohh tere liye" gumam ku lagi karna merasa familiar dengan penulisnya. Aku kembali ke tempat semula dan memuali membacanya

"Tuk.. tuk.. tuk.. " suara ketukan pintu dari mama. Mama slalu ngajarin untuk mengetuk pintu dahulu sebelum masuk kamar "walaupun kita keluarga tapi kita punya privasi sendiri-sendiri" ucap mama waktu itu, tapi nyatanya aku dan mila gak pernah ketuk pintu saat akan masuk kamar kecuali masuk kamar mama

"Mil.. kamu mau makan bareng apa di sini aja" ucap mama saat masuk kamar mila

"Sini aja, suapin sama kaka" jawab mila

"Ahhh.. lagi seru nih, mama aja ya" tolak ku masih fokus dengan novel yang aku baca

"Kamu juga makan za" seru mama

"Iya ma bentar lagi" mama berbalik dan keluar kamar menghiraukan jawaban ku

"Apaan si, tinggal nyuapin bentar doang juga" mila tampak kesal dengan penolakanku "wlee" aku menjulurkan lidah tak mau meresponya lebih lanjut "dihhh aku gigit tau rasa tuh ntar" aku sudah hanyut pada cerita tania dan danar jadi aku tak merespon ucapan mila

Tak lama berselang mama masuk membawa makanan untuk mila lalu mulai menyuapinya

"Mama tidur sini ya" rengek mila

"Tuhkan ada reza"

"Ngak mau ahh.. reza lagi baca novel pasti mila dicuekin"

"Rebut aja, gak baik baca buku sambil tiduran" ucap mama

"Tuhh ada ines, minta temenin ines aja" ucap ku saat ines baru masuk ke kamar mila. Ines tak merespon, ia berjalah ke sisi ranjang sebelah ku, aku menggeser badan ku lebih ketengah lalu ines dudu di sebelah ku. Sekarang posisinya aku di tengah antara mila dan ines sementara mama duduk diujung ranjang untuk nyuapin mila. Dan kami tidak mengobrol sampai mama selesai menyuapi mila lalu keluar kamar sementara mila mengikutinya untuk kekamar mandi

"Kamu tidur sini ya, nemenin mila" ucapku pada ines sementara ines yang aku suruh menggelengkan kepala tanda menolak

"Kayanya malem ini papa gak tidur dirumah" ucapnya getir

"Lagi" lagi di sini merujuk pada orang tua ines yang bertengkar LAGI. Karna mereka sering bertengkar jadi kita menggunakan kata LAGi sebagai penggambaran orang tua ines yang sedang bertengkar

"Mama nangis za" selama yang aku tau saat mereka bertengkar aku tidak pernah liat mamanya ines sampai nangis, dan seemosinya papanya ines tidak pernah main fisik pada mamanya ines, bahkan hebatnya selang 3 hari mereka akan terlihat bersama lagi

Tidak lama dari itu mila masuk ke kamar, melihat aku yang sedang memeluk ines dan tampang ines yang tidak bersemangat mila berbertanya "ines kenapa" mila bertanya pada ku dengan gestur bibir tanpa mengeluarkan suara

"Mamanya berantem lagi" aku pun menggunakan bahasa yang sama

"Nes, kamu tidur sini ya.. aku dari tadi siang tidur mulu.. kamu tau kan klo reza udah baca buku, pasti ngak mau nemenin ngobrol"

"Maaf ya.. kayanya mama sendirian deh.. klo misal reza nga mau nemenin ngobrol gigit aja bibirnya" ines masih mencoba bergurau tapi dengan senyum yang dipaksakan

"Hihihihi.. iya deh ntar aku gigit" aku tau pasti mila memkirkan sesuatu yang mesum

"Yaaa padahal klo ada kamu lebih seruh nes.. gigit gigitan bibirnya" ucap ku asal

"Blo'on.." ucap ines sedangkan mila menoyor kepala aku.. sekarang aku yakin, kita bertiga memikirkan hal yang mesum

"Aku pulang dulu deh.. kayanya papa udah pergi" mila mengangguk, lalu ines bergegas pergi, aku mengikutinya dari belakang

"Aku nemenin ines dulu, ntar aku tidur sini" ucap ku pada mila dengan gestur bibir tanpa suara, mila mengangguk merespon ku tanda setuju

"Aku temenin.." ucap ku pada ines

"Ngapain.. papa udah pergi, aku mau tidur di kamar mama"

"Ngak papa.. ntar aku di sofa aja"

Kami berjalan beriringan menuju rumah ines yang hanya selemparan sandal

"Kamu beneran mau di sini.. dari pada kamu disini sendirian kan mending pulang za, nemenin mila"

"Aku udah bilang ke mila kok, ngak papa.. kamu masuk aja"

"Yaudah aku masuk ke kamar mama dulu"

"Gih.. klo kamu perlu sesuatu.. ada aku disini"

"Walaupun aku berharap kamu pulang. Tapi.. makasih" ucap ines sambil mendekat dan mencium pipi ku saat aku duduk di sofa, aku mersponya dengan mengangguk dan gestur tangan menyuruhnya cepat masuk ke kamar mamanya

Aku tau, saat aku duduk atau rebahan di sofa sementara ines sudah masuk kekamar mamanya atau malah sudah tidur akan terlihat tidak ada artinya. Tapi menurutku ini adalah hal terbaik yang bisa aku lakukan. Dan hal ini bisa menunjukkan bahwa aku benar-benar peduli padanya. Dulu ines pernah bercerita bahwa hal yang paling menyakitkan saat orang tuanya bertengkar adalah dia merasa sendiri. Saat orang tuanya berteriak membantah argumen satu sama lain, ines merasa tidak lagi dipedulikan. Itulah kenapa aku ataupun mila akan melakukan apapun untuk nunjukin bahwa ines tidak pernah sendirian

"Za..." ucap ines lembut dengan tangan di pipi aku "disuruh pulang malah tidur disini" ucapnya lagi saat membuka mata lalu duduk di sofa

"Njirrr.. jam berapa nih"

"12 kurang"

"Yaudadeh aku pulang nes.. mata aku berat banget" Aku berjalan keluar, ines mengikuti ku sampai pintu depan "klo ada perlu sesuatu telp aja.. hpnya gak aku nonaktifin"

Sampai rumah aku mengecek kamar mila, ia sudah tidur dengan lampu yang masih menyala "pasti nungguin aku, maaf" ucap ku dalam hati. Aku menghampirinya merebahkan diri di sebelahnya, matikan lampu dan menarik selimut yang sedang di monopoli oleh mila lalu.. tidur

Tidak lama berselang aku merasa ada yang mengelitik tubuhku, tapi badan ku sangat berat untuk meresponya, mata ku tak mau terbuka.. aku benar-benar mengantuk

Gelitikan itu berubah menjadi rangsangan di perut naik ke dada lalu masuk kecelana pendek ku "ahhh.. " desah ku saat aku merasa ada tangan hangat yang memegang penisku

"Mil.. " aku merasa kaget saat aku tau seseorang yang merangsangku adalah mila "kamu lagi apa"

Mila tak menjawab ia tersenyum lalu mengecup bibir ku "bukan salah mila ya.. titit kaka tuh yang udah nantangin"

Aku tak tau apakah itu hanya sebuah alasan, tapi wajar bagi penis ku berdiri keras saat pagi. Aku memandang cendela dan ada siluet cahaya dari sana, aku rasa memang sudah pagi "jam berapa ini" tanya ku memastikan

"Gak tau" mila masih acuh dan memilih fokus pada rangsangannya pada ku. Tangannya masih di dalam celana ku, lalu ia melunat bibir ku, penisku memang sudah tegang maksimal tapi aku masih bisa mengontrol napsuku

"Miillll.. ihhhh.... aku baru bangun" mila masih menghiraukan ku, ia malah menarik tangan ku untuk meremas payudaranya. Aku mengikutinya tanpa melawan

"Ahhhhh.. " laki-laki mana yang akan tahan saat mendengar desahan seperti ini

"Kamu yang memulai ya.. sekarang aku sudah tidak peduli.. aku akan benar-benar memperkosa mu" aku sudah mengontrol napsu ku, tapi desahan itu bener-benar membangkitkan setan dalam diri ku

Kami berciuman lagi, kali ini bener-bener panas sementara tangan ku masih meremas payudaranya dari luar kaos mila, posisi miring seperti ini payudara mila terasa kenyal walapun ukuranya tidak sebesar milik ines. Aku merubah posisi ku ke atasnya, lalu melepas kaos mila, mila sudah tidak mengenakan bh, sekaranh ia telanja dada.. di posisi ini payudara mila terlihat sangat kecil tapi aerolanya bener-bener menggemaskan. Aku melepas celana pendek ku beserta dalamanya

Aku memposisikan diri aku seperti akan menyetubuhi mila, penisku menyodok-nyodok vaginanya hanya saja masih terhalang celana tidur tipis milik mila yang aku yakini sudah tidak ada celana dalamnya. Ciuman ku turun ke putingnya

"Ahhhh... sssssstttttt.. ahhhss kak ihhh ahhhhhhh" tangan mila menjambak rambut ku.. sepertinya ini pertama kalinya ia mendapat rangsangat di payudaranya.. melihat tingkah mila yang sudah kelojotan aku tambah bersemangat. Aku menggoyangkan pinggul ku, hanya terhalang celana pendek yang tipis dan dengan bahan yang sedikit melar aku merasa sebagian kepala penisku masuk ke vagina mila

"Ahhhhhh... kaakkk.. ahhhh... ihhhh ini masuk ihhhh" ucap mila panik lalu mila menahan perut ku agar tidak melanjutkanya lagi

"Bukanya ini yang kamu mau?"

"Tapi mila takut"

"Tapi kamu mau kan" mila mengangguk tanpa menjawab

Aku bangkit memposisikan diri tepat di wajah mila "emut aja deh"

"Ihhhh mila belum pernah.. kocok aja ya kaya kemarin"

Mila meraih penis ku yang udah tegang maksimal lalu ia mengocoknya, sementara aku memamainkan putingnya.. mila mengocok penis sambil menahan geli karna rangsangan yang aku berikan "emut aja"

"Gak mau ahh" aku tidak memaksanya aku malah kepikiran untuk menjilat vaginanya.. siapa tau klo napsu mila udah di puncak ia akan mau ngeblowjob penis ku, atau bahkan ia akan merelakan keperawananya

Aku merubah posisis ku lagi lalu menarik celana mila "kak.. ihhh" mila menolak dengan menarik celananya keatas

"Gak akan aku masukin"

"Beneran" mila menyerah.. kini aku bisa menarik celana pendek mila dengan muda

"Astaga mil.. kamu seksi banget" kini mila sudah benar-benar telanjang, kini aku bisa melihat vagina yang gemuk dan sedikit di tumbuhi rambut tipis sangat tipis

Aku merentangkan pahanya lalu mengecup vagina bagian luarnya "ssssstttt... " mila hanya mendesis tanpa protes dengan kelakuan ku. Aku menjulurkan lidah ku menjilati labia minoranya "ahhhhhsssss.... kakkk iyaaaa ahhhhhh" ini pertama kalinya bagi aku menjilat vagina perempuan, rasanya aneh.. asin-asin hambar

jilatan ku ke atas ke bawah di bagian dalam vaginanya sesekali aku menusuk-nusukan lidah ku lebih dalam lagi dan saat aku mengecup dan menyedot bagian klitorisnya mila jadi tambah blingsatan.. ia bahkan menggoyang-goyangkan pinggulnya "ia kakk.. ahhhhhh.. sssstttt.. terussss"

Tok tok tok "mil.. " mama mengetok pintu dan memanggil mila

Sial.. aku benar-benar sudah hanyut sampai lupa mama di rumah

"Iya ma.. " jawab mila

"Udah bangun..? reza bangunin"

"Iya ma.."

"Ini gimana" ucap ku sambil menunjukan penisku yang masih tegang "emut si.. cepot kok"

"Udahhh ahhh.. ntar mama masuk"

"MA.. AKU MAU MANDI AIR PANAS" teriaku asal sambil menunjukan kekecewaan ku pada mila.. kentang anjirrr. Aku sudah pernah di kocokin sama mila, bahkan diblowjob sama ines, ngak mungkin aku lampiasin di kamar mandi.. gengsi

Aku turun dari ranjang, memakai celana ku kembali "besok lagi klo kamu ngelakuin ini aku akan benar-benar memperkosa mu" ucap ku pada mila sebelum meninggalkannya sendirian dikamar
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd